• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dyah Wahyu Wijayanti Potensi pemanfaatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dyah Wahyu Wijayanti Potensi pemanfaatan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Potensi Pemanfaaatan Sampah Rumah Tangga

Berdasarkan Karakteristiknya

Dwi Ermawati Rahayu, Dyah Wahyu Wijayanti

Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman Samarinda dwiermarahayu@ft.unmul.ac.id

Abstrak

Rumah tangga merupakan salah satu sumber penghasil sampah domestik yang kurang dimanfaatkan, namun mempunyai nilai ekonomi sampah seperti penggunaannya sebagai wadah untuk menanam tanaman dengan sistem hidroponik untuk sayur sayuran.Sistem ini cocok digunakan di lokasi pengabdian wilayah Desa Sambutan Pelita 2 RT 05 dan RT 06 yang merupakan wilayah kota dengan lahan terbatas. Kebutuhan nutrisi tanaman diperoleh dari sampah organik yang diolah menjadi pupuk organik cair. Tahapan kegiatan yaitu sampling sampah untuk mengetahui potensi karakteristik sampah yang dihasilkan yang dilakukan sesuai standar SNI Persampahan 19-3964-1995 selama 8 hari berturut turut. Selanjutnya mengidentifikasi jenis jenis sampah yang dapat digunakan sebagai wadah tanaman bagi sistem hidroponik, pembuatan reaktor pupuk organik cair (POC) dan merangkai hidroponik kit. Pengamatan dilakukan terhadap reaktor POC meliputi suhu dan kelembabatan serta uji kualitas POC yang berupa unsur hara C, H, O, N, P dan unsur mikro berupa logam berat. Tahap terakhir adalah penanaman sayuran dengan sistem hidroponik dengan nutrisi dari POC.Hasil sampling sampah diperoleh berat timbulan sampah sebesar 0,5856 kg/hari/jiwa dengan komposisi tertinggi sampah organik layak kompos sebesar 68,75%. Perhitungan neraca kesetimbangan sampah menunjukkan bahwa residu yang dihasilkan untuk dibuang ke TPA sebesar 125,23 kg/hr dari total sampah yang dihasilkan 689,84 kg/hr. Penanaman sayuran dengan menggunakan nutrisi dari POC dengan nutrisi tambahan yaitu nutrisi A merupakan nutrisi makro yang mengandung Ca+, K, NO3, N, Mg, P dan S serta nutrisi B mengandung unsur mikro seperti Fe, Zn, Cu, Mn, Mo. Masa panen pada tanaman sawi yaitu 30 hari dan tanaman

selada masa panen 28 hari

.

Kata Kunci :pemanfaatan, sampah domestik, POC, hidroponik

1. PENDAHULUAN

Sampah merupakan bahan buangan yang dianggap tidak berguna lagi namun perlu dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan kesehatan masyarakat.Sampah (limbah padat) adalah segala bentuk limbah yang ditimbulkan dari kegiatan manusia maupun binatang yang biasanya berbentuk padat dan secara umum sudah dibuang, tidak bermanfaat atau tidak dibutuhkan lagi [8]. Berdasarkan target Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 [2]. tingkat pelayanan persampahan ditargetkan mencapai 80%. Namun di Indonesia berdasarkan data BPS

hanya 41,28% sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah (TPA), dibakar sebesar 35,59%, dibuang ke sungai 14,01%, dikubur sebesar 7,79% dan hanya 1,15% yang diolah sebagai kompos.

(2)

yang akan dapat mereduksi volume sampah yang dibuang ke TPS.

Kecamatan Sambutan merupakan salah satu Kecamatan di Kota Samarinda yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Samarinda Ilir pada 28 Desember 2010. Terdapat lima kelurahan salah satunya adalah Kelurahan Sambutan dimana pada Jalan Pelita 2 terdapat RT 05 dan RT 06 yang merupakan wilayah dengan kepadatan yang cukup tinggi. Kontur wilayah di daerah ini berbukit bukit di bagian utara dan barat serta dataran rendah di bagian timur dan selatan yang berbatasan dengan Sungai Mahakam.

Wilayah Kelurahan Sambutan termasuk dalam daerah sub urban yang berjarak sekitar 8 Km dari pusat kota Samarinda yang merupakan daerah pemukiman bagi kelas menengah kebawah maupun menengah ke atas. Pada wilayah RT 05 dan 06 merupakan wilayah pemukiman penduduk dengan strata ekonomi menengah kebawah. Penduduk yang tinggal di wilayah ini sangat beragam yang berasal dari berbagai suku seperti suku Bugis, Jawa, Kutai, dll yang mayoritas beragama Islam. Sehingga sebagai bentuk kerukunan warga terbentuklah arisan ibu-bu RT dan kelompok yasinan ibu-ibu yang rutin diadakan setiap minggunya. Selain kegiatan tersebut aktivitas ibu ibu yang sebagain besar adalah ibu rumah tangga. Pada sisi lain sebagai daerah sub urban dengan kondisi yang padat penduduk muncul permasalahan yang berkaitan dengan sanitasi, salah satunya adalah permasalahan sampah. Sampah meskipun dianggap sebagai benda yang tidak berguna sehingga dibuang, namun masih dapat dimanfaatkan. Salah satunya dibuat menjadi pupuk organik cair dan beberapa sampah anorganik dapat digunakan sebagai wadah untuk tanaman sayuran yang ditanam dengan sistem hidroponik.

