• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA NEGERI DENGAN GRADE MENENGAH DI KOTA TANGERANG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA NEGERI DENGAN GRADE MENENGAH DI KOTA TANGERANG SELATAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA

NEGERI DENGAN GRADE MENENGAH DI KOTA

TANGERANG SELATAN

(Survei terhadap Peserta Didik Kelas XII IPA berkaitan Sistem Hormon)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Lina Fitri Isnaeni

NIM. 11140161000057

PROGRAM STUDI PENDIDIKANBIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2020

(2)

i

(3)
(4)

iii

(5)

iv

ABSTRAK

Lina Fitri Isnaeni (NIM 11140161000057). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Negeri dengan Grade Menengah di Kota Tangerang Selatan. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Negeri dengan Grade Menengah yang berjurusan IPA di wilayah Kota Tangerang Selatan. Subjek penelitian adalah peserta kelas XII. Dari 12 SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan dipilih 3 sekolah secara purposive sampling dengan ketentuan sampel memiliki rata-rata nilai UN tahun 2018 berdekatan (kisaran nilai 65-69). Jumlah sampel 96 peserta didik yang dipilih secara acak pada 3 sekolah yakni SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan, SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan, dan SMA Negeri 7 Kota Tangerang Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen tes ketrampilan berpikir kritis berdasarkan pedoman Facione, angket penilaian peserta didik dan wawancara terhadap guru.Instrumen berpikir kritis berbentuk essay berjumlah 12 nomor, masing-masing nomor menilai aspek berpikir kritis yang berbeda. Ada enam aspek berpikir kritis yang diukur, yaitu interpretasi, analisis, inferensi, evaluasi, eksplanasi dan regulasi diri. Hasil analisis data menunjukkan tingkat keterampilan berpikir kritis masih rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan presentase keterampilan berpikir kritis pada aspek interpretasi 63% dengan kategori lemah analisis 69,08% kategori lemah, inferensi 62,66% kategori lemah, evaluasi 63,85% kategori lemah, eksplanasi 50,67% kategori tidak terwujudkan dan regulasi diri 57,09 % pada kategori tidak terwujudkan. Data distribusi frekuensi dari seluruh responden yang mengisi tes keterampilan berpikir kritis diperoleh 7 siswa memiliki keterampilan bepikir kritis kategori kuat, 8 siswa pada kategori sedang/menengah, 23 siswa pada kategori lemah, 37 siswa belum termunculkan keterampilan berpikir kritisnya dan 17 siswa dengan kategori tidak memiliki keterampilan berpikir kritis.

(6)

v

ABSTRACT

Lina Fitri Isnaeni (NIM 11140161000057). The Analysis of Middle Grade Senior High School Student’s Critical Thinking Skills in South Tangerang City. Thesis of The Department of Biology Education, Faculty of Tarbiyah and

Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta, 2020.

This research aims to obtain the data of Middle Grade Senior High School Student’s Critical Thinking Skills in South Tangerang City. The research subjects were students of class XII. From 12 state high schools in South Tangerang City, 3 schools were selected by purposive sampling with the provisions of the sample having an average UN score in 2018 close together (range of scores 65-69). The samples are consist of 96 students who were randomly selected in 3 schools, they are SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan, SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan, and SMA Negeri 7 Kota Tangerang Selatan. Sampling is done by random sampling technique. This research uses a critical thinking skills test instrument according to Facione, student assessment questionnaire and interviews with teachers. The critical thinking instruments in the form of essays are 12 numbers, each number evaluates different aspects of critical thinking. There are six aspects of critical thinking that are measured including interpretation, analysis, inference, evaluation, explanation and self regulation. The results of data analysis show that critical thinking achievement is still low. The result indicated by the percentage of achievement of critical thinking aspects of interpretation of 63% in the weak category, 69.08% analysis in the weak category, inference 62.66% in the weak category, 63.85% evaluation in the weak category, explanation of 50.67% in the category not realized and self regulation 57.09% in the category is not realized. And the results of the frequency distribution of all respondents 7 students have critical thinking skills in the strong category, 8 students in the middle category, 23 students in the weak category, 37 students have not yet appeared critical thinking skills and 17 students in the category of not critical thinking.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Negeri Se-Kota Tangerang Selatan” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa keterlibatan berbagai pihak yang terus memberikan bantuan, bimbingan, doa dan semangat baik secara langsung maupun tidak langsung. Apresiasi dan terimakasih sebesar-besarnya Penulis sampaikankepada :

1. Prof Dr. Hj. Amani Lubis, Lc, MA, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd. selaku Kepala Program Studi Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dina

Rahma Fadlilah, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dalam membimbing, mengarahkan, memberi saran dan kritik kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Eny S Rosyidatun, MA selaku dosen pembimbing akademik Pendidikan Biologi B 2014 yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan. 6. Seluruh dosen, staff dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya Program Studi Tadris Biologi yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman dan pelayanan selama proses perkuliahan.

