• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resepsi Kegiatan Tahfiz Al-Qur’an (Kajian Living Qur’an Di SMP-IT Atthohiriyah Moro, Kepulauan Riau).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Resepsi Kegiatan Tahfiz Al-Qur’an (Kajian Living Qur’an Di SMP-IT Atthohiriyah Moro, Kepulauan Riau)."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

RESEPSI KEGIATAN TAHFIZ Al-QUR’AN

(Kajian Living Qur’an di SMP-IT Atthohiriyah Moro, Kepulauan Riau).

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Risma Putri NIM. 18211062

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1444 H / 2022 M

(2)

RESEPSI KEGIATAN TAHFIZ Al-QUR’AN

(Kajian Living Qur’an di SMP-IT Atthohiriyah Moro, Kepulauan Riau).

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Risma Putri NIM. 18211062

Pembimbing:

Dr. M. Azizan Fitriana, MA.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1444 H / 2022 M

(3)

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Resepsi Kegiatan Tahfiz Al-Qur’an (Kajian Living Qur’an Di SMP-IT Atthohiriyah Moro, Kepulauan Riau).” yang disusun oleh Risma Putri Nomor Induk Mahasiswa: 18211062 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Kepulauan Riau, 28 Agustus 2022 Pembimbing

Dr. M. Azizan Fitriana, MA

(4)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Resepsi Kegiatan Tahfiz Al-Qur’an (Kajian Living Qur’an Di SMP-IT Atthohiriyah Moro, Kepulauan Riau).” oleh Risma Putri dengan NIM 18211062 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada tanggal 01 September 2022. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).

Kepulauan Riau, 01 September 2022 Mengetahui,

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA

NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN

1 Dr. Muhammad

Ulinnuha, Lc., MA.

Ketua Sidang

2 Mamluatun Nafisah, M.Ag.

Sekretaris Sidang 3 Hj. Mutmainah, S.Th.I,

MA.

Penguji I

4 Mamluatun Nafisah, MA. Penguji II

5 Dr. M. Azizan Fitriana, MA.

Pembimbing

(5)

iii

PERNYATAAN PENULIS

(6)

iv Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Risma Putri

NIM : 18211062

Tempat/Tgl Lahir : Moro, 18 November 1999

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Resepsi Kegiatan Tahfiz Al- Qur’an (Kajian Living Qur’an Di Smp-It Atthohiriyah Moro, Kepulauan Riau).” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya tanggung jawab saya.

Kepulauan Riau, 01 Agustus 2022

Risma Putri

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk ayah ibu dan abang tercinta serta guru-guru yang sudah membimbing saya selama ini, yang doa dan harapannya tidak pernah putus dipanjatkan untuk saya, serta keluarga yang telah memotivasi dengan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(8)

vii

ميِحهرلا ِنَْحْهرلا ِهللَّا ِمْسِب

KATA PENGANTAR

Segala Puji atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Resepsi Kegiatan Tahfiz Al-Qur‟an (Kajian Living Qur‟an Di Smp-It Atthohiriyah Moro, Kepulauan Riau).” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Agama Fakultas Ushuluddin dan Dakwah di Institut Ilmu Al-Qur‘an Jakarta (IIQ). Sholawat serta salam penulis sanjungkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta pengikutnya.

Penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak baik secara materi maupun tenaga, maka dari itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Alm. Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA. beserta seluruh jajarannya yang telah berjasa dalam memajukan Institut Ilmu Al-Qur‘an (IIQ) Jakarta.

2. Ibu Dr. Hj. Nadjmatul Faizah, S.H., M.Hum. sebagai Rektor Institut Ilmu Al-Qur‘an (IIQ) Jakarta. Wakil Rektor I Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag. Wakil Rektor II Bapak Dr. H. M. Dawud Aruf Khan, S.E., M.Si., Ak., CPA. Wakil Rektor III Ibu Hj. Muthmainnah MA.

3. Bapak Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur‘an Jakarta.

4. Ibu Mamluatun Nafisah, M.Ag kaprodi Ilmu Al-Qur‘an dan Tafsir (IAT).

5. Bapak Dr. M. Azizan Fitriana, MA., selaku dosen pembimbing penulis yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusun

(9)

viii

skripsi ini. Juga atas kemurahan hati dengan meluangkan waktu untuk penulis, semoga beliau senantiasa diberikan kesehatan dan panjang umur.

6. Staf Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta yang telah mendidik, membina, dan memberikan ilmu pengetahuan sehingga mengantarkan penulis untuk menempuh kematangan dalam berfikir dan berprilaku.

7. Bapak Dr. KH. Ahmad Fatoni, Lc., MA., Ibu Hj. Muthmainnah, M.A., Ibu Hj. Istiqomah, M.A., Kak Hj. Rifdah Farnidah, M.A., Ibu Hj.

Atiqoh, S.Th.I, Kak Luthfatul Badriyah, S.Ag., kak Nadlifah, S.Ag.

selaku instruktur tahfiz yang membina hafalan penulis dan dengan sabar memperbaiki setiap kesalahan hafalan dan bacaan Al-Qur‘an penulis.

8. Perpustakaan IIQ Jakarta, pimpinan dan karyawan Perpustakaan Umum Uin Jakarta, Pemimpin dan Karyawan Pusat Pusat Studi Al-Qur‘an, Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Umum Nasional.

9. Mama Ruaedah, MA., Bapak Abdul Rosyid Masykur M.A., mbak Dliyaul Ula, S.Ud dan seluruh pengurus Pesantren Takhassus IIQ Jakarta yang telah mengasuh dan mendidik penulis semasa tinggal di pesantren.

10. Orang tua tercinta, Ayah M. Semaun dan Ibu Sumiati serta abang tercinta Nanda Ariska yang selalu mendoakan tanpa henti untuk keberhasilan dan kesuksesan penulis yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

11. Seluruh sahabat dan teman tersayang angkatan 2018 Institut Ilmu Al- Qur‘an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan semangat dan bantuan kalian semua sehingga penulis bisa berada di tahap ini.

(10)

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transiliterasi adalah penyalinan dengan pengganti huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. dalam penulisan skripsi di IIQ, transiliterasi Arab- Latin mengacu kepada SKB Mentri Agama RI, Mentri Pendidikan dan Mentri Kebudayaan RI No. 158/1987.

1. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا

Alif dilambangkan Tidak Tidak dilambangkan

ة

Ba B Be

ت

Ta T Te

ث

Ṡa Es (dengan titik di

atas)

ج

Jim J Je

ح

Ḥa Ha (dengan titik di

bawah)

خ

Kha Kh Ka dan ha

د

Dal D De

ذ

Żal Ż Zet (dengan titik di

atas)

ر

Ra R Er

ز

Zai Z Zet

ش

Sin S Es

ش

Syin Sy Es dan ye

ص

Ṣad Es (dengan titik di

bawah)

ض

Ḍad De (dengan titik di

bawah)

(11)

x

ط

Ṭa Te (dengan titik di

bawah)

ظ

Ẓa Zet (dengan titik di

bawah)

ع

‗ain Koma terbalik (di

atas)

غ

Gain G Ge

ف

Fa F Ef

ق

Qaf Q Ki

ك

Kaf K Ka

ل

Lam L El

و

Mim M Em

ٌ

Nun N En

و

Wau W We

Ha H Ha

ء

Hamzah ` Apostrof

ي

Ya Y Ye

2. Konsonan rangkap karena tasydid ditulis rangkap:

ةَدَّدَعَتُي

Ditulis Muta‟addidah

ةَّدِع

Ditulis „iddah

3. Ta` Marbūṭah di akhir kata a. Bila dimatikan, ditulis h:

ةًَْك ِح

Ditulis Ḥikmah

ةَي ْس ِج؛

Ditulis Jizyah

(12)

xi

(Ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali dikehendaki lafal aslinya).

b. Bila Ta` Marbūṭah diikuti dengan kata sandang ―al‖ serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.

ءبَيِن ْوَ ْلْا ةَيا َرَك

Ditulis Karāmah al-auliyā‟

c. Bila Ta` Marbūṭah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah ditulis dengan t.