Tujuan Kegiatan Pengabdian

Program IbM dengan tema ”Pemanfaatan

Sampah Sampah Rumah Tangga Menjadi Pupuk Organik Cair (POC) dan Wadah Tanaman Sayuran Dengan Sistem Hidroponik” yang dilaksanakan di RT 05 dan 06 Kelurahan Sambutan diharapkan akan menghasilkan produk dengan target sebagai berikut :

1. Perbaikan sistem

Sistem pengelolaan sampah masih menggunakan konsep konvensional dengan membuang seluruh sampah yang dihasilkan di TPS tanpa ada proses pemilahan maupun konsep 3R sehingga volume sampah yang dibuang ke TPS dan TPA kota Samarinda sangat besar dan semakin meningkat setiap waktunya. Sehingga upaya pengelolaan

yang baik pada sumbernya dapat membantu mengurangi beban dan memperbaiki sistem dengan pemnafaatan dan pengelolaan.

2. Efisiensi Biaya

Pemanfaatan sampah rumah tangga dengan mengolahnya menjadi POC akan menghasilkan produk yang bernilai ekonomi apabila dijual. Begitu juga dengan penamaman tanaman sayuran akan mengurangi biaya untuk konsumsi sayuran sehari hari. Dengan mengkonsumsi sayuran yang dihasilkan sendiri akan terjadi penghematan atau efisiensi biaya untuk konsumsi pangan yang dapat dialihkan untuk kebutuhan rumah tangga yang lain. 3. Partisipasi Masyarakat

Masyarakat yang yang terlibat dalam kegiatan ini tidak hanya masyarakat yang menjadi tempat pembangunan proyek percontohan saja, namun juga melibatkan masyarakat lainnya melalui kegiatan sosialisasi. Partispasi masyarakat ini akan dapat tewujud dengan peran aktif dari tokoh masyarakat seperti Ketua RT. Metodologi Persampahan 19-3964-1995 mengenai metode pengambilan dan pengukuran sampel timbulan dan komposisi sampah perkotaan yang meliputi lokasi, cara pengambilan, jumlah sampel, frekuensi pengambilan serta pengambilan dan perhitungan sampel sampah [2] .

Pengukuran terhadap sampel sampah dilakukan dengan menggunakan peralatan dan perlengkapan antara lain sarung tangan, masker, kantong plastik (volume  40 L), timbangan dacin ukuran 50 - 100 kg, alat pengukur volume berupa kotak berukuran 100 x 50 x 100 cm, penggaris, sekop, stiker untuk identitas sampel yang ditempelkan di kantong plastik, spidol serta bolpoint.Data yang diperoleh akan dianalisis untuk mengetahui karakteristik dan komposisi sampah sehingga dapat diindentifikasi volume, jenis sampah organik dan anorganik yang masih dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi POC maupun digunakan sebagai wadah tanaman sayuran.

2. Pelaksanaan

A. Sosialisasi program kegiatan

(3)

program kegiatan yang rutin dilakukan oleh kelompok sasaran seperti kegiatan pengajian atau arisan. Kegiatan pemilahan dan pemanfaatan sampah untuk diolah menjadi POC dan wadah tanaman sayuran merupakan kegiatan yang termasuk kategori prubahan kebiasaan atau perilaku yang tentunya memerlukan pendekatan dengan sosialisasi secara intensif. Kegiatan tersebut juga memerlukan sosialisasi dan keterlibatan masyarakat untuk bersedia menjadi tempat bagi proyek percontohan kegiatan tersebut.

B. Pembangunan Proyek Percontohan

Proyek percontohan akan dibangun pada rumah kelompok sasaran yang bersedia sebagai

tempat pembangunan sarana

percontohan.Pembangunan tersebut meliputi : 1. Pemasangan dan pembuatan POC

POC dibuat dengan bahan baku sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga dengan menggunakan komposter khusus untuk POC. Kegiatan ini dilakukan setelah masyarakat terbiasa untuk melakukan pemilahan sampah yang dihasilkan. Setelah pemasangan akan dilakukan pengamatan harian terhadap suhu dan kelembaban reaktor serta kualitas POC yang dihasilkan berdasarkan analisa unsur hara mikro dan makro yang diperlukan sebagai nutrisi pada tanaman. Pada kegiatan ini masyarakat akan tanaman maka dapat dibuat penanaman sayuran utnuk kebutuhan sehari hari dengan sistem hidroponik menggunakan hidroponik kit. Tanaman sayuran yang akan ditanam adalah tanaman sayuran yang digunakan sehari hari seperti kangkung, sawi, selada, tomat, dll. Sebagai wadah tanaman digunakan sampah anorganik yang masih bisa dimanfaatkan seperti botol botol plastik, dan lain-lain.

