A. LEMBAR UTAMA
1) Judul Penelitian
Hubungan antara Pengetahuan Ayah tentang ASI eksklusif dengan Peran Ayah selama Proses Ibu Menyusui
2) Nama Peneliti
Claudia Talenta NPM 1206238305
3) Pembimbing Penelitian
Nama: Riri Maria, SKp., MSN, SKp., MSN Departemen: Keperawatan Medikal Bedah
4) Kata Kunci
Peran ayah Menyusui
Asi ekslusif Pengetahuan
5) Jangka Waktu Penelitian (Bulan)
Penelitian dilakukan selama 3 bulan, yaitu dari tanggal 1 Juni 2014 - 31 Agustus 2014
PROPOSAL PENELITIAN
MODUL METODOLOGI PENELITIAN
6) Dana Penelitian
ANGGARAN PENELITIAN
No Kebutuhan Jumlah Harga per Satuan Total
1 Fotokopi (kuesioner,
informed consent) 300 Rp 150,00 Rp 45.000,00 2 Print dan jilid proposal
serta laporan penelitian 10 Rp 25.000,00 Rp 250.000,00 3 Souvenir untuk subyek 60 Rp 15.000,00 Rp 900.000,00 4 Transportasi Rp 100.000,00 Rp 100.000,00 5 Dana tak terduga (10%) Rp 129.500,00
B. LEMBAR PERNYATAAN DAN PENGESAHAN 7) Pernyataan Peneliti
Dengan ini kami menyatakan:
a. Penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan ayah tentang asi eksklusif dengan peran ayah selama proses ibu menyusui” merupakan penelitian orisinil bukan plagiat.
b. Sepakat untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan ayah tentang asi eksklusif dengan peran ayah selama proses ibu menyusui”.
Peneliti
Claudia Talenta
Tanda Tangan Tanggal
8) Pengesahan Ketua Penanggung Jawab Modul Metodologi Penelitian dan Pembimbing yang Bertanggung Jawab Nama Penanggung Jawab Modul
Metodologi Penelitian
Dr. H. Engkus Kusdinar Achmad, MPH
Tanda Tangan
Nama Pembimbing
Riri Maria, SKp., MSN
C. LEMBAR URAIAN PENELITIAN 9) Latar Belakang Masalah
Proses kelahiran pada umumnya merupakan suatu kondisi yang sangat penting bagi setiap keluarga, baik kelahiran pertama, kedua, dan selanjutnya. Ibu memiliki peran utama dalam proses ini, namun tidak menutup kemungkinan ayah turut berperan penting secara langsung maupun tidak langsung dalam membantu dan memotivasi ibu selama proses kelahiran hingga perawatan bayi. Terutama, proses Inisiasi Menyusui Dini pada Ibu dan bayi sesaat setelah bayi lahir, terbukti mempengaruhi angka kematian bayi di Indonesia (cari lagi data angka kematian bayi dan ASI ekslusif dari unicef).
Akan tetapi, aktivitas dan kesibukan ayah yang pada umumnya berperan sebagai pencari nafkah utama mengurangi peran pentingnya dalam mendampingi ibu selama perawatan bayi, terutama saat ibu menyusui. Selain itu, adanya kecenderungan ayah untuk tidak mendukung Ibu selama proses menyusui karena ketakutan Ayah bahwa hubungan antara bayi dan Ibu semakin erat, sedangkan hubungan antara bayi dengan Ayah tidak begitu erat. Akan tetapi, dukungan Ayah dalam mengganti popok, memandikan bayi, menemani bayi sebelum tidur, bahkan memberikan kenyamanan saat ibu menyusui sebagai bentuk dukungan ayah terhadap pemberian ASI ekslusif.