رطفنا ةبكز

Ditulis Zakāt al-fiṭr

4. Vokal Pendek

ؘ

Fatḥaḥ Ditulis A

ؚ

Kasrah Ditulis I

ؙ

Ḍammah Ditulis U

5. Vokal Panjang

1. Fatḥaḥ + alif Ditulis Ā

ةَّيِهِﻫبَج

Ditulis jāhiliyyah

2. Fatḥaḥ + ya‟ mati Ditulis Ā

ىَسَُْت

Ditulis Tansā

3. Kasrah + ya‟ mati Ditulis Ī

ىْي ِرَك

Ditulis Karīm

4. Ḍammah + wawu mati Ditulis Ū

ض ْو ُرُف

Ditulis Furūd

6. Vokal Rangkap

1. Fatḥaḥ + ya‟ mati Ditulis Ai

(13)

xii

ْىُكَُْيَب

Ditulis Bainakum

2. Fatḥaḥ + wawu mati Ditulis Au

ل ْوَق

Ditulis Qaul

7. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof.

ْىُتََْأَأ

Ditulis A‟antum

ْتَّدِعُا

Ditulis U‟iddat

ْىُت ْرَكَش ٍِْئَن

Ditulis La‟in syakartum

8. Kata Sanding Alif + Lām

a. Bila diikuti huruf Qamariyyah

ٌأ ْرُقْنا

Ditulis Al-Qur‟ān

شبَيِقنا

Ditulis Al-Qiyās

b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah

ًََسنا

ءب

Ditulis Al-Samā‟

صًَْشنا

Ditulis Al-Syams

9. Penulisan kata-kata dalam rangkaian ditulis menurut bunyi atau pengucapannya.

د ْو ُرُفنا يِوَذ

Ditulis Zawi al-furūd

ْةَُُّسنا مْﻫَأ

Ditulis Ahl al-sunnah

(14)

xiii DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

PERNYATAAN PENULIS ... iv

MOTTO ...v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... ix

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL... xviii

ABSTRAK ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan ... 8

1. Identifikasi Masalah ... 8

2. Pembatasan masalah ... 9

3. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

1. Manfaat teoritis ... 10

2. Manfaat Praktis ... 10

E. Kajian Pustaka ... 11

F. Metode Penelitian ... 14

1. Jenis Penelitian ... 14

(15)

xiv

2. Sumber Data ... 15

3. Teknik Pengumpulan Data ... 15

4. Teknis Analisis Data... 17

5. Pendekatan Penelitian ... 17

G. Teknik dan Sistematika Penulisan ... 19

1. Teknik Penulisan ... 19

2. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TAHFIZ, LIVING QUR’AN, ... 21

DAN TEORI RESEPSI ... 21

A. Tahfiz Al-Qur‘an ... 21

1. Pengertian Tahfiz Al-Qur‘an ... 21

2. Kategori Penghafal Al-Qur‘an ... 23

3. Dasar Hukum Menghafal Al-Qur‘an ... 25

4. Hikmah Menghafal Al-Qur‘an ... 28

5. Syarat-syarat Menghafal Al-Qur‘an ... 31

6. Metode Menghafal Al-Qur‘an ... 35

7. Cara Menjaga Hafalan Al-Qur‘an... 39

8. faktor-faktor yang Mempengaruhi kualitas Hafalan ... 44

B. Living Qur‘an ... 50

1. Pengertian Living Qur‘an... 50

2. Objek dan Kajian Living Qur‘an ... 53

3. Living Qur‘an Sebagai Fenomena Sosial Budaya ... 54

C. Resepsi ... 55

1. Pengertian Resepsi ... 55

2. Teori Resepsi Al-Qur‘an Ahmad Rafiq ... 56

BAB III PROFIL MADRASAH DAN DESKRIPSI KEGIATAN TAHFIZ.. 59

AL-QUR’AN DI SMP-IT ATTHOHIRIYAH MORO ... 59

KEPULAUAN RIAU ... 59

(16)

xv

A. Profil SMP-IT Atthohiriyah... 59

1. Sejarah Singkat SMP-IT Atthohiriyah ... 59

2. Visi – Misi Sekolah ... 60

3. Tujuan Sekolah ... 61

4. Identitas Sekolah ... 62

5. Sarana dan prasarana ... 64

6. Guru dan Karyawan ... 68

7. Tugas dan tanggung jawab unsur ketenagaan ... 71

8. Siswa ... 72

9. Struktur Organisasi Sekolah ... 73

10. Jadwal mata pelajaran... 74

11. Program Unggulan... 75

B. Deskripsi Kegiatan Tahfiz Al-Qur‘an SMP-IT Atthohiriyah ... 76

1. Motif dan Tujuan Kegiatan Tahfiz Al-Qur‘an ... 76

2. Pengurus Kegiatan Tahfiz Al-Qur‘an ... 77

3. Jadwal Kegiatan Tahfiz Al-Qur‘an ... 77

4. Target pencapaian hafalan Al-Qur‘an SMP-IT Atthohiriyah Moro ... 78

5. Metode Tahfiz Al-Qur‘an SMP-IT Atthohiriyah Moro ... 79

BAB IV PEMAKNAAN KEGIATAN TAHFIZ SEBAGAI FENOMENA LIVING QUR’AN ... 81

A. Pemaknaan Kegiatan Tahfiz di SMP-IT Atthohiriyah Moro Kepulauan Riau ... 81

1. Resepsi Fungsional dari Kegiatan Tahfiz Al-Qur‘an di SMP-IT Atthohiriyah Moro Kepulauan Riau ... 82

2. Resepsi Estetis dari Kegiatan Tahfiz Al-Qur‘an di SMP-IT Atthohiriyah Moro Kepulauan Riau ... 92

BAB V PENUTUP ... 95

A. Kesimpulan ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(17)

xvi

LAMPIRAN ... 102 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 104

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 SMP-IT Atthohiriyah Moro ... 59

Gambar 3.2 Peta Lokasi SMP-IT Atthohiriyah Moro ... 63

Gambar 3.3 Ruang Kelas ... 66

Gambar 3.4 Guru ... 68

Gambar 3.5 Struktur Organisasi Sekolah ... 74

Gambar 3.6 Jadwal Mata Pelajaran ... 75

(19)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Ruang dan Kantor... 66

Tabel 3.2 Fasilitas Ruang dan Kelas ... 67

Tabel 3.3 Daftar Nama Guru ... 68

Tabel 3. 4 Data Jumlah Siswa ... 73

Tabel 3.5 Jadwal Kegiatan Tahfiz ... 78

Tabel 3.6 Target Hafalan ... 79

(20)

xix ABSTRAK

Penelitian Living Qur`an dalam skripsi ini membahas tentang bagaimana kegiatan menghafal Al-Qur`an. Kegiatan menghafal Al-Qur`an yang berkembang di tengah masyarakat sangat bermacam-macam dan tidak jarang mempengaruhi pola pikir dan tradisi yang yang berkembang di suatu tempat dan kelompok tertentu. Tulisan ini berangkat dari terjadinya fenomena menghafal di beberapa tempat, membuat banyak sekolah non- pesantren ikut menghadirkan kegiatan menghafal untuk siswa-siswinya.

Hal ini menimbulkan banyak ragam makna terhadap Al-Qur`an terutama dalam menghafalnya. Kegiatan tahfiẓ Al-Qur`an ini menjadi salah satu program unggulan di SMP-IT Atthohiriyah Moro sebagai bentuk untuk membangun karakter generasi masa kini yang berakhlakul karimah dan cinta Al-Qur`an.

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana resepsi para siswa-siswi dan guru terhadap kegiatan tahfiz Al-Qur`an hidup dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa-siswi dan madrasah SMP-IT Atthohiriyah Moro dan bagaimana fenomena Living Qur‘an dalam kegiatan tahfiz di SMP-IT Atthohiriyah Moro. Penelitian mengenai tahfiz Al-Qur`an yang sudah banyak diteliti terutama dalam dunia akademik dan mahasiswa. Namun, yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini adalah objek yang diteliti yaitu Madrasah Tsanawiyah yang menghadirkan kegiatan tahfiz Al-Qur`an disela pelajaran sekolah lain.