2. PEMBAHASAN

Kondisi eksisting di lokasi adalah pengambilan sampah RT 05 dan RT 06 dilakukan oleh 1 orang petugas dengan jadwal pengambilan 2 hari sekali pada jam 8 malam menggunakan gerobak sampah yang kemudian sampah yang telah diangkut diantar ke TPS terdekat tanpa dilakukan pemilahan jenis sampah. Berikut skema pengangkutan sampah yang biasa dilakukan pada RT 05 dan RT 06 Kelurahan Sambutan.

Gambar 1 Skema Pengangkutan Sampah

Sistem pengelolaan tersebut dapat diperbaiki dengan mengurangi volume sampah pada sumbernya sebagimana penelitian [3]. Data hasil sampling sampah selama 8 hari berturut-turut di RT 05 dan RT 06 Kelurahan Sambutan dengan total responden 10% dari total rumah yang ada pada kedua RT tersebut diperoleh volume timbulan sampah rata-rata 0,00342 kg/jiwa dan berat timbulan sampah rata-rata adalah sebesar 0,5856 kg/hari/jiwa sebagimana tabel 1.

Tabel 1 Hasil Pengukuran Berat Sampah

No Harike-

Berat timbulan sampah rata-rata 0,5856

Sedangkan komposisi sampah merupakan komponen fisik sampah berdasarkan pengambilan contoh sampah yang emudian dilakukan pemisahan berdasarkan komponen masing-masing sampah berikut:

a. Sampah Organik Layak Kompos dan Tidak Layak Kompos

Sampah domestik rumah tangga yang terdiri dari sampah daun-daunan, buah-buahan, sisa makanan, tulang, kulit, sisik ikan, dan sayuran. Persentase sampah organik layak kompos adalah 68,75% dan terdapat 3,78% sampah yang tidak mudah membusuk, diantaranya sampah tulang, kulit, dan sisik ikan.

b. Plastik

Sampah plastik yang terdiri dari sampah gelas air mineral, plastik bening (Polypropylene/PP) pembungkus transparan, plastik PP warna (High Density Polypropylene/HDPE) berupa kemasan detergen, kemasan shampoo, sedotan, kemasan makanan ringan, kemasan mie instan dan plastik sejenisnya yang bewarna,

(4)

Plastik kresek (Low Density

Polypropylene/LDPE) berupa plastik

pembungkus yang berwarna hitam dan putih susu dengan prosentase keseluruhan 19,88%.

c. Logam

Sampah logam yang terdiri dari besi/ kaleng. Persentase sampah logam dari total sampah keseluruhan adalah 1,51%. pembagian komponen-komponennya untuk setiap berat dan volume sampah sebagaimana Tabel 2.

Tabel 2 Persentase Berat dan Volume Komposisi Sampah

Komposisi Sampah Berat Sampah (%) Volume (%)

Plastik 19.89 27,01

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa urutan sampah yang dominan dengan berat yang besar dan factor recovery tinggi adalah sampah organik yang mudah terurai dengan berat sebesar 474,38kg. Penelitian tentang karakteristik sampah domestic kota Bukittinggi menunjukkan hasil bahwa dominasi komposisi pada sampah organik mudah terurai sebesar 92% [6], begitu juga pada sampah pasar sebesar 78,26% [5]. Berdasarakan karakteristik sampah tersebut maka potensi pemanfaatan terhadap komponen tersebut yang dapat dilakukan oleh

masyarakat sumber penghasil sampah itu sendiri sebagaimana Tabel 3.

Tabel 3 Potensi Pemanfaatan Komponen Sampah Rumah Tangga

Pemanfaatan Komposting Barang lapak,

daur ulang,

Dengan dilakukannya pemanfaatan sampah rumah tangga tersebut terjadi perbaikan system dalam pengelolaan sampah. Sehingga berdasarkan perhitungan neraca kesetimbangan sampah maka terjadi pengurangan residu yang dihasilkan untuk dibuang ke TPA sebesar 125,23 kg/hr dari total sampah yang dihasilkan 689,84 kg/hr.