7. Ibu Dr. Fahma Wijayanti, M.Si., Ibu Eva Fadilah, M.Pd., Bapak Muhammad Ridwan, S.Si., dan Bapak Sopingi, M.Pd., selaku validator ahli yang telah

(8)

vii

memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam pembuatan Instrument penelitian ini.

8. Kepala SMAN 1 Kota Tangerang Selatan, SMAN 6 Kota Tangerang Selatan dan SMAN 7 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

9. Bapak Hadi Prasetyo, S.Si, M.M guru biologi SMAN 1 Kota Tangerang Selatan, Ibu Siti Hasanah, S.Pd guru biologi SMAN 6 Kota Tangerang Selatan, dan Ibu Siti Nur Aisyah, S.Pd guru biologi SMAN 7 Kota Tangerang Selatan yang telah bersedia meluangkan waktu dan membantu penulis dalam penelititian ini.

10. Siswa-siswi Kelas XII IPA 5 SMAN 1 Kota Tangerang Selatan, siswa-siswikelas XII IPA 4 SMAN 6 Kota Tangerang Selatan dan siswa-siswa-siswikelas XII IPA 6 SMAN 7 Kota Tangerang Selatan yang telah membantu penulis dalam penelitian ini.

11. Kedua orang tua yang semoga selalu dirahmati Allah Bapak Chafidudin, S.Ag dan Ibu Sulasminah, S.Pd yang selalu memberikan dukungan baik moril, materil dan doa yang tiada henti. Empat kakak tercinta Mahbub, Mahbubatun, S.Pd., Nurul Azizah S.Farm, Apt., dan M. Syifaur Rahmat, S.Si., serta adik tersayang M. Miftahus Salam yang selalu memberikan doa dan motivasi kepada penulis juga selalu bersabar dalam menanti ketuntasan skripsi dan studi.

12. Dessy Fatmawati, Rafika Nurhutami, Laras Khoirunnisa, Ruby Sakinah, Ayu Hardini, Renny Novita Hastuti, Iya Ahdiyati dan Ida Rosiana. Kerabat dekat yang selalu berbagi suka dan duka, menemani perjalanan studi peneliti pagi siang sore dan malam. Terimakasih sudah menerima Lina sebagai kerabat. 13. Widia Astuti, Della Dwi Cahyani, Achmad Ghifari R, Laras Khoirunisa, Syifa

Aulia, Ayla Siradjudin, Firda Aulia dan Nida Fadhila yang selalu memberi support dalam menuntaskan skripsi.

14. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2014 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Pendidikan Biologi B (Biobest).

(9)

viii

15. Keluarga besar Pramuka UIN Syarif Hidayatullah, terkhusus Badan Pengurus Harian Dewan Racana Periode 2018 (Kak Dery, Kak Robiq, Kak Mulya, Kak Rokib, Kak Anita, Kak Janu dan Kak Iya) dan Angkatan Asem (2015) yang senantiasa memberikan semangat dan pembelajaran kepada penulis.

16. Ikhsannudin yang telah berbagi waktu, saran, semangat dan doa serta bersabar dalam penantian.

17. Segenap Kepala Sekolah, dewan guru dan Pembina Pramuka SMP IT AL Izzah, SMP Fatahillah, MI Assaadah, SD Islam Harapan Ibu dan orangtua Ahnaf dan Nasya yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk dapat belajar menjadi pendidik dan pengajar serta mengamalkan ilmu yang selama ini dipelajari selama proses perkuliahan.

18. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis selama pendidikan dan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penelitian skripsi ini.

Penulis panjatkan do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, semoga segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan menjadi amal sholeh dan mendapatkan balasan yang berlipat dari Allah SWT. Amin.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat untuk semua pihak khususnya dalam bidang pendidikan.

