• Tidak ada hasil yang ditemukan

Promosi Kesehatan dan Di RS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Promosi Kesehatan dan Di RS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

MODUL 20

PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

OLEH:

Joshua Runtuwene 0911232064

Tara Kairupan 0911232065

Pembimbing: Dr. Jane Pangemanan, MS

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PASCASARJANA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

(2)

MODUL 20

PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

A. PRINSIP DASAR

Promosi kesehatan bukan hanya diperlukan dalam pelayanan preventif dan promotif saja, melainkan juga diperlukan pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif atau pelayanan rumah sakit. Memang secara konsep, promosi kesehatan di rumah sakit (RS) adalah sama dengan promosi kesehatan pada pelayanan preventif dan promotif atau yang disebut dengan pelayanan kesehatan masyarakat. Perbedaannya hanya terletak pada sasarannya saja. Sasaran promosi kesehatan masyarakat adalah kelompok orang yang sehat, sedangkan sasaran promosi kesehatan di rumah sakit utamanya adalah orang yang sakit (pasien) dan juga orang yang sehat atau keluarga pasien.

Ditinjau dari tempat pelaksanaan atau tatanan (setting) promosi kesehatan seperti telah diuraikan sebelumnya, rumah sakit adalah termasuk tatanan institusi pelayanan kesehatan. Dengan demikian maka promosi kesehatan ini adalah promosi kesehatan yang dikembangkan di rumah sakit dalam rangka untuk membantu orang sakit atau pasien dan keluarganya agar mereka dapat mengatasi masalah kesehatannya, khususnya mempercepat kesembuhan dari penyakitnya. Dari segi psikososial orang yang sedang sakit atau keluarga dari orang yang sakit adalah dalam kondisi ketidakenakan: rasa sakit, kekhawatiran, kecemasan, kebingungan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, mereka ini sangat memerlukan bantuan bukan saja pengobatan, tetapi bantuan lain seperti informasi, nasihat, dan petunjuk-petunjuk dari para petugas rumah sakit berkaitan dengan masalah kesehatan atau penyakit yang mereka alami.

Dalam mengembangkan promosi kesehatan rumah sakit, beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

(3)

pengunjung rumah sakit, baik pasien rawat jalan, maupun keluarga pasien yang mengantar atau menemani pasien di rumah sakit. Keluarga pasien juga perlu diperhatikan dalam promosi kesehatan di rumah sakit, karena keluarga pasien diharapkan dapat membantu atau menunjang proses penyembuhan dan pemulihan keluarganya yang sakit (pasien).

b. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah pengembangan pengertian atau pemahaman pasien dan keluarganya terhadap masalah kesehatan atau penyakit yang dideritanya. Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal-hal yang terkait dengan penyakit yang dideritanya seperti: penyebab penyakit tersebut, cara penularan penyakit (bila penyakit menular), cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan sebagainya. Apabila pasien atau keluarga pasien memahami penyakit yang dideritanya, diharapkan akan membantu mempercepat proses penyembuhan, dan tidak akan terserang oleh penyakit yang sama.

c. Promosi kesehatan di rumah sakit juga mempunyai prinsip pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan. Hal ini dimaksudkan, apabila pasien sudah sembuh dan kembali ke rumahnya, mereka mampu melakukan upaya-upaya preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan) kesehatannya, utamanya terkait dengan penyakit yang telah dialami.

(4)

B. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

Sasaran promosi kesehatan di rumah sakit bukan hanya orang sakit atau pasien dan keluarga pasien saja, tetapi juga rumah sakit. Oleh sebab itu, promosi kesehatan di rumah sakit mempunyai bermacam-macam tujuan sesuai dengan sasaran-sasaran tersebut, yakni tujuan bagi pasien, keluarga pasien, dan tujuan bagi rumah sakit itu sendiri.

