• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang (Metode Alhricks)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penetapan Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang (Metode Alhricks)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Penetapan Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang (Metode Alhricks)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tepat pada waktunya. Adapun judul laporan ini adalah “Penetapan Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang Metode Alhricks” sebagai laporan praktikum Dasar Ilmu Tanah. Dalam menyelesaikan laporan ini penulis mengalami hambatan baik dari segi teknik, waktu, tenaga, maupun biaya. Namun dengan petunjuk Allah SWT serta bantuan dari teman-teman, penulis dapat menyelesaikan laporan ini sebagaimana semestinya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan banyak dorongan moral dan material.

2. Ibu Ir. Asritanarni Munar, M.P selaku Dosen penaggung jawab Praktikum Dasar Ilmu Tanah.

3. Bapak Yudha Andriansyah Putra, S.P, M.P selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah.

4. Ibu Hilda Julia, S.TP,M.Sc selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah.

5. Kakanda Rahmi Anaz, S.P selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah.

6. Kakanda Ananda Fitriana Nainggolan selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah.

7. Abangda Pinpin Toto Automi Harahap selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah.

8. Abangda Muhamad Khairul Anwar selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah.

9. Abangda Andre Giovan selaku Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan nantinya.

Medan, November 2015 Penulis

(2)

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Praktikum... 2 Kegunaan Praktikum... 3 TINJAUAN PUSTAKA... 4

BAHAN DAN ALAT... 7

Tempat dan Waktu... 7

Bahan dan Alat... 7

PELAKSANAAN PRAKTIKUM... 8

HASIL PRAKTIKUM... 10

PEMBAHASAN... 11

KESIMPULAN DAN SARAN... 12

Kesimpulan... 12

Saran... 12

(3)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (Akuifer) dibawah permukaan tanah, mengiri ruang pori batuan dan berada dibawah water table. Akuifer merupakan suatu lapisan, formasi atau kumpulan formasi geologi yang jenuh air yang punya kemampuan untuk menyimpan dan meluluskan air dalam jumlah cukup dan ekonomis, serta bentuk dan kedalamannya terbentuk ketika terbentuknya cekungan air tanah. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrologis, tempat semua kejadian hidrologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung. Air menutupi hampir 71% permukaan tanah. Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimia organisme hidup, sehingga sangat esensial (Foth, 1994).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air yaitu evaporasi, tekstur tanah, serta bahan organik. Tanah yang berlempung misalnya mempunyai kandungan air yang lebih banyak dibandingkan tanah berpasir. Hal itu disebabkan karena tanah berlempung memiliki fraksi liat yang banyak sehingga dapat menahan banyak air. Gerakan air dalam tanah akan mempengaruhi keberadaan air di suatu tempat. Gerak kapiler pada tanah basah akan lebih cepat daripada gerakan ke atas maupun ke samping dalam kedalaman solum suatu tanah, maka semakin besar kadar airnya (Sutedjo, 1991).

Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (Moisture tersion) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil. Sementara itu tanah yang bertekstur halus mempunyai daya menahan air yang lebih

(4)

besar. Selain itu pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah bertekstur lempung (Darmawijaya, 1990).

Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati (Sutedjo, 1992).

Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun. Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang

karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah (Tejowiyono, 1994).

(5)

Untuk menentukan kadar air kapasitas lapang suatu tanah yang berguna dalam percobaan pot dirumah kaca untuk menentukan jumlah air yang harus dilakukan penyiraman ketanaman. Kegunaan Praktikum

1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikal test pada Praktikum Dasar Ilmu, Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Sebagai bahan informasi bagi yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air terikat antara kapasitas lapang dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan berbagai profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Namun jika air tidak tersedia

(6)

pada tanah akan menyulitkan bagi tanaman untuk menyerap air dan zat hara pada tanah. Tetapi untuk kebanyakan air mendekati titik layunya, absorsi air tanah oleh tanaman kurang begitu cepat dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyusutan untuk menjaga kehilangan air diatas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik (Jordan, 1994).