Jakarta,14 Juli 2020 Penulis

(10)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 8 C. Pembatasan Masalah ... 8 D. Perumusan Masalah ... 9 E. Tujuan Penelitian ... 9 F. Manfaat Penelitian ... 9 BAB II ... 11

DESKRIPSI TEORITIS, PENELITIAN RELEVAN, DAN KERANGKA BERPIKIR ... 11

A. Deskripsi Teoretis ... 11

(11)

x

2. Kajian Teoritis Implementasi Kurikulum 2013 ... 29

3. Kajian Teoritis Sistem Hormon ... 32

4. Kajian Teoritis Pengukuran ... 37

B. Hasil Penelitian Relevan ... 41

C. Kerangka Pikir ... 43

BAB III ... 47

METODOLOGI PENELITIAN ... 47

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

B. Metode dan Desain Penelitian ... 47

C. Populasi dan Sampel ... 48

D. Prosedur Penelitian... 50

1. Tahap Pendahuluan ... 50

2. Tahap Pelaksanaan ... 51

3. Tahap Akhir ... 52

E. Teknik Pengumpulan Data ... 53

1. Instrumen Tes ... 54

2. Lembar Validasi Ahli ... 54

3. Lembar Kuisioner/Angket ... 54

4. Wawancara ... 54

F. Instrumen Penelitian... 55

1. Instrumen Tes ... 55

2. Lembar Validasi Ahli ... 58

3. Lembar Kuisioner/Angket ... 58

4. Wawancara ... 60

(12)

xi

H. Teknik Analisis Data ... 73

1. Teknik Analisis Berpikir Kritis Peserta Didik ... 73

2. Analisis Respon Peserta Didik ... 77

3. Analisis Wawancara dan Angket... 78

BAB IV ... 80

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 80

A. Data Hasil Tes Validasi Instrumen oleh Ahli ... 80

B. Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa... 83

1. Hasil Tes Survei Keterampilan Berpikir Kritis ... 83

2. Hasil Angket Respon Peserta Didik terhadap Instrumen Berpikir Kritis 86 3. Data Hasil Angket Peserta Didik terhadap Konsep Hormon ... 88

C. Pembahasan ... 90

BAB V ... 95

KESIMPULAN DAN SARAN ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 95

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Aspek Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Menurut Facione ... 18

Tabel 2. 2 Bentuk Pertanyaan KBK Menurut Facione ... 19

Tabel 2. 3 Indikator Berpikir Kritis Menurut Ennis ... 26

Tabel 2. 4 Indikator Berpikir Kritis menurut Joe F.Y.Lau... 28

Tabel 2. 5 Kelenjar-kelenjar Endokrin Utama Manusia dan Beberapa Hormon yang Dihasilkan ... 34

Tabel 3. 1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ... 47

Tabel 3. 2 Tahap Pengambilan Data ... 52

Tabel 3. 3 Kisi-kisi Insrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 56

Tabel 3. 4 Kisi-kisi Lembar Uji Validasi Oleh Ahli ... 58

Tabel 3. 5 Kisi-kisi Angket Peserta Didik ... 59

Tabel 3. 6 Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik ... 60

Tabel 3. 7 Kisi-kisi Lembar Pedoman Wawancara untuk Guru ... 60

Tabel 3. 8 Tahap Pembuatan Instrumen Berpikir Kritis ... 62

Tabel 3. 9 Interpretasi Nilai Koefisian Validasi... 63

Tabel 3. 10 Hasil Analisis Uji Validitas Butir Soal ... 63

Tabel 3. 11 Interpretasi Nilai Koefisien Reliabilitas ... 65

Tabel 3. 12 Interpretasi Tingkat Kesukaran ... 66

Tabel 3. 13 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 66

Tabel 3. 14 Kriteria Daya Pembeda ... 67

Tabel 3. 15 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal ... 67

Tabel 3. 16 Ketentuan Pemberian Skor... 68

Tabel 3. 17 Kriteria Kualitas Instrumen Tes ... 69

Tabel 3. 18 Validator Instrumen Keterampilan Berpikir Krits ... 69

Tabel 3. 19 Saran Validator ... 70

Tabel 3. 20 Rubrik Skor Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis ... 74

