• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sampah sendiri terbagi dalam dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Sampah sendiri terbagi dalam dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

P-ISSN 2614 - 8501 E-ISSN 2615 - 2339 Vol. 03, No. 1, pp. 09-15; April 2020

http://journal.uhamka.ac.id/index.php/syukur

PENINGKATAN EKONOMI MELALUI PEMBERDAYAAN DAN PELATIHAN KERAJINAN SAMPAH ANORGANIK PLASTIK

Pristi Sukmasetya1, Aditya Prasetyawan2, Reza Pradana Adiharsa3, Annisa Shabilla4

1234Universitas Muhammadiyah Magelang

Email: pristi.sukmasetya@ummgl.ac.id1, adityadidit57@gmail.com2, rezapradanaadiharsa7@gmail.com3, annisashabillaa@gmail.com4

Diterima: 9 Maret 2020, Direvisi: 13 Maret 2020, Disetujui: 23 Maret 20220 ABSTRAK

Sampah sudah menjadi masalah umum pada setiap lingkungan, baik lingkungan kota maupun di desa. Sampah sendiri terbagi dalam dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah anorganik tidak dapat didegradasi oleh alam sehingga bisa berdampak buruk jika tidak di kelola. Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi peningkatan volume sampah salah satu caranya adalah dengan pengelolaan sampah melalui partisipasi masyarakat. Progam pengelolaan sampah berbasis partisipasi mayarakat ini dilakukan di Dusun Tirto terletak di Desa Paremono, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengelolaan sampah menjadi suatu produk yang kreatif, karya kreasi sampah plastik yang memiliki nilai jual secara ekonomis sehingga mampu meningkatkan penghasilan masyarakat di Dusun Tirto. Pendekatan program ini adalah dengan deskriptif kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan fenomena yang terjadi di lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian, bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah anorganik adalah dengan mendaur ulang (recycle) sampah plastik menjadi kerajinan tangan berupa tas yang memiliki daya jual yang dapat menghasilkan keuntungan

Kata kunci: sampah, anorganik, recycle, kerajinan

ABSTRACK

Garbage has become a common problem in every environment, both urban and rural environments. Inorganic waste cannot be degraded by nature so it can have a bad impact if not managed. One thing that must be done to overcome the increase in waste volume is to manage waste through community participation. The program on community participation-based waste management was conducted in Tirto Hamlet located in Paremono Village, Mungkid District, Magelang District. This research aims to find out how the process of managing waste into a creative product, the creation of plastic waste that has economic value so that it can increase the income of the community in Tirto Hamlet. Approached method that have been used is descriptive qualitative, a study that intends to describe the phenomena that occur at the study site.

Data collection techniques include interviews, observation, and documentation. Based on the results of the study, the form of community participation in the management of inorganic waste is to recycle (recycle) plastic waste into handicrafts in the form of bags that have a selling power that can generate profits.

(2)

P-ISSN 2614 - 8501 E-ISSN 2615 - 2339 Vol. 03, No. 1, pp. 09-15; April 2020

http://journal.uhamka.ac.id/index.php/syukur

PENDAHULUAN

Dusun Tirto RW 09, Desa Paremono, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang terdiri atas 4 RT. Secara keseluruhan Dusun Tirto memiliki jumlah penduduk sebanyak 449 jiwa. Sebagian besar masyarakat daerah tersebut berprofesi sebagai petani, peternak, dan budidaya perikanan. Dusun Tirto memiliki potensi dalam home industryyaitu pembuatan tempe kedelai serta budidaya ikan. Dari segi agama dan sosial, masyarakatnya mampu hidup berdampingan serta harmonis meskipun terdapat perbedaan agama. Selain itu, budaya organisasi masyarakat tersebut termasuk ke dalam golongan yang aktif dan baik. Namun, kesadaran warga di Dusun Tirto untuk mengelola sampah dengan baik dan benar masih tergolong rendah. Sampah masih dibuang di sembarang tempat, pembakaran jenis sampah yang asal-asalan, serta tidak adanya tempat pembuangan akhir sampah di dusun tersebut.

