• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Tipe Think Pair Share Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar Gugus XVIII Sultan Agung Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Ditinjau dari Motivasi Belajar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Tipe Think Pair Share Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar Gugus XVIII Sultan Agung Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Ditinjau dari Motivasi Belajar."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia berkualitas dan menyiapkan generasi muda untuk mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, tanggung jawab, produktif, dan berbudi pekerti luhur.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk melakukan inovasi dalam dunia pendidikan. Inovasi yang dilakukan dengan memperhatikan tiga alasan penting, yaitu efisien, efektif, dan kenyamanan. Efisien maksudnya waktu yang tersedia bagi guru harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Efektif maksudnya pelajaran yang diberikan bermanfaat bagi peserta didik atau masyarakat, sedangkan kenyamanan berarti sumber belajar, media alat bantu belajar, model yang ditentukan sedemikian rupa sehingga memberikan gairah belajar mengajar bagi siswa dan guru. Proses belajar mengajar yang efektif, efisien, dan nyaman ini tidak terlepas dari peran guru sebagai ujung tombak keberhasilan dalam pembelajaran di kelas.

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar biasanya diukur dengan keberhasilan peserta didik dalam memahami dan menguasai materi dari pengajaran tersebut. Tidak semua mata pelajaran mudah dipahami atau dikuasai peserta didik. Salah satu mata pelajaran yang yang sulit dikuasai oleh peserta didik sehingga mempunyai prestasi belajar rendah di sekolah adalah matematika. Mata pelajaran ini termasuk mata pelajaran yang disegani oleh siswa, karena untuk dapat memahami materi diperlukan kejelian dalam berfikir, ketelitian dalam mengerjakan, dan waktu yang cukup untuk mengadakan latihan-latihan, baik pada jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran. Matematika termasuk salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai peserta didik di samping membaca dan menulis, sehingga peserta didik sering takut terhadap matematika dan dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan rumit.

(2)

merupakan satu kesatuan, berkaitan, terpadu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Meskipun tujuan dirumuskan dengan baik, materi yang dipilih sudah tepat, jika model pembelajaran kurang memadai maka tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai dengan maksimal. Dengan demikian model pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dan sangat menguntungkan dalam keberhasilan proses pembelajaran.

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika kelas V di SD Negeri Nusukan Barat 113 Kecamatan Banjarsari, Surakarta dapat ditunjukkan bahwa: 1) Pembelajaran masih bersifat teacher centered. Ini berarti bahwa sebagian besar guru masih mendominasi kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan metode ceramah yang monoton, sehingga kurang terbuka pada tuntutan kurikulun. Dengan pendekatan metode belajar seperti ini mengakibatkan guru lebih aktif sedangkan peserta didik terkesan pasif dan hanya menerima apa yang diberikan guru saja maka hal ini akan menghambat kreativitas peserta didik; 2) Pembelajaran dititikberatkan pada penguasaan konsep yang bersifat hafalan, kurang mengembangkan aspek-aspek yang lain seperti ketrampilan berpikir, ketrampilan dalam mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, dan bekerjasama dalam diskusi serta mengemukakan pendapat; 3) Banyak peserta didik yang memandang bahwa mata pelajaran matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sangat membosankan, menyeramkan, dan bahkan menakutkan. Membosankan, karena faktor guru yang kurang variatif dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas sehingga peserta didik merasa jenuh, menyeramkan, karena setiap dilakukan evaluasi pasti hasilnya tidak memuaskan; 4) Banyak peserta didik yang mendapat kesulitan dalam mengkomunikasikan ide-ide ke dalam bahasa matematika pada saat diberikan soal-soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari; 5) Pelaksanaan evaluasi yang dikembangkan oleh guru lebih banyak berorientasi pada hasil, dengan mengabaikan proses, sehingga menyebabkan peserta didik dipaksa untuk menghafal, sedangkan proses pembelajarannya berada di luar jangkauan penilaian guru.

(3)

belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 70, sedangkan siswa yang telah mencapai KKM 70 hanya 30% dari jumlah siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas maka akan dicoba model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa (siswa diberlakukan dalam subyak belajar) dalam menyampaikan pelajaran yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik untuk belajar kelompok kecil sehingga akan terjadi kondisi belajar yang maksimal dan akhirnya akan tercapai tujuan belajar. Pada model pembelajaran ini siswa dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5. Kelompok ini berdasarkan perkawanan atau berdasarkan pada keterkaitan akan sebuah materi tanpa melanggar ciri-ciri cooperative learning (Isjoni, 2013: 58). Selama proses pembelajaran diupayakan penumbuhan sikap positif pada diri peserta didik, yaitu dengan cara menghormati antar sesama peserta didik, sikap demokratis, menghargai perbedaan, tanggung jawab, menjalin kebersamaan dan kerja sama yang baik. Dengan strategi ini diharapkan peserta didik dapat memecahkan masalah bersama-sama.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. interaksi sosial menjadi salah satu faktor penting bagi perkembangan skema mental yang baru. Dalam pembelajaran inilah kooperatif memainkan peranannya dalam memberi kebebasan kepada peserta didik untuk berfikir secara analitis, kritis , reaktif, dan produktif. Pola pengajaran ini akan menciptakan pembelajaran yang diinginkan karena peserta didik sebagai obyek pembelajar. Keberhasilan penerapan model pembelajaran tipe group investigation tidak terlepas dari adanya pandangan konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi, sehingga pembelajaran tidak kaku tetapi penuh kesepakatan.

(4)

digunakan dalam metode Think-Pair-Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, untuk merespon, dan saling membantu (Trianto, 200: 35).

Referensi

Dokumen terkait

dalam pembelajaran selama penelitian berlangsung. Diskusi dengan guru dan teman sejawat untuk refleksi siklus. penelitian

Dalam penelitian ini digunakan instrumen sebagai berikut: 1) Lembar observasi, yaitu untuk memperoleh data tentang kondisi pelaksanaan proses pembelajaran matematika melalui

Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung sebelum

Aplikasi yang dibangun pada artikel ini dapat membantu pengguna mencari informasi alam tanpa harus melakukan pencocokan dengan kata kunci pencarian. 5.2

Keluarga klien merasa takut dan khawatir akan kelahiran klien terhadap prosedur invasif saat operasi SC yang akan dilakukan tidak lancar dan takut anaknya klien terjadi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Departemen Pendidikan Kimia.

memiiki nilai α pada frekuensi 4000 Hz dibandingkan dengan spesimen lainnya dikarenakan spesimen ini memiliki rongga yang mungkin terisi udara dimungkinkan porositas

Perhatikanlah salah satu akar yang sudah diketahui adalah berupa bilangan irasional(bilangan bentuk akar), maka salah satu akar yang lainpun juga akan berupa bilangan irasional