• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSFORMASI HUJAN HARIAN KE HUJAN JAM-JAMAN MENGGUNAKAN METODE MONONOBE DAN PENGALIHRAGAMAN HUJAN ALIRAN (STUDI KASUS DI DAS TIRTOMOYO).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TRANSFORMASI HUJAN HARIAN KE HUJAN JAM-JAMAN MENGGUNAKAN METODE MONONOBE DAN PENGALIHRAGAMAN HUJAN ALIRAN (STUDI KASUS DI DAS TIRTOMOYO)."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i

TRANSFORMASI HUJAN HARIAN KE HUJAN

JAM-JAMAN MENGGUNAKAN METODE MONONOBE

DAN PENGALIHRAGAMAN HUJAN ALIRAN

(Studi Kasus di Das Tirtomoyo)

The Transformation of Daily Rainfall to Hourly Rainfall Used

Mononobe Method and Rainfall Discharge Formulation

(Case Study in Tirtomoyo Watershed)

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

ROSADANA NURIR RAHMANI

NIM I 1112082

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO

ﻪ ﺗ ﻭ ﺤ ﻭ ﻜ ﻭﺓﻼﺼ ﱠ

“Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam”

(QS. Al-An’am : 162)

ﻌ ﻊ

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyiroh : 6)

Engkau berpikir tentang dirimu sebagai seonggok materi semata, padahal di

dalam dirimu tersimpan kekuatan tak terbatas.

(5)

v

PERSEMBAHAN

 Penulis persembahkan semua ini kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dan jalan-Nya, sehingga semua ini dapat tercapai

dengan lancar dan baik.

 Kepada orang yang penulis cintai yaitu kedua orang tuaku, tanpa bantuan moril dan materielnya terutama doa, bantuan, spirit dan dorongan semangat

yang mereka berikan, semua ini tidak akan tercapai. Maaf, hanya ini yang

mampu penulis berikan dan atas segala nasehat, penulis akan mengingatnya

dan selalu berusaha untuk menjadi yang paling baik.

 Kepada suami (mas Luqman), kakak (mbak Mila & mas Rofiq), adik (tole Fikry), dan keluarga besar, penulis sampaikan terima kasih dan hanya ini

yang mampu penulis berikan.

 Kepada teman-teman Sipil Transfer 2012, dan teman-teman yang lain yang telah membantu terima kasih atas semuanya.

 Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama pembuatan

Tugas Akhir ini, sehingga Tugas Akhir dapat berjalan dengan lancar dan

(6)

vi

ABSTRAK

Rosadana Nurir Rahmani, Sobriyah dan Agus Hari Wahyudi, 2015. Transformasi Hujan Harian ke Hujan Jam-jaman Menggunakan Metode Mononobe dan Pengalihragaman Hujan Aliran (Studi Kasus di DAS Tirtomoyo). Skripsi. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Metode Rasional banyak digunakan untuk memperkirakan debit banjir dengan menggunakan intensitas hujan. Salah satu metode untuk menghitung intensitas hujan adalah metode Mononobe. Rumus tersebut menggunakan suatu konstanta (m). Nilai konstanta (m) Mononobe di setiap daerah penelitian berbeda. Perhitungan debit banjir dengan metode Rasional memerlukan koefisien aliran (C). Nilai koefisien aliran (C) dapat diestimasikan berdasarkan pengalihragaman hujan menjadi aliran jika memiliki pasangan data hujan jam-jaman dan hidrograf aliran. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendapatkan hasil kalibrasi konstanta (m) Mononobe untuk mengubah hujan harian menjadi hujan jam-jaman, (2) Mendapatkan hasil kalibrasi koefisien C pada pengalihragaman hujan menjadi aliran menggunakan data ARR, (3) Mendapatkan hasil kalibrasi konstanta (m) Mononobe pada pengalihragaman hujan menjadi aliran menggunakan intensitas hujan Mononobe.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan nilai konstanta (m) Mononobe dilakukan dengan cara mengubah hujan harian menjadi hujan jam-jaman menggunakan metode Mononobe dan ABM. Perhitungan dilakukan dengan mengubah-ubah nilai konstanta (m) Mononobe. Selanjutnya dilakukan kalibrasi koefisien (C) dan konstanta (m) Mononobe pada pengalihragaman hujan menjadi aliran. Tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 10-20% (Sofyan, 1995). Hidrograf aliran hasil terhitung dibandingkan dengan hidrograf aliran hasil pengamatan. Jika hasil perbandingan nilainya tidak mendekati sama, maka perhitungan diulangi dengan cara mencoba-coba mengubah nilai koefisien C dan konstanta (m) Mononobe sampai hasilnya mendekati sama.

