• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Ekstrak Jombang (Taraxacum Officinale Weber Et Wiggers) Sebagai Hepatoprotektor Terhadap Mencit Jantan Galur Balb/C Yang Diinduksi CCl4.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Ekstrak Jombang (Taraxacum Officinale Weber Et Wiggers) Sebagai Hepatoprotektor Terhadap Mencit Jantan Galur Balb/C Yang Diinduksi CCl4."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha iv

ABSTRAK

EFEKTIVITAS EKSTRAK JOMBANG

(Taraxacum officinale WEBER ET WIGGERS) SEBAGAI

HEPATOPROTEKTOR TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR BALB/C YANG DIINDUKSI CCl4

Agnes Wijaya, 2007. Pembimbing : Diana Krisanti Jasaputra, dr., M.Kes.

Penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis masih merupakan penyakit endemis di Indonesia. Oleh karena itu, berbagai penelitian masih terus dilakukan guna mencari obat alternatif untuk pengobatan hepatitis, salah satunya dengan Jombang (Taraxacum officinale Weber et Wiggers). Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas ekstrak Taraxacum officinale Weber et Wiggers sebagai hepatoprotektor dengan mengurangi nekrosis hepatosit pada mencit yang diinduksi CCl4. Hewan coba penelitian ini adalah 30 ekor mencit jantan galur BALB/C dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan: kelompok dosis I, II, III yang masing-masing diberi 2,34 mg, 4,68 mg, 9,36 mg ekstrak Jombang per oral dan CCl4 subkutan, kelompok kontrol negatif, dan kelompok kontrol positif yang diberi CCl4 subkutan. Penghitungan jumlah hepatosit yang nekrosis secara mikroskopis dilakukan setelah 3 hari perlakuan. Data ini kemudian dianalisis dengan ANAVA satu arah dan uji lanjut dengan Tukey Test. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak Jombang dosis I mengurangi jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis yang bermakna dibandingkan dengan kontrol positif. Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak Taraxacum officinale Weber et Wiggers dosis I mempunyai efek hepatoprotektor dengan mengurangi jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada mencit yang diinduksi CCl4.

(2)

Universitas Kristen Maranatha v

ABSTRACT

THE EFFECT OF DANDELION

(Taraxacum officinale WEBER ET WIGGERS) EXTRACT AS HEPATOPROTECTOR ON BALB/C MICE WHICH INDUCED BY

CARBONTETRACHLORIDE

Agnes Wijaya, 2007. Tutor : Diana Krisanti Jasaputra, dr., M.Kes.

Disease of the liver that cause by hepatitis virus is still endemic in Indonesia. For that reason, various studies are doing for searching alternative treatment of the disease, one of which is Dandelion (Taraxacum officinale Weber et Wiggers). The objective of this study was to investigate the effect of Dandelion extract as hepatoprotector by reducing necrotic hepatocyte on carbontetrachloride induced mice. Experimental animal in this study was thirty male BALB/C mice were divided into five groups: mice in group dose I, II, III were given 2.34 mgs, 4.68 mgs, 9.36 mgs Dandelion extract per oral and CCl4 subcutaneously, mice in negative control group, and positive control group were given CCl4 subcutaneously. The amount of necrotic hepatocyte from each group on the third day was examined microscopically. The result of this study were analyzed with Oneway ANOVA and continued with Tukey Test. The amount of necrotic hepatosit on mice in dose I group were decline differ from positive control. It could be concluded that the extract of Taraxacum officinale Weber et Wiggers dose I act as hepatoprotector by reducing the amount of necrotic hepatocyte on mice induced by CCl4.

(3)

Universitas Kristen Maranatha vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan yang Mahaesa, atas berkat dan bimbingan-Nya, Karya Tulis Ilmiah ini dapat saya selesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah melibatkan banyak pihak, oleh karena itu saya ucapkan terima kasih kepada:

1. Diana Krisanti Jasaputra, dr., M.Kes. selaku pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta kesabaran dalam membimbing pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Keluarga terkasih Mama, Papa, Ica, sumber motivasi saya, yang telah membantu dalam penelitian baik waktu, tenaga, doa, dukungan moril, dan materil.

