Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Potensi Bahaya pada CV XYZ
I Made Pasek Windu Merta1, Aryadiepa Sahadewa Sikken2 Nadia Apriliani3 Rionaldi4
1,2,3,4Departemen Teknik Industri, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia
1 pasekwindu22@gmail.com ,2rionaldigusyanto@gmail.com,3aryadiepa.sikken@gmail.com, 4apriliani.nadia@gmail.com
Abstrak— CV XYZ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang penambangan batu andesit. Proses produksi di CV XYZberpotensi menimbulkan terjadinya risiko kecelakaan dan kerugian yang dimungkinkan adanya keterlibatan manusia, peralatan, material, dan interaksi dengan lingkungan dalam aktivitas penambangan batu andesit. Dalam mengurangi atau menghilangkan bahaya penyebab kecelakaan di tempat kerja, dilakukan proses identifikasi dan analisis potensi bahaya di CV XYZ menggunakan menggunakan tools Hazard and Operability Study (HAZOP) worksheet. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara kepada stakeholder terkait seperti pekerja dan manajer operasional penambangan batu andesit, serta observasi langsung ke lapangan. Data kemudian direkapitulasi untuk kemudian dianalisis mengenai aspek pendukung perlengkapan, peralatan, dan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data mengenai potensi bahaya yang timbul pada masing-masing proses penambangan batu andesit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwadari 15 poin yang diamati, terdapat 6 poin yang tidak sesuai dengan prinsip sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu, ditemukan 18 potensi bahaya, dimana 12 potensi bahaya bernilai ekstrem, 5 potensi bahaya bernilai tinggi, dan 1 potensi bahaya bernilai rendah. Sehingga diperlukan tindak lanjut dan penerapan rekomendasi dari implementasi K3 dan potensi bahaya yang ada.
Kata Kunci—keselamatan dan kesehatan kerja, hazard and operability study worksheet, sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, penambangan batu andesit
I. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia industri saat ini memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang pertumbuhan perekonomian suatu daerah, ditandai dengan semakin banyaknya industri makro dan mikro dan didukung dengan beragamnya teknologi yang digunakan. Dengan semakin banyaknya industri dan teknologi yang digunakan, membuka peluang terhadap permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Permasalahan K3 menimbulkan berbagai kerugian terhadap barang atau material, manusia, dan lingkungan suatu operasi, termasuk kegiatan operasi penambangan. Sering kali kegiatan operasi penambangan tidak berjalan sebagai mana mestinya yang disebabkan oleh adanya interaksi antara manusia, peralatan penambangan, material, dan lingkungan.
Interaksi keempat komponen tersebut akan berpotensi untuk menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Secara umum dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya kecelakaan kerja akan melibatkan empat unsur produksi yang berkaitan, yaitu people, equipment, material, dan environment (PEME) yang saling berinteraksi dan bersama-sama menghasilkan suatu produk atau jasa [1].
Penerapan K3 di tempat kerja krusial bagi perusahaan untuk meminimalkan risiko kecelakaan kerja pada setiap kegiatan proses produksi. Dampak akibat K3 dapat merugikan karyawan serta perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penerapan K3 pada setiap kegiatan proses produksi dapat mewujudkan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan terhindar dari kecelakaan kerja sehingga nihil kecelakaan (zero accident). Hal ini dapat terwujud dengan mengendalikan sumber bahaya yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan [2].
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala daya upaya dan pemikiran yang dilakukan dalam rangka mencegah, mengurangi, dan menanggulangi terjadinya kecelakaan dan dampaknya melalui langkah-langkah identifikasi, analisis dan pengendalian bahaya dengan menerapkan sistem pengendalian bahaya secara tepat dan melaksanakan perundang-undangan tentang keselamatan dan kesehatan kerja [3]. Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3) menurut Keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 05 tahun 1996 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Sehingga diperlukan adanya penerapan SMK3 agar proses penerapan K3 dapat berjalan secara aman, efektif dan efisien.