Berdasarkan hasil kalibrasi konstanta (m) Mononobe untuk mengubah hujan harian menjadi hujan jam-jaman menunjukkan perbedaan selisih volume, debit puncak, dan waktu puncak yang sangat besar yaitu antara 21,54% sampai dengan 13876,95%. Untuk hasil kalibrasi koefisien C pada pengalihragaman hujan menjadi aliran menggunakan data ARR, perbedaan selisih volume, debit puncak, dan waktu puncak yaitu antara 24,67% sampai dengan 77,81%. Dan kalibrasi konstanta (m) Mononobe pada pengalihragaman hujan menjadi aliran menggunakan intensitas hujan Mononobe menunjukkan perbedaan selisih volume, debit puncak, dan waktu puncak yang sangat besar yaitu antara 33,33% sampai dengan 97,69%. Dari hasil perhitungan di atas, tidak bisa diterima karena menurut Sofyan dkk. (1995) menetapkan bahwa kesalahan hidrograf banjir antara terukur dan terhitung sebesar 10-20% masih dapat diterima.

(7)

vii

ABSTRACK

Rosadana Nurir Rahmani, Sobriyah dan Agus Hari Wahyudi, 2015. The

Transformation of Daily Rainfall to Hourly Rainfall Used Mononobe Method and Rainfall Discharge Formulation (Case Study in Tirtomoyo Watershed). Thesis. Departement of Civil Engineering. Engineering Faculty. Sebelas Maret University. Surakarta.

Rational methods used to estimate flood discharge by using the intensity of the rain. One method to calculate the intensity of rainfall is a Mononobe method. The formula uses a constant (m). Constant value (m) Mononobe in each of the different research areas. Calculation of flood discharge with Rational method requires a flow coefficient (C). Rated flow coefficient (C) can be estimated based rainfall discharge formulation into streams if a partner hourly rainfall data and flow hydrograph. The purpose of this study were (1) Getting the calibration constants (m) Mononobe to convert daily rainfall to rain hourly, (2) Getting the calibration coefficient C at rainfall discharge formulation into streams using the data ARR, (3) Getting the calibration constants (m) Mononobe on rainfall discharge formulation into streams using Mononobe rainfall intensity.

The method used is descriptive quantitative. Determination of constant value (m) Mononobe done by changing the daily rain into rain hourly using Mononobe method and ABM. The calculation is performed by varying the value of a constant (m) Mononobe. Furthermore, the calibration coefficient (C) and constant (m) Mononobe on rainfall discharge formulation into streams. The error rate was set at 10-20 % (Sofyan, 1995). Hydrograph flow compared with the results calculated flow hydrograph observations. If the comparison value is not the same approach, the calculation is repeated by way try to change the value of the coefficient C and a constant (m) Mononobe until the results are approximately equal.

Based on the results of calibration constants (m) Mononobe to convert daily rainfall to rain hourly shows the difference in volume, peak flow, and a very large peak time is between 21.54% to 13876.95%. For the results of calibration coefficients C in rainfall discharge formulation into streams of data using ARR, differences in the difference volume, peak flow, and the peak time is between 24.67% to 77.81%. And calibration constants (m) Mononobe on rainfall discharge formulation into streams using rainfall intensity difference Mononobe shows the difference volume, peak flow, and a very large peak time is between 33.33% to 97.69%. From the calculation above, can not be accepted because, according to Sofyan et al. (1995) stipulates that the flood hydrograph error between measured and accounted for 10-20% is acceptable.