3. Pak Nana, Pa Kris, Pak Deni yang telah membantu dalam melakukan penelitian.

4. Daniel Winarto dan Niken Christiani, teman berbagi suka dan duka, yang telah bekerja sama dan bekerja keras dalam menyelesaikan penelitian ini. 5. Anna Steven, Arvin Martin, Yosef Parulian, Veronica Ervina, Elisa

Surjadi, Ka Ichsan, Ka Tassa, Wulan Yuwita, Raden Suci, Sonia Lameng, Ricky Hartanto, Irwanto Sudaryo, T. Robertus yang telah memberikan bantuan dan semangat untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Michael Andrea, yang telah membantu dalam doa dan memberikan semangat untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Karya Tulis Ilmiah ini merupakan prasyarat kelulusan program studi S-1 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca dan perkembangan ilmu kedokteran.

Bandung, Januari 2007

(4)

Universitas Kristen Maranatha vii DAFTAR ISI Halaman JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK ...iv ABSTRACT...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR DIAGRAM ...xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang...1

1.2Identifikasi Masalah ...3

1.3Maksud dan Tujuan...3

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah ...3

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis...3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ...3

1.5.2 Hipotesis ...5

1.6Metodologi ...5

1.7Lokasi dan Waktu ...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hati...6

2.1.1 Anatomi Hati...6

2.1.2 Histologi Hati...7

2.1.3 Fisiologi Hati ...10

2.1.4 Patologi Hati ...11

2.2 Radikal Bebas ...14

2.3 Karbontetraklorida (CCl4) ...17

2.4 Antioksidan...18

2.5 Jombang (Taraxacum officinale Weber et Wiggers) ...20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ...23

3.2 Hewan Coba ...23

3.3 Penentuan Besar Sampel ...23

3.4 Variabel Penelitian...24

3.5 Bahan dan Alat ...24

3.5.1 Bahan ...24

(5)

Universitas Kristen Maranatha viii

3.6 Persiapan Bahan Uji...25

3.7 Prosedur Kerja ...25

3.8 Analisis Statistik ...29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...30

4.2 Pembahasan ...32

4.3 Uji Hipotesis Penelitian...34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...35

DAFTAR PUSTAKA ...36

LAMPIRAN ...40

(6)

Universitas Kristen Maranatha ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Tabel Jumlah Hepatosit yang Mengalami Nekrosis...30 Tabel 4.2 Tabel ANAVA Satu Arah Jumlah Hepatosit yang Mengalami

(7)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Makroskopis hati normal ...7

Gambar 2.2 Histologi hati normal ...8

Gambar 2.3 Pembagian lobulus hati klasik, asinus hati, dan lobulus portal...9

Gambar 2.4 Proses pembentukan radikal bebas ...16

Gambar 2.5 Flavones (R=H: Apigenin; R=OH: Luteolin) ...19

Gambar 2.6 Jombang (Taraxacum officinale Weber et Wiggers)...20

(8)

Universitas Kristen Maranatha xi

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

(9)

Universitas Kristen Maranatha xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Hasil Percobaan ...40 Lampiran 2 Hasil Analisis Data ...42 Lampiran 3 Gambaran Mikroskopis Hepar Mencit pada Tiap-tiap Kelompok Perlakuan...44 Lampiran 4 Prosedur Ekstraksi Jombang Pelarut Etanol...47 Lampiran 5 Perhitungan Dosis Ekstrak Taraxacum officinale Weber et

(10)

40 LAMPIRAN 1

DATA HASIL PERCOBAAN

JUMLAH HEPATOSIT YANG MENGALAMI NEKROSIS Dilihat dengan mikroskop cahaya perbesaran 1000x

Tabel 1. Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada kelompok dosis I Lapang Pandang

No

Mencit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah

1 15 16 11 13 14 12 12 9 10 9 121

2 14 15 9 13 10 13 14 14 15 11 128

3 12 15 15 16 14 13 11 12 14 15 137

4 12 9 10 11 13 13 11 12 14 12 118

5 10 12 9 10 11 7 11 12 14 10 117

6 10 12 12 8 8 4 8 7 7 9 85

Rata-rata 117,666

Tabel 2. Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada kelompok dosis II Lapang Pandang

