• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Indeks Tunggal Pada Perusahaan Farmasi Tahun 2019-2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Indeks Tunggal Pada Perusahaan Farmasi Tahun 2019-2020"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RAJ, 3 (1) 2023 : 77-86, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj |

Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license.

Formation Of Optimal Portfolio Using A Single Index In Pharmaceutical Companies In 2019-2020

Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Indeks Tunggal Pada Perusahaan Farmasi Tahun 2019-2020

Sara Nurdia Rosa¹ Ledia Tereza² Efa Agustina³ Yulana Desilfa

4

Dian Puji Puspita Sari

5

Universitas Muhammadiyah Riau, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Indonesia

1saranurdia16@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the optimal portfolio stocks formed through the Single Index Model. This research method uses descriptive research with a quantitative approach. The population and samples of this research are all pharmaceutical companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX), namely: Pt Merck Indonesia Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT Tempo Scan Pacific Tbk, PT Darya Varia Laboratoria Tbk, PT Indofarma (Persero) Tbk, PT Kimia Farma (the Company) Tbk, PT Pyridam Farma Tbk, PT Muncul Tbk, PT Pharos Tbk. The data in this study is secondary data obtained from the company's BEI which is accessed at www.idx.co.id, www.yahoofinance.co.id and www.bi.go.id obtained through documentation study techniques and literature studies. The results of this study indicate that there are three optimal companies because the value of ERB (expected return to beta) is higher than the CI value of SIDO, PYFA and DVLA.

Keywords: Investment, Return, Risk, Single Index, Optimal Portfolio ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui saham-saham portofolio optimal yang terbentuk melalui Model Indeks Tunggal. Metode penelitian ini menggunakan penelitian diskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu : PT Merck Indonesia Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT Tempo Scan Pacific Tbk, PT Darya Varia Laboratoria Tbk, PT Indofarma (Persero) Tbk, PT Kimia Farma (Perseroan) Tbk, PT Pyridam Farma Tbk, PT Muncul Tbk, PT Pharos Tbk. Data pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari BEI perusahaan diakses di www.idx.co.id, www.yahoofinance.co.id dan www.bi.go.id diperoleh melalui teknik studi dokumentasi dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga perusahaan yang optimal karena nilai ERB (expected return to beta) lebih tinggi dari Ci nilai SIDO, PYFA dan DVLA.

Kata Kunci : Investasi, Return, Risiko, Indeks Tunggal, Portofolio Optimal

1. Pendahuluan

Investasi saham memang mempunyai resiko yang tinggi, namun investasi ini mulai banyak dilirik oleh para investor, terbukti dengan meningkatnya jumlah investor saham di bursa efek pada tahun 2019. Dalam melakukan kegiatan investasi,investor dapat membeli saham di pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk instrumen keuangan yang bisa diperjualbelikan, seperti saham, obligasi, reksadana, dan lainnya. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Halim, 2015;2). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentinganyaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang

(2)

78

memerlukan dana (issuer). Dengan adanya Pasar Modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return) berupa dividen, sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari kegiatan operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik yang dipilih.

Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap investasi saham memang meningkat.

Peningkatan tersebut cukup baik karena bisa dikatakan masyarakat indonesia mulai sadar akan pentingnya melakukan investasi terutama investasi saham. Masih banyak masyarakat Indonesia yang enggan untuk melakukan investasi saham. Pemahaman ditengah masyarakat mengenai pasar modal masih cukup minim, sehingga mereka belum memiliki akses maksimal terhadap pasar modal. Oleh karena itu, pelaksanaan literasi dan edukasi dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat tentang jasa keuangan maupun pasar modal berserta seluruh produk-produk turunannya sangat penting dilakukan (Hudi et al, 2021). Banyak alasan yang mendasari mengapa masyarakat Indonesia enggan untuk melakukan investasi saham.

