• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 07 Semeter 1 Tahun Ajaran 2016-2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 07 Semeter 1 Tahun Ajaran 2016-2017"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pembelajaran berlangsung

secara efektif dan menyenangkan sehingga peserta didik mendapatkan suatu

pengalaman dari pembelajaran yang dilakukan. Pengalaman itu tentunya

merupakan sebuah bekal yang dapat menambah wawasan bagi peserta didik.

Siswa akan selalu mengingat hal yang diperoleh secara langsung, jadi dalam hal

proses pembelajaran siswa akan selalu mengingat atau di jadikan sebagai

pengalamannya siswa harus aktif dalam proses pembelajaran serta dihadapkan

dengan hal yang akan dipelajari secara langsung. Keterlibatan guru hanya sebatas

fasilitator pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, artinya guru saat

proses pembelajaran hanya sebatas memfasilitasi siswa dengan materi, dan

selebihnya siswa yang harus aktif dalam pembelajaran. Untuk menjadi guru

profesional tidak akan lepas dari empat elemen dasar kompetensi guru, yaitu

kompetensi dalam pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan

tentu saja kompetensi profesional, dalam (Imas Kurniasih dan Berlin Sani, 2016:

8).

Kegiatan belajar idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju

perkembangan pribadi seutuhnya. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan

tugas-tugas sekolah. Belajar menurut pengertian secara psikologis, merupakan suatu

proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan

tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat

didefinisikan sebagai berikut:

“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” (Slameto, 2015: 2). Melalui kegiatan belajar dan mengajar disitu cara bagaimana untuk

(2)

sekarang ini. Proses belajar mengajar atau kegiatan pembelajaran mempunyai dua

tujuan yaitu membantu siswa dan membantu guru. Membantu siswa yaitu berarti

dalam proses kegiatan pembelajaran untuk membantu siswa memahami

pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan, membantu guru

yaitu berarti dalam proses kegiatan pembelajaran menuntun guru untuk lebih baik

atau untuk lebih dapat meningkatkan mutu kualitas dalam mengajar dan mencapai

tujuan pembelajaran.

Kerja kelompok adalah cara mengajar dengan mengkondisikan peserta

didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas

untuk dibahas dalam kelompok tersebut. Pentingnya kerja kelompok dalam

pembelajaran siswa yaitu sebagai salah satu cara agar siswa tidak beranggapan

bahwa dalam pembelajaran itu harus sendiri, akan tetapi dengan kerja kelompok

siswa akan dapat memahami bahwa dalam proses belajar kita juga dapat dengan

teman satu dan lainnya, dapat bertukar pendapat serta belajar saling menghargai

pendapat orang lain. Menurut Moedjiono kerja kelompok adalah format belajar

mengajar yang menitik beratkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam

suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.

Penggunaan kerja kelompok digunakan dengan alasan: membuat peserta

didik dapat bekerja sama dengan temannya dalam satu kesatuan tugas,

mengembangkan kekuatan untuk mencari dan menemukan bahan-bahan untuk

melaksanakan tugas tersebut, membuat peserta didik lebih aktif. Menurut

Moedjiono dalam Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2011: 127-128), kerja

kelompok mempunyai tujuan untuk: memupuk kemauan dan kemampuan

kerjasama di antara para peserta didik, meningkatkan keterlibatan sosio-emosional

dan intelektual para peserta didik dalam proses belajar mengajar yang

diselenggarakan, dan meningkatkan perhatian terhadap proses, dan hasil dari

proses belajar mengajar secara berimbang. Sesuai tujuan dalam pembelajaran

kelompok yaitu dapat mempengaruhi peningkatan perhatian terhadap proses

pembelajaran sehingga dapat pula mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa.

Pendidikan yang bermutu atau dapat dikatakan sebagai pendidikan yang

(3)

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Begitu juga dengan mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Pendidikan (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan masuknya IPS ke

dalam KTSP menunjukkan bahwa IPS merupakan mata pelajaran penting bagi

pendidikan di sekolah dasar. Pencapaian standar kompetensi (SK) dan kompetensi

dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun

kemampuan bekerja ilmiah dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi guru.

(BNSP, 2006).

Berdasarkan observasi di kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 07, Kecamatan

Sidorejo, Kota Salatiga. Pembelajaran yang dilakukan guru masih menggunakan

metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran dan siswa hanya

diminta membaca dan mencatat materi yang diberikan oleh guru. Media

pembelajaran yang digunakan guru sebatas buku paket, LKS, dan lingkungan

sekitar. Hal ini berdampak pada cara berfikir siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Nilai ketuntasan belajar siswa kelas 4 pada pelajaran IPS pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial dan budaya”, dari 44 siswa yang

mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM = 67) baru 20 siswa atau sebesar 45%

sedangkan yang belum tuntas 24 siswa atau sebesar 55%.

Berdasarkan permasalahan yang ada di atas, penelitian ini akan mencoba

inovasi baru dalam pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar

yaitu model pembelajaran kooperatif yang akan melatih siswa untuk berfikir lebih

luas pada pembelajaran di kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 07, Kecamatan

Sidorejo, Kota Salatiga. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas

meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin

oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif

(4)

pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk

membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya

menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Agus Suprijono, 2009:54).

