• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENILAI KEBUTUHAN PESERTA DIDIK (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENILAI KEBUTUHAN PESERTA DIDIK (1)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MENILAI KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Perencanaan Sistem Pengajaran

Dosen Pengampu : Sarifudin, S.Pd.I.,M.Si.

Disusun Oleh :

Hilman Abdurrahman

Ikhwan Fiddin

Indra Prayoga

: 201321044

: 201321046

: 201321048

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIDAYAH

BOGOR

2016 M/ 1438 H

Alamat : JL. Raya Dramaga Km 6, Gg. Radar Baru, Kel.Margajaya,

(2)

i

KATA PENGANTAR

Assalamulaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh

Maha suci Allah l dan segala puji hanya milik-Nya.Penggenggam segala

sesuatu yang telah memberikan kemudahan kepada hamba-hamba-Nya dalam

melakukan segala aktivitas. Shalawat beserta salam semoga di limpahkan selalu

kepada sebaik-baiknya manusia yaitu Nabi Muhammad n, dan kepada para

sahabatnya, keluarganya, Thabi’in, Thabi’ut-thabiin dan pada umatnya yang tetap berpegang teguh memegang risalahnya.

Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah Allah l, kami dapat

menyelesaikan penulisan tugas makalah “Menilai Kebutuhan Peserta Didik” ini

sesuai dengan waktu yang telah di tentukan serta sebagai syarat untuk memenuhi

nilai mata kuliah Perencanaan Sistem Pengajaran di Semester VII Perkuliahan

STAI Al-Hidayah Bogor.

Kami menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan

banyak kekurangan.untuk itu dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan

kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun. Semoga segala

partisipasi dan bantuan dari semua pihak dalam penyusunan makalah ini baik itu

secara materil ataupun formil menjadi amal ibadah di sisi Allah ldan mendapat

balasan yang tak terhingga. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

kami khususnya dan umumnya bagi seluruh mahasiswa.

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi. Wabarokatuh.

Bogor, Oktober 2016

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penulisan ... 2

D. Metode Penulisan ... 2

BAB II MENGENAL PESERTA DIDIK ... 3

A. Apa dan Siapa Peserta Didik? ... 3

B. Tujuan Mengenal Peserta Didik ... 3

C. Hal-hal yang Perlu Dikenal ... 4

BAB III MENILAI KEBUTUHAN PESERTA DIDIK ... 8

A. Pentingnya Menilai Kebutuhan Peserta Didik ... 8

B. Macam-macam Kebutuhan Peserta Didik ... 9

1. Analisis Kebutuhan Peserta Didik Menurut Para Ahli... 10

2. Kebutuhan dalam Menerapkan Kompetensi Inti ... 11

3. Kebutuhan dalam Mengevaluasi Peserta Didik ... 12

C. Fungsi Sekolah Sebagai Pemuas Kebutuhan Peserta Didik ... 13

1. Membimbing Keberhasilan Peserta Didik ... 13

2. Mendongkrak Kualitas Pembelajaran Peserta Didik ... 14

3. Mengefektifkan Sarana, Fasilitas, dan Lingkungan Pendidikan ... 16

BAB IV PENUTUP ... 18

A. Kesimpulan ... 18

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang sangat beragam

dan berbeda satu dengan lainnya. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya,

manusia berusaha semampunya melakukan segala aktifitas yang sangat

beragam pula. Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan manusia sangat

mempengaruhi tingkah laku manusia. Manusia akan merasa tentram dan puas

bila kebutuhannya terpenuhi dan sebaliknya, ia akan merasa tertekan bila

kebutuhannya tidak terpenuhi. Ini menunjukan bahwa kebutuhan sangat

mempengaruhi tingkah laku manusia.

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk

mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesejahteraan dan

kenyamanan. Sedangkan berdasarkan ensiklopedi Indonesia Kebutuhan adalah

salah satu aspek psikologis yang menggerakan makhluk hidup dalam

akifitas-aktifitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha. Pada dasarnya, manusia

bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan. Kebutuhan

tidak terlepas dari kebutuhan sehari-hari. Selama hidup manusia memerlukan

bermacam-macam kebutuhan, seperti makanan, pakaian, perumahan,

pendidikan dan kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh kebudayaan,

lingkungan, waktu dan agama. Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu

masyarakat, semakin tinggi / banyak pula macam kebutuhan yang harus

dipenuhi.