Peran ayah dalam membantu ibu menyusui ini sangatlah penting dalam memberikan kenyamanan dan ikatan batin yang kuat antara ayah, ibu, dan anak. Menurut pendapat Steven Allen (dalam siaran pers UNICEF, 2004 disitasi oleh Roesli (2000), ASI bukan hanya makanan, melainkan penyelamat kehidupan bayi. Untuk itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan pemenuhan gizi bayi dengan pemberian ASI selama 4-6 bulan pertama pasca kelahiran secara teratur. Hal tersebut selaras dengan Keputusan menteri Kesehatan RI No. 450/Menkes/IV/2004 dengan menetapkan perpanjangan pemberian ASI ekslusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan.
10) Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
10.1 Pertanyaan Penelitian
Timur?dengan sindrom autisme? 10.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengetahuan ayah mengenai ASI ekslusif?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi Pengetahuan ayah mengenai ASI ekslusif?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses Ibu selama menyusui? 4. Apa saja peran ayah selama ibu menyusui untuk mendukung
pelaksanaan ASI ekslusif?
5. Mengapa peran ayah sangat dibutuhkan selama proses ibu menyusui?
11) Tujuan Umum dan Tujuan Khusus serta Manfaat Penelitian 11.1 Tujuan
11.1.1 Tujuan Umum:
Mengetahui dampak Pengetahuan ayah tentang ASI eksklusif terhadap peran ayah selama proses ibu menyusui di daerah tersebut
11.1.2 Tujuan Khusus:
1. Mengetahui Pengetahuan ayah mengenai pemberian ASI ekslusif 2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemberian ASI
ekslusif pada Ibu
3. Mengetahui pengaruh peran ayah yang efektif selama pemberian ASI ekslusif
11.2 Manfaat Penelitian
11.2.1. Manfaat bagi Masyarakat atau Instansi Terkait
a. Meningkatkan wawasan mengenai pentingnya pemberian ASI ekslusif pada ibu, bayi dan keluarga.
b. Memberikan informasi mengenai faktor-faltor yang mempengaruhi permberian ASI ekslusif
c. Menambah pengetahuan masyarakat tentang hubungan pengetahuan ASI ekslusif dengan peran ayah dalam praktik pelaksanaannya
d. Mendorong masyarakat agar turut berpartisipasi dalam pemberian dukungan terhadap pemberian ASI ekslusif.
11.2.2. Manfaat bagi Perguruan Tinggi
b. Meningkatkan kerjasama antara mahasiswa dan staf pengajar Rumpun
Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia.c.
Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.11.2.3. Manfaat bagi Peneliti
a. menambah wawasan dan pengalaman peneliti dalam pembelajaran
secara ilmiah.b. Mengasah kemampuan berpikir kritis, logis, dan analitis.
c.
Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang promosi kesehatan yang dibutuhkan ayah untuk meningkatkan berperan efektif dalam mendukung pemberian ASI ekslusif12) Tinjauan Pustaka dan Kerangka Konsep 12.1 ASI Eksklusif
12.1.1 Deskripsi Singkat tentang ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif merupakan pemberian ASI pada bayi
tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,
air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti buah-buahan,
bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli, Mengenal ASI Eksklusif,
2000). Proses menyusui secara alamiah ini, dalam Bab I pasal 1 ayat 2
PP tahun 2012 sebaiknya diberikan selama 6 bulan sejak bayi
dilahirkan. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), hal ini juga
bermanfaat untuk menghindari alergi dan menjamin kesehatan bayi yang
optimal karena bayi belum memiliki enzim pencernaan sempurna untuk
mencerna makanan dan minuman lain. Pemberian makanan tambahan
di usia ideal bayi mendapatkan ASI eksklusif (6 bulan) akan mengurangi
produksi ASI ibu, bahkan meningkatkan angka kesakitan bayi (Roesli,
Mengenal ASI Eksklusif, 2000).