CV XYZ adalah perusahaan yang bergerak pada bidang penambangan batu andesit, yaitu jenis batu alam yang umum digunakan dalam pembuatan dasar jalan raya atau bangunan megalitik seperti candi dan piramida. CV XYZ melakukan beberapa tahapan untuk menghasilkan berbagai macam ukuran batu andesit, yaitu tahap identifikasi lokasi penambangan, proses peledakan untuk mendapatkan batu andesit yang berukuran besar, serta proses pengolahan batu dengan menggunakan mesin stone crusher untuk menghasilkan berbagai ukuran batu andesit yang diinginkan. Sesuai dengan teori 4 (empat) unsur produksi sebelumnya maka
kegiatan CV XYZ berpotensi menimbulkan terjadinya risiko kecelakaan dan kerugian. Selain itu, kegiatan penambangan batuan andesit memerlukan penanganan yang serius dari semua tim untuk menjamin kelancaran kegiatan penambangan dan menghindari kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian yang besar baik bagi karyawan, pegawai, masyarakat, maupun lingkungan.
Sehingga perlu dilakukan evaluasi implementasi keselamatan dan kesehatan kerja, serta potensi bahaya yang muncul pada CV XYZ sehingga kinerja operasional berjalan dengan baik. Implementasi K3 tentunya harus ditinjau dari segala sisi operasional perusahaan di mana K3 sangat berperan dalam menjamin keselamatan para pekerja dan memastikan pekerja dapat bekerja dengan kondisi aman dan nyaman. Implementasi K3 yang baik juga dapat meningkatkan produktivitas dari proses bisnis itu sendiri. Dalam mengurangi atau menghilangkan bahaya penyebab kecelakaan di tempat kerja, maka diperlukan suatu manajemen risiko dalam kegiatan kerja meliputi identifikasi bahaya, analisis potensi bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko, serta pemantauan dan evaluasi. Proses identifikasi dan analisis potensi bahaya dapat dilakukan menggunakan tools Hazard and Operability Study (HAZOP) worksheet.
Berdasarkan permasalahan yang ada, dalam penelitian ini akan dilakukan evaluasi penerapan K3 serta analisis kecelakaan kerja menggunakan metode HAZOP agar permasalahan yang ada dapat terselesaikan serta terciptanya lingkungan kerja yang lebih aman, efektif dan efisien pada proses penambangan batu andesit di CV XYZ [4].
II. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian pada kegiatan ini, peneliti menggunakan dua metode pengumpulan data. Adapun metode praktik yang digunakan adalah sebagai berikut.
A. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Metode penelitian kepustakaan adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dengan jalan studi literatur di perpustakaan dan mencari sumber-sumber data informasi lainnya yang berhubungan dengan pembahasan dan permasalahan yang dianalisis. Sehingga dengan penelitian kepustakaan ini, permasalahan yang dibahas dapat diselesaikan dengan teori yang relevan.
B. Metode Penelitian Lapangan (Field Research)
Metode field research adalah metode yang digunakan dalam pengumpulan data, di mana peneliti secara langsung terjun pada proyek penelitian:
1) Interview, yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan [5]. Hal ini dapat dilakukan kepada pihak pada departemen operasional yang menjalankan sistem manajamen keselamatan dan kesehatan kerja.
2) Observasi, yaitu suatu metode pengamatan dan pencatatan yang bersifat sistematis terhadap gejala yang diteliti [6].
Metode ini digunakan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta potensi bahaya yang ditimbulkan setiap proses dalam pengolahan batu andesit.
3) Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara mencatat data-data yang dimiliki oleh perusahaan, maupun pengambilan foto/gambar yang dapat diambil untuk dokumentasi pelengkap penelitian.
C. Metode Penelitian Pengolahan Data
1) Pada penelitian ini, data yang sudah didapatkan akan diolah dan dievaluasi terkait dengan pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dan evaluasi penggunaan perlengkapan, peralatan, dan fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja serta evaluasi lingkungan kerja. Evaluasi ini membandingkan dari keadaan riil sesuai atau tidak dengan standar K3 yang ada.
2) Terdapat beberapa teknik mengindentifikasi dan menganalisis bahaya yang digunakan untuk industri proses dan aktivitas industri lainnya. Prosedur HAZOP merupakan sarana untuk menilai prosedur operasi yang sedang berlangsung maupun baru direncanakan untuk mengidentifikasi potensi bahaya, penyebab masalah operasi, masalah kualitas produk dan penundaan proses.
3) Untuk prosesnya sendiri dimulai dari persiapan, pemilihan node kajian, pemilihan parameter, penggunaan kata bantu HAZOP, analisa deviasi, dan laporan dan pemantauan. Selanjutnya, penilaian risiko potensi bahaya dalam HAZOP dibagi menjadi dua, yaitu likelihood dan severity.