Penelitian ini menggunakan field research yaitu penelitian lapangan untuk mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian. Dengan menggunakan metode desktriptif kualitatif yang berdasar pada studi Living Qur`an yaitu teori sosiologi pengetahuan Karl Mannheim dan teori konstruksi sosial Peter L Berger dan Thomas Luckmann.

Adapun hasil penelitian resepsi kegiatan tahfiz Al-Qur‘an SMP_IT Atthohiriyah Moro disimpulkan bahwa siswa meresepsi kegiatan tahfiz Al- Qur‘an sebagai salah satu sarana untuk membantu pembentukan karakter.

Berdasarkan teori konstruksi sosial. Ada 3 fase dalam membentuk cara berpikir manusia, yaitu Eksternalisasi, Objektivasi, dan Internalisasi.

Melalui ketiga fase tersebut seseorang bisa memproduksi pemikirannya.

Bisa dilihat bahwa pemaknaan siswa-siswi terhadap kegiatan tahfiz merupakan cara berpikir yang diperoleh setelah melalui fase-fase dari teori konstruksi sosial.

Kata Kunci: Resepsi Tahfiz Al-Qur`an, Teori Konstruksi Sosial, SMP-IT Atthohiriyah Moro.

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kajian Al-Qur‘an terus menerus mengalami perkembangan. Kajian Al-Qur‘an yang dulu hanya berfokus pada kajian teks saja, kini banyak muncul kajian Al-Qur‘an yang menjadikan masyarakat sebagai objek kajiannya. Bukan sekedar mengkaji teks Al-Qur‘annya, tetapi mengkaji bagaimana manusia menempatkan Al-Qur‘an dalam kehidupan pribadi dan sosialnya. Dalam hal ini Al-Qur‘an bukan hanya dimaknai sebagai kitab suci, lebih dari itu, Al-Qur‘an dianggap sebagai sesuatu yang memiliki kekuatan dalam kehidupan.1 Kajian ini dikenal dengan istilah “Living Qur‟an”.

Menurut M. Mansur, Living Qur‟an bermula dari fenomena

“Qur‟an in Everyday Life”, yaitu makna dan fungsi Al-Qur‘an yang riil dialami dan difahami masyarakat muslim.2 Mengutip buku yang ditulis oleh Sahiron Syamsyuddin, ada 4 genre dan objek dalam penelitian Al-Qur‘an.3 Pertama, penelitian yang menempatkan teks Al-Qur‘an sebagai objek kajian. Dalam hal ini teks Al-Qur‘an diteliti dengan metode tertentu, sehingga peneliti menemukan sesuatu berupa konsep-konsep tertentu yang bersumber dari Al-Qur‘an. Misalnya, menguak pandangan dunia atau wawasan Al-Qur‘an tentang konsep tertentu, yang pada akhirnya konsep Qur‘ani yang dipahami melalui pendekatan tersebut diharapkan dapat

1 M. Endy Saputro, ―Alternatif Tren Studi Qur‟an di Indonesia‖, jurnal Al-Tahrir, no. 11, (Mei 2011), h. 13.

2 M. Mansur, “Living Qur‟an Dalam Lintasan Sejarah Studi Qur‟an”, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, (Yogyakarta: TH-Press, 2007), h. 5.

3 Sahiron Syamsuddin, “Ranah-Ranah Penelitian dalam Studi al-Qur‟an dan Hadis”, dalam Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, (Yogyakarta: TH-Press, 2007), h. 11.

(22)

2

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya mengatasi masalah kehidupan tertentu bahkan dengan tujuan mendapatkan keridhoan Ilahi dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.

Kedua, penelitian yang mengkaji hal-hal di luar teks Al-Qur‘an, namun berkaitan erat dengan kemunculannya sebagai objek kajian.

Termasuk dalam penelitian ini adalah kajian tentang asbabun nuzul, tarikh Al-Qur‘an, dan kodifikasi Al-Qur‘an yang menyangkut penulisan, penghimpunan, hingga terjemahannya. Kajian ini telah mendapat perhatian dari ulama-ulama Islam periode klasik.

Ketiga, penelitian yang menjadikan pemahaman terhadap teks Al- Qur‘an sebagai objek penelitian. Sejak masa Nabi hingga sekarang, Al- Qur‘an dipahami dan ditafsirkan oleh umat Islam, baik secara keseluruhan maupun hanya bagian-bagian tertentu saja dari Al-Qur‘an, dan baik secara mushafi maupun secara tematik. Hasil penafsiran itulah yang kemudian dijadikan bahan sebagai objek penelitian.

Keempat, penelitan yang berfokus pada respon masyarakat terhadap teks Al-Qur‘an dan hasil penafsiran seseorang. Termasuk dalam pengertian

―respon masyarakat‖ adalah tindakan mereka terhadap teks tertentu dan hasil penafsiran tertentu terhadap Al-Qur‘an dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti tradisi simaan, menghatamkan Al-Qur‘an, membaca surat atau ayat tertentu pada sebuah acara dan seremoni sosial keagamaan tertentu3 (ritual).

Penelitian semacam ini merupakan bentuk penelitan yang menggabungkan antara dua cabang ilmu, yaitu ilmu Al-Qur‘an dengan cabang ilmu sosial, seperti sosiologi dan antropologi. Dari pembagian genre tersebut, Living Qur‟an termasuk ke dalam genre penelitian keempat, yaitu penelitian yang menjadikan masyarakat sebagai objek penelitian. Fokus

(23)

3

penelitiannya adalah bagaimana respon sosial atau pemaknaan masyarakat muslim tertentu menyikapi kehadiran Al-Qur‘an.

Dari pemaknaan masyarakat dalam menyikapi Al-Qur‘an itu, yang dicari bukan urusan benar atau salah dalam agama melalui Al-Qur‘an, tetapi lebih mengedepankan penelitian tentang tradisi yang menggejala di masyarakat dengan kehadiran Al-Qur‘an di kehidupannya. Fenomena Living Qur‟an meliputi bermacam-macam bentuk, misalnya seni kaligrafi, berobat dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur‘an, menggunakan ayat-ayat Al-Qur‘an dalam sebuah ritual, menerapkan ayat-ayat Al-Qur‘an sebagai sarana mendatangkan rizki, menggunakan ayat-ayat Al-Qur‘an dalam sebuah ibadah, dan masih banyak lagi fenomena Living Qur‟an lainnya.4

Studi mengenai Living Qur‟an merupakan studi tentang Al-Qur‘an yang tidak bertumpu pada eksistensi tekstualnya. Melainkan studi tentang fenomena sosial yang lahir terkait dengan kehadiran Al-Qur‘an dalam wilayah geografi tertentu dan mungkin masa tertentu pula. Menurut Abdul Mustaqim, kajian Living Qur‟an memiliki tiga arti penting. Pertama, memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan wilayah objek kajian Al-Qur‘an, dimana tafsir bisa bermakna sebagai respon masyarakat yang diinspirasi oleh kehadiran Al-Qur‘an. Kedua, kepentingan dakwah dan pemberdayaan masyarakat, sehingga masyarakat lebih maksimal dan tepat dalam mengapresiasi Al-Qur‘an. Ketiga, memberikan paradigma baru dalam pengembangan kajian Al-Qur‘an kontemporer, sehingga kajian Al- Qur‘an tidak hanya berkutat pada wilayah kajian teks saja.5

4 Heddy Shri Ahimsa Putra, ―The Living Qur‟an: Beberapa Perspektif Antropologi‖, jurnal Walisongo, no. 20, (Mei 2012), h. 17-18.

5 Abdul Mustaqim, “Metode Penelitian Living Qur‟an: Model Penelitian Kualitatif”, dalam Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, (Jakarta: Lentera), h.

68-70.