12.1.2 Prevalensi dan Epidemiologi ASI Eksklusif di Indonesia
ICF International, 2013). Sesuai dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, terjadi peningkatan ibu menyusui ASI eksklusif pada bayi usia 6 bulan dari 15,3 persen (2010) menjadi 30,2 persen (2013), sama halnya dengan inisiasi menyusui dini <1 jam di tahun 2010 yakni 29,3 persen menjadi 34,5 persen di tahun 2013 (Badan Penelitian dan Penembangan Kesehatan, 2013). Inisiasi menyusui dini juga bermanfaat bagi ibu untuk menstimulasi produksi hormon oksitosin yang membantu kontraksi uterus dan mengurangi darah yang keluar pasca kelahiran. ASI pertama mengandung kolostrum dengan nutrisi yang tinggi dan antibodi untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit (Statistics Indonesia (Badan Pusat Statistik-BPS), National Population and Family Planning Board (BKKBN), and Kementrian Kesehatan (Kemenkes-MOH), and ICF International, 2013).
12.1.3 Karakteristik ASI yang Baik dan Manfaat Pemberian ASI 1. ASI sebagai nutrisi
Air susu tiap ibu sudah memiliki komposisinya sendiri, sesuai dengan kondisi bayinya sendiri (bayi lahir prematur atau normal). Komposisi bayi juga berbeda dalam beberapa kategori, ASI pada hari ke-4 hingga ke-7 settelah kelahiran mengandung kolostrum,ASI yang diproduksi selanjutnya sampai hari ke-10 atau ke-14 disebut ASI transisi dan ASI matang setelah hari ke-14 yang tentunya memiliki kualitas dan kuantitas yang baik dengan pelaksanaan yang benar secara eksklusif selama 6 bulan, kemudian dilanjutkan hingga usia 2 tahun (Roesli, Mengenal ASI Eksklusif, 2000).
1. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
proliferasi organisme saat bayi baru lahir. Lisozim sebagai protein yang membantu memecah dinding sel suatu organsime, menyerang Clostridia sehingga pada feses dari bayi tidak terdapat organsime tersebut. Selanjutnya, makrofag pada ASI bermanfaat untuk memfagosit bakteri dan limfosit memproduksi antibodi terket dan menyerang sek secara spesifik (Simkiss, Edmond, Bose, Bassat, & Troy, 2013).
3. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Peningkatan kecerdasan ini dipengaruhi oleh faktor genetik, faktor bawaan secara mutlak dan tidak dapat dimanipulasi dan faktor lingkungan, faktor yang menentukan tercapainya faktor genetik, mencakup tiga kebutuhan: kebutuhan pertumbuhan fisik dan otak pada bayi (ASUH), kebutuhan untuk perkembangan emosional dan spiritual (ASIH), da kebutuhan perkembangan intelektual serta sosialisasi (ASAH) (Roesli, Mengenal ASI Eksklusif, 2000). Sebaiknya, kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh ibu dan ayah untuk memberikan yang terbaik bagi bayi, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan terbukti mengalami perkembangan potensi kecerdasan, bahkan berdasarkan penelitian, bayi yang lahir prematur yang mendapatkan ASI eksklusif memiliki IQ lebih tinggi 8,3 poin (Priyono, 2010). Selain itu, penelitian Oxford University dan Institute for Social and Economic mendapatkan bahwa anak bayi yang menerima ASI eksklusif bertumbuh menjadi anak yang lebih pintar membaca, menulis, dan berhitung, asam folat dala ASI juga meningkatkan perkembangan otak bayi (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
4. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang
a. Ibu yang menyusui bayinya, selalu berada di dekatnya, kegiatan bayi dalam dekapan ibu akan meningkatkan rasa kasih sayang ibu dan mendapatkan rasa aman, tentram, dan terlindungi. Berbagai perasaan positif tersebut akan membangun emosi bayi yang membentuknya menjadi anak yang lebih baik dan penuh percaya diri (Priyono, 2010).