1. Bagi pasien:

a. Mengembangkan perilaku kesehatan (healthy behavior):

Promosi kesehatan di rumah sakit mempunyai tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan perilaku (praktik) tentang kesehatan, khususnya yang terkait dengan masalah atau penyakit yang diderita oleh pasien yang bersangkutan. Pengetahuan atau pengertian yang perlu diberikan atau dikembangkan untuk pasien adalah pengetahuan tentang penyakit yang diderita pasien, mencakup: jenis penyakit, tanda-tanda atau gejala penyakit, penyebab penyakit atau bagaimana proses terjadinya penyakit, bagaimana cara penularan penyakit (bila penyakit tersebut menular), dan bagaimana cara mencegah penyakit tersebut. Dari segi perilaku atau praktik yang harus dilakukan atau dianjurkan kepada pasien adalah tindakan yang harus dilakukan untuk terhindar atau mencegah penyakit tersebut. Apabila pengetahuan, sikap, dan perilaku ini dipunyai oleh pasien, maka pengaruhnya, antara lain:

1) Mempercepat kesembuhan dan pemulihan pasien.

2) Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau mencegah kekambuhan penyakit.

3) Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain, terutama keluarganya.

4) Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut. b. Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan (health seeking

(5)

Pengetahuan, sikap, dan praktik (perilaku) pemanfaatan secara tepat oleh pasien akan mempercepat proses penyembuhan. Bagi pasien yang kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita, kadang-kadang mencari pengobatan yang tidak tepat misalnya ke dukun atau para-normal, sehingga dapat memperpanjang proses penyembuhan. Oleh sebab itu, promosi kesehatan terhadap pasien dengan memberikan pengetahuan yang benar tentang penyakit, terutama cara penyembuhannya maka pasien akan mencari penyembuhan dengan tepat.

2. Bagi keluarga:

Keluarga adalah merupakan lingkungan sosial yang paling dekat dengan pasien. Proses penyembuhan dan terutama pemulihan terjadi bukan hanya semata-maka karena faktor rumah sakit, tetapi juga faktor keluarga. Oleh sebab itu, promosi kesehatan bagi keluarga pasien penting karena dapat: a. Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien:

Dalam proses penyembuhan penyakit, bukan hanya faktor obat dan terapi lain saja, tetapi juga faktor psikologis dari pasien. Lebih-lebih penyakit tidak menular seperti jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jiwa, dan sebagainya, faktor psikososial sangat berperan. Dalam mewujudkan lingkungan psikososial ini, keluarga sangat penting peranannya. Oleh karena itu, promosi kesehatan perlu dilakukan juga bagi keluarga pasien.

b. Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit:

Dengan melakukan promosi kesehatan kepada keluarga pasien, mereka akan mengetahui dan mengenal penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya (pasien), cara penularan, dan cara pencegahannya. Keluarga pasien tentunya akan berusaha untuk menghindar agar tidak terkena penyakit atau tertular penyakit seperti yang diderita oleh anggota keluarga yang sakit tersebut.

c. Membantu agar tidak menularkan penyakitnya ke orang lain:

(6)

membantu pasien atau keluarganya yang sakit untuk tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, terutama kepada tetangga atau teman dekatnya.

3. Bagi Rumah Sakit:

Banyak orang berpendapat bahwa promosi kesehatan di rumah sakit dapat merugikan rumah sakit itu sendiri. Alasan mereka, karena promosi kesehatan di rumah sakit merepotkan, menambah tenaga, waktu, dan biaya. Di samping itu apabila pasien cepat sembuh karena promosi kesehatan maka pendapatan rumah sakit akan menurun. Memang ini logika yang mungkin benar, tetapi terlalu sederhana. Pengalaman-pengalaman dari rumah sakit yang telah melaksanakan promosi kesehatan (dulu penyuluhan kesehatan) justru membuktikan bahwa promosi kesehatan di rumah sakit ini mempunyai keuntungan bagi rumah sakit itu sendiri antara lain:

a. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit:

Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit, maka pasien mengunjungi rumah sakit tidak sekedar untuk memperoleh perawatan atau pengobatan saja, tetapi juga ingin pelayanan yang berkualitas, yang nyaman dan yang ramah. Pasien ingin pelayanan yang holistik bukan hanya pelayanan fisik, tetapi juga pelayanan psikososial. Promosi kesehatan pada prinsipnya adalah salah satu bentuk pelayanan psikososial. Oleh sebab itu, penerapan promosi kesehatan di rumah sakit adalah merupakan upaya meningkatkan mutu rumah sakit.

b. Meningkatkan citra rumah sakit:

(7)

penjelasan atau pemberian informasi terkait dengan apa yang harus diketahui dan dilakukan oleh pasien. Oleh sebab itu, promosi kesehatan ini dapat memberikan kesan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa rumah sakit tersebut pelayanannya baik.

c. Meningkatkan angka hunian rumah sakit (BOR)

Dari pengalaman rumah sakit yang telah melaksanakan promosi kesehatan, menyatakan bahwa kesembuhan pasien menjadi lebih pendek dari sebelumnya. Hal ini berarti bahwa promosi kesehatan dapat memperpendek hari rawat pasien, yang akhirnya meningkatkan “turn over”. Dengan menurunnya hari rawat pasien ini dapat membawa dampak bahwa rumah sakit yang bersangkutan baik, karena pasien yang dirawatnya cepat sembuh, yang berarti meningkatkan pamor rumah sakit tersebut. Selanjutnya akan berakibat meningkatkan angka hunian rumah sakit tersebut (Board Occupancy Rate), sebagai salah satu indikator pelayanan rumah sakit yang baik.

C. SASARAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

Sasaran promosi kesehatan rumah sakit adalah masyarakat rumah sakit, yang dikelompokkan menjadi kelompok orang sakit (pasien), kelompok orang yang sehat (keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit), dan petugas rumah sakit. Secara rinci sasaran promosi kesehatan di rumah sakit ini diuraikan sebagai berikut:

1. Penderita (pasien) pada berbagai tingkatan penyakit:

(8)

jenis sasaran pasien ini dengan sendirinya dijadikan dasar untuk menentukan motode dan strategi promosi dan penyuluhannya.

2. Kelompok atau individu yang sehat:

Pengunjung rumah sakit yang sehat antara lain keluarga pasien yang mengantarkan atau menemani pasien, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap. Di samping itu, para tamu rumah sakit lain yang tidak ada kaitannya langsung dengan pasien juga merupakan kelompok sasaran yang sehat bagi promosi kesehatan di rumah sakit. Teknik dan metode promosi kesehatan untuk kelompok sasaran ini tentu berbeda dengan promosi kesehatan bagi orang sakit atau pasien. Kelompok sasaran orang sehat di rumah sakit ini penting untuk dijadikan sasaran promosi kesehatan, karena mereka ini akan dapat menunjang proses penyembuhan pasien baik pada waktu masih dalam perawatan di rumah sakit, maupun bila sudah pulang ke rumah.

3. Petugas rumah sakit

Petugas rumah sakit secara fungsional dapat dibedakan menjadi: petugas medis, para medis, dan non-medis. Sedangkan secara structural dapat dibedakan menjadi: pimpinan, tenaga administrasi, dan tenaga teknis. Apapun fungsi dan strukturnya, semua petugas rumah sakit mempunyai kewajiban untuk melakukan promosi atau penyuluhan kesehatan untuk pengunjung rumah sakit, baik pasien maupun keluarganya, di samping tugas pokok mereka. Oleh sebab itu, sebelum mereka melakukan promosi dan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien, mereka harus dibekali kemampuan promosi dan penyuluhan kesehatan. Agar mereka mempunyai kemampuan tersebut, maka harus diberikan pelatihan tentang promosi dan pendidikan kesehatan.