Mulai
Selesai Studi Lapangan
Identifikasi Masalah
Penetapan Tujuan Masalah
Pengumpulan Data Primer:
- Data Evaluasi Implementasi K3 - Potensi Bahaya dari Proses Penambangan dan Pengolahan Batu Andesit
Sekunder:
- Profil Perusahaan - Struktur Organisasi Perusahaan
Pengolahan Data:
- Evaluasi Implementasi SMK3, Penggunaan Fasilitas K3, Lingkungan Kerja
- Perhitungan Matriks Risiko Potensi Bahaya dan Rekomendasi dengan HAZOP Worksheet
Analisis dan Pembahasan
Studi Pustaka
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Evaluasi Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada proyek penambangan batu andesit hingga pengolahan batu andesit sesuai dengan permintaan konsumen, perlu dilakukan evaluasi terkait dengan pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan evaluasi penggunaan perlengkapan, peralatan, dan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja guna mendukung proses operasional penambangan batu andesit [6]. Berikut merupakan evaluasi implementasi keselamatan dan kesehatan kerja pada CV XYZ yang didapatkan melalui wawancara dan observasi pada lapangan.
TABEL II. PENGAMATAN TERHADAP SISTEM MANAJEMEN K3
No Pernyataan SMK3 Sesuai Tidak
Sesuai Keterangan
1 K3 yang diterapkan di perusahaan sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) √ Implementasi belum sesuai Standar Operasional K3, seperti tidak ada pengawasan, penyediaan fasilitas kurang lengkap, dan belum ada standar operasional K3 secara fisik
2 Perusahaan secara aktif mengikutsertakan pekerja
dalam seminar atau pengenalan mengenai K3 √ Perusahaan masih belum secara maksimal mengikutsertakan pekerja mengikuti seminar atau pengenalan K3
3 Perusahaan menempatkan slogan-slogan atau poster
dan spanduk K3 pada tempatnya √ Perusahaan sudah memasang spanduk atau poster K3 sudah pada tempatnya seperti jarak aman dalam operasi, bahaya alat kerja, dan bahaya bahan kerja.
4 Perusahaan memberikan toleransi pada karyawan
ketika ada insiden atau sakit ketika bekerja √ Perusahaan memberikan waktu istirahat kepada karyawan apabila mengalami kondisi sakit atau cedera.
5 Perusahaan melakukan pemeriksaan alat pelindung
diri (APD) ketika sebelum bekerja √ Perusahaan belum memiliki prosedur pengecekan alat pelindung diri (APD) ketika memulai pekerjaan, pemeriksaan hanya dilakukan secara insidental di lapangan
6 Karyawan meminta alat pelindung diri (APD)
sebelum melakukan pekerjaan √ Karyawan belum berinisiatif meminta APD kepada perusahaan sebelum memulai pekerjaan akibat kurangnya kesadaran terhadap pentingnya K3 7 Karyawan menggunakan APD dengan baik dan
benar saat bekerja √ Pekerja belum menggunakan APD sebagaimana mestinya ketika melakukan
pekerjaan sehingga sangat berpotensi untuk terjadinya kecelakaan kerja
TABEL III. PENGAMATAN TERHADAP SISTEM MANAJEMEN K3 (LANJUTAN)
No Pernyataan SMK3 Sesuai Tidak
Sesuai Keterangan
8 Alat pelindung diri (APD) yang disediakan perusahaan
layak pakai dan sesuai SOP √ Beberapa alat pelindung diri yang dibutuhkan karyawan sudah disediakan perusahaan dan sesuai dengan standar namun masih belum lengkap
9 Perusahaan menyediakan tempat berlindung ketika
terjadinya proses peledakan lahan √ Perusahaan menyediakan tempat berlindung sekaligus tempat untuk beristirahat bagi pekerja
10 Perusahaan bertanggung jawab ketika terjadi kecelakaan
kerja √ Perusahaan bertanggung jawab ketika terjadi kecelakaan kerja dengan
memasukkan karyawan dan pekerjanya ke dalam asuransi pekerja
11
Karyawan selalu disiplin dan mematuhi setiap peraturan
perusahaan pada setiap bekerja √ Kesadaran karyawan mematuhi aturan dan SOP pekerjaan sangat rendah sehingga sering kali karyawan tidak mematuhi aturan dengan merokok saat bekerja, tidak menggunakan APD, dan lain sebagainya
12 Karyawan selalu bekerja dalam keadaan sehat √ Perusahaan selalu mengedepankan efisiensi dalam bekerja sehingga perusahaan memastikan karyawan untuk bekerja dalam keadaan sehat 13 Perusahaan memberikan kompensasi pada karyawan
yang mengalami kecelakaan saat jam kerja √ Perusahaan memberikan kompensasi baik secara finansial atau non finansial ketika pekerja mengalami kecelakaan kerja
14 Perusahaan memberikan sanksi tegas bagi karyawan
yang melanggar aturan √ Perusahaan memberikan sanksi kepada karyawan yang tidak mematuhi
aturan yang telah ditetapkan sebelumnya 15 Pada setiap pekerjaan para karyawan telah memberikan
fungsi dan hasil kerja yang maksimal kepada perusahaan √ Pekerja telah memberikan fungsi dan hasil kerja yang maksimal.