Salah satu alasannya adalah memerlukan modal besar untuk membeli saham sehingga membuat calon investor tidak melakukan investasi saham. Faktanya saat ini hanya dengan modal Rp. 100.000,- calon investor bisa menanam saham. Banyak saham yang ditawarkan di bursa efek dari berbagai perusahaan, yang mana bursa efek merupakan pasar tempat melakukan aktivitas jual beli saham yang sudah terdaftar dalam bursa tersebut. Sahamsaham tersebut mengalami fluktuasi setiap hari yang dapat kita pantau pergerakannya.Pergerakan harga saham tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan juga eksternal. Dalam pasar modal dikenal dengan pendekatan fundamental analisis dan teknikal analisis.

Faktor internal yang mempengaruhi perubahan harga saham adalah Manajemen perusahaan, Operasional perusahaan, Jenis produk, dan lainlain.Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham adalah Tingkat suku bunga (Interest rate), kondisi ekonomi, nilai tukar, sosial politik, dan lain-lain. Banyaknya saham yang ditawarkan di bursa efek membuat calon investor kebingungan untuk memilih mana saham yang tepat untuk mereka beli. Membeli saham yang tepat akan memperkecil resiko yang ada. Para investor harus melakukan manajemen portofolio untuk menghasilkan perhitungan portofolio yang beresiko rendah. Portofolio dapat diartikan 5 sebagai kombinasi antara beberapa aktiva yang diinvestasikan oleh penanam modal (Hartono:2013).

Diversifikasi merupakan cara yang bisa dilakukan investor untuk mengurangi resiko yang mungkin didapat investor. Diversifikasi merupakan konsep alokasi aset yang bisa dipilih investor antara kelas aset seperti obligasi, saham, real estate. Keputusan alokasi aset ini merupakan keputusan yang penting yang harus dibuat investor yang nantinya akan berdampak pada kinerja portofolio (Charles :2010). Investor selalu menginginkan bahwa portofolio yang dipunya memiliki kinerja yang baik. Setiap investor tidak akan berhenti pada tahap diversifikasi dengan pembentukan portofolio untuk mengurangi resiko yang ada. Seorang investor yang rasional tentu akan memilih portofolio yang optimal (Hartono, 2013:179).

Menentukan portofolio yang optimal merupakan cara yang pertama kali dilakukan dalam menentukan portofolio efisien. Portofolio dapat dikatakan efisien dibandingkan portofolio lain apabila memberikan imbal hasil terbesar yang diharapkan dengan resiko yang sama, atau memberikan resiko terkecil dengan imbal hasil yang diharapkan sama (Halim, 2015:41). Portofolio efisien merupakan portofolio-portofolio yang baik, tetapi bukan yang terbaik. Portofolio-optimal merupakan bagian dari portofolio-portofolio efisien. Suatu portofolio optimal juga sekaligus merupakan suatu potofolio efisien, tetapi suatu portofolio efisien belum tentu portofolio optimal. Analisis atas sekuritas dilakukan dengan membandingkan excess return to beta (ERB) dengan Cut-off rate-nya (Ci) dari masing-masing saham. Saham yang memiliki ERB lebih besar dari C* dijadikan kandidat portofolio, sedangkan

(3)

79

sebaliknya yaitu Ci lebih besar dari ERB tidak diikutkan dalam portofolio. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul : Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Indeks Tunggal Pada Perusahaan Farmasi Tahun 2019-2020.

2. Tinjauan Pustaka A. Investasi

Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Abdul,2015:13).

Pengertian lain dari investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke asset produktif selama periode waktu yang tertentu(Hartono,2014:5). Investasi juga dapat diartikan sebagai komitmen saat ini atas uang atau sumber dana lain dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan (Bodie, Kane, dan Markus, 2014:1). Menurut Bodie (2014:2), investasi terdiri dari 2 bentuk aset, yaitu Investasi Aset Riil dan Investasi Aset Keuangan. Dalam melakukan investasi, pemodal akan memiliki situasi dimana pemodal harus membuat keputusan terhadap 2 hal ataupun lebih yang biasanya dikenal dengan Trade-off.