D. TEMPAT DAN KESEMPATAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

(9)

prosedur yang telah ditentukan oleh rumah sakit tersebut. Misalnya, untuk pasien rawat jalan prosedur yang dilalui sekurang-kurangnya adalah:

a. Pendaftaran

b. Masuk ke ruang tunggu c. Masuk ke ruang pemeriksaan

d. Ke apotek atau tempat pengambilan obat e. Pembayaran di kasir, dan seterusnya.

Di tempat atau bagian-bagian tersebut idealnya merupakan tempat-tempat untuk dilaksanakan promosi atau penyuluhan kesehatan, terkait dengan pelayanan yang diberikan. Namun demikian tidak semua titik pelayanan tersebut efektif untuk dilakukan promosi kesehatan. Tempat-tempat atau bagian-bagian pelayanan rumah sakit yang potensial dilakukan promosi kesehatan, antara lain sebagai berikut:

1. Di ruang tunggu

Di ruang tunggu adalah tempat yang baik untuk melakukan promosi dan penyuluhan kesehatan. Karena pada umumnya, di ruang itulah pasien atau para pengantar berkumpul dalam waktu yang ralatif lama untuk menunggu giliran pemeriksaan atau memperoleh obat. Di ruang ini dapat dilakukan penyuluhan kesehatan langsung atau ceramah kesehatan, ataupun penyuluhan kesehatan tidak langsung misalnya menggunakan rekaman radio kaset atau video kaset. Pasien atau para pengantar pasien umumnya merasa jenuh pada saat menunggu giliran, sehingga waktu tersebut sangat baik bila digunakan untuk memberikan informasi-informasi atau pesan-pesan kesehatan agar mencegah kegelisahan dan kejenuhan pasien atau keluarga pasien.

(10)

2. Di kamar periksa

Di kamar periksa dokter, dokter gigi atau bidan, merupakan tempat dan kesempatan yang baik memberikan pesan-pesan kesehatan, khususnya yang terkait dengan masalah kesehatan ataupun penyakit pasien. Sambil memeriksa pasien atau setelah selesai memeriksa pasien, petugas kesehatan atau dokter dapat menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien, penyebabnya, perjalanan penyakitnya, cara penularannya, cara pencegahannya, dan pengobatan yang diberikan. Pasien dalam kondisi sakit dan ingin segera sembuh dari penyakitnya, apabila diberikan pesan-pesan, informasi-informasi, atau anjuran-anjuran yang berkaitan dengan penyakitnya, akan lebih mudah mematuhi atau menjalankannya dibanding mereka yang dalam keadaan sehat. Untuk menunjang promosi dan penyuluhan kesehatan pada kesempatan-kesempatan tersebut, seyogyanya ruang periksa dilengkapi dengan alat-alat peraga atau gambar-gambar terkait dengan penyakit tertentu. Misalnya: kerangka manusia, pantom, gambar-gambar anatomi tubuh, gambar jenis-jenis makanan bergizi, skema perjalanan suatu penyakit, dan sebagainya.

3. Di ruang perawatan

Di ruang perawatan peran perawat sangat penting karena di tempat ini, perawat mempunyai waktu yang relatif banyak untuk berkomunikasi dengan pasien, dibanding dengan petugas yang lain. Perawat di ruang rawat berkewajiban untuk memberikan obat, melayani kebutuhan pasien yang lain seperti makan, minum, membantu ke kamar mandi, dan sebagainya. Pada kesempatan-kesempatan itulah, perawat dapat menyampaikan pesan-pesan dan atau anjuran-anjuran yang harus dipatuhi oleh pasien dalam rangka penyembuhannya.

(11)

E. MATERI PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

Materi atau isi promosi kesehatan di rumah sakit adalah mencakup pesan-pesan dan informasi-informasi kesehatan yang disampaikan kepada pasien atau keluarga pasien. Materi promosi kesehatan di rumah sakit ini dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni:

1. Pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan:

Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ini mencakup perilaku hidup sehat (healthy behavior), antara lain: a. Makan dengan menu atau susunan makanan dengan gizi seimbang.

b. Aktivitas fisik secara rutin, termasuk olahraga dan kegiatan-kegiatan lainnya seperti tugas dan pekerjaan sehari-hari yang mengeluarkan tenaga. c. Tidak merokok atau minum minuman keras seperti alkohol.

d. Mengelola dan mengendalikan stres untuk memelihara kesehatan.

e. Istirahat cukup karena istirahat dapat mengendorkan ketegangan-ketegangan yang dialami oleh seseorang.

2. Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan pencegahan serangan penyakit: Pasien yang sudah sembuh dari penyakit, bias saja terserang penyakit yang sama (kambuh). Di samping itu, apabila penyakit itu menular maka kemungkinan penyakit itu tertularkan kepada orang lain. Oleh sebab itu pesan-pesan tentang pencegahan berbagai macam penyakit perlu dikemas dalam media leaflet atau poster. Pesan-pesan tersebut sekurang-kurangnya mencakup:

a. Gejala atau tanda-tanda penyakit. b. Penyebab penyakit.

c. Cara penularan penyakit. d. Cara pencegahan penyakit.

3. Pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan proses penyembuhan dan pemulihan:

(12)

Masing-masing penyakit mempunyai proses penyembuhan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, informasi atau pesan-pesan kesehatan yang terkait dengan proses penyembuhan dan pemulihan itu adalah merupakan isi promosi kesehatan di rumah sakit.

F. BENTUK METODE PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT Istilah atau nama “rumah sakit” di Indonesia memang tidak menguntungkan dari segi promosi kesehatan. Karena rumah sakit yang merupakan terjemahan dari bahasa Belanda memberikan kesan yang tidak menyenangkan, menyeramkan, sakit, tidak enak, dan tidak nyaman. Di negara-negara maju, rumah sakit disebut

Hospital atau keramahtamahan, sehingga bertentangan dengan kesan rumah sakit seperti disebutkan di atas. Oleh sebab itu promosi kesehatan rumah sakit seyogyanya menciptakan kesan rumah sakit tersebut menjadi tempat yang menyenangkan, tempat untuk beramah tamah, dan sebagainya. Untuk mengubah kesan tersebut seyogyanya bentuk atau pola promosi kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Pemberian contoh:

Tahap pertama yang diperlukan untuk mengubah kesan rumah sakit yang menyeramkan tersebut adalah dengan menampilkan bangunan fisik dan fasilitas rumah sakit itu antara lain sebagai berikut:

a. Bangunan dan lingkungan rumah sakit yang bersih dan rapi. Cat bangunan rumah sakit tidak harus putih seperti biasanya atau pada umumnya. Ruangan atau kamar perawatan dapat menggunakan cat yang warna-warni. Dari hasil penelitian mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, membuktikan bahwa pasien yang dirawat di ruangan yang dicat berwarna, lebih cepat sembuh dibandingkan pasien yang dirawat di ruangan yang hanya bercat putih.

(13)

c. Tersedianya tempat sampah dimana-mana, baik di luar ruangan maupun di dalam ruangan, rumah sakit yang kurang menyediakan tempat sampah yang cukup, berarti tidak menjadikan rumah sakit itu kondusif untuk berperilaku bersih bagi pasien dan pengunjung lainnya.

d. Tersedianya taman hidup atau kebun di sekitar rumah sakit. Taman yang indah atau kebun bunga di rumah sakit dapat menghilangkan kesan yang kering, sakit, yang kurang ramah, dan formal seperti perkantoran. Taman di rumah sakit akan menimbulkan kesan yang sejuk, sehat, senyum, dan ramah.

e. Petugas atau karyawan rumah sakit sangat penting untuk menimbulkan kesan kesehatan, kebersihan, dan kesan keramahtamahan. Oleh sebab itu, kebersihan dan cara berpakaian petugas rumah sakit, terutama dokter dan perawat yang secara langsung berkontak dengan pasien adalah perlu dijaga dan dipertahankan supaya tetap bersih dan rapi.