TABEL IV. PENGAMATAN TERHADAP FASILITAS K3 No Fasilitas
K3 Sesuai Tidak
Sesuai Keterangan
1 Helm
Safety √ Helm safety sesuai standar guna melindungi kepala dari bahaya terbentur benda tajam atau keras yang menyebabkan luka gores, potong atau tusuk, bahaya kejatuhan benda melayang atau meluncur di udara.
2 Safety Boot √ Terdapat safety boots yang disediakan guna melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda berat, terpercik bahan kimia korosif, dan tertusuk benda-benda tajam.
3 Safety
Googles √ Belum tersedia kacamata safety (safety googles) yang berguna untuk melindungi mata dari percikan korosif, radiasi, dan benturan/pukulan benda-benda keras atau tajam. Alat ini juga untuk mencegah masuknya debu-debu ke dalam mata serta mencegah iritasi mata akibat pemaparan gas atau uap.
4 Rompi
Safety √ Telah tersedia rompi safety sebagai APD untuk mempermudah orang lain mengetahui posisi pekerja, sehingga dapat memperkecil risiko terjadinya kecelakaan kerja. Berikut merupakan gambar rompi safety dari perusahaan CV XYZ.
5 Masker √ Tersedia masker sebagai pelindung bagi pekerja dalam beraktivitas, masker digunakan untuk melindungi hidung dari partikel halus yang dapat masuk ke hidung.
6 P3K √ Sudah tersedia P3K yang dapat digunakan berupa obat-obatan dan alat pertolongan pertama lainnya untuk digunakan para karyawan ketika diperlukan.
7 Penutup
Telinga √ Belum tersedia penutup telinga untuk melindungi telinga dari dentuman keras atau masuknya debu ke dalam telinga.
Fasilitas ini sangat penting guna melindungi telinga pekerja yang bekerja dengan situasi kebisingan yang tinggi.
8 Safety
gloves √ Sarung tangan safety telah tersedia untuk melindungi tangan dari beberapa bahaya, seperti bahan-bahan kimia korosif, benda-benda panas, panas, dingin atau tajam.
TABEL V. PENGAMATAN TERHADAP LINGKUNGAN KERJA No Pernyataan Tentang
Lingkungan Kerja Sesuai Tidak
Sesuai Keterangan
1 Kondisi Jalan √ Jalan yang digunakan selama beroperasi masih sulit untuk diakses dengan kondisi jalan yang lembab dan licin yang memungkinkan pekerja untuk tergelincir.
2 Penerangan √ Belum disediakan penerangan di beberapa titik karena waktu operasional perusahaan yang dilakukan hanya pada pagi hingga sore hari. Sehingga diperlukan pemasangan penerangan di beberapa titik tersebut guna mempermudah pandangan pekerja
3 Penumpukan dan penyimpanan
material √ Belum disediakan area untuk menumpuk dan menyimpan material secara khusus, sehingga dibiarkan terkumpul pada titik yang dapat mengganggu proses operasional hingga kecelakaan kerja.
4 Tanda Peringatan √ Pada CV XYZ telah diberikan beberapa tanda peringatan guna memastikan keselamatan para pekerja dan menjamin proses operasi berjalan dengan lancar
5 Alat Pemadam
Kebakaran √ Telah tersedia alat pemadam kebakaran ringan (APAR) dengan jenis Halon 1211 (BCF/ Carbon, Flourine, Chlorine, Bromide).
