PENGAPLIKASIAN K3 (KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA) PADA INDUSTRI
PERTAMBANGAN – A Literature Review
Ovi Afra Afianta
Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, 23111, Indonesia
Abstrak
Industri pertambangan merupakan pekerjaan yang paling tinggi resikonya dalam tingkat keselamatan dan kesehatan. Oleh karena itu perlunya pengaplikasian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) pada industri pertambangan. Literature ini meninjau sebanyak 20 jurnal yang membahas topik yang sama. Tujuan dari tinjauan literatur ini adalah Untuk melihat pengaplikasian K3 pada industri pertambangan sehingga proses kerja para penambang berjalan sesuai dengan prosedur yang seharusnya dan Menginformasikan kepada halayak ramai bagaimana pentingnya penerapan K3 pada industri pertambangan.
Kata kunci : K3 , Pertambangan
1. Pendahuluan
Pertambangan adalah salah satu pekerjaan yang dianggap paling berbahaya di seluruh dunia. Banyak sekali catatan mengerikan mengenai korban dalam pekerjaan tambang. Sehingga sangat pentingnya penerapan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di seluruh perusahan tambang. (Cooper, 1997) berpendapat bahwa praktek organisasi manajemen mengenai
keselamatan bantuan digunakan untuk mengelola resiko kesehatan dan keselamatan , serta mematuhi undang- undang kesehatan dan keselamatan, kebijakan keselamatan yang tidak efektif memberikan kontribusi penyebab terjadinya kecelakaan. Kecelakaan di tambang batu bara telah lama dianggap sebagai salah satu masalah yang
(Quanlong,Xinchun,Wanguan, Xianfei, Xiangong & Tian, 2017)
Oleh karena itu, Tidak hanya di industri pertambangan saja yang diharuskan adanya penerapan K3 tetapi Seluruh organisasi di industri manapun menerapkan K3 pada proses pekerjaannya.
Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) adalah suatu ilmu pengetahuan yang dikhususkan untuk upaya mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun.
Dengan melaksanakan
penerapan K3 pada suatu organisasi akan terwujudnya perlindungan
terhadap tenaga kerja dari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan pekerjaan di tempat kerja. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksaannya masih
banyak kekurangan dan
kelemahannya karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di
masyarakat, meningkatkan
sosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan dengan baik
2. Metodologi
Dalam penulisan literatur ini pencarian dilakukan dengan
mengumpulkan 23 jurnal
tahun terakhir yaitu (2007-2017). Dari 23 jurnal yang dikumpulkan dari ScienceDirect dengan kata kunci ‘Occupational Healt and Safety in Mining Industry’ hanya 20 jurnal yang sesuai untuk di pakai dalam literatur ini.
3. Pembahasan
(Quinan dan Bohie, 1991)
menunjukkan bahwa
mengintegrasikan kesehatan dan keselamatan dalam sistem manajemen adalah kebutuhan utama, bukan tambahan dalam tujuan organisasi. Banyak organisasi yang menerapkan praktek Kesehatan dan Keselamatan kerja untuk menyelesaikan masalah di tempat kerja. Rata-rata kecelakan dan insiden di lokasi pertambangan
di akibatkan kurangnya
kesadaran/pemahan , ketidaktahuan atau pelanggaran yang disengaja. (James K Chein, Dulamjaz Zoright, 2013).
Sebagian besar jurnal membahas tentang kesehatan dan keselamatan kerja di pertambangan dengan skala yang kecil, Mengapa demikian? dikarenakan pertambangan skala kecil jauh dari pantauan pemerintah
dan di tambah dengan faktor pekerja yang berdomisili di pedesaan. Dari pembahasan beberapa jurnal para peneliti memaparkan persentase jumlah korban di area pertambangan skala kecil jauh lebih tinggi di bandingkan persentase jumlah korban di area pertambangan milik negara.
Dalam pertambangan skala kecil Menurut (Liu et al., 2017) kinerja keselamatan tambang batu bara tidak hanya di pengaruhi oleh peraturan keselamatan pemerintah, tetapi peraturan non- keamanan telah tertanam dalam diri mereka.
2005; Xiao et al., 2008; Liu dan Li, 2013; Qin, 2013 ). Namun beberapa petinggi pertambangan berpendapat bahwa peraturan pemerintah dapat menghambat perkembangan industri batu bara. Argumen seperti ini merupakan salah satu faktor
terjadinya kecelakaan di
pertambangan.
4. Dampak Apabila Tidak Menerapkan K3
terjadinya cidera bahkan bisa
menyebabkan kematian pada tenaga kerja.
Hal ini disebabkan perusahaan tidak
melakukan pemeliharaan dan
pemeriksaan berkala terhadap peralatan-peralatan yang ada di perusahaan tersebut. Karena bisa saja peralatan tersebut rusak. Jika tidak diterapkan K3, tentu karyawanlah yang menjadi korbannya hingga mengalami cidera, bahkan yang terparah bisa mengakibatkan kematian.