Pembuatan Brosur dan Bahan Sosialisasi Untuk mendukung kegiatan sosialisasi kepada masyarakat di RT 05 dan RT 06, Kelurahan Sambutan tentang program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) perlu dibuat suatu media

leaflet yang diharapkan dapat dijadikan suatu penunjang bagi masyarakat sekitar untuk memahami dan mengetahui program tersebut dan cara penerapan pemanfaatan sampah rumah tangga sebagai wadah dan pupuk organik cair (POC) untuk tanaman sayuran dengan sistem hidroponik dalam kehidupan sehari-hari pada RT 05 dan RT 06 di Kelurahan Sambutan, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda. Berikut ini adalah contoh leaflet yang telah dibuat:

(5)

Gambar 2. Brosur Depan Pengelolaan Sampah

Gambar 3 Brosur Belakang Pengelolaan Sampah

2. Brosur Pembuatan Komposter Pupuk Organik Cair (POC)

Gambar 6 Brosur Depan Pembuatan Komposter POC

Gambar 7. Brosur Belakang Pembuatan Komposter POC

3. Brosur Pembuatan Hidroponik

Gambar 8 Brosur Depan Pembuatan Hidroponik

Gambar 9 Brosur Belakang Pembuatan Hidroponik

(6)

mikroorganisme lokal (MOL) [4]. Pada bagian tengah komposter terdapat penyangga berlubang yang akan menahan padatan diatasnya dan cairan kompos cair di bagian bawahnya yang akan dikeluarkan melalui kran. POC yang dihasilkan dapat digunakan sebagai nutrisi tanaman dengan sistem hidroponik. POC yang dihasilkan selama 2 minggu pengomposan sebesar 5,94 liter.

Gambar 10. Komposter POC

Hidroponik merupakan metode bercocok tanam dengan memanfaatkan air yang diperkaya dengan unsur hara (nutrisi) untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan untuk penanaman secara hidroponik tidak sulit untuk ditemukan dan dapat menggunakan barang bekas (memanfaatkan kembali barang bekas).

Sumber: (http://hidroponikceria.com/2014) Gambar 11.Prinsip Kerja Penanaman dengan

Sistem Hidroponik

Penanaman sayuran dengan menggunakan nutrisi dari POC dengan nutrisi tambahan yaitu nutrisi A merupakan nutrisi makro yang mengandung Ca+, K, NO3, N, Mg, P dan S serta

nutrisi B mengandung unsur mikro seperti Fe, Zn, Cu, Mn, Mo. Masa panen pada tanaman sawi yaitu 30 hari dan tanaman selada masa panen 28 hari. Keberhasilan program penanaman sayuran dan pembuatan POC dalam efisiensi biaya belum dapat dapat dikaji detail karena keterbatasan waktu.

3. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan maka dapat diambilkan kesimpulan berikut :

1. Kegiatan yang terlaksana dalam kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) adalah:

a. Sampling timbulan sampah rumah tangga

pada RT 05 dan RT 06 Kelurahan Sambutan dengan jumlah responden 125 KK dengan besar timbulan sampah 0,5856 kg/hari/jiwa.

b. Pembuatan komposter pupuk organik cair (POC) skala rumah tangga dengan kapasitas 60 liter menghasilkan POC 5,94 lietr dalam 2 minggu komposting.

c. Berdasarkan perhitungan neraca kesetimbangan sampah maka terjadi pengurangan residu yang dihasilkan untuk dibuang ke TPA sebesar 125,23 kg/hr dari total sampah yang dihasilkan 689,84 kg/hr.

d. Partisipasi masyarakat dalam sosialisasi kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM)

ditunjukkan dengan kehadiran dan keaktifan melakukan proyek di rumah masing masing.

2. Keberhasilan program kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) memerlukan kerjasama

dari semua pihak untuk kelangsungan dan keberlangsungan pemanfaatan kegiatan ini.

Ucapan Terima Kasih

Disampaikan kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, yang telah mendanai program ini melalui hibah Ipteks bagi Masyarakat (IbM)

Nomor : 125/SP2H/PPM/DRPM/III/2016 dan mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini.

[2]Bappenas, (2010), Laporan Perkembangan Pencapaian Milenium Development Goals Indonesia 2010, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta

[3]Ernawati, D., Budiastuti, S., Masykuri, M., 2012 Analisis Komposisi, Jumlah dan Pengembangan Strategi Pengelolaan Sampah di Wilayah Pemerintah Kota Semarang Berbasis Analisa SWOT, Jurnal Ekosains Volume IV No. 2

(7)

http://jurnal.unimus.ac.id diakses 20 Maret 2013.

Gambar

Tabel 1 Hasil Pengukuran Berat Sampah
Tabel 3 Potensi Pemanfaatan KomponenSampah Rumah Tangga
Gambar 7. Brosur Belakang Pembuatan
Gambar 10. Komposter POC

Referensi

Dokumen terkait