• Tidak ada hasil yang ditemukan

Survei Mengenai Motif Prososial Pada Anak Usia 9-11 Tahun di SOS-Kinderdorf Lembang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Survei Mengenai Motif Prososial Pada Anak Usia 9-11 Tahun di SOS-Kinderdorf Lembang."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

! " #

# #

# $ %&'

( "

# "

) *#+,+

*#%*-*#%&,

. / #

)

# %01 / )

# %,1 #

0-1

2 # )

" #

# #

(2)

%

) )

< <

3

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.4 Kegunaan Penelitian .

30 Kerangka Pemikiran

1.6 Asumsi /.

3 1

2.1 Masa Kanak Kanak Akhir /

(3)

/-2.2.1 Pengertian Panti Sosial Asuhan Anak /0

2.2.2 Anak Panti Asuhan /:

2.2.3 Sistem Panti Asuhan /,

2.2.4 SOS Kinderdorf /

2.3 Sejarah Prososial

--2.4 Pengertian Prososial -8

2.4.1 Peran Kognitif Pada Tingkah Laku Prososial -= 2.4.2 Peran Afeksi Pada Tingkah Laku Prososial -2.4.3 Dasar Motivasional Tingkah Laku Prososial 8 2.4.4 Faktor Faktor Pribadi Yang Mempengaruhi Motif Prososial 88

2.4.4.1 Usia 88

2.4.4.2 Jenis Kelamin 8:

2.4.4.3 Perkembangan Kognitif 8,

2.4.4.4 Ciri Ciri Kepribadian 8,

2.4.5 Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Motif Prososial 8=

2.5 Motif Prososial 0.

3

3.1 Rancangan Penelitian 0,

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 0,

3.3 Alat Ukur 0

3.3.1 Jenis Alat Ukur 0

(4)

3.3.3 Sistem Pengisian :.

3.3.4 Data Penunjang

:-3.4 Populasi Sasaran :8

3.4.1 Karakteristik Populasi :8

3.4.2 Ukuran populasi :8

3.5 Teknik Analisis :8

3

4.1 Gambaran Responden ::

4.2 Data Hasil Penelitian ::

4.3 Pembahasan :

3

5.1 Kesimpulan =.

5.2 Saran =

5.2.1 Saran Praktis =

5.2.2 Saran Penelitian Lanjutan =/

(5)

%

Bagan 1.5 Kerangka Pikir

(6)

%

6 % 83 3 Tabel Jenis Kelamin Responden ::

6 % 83/3 Tabel Gambaran Motif Prososial Responden :: 6 % 83/3/ Tabel Gambaran Aspek Aspek Motif Prososial :, 6 % 83/3- Tabel Gambaran Elemen Elemen Motif Prososial :, 6 % 83/38 Tabel Tabulasi Silang Motif Prososial Berdasarkan :=

Aspek Aspeknya

6 % 83/303 Tabel Tabulasi Silang Motif Prososial Berdasarkan := Elemen Aspek Kognitif

6 % 83/303/ Tabel Tabulasi Silang Motif Prososial Berdasarkan := Elemen Aspek Afektif

(7)

! # * % & # ' & #'&'& %

! # / * & % % $ & $ % 6 % & % #

! # - * " #'; % &!' $

! # 8 * " & % %

! # 0 * " '# ( (

! # : * " & ' # 6 & "

! # , * & % % " # 6 % %

! # = * & % % " #'; % &!' $

! # * & % % " '# ( (

! # . * & % % " & ' # 6 & "

! # * 6 % & % ( #'; % &!' $

! # / * 6 % & % ( &! &! $ % % ' ;

#'&'& %

! # - * 6 % & % ( ' ; #'&'& % $ '# ( (

! # 8 * 6 % & % ( &! '( ; $ '# ( (

(8)
(9)

! #

1

Pada hal hal berikut, adik adik akan menghadapi berbagai gambaran kejadian yang mungkin pernah adik adik alami. Setiap gambaran kejadian dilengkapi dengan suatu keterangan singkat tentang kejadian tersebut. Dalam gambaran kejadian tersebut, adik

adik akan menjumpai seorang anak seperti yang tampak pada gambar di sebelah ini. Bayangkanlah bahwa gambar anak tersebut adalah adik adik sendiri. Selanjutnya, dibawah setiap gambar kejadian adik adik akan menemukan beberapa buah pertanyaan. Jawablah pertanyaan tersebut

sesuai dengan penghayatan adik adik terhadap gambar kejadian yang ada. Bayangkanlah bahwa adik adik benar benar berada dalam keadaan seperti yang ada dalam gambar. Tidak ada jawaban yang salah atau benar, karena setiap orang mempunyai alasan masing masing dalam memberikan jawabannya. Jangan lewatkan 1 pertanyaan pun.

(10)

$ 7 6 # 2 % " $ $ % & 6 # #

# 2 $ % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % '% " $ $ % & K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! $ $ % & K

(11)

! #( 6 $ ! ! ( 7 6 5 ( & $ " & '# ( $ # 3 % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % ! ( 7 6 K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! ! ( 7 6 K

(12)

& % & $ & & '% " $ (( % 6 6 # !

! % # 3 $ ( " $ % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % & % & K

(13)

& '% "2 ( # 6 # ( & ! % # 3 ! #( # " 2 % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! K

(14)

& $ ( 6 # % 6 #& 3 % ! # % ! % (

& '% "2 % % % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % ! ( & K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! ! ( & K

(15)

& $ ( 6 # % $ % 7 # ( 6 % #3 % % "

$ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % $ K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! $ K

(16)

$ " # & 6 % & & '% "2 % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % 6 ( # K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! 6 ( # K

(17)

$ " # ! # # !'# 2 % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! K

(18)

I

$ & & $ ! #2 % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % '% " 6 K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! 6 K

(19)

I

& '% "2 % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % '# ( '# ( K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! '# ( '# ( K

(20)

1

Pada hal hal berikut, adik adik akan menghadapi berbagai gambaran kejadian yang mungkin pernah adik adik alami. Setiap gambaran kejadian dilengkapi dengan suatu keterangan singkat tentang kejadian tersebut. Dalam gambaran kejadian tersebut, adik

adik akan menjumpai seorang anak seperti yang tampak pada gambar di sebelah ini. Bayangkanlah bahwa gambar anak tersebut adalah adik adik sendiri. Selanjutnya, dibawah setiap gambar kejadian adik adik akan menemukan beberapa buah pertanyaan. Jawablah pertanyaan tersebut sesuai dengan penghayatan adik adik terhadap gambar kejadian yang ada. Bayangkanlah bahwa adik adik benar benar berada dalam keadaan seperti yang ada dalam gambar. Tidak ada jawaban yang salah atau benar, karena setiap orang mempunyai alasan masing masing dalam memberikan jawabannya. Jangan lewatkan 1 pertanyaan pun.