No

Mencit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah

1 31 36 37 40 33 37 42 31 32 34 353

2 40 40 38 24 19 32 33 41 38 36 341

3 43 35 28 31 34 35 32 35 28 32 333

4 40 26 24 34 37 38 35 33 36 33 340

5 22 18 22 31 22 28 38 20 26 24 232

6 28 29 24 26 34 31 28 19 28 20 268

Rata-rata 311,166

Tabel 3. Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada kelompok dosis III Lapang Pandang

No

Mencit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah

1 41 34 37 40 23 30 24 25 32 35 285

2 27 24 29 31 36 34 40 34 27 39 321

3 34 47 43 48 34 41 41 35 31 39 393

4 37 40 34 43 48 50 40 32 38 37 399

5 41 64 36 37 40 41 54 48 35 30 426

6 54 40 37 41 51 50 42 47 36 39 437

(11)

41

Tabel 4. Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada kelompok kontrol negatif

Lapang Pandang No

Mencit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah

1 16 12 14 17 18 16 9 13 17 15 147

2 5 5 6 6 4 6 5 6 8 8 59

3 7 8 9 9 7 6 8 11 6 7 78

4 8 7 6 5 6 4 5 6 7 6 60

5 6 7 7 8 9 7 9 7 6 9 75

6 7 9 6 8 8 4 10 5 7 6 70

Rata-rata 81,5

Tabel 5. Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada kelompok kontrol positif

Lapang Pandang No

Mencit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah

1 48 30 33 34 28 26 27 30 29 27 312

2 16 19 20 23 21 22 24 22 19 20 206

3 28 33 35 27 29 31 25 30 32 30 300

4 28 25 21 25 24 31 32 41 36 31 294

5 20 32 33 24 29 28 22 27 25 22 262

6 54 39 42 37 40 43 35 33 36 31 390

(12)

42 LAMPIRAN 2

HASIL ANALISIS DATA

Tabel 1. Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada masing-masing kelompok perlakuan

Mencit Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3

Kontrol Negatif

Kontrol Positif

1 121 353 285 147 312

2 128 341 321 59 206

3 137 333 393 78 300

4 118 340 399 60 294

5 117 232 426 75 262

6 85 268 437 70 390

One Way Analysis of Variance

Normality Test: Passed (P=0.414)

Equal Variance Test: Passed (P=0.458)

Group N Missing

Col 1 6 0

Col 2 6 0

Col 3 6 0

Col 4 6 0

Col 5 6 0

Group Mean Std Dev SEM Col 1 117.667 17.660 7.210 Col 2 311.167 49.150 20.066 Col 3 376.833 60.565 24.726 Col 4 81.500 33.002 13.473 Col 5 294.000 60.571 24.728

Power of performed test with alpha=0.050: 1.000

ANOVA Source of

Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 400324.87 4 100081.2 44.86458156 4.67564E-11 2.758711 Within Groups 55768.5 25 2230.74

Total 456093.37 29

(13)

43

All Pairwise Multiple Comparison Procedure (Tukey Test) :

Comparisons for factor:

(14)

44 LAMPIRAN 3

GAMBARAN MIKROSKOPIS HEPAR MENCIT PADA TIAP-TIAP KELOMPOK PERLAKUAN

Gambar-gambar di bawah ini memperlihatkan gambaran mikroskopis hepatosit dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin setiap kelompok perlakuan yang dilihat dengan mikroskop cahaya perbesaran 1000x.

(15)

45

Gambar 2. Gambaran mikroskopis kelompok dosis II

(16)

46

Gambar 4. Gambaran mikroskopis kelompok kontrol negatif

(17)

47

LAMPIRAN 4

PROSEDUR EKSTRAKSI JOMBANG PELARUT ETANOL

1. Simplisia yang sudah kering dan halus (sudah digiling) ditimbang untuk mendapatkan berat bersih.

2. Serbuk simplisia tersebut dimasukkan ke dalam wadah simplisia pada alat

ekstraksi sejenis ekstraktor dengan perbandingan 1 : 5. Prosesnya dilakukan secara kontinyu hingga senyawa dalam simplisia telah terekstraksi secara merata/ sempurna selama 4 jam dengan setting suhu maksimal 50o C.