Salah satu diantara banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi oleh

manusia adalah kebutuhan untuk memperoleh keilmuan yakni dalam belajar

mengajar. Kebutuhan ini sangat penting karena mengingat semakin

berkembangnya zaman dan seringkali mengalami perubahan akibat kemajuan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), maka pendidikan harus dapat

mengantisipasi perubahan tersebut karena pendidikan merupakan cara yang

paling strategis untuk mengimbangi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi itu. Dan kebutuhan akan pendidikan itu harus di analisis agar tujuan

(5)

2 B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di

rumuskan beberapa rumusan masalah tentang Menilai Kebutuhan Peserta

Didik, diantaranya :

1. Apa yang dimaksud dengan peserta didik dan tujuan mengenalnya?

2. Apa saja macam-macam kebutuhan peserta didik?

3. Bagaimana fungsi sekolah sebagai pemuas kebutuhan peserta didik?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah

mempelajari tentang Menilai Kebutuhan Peserta Didik serta pembahasan yang

mencakup ruang lingkup di dalamnya macam-macam kebutuhan peserta didik

beserta fasilitas yang menjadi alat pemuas untuk memenuhi kebutuhan

mereka.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan yang dilakukan oleh penyusun adalah dengan

menggunakan metode pustaka (Library research) yaitu mencari dan

mengumpulkan data-data ilmiah yang relevan dengan tema yang akan dibahas,

terutama yang terdapat dalam referensi yang mempelajari tentang Menilai

(6)

3 BAB II

MENGENAL PESERTA DIDIK

A. Apa dan Siapa Peserta Didik

Dalam dunia pendidikan Indonesia, orang yang melakukan belajar dikenal

dengan tiga nama yakni Peserta didik, Siswa dan Murid. Ketiga nama ini

memiliki masa penggunaan yang berbeda. Jika kita merujuk pada

Undang-undang sistem pendidikan Nasional Indonesia, Peserta didik digunakan

sebagai orang yang menempuh jenjang pendidikan tertentu.

Peserta didik adalah salah satu komponen dalam pengajaran, di samping

faktor guru, tujuan dan metode pengajaran. Sebagai salah satu komponen

maka dapat dikatakan bahwa peserta didik adalah komponen yang terpenting

diantara komponen lainnya. Pada dasarnya “ia” adalah unsur penentu dalam

proses belajar mengajar. Tanpa adanya peserta didik, sesungguhnya tidak akan

terjadi proses pengajaran. Sebabnya itulah murid yang membutuhkan

pengajaran dan bukan guru, guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang

ada pada peserta didik, karena itu maka peserta didik yang membutuhkan

bimbingan. Tanpa adanya peserta didik pun, guru tak akan mungkin mengajar.

Sehingga peserta didik adalah komponen yang terpenting dalam hubungan

proses belajar mengajar ini.1

B. Tujuan Mengenal Peserta Didik

Guru mengenal peserta didik dengan maksud agar guru dapat membantu

pertumbuhan dan perkembangan secara efektif. Adalah penting sekali

mengenal dan memahami peserta didik dengan seksama, agar guru dapat

menentukan bahan-bahan yang akan diberikan, prosedur mengajar yang serasi,

juga mengadakan diagnosis atas kesulitan.

Kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik, membantu mereka

mengatasi masalah-masalah pribadi dan sosial, mengatur disiplin kelas dengan

baik, melayani perbedaan-perbedaaan individual peserta didik, memberikan

1

(7)

4

bimbingan, menilai hasil belajar dan kemajuan belajar peserta didik, dan

kegiatan-kegiatan guru lainnya yang bertalian dengan individu peserta didik.2

Selain itu, dengan mengenal peserta didik maka minat, bakat, kemampuan

dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik akan berkembang secara

optimal karena terdapat peran guru sebagai fasilitator di dalamnya3

C. Hal-hal yang Perlu Dikenal

Banyak aspek dari pribadi peserta didik yang perlu dikenal, namun demi

mempermudah studi dalam hal ini maka aspek-aspek tersebut diklasifikasikan

sebagai berikut :

1. Latar belakang Masyarakat

Kultur masyarakat dimana peserta didik tinggal, besar pengaruhnya

terhadap sikap siswa. Latar belakang kultural ini menyebabkan para

peserta didik memiliki sikap yang berbeda-beda tentang bagama, politik,

masyarakat lain dan cara bertingkah lakunya. Pengalaman anak-anak

diluar sekolah yang hidup dalam masyarakat kota sangat berbeda dengan

pengalaman para peserta didik yang tinggal di pedesaan. Demikian pula

kesempatan berkreasi, pembinaan kesehatan, fasilitas pendidikan yang ada

dalam masyarakat berpengaruh terhadap pandangan peserta didik,

motivasinya, minat dan sikapnya terhadap aspek kehidupan. Tiap

masyarakat memberikan pengaruh yang berlainan terhadap peserta didik

sehingga mereka memiliki pribadinya sendiri-sendiri pula.