Tabel 3. 21 Presentase Kategori Keterampilan Berpikir Kritis... 77

(14)

xiii

Tabel 4. 1 Analisis Data Hasil Uji Validasi Ahli pada Aspek Isi ... 80 Tabel 4. 2 Analisis Data Hsil Uji Validasi Ahli pada Aspek Konstruk (Materi Kelenjar Pankreas) ... 81 Tabel 4. 3 Analisis Data Hasil Uji Validasi Ahli pada Aspek Konstruk (Konsep Kelenjar Paratiroid) ... 82 Tabel 4. 4 Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 83 Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 86 Tabel 4. 6 Hasil Penilaian Responden terhadap Instrumen KBK ... 87 Tabel 4. 7 Analisis Angket Peserta Didik ... 88

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Tahap Prosedur Penelitian ... 53

Gambar 4. 1 Presentase Aspek Berpikir Kritis Hasil Survey Kelenjar Pankreas 85 Gambar 4. 2 Presentase Aspek Berpikir Kritis Hasil Survey Kelenjar Paratiroid ... 85

(16)

xv

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sebagai suatu lembaga yang sistematis, terencana dan berkelanjutan berpengaruh besar terhadap pembentukan pola pikir manusia. Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Salah satu keterampilan yang diperlukan di abad 21 adalah keterampilan berpikir.

Abad 21 ditandai sebagai abad keterbukaan yang menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang dikelola oleh lembaga-lembaga secara profesional sehingga membuahkan hasil unggulan. Tuntutan abad 21 diantaranya ialah terobosan dalam berpikir, penyusunan konsep dan tindakan-tindakan.2 Terresa Carlgren mengungkapkan “The skills of communication,

critical Thinking, and problem solving are essential to thrivingas a citizen in the 21st Century. These skills are required in order to contribute as a member of society, operate effectively in post-secondary institutions, and be competitive in global market.”3 Kompetensi yang harus dikuasai untuk menghadapi persaingan global dalam dunia kerja abad 21 adalah individu yang kreatif, berpikir kritis, mandiri, bekerja sama dengan tim, kreatifitas, informasi, komunikasi dan

1 Undang-undang Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 Ayat 1 (https: http://lldikti3.ristekdikti.go.id/html/wp-content/uploads/2011/04/sisdiknas.pdf) Diakses pada 15 Desember 2018 pukul 20.35 WIB)

2 HAR Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif abad 21, (Magelang : Tera Indonesia, 1998), h.237

3 Terresa Carlgren, “Communication, Critical Thinking, Problem Solving: A Suggested Course for All High School Students in the 21st Century”, Journal of Sringer Science Business Media, 44, 2013, pp.

(18)

2

2

kemandirian belajar.4 Keterampilan-keterampilan tersebut harus disiapkan oleh lembaga pendidikan dan tenaga pendidik agar peserta didik mampu menghadapi persaingan global abad 21.

Salah satu keterampilan yang harus disiapkan adalah keterampilan berpikir kritis. Pesatnya perkembangan teknologi dan terjadinya ledakan informasi yang bebas kita akses dari internet perlu dilakukan evaluasi dan analisis setiap data yang diperoleh sehingga data dapat dipercaya dan akurat. Kemampuan dalam mengevaluasi dan selanjutnya memutuskan untuk menggunakan informasi yang benar memerlukan keterampilan berpikir kritis.5 Berpikir kritis merupakan kemampuan dalam menganalisis situasi dan informasi yang didasarkan fakta dan bukti sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Berpikir kritis juga merupakan kemampuan dalam mengembangkan dan menjelaskan argument dari suatu data yang tersusun menjadi suatu keputusan atau ide yang kompleks.6 Keterampilan berpikir kritis dibutuhkan untuk menyaring berbagai informasi yang sangat mudah diakses dan begitu banyak, namun belum tentu semuanya kredibel dan akurat. Pemikir kritis akan mampu menganalisis data atau informasi dengan cara sistematis berdasarkan logika dalam menyelidiki kebenaran data atau fakta, sehingga hasil yang diperoleh adalah data yang akurat dan kredibel.