6 Kotak P3K √ Sudah tersedia kotak P3K guna menampung obat-obatan dan alat pertolongan pertama lainnya untuk digunakan para karyawan ketika diperlukan.
7 Sampah dan Material
Sisa √ Pembersihan sampah dan material sisa selalu dilakukan secara berkala untuk memastikan kualitas dari batuan andesit yang dihasilkan dan memastikan bahwa lingkungan kerja tetap bersih dan aman 8 Kelayakan Kendaraan √ Kendaraan yang digunakan selalu dipastikan agar dalam kondisi terbaik dengan melakukan
maintenance mesin secara berkala.
B. Analisis Akar Permasalahan Terkait Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Fishbone Diagram
Dari data yang telah dikumpulkan sebelumnya, dapat dilihat bahwa masih ada beberapa poin yang diajukan yang tidak dipenuhi oleh CV XYZ. Selain itu, masih terdapat kelalaian dari pekerja yang tidak memenuhi kelengkapan dan fasilitas keselamatan dan kerja saat melakukan aktivitas pekerjaannya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Kemudian dari segi lingkungan kerja masih terdapat beberapa poin yang tidak terpenuhi sehingga dapat menghambat proses operasional bahkan menimbulkan kecelakaan kerja.
Berikut merupakan analisis permasalahan dengan menggunakan tools fishbone diagram untuk masing-masing aspek keselamatan dan kesehatan kerja.
1) Analisis Fishbone Diagram Terhadap Implementasi Pelaksanaan SMK3
Belum Terciptanya Sistem Manajemen K3 yang
Efektif dan Menyeluruh
Tidak mengikuti prosedur yang ada Kurangnya pemahaman Tidak menggunakan fasilitas K3
Belum ada sosialisasi SMK3 Prosedur SMK3 kurang teratur
Lingkungan kerja yang berpindah-pindah
Gambar 2. Fishbone Diagram Permasalahan Implementasi Pelaksanaan SMK3
2) Analisis Fishbone Diagram Terhadap Permasalahan Penggunaan Fasilitas K3 atau Alat Pelindung Diri (APD)
Gambar 3. Fishbone Diagram Permasalahan Penggunaan Fasilitas K3
3) Analisis Fishbone Diagram Terhadap Lingkungan Kerja.
Lingkungan Kerja Kurang Optimal Pemahaman Rendah
Material tidak berkualitas
Mudah terjadi bencana di lokasi seperti longsor dan banjir
Kurang tempat penyimpanan Kurangnya perencanaan lokasi
Kurangnya pengawasan di lapangan
Gambar 7. Fishbone Diagram Permasalahan Lingkungan Kerja
C. Potensi Bahaya
Setelah melakukan analisis terhadap implementasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap tiga aspek, yaitu implementasi sistem manajemen K3, penggunaan fasilitas K3, dan lingkungan kerja, masih banyak ditemukan beberapa aspek implementasi K3 yang belum sesuai sehingga sangat penting melakukan analisis potensi bahaya guna mengetahui potensi bahaya apa saja yang mungkin terjadi ketika dilakukan proses penambangan batu andesit. Proses analisis dilakukan dengan penilaian potensi bahaya, kemudian dilanjutkan dengan analisis potensi bahaya dengan menggunakan HAZOP worksheet [7]. Hasil observasi lapangan dari 18 temuan potensi bahaya kemudian digolongkan berdasarkan 2 aktivitas utama dalam proses penambangan batu andesit yaitu proses penambangan dan proses pengolahan batu andesit. Kemudian setelah melakukan identifikasi potensi bahaya, selanjutnya ditentukan tingkat keparahan (risk level) dengan mempertimbangkan kriteria risiko Likelihood (L) dengan Severity atau Concequences (C) [8]. Dari hasil wawancara yang dilakukan, maka jumlah tingkat bahaya kecelakaan kerja yang diklasifikasikan terhadap nilai Likelihood (L) dengan Concequences (C) sesuai dengan peluang dan risiko tingkat keparahan. Penetapan nilai Likelihood (L) dan Concequences (C) adalah sebagai berikut. Setelah penetapan nilai Likelihood (L) dan Concequences (C) maka langkah selanjutnya adalah mangalikan nilai Likelihood (L) dan Concequences (C) sehingga hasil perkalian nilai tersebut akan dimasukkan ke dalam matris risiko sehingga akan didapatkan peringkat risiko serta mengetahui peringkat yang bernilai ekstrem, tinggi, sedang, dan rendah [9].