(24)

4

Kemudian menurut Dadan Rusmana, ada empat bagian dari dimensi penelitian Living Qur‟an. Pertama, Al-Qur‘an sebagai teks yang menjadi objek bacaan dan pemahaman. Kedua, Al-Qur‘an sebagai skema berpikir dan psikomotor perilaku individu muslim. Ketiga, Al-Qur‘an sebagai bagian dari perilaku budaya orang-orang Islam (muslim). Keempat, Al- Qur‘an sebagai titik episentrum peradaban muslim.6

Pengalaman berinteraksi dengan Al-Qur‘an baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan, tentu akan menghasilkan pemahaman dan penghayatan terhadap ayat-ayat Al-Qur‘an. Pemahaman dan penghayatan inilah yang nantinya akan mempengaruhi pemikiran, pengalaman, emosional, maupun spiritual seseorang. Baik secara sadar maupun dalam keadaan tidak sadar, seseorang yang secara terus menerus berinteraksi dengan Al-Qur‘an akan membentuk kepribadian baru di dalam jiwanya.

Gambaran tentang bagaimana masyarakat muslim merespon terhadap kehadiran Al-Qur‘an sebenarnya sudah tergambar sejak zaman Rasulullah dan para sahabatnya. Tradisi yang muncul pada saat itu adalah Al-Qur‘an dijadikan sebagai objek hafalan, sima‟ (mendengarkan), ayat Al- Qur‘an dijadikan sebagai obat, dan munculnya kajian tafsir.7 Respon masyarakat berupa tahfiz inilah yang kini menjadi semakin populer di kalangan muslim Indonesia, bahkan mulai memasuki ranah pendidikan formal dan dijadikan sebagai kurikulum di beberapa lembaga pendidikan formal.

Di Indonesia, salah satu awal mula berkembangnya lembaga pendidikan yang berbasis tahfiz Al-Qur‘an adalah dengan berdirinya Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur‘an (PTIQ). Pada tahun 1971 tepatnya

6 Dadan Rusmana, Metode Penelitian al-Qur‟an dan Tafsir, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h. 59-60.

7 Muhammad Yusuf, “Pendekatan Sosiologi Dalam Penelitian Living Qur‟an”, dalamMetodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, (Yogyakarta: Press), h. 42-43.

(25)

5

tanggal 1 april 1971 didirikan Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur‘an (PTIQ) atas prakarsa KH. M. Dahlan (Menteri Agama waktu itu) KH. A. Zaini Miftah (Direktur Peradilan waktu itu) dan Prof. KH. Ibrahim Hosen guru besar IAIN Syarif Hidayatullah. Perguruan Tinggi yang selanjutnya penyantunannya diserahkan kepada bapak Dr. H. Ibnu Sutowo ini mempunyai tujuan mencetak sarjana Islam yang hafal Al-Qur‘an.

Mahasiswa yang diterima mendapat beasiswa dan segala fasilitas perkuliahan. Enam tahun kemudian setelah PTIQ didirikan pula Institut Ilmu Al-Qur‘an (IIQ) Jakarta yang dirintis dan dipimpin oleh Prof. KH.

Ibrahim Hosen. Institut yang mempunyai corak dan tujuan yang sama dengan PTIQ ini pembiayaaannya telah ditanggung oleh yayasan Affan dan mendapat bentuan rutin darp Pemda DKI Jakarta, hanya bedanya mahaiswa yang diterima dari berbagai daerah ini khusus wanita.8

Antusias dalam membangun lembaga pendidikan Untuk menghafal Al-Qur‘an tidak hanya ada di Indonesia, Negara-negara Arab seperti Sudan, Qatar, Syria dan Arab Saudi juga membuka peluang bagi siapa saja yang ingin menghafal Al-Qur‘an sampai ke jenjang perkuliahan. Contohnya di Arab Saudi pada Universitas Madinah dibuka suatu Fakultas khusus yang namanya ―Kulliyatul Qur‘an‖. Fakultas ini didirikan dua tahun kemudian setelah PTIQ Jakarta. Fakultas yang special mempelajari Al-Qur‘an dan segala aspeknya ini dalam penerimaan mahasiswanya mempunyai persyaratan harus hafal tiga puluh juz Al-Qur‘an dengan baik. Bagi mahasiswa yang telah diterima di Fakultas ini telah mendapat beasiswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan Fakultas-Fakultas lain. Selain dari

8 A, Muhaimin Zen, Tata cara/Problematika Menghafal Al-Qur‟an dan Petunjuk- petunjuknya, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1985), h. 25.

(26)

6

pada itu banyak Madrasah-madrasah dan Ma‘had yang khusus mencetak ulama-ulama penghafal Al-Qur‘an.9

Ummat Islam merasa besar tanggung jawabnya terhadap orang- orang yang hafal Al-Qur‘an, karena perbuatan itu adalah merupakan ibadah yang besar. Oleh karena itu agar orang-orang yang hafal Al-Qur‘an senantiasa ditinggikan derajatnya dan sangat dihormati.

Tidak ketinggalan di Negara kita Indonesia, atas dasar dorongan dan rasa tanggung jawab yang tinggi, para ulama di daerah-daerah banyak mendirikan Madrasah dan Pesantren yang khusus menghafal Al-Qur‘an, yang pada umumnya mengistimewakan dan memberi beasiswa atau fasilitas sesuai dengan kemampuannya masing-masing; seperti Madrasah Al-Qur‘an Tebuireng Jombang, Yanbaul Qur‘an Kudus, Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, Pondok Pesantren Sunan Pandan Aran candi Yogyakarta, Pondok Pesantren Buaran Pekalongan, Pondok Pesantren Al Muayyad Solo dan Pondok Pesantren Menara Mangunsari Tulung Agung dan di daerah-daerah lainnya. Dari itu juga didirikan Jamiyatul Qurra wal Huffadz, yang semuanya itu mempunyai niat dan tujuan yang sama yaitu memelihara keaslian Al-Qur‘an.10

Lebih lanjut lagi usaha Pemerintah Indonesia dalam rangka memelihara keaslian Al-Qur‘an, yang diterbitkan di Indonesia atau yang didatangkan dari luar Negeri, Pemerintah Republik Indonesia Cq.

Departemen Agama telah membentuk penitia yang bertugas untuk memeriksa dan mentashih Al-Qur‘an yang akan dicetak dan diedarkan yang dinamai ―Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‘an‖ yang ditetapkan dengan penetapan Menteri Agama nomor : 37 tahun 1957. Demikian antara lain

9 A, Muhaimin Zen, Tata cara/Problematika Menghafal Al-Qur‟an dan Petunjuk- petunjuknya, h. 26.

10Cece Abdulwaly, Ramzuttikrar Kunci Nikmatnya Menjaga Hafalan Al-Qur‟an, (Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2019), h. 19.

(27)

7

usaha bangsa dan Negara kita dalam rangka memelihara kemurnian Al- Qur‘an. Adanya lembaga-lembaga, Instansi-instansi atau organisasi yang dikelola oleh pemerintah ataupun swasta yang bercorak Al-Qur‘an itu semuanya mempunyai tujuan sama memelihara kemurnian Al-Qur‘an.11

Adanya ulama-ulama di daerah-daerah yang mempunyai silsilah guru menghafal Al-Qur‘an sampai menyambung ke Nabi Muhammad SAW ini membuktikan bahwa sejak Nabi SAW meninggal dunia sampai sekarang belum pernah terputus para penghafal Al-Qur‘an. Sebagai contoh di Jombang Jawa Timur KH. Adlan Ali, di Kudus KH. Arwani Amin, dan di Jakarta KH.A. Zaini Miftah, masing-masing mempunyai silsilah guru menghafal Al-Qur‘an tiga puluh orang sampai ke periode Nabi Muhammad SAW.12

Betapa pentingnya peranan penghafal Al-Qur‘an dikalangan umat Islam, karena orang-orang ini bertugas sebagai penjaga keaslian Al-Qur‘an, agar jangan sampai Al-Qur‘an sebagai dasar Islam ini mudah di selewengkan oleh pihak-pihak lain.

Dari paparan berbagai resepsi dan antusias masyarakat terhadap tahfiz Al-Qur‘an, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai salah satu fenomena yang terjadi di suatu lembaga pendidikan formal dalam kegiatan tahfiz yang kini sangat banyak diminati oleh siswa siswi, bahkan para orang tua atau wali murid memilih untuk mendaftarkan anaknya untuk bersekolah dan belajar di lembaga pendidikan yang menghadirkan program tahfiz Al-Qur‘an.