Sampah menurut kamus istilah lingkungan (1994) adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga. Secara umum jenis sampah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat diurai (degradable) dan sampah anorganik adalah sampah yang tidak terurai (undegradable). Sampah terbagi dalam berbagai jenis dan sifatnya. Berdasarkan sifat fisik dan kimia, sampah dapat dibagi menjadi sampah yang mudah membusuk terdiri dari sisa sayuran, sisa daging, daun, dan lain-lain. Sedangkan sampah yang tidak mudah membusuk terdiri dari plastik, botol plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan, dan lain-lain. Keberadaan sampah tersebut dapat bersumber dari rumah tangga, kegiatan pertanian, kegiatan pertambangan, kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung, daerah perdagangan, maupun pada lembaga pendidikan (Marleni, Mersyah, & Brata, 2012). Saat ini sampah seringkali menjadi persoalan dalam masyarakat karena sampah dapat menjadi peluang terjadinya pencemaran lingkungan di sertai dengan penurunan kualitas kelestarian lingkungan. Selain peran pemerintah, penangan pengelolaan sampah juga memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat sebagai fasilitator. Permasalahan sampah dapat diatasi jika masyarakat maupun pemerintah mampu dan memiliki kemauan dalam menjalankan tugas dan kewajiban pengelolaan sampah dengan penuh tanggung jawab (Nasution, Rahmalina, Sulaksono,

& Doaly, 2019). Pola pengelolaan sampah dengan melibatkan masyarakat sebagai fasilitator yang dapat berperan aktif dalam mengurangi volume sampah merupakan keputusan yang tepat dalam mengantisipasi peningkatan jumlah volume sampah yang terus meningkat.

Berbagai program dibuat oleh pemerintah yang bertujuan untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah. Salah satunya program pengelolaan sampah yang berdasarkan 3R yaitu pengelolaan sampah secara reduce, reuse, dan recycle yang sudah menjadi kebijakan secara nasional sejak disahkannya Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah (Ambarwati &

Darnoto, 2017) . Dengan menerapkan program 3R diharapkan timbunan sampah akan berkurang dan di samping itu juga dapat menjadi alat dalam mengoptimalkan pemanfaatan sampah sehingga memiliki nilia ekonimis dan dapat membuka lapangan kerja (Malee, LS, & Wangke, 2016). Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan sampah yang baik dan benar yang pengelolaannya salah satunya yaitu dengan membuat kreativitas kerajinan tangan berupa tas yang berasal dari sampah anorganik.Kreativitas dalam pemanfaatan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan merupakan salah satu solusi yang baik untuk mengubah sampah anorgoanik menjadi barang yang berguna

(3)

P-ISSN 2614 - 8501 E-ISSN 2615 - 2339 Vol. 03, No. 1, pp. 09-15; April 2020

http://journal.uhamka.ac.id/index.php/syukur

kembali serta memiliki daya jual serta dapat dikreasikan menjadi barang yang mempunyai nilai estetika.

Tujuan dari program kreativitas dalam pemanfaatan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan tas ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama khususnya masyarakat di Dusun Tirto tentang bagaimana cara pengelolaan sampah anorganik yang baik dan benar serta untuk menerapkan program pengelolaan sampah sesuai dengan 3R (reduce, reuse, dan recycle). Selain itu, dengan menjadikan sampah anorganik mejadi suatu kreativitas kerajinan tangan yang memiliki manfaat tertentu dan bernilai ekonomi dapat menambah penghasilan keluarga.

MASALAH

Berdasarkan analisis situasi tersebut dapat diungkapkan beberapa masalah yang umumnya dihadapi oleh pihak mitra, antara lain:

1. Masih minimnya pengetahuan masyarakat di Dusun Tirto terkait bahaya sampah dan pengelolaannya

2. Kurangnya pengetahuan masyarakat di Dusun Tirto terkait pengelolaan sampah anorganik yang baik dan benar

3. Belum adanya inovasi pemanfaatan sampah anorganik yang dilakukan oleh masyarakat di Dusun Tirto

4. Kurangnya pengetahuan masyarakat di Dusun Tirto terkait pentingnya inovasi pemanfaatan sampah anorganik yang ada sebagai salah satu upaya mengelola sampah menjadi produk yang lebih memiliki nilai ekonomi.