Adanya bahan-bahan larut dan kolodial dalam vakuola ini mengurangi aktivitas air di dalam sel, yang pengaruhnya makin besar selaras dengan pertambahan kadarnya, gaya yang timbul ini disebut potensial. Gaya ini menyebakan air diluar selaput proplasma akan mengalir ke dalam sel lebih cepat ketimbang difusi bahan larut ke luar protplasma. Kemudian apabila yang menyerap air adalah bahan kolodial dalam sel atau koloid protoplasma, maka gaya ini disebut potensial matrik, gabungan keduanya disebut osmotik. Tekanan yang menyertai penyerapan air oleh sel disebut turgor atau potensial tekanan. Potensial inilah yang mendorong air keluar sel sebagai akibat terjadinya penggelembungan sel. Apabila air masuk ke dalam sel, volume sel bertambah dan protoplasma terdesak ke dinding sel, yang karena elastis jadi mengembang. Makin besar penggelembungan, makin besar pula tekanan yang bekerja terhadap air sel, tekanan turgor juga meningkat selaras dengan kenaikan tekanan ini, sehingga aliran air ke dalam sel menurun berbanding berbalik dengan tekanan turgor, dan akan berhenti sama sekali (Hanafiah, 2013).

Kadar air dinyatakan dalam % volume, yaitu persentase volume tanah.Cara ini memberikan keuntungan karena dapat memberikan gambaran terhadap ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tertentu. Cara penentuan kadar air dapat digolongkan dalam cara Gravimetrik, tegangan dan hisapan, tumbuhan, listrik serta pembaruan neutron. Cara Gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai dimana dengan cara ini tanah basah dikeringkan

(7)

dalam oven pada suhu 100ºC-150ºC untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena proses pengeringan tersebut merupakan sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah (Hanafiah, 2004). Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik. Kadar air dalam tanah Ultisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron (Munir, 1995).

Air higroskopis yaitu jumlah kadar air yang diserap oleh permukaan partikel tanah dari uap air dalam atmosfir. Dan higroskopis adalah kemampuan tanah menyerap air dibanding kemampuan akar menyerap air atau kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya baik melalui absorbs atau adsorpsi. Suatu zat bisa disebut higroskopis jika zat itu mempunyai kemampuan menyerap molekul air air yang baik. Kapasitas tanah untuk mengikat air berkaitan dengan luas permukaan dan volume ruangan pori. Oleh karena itu, kapasitas pengikatan air berhubungan baik dengan struktur maupun dengan tekstur. Tanah bertekstur halus mempunyai kapasitas pengikatan air total yang maksimum tetapi bahwa air yang tersedia maksimum terikat pada tanah bertekstur medium. Penelitian menunjukkan bahwa air yang

(8)

tersedia pada banyak tanah berkaitan erat dengan kandungan endapan lumpur dan pasir yang sangat halus (Smith, 1992).

BAHAN DAN ALAT Tempat dan Waktu

Tempat perlaksanaan Praktikum Dasar Ilmu Tanah dilakukan di Laboratorium Biologi, gedung F laintai 4 Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jln. Mukhtar Basri No.03 Medan.

Waktu pelaksanaan dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Oktober 2015 pukul 08:30 WIB sampai 11:00 WIB.

(9)

Bahan yang digunakan pada Praktikum Dasar Ilmu Tanah yaitu Tanah kering udara, pasir pantai dan air.

Alat yang digunakan yaitu Beacker glass, pipet, plastik bening ½ kg, karet gelang, oven, cawan, desikator, timbangan digital, nampan, serbet, alat tulis, kalkulator dan stopwatch.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Masukkan pasir kedalam beker gelas ± ¼ dari tinggi gelas.

2. Letakkan pipet diatas pasir, tepat ditengah-tengahnya, baru kemudian tuangkan contoh tanah

kering udara yang akan diperiksa setinggi ± 2/3 beker gelas. Pipet ini berfungsi untuk mengalirkan udara di pasir, sedangkan pasir berfungsi sebagai media peredap air gravitasi.

3. Siramkan air dengan hati-hati ke permukaan tanah, jangan sampai membasahi pasir (Gambar 3).

4. Tutup dengan plastik untuk mencegah penguapan air dan letakkan di tempat sejuk selama 24

jam.