Elemen dasar dari pengambilan keputusan untuk melakukan investasi adalah tradeoff antara resiko dan return. Dalam keadaan itu, pemodal akan menghadapi ketidakpastian. Pemodal akan terus menghadapi resiko yang mungkin terjadi ketika mereka melakukan sebuah investasi. Dilain sisi, selain kemungkinan adanya resiko yang akan didapat pemodal, mereka juga dapat memperkirakan berapa keuntungan yang mungkin didapat dari investasi yang dilakukan. Pemodal yang menginginkan keuntungan yang tinggi maka mereka harus siap untuk resiko yang tinggi pula untuk diterima. Ekspektasi return dan resiko saling berkaitan, ekspektasi return yang tinggi berarti pula mempuunyai resiko yang tinggi (Charles,2010:18).

Proses pengambilan keputusan investasi Investor dalam menganalisis dan mengatur securities memiliki 2 tahap (Charles,2010:12) yaitu:

1. Analisis sekuritas Analisis sekuritas merupakan tahap awal bagi investor untuk melakukan proses pengambilan keputusan. Tahap ini investar akan melakukan analisis terhadap resiko dan expected return yang didapat.

2. Manajemen portofolio Dalam hal iniinvestor akan membangun portofolio yang diinginkan dimana akan mencakup mengenai pembentukan portofolio, revisi portofolio dan evaluasi kinerja portofolio. Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang dapat dipasarkan dan kapan dilakukan (Halim, 2005: 4).

B. RISIKO

Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian yang diperoleh, semakin besar penyimpangan berarti semakin besar resiko nya Halim (2005:42) Untuk mengukur risiko secara umum, risiko dibagi dalam dua jenis, yaitu: systematic risk dan unsystematic risk. Apabila risiko sistematis muncul dan terjadi maka semua jenis saham akan terkena dampaknya, sehingga investasi pada satu jenis saham ataupun lebih tidak dapat mengurangi kerugian .contoh risiko sistematis adalah tingkat inflasi, tingkat bunga, kebijakan fiskal, pertumbuhan ekonomi, kurs, valuta asing, dan siklus ekonomi. Sedangkan unsystematic risk atau risiko spesifik hanya berdampak terhadap suatu saham sektor tertentu, karena risiko tersebut dapat diatasi dengan cara melakukan diversifikasi produk Samsul(2015:309)

(4)

80 C. PORTOFOLIO

Portofolio adalah gabungan dari berbagai instrument investasi baik baik yang berbentuk tanpa disengaja atau memang diputuskan melalui perencanaan yang didukung dengan perhitungan dan pertimbangan rasional untuk memaksimumkan risiko investasi.

Sulisistiyowati (2017) Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada portofolio efisien, sedangkan portofolio efisien itu sendiri adalah portofolio yang menyediakan return maksimal bagi investor dengan tingkat risiko tertentu.

Choiriyah (2016). Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada portofolio efisien, sedangkan portofolio efisien itu sendiri adalah portofolio yang menyediakan return maksimal bagi investor dengan tingkat risiko tertentu.

Choiriyah (2016). Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik namun bukan yang terbaik. Investor mengharapkan return dan risiko terbaik, maka perlu dibentuk portofolio optimal. “Portofolio optimal merupakan bagian dari portofolio-portofolio efisien. Suatu portofolio optimal juga sekaligus merupakan suatu portofolio efisien, tetapi suatu portofolio efisien belum tentu portofolio optimal”. Portofolio optimal merupakan portofolio dengan kombinasi return ekpektasian dan risiko terbaik.