(8)

viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan ijin dan kuasanya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi dengan judul “Transformasi Hujan Harian ke Hujan Jam-jaman Menggunakan Metode Mononobe dan Pengalihragaman Hujan Aliran (Studi

Kasus di DAS Tirtomoyo)” merupakan salah satu syarat guna meraih gelar

Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Wibowo, ST, DEA selaku Kepala Program Studi Teknik Sipil. 2. Prof. Dr. Ir. Sobriyah, MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi I. 3. Ir. Agus Hari Wahyudi, MSc selaku Dosen Pembimbing Skripsi II. 4. Ir. Djumari, MT selaku Pembimbing Akademik.

5. Perusahaan Umum Jasa Tirta 1 Kota Surakarta yang telah memberikan data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir.

6. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil Angkatan 2012.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Segala kekurangan dan keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis menyebabkan kekurangsempurnaan tersebut. Penulis berharap tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, November 2015

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACK ... vii

PRAKATA ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR NOTASI ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan Pustaka ... 5

2.2 Dasar Teori ... 6

2.2.1 Siklus Hidrologi ... 6

2.2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) ... 7

2.2.3 Karakteristik DAS ... 7

2.2.4 Hujan ... 8

(10)

x

2.2.6 Intensitas Hujan ... 9

2.2.7 Pola Agihan Hujan ... 10

2.2.8 Waktu Konsentrasi ... 11

2.2.9 Debit Banjir Rencana ... 12

2.2.10 Koefisien Aliran (C) ... 14

2.2.11 Kalibrasi Hasil Analisis ... 15

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Metode Penelitian ... 17

3.2 Lokasi Penelitian ... 17

3.3 Data ... 18

3.4 Peralatan yang digunakan ... 18

3.5 Tahapan Penelitian ... 18

3.5.1 Perhitungan Simulasi Konstanta (m) Mononobe (Metode Mononobe) ... 18

3.5.2 Perhitungan Simulasi Konstanta (m) Mononobe (Metode ABM) ... 19

3.5.3 Perhitungan Kalibrasi Koefisien C ... 19

3.5.4 Perhitungan Kalibrasi Konstanta (m) Mononobe ... 20

3.6 Diagram Alir Tahapan Penelitian ... 21

3.6.1 Diagram Alir Simulasi Konstanta (m) Mononobe (Metode Mononobe) ... 21

3.6.2 Diagram Alir Simulasi Konstanta (m) Mononobe (Metode ABM) ... 21

3.6.3 Diagram Alir Perhitungan Kalibrasi Koefisien C ... 22

3.6.4 Diagram Alir Perhitungan Kalibrasi Konstanta (m) Mononobe 23 BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 25

(11)

xi

4.1.1 Distribusi Hujan Jam-jaman dengan Metode Mononobe ... 29

4.1.2 Distibusi Hujan Rerata ... 30

4.1.3 Kalibrasi Model Hujan ... 33

4.1.4 Model Distribusi Hujan ... 34

4.1.5 Kalibrasi Model Hujan ... 36

4.2 Analisis Debit Terukur ... 37

4.2.1 Analisa Debit Terhitung ... 42

4.2.2 Koefisien Aliran (C) ... 43

4.2.3 Kalibrasi Koefisien Aliran (C) ... 52

4.3 Konstanta (m) Mononobe ... 62

4.3.1 Analisis Konstanta (m) Mononobe ... 62

4.3.2 Kalibrasi Konstanta (m) Mononobe ... 69

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN A ... 1

LAMPIRAN B ... 1

LAMPIRAN C... 1

LAMPIRAN D ... 1

LAMPIRAN E... 1

LAMPIRAN F ... 1

LAMPIRAN G ... 1

LAMPIRAN H ... 1

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Proses Hujan-aliran dari setiap Isochrone ... 14 Tabel 2.2 Koefisien Aliran (C) ... 14 Tabel 4.1 Data Hujan Jam-jaman Stasiun Tirtomoyo Tanggal 19 Desember 2012 ... 26 Tabel 4.2 Data Hujan Jam-jaman Stasiun Tirtomoyo Tanggal 19 Februari 2013