5. Setelah itu pindahkan sejumlah tanah dari beker gelas ke cawan timbang. Tanah yang diambil

sebaiknya yang berada di bagian tengah gelas.

(10)

7. Masukkan kedalam oven dengan suhu 120ºC selama 3 menit.

8. Kemudian masukkan ke eskikator pendingin ± 10 menit, lalu timbang beratnya. Sehingga

diperoleh tanah kering oven.

9. Perhitungan :

Misalkan berat tanah kapasitas lapang = w Berat tanah kering oven = x gram Maka :

Kadar air kapasitas lapang = w – x X 100% x Atau :

Kadar air kapasitas lapang = BTKL – BTKO X 100% BTKO Pipet Plastik Plasti k Tanah Basah Tanah Kering Udara Pasi r

(11)
(12)

HASIL PRAKTIKUM Diketahui : BTKL : 10 gram

BTKO : 11,82 – 3,47 : 8,35 gram Berat cawan : 3,47 gram

Ditanya : Kadar air kapasitas lapang ? Jawab :

Kadar air : BTKU – BTKO x 100% BTKO

: 10 gram – 8,35 gram x 100% 8,35 gram

: 19,76 %

(13)

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan oleh kelompok kami, didapatkan hasil tanah yang telah diambil mempunyai kadar air kapasitas lapang 19,76%. Keadaan tersebut mengambarkan bahwa tanah tersebut tidak memiliki kesediaan air yang cukup untuk tanaman. Dengan sedikitnya air kapasitas lapang sangat memepengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman yang membutuhkan air untuk melangsungkan proses metabolisme di dalam tubuh tanaman. Dengan kadar air tersebut tanaman memerlukan tenaga yang besar untuk memperoleh air di dalam tanah yang dapat mengakibatkan tanaman menjadi lemah, layu dan kemudian jika tidak dilakukan tindakan maka akan mati. Air memiliki muatan listrik negatif maupun positif, dari hasil yang didapatkan juga menjelaskan bahwa tanah tersebut tidak memiliki ion yang mempu menarik ion-ion air sehingga air tersebut terbawa oleh gaya gravitasi. Tanah ini bertekstur kasar hal ini terkait dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan kolodial, ruang pori dan luas premukaan absortif yang makin kasar teksturnya sehingga kemampuan menahan airnya lebih kecil. Juga tanah ini berstruktur sedang sehingga jumlah bahan organik dan mineral koloid sedikit. Koloid-koloid ini bermuatan listrik sehingga molekul air yang dapat bertindak secara dipolar terserap kepermukaan liat koloid tersebut. Kriteria kadar kapasitas lapang ialah pemanfaatan tanah yaitu dalam evaluasi kemampuan tanah untuk menyimpan dan menyerap air. Kemampuan tanah untuk memegang hara, porositas, kepekaan tanah terhadap erosi serta kemudahan tanah untuk diolah. Kandungan air pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan 1/3 bar (33 kpa). Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah.

Air berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman, akan tetapi apabila air tanah tidak tersedia maka tanaman akan kesulitan mendapatkan air untuk pertumbuhannya.

(14)

Tanaman pada tanah ini tidak dapat tumbuh dengan baik karena syarat tumbuh tanaman yakni memiliki kadar air dan bahan organik yang cukup pada tanah.

Kemungkian besar tanaman yang dapat hidup pada tanah berkadar air tanah kapasitas lapang 19,76% adalah tanaman pertanian seperti jagung (Zea mays), Ubi kayu (Manihot utilissima). Tapi mungkin pertumbuhannya kurang baik karena tergantung pada kebutuhan masing-masing tanaman.

(15)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan Praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan :

1. Kadar air tanah kapasitas lapang dari tanah tersebut sebesar 19,76%

2. Tanah bertekstur pasir berlempung sehingga kemampuan menahan airnya lebih kecil

3. Tanah yang bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur kasar.

4. Koloid dan bahan organik bermuatan listrik sehingga molekul air yang bertindak secara dipolar

terserap kepermukaan liat koloid tersebut

5. Pertumbuhan tanaman pada tanah kadar air 19,76% akan sulit, karena air hanya seadanya.

6. Banyak tanaman pertanian dapat hidup pada tanah ini, namun perlu penyiraman yang lebih

intensif untuk pertumbuhan tanaman yang lebih baik lagi. Saran

Kami menyarankan agar kita lebih serius dalam mengikuti Praktikum Dasar Ilmu Tanah agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari parktikum ini dan juga lebih dihargai kerjanya.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawijaya, M.I.1990. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.