D. METODE INDEKS TUNGGAL

Single index model atau model indeks tunggal adalah sebuah teknik untuk mengukur return dan risiko sebuah saham atau portofolio. Model tersebut mengasumsikan bahwa pergerakan return saham hanya berhubungan dengan pergerakan pasar. Sensitifitas pergerakan return saham terhadap pergerakan return pasar diukur dengan Beta. Berikut ini adalah rumus yang perlu digunakan dalam mencari portofolio model Indeks tunggal dengan rumus sebagai berikut menurut Jugiyanto (2014) dalam Graha (2016).

D. BURSA EFEK INDONESIA

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal yang ada di Indonesia. Peranan Bursa Efek Indonesia (BEI) sangat penting diantaranya bagi masyarakat sebagai sarana untuk berinvestasi dan bagi perusahaan gopublic sebagai sarana mendapat tambahan modal dengan menerbitkan saham sebagai tanda kepemilikannya. Daya tarik saham bagi investor salah satunya terletak pada harga saham. Harga saham yang berlaku di bursa efek adalah suatu harga yang selalu mengalami fluktuasi atau berubah-ubah sewaktu-waktu bisa naik maupun turun. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham tersebut.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaaan. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor- faktor yang berasal dari luar perusahaan dan tidak dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan.

Salah satu sektor usaha yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sektor farmasi.

Sektor farmasi memiliki peran dalam reformasi dibidang kesehatan. Dalam permasalahan kesehatan yang terjadi pada umumnya sangat berkaitan dengan ketersediaan obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Banyak perusahaan farmasi sebagai penghasil obat-obatan berdiri di Indonesia, baik itu perusahaan asing maupun perusahaan nasional. Perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah 9 perusahaan.

(5)

81 KERANGKA PEMIKIRAN

Adapun penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah:

(Arisandy et al., 2017) tentang analisis investasi portofolio saham pasar modal dengan Model Indeks unggal studi kasus di Indeks Kompas 100 periode 2013-2015 memperoleh perhitungan Model Indeks Tunggal dari 30 saham yag dianalisis, diperoleh 20 saham yang dapat membentuk portofolio optimal.

Penelitian selanjutnya oleh (Wardah, 2019) menyatakan bahwa dari 30 saham anggota di Jakarta Islamic Index (JII) yang digunakan untuk pembentukan portofolio optimal, terdapat 4 saham yang dapat membentuk portofolio optimal. Penelitian yang dilakukan oleh (Prasetyo & Suarjaya, 2020) yang meneliti pembentukan portofolio optimal berdasarkan Model Indeks Tunggal, dalam penelitiannya menunjukkan dari saham perusahaan yang tercatat dalam Indeks Kompas 100 Periode Agustus 2016-Januari 2019 terdapat hanya sebanyak 20 saham saja yang dapat membentuk sebuah portofolio optimal.

Temuan lainnya diungkapkan oleh (Sunaryono 2021) dalam penelitiannya yaitu hasil pengolahan data dari 27 emiten yang tergabung kedalam index IDX30 periode Januari 2017-

Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Investasi

Return Resiko

Penentuan Portopolio

Model Indeks Tunggal

Hasil

(6)

82

November 2019 menggunakan perhitungan portofolio single index model didapat hasil 11 perusahaan terbaik dari indeks IDX30 yang masuk dalam portofolio optimal.

3. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada Perusahaan Farmasi periode 2019- 2020

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, mengatakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain Sugiyono (2016: 13). Pndekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci Menurut Sugiyono (2016:9). Adapun perusahan-perusahan tersebut adalah :

Tabel .1 Daftar Perusahan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2019- 2020

NO KODE NAMA SAHAM

1 SIDO PT. SIDO MUNCUL TBK

2 PYFA PT. PYRIDAM FARMA TBK

3 DVLA PT. DARYA VARIA LABORATORIA TBK

4 TSPC PT. TEMPO SCAN PASIFIC TBK

5 KLBF PT. KALBE FARMA TBK

6 MERK PT. MERCK INDONESIA TBK

7 PEHA PT. PHAPROS TBK

8 INAF PT. INDOFARMA (PERSERO) TBK

9 KAEF PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham-saham perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019-2020 yaitu sebanyak 9 perusahaan farmasi. Sedangkan sampel yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sensus sampling atau sampel jenuh dimana seluruh populasi dijadikan sampel Sugiyono (2016:85).