... 26 Tabel 4.3 Data Hujan Jam-jaman Stasiun Tirtomoyo Tanggal 29 Maret 2013 . 26 Tabel 4.4 Data Hujan Jam-jaman Stasiun Tirtomoyo Tanggal 4 April 2013 .... 26 Tabel 4.5 Data Hujan Jam-jaman Stasiun Tirtomoyo Tanggal 20 Mei 2013 .... 27 Tabel 4.6 Data Hujan Jam-jaman Stasiun Tirtomoyo Tanggal 4 Januari 2014 . 27 Tabel 4.7 Data Hujan Jam-jaman Stasiun Tirtomoyo Tanggal 5 Januari 2014 . 27 Tabel 4.8 Data Hujan Jam-jaman Stasiun Tirtomoyo Tanggal 6 Januari 2014 . 27 Tabel 4.9 Data Hujan Jam-jaman Stasiun Tirtomoyo Tanggal 10 Januari 2014 28 Tabel 4.10 Data Hujan Jam-jaman Stasiun Tirtomoyo Tanggal 19 Januari 2014 28 Tabel 4.11 Data Hujan Jam-jaman Stasiun Tirtomoyo Tanggal 20 Januari 2014 28 Tabel 4.12 Data Hujan Jam-jaman Stasiun Tirtomoyo Tanggal 29 Januari 2014 29 Tabel 4.13 Intensitas Hujan Jam-jaman Tanggal 19 Desember 2012 ... 30 Tabel 4.14 Curah Hujan Jam-jaman Tanggal 19 Desember 2012 ... 30 Tabel 4.15 Persen Distribusi Hujan Tanggal 19 Desember 2012 di DAS

Tirtomoyo ... 30 Tabel 4.16 Persen Distribusi Hujan Rerata di DAS Tirtomoyo ... 32 Tabel 4.17 Curah Hujan Jam-jaman Tanggal 19 Desember 2012 ... 32 Tabel 4.18 Selisih Hujan Analisis dan Pengamatan (berupa Data ARR Asli) pada

Hujan Tanggal 19 Desember 2012 ... 33 Tabel 4.19 Selisih Hujan Analisis dan Pengamatan (berupa Data ARR yang telah

dirata-rata) pada Hujan Tanggal 19 Desember 2012 ... 34 Tabel 4.20 Hitungan Hyetograph dengan Metode ABM Tanggal 19 Desember

2012...35 Tabel 4.21 Selisih Hujan Analisis dan Pengamatan (berupa Data ARR Asli) pada

(13)

xiii

Tabel 4.22 Selisih Hujan Analisis dan Pengamatan (berupa Data ARR yang

telah dirata-rata) pada Hujan Tanggal 19 Desember 2012 ... 36

Tabel 4.23 Data Debit AWLR Tirtomoyo Tanggal 19-20 Desember 2012 ... 37

Tabel 4.24 Data Debit AWLR Tirtomoyo Tanggal 19-20 Februari 2013 ... 39

Tabel 4.25 Data Debit AWLR Tirtomoyo Tanggal 4-5 April 2013 ... 41

Tabel 4.26 Nilai Koefisien Aliran (C) Isochrone 1 pada Hitungan Awal ... 43

Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Koefisien Aliran (C) pada tiap Isochrone Sebelum Kalibrasi ... 45

Tabel 4.28 Analisis Time-Area Kejadian Pasangan Hujan Tanggal 19-20 Desember 2012 DAS Tirtomoyo ... 45

Tabel 4.29 Perbandingan Debit Terhitung dan Debit Terukur DAS Tirtomoyo Tanggal 19-20 Desember 2012 ... 46

Tabel 4.30 Analisis Time-Area Kejadian Pasangan Hujan Tanggal 19-20 Februari 2013 DAS Tirtomoyo ... 48