2. Latar belakang keluarga

Situasi di dalam keluarga besar pengaruhnya terhadap emosi,

penyesuaian sosial, minat, sikap, tujuan, disiplin dan perbuatan peserta

didik di sekolah. Apabila di rumah peserta didik sering mengalami

tekanan, merasa tidak aman, frustasi maka ia juga akan mengalami

perasaan asing di sekolah. Jabatan orang tua, keadaan ekonomi orang tua,

2

Ibid, hlm. 101.

3

(8)

5

status sosial orang tua di masyarakat, norma agama, dan lainnya akan

mempengaruhi sikap, tujuan, tingkah laku peserta didik di sekolah,

sehingga guru sering mengalami kesulitan untuk memahaminya. Guru

perlu mengenal situasi dan kondisi dalam keluarga peserta didik agar dapat

merencanakan kegiatan-kegiatan yang serasi.

3. Hasil belajar

Guru perlu mengenal hasil belajar dan kemajuan belajar peserta didik

yang telah diperoleh sebelumnya, misalnya dari sekolah lain, sebelum

memasuki sekolahnya sekarang. Hal-hal yang perlu diketahui itu adalah

antara lain penguasaan pelajaran, ketrampilan-ketrampilan belajar dan

bekerja. Pengenalan dalam hal-hal tersebut penting artinya bagi guru, oleh

sebab dalam pengenalan ini guru dapat membantu atau mendiagnosis

kesulitan belajar siswa, dapat memprakirakan hasil dan kemajuan belajar

selanjutnya (pada kelas-kelas berikutnya), kendatipun hasil-hasil tersebut

dapat saja berbeda dan bervariasi sehubungan dengan keadaan motivasi,

kematangan, dan penyesuaian sosial.

4. Kesehatan badan

Guru perlu secara berkala mengetahui tentang keadaan kesehatan dan

pertumbuhan peserta didik. Keadaan kesehatan dan dan pertumbuhan ini

besar pengaruhnya terhadap hasil pendidikan dan penyesuaian sosial

mereka. Peserta didik yang kurang sehat badannya mungkin karena

mengalami kurang vitamin maka badannya kurang energik untuk belajar.

Anak yang selalu sakit-sakitan menyebabkan dihinggapi rasa frustasi,

rendah diri, dan serba canggung. Siswa yang kurang baik pengelihatan dan

pendengarannya kurang baik daya tangkapnya jika duduk dibelakang

kelas. Siswa yang sering menderita sakit akibatnya sering tidak masuk

sekolah dan hasil belajarnya kurang memuaskan. Kalau guru mengenal

data yang lengkap tentang kesehatandan pertumbuhan jasmaninya maka

(9)

6

mereka seperti memperbaiki prosedur mengajar, mengatur tempat duduk

dan memberikan bantuan lainnya.

5. Kebutuhan emosional

Diantara kebutuhan emosional yang terpenting di kalangan para

peserta didik pada umumnya ialah ingin diterima (acceptance),

berteman/mencintai (affection), dan rasa aman (security. Kebutuhan ini

perlu mendapat kepuasan, dan apabila tidak berhasil memberikan

kepuasan atas kebutuhan tersebut maka akan menimbulkan frustasi dan

gangguan mental lainnya. Gejala gangguan mental (maladjustment) di

kalangan para peserta didikmasing-masing berlainan, namun demikian kita

dapat melihat gejala-gejala umum yang menunjukan bahwa seorang

peserta didik sedang mengalami kesulitan memuaskan emosionalnya, tentu

dapat dilihat dari tingkah lakunya sebagai berikut :

a. Tingkah laku pemalu, tidak mau berteman dengan peserta didik lain,

mengasingkan diri.

b. Kelakuan yang sangat agresif seperti berteriak-teriak, mendorong dan

mengganggu peserta didik lain, merusak suasana kelas dengan

perbuatan onar.

c. Tingkah laku submissive seperti tingkah laku meminta-minta, terlalu

bergantung pada orang lain, self depresiasi, dan lain-lain.

d. Gejala sakit somatic, merasa sakit badan yang sebenarnya disebabkan

oleh gangguan mental seperti sakit kepala, sakit kulit, terganggu bicara

dan lain-lain.