3. Ekstrak cair tersebut dipekatkan menggunakan alat evaporator.

4. Ekstrak pekat dikeringkan hingga diperoleh ekstrak kering dengan menggunakan oven/ lemari pengering selama 20 jam dengan suhu 60o C.

5. Ekstrak kering dikemas dalam wadah yang kering (dalam botol segel).

(18)

48 LAMPIRAN 5

PERHITUNGAN DOSIS EKSTRAK Taraxacum officinale WEBER ET WIGGERS

Dosis Taraxacum officinale untuk manusia dengan berat badan 70 kg adalah 15 g / hari (Setiawan Dalimartha, 2000).

Dari 1000 g jombang kering didapatkan 40 g ekstrak 40 x 15 g = 0,6 g / manusia 70 kg BB 1000

Dosis tersebut dikonversikan untuk mencit 20 g menjadi: 0,6 g x 0,0026 = 0,00156 g / hari

Mencit dengan berat badan 30 g dengan demikian memperoleh dosis sebesar: 30 x 0,00156 g = 0,00234 g / hari

20

Dosis T. officinale sebesar 0,00234 g / hari selanjutnya disebut sebagai dosis I atau dosis lazim.

Dosis II merupakan dua kali dosis lazim: 2 x 0,00234 g = 0,00468 g / hari

Dosis III merupakan empat kali dosis lazim: 2 x 0,00468 g = 0,00936 g / hari

(19)

49

RIWAYAT HIDUP

Nama : Agnes Wijaya

NRP : 0310146

Tempat / tanggal lahir : Bandung / 16 Juli 1985

Alamat : Jl. Kembar Baru Barat 11a Bandung 40253

Nama Ayah : Avie Wijaya

Nama Ibu : Ines Wijaya

Riwayat Pendidikan :

• Tahun 1991 lulus TK Maria Bintang Laut Bandung

• Tahun 1997 lulus SD Maria Bintang Laut Bandung

• Tahun 2000 lulus SLTP St. Aloysius I Bandung

• Tahun 2003 lulus SMU St. Aloysius I Bandung

(20)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Secara populer

dikenal juga dengan istilah penyakit hati, sakit liver, atau sakit kuning. Hepatitis

dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab seperti virus, bakteri, parasit,

jamur, obat-obatan, bahan kimia, alkohol, cacing, gizi buruk, dan autoimun.

Penyakit hepatitis terbanyak disebabkan oleh virus.

Penyakit hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis masih merupakan

penyakit endemis di Indonesia. Sebagian besar hepatitis viral disebabkan oleh

infeksi virus hepatitis A, B, C, D, E, F, dan G (Dienstag and Isselbacher, 2005).

Sampai saat ini belum ditemukan obat spesifik untuk penyakit hepatitis yang

disebabkan oleh virus. Obat-obat yang selama ini diberikan untuk pengobatan

hepatitis umumnya hanya diketahui sebagai pengobatan simptomatis, yaitu untuk

meringankan gejala penyakit yang timbul disamping sebagai pengobatan suportif

atau promotif yang berguna untuk membantu kelangsungan fungsi hati.

Oleh karena itu, berbagai penelitian terus dilakukan untuk mencari obat-obat

alternatif yang dapat digunakan sebagai hepatoprotektor. Hepatoprotektor yaitu

senyawa atau zat berkhasiat yang dapat melindungi sel-sel hati terhadap pengaruh

zat toksik yang dapat merusak sel hati. Mekanisme obat hepatoprotektif antara

lain dengan cara detoksikasi senyawa racun baik yang masuk dari luar (eksogen)

maupun yang terbentuk dalam tubuh (endogen) pada proses metabolisme,

meningkatkan regenerasi hati yang rusak, antiradang, dan sebagai

imunostimulator (Setiawan Dalimartha, 2005).