Tabel 4.31 Perbandingan Debit Terhitung dan Debit Terukur DAS Tirtomoyo Tanggal 19-20 Februari 2013 ... 48

Tabel 4.32 Analisis Time-Area Kejadian Pasangan Hujan Tanggal 4-5 April 2013 DAS Tirtomoyo ... 50

Tabel 4.33 Perbandingan Debit Terhitung dan Debit Terukur DAS Tirtomoyo Tanggal 4-5 April 2013 ... 50

Tabel 4.34 Selisih Volume, Debit Puncak, dan Waktu Puncak pada Hidrograf Pasangan Hujan Tanggal 19-20 Desember 2012 ... 52

Tabel 4.35 Selisih Volume, Debit Puncak, dan Waktu Puncak pada Hidrograf Pasangan Hujan Tanggal 19-20 Februari 2013 ... 52

Tabel 4.36 Selisih Volume, Debit Puncak, dan Waktu Puncak pada Hidrograf Pasangan Hujan Tanggal 4-5 April 2013 ... 52

Tabel 4.37 Nilai Koefisien Aliran (C) pada Isochrone 1 Setelah Kalibrasi ... 53

Tabel 4.38 Hasil Perhitungan Koefisien Aliran (C) pada tiap Isochrone Setelah Kalibrasi ... 53

(14)

xiv

Tabel 4.40 Perbandingan Debit Terhitung dan Debit Terukur DAS Tirtomoyo Tanggal 19-20 Desember 2012 ... 54 Tabel 4.41 Analisis Time-Area Kejadian Pasangan Hujan Tanggal 19-20

Februari 2013 DAS Tirtomoyo ... 56 Tabel 4.42 Perbandingan Debit Terhitung dan Debit Terukur DAS Tirtomoyo

Tanggal 19-20 Februari 2013 ... 57 Tabel 4.43 Analisis Time-Area Kejadian Pasangan Hujan Tanggal 4-5 April

2013 DAS Tirtomoyo ... 59 Tabel 4.44 Perbandingan Debit Terhitung dan Debit Terukur DAS Tirtomoyo

Tanggal 4-5 April 2013 ... 59 Tabel 4.45 Selisih Volume, Debit Puncak, dan Waktu Puncak pada Hidrograf

Pasangan Hujan Tanggal 19-20 Desember 2012 ... 61 Tabel 4.46 Selisih Volume, Debit Puncak, dan Waktu Puncak pada Hidrograf

Pasangan Hujan Tanggal 19-20 Februari 2013 ... 61 Tabel 4.47 Selisih Volume, Debit Puncak, dan Waktu Puncak pada Hidrograf

Pasangan Hujan Tanggal 4-5 April 2013 ... 61 Tabel 4.48 Intensitas Hujan Metode Mononobe untuk ketiga Pasang Kejadian

Hujan ... 62 Tabel 4.49 Analisis Time-Area Kejadian Pasangan Hujan Tanggal 19-20

Desember 2012 DAS Tirtomoyo ... 63 Tabel 4.50 Perbandingan Debit Terhitung dan Debit Terukur DAS Tirtomoyo

Tanggal 19-20 Desember 2012 ... 63 Tabel 4.51 Analisis Time-Area Kejadian Pasangan Hujan Tanggal 19-20

Februari 2013 DAS Tirtomoyo ... 65 Tabel 4.52 Perbandingan Debit Terhitung dan Debit Terukur DAS Tirtomoyo

Tanggal 19-20 Februari 2013 ... 65 Tabel 4.53 Analisis Time-Area Kejadian Pasangan Hujan Tanggal 4-5 April

2013 DAS Tirtomoyo ... 67 Tabel 4.54 Perbandingan Debit Terhitung dan Debit Terukur DAS Tirtomoyo

Tanggal 4-5 April 2013 ... 67 Tabel 4.55 Selisih Volume, Debit Puncak, dan Waktu Puncak pada Hidrograf