Foth, H,D.1994. Dasar - Dasar Ilmu Tanah. Erlangga: Jakarta.

Hanafiah,K,A.2004. Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada: Jakarta. .2013. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

(16)

Jordan.1994. Fungsi-Fungsi Tanah. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Munir,M.1995. Geologi dan Mineralogy Tanah. Dunia Pustaka Jaya: Jakarta. Smith,M.J.1992. Mekanika Tanah. Erlangga: Jakarta.

Sutedjo,M.1991.Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta: Jakarta. .1992. Analisa Tanah Air n Jaringan Tanaman. Rineka Cipta:

Jakarta.

Tejowiyono,N.1994. Tanah dan Lingkungannya. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi: Jakarta.

LAPORAN PRAKTIKUM / DASAR ILMU TANAH / Acara I. Penetapan Kadar

Air Tanah

(17)

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

Acara I. Penetapan Kadar Air Tanah

Oleh: Nama : Arifin Budi Purnomo

NIM : A1C012025 Rombongan : E1(Agribisnis)

Asisten : Kristia D A Reza Riski T

(18)

Nova Margareth

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tanah sudah digunakan orang sejak dahulu karena semua orang yang hidup di permukaan bumi mengenal wujud tanah. Pengertian tanah itu sendiri bermacam-macam, akan tetapi karena luas penyebarannya apa sebenarnya yang dimaksud tanah, akan ditemui bermacam-macam jawaban atau bahkan orang akan bingung untuk menjawabnya. Masing-masing jawaban akan dipengaruhi oleh pengetahuan dan minat orang yang menjawab dalam sangkut-pautnya dengan tanah. Mungkin pengertian

(19)

tanah antara orang yang satu dengan yang lain berbeda. Misalnya seorang ahli kimia akan memberi jawaban berlainan dengan seorang ahli fisika, dengan demikian seorang petani akan memberi jawaban lain dengan seorang pembuat genteng atau batubata. Pada mulanya orang menganggap tanah sebagai medium alam bagi tumbuhnya vegetasi yang terdapat di permukaan bumi atau bentuk organik dan anorganik yang di tumbuhi tumbuhan, baik yang tetap maupun sementara.

Semua makhluk hidup sangat tergantung dengan tanah, sebaliknya suatu tanah pertanian yang baik ditentukan juga oleh sejauh mana manusia itu cukup terampil mengolahnya. Tanah merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan manusia. Tanah dapat digunakan untuk medium tumbuh tanaman yang mampu menghasilkan berbagai macam makanan dan keperluan lainnya. Maka dari berbagai macam tanah beserta macam-macam tujuan penggunaannya itu perlu dilakukan suatu pembelajaran lebih lanjut mengenai tanah agar kita benar-benar memahami tanah itu sendiri.

B. Tujuan

Menetapkan kadar air contoh tanah kering, kapasitang lapang dan kadar air maksimum tanah dengan metode gravimetri (perbandingan massa air dengan massa padatan tanah) atau disebut berdasarkan % berat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup, sehingga sangat essensial(Wulan, 2011).

(20)

Tanah merupakan media pertimbuhan tanaman yang memiliki sifat-sifat morfologi. Sifat morfologi adalah sifat-sifat tanah yang dapt di amati dan dipelajari dilapang. Sebagian dari sifat-sifat morfologi tanah adalah sifat-sifat fisik dari tanah tersebut. Di dalam setiap tanah terdapat zat-zat lain yang berupa gas dan zat cair, zat cair dalam tanah dapat ditentukan dengan menngunakan rumus kadar air. Kadar air dalam tanah berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat yang lain.

Sarwono Hardjowigeno (1987) berpendapat bahwa berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah dibedakan menjadi :

1. Air Higroskopis

Air higraskopis adalah air yang diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat, sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Jumlahnya sangat sedikit dan merupakan selaput tipis yang menyelimuti agregat tanah. Air ini terikat kuat pada matriks tanah ditahan pada tegangan antara 31-10.000 atm (pF 4,0 – 4,7).