2. Penggunaan media:

Media promosi atau penyuluhan kesehatan di rumah sakit merupakan alat bantu dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada para pasien dan pengunjung rumah sakit lainnya. Media promosi yang layak digunakan di rumah sakit diantaranya dalam bentuk cetakan: leaflet, flyer, selebaran, poster, dan spanduk, serta dalam bentuk media elektronik, yakni radio kaset dan video kaset. Leaflet dan selebaran didistribusikan atau disediakan di ruang-ruang tunggu, atau di lobi rumah sakit, agar mudah dijangkau oleh para pengunjung rumah sakit.

(14)

3. Promosi dan penyuluhan langsung:

Penyuluhan langsung dapat dilakukan secara terstruktur atau terprogram, tetapi juga dapat dilakukan secara tidak terstruktur atau terprogram. Penyuluhan langsung secara terprogram harus direncanakan secara baik, dan ditangani oleh petugas yang khusus mempunyai kemampuan bidang promosi kesehatan, khususnya media. Bentuk program promosi langsung tidak terprogram dapat dilakukan oleh para petugas medis dan paramedis yang langsung berhadapan dengan pasien.

Berdasarkan sasaran promosi kesehatan, bentuk promosi kesehatan dapat dilaksanakan pada:

a. Individual

Penyuluhan atau promosi kesehatan secara individual dilakukan dalam bentuk konseling. Konseling dilakukan oleh dokter, perawat, atau petugas gizi terhadap pasien atau keluarga pasien yang mempunyai masalah kesehatan khusus, atau penyakit yang dideritanya.

b. Kelompok

Promosi atau penyuluhan langsung dengan sasaran kelompok dilakukan di ruang tunggu bagi penyakit-penyakit sejenis, misalnya ruang tunggu penyakit dalam, ruang tunggu penyakit THT, ruang tunggu bagian anak, dan sebagainya. Penyuluhan langsung kelompok juga dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan pasien dengan kasus sejenis di ruangan tertentu. Metode penyuluhan kelompok, seperti ceramah, diskusi kelompok, simulasi, dan bermain peran (role play) tepat digunakan dalam promosi kesehatan ini.

c. Massa

(15)

Seperti halnya promosi kesehatan di tatanan-tatanan lainnya, pada umumnya promosi kesehatan dengan menggunakan metode langsung dan metode tidak langsung.

a. Secara langsung:

Metode penyuluhan langsung digunakan pada waktu penyuluhan langsung, yakni apabila antara sasaran (pasien dan keluarga pasien) bertatap muka dengan petugas kesehatan sebagai promoter kesehatan. Oleh sebab itu, metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi kelompok, simulasi, dan bermain peran.

b. Secara tidak langsung:

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

berikut :Diuretic Tiazid : merupakan golongan yang umum digunakan seluruh obat –obat golongan ini bekerja pada tubulus disatl ginjal dan memiliki efek...

perpindahan panas yang paling besar seiring dengan pressure drop nya.Dari perhitungan koefisien konveksi maka didapatkan perhitungan nilai Overall Heat Transfer Coefficient zona

Ikatan perekonomian secara kapitalis-imperialistis ini sudah mengikat 16 negara di Eropa Barat dan mengadakan perjanjian perekonomian dan kemiliteran di antara 5 negara di

Jika dilihat secara utuh keberadaannya bersama dengan tanda kehormatan lain, berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 DRT Tahun 1959 tentang Ketentuan- Ketentuan Umum

34 Qasim Amin sangat terpesona dengan masyarakat Barat (Eropa) yang pada waktu itu sudah sangat maju dan tidak membeda- bedakan perempuan dengan laki-laki dalam

Implementasi nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dipandang cukup penting, karena memfokus-kan pada masalah-masalah sosial dan budaya di dalam masyarakat. Nilai-nilai

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematika Dasar, 2013 4.. SIMAK UI Matematika Dasar

Dari ketiga simulasi yang dilakukan di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur diperoleh pola perilaku manusia yang rentan, Transmisi virus HAV, Penderita penyakit hepatitis