(21)

$ 7 6 # 2 % " $ $ % & 6 # #

# 2 $ % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % '% " $ $ % & K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! $ $ % & K

(22)

! #( 6 $ ! ! ( 7 6 5 ( & $ " & '# ( $ # 3 % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % ! ( 7 6 K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! ! ( 7 6 K

(23)

& % & $ & & '% " $ (( % 6 6 # !

! % # 3 $ ( " $ % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % & % & K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! & % & K

(24)

& '% "2 ( # 6 # ( & ! % # 3 ! #( # " 2 % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! K

(25)

& $ ( 6 # % 6 #& 3 % ! # % ! % (

& '% "2 % % % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % ! ( & K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! ! ( & K

(26)

& $ ( 6 # % $ % 7 # ( 6 % #3 % % "

$ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % $ K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! $ K

(27)

$ " # & 6 % & & '% "2 % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % 6 ( # K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! 6 ( # K

(28)

$ " # ! # # !'# 2 % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! K

(29)

I

$ & & $ ! #2 % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % '% " 6 K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! 6 K

(30)

I

& '% "2 % " $ & ! # *

3 ! 5 ( & $ ( # $ K

/3 # 2 ! 5 ( $ # & L$ % '# ( '# ( K

-3 ! 5 ( # & #" $ ! '# ( '# ( K

(31)

1

1 & % *

! L (% " # *

% & *

( *

5 (( % $ $ #$'#; *

Jawablah dengan jujur pertanyaan pertanyaan di bawah ini. Pilih jawaban yang

sesuai bila tidak ada jawaban yang sesuai, isilah pada kolom yang kosong. Jumlah

jawaban boleh lebih dari satu.

1. Ketika sedang dilakukan kegiatan membersihkan lingkungan rumah

bersama para tetangga, apakah ibumu turut serta dalam kegiatan tersebut?

a. Ya

b. Kadang kadang

c. Tidak pernah

2. Ketika ada tetangga yang datang ke rumahmu dan bercerita tentang

kesulitan dan kesedihannya kepada ibumu, apakah ibumu akan

menghiburnya sebagai tanda simpati kepadanya?

a. Ya

b. Kadang kadang

(32)

3. Berapa banyak teman yang kamu miliki? a. 1 3 Orang

b. 4 6 Orang

c. Lebih dari 6 Orang

4. Apa saja kegiatan yang kamu lakukan bersama teman temanmu? a. Ngobrol/bercakap cakap, nonton TV, Jalan jalan

b. Mengerjakan PR c. Olah raga

5. Kegiatan apa saja yang kamu ikuti di Sekolah? a. Pramuka

b. Komputer c. Les pelajaran d. Tidak sama sekali

6. Ketika ada saudara/tetangga yang datang ke rumahmu dan meminta bantuan kepada ibumu, apa yang dilakukan oleh ibumu?

a. Membantu dengan ikhlas b. Kadang kadang membantu c. Tidak membantu

(33)

8. Apakah kamu mengikuti kegiatan kegiatan yang diadakan oleh lembaga

SOS Kinderdorf? Jika Ya, kegiatan apa saja yang diikuti? Jika tidak,

mengapa?

9. Jika kamu mendapatkan sesuatu misalnya makanan atau alat tulis dari

orang lain, apakah kamu akan membaginya atau meminjamkannya kepada

saudara atau temanmu?

a. Ya

b. Kadang kadang

c. Tidak

10. Pada saat acara keagamaan seperti Natal atau Lebaran, apakah kamu akan

membantu untuk embuat perayaan di lingkungan SOS Kinderdorf?

a. Ya

b. Kadang kadang

(34)

1

@ 6

& "A

1. Apa yang menjadi alasan, sehingga ibu bersedia menjadi ibu asuh di SOS Kinderdorf?

2. Jika salah satu anak ibu mendapatkan sesuatu dari orang lain, misalnya makanan, mainan atau barang lainnya. Apakah ibu membiasakan anak untuk berbagi dengan saudara atau temannya yang lain?

a. Ya

b. Kadang kadang c. Tidak

3. Ketika ibu membantu dalam kegiatan lingkungan, seperti membersihkan lingkungan SOS Kinderdorf, dan membantu tetangga yang mengalami

kesulitan. Apakah anak anak ibu melihat kejadian itu? a. Ya

b. Kadang kadang c. Tidak

4. Apakah ibu membagikan tugas kepada anak anak untuk membantu pekerjaan di rumah?

a. Ya

(35)

! #

/

% $ & $ % 6 % & % #

% $ &

Untuk mengetahui apakah gambaran mengenai berbagai situasi prososial yang disertai empat pertanyaan yang dibuat dalam alat ukur dapat menjaring motif prososial anak usia 9 11 tahun di SOS Kinderdorf maka dilakukan uji coba terhadap alat ukur. Validitas alat ukur menyangkut yang diukur tes dan itu bisa mengukurnya ( & & C #6 2 1998). Pengujian validitas alat ukur menggunakan rumus ! # Ro (rs) yang perhitungannya dilakukan oleh SPSS versi 12.0. cara untuk menentukan validitas item adalah dengan membandingkan nilai korelasi yang diperoleh dengan kriteria dari

# $ 6 #( C !% (1995), yaitu:

< 0,3 = Item ditolak dan tidak dapat dipakai > 0,3 = Item diterima dan dapat dipakai

(36)

Reliabilitas : 0,752

% 6 % &

Reliabilitas alat ukur adalah konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir butir ekuivalen yang berbeda, atau dibawah kondisi pengujian yang berbeda ( & & C #6 2 1998). Pengujian reliabilitas alat ukur dilakukan dengan rumus “ 4 / 6 Tolak ukur untuk menafsirkan tinggi rendahnya derajat reliabilitas alat ukur juga berdasarkan tolak ukur 4 / # yaitu jika r ≥ 0,6 berarti alat ukur yang disusun reliabel. Pengujian reliabilitas alat ukur menggunakan ! # Ro (rs) dengan SPSS versi 12.0.