Gangguan mental ini sudah tentu disebabkan oleh sesuatu atau

beberapa faktor tertentu, mungkin karena situasi di sekolah. Denga

mengenal kondisi emosional peserta didik, guru dapat memberikan

bimbingan yang diperlukan dan berusaha memelihara sifat-sifat pribadi

(10)

7 6. Sifat-sifat Kepribadian

Guru perlu mengenali sifat-sifat kepribadian peserta didik agar guru

mudah mengadakan pendekatan pribadidengan mereka. Dengan demikian,

hubunga pribadi menjadi lebih dekat dan akan mendorong pengajaran

lebih efektif. Selain dari itu guru dapat pula menyediakan

kegiatan-kegiatan yang serasi dengan kepribadian mereka dan memlihara sifat-sifat

baik serta sedapat mungkin mengurangi sifat-sifat yang jelek.

7. Bermacam-macam minat belajar

Guru perlu sekali mengenal minat-minat peserta didiknya, karena ini

penting bagi guru untuk memilih bahan pelajaran, merencanakan

pengalaman-pengalaman belajar, menuntun mereka ke arah pengetahuan,

dan untuk mendorong motivasi belajar mereka.4

4

(11)

8 BAB III

MENILAI KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

A. Pentingnya Menilai Kebutuhan Peserta Didik

Sejak adanya manusia di muka bumi ini dengan peradabannya maka sejak

itu pula pada hakikatnya telah ada kegiatan pendidikan dan pengajaran.

Berbeda dengan masa sekarang, dimana pendidikan dan pengajaran itu

diselenggarakan di sekolah.

Sekolah adalah suatu lembaga yang memberikan pengajaran kepada

peserta didiknya. Lembaga pendidikan ini memberikan pengajaran secara

formal. Berbeda halnya dengan keluarga dan masyarakat yang memberikan

pendidikan secara informal. Masyarakat tradisonal pada mulanya tidak

membutuhkan sekolah. Akan tetapi lambat laun seiring kemajuan zaman maka

kemudian masyarakat merasa perlu mendirikan sekolah di luar keluarga dan

masyarakat itu sendiri dan mendirikan sekolah ini sangat penting untuk

menilai kebutuhan peserta didik. Adapun faktor-faktor penting yang

menyebabkan terjadinya kebutuhan peserta didik di sekolah diantaranya :

1. Orang tua menyadari bahwa anak-anak mereka perlu memiliki

pengetahuan yang tingkatannya melebihi pengetahuan dan pengalaman

orang tua sendiri. Dibalik itu mereka menyadari, bahwa mereka tak

mungkin memberikan pengetahuan itu kepada anak-anak karena

pendidikannya sendiri masih kurang. Karena itu timbul pemikiran

untuk mendirika badan khusus yang bertugas memberikan kebutuhan

pengetahuan kepada anak-anak mereka. Guru dianggap adalah orang

yang berwenang melaksanakan tugas tersebut.

2. Umumnya orang tua bekerja dan memiliki berbagai kesibukan untuk

kehidupan keluarganya. Mereka tidak memiliki waktu yang cukup

untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya. Orang tua hanya

punya waktu dan memberikan pendidikan sebagaimana yang mereka

kerjakan sehari-hari seperti berdagang, bertani. Tetapi mereka tidak

punya waktu dan kemampuan untuk memberikan berbagai

(12)

9

membaca Al-Qur’an misalnya, anak-anak dikirim ke pesantren dan

untuk pengetahuan umum anak-anak dikirim ke sekolah.

3. Lambat laun masyarakat semakin bertambah maju. Kemajuan

disebabkan adanya pengaruh-pengaruh dari luar dan perkembangan

berpikir serta bertambahnya pengalaman individu-individu dalam

masyarakat itu. Kehidupan dan penghidupan bertambah banyak

macam ragamnya akibat dari kemajuan ilmu dan teknologi. Sehingga

akibat wajar dari kemajuan itu maka masyarakat memerlukan

tenaga-tenaga yang lebih terdidik, terlatih, lebih berpengalaman dan

dibutuhkan pula bermacam-macam ketrampilan. Oleh karena itu

bertambahnya jenis sekolah sesuai dengan tuntutan kebutuhan

masyarakat, masyarakat kurang puas dengan hanya pendidikan rendah

saja, maka timbullah sekolah yang memberikan pendidikan yang lebih

tinggi, menengah dan seterusnya.