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder .Data sekunder merupakan data yang di peroleh peneliti secara tidak langsung atau melalui perantara. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data harga saham, data harga saham yang akan diteliti adalah harga saham penutupan (closing price).

2. Data Indeks harga saham gabungan (IHSG), data IHSG di ambil dari penutupan bulanan indeks selama periode Desember 2018 - Desember 2020, data IHSG mewakili data pasar, diperlukan untuk menghitung tingkat return (Rm) dari resiko pasar.

3. Data BI rate merupakan proxy return aktiva bebas resiko (Risk free rate of return).

Sedangkan sumber data penelitian ini diperoleh dari www.idx.co.id, yahoo finance.co.id

(7)

83

dan www.Bi.go.id. serta berbagai literatur untuk penggunaan hasil penelitian dan konsep-kosep yang dibutuhkan.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan mencatat dan mengkopi data yang tercantum dalam PT. Bursa Efek Indonesia melalui laman web www.idx.co.id, yahoo finance.co.id dan www.Bi.go.id. serta berbagai literatur untuk penggunaan hasil penelitian dan konsep-kosep yang dibutuhkan.

2. Studi kepustakaan

Studi pustaka merupakan segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan diteliti, kerangan ilmiah, peraturan-peraturan dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik.

Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunkan model indeks tunggal untuk menentukan portofolio yang optimal. Sedangkan perhitungannya dilakukan denganmenggunakan program excel. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perkembangan harga saham,IHSG,dan Bi rate

2. Menghitung return dan risiko individu berdasarkan pendekatan model indeks tunggal 3. Menghitung Beta dan Alpha berdasarkan pendekatan Model Indeks Tunggal

4. Menghitung Varian Residu 5. Menghitung kovarian saham

6. Menentukan portofolio optimal dengan model indeks tunggal. Setelah return, varians.beta dan alpha masing-masing saham diketahui, langkah selanjutnya untuk menentukan portofolio optimal dengan menggunakan model ideks tunggal adalah dengan menghitung tingkat Excess Return to Beta (ERB) serta menentukan Cut Off Point (Ci) sebagai berikut:

a. Menghitung Excess Return to Beta

b. Menentukan titik pembatas (cut off point)

7. Besarnya titik pembatas dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Urutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil.

Sekuritas-sekuritas dengan nilai ERB tinggi merupkan kandidat yang akan dimasukkan kedalam portofolio optimal

2. Sebelum menghitung nilai Ci terlebih dahulu kita menghitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekritas ke-i

3. Menghitung nilai Ci, dikarenakan kita sudah menghitung nila Ai dan Bi

4. sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik cut off point. Sekuritas-sekuritas yang memiliki ERB lebih kecil dengan ERB di titik cut off point tidak di ikut sertakan dalam pembentukan potofolio optimal.

4. Hasil dan Pembahasan Pembahasan

Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai obyek adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang secara konsisten masuk ke dalam periode waktu penilitian. Ada sembilan Perusaahan Farmasi yang menjadi obyek penelitian. Perusaahan Farmasi tersebut sebagai berikut Pt Merck Indonesia Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT Tempo Scan Pacific Tbk, PT Darya Varia Laboratoria Tbk, PT Indofarma (Persero) Tbk, PT Kimia Farma

(8)

84

(Perseroan) Tbk, PT Pyridam Farma Tbk, PT Muncul Tbk, PT Pharos Tbk.). Untuk mengolah data yang telah didapatkan dari Bursa Efek Indonesia maka data tersebut akan diteliti dan dianalisis.