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)

// Kadang2 Ya A Ya A C A,B Komputer, menggambar

Ya Ya

/- Kadang kadang Kadang2 A Mengijinkan asal

dikembalikan

A A D Tidak, karena tidak

ada pilihan

tidak Kadang2

/8 Ya Ya B Ya, jika ibu

punya

B A, B, C A Ya, menggambar &

menari, karena saya suka & sambil belajar tambah pengalaman

Ya Ya

/0 Ya Ya A Boleh, yang

sering dipinjam peralatan dapur

(42)
(43)
(44)
(45)

! #

& % % " '# ( (

'# % #( # & #& &

! ( # " 19 76%

# ( ! ( # " 5 20%

$ ! ( # " 1 4%

/0 ..J

( % '& % & & # & #& &

! ( # " 16 64%

# ( ! ( # " 6 24%

$ ! ( # " 3 12%

(46)

! #

.

& % % " & ' # 6 & "

6 6 & 6 #6 (

# & #& &

. ,:3 /J

- /-3.=J

' % - ..J

% " 6

6 '# ( %

# & #& &

: 3/-J

8 -.3,,J

' % - ..J

6 6 ( ( & ! $

# & #& &

, 0-3=8J

: 8:3 :J

(47)
(48)

! #

/

6 % & % ( &! &! $ % % ' ; #'&'& %

&! ' ; #'&'& %

% % ' ; #'&'& %

#& !& & #&! ; '& % % #'&'& % & ! ; '& ;

(( $ " (( $ " (( $ " (( $ " (( $ "

# J # J # J # J # J # J # J # J # J # J

'( ; 15 60 3 12 15 60 3 12 18 72 0 0 15 60 3 12 15 60 3 12

1 4 6 24 1 4 6 24 1 4 6 24 1 4 6 24 3 12 4 16

; ; 12 48 4 16 15 60 1 4 15 60 1 4 15 60 1 4 16 64 0 0

(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)

1

3 # % ( & % "

Manusia merupakan mahluk sosial yang hidup dalam situasi lingkungan

sosial. Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan bantuan orang lain untuk

memenuhi kebutuhannya, sehingga dalam menjalani interaksinya manusia

senantiasa berusaha melakukan penyesuaian diri dengan cara menyelaraskan

kepentingan diri dengan kepentingan orang lain, agar dapat hidup dengan

memiliki hubungan sosial yang menyenangkan dan harmonis.

Agar terbina suatu hubungan sosial yang harmonis diantara individu,

maka harus dikembangkan sikap saling menghormati, saling tolong menolong,

bekerjasama, berbagi, dan saling peduli antara satu sama lain. Kondisi ini tidak

lepas dari budaya masyarakat Indonesia, khususnya sejak dahulu kala yang

dikenal memiliki kebiasaan hidup bergotong royong, meskipun kebiasaan tersebut

kian lama terasa memudar. Seperti yang dikatakan oleh # & $

( 7 ' # ' # 2 bahwa saat ini kehidupan masyarakat menjadi sangat

materealistis, ketika uang menjadi hal yang sangat diagungkan, tanpa uang segala

sesuatunya tidak akan jalan. Melalui pencanangan bulan bakti gotong royong

# & $ ( 7 mengajak seluruh masyarakat untuk kembali kepada

akar kehidupan masyarakat Indonesia yang beragam suku bangsa dan adat

istiadatnya untuk kembali kepada kehidupan gotong royong, yang telah lama

(56)

2

Suatu masyarakat terdiri atas berbagai macam unsur, sedangkan keluarga

merupakan unsur kesatuan terkecil dari masyarakat. Keluarga dianggap sebagai

lingkungan pertama yang menorehkan sejarah atas pengalaman seorang anak.

Sebagai komponen utama sebuah keluarga, maka orang tua dipandang sebagai

agen yang memiliki peranan besar dalam pembentukan tingkah laku anak,

khususnya melalui interaksi orang tua dan anak. Dalam interaksinya orang tua

akan mengajarkan nilai nilai sosial pada anaknya dan menanamkan sikap

kepekaan dan kepedulian melalui model peran atau teladan yang ditunjukan baik

di dalam maupun di luar rumah, seperti menolong sesama tanpa pamrih, peduli

terhadap lingkungan sekitarnya, ikut merasakan kesulitan yang dialami oleh orang

lain.

Pada masa anak anak umumnya mereka mencari model peran untuk

mereka tiru. Namun tidak setiap anak memiliki orang tua atau dapat di asuh oleh

orang tuanya sendiri, demikian pula halnya anak anak yang tinggal di panti

asuhan. Panti asuhan merupakan suatu lembaga kesejahteraan sosial yang

bertanggung jawab memberikan pelayanan pengganti dalam pemenuhan

kebutuhan fisik, mental, dan sosial kepada anak asuh, sehingga mereka

memperoleh kesempatan yang sama dengan anak lain pada umumnya, untuk

mengembangkan segala potensi yang dimiliki dan beraktualisasi diri. Melalui

panti asuhan, diharapkan anak anak asuh dapat tumbuh dan berkembang secara

wajar, tidak ubahnya anak anak lainnya karena memiliki kesempatan yang cukup

(57)

3

Demikian halnya dengan anak anak yang tinggal di SOS Kinderdorf.

SOS Kinderdorf atau SOS Desa Taruna adalah sebuah yayasan sosial yang

bertujuan untuk membantu, mengasuh, dan memberi masa depan yang cerah pada

anak anak yatim piatu yang kurang beruntung. Anak anak yang dibantu berasal

dari berbagai latar belakang, dengan tidak membedakan suku, agama dan ras,

dengan memberi kembali kasih sayang melalui keluarga, rumah tinggal dan dasar

kehidupan yang memadai agar kelak memiliki kehidupan yang mandiri. Anak

anak yang tinggal di SOS Kinderdorf, tidak memiliki orang tua yang bisa menjadi

model peran untuk mereka tiru dan yang dapat mengajarkan nilai nilai sosial pada

anak anaknya, namun peran tersebut digantikan oleh orang tua pengganti, yaitu

seorang ibu asuh dan para pendidik lainnya. Mereka juga diasuh seperti umumnya

keluarga besar dengan ibu asuh sebagai orang tuanya.

