• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASAL MULA DAN PERKEMBANGAN SOSIOLOGI POL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASAL MULA DAN PERKEMBANGAN SOSIOLOGI POL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ASAL MULA DAN PERKEMBANGAN SOSIOLOGI POLITIK

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUH. FICHRIYADI HASTIRA

NIM : E11115505

PRODI : ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU POLITIK DAN ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS HASNUDDIN

2017

(2)

Memberi batasan pada ilmu politik tidak semudah yang kita duga.Jika sosiologi itu terutama memperhatikan tingkah laku manusia dalam konteks masyarakat dan dalam hal ini mencakup segala-galanya, maka jelaslah politik itu hanya memperhatikan

beberapa aspek saja dari masyarakat. Karena itu W.G. Runciman “Social Science and political Theori“ (1965:1) menyatakan, “disiplin ilmu yang terpisah-pisah seperti ekonomi” demografi krinminologi, ataupun politik, harus dianggap sebagai ilmu yang memiliki sifat koordinatif dan merupakan cabang khusus dari sosiologi (atau dari ilmu pengetahuan social).

Aspek – aspek masyarakat yang menjadi pusat perhatian studi politik, khusunya lembaga – lembaga sosial seperti badan legislative dan eksekutif, partai politik dan dan kelompok – kelompok kepentingan, dan beberapa bidang khusus dari mental serta tingkah laku manusia, seperti prose pemilihan atau legislative.Karena itu menjadi

semakin sulit pula bagi kita untuk menentukan batas-batas ilmu pengetahuan politik, dan kemudian untuk mendefinisikannya.

Bahwa perhatian sentral dari politik adalah penyelesaian dari konflik – konflik manusia; atau proses dengan mana masyarakat membuat keputusan-keputusan ataupun mengembangkan kebijakan-kebijakan tertentu; atau secara otoratif mengalokasikan sumber-sumber dan nilai-nilai tertentu; atau berupa pelaksanaann kekuasaan daan pengaruh didalam masyarakat.

Ilmu pengetahuan politik mencakup studi mengenai permasalahan manusia, mengenai perlengkapan yang dikembangkan manusia untuk memecahkan permasalahan manusia, mengenai factor – factor yang mempengaruhi keputusan – keputusan manusia, dan lebih – lebih mengenai ide yang mempengaruhi manusia untuk mengatasi semua permasaalahan itu

Dalam pembahasan ini diuraikan 2 aspek, yaitu : 1. Sosiologi politik sebagai suatu ilmu

2. Perkembangan Konsep Sosiologi Politik

B. Sosiologi Sebagai Suatu Ilmu

(3)

seperti Plato dan Aristoteles menganggap politics sebagai suatu usaha untuk mencapai masyarakat politik (polity) yang terbaik. Di dalam polity semacam itu manusia akan hidup bahagia karena memiliki peluang untuk mengembangkan bakat, bergaul dengan rasa kemasyarakatan yang akrab, dan hidup dalam suasana moralitas yang tinggi. Pandangan normatif ini berlangsung sampai abad ke-19.