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan dari 9 sampel penelitian, didapatkan 3 saham yang menjadi kandidat portofolio optimal saham. Ketiga saham ini mempunyai tingkat return yang tinggi dibandingkan saham yang tidak masuk dalam kandidat portofolio optimal. Hal ini memberikan investor lebih banyak pilihan dalam memilih saham- saham yang akan dijadikan alternatif dalam berinvestasi.

Metode yang digunakan dalam pembentukan portofolio optimal adalah model Indeks Tunggal. Penentuan portofolio model Indeks Tunggal yaitu berdasarkan besarnya nilai ERB dan cut-off rate. Apabila nilai ERB lebih besar atau sama dengan cut-off rate, maka saham tersebut dimasukkan Kedalam kandidat portofolio optimal. Apabila nilai ERB lebih kecil dari nilai cut-off rate, maka saham tidak dimasukkan kedalam kandidat portofolio optimal saham.

Penggunaan nilai ERB dan cut-off rate mempunyai kelebihan yaitu mempertimbangkan risiko sistematis (beta). Risiko sistematis memang tidak dapat dihindari akan tetapi investor dapat memilih saham dengan nilai ERB yang tinggi. Beta dan nilai ERB dapat digunakan untuk mempertimbangkan alternatif investasi dan mengoptimalkan portofolio. Risiko tidak sistematis dapat dihindari dengan diversifikasi itu sendiri. Investor rasional tentu akan memilih return saham yang positif.

Tabel 2. ERB dan Ci

Emiten α β ERB Ci C* Keputusan

SIDO 0.0306 0.1358 0.0070 0.1951 0.0016 0.0036 Optimal PYFA 0.0930 0.9635 0.0711 0.0924 0.0036 0.0036 Optimal DVLA 0.0105 0.0835 0.0025 0.0763 0.0006 0.0036 Optimal

TSPC 0.0048 1.0276 0.0128 0.0008 0.0002 0.0036 - KLBF 0.0015 0.5833 0.0065 -0.0044 -0.0006 0.0036 - MERK -0.0034 1.2971 0.0219 -0.0057 -0.0011 0.0036 - PEHA -0.0133 0.6305 0.0167 -0.0275 -0.0019 0.0036 - INAF 0.0495 -1.0940 0.2019 -0.0413 -0.0007 0.0036 - KAEF 0.0708 -1.0395 0.1400 -0.0640 -0.0015 0.0036 - Sumber : Data Olah Tahun 2022

Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa terdapat tiga perusahaan yang masuk kedalam portofolio optimal dikarenakan nilai ERB nya lebih besar dari Ci dan daftar perusahaan tersebut adalah adalah SIDO, PYFA, dan DVLA. Ketika berinvestasi seorang investor tidak terlepas dari risiko, oleh sebab itu investor diharuskan membentuk portofolio yang optimal untuk memberikan hasil kombinasi return tertinggi dengan risiko terendah.

Nilai cut-off point (C*) adalah nilai Ci tertinggi dari seluruh nilai Ci saham. Nilai C*

digunakan untuk menentukan titik pembatas saham mana saja yang masuk sebagai kandidat portofolio optimal. Portofolio optimal terdiri dari saham- saham yang mempunyai nilai ERB

(9)

85

lebih besar atau sama dengan Ci. Hasil perhitungan nilai cut-off point (C*) pada penelitian ini adalah sebesar 0.0036 yaitu saham PYFA.

Tujuan dari pembentukan portofolio optimal saham yaitu mengurangi risiko dengan cara diversifikasi. Pada penelitian ini didapatkan tiga saham yang menjadi kandidat portofolio. Dari ketiga saham ini diperlukan penghitungan proporsi dana masing-masing saham untuk mendapatkan return maksimal dengan risiko tertentu atau sebaliknya return tertentu dengan risiko minimal. Besarnya proporsi dana ini tentunya dihitung dengan perhitungan matematis.