2. Air Kapiler

Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi. Air ini bergerak ke samping atau ke atas karena gaya kapiler. Air kapiler ini menempati pori mikro dan dinding pori makro, ditahan pada tegangan antara 1/3 – 15 atm (pF 2,52 – 4,20)

Menurut Kartasapoetra dan Sujedja (1991), Air kapiler dibedakan menjadi:

a. Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua. Kondisi

kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jam, sehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapsitas lapang, tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman karena pori makro berisi udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm atau pada pF 2,54.

b. Titik layu permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman tidak mampu

menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan maka tanaman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm atau pada pF 4,2. Titik layu permanen disebut juga sebagai koefisien layu tanaman.

(21)

3. Air Gravitasi

Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah karena mudah meresap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air gravitasi mudah hilang dari tanah dengan membawa unsur hara seperti N, K, Ca sehingga tanah menjadi masam dan miskin unsur hara.

Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah-istilah nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi dan yang menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum terisi penuh. Jadi, yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105°C hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap (Apriyanti, 2012)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah contoh tanah kering angin. Sedangkan alat yang digunakan antara lain Botol timbang, timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga porus, bejana seng, kertas label, spidol, pipet ukur 2 mm, bak perendam, serbet, kertas saring, oven, tang penjepit dan eksikator.

B. Prosedur Kerja

1. Kadar Air Tanah Kering Angin (Udara)

a. Botol timbang dan penutupnya dibersihkan, diberi label lalu ditimbang (=a gram)

b. Botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angin yang berdiameter 2mm kira-kira setengahnya,

(22)

c. Botol timbang yang berisi tanah dimasukkan ke dalam oven dalam keaddan tutup terbuka. Pengovenan

dilakukan pada suhu 105 - 110°C selama minimal 4 jam

d. Setelah pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali dengan tang penjepit

e. Botol timbang yang sudah ditutup dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit

f. Setelah itu botol timbang diambil satu-persatu dengan tang penjepit lalu ditimbang dengan timbangan

yang sama (=c gram).

Perhitungan : kadar air kering= Keterangan :

( b-c )= massa air

( c-a )= massa tanah kering mutlak ( massa padatan )

2. Kadar Air Kapasitas Lapang (Metode Pendekatan)

a. Keranjang kuningan dibersihkan, diberi label lalu ditimbang (=a gram)

b. Keranjang kuningan yang telah ditimbang diletakkan ke dalam bejana seng

c. Contoh tanah kering angin berukuran 2mm dimasukkan ke dalam keranjang kuningan setinggi kira-kira

2,5 cm (sampai tanda batas) secara merata tanpa ditekan

d. Diteteskan air sebanyak 2ml dengan pipet ukur secara perlahan-lahan pada 3 titik tanpa bersinggungan (1

titik = 0,67 ml) kemudian bejana seng ditutup, diletakkan ditempat teduh dan dibiarkan selama 15 menit

e. Setelah 15 menit keranjang kuningan dikeluarkan dari bejana seng, diayak secara hati-hati sehingga

tinggal tersisa 3 gumpalan tanah lembab, lalu ditimbang (=b gram) Perhitungan : kapasitas lapang =

Keterangan : Ka = kadar air

3. Kadar Air Maksimum Tanah

a. Cawan tambaga porus dan petridis dibersihkan lalu diberi label secukupnya

b. Pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi air dengan botol semprot. Kelebihan air

dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke dalam petridis lalu ditimbang (=a gram)

c. Cawan tambaga poros dikeluarkan dari petridis, isi dengan contoh tanah halus (0,5 mm) kurang lebih

⅓-nya, cawan diketuk-ketuk perlahan sampai permukaan tanahnya rata, contoh tanah halus ditambahkan lagi ⅓-nya dengan jalan yang sama sampai cawan porus penuh dengan tanah. Kelebihan tanah diratakan dengan colet

d. Cawan tembaga porus direndam dengan bak perendam dengan diumpu batu dibawahnya agar air bebas

masuk ke dalam cawan tembaga porus. Perendaman dilakukan antara 12 – 16 jam

e. Setelah waktu perendaman selesai, cawan tembaga porus diangkat dari bak perendam. Permukaan tanah

yang mengembang diratakan dengan colet, dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke dalam cawan petridis yang digunakan waktu penimbangan pertama, lalu ditimbang (=b gram)