Hubungan antara sosiologi politik dan ilmu politik sangat erat kaitannya dan nyaris sama artinya bahkan di beberapa negara tertentu pembedaan yang terjadi pada keduanya ini hanya semata- mata bersifat administratif dan pedagogis. Di Amerika Serikat misalnya, di mana sosiologi dan ilmu politik biasanya menjadi dua “departemen” yang berbeda namun tetap saja di kedua departemen tersebut sosiologi politik tetap diajarkan sebagai telaah terhadap fenomena kekuasaan. Selain itu ada pembahasan yang menarik mengenai hubungan yang terjadi dalam sosiologi politik yaitu mengenai masalah pembedaan antara ilmu politik dalam sosiologi dengan sosiologi politik. Ilmu politik dalam sosiologi jelas-jelas merupakan sub bidang dan sub divisi dari bidang sosiologi. Pada ilmu politik dalam sosiologi, fenomena politik diperlakukan sebagai variabel dependen dan fenomena sosial diterima sebagai dasar variabel penjelas. Padahal dalam sosiologi politik, upaya untuk memahami fenomena politik selalu dihubungkan dengan faktor-faktor sosial, seperti pengujian hubungan antara politik dan masyarakat, struktur sosial dan struktur politik, dan perilaku sosial dan perilaku politik. Dengan demikian, sosiologi politik merupakan titik persimpangan yang lahir ketika pendekatan sosiologi dan politik digabungkan.2[8] Jadi dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup dari sosiologi politik lebih luas dibandingkan dengan ilmu politik dalam sosiologi yang ruang lingkupnya lebih sempit karena hanya melihat dan memahami satu fenomena saja.

Konsep-Konsep Gagasan dalam Definisi Sosiologi Politik Banyaknya ketidaksepakatan para ahli terhadap makna yang tepat pada sosiologi politik kemungkinan disebabkan oleh sosiologi politik itu sendiri yang begitu kaya akan gagasan yang saling bertentangan.

(4)

Gagasan kedua dalam sosiologi politik adalah mengenai proses interaksi antara masyarakat dan politik. Pandangan dari Bendix dan Lipset di sini lebih cocok dan tepat untuk digunakan. Keduanya mengatakan bahwa “ilmu politik dimulai dengan negara dan meneliti bagaimana hal itu mempengaruhi masyarakat, sementara sosiologi politik dimulai dengan masyarakat dan dan mulai meneliti bagaimana hal itu mempengaruhi negara.”

Gagasan ketiga adalah mengenai konsep dalam sosiologi politik yang lebih modern yang menekankan otoritas umum terhadap seluruh masyarakat (termasuk masyarakat nasional). Konsep ini terinspirasi dari Leon Duguit. Ia membuat perbedaan antara pemerintah dan yang diperintah. Ia percaya bahwa dalam setiap kelompok manusia dari terkecil hingga terbesar didapati orang yang memerintah dan patuh, orang-orang yang membuat aturan dan menyepakatinya, dan orang-orang-orang-orang yang membuat keputusan dan menaatinya. Beberapa sosiolog menerima dan memodifikasi definisi ini seperti Weber, Aron, Vedel, Bourdeu, dan Duverger.

Gagasan ke empat adalah mengenai sosiologi politik sebagai integrasi antara sosiologi dan ilmu politik yang kemudian diduga menjurus pada spesialisasi. Dengan demikian sosiologi politik dapat disetting sebagai keturunan dari orangtua yang lebih mapan yaitu sosiologi dan ilmu politik yang kemudian mengkhususkan diri pada hubungan interaksi yang dihasilkan dari kedua disiplin ilmu tersebut. Gagasan ini bermanfaaat karena menghancurkan hambatan antara sosiologi dan ilmu politik tanpa menghapuskan batasan-batasan identitas dan ciri khas keduanya. Hal ini secara sistematis lebih dimaksudkan untuk membangun jembatan penghubung yang melintasi berbagai batas. Meskipun „sosiologi politik‟ masih belum menghasilkan makna yang jelas. Jadi secara garis besar, keempat pengertian di atas menunjukkan bahwa sosiologi politik memiliki arti yang luas.

(5)

tidak tepat juga bila sosiologi politik dipersepsikan oleh banyak kalangan sebagai sosiologi yang menginvasi ilmu politik.

Manfaat mempelajari sosiologi politik agar kita bisa memahami perilaku dan sikap masyarakat terhadap fenomena politik tertentu serta memberikan kita pengembangan wawasan tentang bagaimana fungsi politik itu berproses dalam sebuah lingkungan masyarakat

.

