• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA PESERTA DIDIK SMA KELAS XI MATERI KOLOID

N/A
N/A
ealah

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA PESERTA DIDIK SMA KELAS XI MATERI KOLOID"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Penerapan model pembelajaran project based learning (PjBL) untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA pada materi koloid. Bagaimana penerapan model project based learning (PjBL) dalam melatih kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA pada materi koloid? Bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan model project based learning (PjBL) dalam melatih kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA pada materi koloid.

Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran project based learning (PBL) pada materi koloid di kelas XI SMA XXX. Bagaimana respon siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran project based learning (PjBL) materi koloid? Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran project based learning (PBL) dalam melatih keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI SMA materi koloid.

Untuk mengetahui aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan model project based learning (PjBL) dalam melatih keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI SMA dengan menggunakan materi koloid. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa setelah mengikuti pembelajaran, digunakan model pembelajaran project based learning (PjBL) pada materi koloid di kelas XI SMA XXX. Untuk mengetahui respon siswa pada saat kegiatan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran materi koloid project based learning (PjBL).

Bagi guru, sebagai pemahaman penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada materi koloid untuk melatih kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa SMA kelas XI.

Keterampilan Berpikir Kritis 1. Pengertian berpikir kritis

Jadi, seseorang yang berpikir kritis menggunakan pemikiran rasional untuk memutuskan apa yang harus dilakukan sesuai dengan kemampuan intelektualnya (Febriani, 2015:26). Menurut (Rifqiyana, 2015:27) ketika siswa berpikir kritis dalam matematika, mereka membuat keputusan atau pertimbangan yang masuk akal tentang apa yang mereka lakukan dan pikirkan. Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu modal dasar atau modal intelektual yang sangat penting bagi setiap orang dan merupakan bagian mendasar dalam pendewasaan manusia.

Salah satu tujuan berpikir kritis menurut Najla (2016:20) adalah “membantu siswa menarik kesimpulan dengan mempertimbangkan data dan fakta yang terjadi di lapangan”. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah menyimpulkan apa yang diketahui, mengetahui bagaimana menggunakan informasi untuk memecahkan suatu masalah dan mampu menemukan sumber informasi yang relevan untuk mendukung pemecahan masalah. Berpikir kritis juga dianggap sebagai keterampilan yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan kualitas seseorang. Indikator berpikir kritis dapat dilihat dari ciri-cirinya, sehingga dengan memiliki ciri-ciri tersebut maka seseorang dapat dikatakan mempunyai kemampuan berpikir kritis.

Penjelasan sebagai kemampuan menyajikan hasil penalaran seseorang secara runtut dan runtut. Interpretasi yaitu kemampuan seseorang dalam memahami dan mengungkapkan makna suatu keadaan, data, penilaian, aturan, prosedur atau berbagai kriteria. Analisis, yaitu kemampuan seseorang memperjelas kesimpulan berdasarkan hubungan antara informasi dan konsep, dengan pertanyaan yang ditanyakan.

Evaluasi, yaitu kemampuan seseorang menilai kredibilitas suatu pernyataan atau representasi lain pendapat seseorang atau menilai suatu kesimpulan berdasarkan hubungan antara informasi dan konsep, dengan pertanyaan-pertanyaan dalam suatu permasalahan. Inferensi, yaitu kemampuan seseorang dalam mengidentifikasi unsur-unsur yang diperlukan untuk menarik kesimpulan rasional, dengan mempertimbangkan informasi yang relevan dengan suatu masalah dan konsekuensinya berdasarkan data yang ada. Penjelasan yaitu kemampuan seseorang dalam memberikan penalarannya ketika memberikan alasan untuk membenarkan bukti, konsep, metodologi dan kriteria logis berdasarkan informasi atau data yang ada, dimana penalaran tersebut disajikan dalam bentuk argumentasi.

Pengaturan diri, yaitu kemampuan seseorang mempunyai kesadaran untuk menelaah aktivitas kognitifnya sendiri, unsur-unsur yang digunakan dalam aktivitas tersebut dan hasilnya, dengan menggunakan keterampilan analisis dan evaluasi, guna mengkonfirmasi, memvalidasi, dan mengoreksi hasil penalaran yang ada. telah dilakukan sebelumnya.. Dalam penelitian ini keterampilan berpikir kritis mengacu pada indikator berpikir kritis menurut Facione yaitu Interpretasi, Analisis, Evaluasi dan Inferensi. Dua indikator lainnya yaitu Penjelasan dan Regulasi tidak digunakan dalam penelitian ini karena menurut Facione (2013:6), keempat indikator tersebut memenuhi keterampilan berpikir kritis, sedangkan indikator Penjelasan dan Regulasi Diri hanya dimiliki oleh kritis yang kuat. pemikir.

Hubungan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap Keterampilan Berpikir Kritis

Siswa yang meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah secara logis dan reflektif sangat diuntungkan ketika menghadapi masalah. Lingkungan belajar pada model pembelajaran berbasis proyek seperti yang diharapkan oleh Sumarmi (2012), yaitu lingkungan belajar yang autentik. Siswa akan belajar lebih mudah dalam lingkungan seperti itu, dan hal ini dapat dicapai melalui pembelajaran berbasis proyek (Pan & Allison, 2010).

Akarsu (2017) mengatakan bahwa keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan jika guru mampu merencanakan, menciptakan dan mengatur lingkungan belajar dengan tepat. Lingkungan belajar yang menyenangkan hasil pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hal-hal yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran geografi. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Oktavianto (2017), yaitu (1) siswa tertantang untuk memecahkan masalah nyata, (2) siswa menjadi lebih aktif dalam belajar, (3) kinerja siswa pada saat pelaksanaan proyek lebih sering, (4) siswa mempunyai kebebasan dalam menyelesaikan proyek, dan (5) siswa antusias berkompetisi untuk menghasilkan proyek terbaik (Oktavianto, 2017).