Berbagai tumbuhan obat telah terbukti berkhasiat hepatoprotektif seperti

temulawak, kunyit, meniran, daun sendok, pegagan, urang aring, dan lain-lain.

Tumbuhan obat ini dapat ditemukan di Indonesia, bahkan masyarakat dapat

(21)

Universitas Kristen Maranatha 2

tumbuhan obat memiliki banyak keuntungan, yaitu lebih murah, lebih berkhasiat,

mudah dibuat dan didapat.

Jombang adalah tumbuhan obat asli Indonesia dengan nama latin Taraxacum

Spp. Di beberapa daerah, tumbuhan ini sering dikonsumsi sebagai lalab. Spesies Taraxacum yang dapat ditemukan di Indonesia adalah Taraxacum officinale Weber et Wiggers. Jombang memiliki banyak nama lain yaitu Dandelion, Pu gong

ying (Cina), T. mongolicum Hand-Mazz, T. ceratiphyllum DC, T. corniculatum DC, T. dens-leonis Desf., T. sinense DC, Leontodon taraxacum L., dan L. Taraxacum (Setiawan Dalimartha, 2000).

Jombang banyak digunakan sebagai antiradang, antipiretik, menghilangkan

bengkak, penawar racun, diuretik kuat, meningkatkan produksi empedu

(koleretik) dan meningkatkan aliran empedu ke usus halus (kolagoga). Herba

Jombang juga digunakan untuk hepatitis. Air rebusan Jombang dapat

meningkatkan daya tahan tubuh (Setiawan Dalimartha, 2005).

Penilaian efektifitas Jombang terhadap hepatitis virus secara eksperimental

sulit dilakukan, karena hewan percobaan yang dapat diinduksi oleh virus ini hanya

simpanse saja. Penelitian dengan hewan percobaan simpanse memerlukan biaya

yang sangat mahal dan juga harus melalui komisi etik binatang dengan seleksi

yang ketat. Oleh karena itu para peneliti mengembangkan model kerusakan hati

pada tikus dan mencit dengan pemberian karbontetraklorida (CCl4). CCl4 dapat

menimbulkan kerusakan pada hati mencit dengan cara melepaskan radikal bebas,

yang mana juga dilepaskan pada penyakit hepatitis virus. Radikal bebas yang

dilepaskan oleh sel-sel fagositik hati pada penyakit hepatitis virus dimaksudkan

untuk menghancurkan virus-virus patogen yang masuk ke dalam hati. Tetapi,

apabila radikal bebas tersebut berlebihan, maka radikal bebas tersebut akan

merusak hepatosit dan jaringan rusak sekitarnya.

Gugus fenol dalam p-hydroxy phenylacetic acid derivat taraxacoside, vitamin

C, flavonoid dan karotenoid yang terkandung dalam Taraxacum officinale Weber

et Wiggers bersifat sebagai antioksidan. Oleh karena itu penggunaan Taraxacum

(22)

Universitas Kristen Maranatha 3

menanggulangi radikal bebas berlebihan yang mengakibatkan kerusakan sel-sel

hati yang hebat.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah

apakah ekstrak Taraxacum officinale Weber et Wiggers mempunyai efek hepatoprotektor dengan mengurangi jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis

pada mencit yang diinduksi CCl4

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak

Taraxacum officinale Weber et Wiggers terhadap hati.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efektifitas ekstrak Taraxacum

officinale Weber et Wiggers sebagai hepatoprotektor dengan mengurangi jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada mencit yang diinduksi CCl4.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya farmakologi obat asli Indonesia,

dalam hal ini tumbuhan obat Taraxacum officinale Weber et Wiggers untuk mengatasi penyakit hati.

Manfaat praktis penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini untuk penerapan

Taraxacum officinale Weber et Wiggers sebagai obat alternatif penyakit hati.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

(23)

Universitas Kristen Maranatha 4

dan keganasan. Semua jejas pada hati menimbulkan gambaran patologi yang sama

yaitu terjadinya degenerasi dan akumulasi intraseluler, nekrosis, inflamasi,

regenerasi, dan fibrosis (Kumar et al., 2005).