4. Pertambahan penduduk menjadi faktor yang besar pula pengaruhnya.

Pertambahan penduduk di desa-desa telah mendorong orang banyak

pergi ke kota sehingga timbul masalah urbanisasi dan pengangguran.

Salah satu usaha yang harus dikerjakan adalah memperluas

kesempatan belajar bagi para peserta didik agar generasi yang baru itu

dapat diselamatkan dari kebodohan, kemiskinan, dan pengangguran.5

B. Macam-macam Kebutuhan Peserta Didik

Guru yang efektif perlu memahami pertumbuhan, perkembangan serta

kebutuhan peserta didik secara komprehensif. Pemahaman ini akan

memudahkan guru untuk menilai kebutuhan peserta didik dan merencanakan

tujuan, bahan, prosedur belajar mengajar dengan tepat. Berikut

analisis-analisis yang berkaitan dengan kebutuhan peserta didik :

5

(13)

10

1. Analisis Kebutuhan Peserta Didik Menurut Para Ahli

Dalam tahap-tahap perkembangan individu peserta didik, dan satu

aspek yang paling menonjol ialah adanya bermacam ragam kebutuhan

yang yang meminta kepuasan.

Beberapa ahli telah mengadakan analisis tentang jenis-jenis kebutuhan

peserta didik, antara lain :

a. Prescott, mengadakan klarifikasi kebutuhan sebagai berikut.

1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis : bahan-bahan dan keadaan yang

esensial, kegiatan dan istirahat, kegiatan seksual.

2) Kebutuhan-kebutuhan sosial atau status : menerima dan diterima,

dan menyukai orang lain.

3) Kebutuhan-kebutuhan ego atau integrative : kontak dengan

kenyataan; simbolis progresif, menambah kematangan diri sendiri,

keseimbangan antara berhasil dan gagal, menemukan

individualitasnya sendiri.

b. Maslow, menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan fisiologi akan

timbul setelah kebutuhan-kebutuhan psikologis terpenuhi. Ia

mengadakan klasifikasi kebutuhan dasar sebagai berikut.

1) Kebutuhan-kebutuhan akan keselamatan (safety needs)_

2) Kebutuhan-kebutuhan memiliki dan mencintai (belongingness and

love needs)

3) Kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan (esteem needs)

4) Kebutuhan-kebutuhan untuk menonjolkan diri (self actualizing

needs)

Maslow yakin, bahwa ada hubungan dalam pemuasan kebutuhan

dan berjalan secara sistematis. Misalnya : setelah kebutuhan lapar

dipenuhi baru timbul kebutuhan senang akan makanan.

Kebutuhan keselamatan timbul setelah kebutuhan fisiologis.

Misalnya tiap orang berusaha menjaga keselamatan dan keamanan

dirinya dari gangguan luar, atau situasi-situasi yang tidak

(14)

11

Kebutuhan akan penghargaan, ialah keinginan seseorang untuk

penilaian yang baik dari orang lain, ingin dihormati, merasa mampu,

percaya atas kemampuannya menghadapin dunia ini.

Kebutuhan self aktualisasi adalah kebutuhan yang tertinggi, ingin

dianggap orang yang terbaik, ingin menjadi orang ideal, dan lain-lain.

2. Kebutuhan dalam menerapkan Kompetensi Inti

Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL

(Standar Kompetensi Lulusan) dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki

peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan

tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi

utama yang dikelompokkan ke dalam aspek pengetahuan, sikap dan

ketrampilan (kognitif, afektif dan psikomotor) yang harus dipelajari oleh

peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara

pencapaian hard skill dan soft skills

Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait

yaitu berkaitan dengan :

a. KI-1 = Sikap Spiritual/Keagamaan (menghargai dan menghayati

ajaran agama yang dianutnya)

b. KI-2 = Sikap Sosial (menghargai dan menghayati perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi gotong royong), santun,

percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya)

c. KI-3 = Pengetahuan (memahami pengetahuan (factual, konseptual dan

procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dan kejadian tampak

mata)

d. KI-4 = Ketrampilan (mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah

konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan

(15)

12

Keempat kelompok diatas menjadi acuan dari kompetensi dasar dan harus

dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.

