• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Di Kendari Teater Kota Lama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kajian Di Kendari Teater Kota Lama"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MENELAAH KRITIK SOSIAL LEWAT DI KENDARI TEATER KOTA LAMA KARYA IRIANTO IBRAHIM

DI KENDARI TEATER KOTA LAMA

mereka hanya menyisakan potongan tiket dan bekas jari-jarinya di lenganku.

sepasang kursi dan daun pintu kembar yang dulu pernah mencatat mimpi-mimpi kami

tak kutahu lagi ke mana pergi. yang ada tinggal penggal-penggal cerita dari tiang-tiang jembatan yang lebih kokoh daripada tatapan.

dekat kendari teater kota lama, ada sebuah toko cina yang menjual pentil sepeda,

di sana kami pernah membicarakan rencana bulan madu sederhana

: menyewa perahu sampan dan berkeliling teluk kendari sehari penuh

lalu mampir sejenak di gerobak kacang rebus

sambil mengupas-kupas harapan dari butir-butir asmara yang disemai cuaca bulan purnama.

biasanya, kami berpapasan dengan beberapa kuli pelabuhan yang baru selesai mandi,

aroma minyak wangi yang merekat dan darahku yang kian mendesak. aku mengingat semuanya.

(2)

yang tak pernah bisa membuatku terlelap selepas jalan menuju pulang.

tapi, lembar-lembar rambutmu belum selesai kuhitung dengan nafasku. sebab tiket yang ada di tanganku kini, tak dapat lagi kupakai untuk menonton film kesukaanmu.

kendari teater tak ada di sini, kecuali sebuah gardu penyedia tiket penyebrangan.

jembatan yang menghubungkan adalah juga yang memutus kenangan

Kendari, 2009

(00.15 WITA) Saya memulai tulisan ini dengan keragu-raguan. Namun saya meyakini niat yang baik akan menghasilkan yang baik pula jika dikerjakan dengan kejujuran dan keterbukaan

...

Saya tertarik dengan perkataan Samuel Taylor Coleridge yang menyatakan bahwa puisi adalah kata-kata terbaik dalam susunan terbaik. Namun disini, saya ingin menambahkan bahwa puisi adalah kata-kata terbaik dalam susunan terbaik yang akan memberikan makna terbaik jika dikaji dengan cara terbaik. Maka dalam hal ini, itulah yang ingin saya lakukan.

(3)

lagi. Ditambah dengan keseluruhan isi dari puisi itu yang menceritakan tentang kisah asmara dua sejoli di sekitaran kota lama. Dalam puisi ini, penyair menunjukan ciri khasnya sebagai penyair dengan sajak-sajak yang liris-romantis.

Setelah saya membaca berulang-ulang, ternyata sajak ini menggambarkan kegelisahan personal (penyair) dan kesemrawutan sosial yang terjadi saat ini. Saya menyadari bahwa ada kritik sosial dalam puisi karya penyair yang akrab disapa Pak Anto ini. Dan inilah saya, sangat menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah sosial. Apalagi sudah berbaur dengan hawa politik. Seolah ingin mengkritik masalah sosial yang sering digunakan sebagai sarana untuk berpolitik bagi para politikus. Dan sejak saat itu, saya tertarik untuk membaca dan mencoba mengkaji puisi-puisi penyair yang juga merupakan dosen di Universitas Haluoleo ini, terutama untuk mencari masalah-masalah sosial yang tersembunyi di dalamnya. Tak peduli apakah itu puisi romantis atau bukan.

Dalam puisi Di Kendari Teater Kota Lama, penyair menggambarkan kondisi yang berbeda dalam tempat yang sama, yaitu keadaan kota lama sebelum adanya jembatan penghubung antara Kota Lama dan Kelurahan Lapulu yang akan menjadi mega proyek di bumi anoa ini dan keadaan kota lama setelah adanya jembatan atau yang biasa disebut Jembatan Bahteramas.

(4)

kendari sehari penuh. Di sini terlihat bahwa perahu sampan yang di sewa adalah perahu yang biasa digunakan oleh warga sebagai alat transportasi jika hendak melakukan perjalanandari Kota Lama ke Kelurahan Lapulu yang ada di sebrangnya ataupun sebaliknya. Jika Jembatan Bahteramas tetap dibangun, bukankah ini akan mematikan jasa transportasi sederhana ini?