Kerusakan hati yang disebabkan oleh karbontetraklorida (CCl4), seperti yang

dibuat dalam penelitian ini, akan menimbulkan hepatotoksisitas yang khas yakni

hati berlemak, nekrosis, yang merupakan gambaran klasik hepatitis. Oleh karena

itu CCl4 banyak digunakan untuk mengembangkan model kerusakan pada hewan,

khususnya mencit dan tikus.

Kerusakan hati pada pemberian CCl4 disebabkan oleh radikal triklorometil

( CCl3) yang merupakan metabolit dari CCl4. Radikal bebas ini menyebabkan

terjadinya nekrosis hepatosit (Tirkey et al., 2006). Radikal bebas merupakan molekul yang mempunyai atom yang tidak berpasangan. Radikal bebas ini sangat

reaktif dan dapat berikatan dengan asam nukleat, protein, lipid, karbohidrat,

berbagai substrat, metabolit, hormon, transmiter, dan lain-lain (Mohamad

Sopiyudin Dahlan dan Arjatmo Tjokronegoro, 2002).

Antioksidan merupakan senyawa penting dalam menjaga kesehatan tubuh

karena berfungsi sebagai penangkap radikal bebas yang banyak terbentuk dalam

tubuh. Dengan kata lain, antioksidan dapat menyelamatkan sel-sel tubuh dari

kerusakan akibat radikal bebas (Hernani dan Mono Rahardjo, 2005). Antioksidan

dibagi menjadi antioksidan enzimatik (superoksid dismutase, katalase, dan

glutation peroksidase) dan antioksidan nonenzimatik (vitamin C, vitamin E).

Berdasarkan sumbernya, antioksidan dapat pula dibagi menjadi antioksidan

endogen dan eksogen (Mohamad Sopiyudin Dahlan dan Arjatmo Tjokronegoro,

2002).

Jombang atau Taraxacum officinale Weber et Wiggers mengandung gugus fenol dalam p-hydroxy phenylacetic acid derivat taraxacoside, vitamin C, flavonoid dan karotenoid, yang bersifat sebagai antioksidan. Dengan demikian

pemberian ekstrak Jombang diharapkan dapat berfungsi sebagai pelindung hati

terhadap radikal bebas sehingga tidak merusak struktur sel-sel hati. Atau dengan

kata lain, Jombang dapat menekan jumlah sel-sel hati yang mengalami nekrosis

(24)

Universitas Kristen Maranatha 5

1.5.2 Hipotesis

Ekstrak Taraxacum officinale Weber et Wiggers mempunyai efek hepatoprotektor dengan mengurangi jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis

pada mencit yang diinduksi CCl4

1.6 Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium yang bersifat

longitudinal prospektif, menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan hewan coba mencit jantan dewasa galur BALB/C sebanyak 30

ekor, berumur 8 minggu, dengan berat badan rata-rata 30 gram/ekor. Penelitian ini

menilai efek Taraxacum officinale Weber et Wiggers sebagai hepatoprotektor.

Data yang diamati adalah jumlah hepatosit yang nekrosis. Data yang diperoleh

dianalisis dengan menggunakan uji Analisis Varian (ANAVA) satu arah

dilanjutkan dengan uji beda rata-rata metode Tukey Test.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen

Maranatha dan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kedokteran

Dasar (LP2IKD) Universitas Kristen Maranatha.

(25)

Universitas Kristen Maranatha

35

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ekstrak Taraxacum officinale Weber et Wiggers dosis I (dosis lazim) yaitu

2,34 mg dalam 0,5 ml akuades dan CMC 1%, mempunyai efek hepatoprotektor

dengan mengurangi jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis secara bermakna

(p < 0,05) pada mencit yang diinduksi CCl4

5.2 Saran

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar penggunaan Jombang

atau Taraxacum officinale Weber et Wiggers sebagai obat alternatif atau obat

komplementer yang lebih murah untuk mengatasi gangguan hepar. Hasil

penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar – dasar penelitian lanjutan

seperti uji klinis dan uji toksisitas Jombang.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai berbagai macam bentuk

sediaan misalnya bentuk tablet, kapsul, larutan, dan lain-lain, dari tanaman

(26)

36 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Albert Sumampouw. 2003. Radikal bebas dan antioksidan.

http://www.medikaholistik.com/2033/2004/11/28/medika.html?xmodule=docume nt_detail&xid=54. 30 Oktober 2006.