Pembiasaan keterampilan berpikir kritis telah diamanahkan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 diterapkan dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia tahun 2010 tentang Pendidikan Karakter, Pembelajaran Aktif dan Pendidikan Kewirausahaan.7 Kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam terobosan berpikir sangat diperlukan dan diamanahkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.81A

4

Charles Kivunja. Teaching Students to Learn and to Work Well with 21 Century Skills: Unpacking the Career and Life Skills Domain of the New Learning Paradigm. International Journal of Higher Education, 2015, Vol 4(1), h.2-11

5

Mary Lane Potter, Form Search to Research: Developing Critical Thinking Through Web Research Skills, (http://download.microsoft.com/download/a/6/4/a645e848-4937-4564-9cf6-16a57ef8bf48/criticalthinking.pdf) Diakses pada 24 Juli 2020 Pukul 12:59 WIB

6

Mary Shriner, Critical Thinking in Higher Education: An Annotated Bibliography. Insight: A Collection of Faculty Scholarship. V1(206), h.59-66, (https://www.yumpu.com/en/document/view/39615808/critical-thinking-in-higher-education-an-insight-journal) Diakses pada 24 Juli 2020 Pukul 13:05 WIB.

7

Cd. Dirman, Cicih Juarsih, Pengembangan Kurikulum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2014), h.14

(19)

3

3

tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, disebutkan bahwa kebutuhan kompetensi masa depan dimana kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu keterampilan berkomunikasi, kreatif dan berpikir kritis.8 Kurikulum pendidikan Indonesia mengintegrasikan keterampilan abad ke-21 yang mencakup 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan

Creativity and Inovation) dalam kurikulum 2013 sebagai bentuk antisipasi

terhadap perkembangan teknologi dan penerapannya di masyarakat.9 Kurikulum 2013 sebagai pedoman dalam mengarahkan peserta didik untuk mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, berkolaborasi dan memecahkan masalah melalui teori dan praktik pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Pentingnya keterampilan berpikir kritis ini kemudian dituangkan dalam standar kompetensi lulusan pendidikan Indonesia yang menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kritis melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.10 Selain itu, standar isi pendidikan dalam ranah keterampilan juga mengharuskan peserta didik mampu menunjukkan keterampilan berpikir kritis dalam ranah konkret dan abstak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.

Pentingnya keterampilan berpikir kritis bagi peserta didik ini masih berbanding terbalik dengan hasil pengukuran keterampilan berpikir kritis siswa Indonesia di kanca Internasional. Programme For International Student

Assessment (PISA) yang merupakan program penilaian siswa secara Internasional,

menunjukkan hasil bahwa siswa siswi Indonesia masih rendah dalam mengerjakan soal-soal berbentuk analisis yang mengasah keterampilan bepikir kritis.

8

Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.81 A tentang Implementasi Kurikulum, h.8 (https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdf) Diakses pada 22 Juli 2018 Pukul 21.35 WIB

9

Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2013 Revisi dalam Era Revolusi Industri 4.0, (Jakarta : Bumi Aksara, 2018), h.5

10

Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, h.8, (https://bsnp-indonesia.org/wp-content/uploads/2009/04/Permendikbud_Tahun2016_Nomor020_Lampiran.pdf) Diakses pada 22 Juli 2018 Pukul 21.53 WIB

(20)

4

4

Sejak keikutsertaan Indonesia dari tahun 1999, peringkat siswa Indonesia belum mampu menempati posisi atas. Data tahun 2015 Indonesia berada pada urutan ke-62 dari total peserta 72 negara, sedangkan data pada tahun 2012 Indonesia menduduki urutan ke-64 dari 65 negara. Survei PISA menunjukkan mayoritas siswa Indonesia masih berada pada tataran LOTS (Lower Order

Thinking Skills), sedangkan soal-soal PISA dikembangkan pada tataran HOTS

(Higher Order Thinking Skils) dan mengasah keterampilan berpikir kritis.

Sebaran soal PISA menurut proses sains terdiri atas komunikasi dengan kesimpulan berdasarkan bukti, menunjukkan pemahaman pengetahuan ilmiah, menggambarkan/mengevaluasi kesimpulan, mengidentifikasi bukti dan menyadari masalah.11

Hasil PISA yang rendah menjadi acuan dalam mengukur seberapa tingkat berpikir kritis peserta didik Indonesia berdasarkan indikator keterampilan Berpikir Kritis menurut Facione. Facione mengidentifikasi keterampilan berpikir kritis melalui 6 aspek yakni kemampuan dalam menginterpretasi, menganalisis, membuat kesimpulan, mengevaluasi dan regulasi diri.