Inovasi model pembelajaran kooperatif yang akan dilakukan untuk

meningkatkan hasil belajar adalah dengan melalui model (STAD) berbantuan

media gambar. Inovasi pembelajaran ini menggunakan model tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) merupakan salah satu strategi pembelajaran

kooperatif yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level

kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk

menyelesaikan tujuan pembelajaran. Strategi ini pertama kali dikembangkan oleh

Robert Slavin (1995) dan rekan-rekannya di Johns Hopkins University dalam

(Miftahul Huda, 2013:201). Inovasi pembelajaran yang akan dilakukan untuk

meningkatkan hasil belajar dengan berbantuan media gambar. Media itu sendiri

dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu

yang terletak ditengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat, dalam (Sri

Anitah, 2009:4). Sedangkan media gambar menurut Daryanto (2010: 109),

gambar merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal di dalam setiap

kegiatan pengajaran. Hal itu disebabkan kesederhanaanya, tanpa memerlukan

perlengkapan, dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya.

Inovasi yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nila-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

ketrampilan. Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara

keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja (Agus

Suprijono, 2009: 5-7).

Berdasarkan pemikiran inovasi pembelajaran di atas, dan mengingat

pentingnya proses pembelajaran sebagai langkah untuk meningkatkan hasil

belajar dan cara berfikir secara luas siswa, maka kelemahan-kelemahan dalam

(5)

Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Media Gambar Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri

Sidorejo Lor 07, Semester 1 Tahun Ajaran 2016-2017”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan

permasalahan yang muncul, sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran belum efektif karena masih sering menggunakan

metode ceramah sehingga terkesan monoton dan membosankan. Hal itu

juga dikarenakan ruang terlalu sempit dan jumlah siswa terlalu banyak.

2. Guru belum menggunakan media yang menarik dalam kegiatan

pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan guru sebatas buku

paket, LKS, dan lingkungan sekitar sehingga siswa jarang tertarik untuk

memperhatikan proses pembelajaran.

3. Guru belum sepenuhnya melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Kegiatan siswa sering diminta untuk membaca, mendengarkan, maupun

hanya mencatat materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

4. Hasil pembelajaran yang diperoleh siswa sudah lumayan mencapai KKM

walaupun belum sepenuhnya, akan tetapi cara berfikir siswa yang kurang

diasah secara luas, sehingga untuk meningkatkan hasil belajar lambat.

Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kemudian dianalisis, dan dapat

disimpulkan bahwa rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran dikarenakan guru belum sepenuhnya menerapkan model dalam

setiap pembelajaran, sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam pembelajaran

dan hasil belajarnya menjadi sedikit dibawah kriteria ketuntasan minimal yang

telah ditentukan.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi yang terdapat pada latar belakang masalah, maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: apakah penerapan model

(6)

meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 07

semester 1 tahun ajaran 2016-2017.

1.4Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar pada pelajaran IPS yang diupayakan melalui model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media gambar pada siswa kelas 4

SD Negeri Sidorejo Lor 07 Salatiga semester 1 tahun ajaran 2016-2017.

1.5Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis :

Manfaat penelitian secara teoritis adalah dapat memberi sumbangan

pemikiran bagi pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

media gambar, serta teori hasil belajar.

1.5.2 Manfaat Praktis :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada

pengembangan ilmu pengetahuan di sekolah selain itu diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi:

1. Bagi siswa, model STAD dengan berbantuan gambar, dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam pelajaran IPS dan dapat

meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan

dalam memilih model pembelajaran serta menciptakan suasana kelas

yang aktif, kondusif dan upaya meningkatkan hasil belajar siswa

khususnya dalam pelajaran IPS.

3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberi masukan yang baik

berguna bagi sekolah untuk selalu mengadakan pembaharuan,

memajukan program sekolah pada umumnya ke arah yang lebih baik,

sehingga pembelajaran yang ada di dalam sekolah dapat lebih

Referensi

Dokumen terkait

Menguraikan pengertian Diabetes Melitus (DM), prevalensi DM di dunia dan indonesia, dampak masalah DM dan program penanggulanga n masalah DM kurang tepat. Menguraikan

Peserta diharapkan segera melakukan registrasi ulang atau penambahan data peserta jika ada penambahan, registrasi mulai tanggal 4 Juni 2018 sampai dengan tanggal 22 Juni

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II setelah digunakannya model pembe- lajaran Somatic, Auditory, Visualization, and

Tiap pos diberikan waktu 30 detik, jadi atlet melakukan gerakan latihan ditiap pos selama 30 detik, setelah itu ganti ke pos berikutnya sampai pos terakhir.. Istirahat lama

A study was undertaken to determine the effect of the inclusion of chickweed ( Stellaria media ) leaf meal (CLM) on growth per- formance, feed utilization, nutrition retention,

All music ensemble types discussed in the analysis that follows are multipurpose in character. None is solely connected with Muslim ceremonial contexts and this prob-

konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, Orang-orang konservatif memusatkan konsentrasi

Untuk soal nomor 7–11, pilihlah kata-kata atau frasa yang yang merupakan padanan kata atau padanan pengertian yang paling dekat dengan kata yang dicetak dengan huruf kapital