Penulis tepatnya akan melakukan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP-IT) Atthohiriyah Moro Kepulauan Riau,

11 A, Muhaimin Zen, Tata cara/Problematika Menghafal Al-Qur‟an dan Petunjuk-petunjuknya, h. 27.

12 A, Muhaimin Zen, Tata cara/Problematika Menghafal Al-Qur‟an dan Petunjuk-petunjuknya, h. 30.

(28)

8

yang mana sekolah tersebut merupakan satu-satunya sekolah formal di Moro Kepulauan Riau yang memasukkan program tahfiz Al-Qur‘an sebagai kurikulum sekolah. Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisa resepsi dari kegiatan tahfiz Al-Qur‘an di SMP-IT Atthohiriyah Moro.

Kegiatan tahfiz Al-Qur‘an adalah salah satu program kegiatan yang sudah berjalan di SMP-IT Atthohiriyah. Tujuan kegiatan tahfiz ini adalah untuk membiasakan siswa siswi agar sering berinteraksi dengan Al-Qur‘an.

Seperti yang sudah penulis paparkan diatas, tradisi menghafal Al-Qur‘an dahulu hanya diadakan di pondok-pondok pesantren, tapi dengan seiring berkembangnya zaman tradisi menghafal Al-Qur‘an sudah berkembang banyak di sekolah formal luar pesantren, salah satu contohnya adalah di SMP-IT Atthohiriyah, meskipun capaian yang didapat berbeda dengan pesantren yang berfokus dengan program tahfiz Al-Qur‘an. Namun disini penulis tidak memfokuskan tentang target atau capaian yang didapat, akan tetapi adalah bagaimana pemahaman resepsi siswa siswi atau seseorang tentang tahfiz Al-Qur‘an.

Oleh karena itu, penelitian ini menekankan pada pemahaman resepsi tahfiz Al-Qur‘an yang dikembangkan oleh SMP-IT Atthohiriyah Moro.

Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: “RESEPSI KEGIATAN TAHFIZ Al-Qur’an”

(Kajian Living Qur‘an di SMP-IT Atthohiriyah Moro Kepulauan Riau).

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis uraikan, terfokus pada permasalahan tentang resepsi kegiatan menghafal Al-

(29)

9

Qur‘an. Maka identifikasi masalah yang didapat adalah sebagai berikut:

a. Fenomena Living Qur‘an sebagai faktor hadirnya kegiatan taḥfiz di SMP-IT Atthohiriyah Moro

b. Resepsi kegiatan tahfiz Al-Qur‘an yang mempengaruhi karakter dan cara berpikir siswa siswi SMP-IT Atthohiriyah Moro

c. Motivasi Siswa-siswi dalam menghafal Al-Qur‘an sebagai pemicu semangat untuk menambah dan mengulang hafalan 2. Pembatasan masalah

Dari permasalahan yang tercantum pada identifikasi masalah, untuk memperjelas pembahasan dan persoalan yang akan dibahas maka diperlukan pembatasan dan perumusan masalah. Hal ini diperlukan agar permasalahan tidak melebar kepada materi- materi yang tidak berkaitan. Maka dari itu penelitian ini hanya terfokus pada bagaimana resepsi siswa siswi terhadap kegiatan tahfiz Al-Qur‘an di SMP-IT Atthohiriyah Moro dan fenomena Living Qur‘an dalam kegiatan tahfiz di SMP-IT Atthohiriyah Moro.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka penulis memfokuskan rumusan masalah yang akan dicari jawabannya dalam penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana fenomena Living Qur‘an dalam kegiatan tahfiz di SMP-IT Atthohiriyah Moro?

b. Bagaimana resepsi siswa-siswi terhadap kegiatan tahfiz Al- Qur‘an di SMP-IT Atthohiriyah Moro?

(30)

10 C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian atau kajian tentunya memiliki tujuan dalam penelitian. Sejalan dengan hal tersebut berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Menjelaskan fenomena Living Qur‘an yang terjadi dalam kegiatan tahfiz di SMP-IT Atthohiriyah Moro.

b. Mengetahui bagaimana resepsi siswa-siswi terhadap kegiatan tahfiz Al-Qur‘an di SMP-IT Atthohiriyah Moro

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi penjelasan dalam keilmuan dibidang pendidikan umumnya, baik secara khusus dapat menambah khazanah keilmuan dan referensi mengenai studi Living Qur‘an khusunya dalam bidang Ilmu Al- Qur‘an dan Tafsir.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pendorong untuk para peneliti selanjutnya untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan menghafal Al-Qur‘an kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Dan dapat ditujukan sebagai inspirasi dan motivasi khususnya bagi penulis dan teman-teman seperjuangan IIQ Jakarta dalam pengetahuan dan pengalaman baru serta dapat memotivasi dalam menghafal Al-Qur‘an. Serta bagi SMP-IT Atthohiriyah hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi mengenai informasi dalam proses menjadikan siswa-siswi yang hafal Al- Qur‘an.

(31)

11 E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini berisi kajian literature yang relevan dengan pokok bahasan penelitian yang akan dilakukan, atau bahkan memberikan inspirasi dan mendasari dilakukannya penelitian.

Dengan permasalahan diatas penulis akan menyajikan beberapa kajian pustaka yang berkaitan dengan kegiatan belajar dan menghafal Al-Qur‘an, diantaranya adalah:

1. Skripsi Susan Rosmawati, program studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2019. Dengan judul skripsi

“Implementasi Program Tahfiz Al-Qur‟an di SMP Insan Cendekia Madani”.13 Skripsi ini membahas mengenai pelaksanaan program tahfiz Al-Qur‘an serta faktor pendukung dan penghambat program tahfiz Al-Qur‘an di sekolah tersebut. Perbedaan penelitian Susan dengan penelitian ini adalah objek yang dikaji. Sedangkan persamaannya terletak pada metode penelitiannya yaitu menggunakan metode kualitatif.

2. Skripsi Yuni Fitriani, program studi Ilmu Al-Qur‘an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2020. Dengan judul “Tradisi Menghafal Al-Qur‟an (Studi Kasus Penghafal Al-Quran di SMP IT Insan Harapan)”.14 Skripsi ini membahas tentang tradisi menghafal yang digunakan oleh SMP IT Insan Harapan. Perbedaan skripsi tersebut dengan

13 Susan Rosmawati, “Implementasi Program Tahfiz Al-Qur‘an di SMP Insan Cendekia Madani‖, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2019), h. 9

14 Yuni Fitriani, ―Tradisi Menghafal Al-Qur‘an (Studi Kasus Penghafal Al-Quran di SMP IT Insan Harapan)‖, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020), h. 8

(32)

12

penelitian ini adalah subjek penelitian yang berbeda, dimana penelitian tersebut fokus kepada tradisi hafalan yang digunakan, sedangkan penelitian ini memfokuskan kepada resepsi kegiatan tahfiz Al-Qur‘an. Adapun kesamaannya adalah pada objek yang diteliti yaitu jenjang pendidikan sekolah menengah pertama.

3. Skripsi Siti Asma Alawiyah, Program Studi Ilmu Al-Qur‘an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Institut Ilmu Al-Qur‘an Jakarta tahun 2020. Dengan judul “Kualitas Santri Putri Dalam Membaca Al-Qur‟an (Studi Living Qur‟an Pada Santri Pondok Pesantren Darul Huffaz Al-Matin Sukabumi).15 Skripsi asma mengulik mengenai kurangnya perhatian para penghafal Al-Qur‘an terhadap bacaan Al-Qur‘an. Sehingga mereka lebih terfokus dengan banyaknya capaian hafalan disbanding dengan kualitas hafalan.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah subjek dan objek kajian, yang mana penelitian tersebut mengenai kualitas bacaan sedangkan penelitian ini mengenai resepsi menghafal Al- Qur‘an. Adapun persamaannya adalah menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara.