Cheong dan Cheung menjelaskan bahwa berpikir kritis memiliki peran penting dalam mempersiapkan siswa dalam memecahkan masalah, menjelaskan alasan serta membuat evaluasi informasi.12 Pelaksanaan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir kritis dituangkan dalam bentuk penyelesain masalah-masalah berbentuk soal uraian. Selain itu berbagai upaya untuk melatihkan dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis telah banyak dilakukan oleh peneliti melalui berbagai macam strategi dan metode pembelajaran diantaranya strategi predict, discuss, observe, discuss, explain, (PDODE)13 model problem based learning,14 teknik think pair share dengan

11

Muh. Arif Trio, Arifudin Hamra, Sukarna, Analysis of the Determinant of Learning Outcomes Using Data from the Programme for International Students Assesment (PISA). (Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan, 2010), h.32-33

12

Cheong dan Cheung, Online Discusion and Critical Thinking Skills: A case study in a Singapore Secondary School, Australian Journal of Educational Technology, 24(5): 556-557, (https://ajet.org.au/index.php/AJET/article/view/1191/419) Diakses pada 18 Juli 2020 Pukul 13.22 WIB

13 Syifa, Skripsi Pengaruh Strategi PDEODE terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Konsep Jamur. (Jakarta: UIN Jakarta, 2019)

(21)

5

5

argumen mapping,15 Guided Discovery terintegrasi peta argument,16 penggunaan media animasi komputer, hingga pengembangan multimedia interaktif.

Pembelajaran biologi merupakan bagian dari sains yang mencakup fakta, hukum dan prinsip hasil proses ilmiah yang memerlukan pemecahan masalah melalui kemampuan berpikir kritis. Konsep-kosep dalam Biologi yang bersifat kontekstual, kompleks dan saling berhubungan dinilai tepat untuk mengasah, membiasakan dan mengukur keterampilan berpikir kritis peserta didik. Salah satu konsep yang dapat mengasah dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis adalah konsep Sistem Endokrin. Kelenjar endokrin merupakan sub bab dalam Bab Sistem Koordinasi.

Materi Sistem Koordinasi mencakup tiga sub materi utama yaitu system saraf, system indera, dan system hormone.17 Materi Sistem Koordinasi memiliki kompetensi dasar yang tertera pada Permendikbud no. 24 tahun 2013, yaitu Kompetensi Dasar (KD) 3.10 yang menuntut kemampuan memahami pada aspek kognitifnya dan KD 4.11 yang menuntut kemampuan menyajikan laporan hasil investigasi pada psikomotoriknya. KD 3.10 adaah menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf, hormone dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi manusia. KD 3.11 adalah menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia berdasarkan studi literature.18

14

Dian Rahmawati, Skripsi Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) berbantu Brainstorming terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Sistem Endokrin, (Jakarta : UIN Jakarta, 2018)

15

Laras Khoirunnisa, Skripsi Pengaruh Model Pembelajaran Thinking Pair Share dengan Argument Mapping terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Konsep Fungi, (Jakarta : UIN Jakarta, 2019)

16

Alya Siradjudin, Skripsi Pengaruh Pembelajaran Guided Discovery Terintegrasi Peta Argumen terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Konsep Fungi, (Jakarta : UIN Jakarta, 2019)

17

Suwarno. Modul Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. (Surakarta: Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret, 2011), h.21

18

Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.24 tahun 2013 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013

(22)

(https://bsnp-6

6

Sistem Endokrin sangat berkaitan dengan berbagai sistem organ dalam tubuh yang mengatur dan mengarahkan sehingga tubuh tetap dalam keadaan homeostatis. Kelenjar endokrin berhubungan dengan sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem syaraf, juga sistem organ lainnya dalam tubuh. Keberadaan dan kondisi hormone yang baik dalam tubuh akan menyeimbangkan metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, keseimbangan internal, reaksi terhadap stress, serta tingkah laku manusia.Berkaitan dengan peran hormon yang esensial dalam tubuh, maka selain mempelajari konsepnya peserta didik juga dituntut mampu menerapkan nya dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk penerapan konsep hormone dalam kehidupan sehari hari dapat dilihat dengan mengamati pola hidup manusia.

Pola hidup merupakan kebiasaaan atau cara hidup yang terjadi secara terus menerus dan berulang-ulang pada hidup seseorang. Pola hidup menjadi kebiasaan pada diri seseorang dan menghasilkan dampak bagi orang tersebut. Pola hidup yang baik akan mendukung kondisi sistem hormonal yang baik sehingga seluruh aktivitas dalam tubuh dapat berjalan dengan baik.Dampak pola hidup yang baik adalah kesehatan jasmani dan rohani yang baik, namun pola hidup yang tidak baik akan memunculkan berbagai dampak dan penyakit.