Menerapkan kompetensi inti merupakan salah satu kebutuhan peserta

didik yakni untuk memenuhi kecakapan peserta didik dalam pengetahuan,

pemahaman, kemahiran (skill), sikap dan minat.

3. Kebutuhan dalam Mengevaluasi Peserta Didik

Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan

pengajaran, perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian (evaluasi).

Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan

atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan

mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam

rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah

menyelesaikan pengalaman belajarnya. Selain itu mengevaluasi adalah

kebutuhan peserta didik, evaluasi berguna sebagai parameter peserta didik

dalam pencapaian tujuan belajar dan sebagai bahan pertimbangan untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Penilaian yang dilakukan terhadap proses belajar mengajar berfungsi

sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran, dalam hal ini

adalah tujuan intruksional khusus. Dengan fungsi ini dapat diketahui

tingkat penguasaan bahan pelajaran yang seharusnya dikuasai oleh

peserta didik.

b. Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah

dilakukan guru. Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui berhasil

tidaknya ia mengajar. Rendahnya hasil belajar yang dicapai peserta

didik tidak semata-mata disebabkan kemampuan peserta didik tetapi

juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru mengajar. Melalui

(16)

13

dapat dijadikan bahan dalam memperbaiki usahanya, yakni tindakan

belajar mengajar berikutnya.6

Peserta didik adalah sasaran penilaian yang telah ditetapkan maka

langkah selanjutnya untuk menilai sasaran tersebut adalah menetapkan alat

penilaian yang paling tepat. Pada umumnya alat penilaian atau evaluasi ini

dibedakan menjadi dua jenis, yakni (a) tes, dan (b) non tes

a. Tes ; berupa tes lisan, tulisan dan tindakan.

b. Non tes ; berupa observasi, wawancara, studi kasus dan skala

penilaian.7

C. Fungsi Sekolah Sebagai Pemuas Kebutuhan Peserta Didik

Secara fundamental sekolah berfungsi untuk memberikan bekal

pengetahuan, keterampilan serta kemampuan yang dibutuhkan siswa agar

dapat memiliki modal di masa depan secara utuh serta tersalurkannya bakat

dan potensi diri yang dimiliki oleh peserta didik. Adapun fungsi sekolah

sebagai pemuas kebutuhan peserta didik diantaranya :

1. Membimbing Keberhasilan Peserta Didik

Keberhasilan pembelajaran adalah keberhasilan peserta didik dalam

membentuk kebutuhannya yang terdapat dalam kompetensi dan mencapai

tujuan. Oleh karena itu dibutuhkan usaha-usaha bimbingan dalam rangka

memenuhi kebutuhan peserta didik dalam pembelajarannya. Adapun

usaha-usaha bimbingan tersebut diantaranya :

a. Pemberian informasi tentang cara-cara belajar yang efektif, baik cara

belajar di sekolah maupun di rumah

b. Bantuan penempatan (placement), yakni menempatkan peserta didik

dalam kelompok-kelompok kegiatan yang sesuai, seperti kelompok

belajar, kelompok diskusi. Bantuan penempatan ini dapat berfungsi

sebagai perbaikan terhadap masalah dan kesulitan sosial yang dialami

peserta didik.

6

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Sinar Baru, 1989. Hlm. 111.

7

(17)

14

c. Memberikan pembelajaran remidi (remedial teaching), yakni

mengadakan pembelajarankembali atau pembelajaran ulang secara

khusus bagi para peserta didik yang tertinggal belajarnya.

d. Menyajikan pembelajaran secara konkrit dan actual kepada peserta

didik yang lamban yakni dengan menggunakan berbagai variasi media

dan variasi metode pembelajaran untuk membantu mereka dalam

memahami konsep-konsep pembelajaran.

e. Memberikan layanan bimbingan konseling bagi peserta didik yang

menghadapi kesulitan-kesulitan emosional serta hambatan-hambatan

yang lain.

f.