(15)

xv

Tabel 4.56 Selisih Volume, Debit Puncak, dan Waktu Puncak pada Hidrograf Pasangan Hujan Tanggal 19-20 Februari 2013 ... 69 Tabel 4.57 Selisih Volume, Debit Puncak, dan Waktu Puncak pada Hidrograf

Pasangan Hujan Tanggal 4-5 April 2013 ... 69 Tabel 4.58 Intensitas Hujan Metode Mononobe untuk ketiga Pasang Kejadian

Hujan ... 70 Tabel 4.59 Analisis Time-Area Kejadian Pasangan Hujan Tanggal 19-20

Desember 2012 DAS Tirtomoyo ... 71 Tabel 4.60 Perbandingan Debit Terhitung dan Debit Terukur DAS Tirtomoyo

Tanggal 19-20 Desember 2012 ... 71 Tabel 4.61 Analisis Time-Area Kejadian Pasangan Hujan Tanggal 19-20

Februari 2013 DAS Tirtomoyo ... 73 Tabel 4.62 Perbandingan Debit Terhitung dan Debit Terukur DAS Tirtomoyo

Tanggal 19-20 Februari 2013 ... 73 Tabel 4.63 Analisis Time-Area Kejadian Pasangan Hujan Tanggal 4-5 April

2013 DAS Tirtomoyo ... 75 Tabel 4.64 Perbandingan Debit Terhitung dan Debit Terukur DAS Tirtomoyo

Tanggal 4-5 April 2013 ... 75 Tabel 4.65 Selisih Volume, Debit Puncak, dan Waktu Puncak pada Hidrograf

Pasangan Hujan Tanggal 19-20 Desember 2012 ... 76 Tabel 4.66 Selisih Volume, Debit Puncak, dan Waktu Puncak pada Hidrograf

Pasangan Hujan Tanggal 19-20 Februari 2013 ... 77 Tabel 4.67 Selisih Volume, Debit Puncak, dan Waktu Puncak pada Hidrograf

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta DAS Tirtomoyo ... 3

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi ... 7

Gambar 2.2 Macam–macam Bentuk Daerah Aliran ... 8

Gambar 2.3 Hyetograph dengan ABM ... 11

Gambar 2.4 Metode Time-Area (a) Isochrone DASdan (b) Histogram Luasan Waktu ... 12

Gambar 2.5 Hujan Rencana Tipikal ... 13

Gambar 2.6 Pergerakan Hidrograf Aliran Sub DAS... 13

Gambar 3.1 Peta DAS Tirtomoyo ... 17

Gambar 3.2 Diagram Alir Tahapan Penelitian Simulasi Konstanta (m) Mononobe dengan Metode Mononobe ... 21

Gambar 3.3 Diagram Alir Tahapan Penelitian Simulasi Konstanta (m) Mononobe dengan Metode ABM... 22

Gambar 3.4 Diagram Alir Tahapan Penelitian Kalibrasi Koefisien C ... 23

Gambar 3.5 Diagram Alir Tahapan Penelitian Kalibrasi Konstanta (m) Mononobe ... 24

Gambar 4.1 Lokasi ARR dan AWLR DAS Tirtomoyo ... 25

Gambar 4.2 Profil Distribusi Hujan di DAS Tirtomoyo ... 31

Gambar 4.3 Hidrograf Aliran Terukur DAS Tirtomoyo Tanggal 19-20 Tanggal 19-20 Desember 2012 ... 47

Gambar 4.7 Hidrograf Aliran DAS Tirtomoyo Hasil Terhitung dan Terukur Tanggal 19-20 Februari 2013 ... 49

(17)

xvii

Gambar 4.9 Hidrograf Aliran DAS Tirtomoyo Hasil Terhitung dan Terukur Tanggal 19-20 Desember 2012 ... 56 Gambar 4.10 Hidrograf Aliran DAS Tirtomoyo Hasil Terhitung dan Terukur

Tanggal 19-20 Februari 2013 ... 58 Gambar 4.11 Hidrograf Aliran DAS Tirtomoyo Hasil Terhitung dan Terukur