Keterampilan berpikir kritis sangat diperlukan untuk penyelesaian berbagai persoalan pola hidup. Berbagai dampak negatif yang muncul akibat pola hidup yang tidak baik diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018, bahwa sepanjang tahun 2018 perkembangan penyakit tidak menular seperti kanker, stroke, gangguan ginjal, diabetes dan hipertensi mengalami peningkatan.19 Data dari Internasional Diabetes Federation tahun 2017 menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi ke-6 negara dengan populasi pengidap diabetes terbanyak di seluruh dunia dengan angka 10,267,1 juta orang

indonesia.org/2016/08/peraturan-menteri-pendidikan-dan-kebudayaan-nomor-24-tahun-2016/) Diakses pada 22 Juli 2018 Pukul 22.12 WIB

19

Anonim, Catatan Kesehatan Indonesia Sepanjang 2018, (https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181217130400-255-354250/catatan-kesehatan-indonesia-sepanjang-2018/) Diakses pada 25 Juli 2018 Pukul 02.36 WIB

(23)

7

7

Diabetes Mellitus (DM).20 Sekitar 5,1 juta orang berusia di antara 20-79 tahun meninggal akibat DM pada tahun 2013.21 Pada tahun 2017 ada 425 juta penduduk dunia yang mengalami diabetes melitus dan diperkirakan akan meningkat menjadi 629 juta penduduk yang mengalami DM pada tahun 2045.22

Berkaitan dengan pentingnya keterampilan berpikir kritis sebagai resolusi dalam penyelesaian berbagai persoalan hidup, maka dinilai perlu dilakukan sebuah survei keterampilan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah terkait pola hidup yang berkaitan dengan penerapan konsep hormon. Kemampuan berpikir kritis berhubungan dengan perolehan hasil belajar yang erat kaitannya dengan kemampuan mengolah informasi pada materi yang dipelajari.23

Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga guru mata pelajaran Biologi dari SMAN 1 Kota Tangerang Selatan, SMAN 6 Kota Tangerang Selatan dan SMAN 7 Kota Tangerang Selatan diperoleh informasi bahwa ke tiga sekolah tersebut sudah menerapkan kurikulum 2013 dalam pembelajarannya sejak tahun 2013. SMAN 6 Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk awal untuk memberlakukan kurikulum 2013. Ketiga sekolah sudah menerapkan pembelajaran yang mengupayakan pengembangan keterampilan berpikir kritis dalam pembelajarannya, meskipun belum pernah ada pelatihan khusus yang dikuti guru-guru dalam pembuatan soal berpikir kritis secara spesifik. Guru biologi SMAN 7 Tangsel hanya pernah mendapatkan bimbingan teknis pelaksanaan kurikulum 2013. Sedangkan guru Biologi SMAN 6 Tangerang Selatan pernah mengikuti pelatihan pembuatan

20

IDF Kongres 2017, Diabetes Voice of IDF Diabetic Atlas 8th, (https://www.idf.org/component/attachments/attachments.html?id=1471&task=download ) Diakses pada 25 Juli 2018 Pukul 02:51 WIB

21

IDF Kongres 2013, Diabetes Voice of IDF Diabetic Atlas 8th, (https://www.idf.org/component/attachments/attachments.html?id=1471&task=download ) Diakses pada 25 Juli 2018 Pukul 02:51 WIB

22

Op.Cit., h.17 23

Oktaviana E, Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Materi Pengelolaan Lingkungan, (Semarang : Universitas Negeri Semarang, 2011), (https://lib.unnes.ac.id/11138/1/10042.pdf) Diakses pada 22 Juli 2018 Pukul 15.13 WIB

(24)

8

8

soal HOTS (High Order Thinking Skill) yang diadakan oleh pihak sekolah dengan mengambil narasumber dari luar.24

Berkaitan dengan urgensi keterampilan abad 21 yakni kemampuan berpikir kritis dan minimnya data otentik yang menunjukkan tingkat keterampilan berpikir kritis peserta didik di wilayah Tangerang Selatan maka dianggap perlu dilakukan sebuah penelitian tentang “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis

Siswa SMAN Se-Kota Tangerang Selatan (Penelitian Survey berkaitan dengan Sistem Hormon).”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka permasalahan dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Pengukuran keterampilan berpikir kritis dianggap perlu dalam menilai pelaksanaan penerapan kurikulumn 2013 selama 7 tahun sesuai tujuan pada standar kompetensi lulusan

2. Belum ada data otentik mengenai tingkat keterampilan berpikir kritis peserta didik di wilayah Tangerang Selatan

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain :

1. Penelitian ini mengukur kemampuan berpikir ktitis siswa berdasarkan aspek keterampilan berpikir kritis menurut Facione.