4. Skripsi Adila Amelia, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung tahun 2019. Dengan judul “Efektifitas Program Tahfidz Super Camp Dalam Meningkatkan Hafalan Siswa Di Smait Daarul „Ilmi Bandar Lampung”.16 Skripsi tersebut membahas

15 Siti Asma Alawiyah, ―Kualitas Santri Putri Dalam Membaca Al-Qur‘an (Studi Living Qur‘an Pada Santri Pondok Pesantren Darul Huffaz Al-Matin Sukabumi). (Skripsi Sarjana Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Institut Ilmu Al-Qur‘an Jakarta tahun 2020), h.

12

16Adila Amelia, ―Efektifitas Program Tahfidz Super Camp Dalam Meningkatkan Hafalan Siswa Di Smait Daarul ‗Ilmi Bandar Lampung‖.(Skripsi Sarjana Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung tahun 2019), h. 9

(33)

13

tentang Tahfidz super camp yang merupakan salah satu program menghafal Al-Qur‘an yang diadakan oleh SMAIT Daarul ‗Ilmi Bandar Lampung, program ini adalah program menginap selama sepuluh hari yang seluruh kegiatannya terfokus untuk meningkatkan hafalan Al-Qur‘an siswa. Perbedaan penelitian Adila dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut lebih memfokuskan pada metode yang digunakan dan efektivitasnya, sedangkan penelitian ini terfokus pada resepsi kegiatan tahfiz bagi siswa dan siswi.

Adapun persamaannya adalah data yang dihasilkan dapat melalui proses pencarian lapangan atau observasi.

5. Skripsi Taufik Akbar, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Univeristas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2014, dengan judul “Tradisi Membaca dan Menghafal Al-Qur‟an (Studi Atas Resepsi Masyarakat Desa Bulu Pitu, Kecamatan Gondang Legi Kabupaten Malang Terhadap Al-Qur‟an)”. Penelitian ini Berkenaan dengan resepsi masyarakat muslim terhadap Al-Qur‘an, maka dalam penelitian ini akan dipaparkan mengenai bagaimana cara pandang dan respon masyarakat di Desa Bulu Pitu, Kecamatan Gondang Legi Kabupaten Malang terhadap Al-Qur‘an dalam sudut pandang resepsi yang diaktualisasikan dalam konsep membaca dan menghafal Al-Qur‘an yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bulu Pitu. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada subjek yang dikaji, yang mana subjek penelitian Taufik yaitu Masyarakat di Desa Bulu Pitu, sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa siswi SMP IT Atthohiriyah Moro. adapun

(34)

14

kesamaannya ialah meneliti tentang bagaimana resepsi kegiatan tahfiz Al-Qur‘an.17

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah tata cara yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan pengolahan terhadap data yang meliputi antara lain:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research). Sumber utama penelitian ini adalah ayat-ayat Al- Qur‘an yang hidup dalam masyarakat atau kelompok berupa fenomena maupun respon lainnya sebagai wujud penghormatan terhadap Al-Qur‘an. Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif kualitatif perspektif fenomenologi.

Metode deskriptif memusatkan penelitian dengan mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan berbagai masalah- masalah aktual sebagaimana adanya tanpa memberikan perlakuan khusus pada peristiwa yang diteliti.18 Moleong menjelaskan, penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik.19 Sedangkan penelitian dalam perspektif fenomenologi berusaha memahami arti dari sebuah peristiwa dan

17 Taufik Akbar, ―Tradisi Membaca dan Menghafal Al-Qur‘an (Studi Atas Resepsi Masyarakat Desa Bulu Pitu, Kecamatan Gondang Legi Kabupaten Malang Terhadap Al-Qur‘an)‖. (Skripsi sarjana Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Univeristas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019). h. 11

18 Dadan Rusmana, Metode Penelitian al-Qur‘an dan Tafsir, h. 29

19 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cetakan 27, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2010), h. 18.

(35)

15

kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam peristiwa tersebut.

2. Sumber Data

Terkait dengan sumber data, penulis menggali data dengan membedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Sumber data primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada penulis hal ini penulis lakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dan melakukan observasi. Penulis melakukan wawancara dan observasi terhadap siswa-siswi yang menghafal Al-Qur‘an, guru-guru yang mengemban tanggung jawab dalam program tahfiz Al- Qur‘an di SMP-IT Atthohiriyah.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang didapatkan secara tidak langsung dari lapangan, melainkan dengan cara membaca, memahami dan mempelajari dari berbagai literatur. Merupakan sebagai data tambahan dalam penelitian, yang didapatkan dari warga sekolah dan dokumen sekolah, sebagai pelengkap penelitian dan teori- teori yang terdapat dalam penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat dari objek penelitian, maka langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut:

(36)

16 a. Wawancara

Wawancara dalam sebuah penelitian juga diperuntukan untuk memperoleh informasi dari para narasumber yang nantinya informasi tersebut akan dijadikan sebagai data penelitian. Dalam wawancara selalu ada dua belah pihak yang masing-masing mempunyai kedudukan yang berlainan. Pihak satu merupakan pewawancara yang bertugas menanyakan dan mengumpulkan data, dan pihak kedua sebagai pemberi informasi (responden). 20

Adapun wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara semistruktural. Model wawancara tersebut adalah fleksibel dapat juga menambahkan pertanyaan sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh narasumber.

b. Telaah Dokumen

Telaah dokumen atau penggunaan teknik dokumentasi adalah suatu upaya untuk memperoleh dan memahami data-data tertulis yang berkaitan dengan kegiatan yang ingin diteliti yaitu kegiatan tahfiz Al-Qur‘an di SMP-IT Atthohiriyah Moro. Pada penelitian ini, dokumen yang akan ditelaah seperti data umum yang berkenaan dengan data penelitian serta data yang penulis peroleh dari media sosial maupun arsip sekolah

c. Observasi

Metode observasi merupakan salah satu varian pilihan metode pengumpulan data yang memiliki karakter kuat secara metodologis. Metode observasi bukan hanya

20 Yusuf, Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan. (Jakarta: Kencana, 2014), h. 211

(37)

17

sebagai proses kegiatan pengamatan dan pencatatan, namun lebih dari itu observasi memudahkan kita mendapatkan informasi tentang dunia sekitar.21

Observasi yang dilakukan penulis adalah observasi partisipan. Yakni peneliti bisa menjadi anggota suatu kelompok atau bekerja sama dengan kelompok tersebut.

Sehingga peneliti terlibat secara aktif dalam beberapa kegiatan yang diadakan oleh SMP-IT Atthohiriyah Moro, seperti mengikuti kegiatan tahfiz yang dilaksanakan.

4. Teknis Analisis Data

Teknis analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang teliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.

Analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, dari wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumentasi resmi, gambar, foto, dan sebagainya. kemudian reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi.22

5. Pendekatan Penelitian

Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori resepsi dari Ahmad Rafiq. Teori resepsi yang mementingkan tanggapan pembaca terhadap suatu karya. Tujuan dari penelitian resepsi ini adalah menunjukkan bahwa sejarah

21 Hasyim Hasanah, ―Teknik-teknik Observasi‖, Jurnal at-Taqaddum, 8, No 1, Juli (2016): h. 36.

22 Muh. Arif Tiro, ―Metodologi Penelitian dan Teknik Analisis Data‖, Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat, 1, No. 2, (2020):h. 3.

(38)

18

resepsi Al-Qur‘an bisa dijadikan sebagai pijakan bahwa Al- Qur‘an memang menjadi inspirator atau setidaknya faktor yang berpengaruh dalam aspek-aspek yang terkait dengan estetika.23

Dalam hal ini, peneliti akan meneliti bagaimana resepsi kegiatan menghafal Al-Qur‘an yang terjadi di SMP-IT Atthohiriyah Moro Kepulauan Riau melalui resepsi kegiatan tahfiz Al-Qur‘an, dengan cara mengamati dan mewawancarai responden yang berhubungan dalam penelitian ini untuk memastikan bahwa teori ini dapat menjawab permasalahan dari rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan fenomenologi dari Edmund Husserl. Fenomenologi berarti uraian atau pembahasan tentang fenomena sesuatu yang sedang menampakkan diri, atau sesuatu yang sedang menggejala.