Ada bagusnya kalau kita mengetahui bagaimana sebenarnya rencana pembangunan Jembatan Bahteramas ini.

Rencana Pembanguna Jembatan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara yang diberi nama “bahteramas” baru akan dimulai Agustus 2010 (Puisi Di Kendari Teater Kota Lama ditulis pada tahun 2009) dengan anggaran sebesar Rp750 miliar.

Pembangunan Jembatan Bahteramas (membangun kesejahteraan masyarakat) di Teluk Kendari itu merupakan mega proyek yang pembiayaannya sekitar 75 persen dari Pemerintah China dan sisanya bantuan dari BUMN dan BUMD. Artinya, pendanaan Jembatan Bahteramas sama sekali tidak akan menyentuh dana APBD Sultra tetapi akan di biayai oleh investor China dan bantuan dari pihak ketiga.

Pembangunan jembatan yang akan menghubungkan antara Kota Lama dengan Kelurahan Lapulu, Kecamatan Abeli itu sepanjang 1400 meter dan lebar 50 meter, diharapkan setelah selesai akan menjadi ‘icon’ yng akan dijadikan sebagai objek wisata menarik di ibukota provinsi.

Di bagian bawah jembatan itu nantinya akan dihiasi pernak-pernik lampu sorot yang terang, sehingga para pengguna jasa, baik di darat maupun di laut tetap merasa aman baik siang maupun malam hari.

(5)

maupun laut yang sekaligus mendukung percepatan pembangunan pelabuhan kontainer yang kini dalam proses pembangunan di Kelurahan Bungkutoko, Kecamatan Abeli.

Gubernur mengharapkan agar pembangunan jembatan ini harus tetap jalan apabila pembangunan jembatan ini merupakan salah satu dari empat proyek yang didanai Pemerintah China yang berarti bila proyek ini tidak dilanjutkan, maka yang rugi adalah masyarakat Sultra.

Dengan melihat penjelasan di atas, dapat disimpulkan kalau rencana pembangunan Jembatan Teluk Kendari jika dilihat dari masalah dana, tidak terlalu dikhawatirkan. Namun masyarakat di sekitar kota lama menyayangkan bila dilakukan penggusuran, banyak situs sejarah yang hilang, misalnya Kendari Teater yang telah digambarkan penyair dalam puisi ini. Selain itu di artikel yang saya baca di internet, pada tanggal 9 Mei 1832, Vosmaer seorang penemu, penulis dan pembuat peta pertama tentang Kendari, membangun Istana Raja Suku Tolaki bernama TEBAU di sekitar Pelabuhan Kendari. Jika penggusuran tetap dilakukan, maka jejak pertama Kota Kendari sebagai sebuah kota akan hilang.

Selain itu, saya juga mengutip pernyataan pada penjelasan di atas yang mengharapakan setelah selesainya Jembatan Bahteramas ini, akan menjadi ‘icon’. Sungguh ironis sekali, pembangunan jembatan yang telah banyak menuai protes ini, justru ingin dijadikan ikon yang telah banyak menghilangkan ikon-ikon sejarah yang ada di sekitar Kota Lama.

(6)

Pada bait pertama, seorang Irianto Ibrahim menggambarkan bahwa Kendari Teater sudah tak ada lagi. Ini diperjelas pada larik kelima yaitu: tak tahu lagi pergi kemana. Kemudian jika kita flashback ke larik pertama, terdapat kata “mereka”. Mereka disini bukanlah penyedia tiket untuk nonton di Kendari Teater melainkan penyedia tiket penyebrangan. Coba perhatikan larik tiga dan empat yakni: sepasang kursi dan pintu kembar yang dulu pernah / mencatat mimpi-mimpi kami. Inilah yang saya maksud cara penyair agar membuat karyanya ingin terus dibaca. Beliau menambahkan bumbu-bumbu romantisme di dalamnya.

Pada bait kedua, penyair menghipnotis pembacanya agar hanyut dalam suasana romantis yang ada di dalamnya. Lihatlah pada larik pertama dan kedua yaitu: ada sebuah toko cina / yang menjual pentil sepeda. Ada sebuah kritik sosial yang tersembunyi di baliknya yaitu pada frasa “toko cina” tempat yang dijelaskan Irianto Ibrahim sebagai tempat membicarakan bulan madu sederhana. Namun, toko cina tersebut dalam puisi, sudah tidak ada karena telah digusur sesuai dengan rencana pemerintah pada penjelasan sebelumnya.

(7)

Lalu pertatikan lagi baris-baris berikut: lalu mampir sejenak di gerobak kacang rebus / sambil mengupas-kupas harapan. . ..Tengoklah “gerobak kacang rebus”. Saya sering ke Kota Lama waktu SMA. Di sana ada sebuah tempat tepat di samping Kendari Teater. Tempat yang sangat bagus untuk menikmati indahnya panorama sore di teluk yang menjadi ciri khas Kota Kendari. Setiap sore, selalu ada penjual kacang rebus yang menawarkan kehangatan di tengah-tengah dinginnya suasana sore di tempat tersebut. Bisa jadi jika Jembatan Bahteramas ada, akan menghilangkan indahnya suasana sore di tempat itu. Selain itu juga akan menghilangkan tempat mencari nafkah penjual kacang rebus yang selalu menawarkan kehangatan.

Pada frasa “pentil sepeda”, kenapa bukan “emas”? Padahal di Kota Lama banyak sekali penjual emas. Menurut saya, pengarang sengaja agar ada rima yang terbentuk sehingga menambah indah tiap baris demi baris puisi ini.

Bait ketiga pada puisi Di Kendari Teater Kota Lama merupakan baik terakhir pada puisi ini. Pada larik pertama dan kedua yaitu: biasanya, kami berpapasan dengan beberapa kuli / pelabuhan yang baru selesai mandi. Kuli pelabuhan merupakan pekerjaan yang lumrah di sekitar wilayah pelabuhan. Namun rencananya, pelabuhan bongkar muat akan dipindahkan jika Jembatan Bahteramas dibangun. Jelas ini masalah bagi para kuli pelabuhan tersebut.

aroma minyak wangi yang merekat dan darahku yang kian mendesak. aku mengingat semuanya.

terbayang merah muda pada pipimu dan lengkung senyum yang tak pernah bisa membuatku terlelap selepas jalan menuju pulang

(8)

Pada penggalan bait ketiga puisi Di Kendari Teater Kota Lama di atas, penyair menambahkan suasana romantis yang ingin mempertegas kembali tema puisi ini yaitu tentang kisah cinta dua sejoli di sekitaran Kota Lama.

Pada dua larik terakhir dalam puisi ini, yakni: jembatan yang menghubungkan adalah juga / yang memutus kenangan. Maksudnya adalah jembatan yang menghubungkan antara Kota Lama dan Lapulu ini, justru yang menghilangkan kengangan tentang Kota Lama, pusat pemerintahan pertama ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Irianto. 2010. Buton, Ibu dan Sekantong Luka. Yogyakarta: Frame Publishing.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Udu, Sumiman dan La Niampe. 2008. Teori Sastra. Kendari: Unhalu.

http://vibizdaily.com/detail/nasional/2010/05/11/pembangunan-jembatan-bahteramas-kendari-agustus-2010.

Referensi

Dokumen terkait

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan model yang berguna bagi guru untuk meningkatkan keterampilan bercerita tokoh idola siswa kelas VII,

•Adanya pemahaman yang berbeda antara Pemda dengan Pemerintah Pusat, dimana Pemerintah Pusat memandang perlu mengamanatkan dibuatnya Peraturan/ Keputusan yang mengatur NSPK

Penyesuaian atau pengendalian antara produksi dengan kebutuhan beban listrik menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat sifat khusus (khas) dari tenaga listrik, yakni

Hasil penelitian menunjukkan bahwa RC6 dapat digunakan untuk mengamankan basis data, dimana data yang terenkripsi dalam basis data keuangan dapat dideskripsi

kimia juga membahas tentang konsep  –   –   konsep kinetika seperti : hukum laju,orde   konsep kinetika seperti : hukum laju,orde reaksi,tetapan kelajuan,

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka untuk menemukan sosok pemimpin ideal dapat diukur melalui ketiga katagori yang telah dijelaskan, yaitu seorang pemimpin haruslah

menggunakan password. Alat pembuka pintu brankas memiliki 4 tombol, yaitu Connect, berfungsi untuk menghubungkan alat ke komputer. Disconnect , berfungsi untuk

Analisis Ragam populasi Imago WBC per Plot Berbagai Varietas Padi terhadap Serangan Hama WBC Minggu ke-9 (Tranformasi √x) .... Data Populasi Imago per Plot Berbagai Varietas