Memberikan perhatian khusus dan berusaha membangkitkan motivasi

dan kreativitas belajar, misalnya melalui hadiah dan pujian.8

2. Mendongkrak Kualitas Pembelajaran Peserta Didik

Seorang guru yang kreatif, professional dan menyenangkan harus

memiliki berbagai konsep dan cara untuk mendongkrak kualitas

pembelajaran diantaranya :

a. Mengembangkan kecerdasan emosi

Pembelajaran dapat ditingkatkan kualitasnya dengan

mengembangkan kecerdasan emosi (emotional quotient), karena

ternyata melalui pengembangan intelegensi saja tidak mampu

menghasilkan manusia yang utuh seperti yang diharapkan pendidikan

nasional. Kecerdasan emosional dapat menjadikan peserta didik : 1)

Jujur, disiplin, dan tulus pada diri sendiri, membangun kekuatan dan

kesadaran diri, mendengarkan suara hati, hormat dan tanggung jawab.

2) Memantapkan diri, maju terus, ulet dan membangun insprasi secara

berkesinambungan. 3) Membangun watak dan kewibawaan,

meningkatkan potensi, dan mengintegrasikan tujuan belajar ke dalam

tujuan hidupnya. 4) Memanfaatkan peluang dan menciptakan masa

8

(18)

15

depan yang lebih cerah. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

mengembangkan kecerdasan emosi dalam pembelajaran diantaranya

1) Menyediakan lingkungan belajar yang kondusif.

2) Mengembangkan sikap empati dan merasakan apa yang sedang

dirasakan oleh peserta didik.

3) Membantu peserta didik menemukan solusi dalam setiap masalah

yang di hadapinya.

4) Melibatkan peserta didik secara optimal dalam pembelajaran, baik

secara fisik, sosial, maupun emosional.

5) Merespon setiap perilaku peserta didik secara positif dan

menghindari respon yang negative.

6) Menjadi teladan dalam menegakkan aturan dan disiplin dalam

pembelajaran.

b. Mengembangkan Kreativitas

Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah untuk

mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui

berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Hal-hal yang dapat

menciptakan suasana belajar yang efektif dan kreatif diantaranya :

1) Dikembangkannya rasa percaya diri pada peserta didik dan tidak

ada perasaan takut gagal

2) Diberi kesempatan untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan

terarah

3) Dilibatkan dalam menentukan tujuan dan evaluasi belajar

4) Diberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter,

serta

5) Dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran

secara keseluruhan

c. Mendisiplinkan Peserta Didik

Dalam pembelajaran guru berhadapan dengan sejumlah peserta

(19)

16

kesemuanya itu berpengaruh terhadap kebiasaannya dalam mengikuti

pembelajaran dan berperilaku di sekolah. Kebiasaan tersebut masih

banyak yang tidak menunjang bahkan menghambat pembelajaran.

Dengan kata lain masih banyak peserta didik yang tidak disiplin.

Kondisi tersebut menuntut guru untuk senantiasa mendisiplinkan

peserta didik agar dapat mendongkrak kualitas pembelajaran dan

kedisiplinan ini pun merupakan kebutuhan peserta didik. Adapun

langkah yang bisa dilakukan diantaranya menggunakan pelaksanaan

aturan sebagai alat untuk menegakkan kedisiplinan.9

3. Mengefektifkan Sarana, Fasilitas, dan Lingkungan Pendidikan

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang

dalam upaya memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai positif

dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat

melibatkan dua pihak yaitu peserta didik dan guru sebagai fasilitator.

Mengefektifkan sarana, fasilitas dan lingkungan pendidikan untuk belajar

peserta didik dapat ditunjang dengan adanya media pembelajaran.

Media merupakan bagian dari proses komunikasi. Dalam system

pembelajaran modern saat ini, peserta didik tidak hanya berperan sebagai

komunikan atau penerima pesan, bisa saja peserta didik bertindak sebagai

komunikator atau penyempai pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka

terjadi apa yang disebut komunikasi dua arah. Dalam bentuk komunikasi

pembelajaran manapun sangat dibutuhkan peran media untuk lebih

meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan/kompetensi dan ini sangat

dibutuhkan oleh peserta didik.10

Menurut informasi yang digunakan media dapat diklasifikasikan

dalam bentuk grafis, misalnya media grafik, diagram bagan, poster.

Adapun dalam bentuk cetak, misalnya buku, modul. Selain itu ada media

slide seperti presentasi menggunakan power point dan masih banyak lagi.

Secara umum media pembelajaran ini memiliki kegunaan diantaranya :

(20)

17

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan indera.