TABEL VI. KATEGORI POTENSI BAHAYA
No. Potensi bahaya L C L x C Warna Risk Level
1 Bersenggolan dengan unit lain 4 3 12 Tinggi
2 Terkena batu yang bergerak tak menentu 5 1 5 Tinggi
3 Unit lain terkena swing breaker 4 4 16 Ekstrem
4 Bersenggolan antara excavator dengan dumptruck 4 4 16 Ekstrem
5 Bersenggolan antar excavator 4 4 16 Ekstrem
6 Gangguan pernapasan akibat banyaknya debu di lokasi 5 2 10 Tinggi
7 Jari tangan terjepit 4 1 4 Rendah
8 Telapak tangan terkena bagian panas 4 2 8 Tinggi
9 Kaki terkena tetesan oli panas 4 2 8 Tinggi
10 Unit terguling 3 5 15 Ekstrem
11 Kendaraan terjatuh pada lubang crusher 3 4 12 Ekstrem
12 Kendaraan tergelincir akibat jalan yang licin 5 5 25 Ekstrem
13 Terkena swing bucket excavator 4 5 20 Ekstrem
14 Terperosok karena operator menyalip kendaraan lain 4 4 16 Ekstrem
15 Terguling akibat kelebihan muatan 4 5 20 Ekstrem
16 Tabrakan akibat driver mengantuk atau kelelahan 4 4 16 Ekstrem
No. Potensi bahaya L C L x C Warna Risk Level
17 Driver mengendarai kendaraan lebih dari batas aman (30 km/jam) 5 3 15 Ekstrem
18 Tabrakan akibat kelalaian driver 3 5 15 Ekstrem
D. Analisis Potensi Bahaya dengan HAZOP Workesheet
Berdasarkan Tabel IV maka dapat dilihat terdapat 12 potensi bahaya bernilai ekstrem 5 (lima) potensi bahaya bernilai tinggi, dan 1 (satu) potensi bahaya bernilai rendah. Penilaian risiko digunakan untuk mengetahui potensi bahaya mana yang harus diprioritaskan lebih dahulu untuk dilakukan tindakan preventif agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Berdasarkan tabel tersebut potensi bahaya dengan nilai ekstrem lebih didahulukan untuk dicegah, lalu dilanjutkan dengan potensi bahaya dengan nilai tinggi, dan diakhiri dengan nilai rendah. Sehingga perlu diakukan identifikasi dan analisis bahaya dalam menentukan tindakan preventif di mana akan digunakan tools HAZOP worksheet dalam analisis dan identifikasi bahayanya [10].
TABEL VII. HAZOP WORKSHEET POTENSI BAHAYA Titik kajian (Node) Deviasi
(Penyimpangan) Cause Consequence Recommendation
Aktivitas pembongkaran batu andesit
Bersenggolan dengan unit lain
Kurangnya koordinasi antar unit
Proses operasional terhambat Melakukan koordinasi secara kontinu agar tidak terjadi miss communication, bila diperlukan dapat membuat SOP Terkena batu yang
bergerak tak menentu
Proses yang dilakukan di lapangan masih manual
Cedera ringan yang dialami oleh pekerja dan membutuhkan perawatan
Menggunakan helm APD dengan baik dan benar serta membuat SOP kerja yang sistemat
Unit lain terkena swing
breaker Kurangnya koordinasi antar
unit Proses operasional terhambat Melakukan koordinasi secara kontinu agar tidak terjadi miss communication, bila diperlukan dapat membuat SOP Melakukan
pemuatan batu andesit
Bersenggolan antara excavator dengan dumptruck
Kurangnya koordinasi antara driver excavator dan dumptruck
Kerusakan fasilitas dan kecelakaan pada driver yang
memerlukan perawatan
Meningkatkan koordinasi dan membuat SOP kerja
Bersenggolan antar excavator
Kurangnya koordinasi antar driver excavator
Kerusakan fasilitas dan kecelakaan pada driver yang
memerlukan perawatan
Meningkatkan koordinasi dan membuat SOP kerja
Gangguan pernapasan akibat banyaknya debu di lokasi
Pekerja tidak menggunakan APD yang disediakan
Sesak nafas Menggunakan APD dengan baik dan benar dan meningkatkan montoring penggunaan APD
Pengecekan kondisi kendaraan
Jari tangan terjepit Pekerja kurang berhati-hati dan tidak fokus
Cedera ringan dan butuh perawatan
Memastikan kondisi pekerja sebelum melakukan pekerjaan dalam kondisi yang sehat dan siap melakukan pekerjaan Telapak tangan terkena
bagian panas Pekerja kurang berhati-hati Cedera ringan dan butuh
perawatan Memastikan kondisi pekerja sebelum melakukan pekerjaan dalam kondisi yang sehat dan siap melakukan pekerjaan Kaki terkena tetesan oli
panas Pekerja kurang berhati-hati
dan tidak fokus Cedera ringan dan butuh
perawatan Memastikan kondisi pekerja sebelum melakukan pekerjaan dalam kondisi yang sehat dan siap melakukan pekerjaan Penumpahan muatan Unit terguling Kondisi lingkungan tempat
kerja yang ekstrem Kerusakan fasilitas dan cedera ringan pada pekerja
yang membutuhkan perawatan
Membuat jalur atau mengganti lokasi penumpahan muatan yang lebih aman
Menumpahkan
muatan di crusher Kendaraan terjatuh pada
lubang crusher Kondisi lingkungan tempat
kerja yang ekstrem Kerusakan fasilitas dan cedera ringan pada pekerja
yang membutuhkan perawatan
Membuat SOP kerja dan membuat jalur penumpahan yang lebih aman
Mengendarai kendaraan pada proses operasional bongkar dan angkut muatan
Kendaraan tergelincir akibat jalan yang licin
Kondisi lingkungan tempat kerja yang ekstrem
Kerusakan fasilitas dan cedera ringan pada pekerja
yang membutuhkan perawatan
Memastikan lingkungan kerja aman sebelum pekerjaan dilakukan
Menunggu
pemuatan (loading) Terkena swing bucket
excavator Kurangnya koordinasi
antara driver dengan pekerja
Cedera sedang pada pekerja yang membutuhkan
perawatan
Meningkatkan koordinasi agar selalu terjalin antar pekerja dan membuat SOP kerja
Aktivitas pengangkutan batu andesit
Terperosok karena operator menyalip kendaraan lain
Kurangnya koordinasi antar driver
Kerusakan fasilitas dan kecelakaan pada driver yang
memerlukan perawatan
Meningkatkan koordinasi dan membuat SOP kerja
Terguling akibat kelebihan muatan
Kurangnya pemahaman pekerja mengenai batas muatan kendaraan
Kerusakan fasilitas dan kecelakaan pada driver yang
memerlukan perawatan
Membuat SOP kerja
Titik kajian (Node) Deviasi
(Penyimpangan) Cause Consequence Recommendation
Tabrakan akibat driver mengantuk atau kelelahan
Pekerja tidak berhati-hati dan kurang fokus
Kecelakaan berat pada driver yang memerlukan perawatan
Memastikan kondisi pekerja sebelum melakukan pekerjaan dalam kondisi yang sehat dan siap melakukan pekerjaan Driver mengendarai
kendaraan lebih dari batas aman (30 km/jam)
Pekerja kurang memahami
batas aman berkendara Kecelakaan berat pada driver
yang memerlukan perawatan Membuat SOP kerja
Aktivitas pengangkutan batu
andesit
Tabrakan akibat
kelalaian driver Pekerja tidak berhati-hati
dan kurang fokus Kecelakaan berat pada driver
yang memerlukan perawatan Memastikan kondisi pekerja sebelum melakukan pekerjaan dalam kondisi yang
sehat dan siap melakukan pekerjaan
IV. KESIMPULAN
Pada aspek SMK3, terdapat 6 (enam) poin yang tidak sesuai dengan prinsip sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Dari poin yang tidak sesuai berkaitan dengan penggunaan alat perlengkapan K3 dan prinsip mengenai SMK3 sehingga sangat perlu dilakukan perbaikan dan perancangan kembali sistem manajemen K3 pada perusahaan guna meningkatkan produktivitas dan keselamatan dari pekerja. Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat dua fasilitas K3 yang belum disediakan perusahaan yaitu penutup telinga dan safety googles. Kemudian pada pengamatan faktor lingkungan, hasil pengamatan terdapat tiga faktor lingkungan yang tidak sesuai yaitu kondisi jalan, penerangan, dan penumpukan serta penyimpanan material. Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan fishbone diagram, sebagian besar penyebab dari tiga aspek pelaksanaan K3 di CV XYZ diakibatkan oleh faktor manusia yang belum menyadari pentingnya pelaksanaan K3 dan kurangnya pemahaman terkait dengan pelaksanaan K3 serta disebabkan oleh faktor metode di mana belum ada prosedur kerja yang khusus untuk pelaksanaan K3 di perusahaan.