Fenomenologi hakikatnya ingin mencapai pengertian yang benar, yaitu pengertian yang menangkap realitas seperti yang dikehendaki realitas itu sendiri.24

Dari fenomenologi, realitas dapat ditangkap oleh pengertian manusia. Pengertian adalah tempat bertemu dan bersatunya manusia dengan realitas. Pengertian manusia tentang sesuatu hal bisa bertambah, menjadi lebih sempurna. Bertambah dan sempurnanya pengertian itu karena manusia selalu menyelidiki, bertanya, dan terus bertanya.

Dengan perspektif fenomenologi ini penulis tidak lagi akan menilai kebenaran atau kesalah pahaman mengenai Al-

23 M. Nur Kholis Setiawan, Al-Qur‟an Kitab Sastra Terbesar, (Yogyakarta: El- Saq Press, 2006), h. 71

24 N. Drijakarta, Percikan Filsafat, (Jakarta: PT Pembangunan, TT), h. 116-117.

(39)

19

Qur‘an karena yang dianggap penting saat ini bukan lagi benar salahnya sebuah tafsir atau pemahaman, tetapi isi tafsir itu sendiri. Isi tafsir inilah menjadi dasar dari pola-pola perilaku tertentu. Di sini penulis akan mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena kegiatan tahfiz Al-Qur‘an. Dengan demikian, penulis akan memperoleh makna resepsi dari kegiatan tahfiz Al-Qur‘an dalam kajian living Qur‘an menurut resepsi kegiatan tahfiz Al- Qur‘an di SMP-IT Atthohiriyah Moro Kepulauan Riau.

G. Teknik dan Sistematika Penulisan 1. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan mengacu pada buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Edisi Revisi 2021 yang diterbitkan oleh IIQ Press, Institut Ilmu Al-Qur‘an (IIQ) Jakarta.25

2. Sistematika Penulisan

Agar dapat mempermudah mengenai gambaran umum pada skripsi ini, maka peneliti menggambarkan sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab. Tiap bab terdiri dari beberapa sub bahasan sebagai berikut:

Bab pertama: Pendahuluan. Bab ini merupakan pembahasan tentang latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

25 Institut Ilmu Al-Qur‘an Jakarta, Pedoman Penulisan Proposal & Skripsi Edisi Revisi 2021, (Jakarta: IIQ Press), 2021.

(40)

20

Bab Kedua: diuraikan berbagai hal yang merupakan landasan teori. Hal-hal yang penulis kemukakan meliputi penjelasan pengertian tahfiz Al-Qur‘an, dasar hukum menghafal Al-Qur‘an, adab-adab penghafal Al-Qur‘an, keutamaan menghafal Al-Qur‘an, dan cakupan mengenai Living Qur‘an serta hal lainnya yang terkait dengan tema penelitian.

Bab ketiga: pada bab ini penulis akan mendeskripsikan objek penelitian, yakni profil, visi misi sekolah serta deskripsi kegiatan tahfiz Al-Qur‘an di SMP-IT Atthohiriyah Moro.

Bab keempat: berisi hasil penelitian analisis dan pembahasan yang bersangkutan dengan pemahaman resepsi dan kegiatan tahfiz Al-Qur‘an di SMP-IT Atthohiriyah Moro.

Bab kelima: penutup yang menjadi bab terakhir dari skripsi ini. Berisi tentang kesimpulan penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Serta ditutup dengan saran yang bisa ditawarkan dari hasil penelitian ini bagi para peneliti dengan tema dan kasus yang serupa.

(41)

95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Setelah terlibat langsung ke dalam kegiatan tahfiz penulis secara intensif melakukan kajian Living Qur‘an. Penulis memberi kesimpulan sebagai berikut:

Kegiatan tahfiz merupakan salah satu bentuk fenomena Living Qur‘an yang dilakukan secara berulang-ulang, atau bisa dikategorikan sebagai ritus/ritual. Kegiatan tahfiz juga merupakan bentuk respon dari pihak SMP-IT Atthohiriyah Moro dalam menanggapi kehadiran Al-Qur‘an di lingkungan sekolah. Kegiatan tahfiz terbentuk atas dasar keinginan pimpinan yayasan, yang menginginkan SMP-IT Atthohiriyah Moro memulai kegiatan pembelajaran dengan Al-Qur‘an. Kegiatan ini dilakukan mulai hari senin sampai hari jum‘at. Harapannya yaitu untuk membiasakan seluruh warga sekolah berinteraksi dengan Al-Qur‘an, dengan cara membaca dan menghafalnya. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan jumlah hafalan Al-Qur‘an bagi seluruh warga sekolah. Manfaatnya yaitu selain menjaga hafalan lama dan menambah hafalan baru, juga membentuk karakter-karakter baik, seperti mencintai Al-Qur‘an, meningkatkan kedisiplinan, dan menjadi penyejuk hati.

Berdasarkan teori resepsi bisa dilihat bahwa pemaknaan siswa-siswi terhadap kegiatan tahfiz merupakan cara berpikir yang diperoleh setelah melalui fase-fase dari teori resepsi. Adapun respon-respon dari pelaku kegiatan tahfiz meresepsinya sebagai sesuatu yang membentuk karakter cinta Al-Qur‘an, sebagai obat penenang hati, sebagai motivasi menambah hafalan, sebagai sarana

(42)

96

meningkatkan kedisiplinan, sebagai sesuatu yang mendatangkan kebahagiaan dan menyegarkan pikiran.

(43)

97

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku/Kitab.

Abdulwaly, Cece. Ramzuttikrar Kunci Nikmatnya Menjaga Hafalan Al- Qur‟an, Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2019.

Abercrombie, Nicholas. et.al., Kamus Sosiologi, terj. Desi Noviyani et.al, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Al-Hafidz, Ahsin W. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2005.

Almulham, Abdullah. Wujudkan MImpimu Jadi Hafizh Qur‟an, Sukoharjo:

Al-Qowam, 2019.

Al-Qattan, Manna‘ Khalil. Studi Ilmu Ilmu Qur‟an. Bogor:PT. Pustaka Litera Antar, 2015.

Arifin, Tajul. Kajian Al-Qur‟an di Indonesia. Bandung: Mizan, 1996.

Arrayyah, M.Hamdar. et al., Pendidikan Islam: Memajukan Umat dan Memperkuat Kesadaran Bela Negara, Jakarta: Kencana, 2016

Ar-Rumi, Fath bin Abdurrahman. Ulumul Qur‟an (Studi Kompleksitas Alqur‟an), Yogyakarta, Titian Ilahi Press, 1997.

As-Sirjani, Raghib Mukjizat Menghafal Al-Qur‟an, Jakarta Timur: Zikrul Hakim, 2009.

Badwilan, Ahmad Salim. Panduan Cepat Menghafal Al-Qur‟an, Yogyakarta: DIVA Press, 2009.

Baum, Gregory. Agama Dalam Bayang-Bayang Relativisme: Sebuah Analisis Sosiologi Pengetahuan Karl Mannheim Tentang Sintesa Kebenaran Historis – Normatif, terj. Achmad Murtajib Chaeri dan Masyhuri Arow, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999.

Berger, Peter L. dan Thomas Luckmann, Tafsir Sosial Atas Kenyataan:

Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan, terj. Hasan Basari, Jakarta: LP3ES, 2012.

Buku Mentoring Hafalan Hadis Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Atthohiriyah Moro

(44)

98

Hasbillah, Ahmad Ubaydi. Ilmu Living Qur‟an-Hadis: Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi, Jakarta: Maktabah Darus-Sunnah, 2019.

Mansur, Muhammad. et al., Living Qur‟an dalam Litasan Sejarah Studi Al- Qur‟an, dalam Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, Syahiron Syamsuddin, Yogyakarta: TH Press, 2007.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, cetakan 27, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2010.

Mudi, Ahmad Royani Abdul. Panduan Menghafal Al-Qur‟an, Bantul:

Pustaka Andalus, 2018.