Proporsi dana ini diperoleh dengan melakukan perhitungan skala tertimbang terlebih dahulu dengan tujuan agar memperoleh proporsi dana yang tepat. Skala tertimbang diperoleh dari beta individual dibagi dengan variance error residual saham kemudian dikalikan dengan nilai ERB yang telah dikurangi nilai cut-off point. Setelah diperoleh skala tertimbang saham kemudian proporsi saham dapat dihitung yaitu dengan membagi skala tertimbang masing- masing saham dengan jumlah keseluruhan skala tertimbang.

1.

Saham Pembentuk Portofolio Optimal. Setelah melakukan perbandingan Excess Return To Beta (ERB) dengan Cut Of Rate (Ci) dari 9 saham yang diteliti terdapat tiga saham yang nilai ERB-nya menunjukan lebih besar dari Ci, sehingga ketiga saham tersebut memenuhi kriteria untuk masuk kedalam pembentukan potofolio optimal. Saham tersebut adalah SIDO (PT. Sido Muncul Tbk), PYFA (PT. Pyridam Farma Tbk) dan DVLA (PT. Darya Varia Laboratoria Tbk)

2.

Proporsi Saham Pembentuk Potofolio Optimal. Tiga saham yang masuk dalam pembentukan portofolio optimal, maka selaalnjutnya melakukan perhitungan proporsi dana (Wi) untuk masing-masing saham. Untuk memperoleh nilai Wi, maka harus melakukan perhitungan skala tertimbang masing-masing saham (Zi).

Tabel 3. Perhitungan Proporsi Dana Masing-masing saham

Emiten Zi Wi αp βp

SIDO 3,6930 0,5075 0,0155 0,0689 0,0036 PYFA 1,2038 0,1654 0,0154 0,1594 0,0118 DVLA 2,3807 0,3271 0,0034 0,0273 0,0008 TSPC -0,2224 -0,0306 -0,0001 -0,0314 -0,0004 KLBF -0,7116 -0,0978 -0,0001 -0,0570 -0,0006 MERK -0,5490 -0,0754 0,0003 -0,0979 -0,0016 PEHA -1,1734 -0,1612 0,0021 -0,1017 -0,0027 INAF 0,2432 0,0334 0,0017 -0,0366 0,0067 KAEF 0,5020 0,0690 0,0049 -0,0717 0,0097 7,2776 0,7374 0,0343 0,2556 0,0162

E(Rm) 0,0001

E(Rf) 0,0041

SIM = E(Rp) 0,0344 CAPM = E(Rp) 0,0031 Variance Market

0,0031

Variance Portofolio 0,0164

Sumber : Data Olah Tahun 2022

(10)

86

Pada Tabel 3 menunjukkan proporsi dana yang membentuk portofolio optimal saham, yaitu diketahui bahwa proporsi dana terbesar yaitu pada saham perusahaan SIDO yaitu sebesar 3.6930, sedangkan proporsi dana terendah yaitu pada saham perusahaan PEHA -1,1734.

Saham dengan proporsi dana tertinggi merupakan alternative investasi yang seharusnya dipilih investor yang rasional.

5.PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat tiga saham yang komposisi nya sesuai dengan pembentukan portofolio optimal model indeks tunggal. Ketiga saham tersebut yaitu : PT. Sido Muncul Tbk (SIDO), PT. Pyridam Farma Tbk (PYFA), dan PT. Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA) dikatakan optimal di karenakan nilai ERB nya lebih besar dibandingkan nilai Ci.

2. Besarnya proporsi dana yang dapat diinvestasikan pada tiga saham tersebut adalah SIDO sebesar 0,5075 atau 50,75% lalu ada PYFA sebesar 0,1654 atau 16,54% dan DVLA sebesar 0,3271 atau 32,71%.

DAFTAR PUSTAKA

Afdila, Y. K., Sasongko, H., & Nita, V. M. (2021). Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi (Saham Indeks Lq45 Periode 2016-2018 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Manajemen, 6(3).