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid

dengan sumber belajar.

d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditori dan kinestiknya.

e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama.

Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan

beberapa hal berikut ini diantaranya :

a. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan suatu fungsi

tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk

mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.

b. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan

proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media

pembelajaransebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri

tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka

menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

c. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan

kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi

ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran

harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.

d. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan

demikian tidak diperkenan menggunakannya hanya sekedar untuk

permainan.

e. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar

f. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses

(21)

18 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Peserta didik adalah salah satu komponen dalam pengajaran, di samping

faktor guru, tujuan dan metode pengajaran. Sebagai salah satu komponen

maka dapat dikatakan bahwa peserta didik adalah komponen yang

terpenting diantara komponen lainnya. Istilah Peserta didik pun digunakan

sebagai orang yang menempuh jenjang pendidikan tertentu. Mengenal

tujuan peserta didik mengandung konsekuensi agar guru dapat membantu

pertumbuhan dan perkembangan secara efektif, memahami peserta didik

dengan seksama, agar guru dapat menentukan bahan-bahan yang akan

diberikan, prosedur mengajar yang serasi, juga mengadakan diagnosis atas

kesulitan.

2. Diantara macam-macam kebutuhan peserta didik diantaranya ; Menurut

Prescott, a) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis, b) Kebutuhan-kebutuhan

sosial atau status, c) Kebutuhan-kebutuhan ego atau integrative. Menurut

Maslow, menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan fisiologi akan timbul

setelah kebutuhan-kebutuhan psikologis terpenuhi. Yaitu a)

Kebutuhan-kebutuhan akan keselamatan (safety needs), b) Kebutuhan-kebutuhan

memiliki dan mencintai (belongingness and love needs), c)

Kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), d) Kebutuhan-kebutuhan

untuk menonjolkan diri (self actualizing needs). Dari sisi lain peserta didik

juga membutuhkan kebutuhan dalam menerapkan kompetensi inti dan

membutuhkan kebutuhan dalam mengevaluasi peserta didik.

3. Secara fundamental sekolah berfungsi untuk memberikan bekal

pengetahuan, keterampilan serta kemampuan yang dibutuhkan siswa agar

dapat memiliki modal di masa depan secara utuh serta tersalurkannya

bakat dan potensi diri yang dimiliki oleh peserta didik. Adapun fungsi

sekolah sebagai pemuas kebutuhan peserta didik diantaranya a)

Membimbing Keberhasilan Peserta Didik, b) Mendongkrak Kualitas

Pembelajaran Peserta Didik, dan c) Mengefektifkan Sarana, Fasilitas, dan

(22)

19

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar, 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit PT. Bumi

Aksara.

Mulyasa, E, 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Penerbit PT. Remaja

Rosdakarya

Sudjana, Nana, 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Penerbit

Sinar Baru.

Susilana, Rudi, 2008. Media Pembelajaran, Bandung: Penerbit CV Wacana

Referensi

Dokumen terkait

Pentingnya penguasan keterampilan sosial yang difokuskan pada perilaku prososial peserta didik sekolah dasar dapat mendukung perkembangan sosialnya, sehingga peserta

Gambar 4.14 Hasil Rata-Rata Analisis Kebutuhan Peserta Didik Mengenai Pernyataan Bahwa Peserta Didik Membutuhkan Media Pembelajaran Komputer untuk Lebih Membantu Memahami

Penelitian berawal dari kebutuhan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama yang membutuhkan keterampilan pendukung untuk kehidupan kedepannya apabila peserta didik

Lembaga SMAN dan SMKN bisa menerima anak yang berkebutuhan khusus, dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki sekolah dan jumlah peserta didik kebutuhan

Dalam rangka menunjang pendidikan sepanjang hayat, dirancang jalur pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat umum yang membutuhkan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai

Pada abad ke-21 peserta didik dibutuhkan keterampilan ke dalam pembelajaran yang mencakup Thingking skills keterampilan berpikir, Action skills keterampilan bertindak dan

Penguasaan keterampilan baik, terutama dalam Mengemukakan penjelasan tentang cara memelihara kesehatan 3 90 B 89 B Matematika Penguasaan pengetahuan baik, terutama dalam Menjelaskan

Penguasaan keterampilan baik, terutama dalam Melafalkan bunyi vokal, konsonan dalam kata bahasa indonesia 3 90 B 90 B Matematika Penguasaan pengetahuan baik, terutama dalam