12.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI eksklusif pada Ibu
kelompok, dan komunitas. Faktor pada tingkat individi secara langsung berhubungan dengan ibu, dan bayi saja, hal ini biasanya terjadi pada ibu yang sangat peduli terhadap munyusui. Ibu-ibu pada tingkat ini memahami tentang menyusui, berawal dai praktik menyusui, pengalaman melahirkan, kesehatan dan risiko yang terjadi pada bayi dan ibu, dan interaksi secara alam antara ibu dan bayi. Setiap pengetahuan ibu dapat mempengaruhi secara langsung proses ibu menyusi ASI, baik pada saat inisiasi dan durasinya (Hector, Lesley, Karen, & Peter, n.d). Pada tingkat kelompok, terdapat lingkungan yang secara langusng berhubungan dengan ibu dan bayi, yakni:
1. Rumah sakit dan fasilitasi kesehatan, lingkungan ini memberikan praktik dan prosedur secara rutin selama ibu postpartum, untuk meningkatkan permintaan ibu dalam menyusui dengan secara langsung bersentuhan dengan bayi dan pihak tenaga kesehatan memberikan dukungan dalam teknik menyusui serta mengajarkan atau memberi perhatian lebih pada ibu yang baru pertama kali menyusui.
2. Rumah dan pasangan, faktor fisik dan sosial seperti tetangga, keseimbangan keluarga dan dukungan dari suami dan memotivasi serta mengatasi masalah dari ibu selama menyusui pada bayinya (Hector, Lesley, Karen, & Peter, n.d). ibu yang cenderung berpikir negatif tentang praktik menyusui sangat penting untuk diberikan dukungan secara langsung oleh lingkungan di sekitarnya, terutama suami sebagai orang terdekat dari ibu dan bayi karena jika ibu kurang percaya terhadap dirinya sendiri dalam pemberian ASI, besar kemungkinan bahwa ibu tidak akan memberikan ASI eksklusif pada bayi sehingga sebaiknya orang-orang terdekat ibu postpartum lebih peka terhadap masalah ini.
3. Lingkungan kerja, tempat kerja ibu juga berpengaruh pada proses menyusui ibu. Suatu kantor atau perusahaan mempunyai kebijakan sebagai bentuk dukungan lingkungan kantor untuk ibu bekerja dan sedang menyusui, seperti memiliki fasilitas khusus untuk ibu menyusui, atau jam kerja yang fleksibel, namun sesuai tanggung jawab ibu yang sedang menyusui, tdan tempat penyimpanan ASI (Hector, Lesley, Karen, & Peter, n.d).
khusus untuk iu menyusui sehingga para ibu tidak merasa bahwa menyusui merupakan hal yang merepotkan. Kebijakan publik yang dimaksud yakni adanya jaminan atau asuransi kesehatan bagi ibu dan bayi dari lingkungan kerja yang turut berperan dalam pemberian asupan gizi berupa ASI terhadap bayi (Hector, Lesley, Karen, & Peter, n.d).
a.