Ariasih, N. L. P. I., & Mustanda, I. K. (2018). Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Pada Saham Indeks LQ 45. E-Jurnal Manajemen Unud, 7(8), 1-30.

Arisandy, F. N., Elly, M. I., & Hudzafidah, K. (2017). Analisis Penentuan Saham Portofolio Optimal Dengan Model Indeks Tunggal Dalam Perusahaan yang Tergabung Indeks Kompas 100 Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015 Studi untuk Perusahaan Perbankan.

Jurnal Ilmiah Ecobuss, 5(1), 1–12.

Hartono, J. (2014). Teori dan Praktik Portofolio dengan Excel. Jakarta: Salemba Empat.

Hudi, I., Ahyaruddin, M., Aristi, M. D., Sari, D. P. P., Putri, A. M., Fitriana, N., & Triana, D. H.

(2021). Literasi Dan Pelatihan Investasi Pasar Modal Bagi Komunitas Mobile Legend Pekanbaru. ABDIMAS EKODIKSOSIORA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ekonomi, Pendidikan, dan Sosial Humaniora (e-ISSN: 2809-3917), 1(1), 51-55.

Pratama, Y. H. and Budiyanto (2016) “Analisis Portofolio Optimal Dengan Model Indeks Tunggal Pada Sektor Pertambangan”, 6, pp. 1–16.

Sunaryono, S. (2021). Pembentukan Portofolio Optimal Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal Paska Dimulainya Pandemi Covid-19: Sunaryono. Jurnal Ekonomi STIEP, 6(2), 22- 32.

Tandelilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius.

Teti Sulastri, Optimalisasi Portofolio Pada Saham Syariah Menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAMP) Dengan Volatilitas Model Generalized Autoreggresive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) Skripsi 2015 UIN Sunan Kalijaga Program Studi Matematika Umam, N. K., Amalia, N., Alifah, N., Suffa, I., Aprilia, A., & Wahyudi, H. D. (2017). Analisis

Investasi Penentuan Portofolio Optimal Dengan Metode Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia (Studi Komparatif Penggunaan Random Model pada Jakarta Islamic Index periode 2012-2015). In Seminar Nasional Riset Manajemen & Bisnis (pp. 600-613).

Wardah, B. (2019). Analisis Portofolio Saham Syariah Pada Jakarta Islamic Index Periodeoktober 2017–September 2018 Menggunakan Model Indeks Tunggal (Sebagai Acuan Calon Investor): Studi Kasus Di Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia. UIN Mataram.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa semakin sesuai benih padi IPB 3S dengan kondisi lahan dan kebutuhan petani serta sesuai dengan sosial, norma dan adat di lingkungan masyarakat maka

Dalam ekonomi syariah, adanya kesadaran manusia sebagai seorang muslim bahwa segala problema kehidupan pemecahannya harus berdasarkan Islam, jika kita kembali kepada masalah

Vanilla Cube Jalan Bengawan Nomor 60 Bagi kalian yang masih awam dengan Personal Vaporizer (dikenal dengan nama lain rokok elektrik / e-shisha/ electronic ciggarete / shisha

bekerja dengan lebih baik jawaban yang tepat pun akan muncul.. Cobalah dan

Pengaruh Citra merek, Keterlibatan produk, dan Pengetahuan produk terhadap Niat konsumen membeli minuman isotonik Pocari Sweat di surabaya. Tahun 2013 2011 2010

Secara implisit di dalam Undang-undang Ketenagakerjaan terdapat Pasal khusus yang mengatur mengenai pekerja anak, yaitu Pasal 68 sampai dengan Pasal 75, dari

Fenomena week four effect juga tidak berhasil ditemukan pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014, dimana return negatif signifikan terjadi pada hari Senin minggu

13.6 Jika waktu sandar total yang digunakan melebihi jumlah waktu sandar yang diizinkan, penjual harus membayar demurrage kepada pembeli untuk semua kelebihan waktu tersebut