SOS Kinderdorf merupakan panti asuhan dengan bentuk / (unit unit

rumah pada masing masing keluarga asuh). Panti asuhan dalam bentuk /

paling tidak dapat menyamai atau mendekati suasana dalam keluarga yang biasa.

Dengan demikian diharapkan anak asuh akan merasa sebagai anak yang tinggal

dalam kehidupan keluarga sendiri. Pada panti asuhan dengan sistem keluarga ini,

beberapa anak asuh dengan jumlah yang relatif lebih sedikit ditempatkan dalam

suatu keluarga Mereka menempati rumah tersendiri dalam lingkungan lembaga.

Posisi anak asuh, diatur sedemikian rupa sehingga menyamai atau menyerupai

susunan anak (adik kakak) dalam suatu keluarga biasa. Adapun yang bertindak

sebagai orang tua pengganti dijalankan oleh satu orang ibu asuh, penempatan anak

(58)

4

Dengan demikian diharapkan dapat menumbuhkan rasa saling membutuhkan

diantara mereka. Penghuni panti yang lebih muda merasa dilindungi oleh yang

lebih tua, sedangkan yang tua mendapatkan seseorang untuk dikasihi dan merasa

berguna karena dapat berbuat kebaikan bagi orang lain.

Para pendidik dan ibu asuh membesarkan, mendidik, mengasuh dan

memperhatikan kebutuhan fisik, emosional, spiritual, dan kognisi anak anak yang

dipercayakan kepada mereka. Namun dengan keadaan keluarga SOS Kinderdorf

yang masih memerlukan bantuan dari pihak lain, setiap keluarga SOS diusahakan

agar dapat memelihara tingkat hidup yang seimbang dengan lingkungannya,

dalam arti cukup tetapi sederhana. ( & # 6 (A3 Lingkungan

keluarga yang sederhana dan memerlukan bantuan dari berbagai pihak, menuntut

setiap anggota keluarganya untuk lebih memahami situasi lingkungannya yang

membutuhkan bantuan, peduli dengan kebutuhan orang lain, dan saling berbagi

dengan orang yang membutuhkan. Selain itu ibu asuh dan para pendidik berusaha

mendidik setiap anggota keluarganya untuk mematuhi nilai nilai dan norma

norma yang diantut di masyarakat dari sejak dini.

Penghuni SOS Kinderdorf memiliki usia bervariasi, memiliki latar

belakang sosial budaya berbeda, dengan tidak membedakan suku, agama dan ras.

Diantara rentang usia penghuni, maka yang akan menjadi fokus penelitian adalah

masa kanak kanak akhir, yaitu usia 9 11 tahun atau yang disebut anak usia

sekolah dasar. Pada masa tersebut anak dihadapkan pada ruang lingkup yang lebih

(59)

5

anak anak akan mulai memiliki dan berada bersama sama teman sebayanya baik

dalam aktivitas belajar maupun bermain.

Anak anak penghuni SOS Kinderdorf yang berada pada rentang usia

sekolah dasar akan menempuh pendidikan formal di sekolah yang dimiliki oleh

lembaga Kinderdorf. Sekolah tersebut bukan semata mata diperuntukan bagi

anak anak dari panti asuhan saja melainkan sekolah yang dibuka untuk umum

sehingga tidaklah heran jika sebagian dari murid muridnya berasal dari

lingkungan masyarakat sekitarnya. Di sekolah tersebut selain anak anak panti

akan mengenyam pendidikan formal, juga akan belajar bersosialisasi dan

membaur dengan teman sebayanya tanpa memandang perbedaan status sosial,

golongan, dan agama, termasuk belajar membina kerjasama, dan menunjukkan

segala bentuk perilaku yang bertujuan untuk membantu orang lain dengan

sukarela tanpa mengharapkan imbalan, yang disebut sebagai tingkah laku

prososial. Tingkah laku prososial tidak akan muncul begitu saja, namun diarahkan

oleh motif prososial sebagai faktor dalam diri individu dan dasar bagi munculnya

tingkah laku prososial. Motif prososial adalah dorongan dan keinginan yang ada

dan dimunculkan dari dalam diri seseorang untuk menolong, berbagi, dan tingkah

laku lainnya yang memiliki tujuan dan bersifat sukarela ( & 6 #(21982).

Motif prososial perlu ditumbuhkembangkan sejak dini pada diri anak dan

orang tua merupakan agen pertama yang memperkenalkan dan menanamkan

motif ini dalam diri anak melalui pola asuh. Pada konteks ini, orang tua berperan

sebagai model yang memperlihatkan pelbagai bentuk perilaku bernuansa prososial

(60)

6

dua arah secara terbuka, menerapkan prinsip prinsip kasih sayang, berbagi rasa

dan bersedia memahami perasaan orang lain ( ';; dalam & 6 #(21982))3

SOS Kinderdorf diharapkan menjadi lingkungan yang memiliki peluang besar

untuk menumbuhkembangkan motif prososial dari sejak dini pada diri anak anak

yang tinggal di sana.

Dengan sistem asuhan yang berbeda dengan panti asuhan lainnya, SOS

Kinderdorf berusaha menuju kepada rehabilitasi, resosialisasi dan edukasi yang

ditujukan dalam suasana keakraban keluarga, yang merupakan keluarga tetap bagi

setiap penghuninya. Faktor lain yang mempengaruhi motif prososial adalah usia,

jenis kelamin dan pengalaman sosialisasi anak ( ';; , dalam & 6 #(2

1982).

Dari hasil wawancara terhadap pimpinan SOS Kinderdorf, diperoleh

keterangan SOS Kinderdorf Lembang tersebut memiliki 13 rumah, setiap rumah

dihuni oleh 8 10 orang anak laki laki dan perempuan dengan usia yang bervariasi,

setiap rumah menganut agama yang sama dan seorang ibu yang berperan sebagai

ibu asuh. Selain itu ada empat orang pembina laki laki dewasa yang akan

berperan sebagai ayah bagi anak anak yang tinggal disana. Saat ini tercatat sekitar

30 orang anak usia 9 11 tahun tinggal di SOS Kinderdorf.