Muhammad, Ahsin Sakho. Keberkahan Al-Qur‟an, Jakarta: PT. Qaf Media Kreativa, 2017.

Muhammad, Ahsin Sakho. Menghafalkan Al-Qur‟an, Jakarta: PT. Qaf Media Kreativa, 2017.

Mustaqim, Abdul. Living Qur‟an dalam Litasan Sejarah Studi Al-Qur‟an, dalam Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, Syahiron Syamsuddin, Yogyakarta: TH Press, 2007.

Nizham, Abu. Buku Pintar Al-Qur‟an, Jakarta: Qultum Media, 2008.

Rauf, Abdul Aziz Abdul. Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur‟an Da‟iyah, Bandung: Pt Syaamil Cipta Media, 2004.

Ritzer, George. dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, terj.

Alimandan, Jakarta: Kencana, 2004.

Riyanto, Geger. Peter L Berger: Perspektif Metateori Pemikiran, Jakarta:

Pustaka LP3ES Indonesia, 2009

Rusmana, Dadan Metode Penelitian Al-Qur‘an dan Tafsir, t.t..

Sa‘dulloh, 9 cara Praktis Menghafal Al-Qur‟an, Jakarta: Gema Insani, 2008.

Sugiarto, Rachmat Morado. Cara Gampang Menghafal Al-Qur‘an, Jakarta:

Wahyu Qolbu, 2019.

Syam, Nur. Islam Pesisir, Yogyakarta: LKiS, 2005.

(45)

99

Thantawi, Muhammad Sayyid. Revolusi Menghafal Al-Qur‟an, Surakarta:

Insan Kamil, 2015.

Wahyudi, et.al. Metode Cepat Hafal Al-Qur‟an Saat Sibuk Kuliah, Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2017.

Yusuf, Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana, 2014.

Yusuf, Muhammad. Pedekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Qur‟an, dalam Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, Syahiron Syamsuddin, Yogyakarta: TH Press, 2007.

Zen, A, Muhaimin. Tata cara/Problematika Menghafal Al-Qur‟an dan Petunjuk-petunjuknya, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1985.

Zen, A, Muhaimin. Tata cara/Problematika Menghafal Al-Qur‟an dan Petunjuk-petunjuknya, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1985.

2. Skripsi

Akbar, Taufik. ―Tradisi Membaca dan Menghafal Al-Qur‘an (Studi Atas Resepsi Masyarakat Desa Bulu Pitu, Kecamatan Gondang Legi Kabupaten Malang Terhadap Al-Qur‘an)‖. Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Univeristas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019.

Amelia, Adila ―Efektifitas Program Tahfidz Super Camp Dalam Meningkatkan Hafalan Siswa Di Smait Daarul ‗Ilmi Bandar Lampung‖. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019.

Fitriani, Yuni ―Tradisi Menghafal Al-Qur‘an (Studi Kasus Penghafal Al- Quran di SMP IT Insan Harapan)‖, Skripsi Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020

Putra, Ardi. Resepsi Al-Qur‘an dalam Pembelajaran Al-Qur‘an: (Studi Perbandingan pada Pembelajaran Al-Qur ‘an Online dan Pembelajaran Al-Qur‘an di TPA Al-Muhtadin Perum Purwomartani Baru, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016

(46)

100

Rosmawati, Susan. “Implementasi Program Tahfiz Al-Qur‘an di SMP Insan Cendekia Madani‖, Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Siti Asma Alawiyah, ―Kualitas Santri Putri Dalam Membaca Al-Qur‘an (Studi Living Qur‘an Pada Santri Pondok Pesantren Darul Huffaz Al-Matin Sukabumi). Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Institut Ilmu Al-Qur‘an Jakarta, 2020.

3. Jurnal

Hasanah, Hasyim. ―Teknik-teknik Observasi‖, Jurnal at-Taqaddum, 8/1, Juli 2016 h. 36.

Pradopo, Rachmat Djoko. Beberapa Teori Sastra: Metode Kritik dan Penerapannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Putra, Heddy Shri Ahimsa. ―The Living Al-Qur‘an: Beberapa Perspektif Antropologi,‖ Jurnal Walisongo 20/1 2012 h. 236-237.

Ratna, Nyoman Kutha. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Tiro, Muh. Arif ―Metodologi Penelitian dan Teknik Analisis Data‖, Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat, 1/2, 2020. h. 3.

4. Wawancara

Aisyah Zaidatunnisa, Wawancara, Moro, 16 Juli 2022 Azimah, Wawancara, Moro, 15 Juli 2022

Chika, Wawancara, Moro, 17 Juli 2022.

Fitri, Wawancara, Moro, 17 Juli 2022.

Kamelia, Wawancara, Moro, 17 Juli 2022 Maryani, Wawancara, Moro, 17 Juli 2022.

Miza Maika Balqis, Wawancara, Moro, 16 Juli 2022 Nanda Ariska, Wawancara, Moro, 15 Juli 2022.

(47)

101

Nayla Khairunnisa, Wawancara, Moro, 17 Juli 2022.

Nazlea, Wawancara, Moro, 16 Juli 2022.

Rio Saputra, Wawancara, Moro, 15 Juli 2022.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002 Susan Laraswati, Wawancara, Moro, 15 Juli 2022.

Usman, Wawancara, Moro, 15 Juli 2022.

Wan Nasya, Wawancara, Moro, 16 Juli 2022 Zalifah, Wawancara, Moro, 15 Juli 2022 Zulhari, Wawancara, Moro, 15 Juli 2022

(48)

104

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Risma Putri, lahir di Moro, Kepulauan Riau pada tanggal 18 November 1999, anak kedua dari 2 bersaudara, buah kasih dari pasangan Ayahanda M.

Semaun dan Ibunda Sumiati. Penulis pertama kali menempuh pendidikan tepat pada usia 3,5 tahun di TK Pertiwi Moro, Karimun, pada tahun 2003, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SDN 001 Moro Karimun sampai tahun 2012. Setelah lulus sekolah dasar penulis melanjutkan pendidikan di MTS Al-Hidayah Moro karimun, dan selesai pada tahun 2015, setelah menyelesaikan pendidikan MTS, penulis melanjukan MA di Pondok Pesantren Modern Ummul Qura‘ Al-Islami Leuwiliang Bogor selama 1 tahun kemudian berpindah sekolah di Pondok Pesantren Al-Aziziyah Rangkasbitung Banten sampai tahun 2018 di tahun yang sama kemudian penulis melanjutkan pendidikan Stara 1 (S1) di Institut Ilmu Al-Qur‘an (IIQ) Jakarta dengan mengambil Jurusan Ilmu Al-Qur‘an dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin dan Dakwah.

Hamdan Syukran Lillah, berkah limpahan Rahmat dan Karunia Allah SWT, disertai do‘a yang kuat dari kedua orang tua, guru-guru, dan temen-temen seperjuangan, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan skripsi yang berjudul ―Resepsi Kegiatan Tahfiz Al-Qur‘an (Kajian Living Qur‘an di SMP-IT Atthohiriyah Moro)‖ pada tanggal....dan berhak menyandang gelar Sarjana Agama (S.Ag).

(49)

105

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pada tampilan halaman menu tebak gambar, terdapat dua gambar buah yang berbeda dan ada tulisan serta suara nama buah yang harus ditebak, untuk menebak gambar yang sesuai

Dari pengertian ini, dapat dipahami bahwa tugas da'i yang bersifat nahi munkar adalah upaya liberasi atau memerdekakan dan membebaskan orang lain dari berbagai

pembelajaran menulis, salah satunya dalam penelitian sebelumnya metode STAD digunakan dalam jurnal berjudul “Penerapan Metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan telah didesain media pembelajaran IPA menggunakan LMS dan moodle yang layak digunakan yang dapat meningkatkan

Diketahui

Beberapa manfaat bersepeda disampaikan oleh Oja et al., (2011), diantaranya adalah : 1) Kegiatan mengayuh pada bersepeda menyebabkan tidak tertekannya lutut oleh karena

Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pada perhitungan beban kerja mental mahasiswa Universitas XYZ Yogyakarta jurusan Teknik Industri