(23)

g. Setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang penjepit dan dimasukkan ke dalam

eksikator selama 15 menit. Setelah itu diambil dengan tang penjepit kemudian ditimbang beratnya (=c gram)

h. Tanah yang ada di dalam cawan tembaga porus dibuang, dibersihkan dengan kuas, dialasi dengan petridis

yang sama lalu ditimbang beratnya (=d gram) Perhitungan :

Kadar air maksimum =

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan Peneapan Kadar Air Tanah (Inseptisol)

1. Tanah Kering Udara

Ulangan Botol timbang kosong (=a gram) (a gr) + contoh tanah (=b gram) (b gr) setelah di oven (=c gram)

Kadar air tanah kering udara Ka1 (E1) 22,63 gr 29,82 gr 26,36 gr 92,7 gr Ka2 (E2) 22,51 gr 30,92 gr 28,36 gr 43,76 gr

(24)

Rata-rata 68,23 gr

Perhitungan kadar air kering =

%

2. Kapasitas Lapang

Ulangan Keranjang kuningan kosong (=a gram)

(a gr) + gumpalan tanah basah (=b

gram)

Kadar air kapasitas lapang (%) KL-1 (E1) 33,28 gr 43,40 gr 92,83 % KL-2 (E2) 31,32 gr 43,37 gr 79,13 % Rata-rata 85,98 %

(25)

kapasitas lapang =

%

%

3. Kadar Air Maksimum

Ulangan Cawan + Kertas saring jenuh + Petridis (=a gram) (a gr) + tanah basah jenuh air (=b gram) (b gr) setelah dioven 24 jam (=c Petridis + cawan + kertas saring setelah dioven Kadar air maksimum (%)

(26)

gram) (=d gram) KAM-1 (E1) 58,40 gr 113,39 gr 82,93 gr 56,02 gr 104,30 % KAM- 2 (E2) 79,76 gr 128,139 gr 101,00 gr 75,19 gr 88,41 % Rata- rata 96,35 %

(27)

Kadar air maksimum =

U1 =

(28)

B. Pembahasan

Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, mengisi ruang pori batuan dan berada di bawah water table. Akuifer merupakan suatu lapisan, formasi atau kumpulan formasi geologi yang jenuh air yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan meluluskan air dalam jumlah cukup dan ekonomis, serta bentuk dan kedalamannya terbentuk ketika terbentuknya cekungan air tanah. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung (Sosiawan, 2010).

Kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105oC hingga

diperoleh berat tanah kering yang tetap.Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun (Sosiawan, 2010).

Adapun manfaat mengetahui kadar air tanah yaitu untuk mengetahui proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi yang mempersiapkan hara yang larut bagi pertumbuhan tanaman, menduga kebutuhan air selama proses irigasi, mengetahui kemampuan suatu jenis tanah mengenai daya simpan lengas tanah (Soviani, 2012)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah antara lain adalah tekstur tanah, iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur kasar.

Faktor tumbuhan dan iklim mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorpsi dengan efisien tumbuhan dalam tanah. Kelakuan akan ketahanan pada kekeringan, keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor tumbuhan yang berarti. Temperatur dan perubahan udara merupakan

(29)

perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Diantara sifat khas tanah yang berpengaruh pada air tanah yang tersedia adalah hubungan tegangan dan kelembaban, kadar garam, kedalaman tanah, strata dan lapisan tanah(Buckman dan Brady, 1982).

Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah bertekstur berlempung atau liat(Hardjowigeno, 1992).

Berdasarkan hasil penelitian kami menggunakan tanah inseptisol, tanah tersebut memiliki kadar air kering angin sebesar 92,70% pada percobaan Ka1 dan 43,76% pada percobaan Ka2 sehingga ditetapkan kadar air kering tanah dengan rata-rata sebesar 68,23%. Untuk Kadar Air Kapasitas Lapang pada tanah inseptisol, di percobaan U1 didapatkan hasil kapasitas lapang sebesar 92,83% dan di percobaan U2 di dapat nilai kapasitas lapang sebesar 79,13% sehingga nilai rata-rata kapasitas lapang untuk tanah inseptisol sebesar 85,98%.