Amelia. 2002. Fitokimia komponen ajaib cegah PJK, DM dan kanker. http://www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1100397943&2. 30 Oktober 2006.

Bisset N.G. 1994. Herbal drugs and phytopharmaceuticals. Stuttgart: Medpharm Scientific Publishers. p.486-9

Buhler D.R., Miranda C. 2000. Antioxidant activities of flavonoids. http://lpi.oregonstate.edu/f-w00/flavonoid.html. 11 November 2006.

California Environmental Protection Agency. 1999. Public health goal for carbon

tetrachloride in drinking water. http://www.oehha.ca.gov/fish/pdf/carbtetD.pdf.

10 November 2006.

Dienstag J.L., Isselbacher K.J. 2005. Acute Viral Hepatitis. In: Kasper D.L., Fauci A.S., Longo D.L., Braunwald E., Hauser S.L., Jameson J.L. eds. Harrison’s

principles of internal medicine. 16th edition. New York: McGraw-Hill Medical

Publishing Division. p.1822

Dinna Sofia. 2004. Antioksidan dan radikal bebas. http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=81. 30 Oktober 2006.

Dorland, Newman W.A. 2003. Dorland’s illustrated medical dictionary. Philadelphia: Saunders. p.837, 117, 1224

Ganong W.F. 2003. Pengaturan fungsi sistem gastrointestinal. Dalam: Djauhari Widjajakusumah. ed. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. h.480-2

Guyton A.C., Hall J.E. 1997. Hati sebagai suatu organ. Dalam: Irawati Setiawan. ed.

Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. h.1105-7

Haranhan C. 2001. Encyclopedia of alternative medicine.

(27)

Universitas Kristen Maranatha

37

Hernani, Mono Rahardjo. 2005. Tanaman berkhasiat antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya. h.5, 8, 17-20

Innovita Research Foundation. 2005. Oxidation and disease. http://innovitaresearch.org/news/05040501.html. 8 November 2006.

Junqueira C., Carneiro J., Kelley R.O. 1997. Kelenjar-kelenjar yang berhubungan dengan saluran cerna. Dalam: Sugiarto Komala, Alex Santoso. eds. Histologi

dasar.Edisi 8. Jakarta: EGC. h.317-31

Lee J., Koo N., Min D.B. 2004. Reactive oxygen species, aging, and antioxidative

nutraceuticals.

http://members.ift.org/NR/rdonlyres/7BDDEE74-2E90-41A3-AAB1-405D9216FD5D/0/crfsfsv3n1p00210033ms20030528.pdf. 7 November 2006.

Lingappa V.R. 2003. Liver disease. In: Nogheira I., Ransom J., Edmonson K.G. eds.

Pathophysiology of the disease: an introduction to clinical medicine. 4th edition.

New York: McGraw-Hill Co. p.382-4, 403-5

Lukita Atmadja, Gumawan, Mukawi, Manoe Z.J., Kawai Y., Ekataksin W., et al. 1997. Behaviour of kupffer cells/ macrophages and stellate cells in the liver injured by CCl4 and treated by oral administration of curcuminoid as antioxidant in balb/c mice. In: Wisse E., Knook D.L., Balaband C. eds. The netherlands cells

of hepatic sinusoid. P.23-8

Manna P., Sinha M., SilP.C. 2006. Aqueous extract of Terminalia arjuna prevents

carbon tetrachloride induced hepatic and renal disorders.

http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?tool=pmcentrez&artid=1599 753. 11 November 2006.