METODE

Pelaksanaan program pengabdian masyarakat di Dusun Tirto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang ini dilaksanakan selama tiga puluh hari. Pelaksanaan kegiatan dimulai dari tanggal 5 Agustus sampai dengan tanggal 4 September. Pendekatan yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan beberapa tahapan. Yang pertama adalah observasi, kemudian dilanjutkan dengan wawancara terhadap beberapa warga dusun, dan yang terakhir adalah fokus pada pendokumentasian kegiatan. Hal pertama yang dilakukan ketika melakukan proses observasi lapangan adalah tim pelaksana terjun langsung ke Dusun Tirto untuk mengetahui kondisi dan suasana yang ada disana. Wawancara dengan masyarakat sekitar untuk mengetahui tingkat literasi masyarakat terkait pengelolaan sampah yang ada. Setelah mengetahui kondisi permasalahan yang ada, tim pelaksana memberikan berbagai macam pelatihan terkait pengolahan kreasi sampah plastik anorganik yang ada. Obyek sasaran program pengelolaan sampah menjadi kerajinan tangan tas ini ditujukan kepada masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga. Bahan dan alat pembuatan kreativitas dalam pemanfaatan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan tas antara lain bungkus minuman instan bekas, gunting, penggaris, jarum, benang jahit, furing atau kain polos, dan ritsleting.

PEMBAHASAN Pelaksanaan Kegiatan

Pembuatan kerajinan tangan berupa tas yang berasal dari sampah anorganik yaitu bungkus minuman instan bekas ini adalah program pengabdian masyarakat yang diadakan di Dusun Tirto, Desa Paremono, Kabupaten Magelang. Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada ibu-ibu pengurus PKK di dua RT, yaitu RT 01/09 dan

(4)

P-ISSN 2614 - 8501 E-ISSN 2615 - 2339 Vol. 03, No. 1, pp. 09-15; April 2020

http://journal.uhamka.ac.id/index.php/syukur

RT 04/09. Tujuan program ini adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai bagaimana mengelola sampah yang baik dan benar agar tidak mencemari, memberikan keterampilan yang dapat digunakan untuk keperluan sendiri (keluarga), dan akan lebih bermanfaat apabila dijual sehingga dapat memberikan tambahan penghasilan.

Harapannya dengan adanya program pengelolaan sampah ini diharapkan dapat mengurangi timbunan sampah dan membuat lingkungan bersih. Program pembuatan kerajinan tangan berupa tas yang berasal dari sampah anorganik ini diadakan juga untuk menyalurkan bakat-bakat dan kreativitas yang dimiliki oleh ibu-ibu PKK di Dusun Titro. Ibu-ibu PKK di Dusun Tirto dapat mendapatkan referensi pembuatan kerajinan dari internet dan kemudian di kolaborasikan dengan ide-ide ibu-ibu PKK. Untuk harga yang dibandrol juga sangat kompetitif tergantun dari segi kerumitan saat proses pembuatannya.

Tahap 1-Penyuluhan Pemilahan Sampah

Kegiatan dari program pembuatan kerajinan tangan berupa tas yang berasal dari sampah anorganik ini dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama yaitu terkait dengan penyuluhan pemanfaatan dan pemilihan sampah plastik yang telah dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Agustus 2019 dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang. Pada kegiatan penyuluhan ini, tim pelaksana memberikan beberapa materi kepada masyarakat yang hadir terkait penting dan manfaatnya memilah sampah. Kegiatan penyuluhan ini berlangsung dengan pendekatan focus group discussion. Sesi pertama materi disampaikan oleh tim pelaksana dan dilanjutkan dengan sesi diskusi. Pada sesi diskusi tampak sekali antusias dari masyarakat untuk membahas bagaimana cara atau strategi yang tepat dalam memilih sampah. Kegiatan diskusi ini berlangsung selama kurang lebih satu jam. Gambar 1 adalah foto kegiatan pada penyuluhan pemilihan sampah yang berlangsung di Dusun Tirto

Gambar 1. Foto Kegiatan Penyuluhan Pemilahan Sampah

Hasil dari kegiatan tahap pertama ini adalah masyarakat mengetahui bagaimana cara memilah sampah yang tepat sesuai dengan jenis sampah yang ada. Tidak hanya itu saja, masyarakat merasa dengan adanya kegaitan penyuluhan pemilihan sampah ini, masyarakat lebih memahami dalam menyikapi kondisi sampah yang ternyata masih sangat banyak tersebar di sudut-sudut Dusun. Terlebih kini, masyarakat tidak lagi cemas dan bingung dalam mengolah sampah yang dihasilkan oleh tiap keluarga yang ada.