Tanggal 4-5 April 2013 ... 60 Gambar 4.12 Hidrograf Aliran DAS Tirtomoyo Hasil Terhitung dan Terukur

Tanggal 19-20 Desember 2012 ... 64 Gambar 4.13 Hidrograf Aliran DAS Tirtomoyo Hasil Terhitung dan Terukur

Tanggal 19-20 Februari 2013 ... 66 Gambar 4.14 Hidrograf Aliran DAS Tirtomoyo Hasil Terhitung dan Terukur

Tanggal 4-5 April 2013 ... 68 Gambar 4.15 Hidrograf Aliran DAS Tirtomoyo Hasil Terhitung dan Terukur

Tanggal 19-20 Desember 2012 ... 72 Gambar 4.16 Hidrograf Aliran DAS Tirtomoyo Hasil Terhitung dan Terukur

Tanggal 19-20 Februari 2013 ... 74 Gambar 4.17 Hidrograf Aliran DAS Tirtomoyo Hasil Terhitung dan Terukur

(18)

xviii

DAFTAR NOTASI

A Luas DAS (km2)

C Koefisien aliran permukaan (0 ≤ C ≤ 1)

H Elevasi muka air (m)

I Intensitas hujan (mm/jam)

L Panjang saluran utama dari hulu sampai penguras (km)

m Konstanta empiris

n Jumlah jenis penutup lahan

Q Debit (m3/detik)

Qp Laju aliran permukaan (debit) puncak (m3/detik)

Qpp Debit puncak pengamatan (terukur) (m3/detik)

Qps Debit puncak analisis (terhitung) (m3/detik)

ΔQp Beda debit puncak antara pengamatan (terukur) dan analisis (terhitung) (%)

RT Curah hujan pada jam ke-T

Rt Intensitas curah hujan rerata sampai dengan jam ke-T

R(t-1) Rerata hujan dari awal sampai dengan jam ke (T-1)

R24 Curah hujan maksimum dalam 1 hari (mm)

S Kemiringan rata-rata saluran (m)

T Jam ke-1 s/d jam ke 5-7

T Waktu hujan dari awal sampai dengan jam ke-T

t Durasi hujan (jam)

tc Waktu konsentrasi (jam)

tca Waktu puncak analisis (terhitung) (jam)

tcp Waktu puncak pengamatan (terukur) (jam)

tc Beda waktu mencapai puncak antara pengamatan (terukur) dan analisis (terhitung) (%)

Va Volume aliran analisis (terhitung) (m3)

Vp Volume aliran pengamatan (terukur) (m3)

Referensi

Dokumen terkait

Hartanah Pelaburan dipegang untuk tujuan hasil sewaan jangka panjang atau untuk kenaikan nilai pelaburan atau kedua-duanya sekali, dan tidak diduduki

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol buah kecipir sebagai antiosteoporosis berdasarkan kadar ALP ( Alkaline phosphatase ) plasma pada

Oleh karena itu, dilakukan pemurnian produk hasil sintesis dengan mengisolasi senyawa turunan antrakuinon menggunakan metode kromatografi lapis tipis preparatif

Penyaluran Raskin lewat tiap-tiap RT, Ketua RT yang menentukan berhak dan tidaknya keluarga untuk mendapatkan Raskin.Banyak keluarga yang seharusnya tidak

Berdasarkan permasalah tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk membuat sistem pemantau ruangan menggunakan IP Camera, dimana video hasil rekaman dapat dilihat

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa secara parsial (masing-masing variabel bebas), variabel X1 (biaya bahan baku) berpengaruh signifikan terhadap laba, hal ini bisa

Pendapatan merupakan peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban suatu beban, yang timbul dari penyerahan barang dan jasa atau aktivitas usaha lainnya

Berdasarkan hasil titrasi dapat diasumsikan bahwa ekstrak etanol mahkota bunga Ketepeng Cina dapat digunakan sebagai indikator dalam titrasi asam basa yaitu