Martini F. 2004. The digestive system. In: Fundamentals of anatomy and phisiology. 6th ed. San Fransisco: Pearson Education Inc. p.902-6

Mills S., Bone K. 2000. Practical clinical guides. In: Principles and practice of

phytotherapy. London: Hartcourt Publishers Limited. p.190-3

Mohammad Sopiyudin Dahlan, Arjatmo Tjokronegoro. 2002. Oxidative stress and male infertility: pathophysiology and clinical implication. Jurnal Kedokteran

YARSI, 10(1): 50-9

(28)

Universitas Kristen Maranatha

38

Rani Sauriasari. 2006. Mengenal dan menangkal radikal bebas.

http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-01-22-Mengenal-dan-Menangkal-Radikal-Bebas.shtml. 30 Oktober 2006.

Robbins S., Cotran R. 2005. The liver. In: Kumar V., Abbas A.K, Fausto N. eds.

Robbins and Cotran pathologic basis of disease. 3rd ed. Philadelphia: Elsevier

Saunders. p.878-81

Schoenhals K. 2002. Immune functions.

http://www.naturalproductsinsider.com/articles/472/472_2A1feat1.html. 7 November 2006.

Setiawan Dalimartha. 2000. Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jilid 2. Jakarta: Trubus Agriwidya. h.96-102

2005. Ramuan tradisional untuk pengobatan hepatitis. Cetakan 8. Jakarta: Penebar Swadaya. h.14-7, 79-81, 88-9

Sherlock S., Dooley J. 2002. Anatomy and Function. In: Diseases of the liver and

biliary system. 11th ed. Oxford: Blackwell Science Ltd. p.6-14

Siti Nurdjanah. 2006. Sirosis hati. Dalam: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadribrata K., Siti Setiati. eds. Buku ajar ilmu penyakit

dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. h.445

Snell S.R. Abdomen: bagian II rongga abdomen. Dalam: Anatomi klinik untuk

mahasiswa kedokteran. Edisi 3. Jakarta: EGC. h.257-64

Sulistyowati Tuminah. 2000. Radikal bebas dan antioksidan- kaitannya dengan nutrisi dan penyakit kronis. Cermin Dunia Kedokteran, 128: 49-51

Syamsuhidayat, Hutapea. 1991. Inventaris tanaman obat Indonesia. Jilid 1. Departemen Kesehatan. h.566-7

Tirkey N., Pilkhwal S., Kuhad A., Chopra K. 2005. Hesperidin, a citrus bioflavonoid, decreases the oxidative stress produced by carbon tetrachloride in

rat liver and kidney.

(29)

Universitas Kristen Maranatha

39

Vrba J., Modriansky M. 2002. Oxidative burst of kupffer cells: target for liver injury

treatment. http://publib.upol.cz/~obd/fulltext/Biomedic146-2/LF11_2002-3.pdf. 8

Gambar

Tabel 3. Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada kelompok dosis III
Tabel 4. Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada kelompok kontrol        negatif
Tabel 1. Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada masing-masing   kelompok perlakuan
Gambar 1. Gambaran mikroskopis kelompok dosis I
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, langah yang harus dilakukan oleh bank adalah berupaya menyelamatkan kredit tersebut dengan berbagai macam cara tergantung

Sehubungan dengan hal tersebut dan mengingat belum pernah dilakukannya penelitian sejenis di wilayah kerja Puskesmas Barung-Barung Belantai, maka peneliti

1. Bagi siswa lompat jauh gaya jongkok kurang menyenangkan. Guru belum mengemas pembelajaran dengan menarik sehingga para siswa kurang antusias dalam mengikuti

Pengujian dalam penelitian ini menghasilkan perbedaan yang signifikan abnormal return sebelum dan setelah pengumuman, akan tetapi Jakarta Islamic Index tidak

Pengaruh konsentrasi pektin terhadap laju transmisi uap air (WVTR) edible film ... Aplikasi Edible Film Pektin Cincau Hijau Pada Buah Anggur Hijau ... Aplikasi dengan Metode

Hadits itu berbunyi “barangsiapa menghimpun empat puluh hadits, maka dia akan dimaafkan dan diampuni semua dosa- dosanya.”Dengan modal ini kemudian hamba menghimpun

The Koppen climate classification using the Thiessen polygon method indicates that for regencies in the Central Java Province, areas with light blue color exhibit Aw

[r]