Selain faktor yang telah disebutkan, adapula faktor sosial yakni mengenai
penghargaan dan penerimaan dalam praktik menyusui pada ibu
menyusui. Beberapa contohnya, yakni: peran ibu dalam sosial lebih
dihormati jika ibu bekerja, hal ini tentunya akan menurunkan keinginan
ibu untuk memberikan ASI eksklusif; faktor positif dari suami yang
mendukung proses menyusui sang istri, yakni sebagai suatu kehormatan
bahwa ibu menyusui bayinya; selain itu, budaya yang menyatakan bahwa
menyusui merupakan praktik yang berhubungan dengan seksualitas
sehingga ibu kurang dihargai dalam menyusui. Pada dasarnya faktor
yang mempengaruhi pada tingkat kelompok dan sosial memiliki nilai
positif dan negatif terhadap pengetahuan dan praktik menyusui ibu,
sebagai contoh ibu psotpartum sudah bersedia untuk menyusui, namun
lingkungan rumah sakit yang tidak
mendukung cenderung membuat ibu berhenti untuk menyusui sejak awal (Hector, Lesley, Karen, & Peter, n.d).12.1.5 Peran Ayah yang Mendukung Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu
Faktor pendukung pemberian ASI eklusif yang terbesar terdapat pada peran ayah dalam mendukung sang istri. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena ayah, ibu, dan anak merupakan keluarga inti yang berperan secara langsung dari selama pemberian ASIeksklusif. Peran ayah dalam mendukung
pemberian ASI dapat berbentuk emosional, seperti; memberikan kasih
sayang, pujian, ketenangan, dan motivasi kepada sang istri agar sang
istri tetap percaya diri dan merasa bangga terhadap proses menyusui,
tanpa disadari istri juga mengembangkan pengetahuannya mengenai
pemeberian ASI. Selain itu, ayah juga dapat berperan secara fisiologis,
yakni; menemani saat istri menyusui, mengganti popok bayi,
menggendong bayi, menenangkan bayi, mengganti popok, memandikan
bayi, bermain dengan bayi, memberikan ASI perah, dan memijat bayi
Informasi Terpilih Untuk Para Insan Pers, 2007). Tentunya dukungan
dan peran ayah yang optimal selama ibu menyusui ditandai dengan
tingkat pengetahuannya yang baik.
12.2 Kerangka Teori
13) Defenisi Operasional dan Hipotesis
14)
Metode Penelitian
14.1 Desain PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian observasional kualitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sebagai variable independen adalah Pengetahuan ayah mengenai pentingnya pemberian ASI ekslusif. Variabel dependen adalah peran ayah selama proses ibu menyusui.
14.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Perumahan Margahayu Jaya, Bekasi Timur di RW 16-20. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu dari tanggal 1 Juni 2014 - 31 Agustus 2014.
14.3 Populasi dan Sampel Penelitian 14.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah setiap keluarga yang memiliki bayi dengan usia 0 sampai 6 bulan yang sedang dalam proses menyusui. 14.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian adalah 50 ayah dan ibu yang memiliki bayi dengan usia 0 sampai 6 bulan serta ibu dalam proses menyusui yang terpilih dan memenuhi kriteria inklusi, bersedia mengisi kuisioner, dan diwawancara.
14.3.2.1 Kriteria Inklusi
- Pasangan suami-istri yang bertempat tinggal di Perumahan Margahayu Jaya, Bekasi Timur sejak satu 13.1 Defenisi Operasional
1. Pengetahuan Ayah
Pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan terhadap suatu objek tertentu baik dari segi penglihatan dan pendengaran yang sesuai dengan sikap dan tindakan.
2. Peran Ayah
Peran ayah merupakan dukungan secara nyata oleh ayah baik dari sefi emosional maupun fisiologis dalam membantu sang ibu selama proses menyusui
13.2 Hipotesis
tahun yang lalu
- Pasangan suami-istri yang memiliki bayi berusia 0 sampai 7 bulan pada bulan Agustus 2014
- Pasangan suami-istri yang memiliki bayi yang sedang menyusu pada ibunya
- Pasangan suami-istri yang tinggal satu rumah
-
Pasangan suami-istri yang bersedia menjadi responden dan tidak buta huruf14.3.2.2 Kriteria Eksklusi
- Pasangan suami-istri yang tidak bertempat tinggal di Perumahan Margahayu Jaya, Bekasi Timur atau kurang dari satu tahun yang lalu
- Pasangan suami-istri yang memiliki bayi di atas usia 7 bulan pada bulan Agustus 2014
- Pasangan suami-istri yang memiliki bayi pada usia tersebut, namun tidak sedang menyusu pada ibunya - Pasangan suami-istri yang tidak tinggal satu rumah
-
Pasangan suami-istri yang tidak bersedia menjadiresponden dan buta huruf 14.3.3 Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus pengujian hipotesis untuk dua proporsi populasi, yaitu:
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang dibutuhkan
Z1-α/2 = Nilai Z pada derajat kepercayaan (1-α/2) uji dua arah (1.96)
Z1-β/2 = Nilai Z pada kekuatan uji (80%) 1- β (0.84)
P1 = Proporsi usia pada kelompok beresiko
P2 = Proporsi usia pada kelompok tidak beresiko
P = (P1+P2)/2
14.4 Teknik Pengumpulan Data 14.4.1 Sumber dan Jenis Data
yang diperoleh dari kuisioner dan wawancara dengan suami yang istrinya sedang menyusui dengan ASI..