Hasil observasi lapangan dari 18 temuan potensi bahaya kemudian digolongkan berdasarkan 2 aktivitas utama dalam proses penambangan batu andesit yaitu proses penambangan dan proses pengolahan batu andesit. Delapan belas potensi bahaya yang ditemukan didapatkan dari aktivitas pembongkaran batu andesit, pemuatan batu andesit, pengecekan kondisi kendaraan, penumpahan muatan, penumpahan muatan di crusher, mengendarai kendaraan pada proses operasional bongkar dan angkut muatan, menunggu pemuatan (loading), dan aktivitas pengangkutan batu andesit. Kegiatan identifikasi bahaya terfokus kepada penyimpangan apa saja yang mungkin terjadi ketika masing-masing aktivitas tersebut dilaksanakan.
Berdasarkan kepada penilaian risiko potensi bahaya, dapat dilihat terdapat 12 potensi bahaya yang bernilai ekstrem, kemudian 5 (lima) potensi bahaya yang bernilai tinggi, dan 1 (satu) potensi bahaya yang bernilai rendah. Penilaian risiko digunakan untuk mengetahui potensi bahaya yang harus diprioritaskan lebih dahulu untuk dilakukan tindakan preventif agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Berdasarkan tabel potensi bahaya dengan nilai ekstrem lebih didahulukan untuk dicegah, lalu dilanjutkan dengan potensi bahaya dengan nilai tinggi, dan diakhiri dengan nilai rendah. Maka, perlu diakukan identifikasi dan analisis bahaya dalam menentukan tindakan preventif dengan metode HAZOP dalam analisis dan identifikasi bahaya. Metode HAZOP memberikan rekomendasi pencegahan deviasi atau penyimpangan yang terjadi berupa potensi bahaya yang dimuat di dalam HAZOP worksheet.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Nugraha, Gilang, “Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar”, Trans Info Media, 2015.
[2] Maryani, A., “Pemodelan Kecelakaan Kerja Konstruksi yang KomprehensifUntuk Mengendalikan Biaya K3”, Tesis Master. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2012.
[3] Depnaker RI. “Building & Plant Institute dan Ditjen Binawas Depnaker RI”, Training Penanggulangan Kebakaran, Jakarta, 2005.
[4] Enom, Zaenal, Sriyanti, “Evaluasi Implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam Kegiatan Penambangan Batuan Andesit”, vol. 2, no.2, pp. 517- 525, 2019.
[5] Hadi, S., “Metodologi Research”. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, hal. 136, 2000.
[6] Usman, Akbar, Setiady, “Metodologi Penelitian Sosial”. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 16, 2000.
[7] Hamdy, Muhammad Ihsan & Tanjung, Lailatul Syifa, “Analisa Potensi Bahaya dan Upaya Pengendalian Kecelakaan Kerja Pada Proses Penambangan Batu Adesit di PT. Dempo Bangun Mitra,” Jurnal. Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2016.
[8] Putri, Ratih Rahayu, “Analisis Potensi Bahaya serta Rekomendasi Perbaikan dengan Metode Hazard and Operability Study (HAZOPS) (Studi Kasus PT.
Bukit Asam Tbk)”, Industrial Engineering Online Journal, 7(2), 2018.
[9] Siregar, Fatima, “Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan HAZOP (Hazard And Operability Study) Pada Pekerja Pt. Kurnia Mitra Sawit Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhan Batu Utara 2018”, Undergraduate Thesis: Universitas Sumatera Utara, 2018.
[10] M.Si, H., Djunaidi, M., Maulidyah, C. and Nurdin, N. Analisa Potensi Bahaya menggunakan metode Hazard and Operability Study dan Upaya Pengendalian Kecelakaan Kerja Pada Proses Penambangan Emas Tanpa Izin. DINTEK, 14(2), pp. 34 – 43, 2021.