Untuk percobaan ketiga, yaitu percobaan Kadar Air Maksimum Tanah dengan menggunakan tanah inseptisol yang dilakukan 2 percobaan didapatkan hasil kadar air maksimum sebesar 104,30% pada percobaan U1 dan hasil sebesar 88,41% pada percobaan U2 sehingga didapatkan hasil rata-rata kadar air kapasitas maksimum tanah pada tanah inseptisol sebesar 96,35%.

Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi.

Kadar air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986). Tekstur tanah yang halus menyebabkan menyebabkan porositasnya rendah sehingga mampu menahan air. Tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda pula.

(30)

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dalam praktikum tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Air tanah adalah air yang diperlukan oleh tumbuhan yang berasal dari dalam tanah.

2. Kadar air tanah merupakan perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering

tanah tersebut.

3. Penetapan kadar air tanah yang diamati, yaitu ;

a. Tanah kering udara.

b. Kadar air kapasitas lapang.

c. Kadar air maksimum tanah.

4. Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah

dibedakan menjadi:

a. Air higroskopis adalah air yang diabsorbsi sangat kuat oleh tanah sehingga tidak tersisa bagi tanaman.

b. Air kapiler adalah air tanah yang ditahan akibat gaya kohesi-adhesi yang lebih kuat dari gravitasi.

c. Air gravitasi adalah air yang tidak dapat ditahan oleh tanah karena mudah meresap ke bawah akibat

adanya gaya gravitasi.

(31)

Apriyanti, Mety. 2012. Penetapan Kadar Air Tanah http://mety-apriyanti.blogspot.com/2012/05/penetapan-kadar-air-tanah.html. diakses tanggal 11 April 2013

Buckman, Harry O., dan Nyle C. Brandy. 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara : Jakarta. Hakim, Nurhajati. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta

Sosiawan, Hendri. 2010. Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi. Diakses pada 12 April 2013 Soviani, Sonnia. 2012. Kadar Air Tanah.

http://soviasonia.blogspot.com/2012/12/laporan-kadar-air-tanah.html.diakses tanggal 11 April 2013

Wulan, 2011. Penetapan Kadar Air Metode Oven Pengering.

http://wulaniriky.wordpress.com/2011/01/19/penetapan-kadar-air-metode-oven-pengering-aa/, diakses tanggal 11 April 2013

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi tekstur dan kadar bahan organik tanah dalam proses pemadatan berpengaruh nyata terhadap bobot isi, permeabilitas, pori drainase total, pori air tersedia, dan

Tanah dengan kadar air dibawah 30% akan memiliki nilai kuat geser yang tinggi karena mengalami suction , sedangkan pada kadar air diatas 30% tanah sulit untuk mengembang,

Hal ini mungkin terjadi karena pada saat tanah mengalami kondisi drying tanah akan mengalami pengurangan kadar air yang mengakibatkan tanah menjadi lebih kuat dari kondisi

Hal ini mungkin terjadi karena pada saat tanah mengalami kondisi drying tanah akan mengalami pengurangan kadar air yang mengakibatkan tanah menjadi lebih kuat dari kondisi

Waktu yang diperlukan bagi gelombang mulai dari masuk ke dalam tanah sampai gelombang itu dipantulkan kembali dapat diukur dengan alat TDR.. Kadar air tanah yang berkaitan

Kadar air pada titik layu permanen adalah air yang dijerap kuat oleh gaya matrik tanah sehingga sudah tidak dapat diserap oleh akar tanaman lagi atau tidak

Sedangkan batas bawah nilai kandungan air di dalam tanah, yaitu pada saat tanah tidak mampu lagi melepaskan air bagi tanaman, atau akar tanaman tidak mampu lagi mengisap air dari

perbedaan ruang penyebaran neutron, maka pengukuran kadar air tanah untuk kedalaman <15 cm tidak akurat disebabkan hilangnya sebagian neutron ke udara, sehingga tidak