Tahap 2-Kegiatan Pemilahan Sampah

(5)

P-ISSN 2614 - 8501 E-ISSN 2615 - 2339 Vol. 03, No. 1, pp. 09-15; April 2020

http://journal.uhamka.ac.id/index.php/syukur

Tahap kedua terkait dengan kegiatan atau proses pemilahan sampah. Berbekal pengetahuan yang sudah dimiliki oleh masyarakat yang ada dari kegiatan penyuluhan pemilahan sampah yang lalu, masyrakat diminta untuk mengumpulkan sampah anorganiknya. Sampah yang dikumpulkan ini berfokus pada sampah anorganik bekas bungkus minuman. Pada tahapan ini fokus utama yang akan dilakukan bersama dengan masyarakat adalah serangkaian tahap pencucian, pemotongan, dan pemisahan sampah bungkus minuman instan. Kegiatan proses pemilahan sampah ini dilaksanakan pada Hari Jumat, 27 Agustus 2019 dengan jumlah peserta 5 orang. Gambar 2 menunjukan foto kegiatan proses pemilahan sampah yang ada.

Gambar 2. Foto Kegiatan Proses Pemilahan Sampah

Tahap 3-Kegiatan Pembuatan Kreasi Sampah

Tahap ketiga atau yang terakhir adalah kegiatan atau proses pembuatan kreasi sampah. Kegiatan merangkai dan menganyam sampah ini dilaksanakan pada Hari Sabtu, 28 Agustus 2019 yang diikuti oleh 25 peserta. Semua peserta baik ibu-ibu PKK RT 01/09 maupun ibu-ibu PKK RT 04/09 menyatakan bahwa pelatihan ini memberikan manfaat karena dapat memberikan tambahan pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan antusias dan semangat dari ibu-ibu PKK RT 01/09 dan RT 04/09 saat mengikuti pelatihan.

Gambar 3. Foto Kegiatan Proses Pembuatan Kreasi Sampah

Cara Membuat Kreasi Sampah

Bahan dan alat pembuatan kreativitas dalam pemanfaatan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan tas antara lain bungkus minuman instan bekas, gunting, penggaris, jarum, benang jahit, furing atau kain polos, dan ritsleting. Cara membuat tas dari sampah anorganik adalah sebagai berikut :

(6)

P-ISSN 2614 - 8501 E-ISSN 2615 - 2339 Vol. 03, No. 1, pp. 09-15; April 2020

http://journal.uhamka.ac.id/index.php/syukur

1. Siapkan bungkus minuman instan bekas dengan merek apa saja, lalu gunting bagian atas dan bawah hingga kedua sisi terbuka.

2. Cuci bersih semua bungkus minuman instan bekas, kemudian di jemur hingga kering atau keringkan dengan menggunakan kain yang tidak terpakai.

3. Potong bungkus kopi menjadi dua bagian yang sama dengan menggunakan gunting (setiap bagian atas dan bawah sekitar 2 cm).

4. Lipat kira-kira 1 cm le dalam pada ujung atas dan ujung bawah hingga lebarnya menjadi 2 cm.

Gambar 4. Foto Langkah 1 sampai dengan 4

1) Anyam keempat lipatan dari bungkus instan tersebut sehingga membentuk baling-baling.

2) Gabungkan baling-baling yang sudah terbentuk tersebut satu persatu dan jangan lupa dibuat sudut vertikal agar bisa dianyam ke arah atas. Apabila proses ini diabaikan maka anyaman hanya berbentuk seperti tikar.

Gambar 5. Foto Langkah 5 dan 6

3) Buat tali tas dengan lipatan tersisa dan bentuk menjadi segitiga. Gabungkan segitiga tersebut yang satu dengan yang lain (sebelum segitiga pertama ditutup dengan jahitan, masukan terlebih dahulu segitiga yang kedua, kemudian baru dijahit seperti mata rantai).

4) Setelah tali jadi dan siap, jahit pada keranjang tas sesuai letak yang diinginkan.

5) Beri lapisan pada bagian dalam tas dengan furing yang tebal atau kain polos agar lubang-lubang pada anyaman tas tertutupi.

6) Kemudian pasangkan ritsleting.