14.4.2 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh mahasiswa peneliti yang berasal dari Fakultas Keperawatan UI. Pengumpulan dilakukan dengan cara wawancara melalui kuisioner yang telah diuji coba.
14.4.3 Persiapan Pengumpulan Data
Sebelum melakukan pengumpulan data, penulis melakukan beberapa tahapan persiapan sebagai berikut:
1. Berkonsultasi kepada dosen pembimbing tentang tema yang
akan diangkat dan meminta persetujuan untuk melakukan pengambilan data.
2. Mengurus perizinan kepada sekolah yang akan digunakan
sebagai tempat pengumpulan data dan berkoordinasi untuk hari pengumpulan data.
3. Mengurus perizinan kepada orang tua atau wali dari responden
yang berpartisipasi.14.4.4 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data terdiri dari wawancara responden melalui kuisioner.
14.5 Pengolahan Data 14.5.1 Data Coding
Data yang diperoleh dari kuisioner diberi kode berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan sebelumnya pada definisi operasional. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengubah data dari bentuk huruf menjadi bentuk angka dan memudahkan proses pengolahan data selanjutnya.
14.5.2 Data Editing
Penyuntingan data dilakukan sebelum proses pemasukan data, Penyuntingan ini dilakukan di lapangan agar data yang salah atau terlewat diisi kembali oleh responden yang bersangkutan. Data yang terdapat pada kuisioner diperiksa dan diteiliti apakah jawaban sudah lengkap, tulisan jelas, jawaban relevan dengan pertanyaan, dan lain-lain.
Data yang telah diberi kode dimasukkan dalam program statistik atau maupun pembacaan kode. Pembersihan dan perapihan data dilakukan dengan tidak mengikutsertakan missing value dan data yang tidak sesuai untuk diolah dalam analisis data.
14.6 Analisis Data
Analisis data yang dilakukanmenggunakan program komputer SPSS dengan tahapan sebagai berikut:
14.6.1 Analisis Univarian
Analisis univarian bertujuan untuk menjelaskan atau medeksripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan Pengetahuan suami mengenai ASIeksklusif terhadap peranannya selama istri menyusui bayi dengan ASI
14.6.2 Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.
14.6.2.1 Uji t Independen
Uji t independen digunakan untuk melakukan analisis hubungan variabel kategorik dan variabel numerik. Analisis ini bertujuan untuk menguji perbedaan mean dua kelompok data independen. Dalam penelitian ini, uji t independen digunakan untuk menganalisis hubungan antara variable Pengetahuan suami mengenai ASI ekslusif dengan perananya selam istri menyusui ASI. Rumus yang digunakan yaitu:
n1atau n2 = Jumlah sampel kelompok 1 atau 2
S1 atau S2 = Standar deviasi sampel kelompok 1 atau 2
Derajat kemaknaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan nilai p value = 0,05. Nilai p dapat digunakan untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik dengan cara membandingkan nilai p dengan α. Ketentuannya adalah :
a.
Jika nilai p value < α, berarti data sampel memberikan perbedaan yang bermaknab.
Jika nilai p value > α, berarti data sampel tidak memberikan perbedaan yang bermakna15) Etik Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah institusi pendidikan mengirimkan surat persetujuan untuk dilakukan penelitian ke Perumahan Margahayu Jaya, Bekasi Timur untuk disetujui perihal surat penelitian tersebut dan memberikan balasannya kembali ke institusi pendidikan. Kemudian, penelitian dilakukan berdasarkan masalah penelitian yang meliputi:
1.