Kelima hal tersebut mempengaruhi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah menggunakan pembelajaran berbasis proyek. Hal serupa juga terjadi pada penelitian lain (McInerney & Fink, 2003) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Hal lain yang meningkatkan berpikir kritis setelah penerapan pembelajaran berbasis proyek adalah meningkatkan motivasi siswa dan keterlibatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran tersebut.

Hal ini serupa dengan hasil penelitian (Blumenfeld et al., 1991) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek membantu meningkatkan motivasi siswa. Siswa yang bekerja sama juga berperan dalam meningkatkan pemikiran kritis mereka seperti yang dinyatakan (Anderson, Howe, Soden, Halliday, & Low, 2001).

Materi Koloid

Koloid merupakan campuran heterogen dua fasa yang terdiri atas fasa terdispersi dan fasa terdispersi dengan ukuran partikel antara 1 nm – 100 nm. Menurut fase terdispersinya, ada tiga jenis koloid, antara lain garam (fase terdispersi padat), emulsi (fase terdispersi cair), dan busa (fase terdispersi gas). Jika zat terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat; Jika zat yang terdispersi berbentuk cair maka disebut aerosol cair.

Emulsi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (O/W) dan emulsi air dalam minyak (O/W). Zat yang dapat memecah atau mencegah busa antara lain eter, isoamil alkohol dan lain-lain (Utami dkk, 2009). e. Gel dapat terbentuk dari sol dimana zat terdispersi mengadsorpsi medium pendispersi sehingga menghasilkan koloid yang cukup padat.

Adanya gerak Brown berarti partikel koloid mampu mengatasi pengaruh gravitasi, sedangkan partikel tidak bisa. Ukuran partikel koloid cukup kecil artinya permukaannya sangat luas sehingga dapat menyerap partikel yang ada di permukaan secara optimal.

Tabel 2.1 Perbedaan Sifat Larutan, Koloid, dan Susppensi
Tabel 2.1 Perbedaan Sifat Larutan, Koloid, dan Susppensi

Penelitian yang Relevan

Sularmi, dkk. 2018) menyatakan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah melalui pembelajaran berbasis proyek (PBL). Dengan diterapkannya model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat membantu proses berpikir kritis dan analitis siswa kelas XI SMA khususnya pada materi koloid. Model pembelajaran Problem Project Based Learning (PjBL) untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA dengan materi koloid.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah menjalani pembelajaran berbasis proyek pada pembelajaran geografi. Penelitian ini merupakan penerapan model project based learning (PjBL) untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas XI pada materi koloid. Sasaran penelitian penerapan model pembelajaran project based learning (PjBL) untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA pada materi koloid adalah siswa kelas XI MIPA SMAN xxx pada materi koloid.

Penggunaan desain ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu melatih kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran koloid di kelas. Lembar observasi penerapan model Project Based Learning (PjBL) Lembar observasi penerapan model Project Based Learning (PjBL) digunakan untuk mengukur implementasi sintaksis pada proses model Project Based Learning (PjBL) pada saat pelatihan . keterampilan berpikir kritis siswa, yang dilakukan oleh guru. Lembar observasi aktivitas siswa ini berisi aktivitas siswa dan kegiatan yang sering dilakukan siswa pada saat latihan berpikir kritis dengan model pembelajaran berbasis proyek (PjBL).

Lembar pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan model project based learning (PjBL) pada materi koloid. Hasil angket ini untuk mengetahui respon siswa selama kegiatan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi skala respon. Angket respon digunakan untuk mengetahui evaluasi atau respon siswa terhadap tes kegiatan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran berbasis materi koloid (PjBL).

Post-test dilaksanakan pada akhir kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan model pembelajaran project-based learning (PjBL) materi koloid. Analisis data keterampilan berpikir kritis dilakukan berdasarkan skor yang diperoleh siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan model project based learning (PjBL). Keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) dianalisis dengan menghitung selisih rata-rata skor pre-test dan post-test (N-Gain Score), untuk menunjukkan seberapa besar peningkatan yang terjadi. terhadap perilaku yang diberikan.

Selain itu, kriteria penilaian kemampuan berpikir kritis siswa disajikan pada Tabel 3.3. Analisis angket respon siswa. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI KELAS

Tabel 3.1 Skala Likert Nilai/Sk
Tabel 3.1 Skala Likert Nilai/Sk

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Sifat Larutan, Koloid, dan Susppensi
Tabel 3.1 Skala Likert Nilai/Sk

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan penerapan model Problem Based Learning selama dua siklus dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas XII MIPA

Abstrak ; Tujuan penelitian (1) menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis antara peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran simulasi berbasis Computer

6) Apakah dengan menggunakan model Double Loop Problem Solving dapat berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir kritis peserta didik

Instrumen evaluasi yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi keterampilan berpikir kritis peserta didik yang digunakan untuk mengetahui tingkat

Peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada kelas eksperimen atau yang menggunakan model discovery learning dikarenakan peserta didik terlibat

Berkaitan dengan urgensi keterampilan abad 21 yakni kemampuan berpikir kritis dan minimnya data otentik yang menunjukkan tingkat keterampilan berpikir kritis

ANALISIS KETERAMPILAN DAN DISPOSISI BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA PROJECT BASED LEARNING (PjBL) TERINTEGRASI STEM (SCIENCE TECHNOLOGY ENGINEERING AND MATHEMATICS)

Keefektifan LKPD berekstensi EPUB yang dikembangkan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dapat diketahui melalui peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada