Laporan praktikum Dasar-dasar ilmu tanah
KADAR AIR DAN KAPASITAS LAPANG
Nama : Nursafitrah Mashud
NIM : G011171527
Kelas : Ilmu Tanah F
Kelompok : 14
Asisten : Reski
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (Akuifer) dibawah permukaan tanah, mengiri ruang pori batuan dan berada dibawah water table. Akuifer merupakan suatu lapisan, formasi atau kumpulan formasi geologi yang jenuh air yang punya kemampuan untuk menyimpan dan meluluskan air dalam jumlah cukup dan ekonomis, serta bentuk dan kedalamannya terbentuk ketika terbentuknya cekungan air tanah. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrologis, tempat semua kejadian hidrologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung. Air menutupi hampir 71% permukaan tanah. Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimia organisme hidup, sehingga sangat esensial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air yaitu evaporasi, tekstur tanah, serta bahan organik. Tanah yang berlempung misalnya mempunyai kandungan air yang lebih banyak dibandingkan tanah berpasir. Hal itu disebabkan karena tanah berlempung memiliki fraksi liat yang banyak sehingga dapat menahan banyak air. Gerakan air dalam tanah akan mempengaruhi keberadaan air di suatu tempat. Gerak kapiler pada tanah basah akan lebih cepat daripada gerakan ke atas maupun ke samping dalam kedalaman solum suatu tanah, maka semakin besar kadar airnya.
Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (Moisture tersion) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil. Sementara itu tanah yang bertekstur halus mempunyai daya menahan air yang lebih besar. Selain itu pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah bertekstur lempung.
dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun. Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan praktikum kadar air tanah adalah mengetahui bagaiamana kadar air tanah diukur dan dihitung menggunakan metode gravimetrik dan memahami bahwa tanah yang berbeda memiliki kadar air yang tidak sama, meskipun besaran energi yang memegang air di dalam tanah adalah sama.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitas Lapang
Kapasitas lapang adalah kondisi ketika komposisi air dan udara di dalam tanah
berimbang. Kondisi ini dapat kita lihat seperti pada contoh pot yang telah disiram air hingga jenuh yang mengentaskan semua air hingga tak ada lagi air yang keluar dari lubang yang terdapat pada bagian bawah pot. Hampir semua tanaman menyukai tanah
pada kondisi kapasitas lapang (Adriansyah. 2013) . Keadaan ini terjadi 2 – 3 hari sesudah hujan jatuh yaitu bila tanah cukup mudah ditembus oleh air, textur dan struktur tanahnya uniform dan pori-pori tanah belum semua terisi oleh air dan temperatur yang cukup tinggi. Kelembaban pada saat ini berada di antara 5 – 40%. Selama air di dalam tanah masih lebih tinggi daripada kapasitas lapang maka tanah akan tetap lembab, ini disebabkan air kapiler selalu mengganti kehilangan air karena proses evaporasi. Bila kelembaban tanah turun di bawah kapasitas lapang maka air menjadi tidak mobile (Kartasapoetra, 1991).
Akar-akar tanaman yang tumbuh pada tanah-tanah yang kandungan air di bawah kapasitas lapang akan selalu becabang-cabang dengan hebat sekali. Kapasitas lapang sangat penting pula artinya karena dapat menunjukkan kandungan maksimum dari tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah sampai lapisan di bawahnya. Tergantung dari tekstur lapisan tanahnya maka untuk menaikkan kelembaban 1 feet tanah kering sampai kapasitas lapang diperlukan air pengairan sebesar 0,5 – 3 inchi (Sutedjo, 2010).
2.2 Kadar Air
Air tersedia dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron (Munir, 1995).
2.3 Hubungan Kadar Air Kapasitas Lapang dengan Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk dapat menyediakan unsur hara dalam jumlah berimbang untuk pertumbuhan dan produksi tanaman agar memiliki pertumbuhan yang lebih baik (saifuddin, dkk, 1984. 2005).
III. METEDOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Pada hari Sabtu, Minggu,Senin dan Rabu, 21, 22, 23 dan 25 Oktober 2017 pukul 09.00 – 11.00 WITA.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu oven, cawan petri, timbanagn elektrik, alat tulis menulis, alat hitung dan buku penuntun dasar-dasar ilmu tanah. Bahan yang digunakan yaitu sampel tanah yang diambil di 4 sudut plot.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kadar air kapasitas lapang adalah sebagai berikut:
1. Membuat plot dengan ukuran 1x1 m dengan gundukan disetiap sisi dengan tinggi 20 cm.
2. Mengisi plot dengan air yang berjumlah 20 liter.
3. Menutup plot dengan trash bag hingga semua bagian atas tertutupi dengan baik, tambahkan serasah daun agar penguapan tidak terjadi.
4. Menunggu selama 1x24 jam hingga tercapai kadar air kapasitas lapang pada plot.
5. Mengambil sampel tanah pada setiap sudut secara terpisah dengan kedalaman 10 cm.
6. Menghitung masing-masing berat ke-empat sampel tanah tersebut dengan timbangan elektrik.
7. Mencatat data hasil penimbangan.
8. Memasukkan ke-empat sampel tanah yang sudah ditimbang kedalam cawan petri, kemudian labeli.
12. Menimbang masing-masing sampel tanah yang telah d ioven dengan timbangan elektrik.
13. Mencatat data hasil penimbangan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Diketahui :
Berat cawan petridish = 7 gram
Berat cawan petridish + Tanah sampel = 47-7 = 40 gram
Berat cawan petridish + Tanah kering oven = 39,4 – 7 = 32,4 gram
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 7. Data kapasitas pot dan kapasitas lapang.
Titik tanah I
Kadar air kapasitas lapang (%) 23,45 %
Sumber : Data primer setelah diolah 2017
4.2 Pembahasan
bertekstur lempung pada horison A akan memiliki rerata kadar air >40% dimana kandungan bahan organik yang berpengaruh terhadap tanah tersebut memgegang air.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada contoh sampel yang diambil pada salah satu sudut plot diperoleh kadar air kapasitas lapangnya dengan 23,45 %.
2. Penentuan kadar air kapasitas lapang diperoleh dengan massa awal dikurang massa setelah oven dibagikan dengan massa setelah oven dan dikalikan 100%. 5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Adriansyah.2013. Kapasitas Lapang Pada Tanah. Detik Tani. 10 Juni 2013 Bang Hong, H.H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Dwi Prasetyo. 2016. dalam Isma, 2005. dalam Kesubura Tanah dan Penetapan
Kadar Air. Jakarta. 2016.
Hakim N., M.Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S.G. Nugroho, H.M. Soul, M.A. Diha, Go Hanafiah,K,A.2004. Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Hanafiah,K,A.2013. Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Munir,M.1995. Geologi dan Mineralogy Tanah. Dunia Pustaka Jaya: Jakarta.
Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur, Ujung Pandang.
Saifuddin, dkk, 1984 dalam Isma, 2005. dalam Kesubura Tanah dan Penetapan Kadar Air. Jakarta. 2016.
LAMPIRAN Perhitungan Kadar air Kapasitas lapang
Dik :
Berat cawan petridish = 7 gram
Berat cawan petridish + Tanah sampel = 47-7 = 40 gram
Berat cawan petridish + Tanah kering oven = 39,4 – 7 = 32,4 gram
Dit :
Nilai kadar air kapasitas lapang? Penyelesaian:
% Kadar Air Kapasitas Pot = kehilangan bobot
bobot contoh