Setiap keluarga diberi otonomi untuk mengatur rumah tangganya sendiri

seperti mengatur ekonomi rumah tangganya, mengatur ketertiban seperti yang

terjadi pada setiap keluarga alami dan ibu asuh berusaha mendidik setiap anaknya

(61)

7

anak anaknya diajarkan untuk membantu ibu untuk melakukan berbagai kegiatan

dalam rumah tangganya, seperti memasak, mencuci dan menjaga adik yang lebih

kecil. Setiap hari ibu berkomunikasi kepada anak anaknya mengenai pembagian

tugas yang harus dikerjakan pada anak anak yang dianggap cukup mampu untuk

membantu. Sebagian anak anak yang berusia 9 11 tahun sudah diberi kepercayaan

oleh ibu asuhnya untuk menjaga adiknya yang lebih kecil, membantu ibu

memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya, namun tetap saja ada

beberapa anak yang tidak mau membantu ibunya dalam bekerja dengan alasan

mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya sendiri, atau karena mereka masih

ingin bermain lebih lama lagi.

Selain dari itu SOS Kinderdorf secara rutin selalu mengadakan kegiatan

kegiatan dengan mengikutsertakan masyarakat lain dan juga secara rutin turut

serta dengan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah lain di luar lingkungan SOS

Kinderdorf seperti Pramuka, “ ” yang berupa lintas alam, kemping dan

lain sebagainya. Tujuannya adalah untuk menambah pengalaman sosialisasi dan

melatih anak anak SOS Kinderdorf untuk hidup di dalam masyarakat di kemudian

hari. Setiap anak di SOS Kinderdorf tidak diperbolehkan meninggalkan SOS

Kinderdorf untuk diadopsi oleh suatu keluarga misalnya, mengingat SOS

Kinderdorf ini lebih menekankan pada prinsip / / 3 #

yaitu SOS Kinderdorf merupakan sebuah keluarga tetap, dan sampai anak anak

ini kelak menjadi dewasa pun akan tetap memiliki rumah dan ibu sebagai orang

(62)

8

Berdasarkan penelitian awal berupa wawancara terhadap dua belas orang

dari dua puluh lima orang anak yang berusia 9 11 tahun di SOS Kinderdorf

Lembang, delapan orang anak mengatakan bahwa mereka memiliki kesediaan

untuk membantu orang lain yang menghadapi kesulitan, seperti membantu ibu

memasak di dapur tanpa mengharapkan imbalan. Lima dari delapan orang anak

mengatakan mereka membantu karena kasihan melihat ibunya bekerja tetapi tidak

ada yang membantu, dua dari delapan orang anak mengatakan karena mereka

senang membantu ibu memasak di dapur dan satu dari delapan mengatakan

karena merasa kewajibannya untuk membantu orang yang sedang kerepotan.

Mereka bersedia meminjamkan mainan atau barang kepunyaannya kepada

saudara dan temannya, mau mendengarkan cerita temannya jika temannya itu

sedang bersedih atau terkena masalah. Anak anak itu dapat diajak kerja kelompok

ataupun mengerjakan piket kelas. Jika di sekolah ada temannya yang kesulitan

dalam pelajaran mereka mau membantu dengan bekerja kelompok atau

melakukan hal lainnya yang dapat membantu.

Empat orang anak mengatakan kurang memiliki kesediaan untuk

membantu orang lain yang mengalami kesulitan. Dua dari empat orang anak

mengatakan mereka kadang kadang ingin membantu ibu atau temannya namun

mereka tidak memiliki waktu, pulang sekolah mereka harus mengikuti les dan

beberapa kegiatan di SOS Kinderdorf sehingga tidak ada waktu lagi untuk

membantu ibu atau temannya itu. Dua dari empat orang mengatakan bahwa

(63)

9

mereka saja. Jika ada temannya meminta bantuan dalam pelajaran, mereka lebih

suka menonton TV atau bermain , karena masih banyak orang lain yang bisa

membantu selain mereka.

Berdasarkan hal hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti survei

mengenai motif prososial pada anak usia 9 11 tahun di SOS Kinderdorf Lembang.

3/ $ ; & & % "

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang

ingin diketahui adalah seberapa besar motif prososial pada anak usia 9 11 tahun di

SOS Kinderdorf Lembang

3- & $ %

3-3 & $ %

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang motif

prososial pada anak usia 9 11 tahun di SOS Kinderdorf Lembang.

3-3/ %

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran komprehensif

tentang seberapa besar motif prososial pada anak usia 9 11 tahun di SOS

(64)

10

38 ( %

383 ( % "

a. Mengetahui dan mempelajari motif prososial dan aspek aspeknya pada

anak usia 9 11 tahun di SOS Kinderdorf Lembang.

b. Mendorong peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut

mengenai motif prososial pada masa kanak kanak akhir.

c. Sebagai bahan masukan bagi psikologi pendidikan dan perkembangan

mengenai motif prososial pada anak usia 9 11 tahun di SOS Kinderdorf

Lembang.

383/ ( # &

a. Sebagai informasi bagi kepala SOS Kinderdorf mengenai motif prososial

anak usia 9 11 tahun di SOS Kinderdorf untuk dimanfaatkan dalam

meningkatkan segala bentuk kegiatan dan pengasuhan anak yang dapat

meningkatkan motif prososial anak.

b. Sebagai informasi bagi ibu asuh SOS Kinderdorf mengenai motif

prososial anak usia 9 11 tahun di SOS Kinderdorf untuk dimanfaatkan

dalam meningkatkan cara pengasuhan terhadap anak agar dapat

meningkatkan motif prososial anak.

c. Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai motif prososial anak usia 9

11 tahun di SOS Kinderdorf Lembang untuk dimanfaatkan dalam

(65)

11

d. Sebagai informasi bagi anak usia 9 11 tahun mengenai pentingnya motif

prososial dalam interaksi dengan lingkungannya.

30 # ( #

Pada masa perkembangan anak, keluarga memiliki pengaruh yang sangat

besar. Melalui keluarga, anak mengalami proses sosialisasi primer ( ';;

dalam & 6 #(21982). Anak belajar tentang peran peran yang akan dimainkan

dalam masyarakat, seperti: nilai nilai apa yang pantas dan tidak pantas, baik dan

buruk, sikap dan perilaku. Akan tetapi tidak semua anak mempunyai keluarga

yang utuh, ada anak anak yang tinggal di panti asuhan karena mereka tidak

mempunyai ayah dan ibu seperti anak anak yang tinggal di SOS Kinderdorf.