(7)

P-ISSN 2614 - 8501 E-ISSN 2615 - 2339 Vol. 03, No. 1, pp. 09-15; April 2020

http://journal.uhamka.ac.id/index.php/syukur

KESIMPULAN

Berdasarkan kegiatan pengabdian masyarakat yang sudah dilakukan. Program pemberdayaan dan pelatihan kerajinan sampah anorganik plastik dapat menjadi solusi untuk meningkatkan ekonomi yang ada pada masyarakat. Barang-barang bekas khususnya limbah sampah bungkus minuman instan dapat membuka lapangan kerja baru. Hal ini dibuktikan dengan sampah bungkus minuman instan yang dapat dibuat menjadi tas yang menarik dan unik yang tentunya memiliki daya jual tinggi. Proses pembuatannya tidak memerlukan banyak modal besar karena hanya memanfaatkan barang bekas. Cara pembuatannya hanya tinggal menganyam dari potongan-potongan bungkus minuman instan bekas. Dalam pelaksanaan kegiatan pembuatan kerajinan tangan tas dari sampah bungkus minuman instan dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama, penyuluhan pemanfaatan sampah plastik yang telah dilaksanakan pada Hari Selasa, 17 Agustus 2019 dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang. Tahap kedua terkait dengan tahap pencucian, pemotongan, dan pemisahan sampah bungkus minuman instan dilaksanakan pada Hari Jumat, 27 Agustus 2019 dengan jumlah peserta 5 orang. Tahap ketiga atau yang terakhir adalah terkait dengan tahap merangkai atau penganyaman yang dilaksanakan pada Hari Sabtu, 28 Agustus 2019 yang diikuti oleh 25 peserta.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan cukup baik karena dapat meminimalisir atau mengurangi timbunan sambah yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan serta dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

SARAN

Diharapkan kedepannya sosialisasi terhadap program pemerintah terkait dengan pengelolaan sampah berprinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle) dapat ditingkatkan lagi agar kesadaran masyarakat terkait kepedulian terhadap sampah meningkat. Selain itu, perlunya penyediaan sarana dan prasarana seperti tempat sampah lebih diperbanyak untuk beberapa lokasi di Dusun Tirto serta pelatihan kepada masyarakat terkait dengan daur ulang sampah menjadi barang yang memiliki nilai jual yang tidak hanya berupa kerajinan tangan tas, namun dapat juga berupa bros dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, A., & Darnoto, S. (2017). Pakom Pelatihan Pendaurulangan Sampah Menjadi Barang Kerajinan Tangan Pada Ibu-Ibu Pengurus Pkk. Warta LPM, 20(2), 83–93. JOUR.

Malee, M. R., LS, B. O. O., & Wangke, W. M. (2016). Persepsi Masyarakat Terhadap Program Pengelolaan Sampah Secara Reduce, Reuse, Recycle (3R) Di Kelurahan Manembo-nembo Tengah Kecamatan Matuari Kota Bitung. AGRI- SOSIOEKONOMI, 12(2A), 225–238. JOUR.

Marleni, Y., Mersyah, R., & Brata, B. (2012). Strategi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan Kota Medan Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan, 1(1), 35–40. JOUR.

Nasution, S. R., Rahmalina, D., Sulaksono, B., & Doaly, C. O. (2019). Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai Kerajinan Tangan Di Kelurahan Srengseng Sawah Jagakarsa Jakarta Selatan. Jurnal Ilmiah Teknik Industri (Jurnal Keilmuan Teknik Dan Manajemen Industri), 6(2). JOUR.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan multi media filter dengan media Pasir Kerang, Manganese Greensand dan Karbon Aktif dalam pengolahan air sumur bor memiliki hasil untuk masing-masing

Gambar 7 merupakan hasil simulasi spesimen perambatan retak pada spesimen dengan satu lubang, dengan perbandingan nilai K seperti pada Gambar 8. Dari Gambar 8 dapat

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara data demografi dengan pengetahuan dan tidak ada pengaruh yang signifikan

Hal ini secara umum didukung oleh banyak penulis, diantaranya Barney (1991), yang mendukung kesimpulan bahwa suatu perusahaan mencapai keunggulan kompetitif

Fungsi fisiologis yang utama dari sitokin yang dihasilkan oleh makrofag adalah merangsang inflamasi non-spesifik serta meningkatkan aktivasi limfosit spesifik oleh

Berdasarkan perancangan yang telah dibuat, tidak diperlukan adanya biaya tambahan untuk mengimplementasikan VPN ini, karena perusahaan sudah memiliki fasilitas seperti

Dari gambar 4.4(b), dapat dilihat nilai dari karakteristik waktu arus inrush pada pensaklaran lampu hemat energi 18 Watt ini. Selang waktu kenaikan arus untuk mencapai titik