Lembar Persetujuan (Informed Consent)Saat pengambilan sampel, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada orang tua responden dan juga pihak sekolah secara tertulis dalam bentuk informed consent.
2.
Confidentiality (Kerahasiaan)Informasi dan data yang terkumpul dari responden akan dijadikan sebagai koleksi pribadi dan tidak akan disebarluaskan kepada pihak lain tanpa seizin responden.
3.
Proposal kepada Komisi Etik Manusia dan Hewan.16) Daftar Pustaka
Badan Penelitian dan Penembangan Kesehatan. (2013). Dipetik Mei 29, 2014, dari
http://depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%20201 3.pdf
http://www.biomedsearch.com/nih/Factors-affecting-breastfeeding-practices-applying/16106273.html
Kementerian Kesehatan RI. (2013). ASI Eksklusif: Bayi Cerdas, Ibu pun Sehat.
Dipetik Mei 29, 2014, dari
http://www.depkes.go.id/downloads/advertorial/adv_pp_asi.pdf
Priyono, Y. (2010). Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Yogyakarta: MedPress. Roesli, U. (2000). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Tubulus Agriwidya.
Roesli, U. (2007). Air Susu ibu (ASI), Anugerah Tuhan yang Tersia-siakan: Informasi Terpilih Untuk Para Insan Pers. Jakarta: DEPKES RI .
Simkiss, Edmond, K., Bose, A., Bassat, Q., & Troy, S. (2013). Simkiss., Edmond, K., Bose., A., Bassat, Q., Troy, S. Journal of Tropical Pediatrics. Dipetik Mei 29, 2014, dari Simkiss., Edmond, K., Bose., A., Bassat, Q.,
Troy, S:
http://www.oxfordjournals.org/our_journals/tropej/online/mcnts_chap5.pdf Statistics Indonesia (Badan Pusat Statistik-BPS), National Population and
17)
Lampiran
Lampiran 1: Surat pengantar proposal kepada Ketua RW
SURAT PENGANTAR
Yth.
Ketua RW
di tempat
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswi Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia :
Nama : Claudia Talenta
NPM : 1206238305
Dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Metodologi Penelitian, saya
memohon izin mengadakan penelitian di
Perumahan Margahayu Jaya
, Bekasi
Timur di mana saya akan melakukan wawancara dan pengisian kuisioner pada
beberapa keluarga di lokasi tersebut yang sesuai dengan kriteria respon. Untuk
keterangan lebih mendetil, saya lampirkan proposal penelitian bersamaan
dengan surat ini.
Atas perhatian dan kerja samanya, saya ucapkan terima kasih.
Depok, 14 Mei 2014
Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan UI
Lampiran 2: Surat Pengantar kepada warga Perumahan Margahayu Jaya, Bekasi
Timur
SURAT PENGANTAR RESPONDEN
Yth.
Warga Perumahan Margahayu Jaya, Bekasi Timur
di tempat
Dengan hormat, yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswi Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia :
Nama : Claudia Talenta
NPM : 1206238305
Judul : Hubungan antara Pengetahuan Ayah tentang ASI eksklusif dengan
Peran Ayah selama Proses Ibu Menyusui
Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian atau berakibat buruk bagi
responden yang bersangkutan. Kerahasiaan semua informasi yang telah diberikan
akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila bapak
bersedia menjadi responden dan terjadi hal yang kurang berkenan dan membuat bapak
mengundurkan diri sebagai responden, maka dipersilakan mengundurkan diri untuk
tidak ikut menjadi bagian dalam penelitian ini.
Apabila bapak menyetujui, saya mohon untuk menandatangani lembar
persetujuan dan menjawab pertanyaan yang saya sertakan beserta surat ini. Atas
perhatian dan kerja samanya, saya ucapkan terima kasih.
Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan
Lampiran 3: Lembar persetujuan oleh warga Perumahan Margahayu Jaya, Bekasi Timur
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini sebagai orang tua/wali dari :
Nama :
Kelas :
Menyatakan mengizinkan untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian.
Saya telah diminta kesediaannya memberikan izin untuk berperan serta dalam
penelitian yang berjudul ” Hubungan
antara Pengetahuan Ayah tentang ASI eksklusif
dengan Peran Ayah selama Proses Ibu Menyusui
”.
Saya mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan, semua
berkas yang mencantumkan identitas subjek penelitian hanya akan digunakan untuk
keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan dimusnahkan, dan
hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan data tersebut.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sukarela dan tidak ada
paksaan dari pihak manapun, saya bersedia berperan serta dalam penelitian.
Depok,…..
Juni 2014
Lampiran 4 :Kuisioner
KUISIONER UNTUK WAWANCARA
Dengan Hormat,
Perkenalkan, saya merupakan mahasiswi dari Fakultas Ilmu Keperawatan
(FIK) angkatan 2012. Saat ini, kami sedang dalam proses pembuatan proyek
penelitian sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Metodologi Penelitian, judul
dari penelitian saya adalah
“
Hubungan antara Pengetahuan Ayah tentang ASI
eksklusif dengan Peran Ayah selama Proses Ibu Menyusui”.
Saya akan melakukan
wawancara dimana pertanyaan wawancara terkait peran anda dan keluarga anda yang
tercantum dalam kuisioner ini.
Oleh karena itu, saya memohon kesediaan dan kerja sama dari anda untuk
membantu saya menyelesaikan proyek penelitian saya. Mohon diisi dengan jawaban
yang sebenar-benarnya, jawaban yang anda berikan akan saya jaga kerahasiaannya.
Atas kesediaan anda untuk mengisi kuisioner ini, saya mengucapkan terima kasih.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk menjadi
responden penelitian.
Depok, ….. Juni 2014
( )
IR. Identitas Responden
IR1
Nama Ayah
IR2
Usia
IR3
Nama anak
IR4
Tempat Tanggal lahir
Usia bayi :
IR5
Tinggi badan bayi
Dalam cm
IR6
Berat badan bayi
Dalam Kg
IR7
IMT anak
Diisi petugas
IR8
Alamat
IR9
No. telp/HP
Instruksi: jawablah pertanyaan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya
1.
Apa tingkat pendidikat terakhir anda?
2.
Apa yang anda ketahui mengenai ASI ekslusif?
3.
Bagaimana anda menerapkan pengetahuan anda
mengenai ASI eksklusif?
4.
Mengapa anda melakukan penerapan seperti
yang tertulis pada jawaban pertanyaan di atas?
5.
Apa kebiasaan anda selama istri anda menyusui?
6.
Mengapa anda melakukan kebiasaan seperti
jawaban di atasa pada waktu tersebut?
7.
Apa yang anda ketahui jika bayi tidak
mendapatkan ASIeksklusif?
dari tidak terjadinya pemberian ASI eksklusif
pada bayi anda?
9.
Seberapa sering anda menemani istri anda
selama menyusui?
Lampiran 5 : Surat permohonan persetujuan Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan
SURAT PENGANTAR
Yth.
Ketua Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan
di tempat
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswi Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia :
Nama : Claudia Talenta
NPM : 1206238305
Dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Metodologi Penelitian, saya
memohon izin mengadakan penelitian di Perumahan Margahayu Jaya, Bekasi Timur
di mana saya akan melakukan wawancara dan pengisian kuisioner pada para ayah
yang memiliki istri sedang menyusui bayinya di lokasi tersebut. Untuk keterangan
lebih mendetail, saya lampirkan proposal penelitian bersamaan dengan surat ini.
Atas perhatian dan kerja sama Anda, saya ucapkan terima kasih.
Depok, 14 Mei 2014
Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan
Lampiran 6 : Jadwal penelitian