Keluarga SOS Kinderdorf dihuni oleh seorang ibu asuh dan 8 10 orang

anak, saudara kandung tinggal bersama. Demikian pula anak laki laki dan

perempuan dengan usia yang bervariasi tinggal serumah. Termasuk didalamnya

anak usia 9 11 tahun yang merupakan masa kanak kanak akhir $ 4 '.

Periode ini dinamai sebagai tahun tahun sekolah dasar. Relasi keluarga dan

teman teman sebaya terus memainkan peran yang penting pada masa akhir anak

anak. Menerapkan disiplin kepada anak pada masa ini seringkali lebih mudah.

Bagi orang tua pada masa ini perkembangan kognitif anak sudah semakin matang

sehingga memungkinkan orang tua untuk bermusyawarah dengan mereka tentang

penolakan penyimpangan dan pengendalian perilaku mereka.(1'" 43 #'> ,

(66)

12

Demikian halnya dengan anak anak yang tinggal di SOS Kinderdorf,

walaupun dalam mendidik, mengasuh dan menerapkan disiplin dilakukan oleh

seorang ibu asuh, namun diharapkan anak anak dapat tumbuh dan berkembang

secara wajar. Sesuai dengan prinsip yang ditetapkan yang membedakan dari panti

asuhan yang ada terletak pada sistem asuhan dan pendidikan yang diberikan pada

anak anaknya yaitu / / 3 bahwa SOS Kinderdorf

mengusahakan suatu pendekatan melalui sistem yang terpadu menuju kepada

usaha usaha rehabilitasi, resosialisasi dan edukasi yang ditujukan kepada anak

asuhannya, dalam suasana keakraban keluarga. Sistem ini mengandung prinsip

prinsip yang diterapkan pada ruang lingkup anak asuhan yang dibuat sedemikian

rupa sehingga menyerupai keadaan alami satu dengan lainnya dan tidak dapat

dipisahkan diantaranya adalah rumah, keluarga, adik kakak, ibu pengasuh, desa,

pendidikan di sekolah, tingkat hidup dan biaya. SOS Kinderdorf merupakan

sebuah keluarga tetap yang memiliki satu rumah dan ibu sebagai orang tuanya

sampai mereka menjadi dewasa ( 5' (&' ( # ! + ( 6 " ? # "2

$ #$'#;A.

Keluarga merupakan lingkungan sosial anak yang pertama, dalam konteks

ini orang tua berperan sebagai model yang memperlihatkan pelbagai perilaku

bernuansa prososial tatkala berinteraksi dengan anak seperti memberikan

perhatian, berkomunikasi dua arah secara terbuka, menerapkan prinsip prinsip

kasih sayang, berbagi rasa, dan bersedia memahami perasaan orang lain3

(67)

13

namun diarahkan oleh motif prososial. Motif prososial dipengaruhi oleh

lingkungan keluarga, lingkungan keluarga SOS Kinderdorf diharapkan dapat

mempengaruhi tingginya motif prososial pada anak. Di SOS Kinderdorf peranan

ibu asuh ini merupakan titik sentral dari sistem asuhannya, ibu asuh diharapkan

dapat mencurahkan segala kebaikan, perhatian, kasih sayang sebagaimana terjadi

dengan seorang ibu alami. Ibu asuh harus menjadi pengganti ibunya dengan

seikhlas ikhlasnya. Lingkungan keluarga SOS Kinderdorf mengajarkan dan

membiasakan mereka untuk saling berbagi, menolong, bekerjasama, saling

menghargai, memperhatikan dengan sesama penghuni yang memiliki latar

belakang, budaya, agama, suku dan ras yang berbeda ataupun dengan lingkungan

yang ada di luar panti asuhan.

Selain dari keluarga, motif prososial juga dipengaruhi oleh faktor internal

yang menetap dalam diri seperti usia dan jenis kelamin. Pada masa kanak kanak

akhir yaitu usia 9 11 tahun berada pada periode 4 / #anak anak

dapat melakukan operasi dan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif

sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam contoh contoh yang spesifik atau

kongkrit. Pada masa tersebut anak mulai berkurang egosentrisnya dan mulai

terfokus pada kebutuhan kebutuhan orang lain yang memerlukan tingkah laku

prososial. Pada periode ini juga anak mulai berpikir bahwa tindakan kebaikan

yang dilakukan orang lain adalah bagus dan perlu di tampilkan. Pada masa

pertengahan sampai akhir tahun tahun sekolah dasar anak mulai percaya bahwa

keadilan berarti memberikan perlakuan khusus pada orang yang membutuhkan.

(68)

14

masa kanak kanak akhir, masa kanak kanak akhir lebih suka membantu orang lain

untuk mendapatkan ) yang kongkrit atau sama dengan tindakan orang

dewasa untuk pemenuhan hati nurani ( & 6 #(21982).

Berdasarkan jenis kelamin, wanita diharapkan lebih responsif, empatik,

dan prososial. Sedangkan pria diharapkan lebih mandiri dan berorientasi pada

prestasi. Dari sekian banyak hasil penelitian tentang perbedaan jenis kelamin,

maka interpretasi yang masuk akal dari pola hasil ini adalah bahwa ada perbedaan

jenis kelamin dalam populasi namun gejalanya hanya tampak sewaktu waktu

karena sangat kecil perbedaan yang ada.

Disamping keluarga, usia dan jenis kelamin motif prososial juga

dipengaruhi oleh pengalaman sosialisasi anak. Secara umum dapat dikatakan,

pengalaman pengalaman sosialisasi anak memiliki peran penting dalam

mengembangkan kecenderungan empatik alamiah, mengembangkan sikap mental

anak terhadap orang lain, serta meletakan dasar bagi pengembangan sistem nilai

yang menjadi cikal bakal motif prososial.

Menurut # $ $ (1988), lingkungan merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi perkembangan motif prososial. Nilai dan norma yang bersifat

prososial yang ditanamkan oleh lingkungan, diinternalisasi oleh individu sehingga

menjadi bagian dari sistem nilai dan norma pribadi dirinya, dan individu

menganut nilai dan norma pribadi yang berkarakter prososial. Pola interaksi yang

berciri prososial akan membentuk pola kebiasaan yang berciri prososial pula, pola

(69)

15

tokoh panutan yang merupakan model yang selalu bisa ditiru yang berciri

prososial.