2. Keterampilan berpikir kritis yang diukur dibatasi pada konsep Sistem Hormon yang berkaitan dengan kelenjar pankreas dan kelenjar paratiroid. Konsep sistem hormone yang dimaksud adalah konsep sistem hormone pada manusia. 3. Penelitian ini hanya dilakukan di tiga SMA Negeri dengan grade menengah di wilayah Tangerang Selatan yakni di SMAN 1, SMAN 6 dan SMAN 7 Kota Tangerang Selatan, dan setiap sekolah diwakili oleh satu kelas yang dipilih secara acak.

24

(25)

9

9 D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana tingkat keterampilan berpikir kritis siswa SMAN di Kota Tangerang Selatan (SMAN 1, SMAN 6 dan SMAN 7) berdasarkan aspek Berpikir Kritis menurut Facione?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keterampilan berpikir kritis peserta didik SMAN di wilayah Kota Tangerang Selatan, khususnya siswa kelas XII SMAN 1, SMAN 6 dan SMAN 7 Kota Tangerang Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah yaitu:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini memberikan informasi kepada peneliti mengenai tingkat keterampilan berpikir kritis siswa SMA di wilayah Tangerang Selatan.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan bahan refleksi terhadap tingkat ketercapaian penerapan kurikulum 2013 dalam mengembangkan dan mengasah kemampuan berpikir kritis siswa

3. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini memberikan informasi kepada siswa terkait kemampuan berpikir kritis yang dimilikinya, serta dapat dijadikan tolak ukur untuk memotivasi dalam belajar dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. 4. Bagi sekolah

Sebagai informasi level keterampilan berpikir kritis yang dimiliki oleh siswanya dan sejauh mana ketercapaian pelaksanaan kurikulum 2013

(26)

10

10

sehingga sekolah memiliki dasar dalam pengambilan kebijakan terhadap perbaikan pembelajaran guna tercapainya tujuan pelaksanaan kurikulum 2013.

5. Bagi Mahasiwa dan Civitas Akademika

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dasar atau data otentik untuk penelitian selanjutnya terkait kemampuan berpikir kritis atau perihal implementasi kurikulum 2013

Gambar

Tabel 4. 1 Analisis Data Hasil Uji Validasi Ahli pada Aspek Isi ........................
Gambar 3. 1 Tahap Prosedur Penelitian .............................................................

Referensi

Dokumen terkait

The preservation of local tradition to home gardens as a habitat for spices and herbs that produce numerous potential tourism attraction are among the significant

signifikan dari kinerja keuangan perusahaan yang di lihat dari rasio Debt to Equity. Ratio dan Debt to Total Asset Ratio , hal itu menunjukkan bahwa

Carilah informasi terkait sumber energi terbarukan dan tak terbarukan melalui diskusi ataupun studi literasi melalui suumber belajar yang telah disediakan pada google classroom,

Persamaan di antara kedua desa tersebut diantaranya dari pola pemukiman Tanèyan Lanjháng, tali kekerabatan antar keluarga, tata letak bangunan dapur dan kandang,

Merujuk pada uraian di atas, terdapat beberapa tema utama, yaitu, bahwa (1) telah terjadi kerusakan lingkungan, khususnya hutan mangrove, baik di Indonesia maupun

Berdasarkan pengamatan peneliti di SMAN 1 Sidoarjo bahwa dengan adanya sebuah bahan ajar cetak yang berbentuk modul Unit Kegiatan Belajar Mandiri tersebut berpengaruh terhadap

Keterkaitan tersebut dapat dilihat dari jumlah 41 responden yang tergolong kategori di atas garis kemiskinan sebanyak 36 responden atau 87.80% dengan tingkat kesejahteraan

Cakra Guna Cipta Malang cukup mampu memenuhi keinginan pelanggan dengan beberapa strategi berdasarkan visi misi yang dibuat, sehingga produk masih bisa bertahan di