C. Perkembangan Konsep Sosiologi Politik

Dalam bidang sosiologi politik ada dua tokoh yang sangat menonjol: Karl Marx (1818-1883) dan Max Weber (1864-1920). Sumbangan Marx sangat besar dan bervariasi; dan dengan sendirinya tidak hanya terbatas pada sosiologi politik saja.Sumbangannya itu bisa digolongkan daalam tiga bidang yaitu teori umum, teori khusus, dan metodelogi.Marx mengembangkan satu teori tentang “hal-hal yang tidak bisa dilaksanakan secara historis” (Historical inevitability) atas landasan dari dialektika dari tesa, antitesa dan sintesa.Marx mendasarkan teorinya pada konflik materil dari kekuatan-kekuatan ekonomi yang saling bertentangan, yang pada akhirnya menghancurkan system kapitalisme dan penciptaan masyarakat tanpa kelas.

Penafsiran Marx tentang sejarah dilandaskan pada dwi-sendi dari teori sosiologi dan teori ekonomi.Dia kemudian mengembangkan teori nilai-kerja dari David Hume menjadi teori nilai lebih dan eksploitasi terhadap kerja; semua ini menjadi basis bagi teori sosiooginya yang paling utama, yaitu perjuangan kelas. Dia juga mengembangkan teori (alienasi) pengasingan bagi yang beragumentasi, bahwa kelas pekerja atau kelas ploretariat itu menjadi kian terasingkan dari masyarakatnya, pekerjaan mereka dijadikan alat untuk menghindari kelaparan, dan bukan menjadi sarana untuk pernyataan diri.

Erat terlibat dengan teori – teori perjuangan kelas dan alienasi ini ialah konsep mengenai kesadaran kelas – pengenalan oleh individu dalam masyarakat, bahwa dia menjadi bagian dari kelompok – kelompok sosial atas dasar ekonomi yang kemudian memunculkan prasyarat esensial dari konflik kelas.

Kiranya tidak dapat dipungkiri bahwa bapak pendiri kedua dari sosiologi politik adalah Max Waber, salah seorang pengritik teori – teori Marx, tetapi juga sejumlah studi-studi khusus dan konsep-konsep, yang besar sekali artinya bagi sosiologi politk. Max Waber sangat memperhatikan masalah pelaksanaan kekuasaan dan keabsahannya.Konsep Weber mengenai legitimasi landasan dari keabsahan kekuasaan adalah salah satu sumbangannya yang penting bagi sosiologi polotik. Menurut keyakinannya Weber ada tiga legitimasi yang utama:

(6)

2. Kewajiban “kharismatik” 3. Dominasi kebajikan “legalitas”

Tiga tipe legitimasi tersebut diatas merupakan satu contoh dari sumbangan pikiran penting lainnya dari Weber. Maka dominasi legal, kharismatik, dan tradisional itu adalah “murni” atau merupakan tipe-tipe ideal, karenanya satu sama lain tidak eksklusif.

Konsep Weber mengenai tipe ideal itu secara sederhana ingin mengkonstruksikan fakta historis yang bisa diamati kedalam satu model. Dalam penggunaan istilah “ideal” Weber tidak memberikan pendapat tentang model-model yang dikonstruksikannya hanya dengan jalan merintis titik-titik tertentu pada grafik sosiologis belaka. Maka tipe-tipe ideal itu menjadi dan selalu akan menjadi alat yang bermanfaat di tangan-tangan para sosiolog politik.