Kegiatan kegiatan serta kemungkinan untuk berpartisipasi dalam kegiatan

yang berciri prososial akan memberikan semacam pengalaman yang memudahkan

bagi individu untuk memahami dan merasakan situasi dimana tindakan prososial

di butuhkan. SOS Kinderdorf berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut

dengan melengkapi lingkungan SOS Kinderdorf tersebut dengan sarana sarana

pelengkapnya seperti taman bermain bersama, lapangan olah raga, tempat dan

sarana keterampilan yang terbuka bagi masyarakat sekitar SOS Kinderdorf. Selain

dari sarana sarana pelengkap, SOS Kinderdorf secara rutin mengadakan berbagai

kegiatan misalnya kegiatan pramuka bagi anak anak usia SD yang diikuti oleh

masyarakat lainnya, “ ” yang dilakukan bersama sama dengan sekolah

lain, pada saat perayaan keagamaan seperti Natal dan Lebaran, mereka bersama

sama saling membantu untuk membuat perayaan di lingkungan SOS Kinderdorf,

yang diharapkan dapat menumbuhkembangkan motif prososial melalui pola

interaksi yang bercirikan prososial tersebut.

Kekuatan motif prososial pada setiap orang berbeda, karena

perkembangan motif dipengaruhi pengalaman sosialisasi yang dialami individu

sendiri. Oleh karena itu terdapat pula perbedaan individual dalam kekuatan motif.

Begitu motif terbentuk maka motif akan memiliki kecenderungan yang relatif

menetap ( ';; dalam '# $ 2 1988). Motif prososial adalah dorongan dan

keinginan yang ada dan dimunculkan dari dalam diri seseorang untuk menolong,

(70)

16

( & 6 #(2 1982). Gagasan utama yang melandasi motif prososial ini adalah respon empatik seseorang terhadap penderitaan orang lain berinteraksi dengan pemahaman kognitif tentang orang tersebut ( ';; , dalam && 6 #(21982). Menurut ';; 2 motif prososial terdiri atas dua aspek utama yang menyusun motif prososial, yaitu aspek kognisi dan aspek afeksi. Aspek kognisi terdiri atas elemen elemen, antara lain persepsi tentang situasi, nilai prososialitas, perspektif sosial. Aspek afeksi terdiri atas elemen elemen, antara lain empati dan afek positif. Adapun tiap tiap elemen mempunyai batasan batasan. Persepsi tentang situasi adalah pemaknaan individu akan situasi lingkungan. Kemampuan mempersepsikan situasi merupakan syarat awal untuk munculnya tingkah laku membantu. Setelah memaknakan situasi, kemudian memberikan penilaian terhadap situasi yang dihadapi. Pemberian penilaian ini merupakan faktor yang menentukan apabila seseorang akan memaknakan situasi sebagai situasi yang membutuhkan bantuan atau tidak. Proses pemberian penilaian ini tidak terlepas pada nilai prosial. Nilai prososial adalah nilai mengenai prososialitas yang dianut oleh individu. Nilainya berupa adanya kepedulian kepada kesejahteraan orang lain

dan rasa tanggung jawab terhadap orang yang membutuhkan ( $ #

(71)

17

membutuhkan bantuan, barulah orang dapat tergerak perasaannya untuk

melakukan suatu tindakan. Afek positif adalah keberadaan perasaan kasih, sayang,

atau iba yang ditujukan oleh individu terhadap orang lain yang sedang

membutuhkan bantuan.

Dalam hal ini, SOS Kinderdorf yang merupakan suatu lingkungan

keluarga dengan berbagai perbedaan yaitu perbedaan latar belakang, budaya,

agama, suku dan ras dapat mengajarkan dan membiasakan setiap anak untuk

saling menghargai, berbagi, bekerjasama, menolong, dan saling memperhatikan

satu dengan yang lain dengan berbagai perbedaan. Melalui cara ibu asuh dalam

mendidik dan membiasakan anak anaknya untuk membantu dalam pekerjaan

rumah dan berbagai kegiatan lainnya di SOS Kinderdorf, berbagi apa yang

mereka miliki dengan setiap anggota keluarga lainnya, diharapkan dapat

memahami bagaimana situasi di lingkungan SOS Kinderdorf, dan dapat

menumbuhkan nilai prososialitas berupa rasa kepedulian terhadap kesejahteraan

orang lain. Hal tersebut merupakan elemen elemen dari aspek aspek kognisi.

Selain itu lingkungan SOS Kinderdorf juga diharapkan dapat

menumbuhkan kemampuan anak untuk menempatkan diri pada keadaan orang

lain, dan untuk turut merasakan kebutuhan orang yang membutuhkan bantuan.

Setiap keluarga yang tinggal di lingkungan SOS Kinderdorf dalam satu rumah,

anggota keluarga yang tinggal usianya diatur sedemikian rupa sehingga seolah

olah merupakan adik kakak satu dengan lainnya. Dengan demikian ini diharapkan

dapat menumbuhkan rasa saling membutuhkan diantara mereka. Anak yang lebih

(72)

18

(73)

19

Dari hal hal di atas maka dapat dibuat suatu bagan sebagai berikut:

(74)

20

3: & &

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas maka diajukan beberapa asumsi

sebagai berikut:

1) Motif prososial dapat ditumbuhkembangkan sejak usia dini dan keluarga

merupakan lingkungan sosial primer yang memegang peranan penting

terutama melalui model peran orang tua.

2) Lingkungan keluarga SOS Kinderdorf mengutamakan suasana keakraban

keluarga pada setiap rumah, dapat mengajarkan dan membiasakan untuk

saling berbagi, menolong, menghargai dan dapat mengembangkan

perasaan kasih sayang serta kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain

yang berbeda satu dengan yang lain.

3) Anak anak SOS Kinderdorf yang dibesarkan dalam nuansa lingkup sosial

yang memiliki berbagai perbedaan latar belakang, agama, budaya, suku

dan ras namun tetap dibawah pengasuhan satu orang ibu asuh yang

merupakan titik sentral dari sistem asuhannya, diharapkan dapat

(75)

80

03 & ! %

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil yang dilakukan, maka

dapat dibuat kesimpulan, seperti di bawah ini:

1) Sebagian besar anak usia 9 11 tahun di SOS Kinderdorf Lembang

menunjukkan motif prososial yang tinggi, artinya mereka memiliki

keinginan keinginan yang besar untuk menampilkan perilaku seperti

menolong atau berbagi dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraan

orang lain tanpa mengharapkan imbalan.

2) Sebagian besar anak usia 9 11 tahun di SOS Kinderdorf Lembang

memiliki aspek kognitif yang tinggi dari motif prososial artinya mereka

memiliki kemampuan yang tinggi untuk memaknakan situasi lingkungan,

memberi penilaian terhadap suatu situasi dan memahami secara kognitif

sebuah situasi dari sudut pandang orang yang membutuhkan.

3) Sebagian besar anak usia 9 11 tahun di SOS Kinderdorf Lembang

memiliki aspek afektif yang tinggi dari motif prososial artinya mereka

memiliki kemampuan yang tinggi untuk ikut merasakan kebutuhan dan

penderitaan orang lain (berempati), serta menunjukkan afek positifnya.

4) Ditinjau dari faktor dalam diri yang mempengaruhi motif prososial yaitu

jenis kelamin maka motif prososial, aspek kognitif dan aspek afektif

(76)

81

5) Ditinjau dari faktor lingkungan yang mempengaruhi motif prososial yaitu

lingkungan keluarga dan pengalaman sosialisasi anak, maka anak anak

usia 9 11 tahun di SOS Kinderdorf Lembang yang memiliki motif

prososial tinggi di pengaruhi oleh stimulasi faktor lingkungan yang tinggi

pula.

#

Berkaitan dengan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan dengan

menyadari berbagai keterbatasan yang ada, maka peneliti merasa perlu

mengajukan beberapa saran:

03/3 # # &

1) Bagi kepala SOS Kinderdorf, diharapkan dapat mempertahankan dan

meningkatkan dalam menciptakan suatu lingkungan yang dapat

menumbuhkembangkan motif prososial dari sejak dini, misalnya dengan

diadakannya kegiatan kegiatan yang dapat meningkatkan motif prososial

anak seperti kegiatan secara rutin untuk membersihkan lingkungan SOS

secara bersama sama dan bergabung dengan masyarakat sekitarnya.

2) Bagi ibu asuh, diharapkan dapat meningkatkan perannya sebagai model

yang memperlihatkan pelbagai perilaku bernuansa prososial tatkala

(77)

82

03/3/ # %

1) Mengingat penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, maka hendaknya

penelitian selanjutnya dapat lebih dikembangkan menjadi penelitian yang

lebih mendalam, dengan menggali hubungan variabel variabel lain dan

motif prososial sehingga penelitian menghasilkan sesuatu yang lebih

kompleks, seperti variabel jenis pola asuh ibu.

2) Dapat juga diteliti perbandingan motif prososial antara laki laki dan

perempuan di panti asuhan, karena menurut hasil penelitian terdapat

perbedaan motif prososial antara laki laki dan perempuan.

3) Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian mengenai motif

prososial di panti asuhan yang memiliki sistem yang berbeda, yaitu panti

(78)

& & 2 $ & #6 3! . Ed. Bahasa Indonesia. 1998. Jakarta: Prenhallindo.

# %2 %31976. / . ! > : / Washington:

Hemisphere Publishing Coorporation.

& 6 #(2 >531982. ! 2 / . New York:

Academic Press.

#& 2 (( " C + % (( "2000. = # : "

(cet Ke 4) Jakarta: Gunung Mulia.

#'> 2 1'" 432004. 2 New York:

The McGraw Hill Companies, Inc.

( %2 $ 531992. ? ( @ @ Jakarta:

PT. Gramedia.

(79)

1

( & 2 ; 22001. ; 8

Skripsi:Bandung: Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Harian Pikiran Rakyat, Bandung 22 Mei 2004.

Menyongsong Hari Depan Yang Lebih Cerah, SOS Kinderdorf.

( & 2 #5 6 # 32004. ; 8

! ( * ! 2 7A6 4

Skripsi: Bandung: Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Pedoman Pelayanan Kesejahteraan Anak Melalui Panti Sosial Asuhan Anak, Badan Kesejahteraan Sosial Nasional, Jakarta 2000

$ $ 2 # # 31988.

Tesis: Bandung: Program Pasca Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran.

%) 2 !# % 32004. 2 2

. : " 2 . Skripsi:

Bandung: Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

SOS Desa Taruna Lembang, SOS Kinderdorf.

SOS Desa Taruna Indonesia, SOS Kinderdorf.

4 5 2 >" %32005. 2 ! ) B

C D 2 . Skripsi:

Gambar

gambar kejadian yang ada. Bayangkanlah bahwa
gambar kejadian yang ada. Bayangkanlah bahwa

Referensi

Dokumen terkait

Biji maupun stek batang dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman jarak pagar, namun memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang beragam pada media

menjelaskan tentang pengertian munasabah secara umum dan dari segi mufasir, menjelaskan tentang pembagian munasabah, dan urgensi munasabah. Sedangkan sub bab

Berdasarkan penjelasan yang diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan menjadikan permasalahan yang terjadi sebagai topik penelitian

Teori yang dikemukakan oleh Wallace at al (1994) dalam Ikka (2006) yang menyatakan bahwa rasio likuiditas merupakan ukuran kinerja manajemen dalam mengelola

Hasil uji hipotesis menunjukkan taraf nyata α = 0,05 diperoleh P-value = 0,002 atau tolak Ho, artinya hasil belajar matematika Peserta Didik yang

Pada masa perinatal kemungkinan terjadinya kematian bayi dengan berat lahir rendah sebesar 5-13 kali lebih besar dibanding dengan bayi berat lahir normal, Bayi

Tujuan penelitian ini antara lain adalah untuk memperoleh usulan- usulan alternatif fungsi yang dapat diterapkan di lahan aset jalan Raya Ngagel 153 Surabaya, mendapatkan

Tujuan dari penelitan tugas akhir ini adalah merancang sistem pengaturan level pada Plant Coupled Tanks dengan menggunakan teknik MRAC dan algoritma kontroler PI