Warisan peninggalan metodelogis penting lainnya dari Weber adalah konsep mengenai pemahaman simpetaris atau Vershtehen yang diaplikasikan pada sosiologi. Karya dan ide-ide Weber sama halnya dengan Karl Marx menjadi perangsang bagi para ilmuan politik dan juga sosiolog dari generasi-generasi berikutnya. Sehingga banyak bermunculan generasi selanjutnya, seperti:

a. Alexis de Tocqueville (1805-1859) dalam bukunya L’Ancien Regime et la Revolution (1859).

b. Walter Bagehot (1826-1877), seorang editor The Economicst (1860-1877) dan pengamat peristiwa-peristiwa politik dengan karyanya The English Constitution (1867), Physics and Politics (1872).

c. Gabriel Tarde (1843-1904)The Mind and Society .

d. Gaetano Mosca (1858-1941) dalam bukunya The Ruling Class.

e. Ostrogorski (1854-1919) dengan bukunya Democracy and the Organization of Political Parties dan Roberto Michels (1876-1936) pada bukunya Political Parties: A Socialogical Tendencies of Modern Democracy. Keduanya merupakan penyumbang pertama kali menyinggung partai-partai politik.

Dan masih banyak lainnya tokoh-tokoh yang menyumbang mengenai sosiologi politik diseluruh dunia hingga mengubah pola pikir masyarakat dalam berkehidupan politik.

D. Kesimpulan

(7)

sosiologi dan ilmu politik sehingga tidak mengherankan jika sosiologi politik secara definisi, ruang lingkup dan pembahasan juga masih samar-samar. Namun terlepas dari itu semua, kehadiran sosiologi politik tetap penting untuk menjawab tantangan terhadap perkembangan zaman yang semakin cepat akibat terjadinya revolusi yang memengaruhi berbagai bidang kehidupan salah satunya yaitu politik.

2. Di bidang sosiologi politik ada dua tokoh yang sangat menonjol: Karl Marx (1818-1883) dan Max Weber (1864-1920). Sumbangan Marx sangat bervariasi , yang digolongkan dalam tiga bidang, yaitu teori umum, teori khusus, dan metodologi. Teori umum Marx berbicara tentang determinisme ekonomi dan dialektika materialisme. Teori khusus berbicara tentang perjuangan kelas dan alienasi. Sumbangan metodelogisnya tampak dari upaya untuk mengembangkan sosialisme ilmiah. Sedangkan dari Weber, faktor-faktor non ekonomis, dan ide-ide merupakan faktor sosiologis yang penting. Begitu juga status sosial dan posisi individual dalam struktur kekuasaan menentukan strata masyarakat. Politik adalah sarana perjuangan unruk bersama-sama melaksanakan politik, atau perjuangan untuk mempengaruhi pendistribusian kekuasaan, baik di antara negara-negara maupun diantara kelompok-kelompok di dalam suatu negara. Ada tipe legitimasi yaitu tradisional, karisnatik, legal-rasional.

DAFTAR PUSTAKA

http://jumpailmu.blogspot.co.id/2016/01/sosiologi-politik.html

http://seulanga23.blogspot.co.id/2013/11/tugas-sosiologi politik.html

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Berikut ini beberapa tips mudah dalam membudidayakan tanaman sayuran kubis di dalam Polybag untuk menghasilkan hasil yang optimal :..

Sofyan Lubis, SH dalam tulisannya mengenai kesadaran hukum dan kepatuhan hukum menyatakan bahwa kepatuhan hukum pada hakikatnya adalah kesetiaan yang dimiliki seseorang sebagai

Silahkan unduh formulirnya melalui link dibawah ini dan email formulir yang telah diisi ke informasi@kpk.go.id. Download Formulir

Dengan demikian class action menggambarkan suatu pengertian di mana sekelompok besar orang berkepentingan dalam suatu perkara, satu atau lebih dapat menuntut atau dituntut

YB TUAN WONG LING BIU [SARIKEI] minta WIENTERI KESEJAHTERAAN BANDAR, PERUMAHAN DAN KERAJAAN TEMPATAN menyatakan apakah lanakah-langkah yana telah diambil oleh Keraiaan

It was determined as a research location due to some reasons: (1) the location is accessable, (2) the research materials are available in the area; (3) The population are

The reality of events social interactions that occur within the society is characterized by two forms of interaction turns, namely social integration and social conflict,