Menimbulkan penyakit
Kurangnya kebersihan lingkungan perusahaan karena tidak terawatnya lingkungan tersebut, bisa menjadi sarang penyakit. Sehingga kesehatan karyawan pun terancam.
Memberikan kerugian
Apabila banyak tenaga kerja yang
mengalami kecelakaan, tentu
perusahaan akan mengalami kerugian karena perusahaan harus menanggung biaya kecelakaan dari karyawan
tersebut. Ditambah dengan
berkurangnya karyawan yang ada diperusahaan tersebut.
Proses kerja di perusahaan
terhambat
Karena K3 yang tidak diterapkan hingga menimbulkan kecelakaan, tentu proses kerja di perusahaan tersebut akan terganggu dan terhambat. Karena berkurangnya karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut sehingga proses kerja menjadi lebih lambat dari biasanya.
5. Hasil
Hasil yang di dapat dari 20 jurnal yang telah ditinjau adalah sangat pentingnya penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada industri pertambangan karena menyangkut kepentingan pribadi pekerja dan perusahaan.
Dikarenakan Industri pertambangan merupakan pekerjaan yang paling tinggi resikonya dalam tingkat keselamatan dan kesehatan. Maka diperlukannya pengaplikasian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) pada industri pertambangan secara konsisten, mengingat adanya peraturan khusus tentang K3, yaitu ; peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1973 tentang
Pengaturan dan Pengawasan
Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.
Beberapa faktor yang menghambat kegagalan penerapan K3 yang di dapat dari jurnal-jurnal yang ada yaitu : kurangnya pemahaman mengenai praktek K3 baik dari perusahaan maupun karyawan dan faktor yang paling menonjol adalah kurangnya pegawasan dari pemerintah tentang penerapan K3 di bidang pertambangan.
7. Kesimpulan
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat diperlukan karena menyangkut perusahaan dan karyawannya. Penerapan K3 ini juga memiliki prosedur yang benar yang harus di ikuti sesuai dengan aturan perundang-undangannya. Karena apabila K3 tidak terlaksana, tentu akan
memberikan dampak buruk terhadap perusahaan dan karyawannya sendiri. Diharapkan untuk penelitian kedepan, pemerintah berkontribusi penuh dalam penerapan K3 sehingga persentase kecelakaan pada saat kegiatan pertambangan berkurang.
Referensi
(Saleh & Cummings, 2011)Amponsah-tawiah, K., Akomeah, M., Ntow, O., & Mensah, J. (2016).
Occupational Health and Safety Management and Turnover Intention in the Ghanaian Mining Sector. Safety and Health at Work,
7(1), 12–17.
https://doi.org/10.1016/j.shaw.201 5.08.002
Amponsah-tawiah, K., & Mensah, J. (2016). Occupational Health and Safety and Organizational
management system based on “ Hazard , Latent Danger and Emergency Responses .” Procedia Engineering, 84, 172–177.
https://doi.org/10.1016/j.proeng.20 14.10.423
Chen, J. K. C., & Zorigt, D. (2013). Managing occupational health and safety in the mining industry ☆.
Journal of Business Research,
66(11), 2321–2331. https://doi.org/ 10.1016/j.jbusres.2012.04.013
Haas, E. J., & Yorio, P. (2016). Exploring the state of health and safety management system performance measurement in mining organizations. Safety Science, 83, 48–58. https://doi.org/ 10.1016/j.ssci.2015.11.009
Han, S., Chen, H., Long, R., Qi, H., & Cui, X. (2017). Evaluation of the derivative environment in coal mine safety production systems : Case study in China. Journal of Cleaner Production, 143, 377–387. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.20 16.12.096
He, X., & Song, L. (2012). Status and future tasks of coal mining safety in China q. Safety Science, 50(4),
894–898.
https://doi.org/10.1016/j.ssci.2011. 08.012
Hermanus, M. A. (2007). Occupational health and safety in mining — status , new developments , and concerns, (AUGUST), 531–538.
Kinilakodi, H., & Grayson, R. L. (2011). A methodology for
assessing underground coal mines for high safety-related risk. Safety Science, 49(6), 906–911.
https://doi.org/10.1016/j.ssci.2011. 02.007
Liu, Q., Li, X., Qiao, W., Meng, X., Li, X., & Shi, T. (2017). Analysis of embedded non-safety regulation games in China â€TM s two types of
coal mines through safety performance disparity , 1980 – 2014 ☆. Resources Policy,
51(August 2016), 265–271. https:// doi.org/10.1016/j.resourpol.2017.0 1.009
Lu, J. L. (2012). Occupational Health and Safety in Small Scale Mining : Focus on Women Workers in the Philippines, 13(3), 103–113.
Mahdevari, S., Shahriar, K., &
health and safety risks
management in underground coal mines using fuzzy TOPSIS.
Science of the Total Environment,
488–489(1), 85–99. https://doi.org/ 10.1016/j.scitotenv.2014.04.076
Obradovic, I., & Cvjetic, A. (2010). Engineering Applications of Artificial Intelligence An intelligent hybrid system for surface coal mine safety analysis,
23, 453–462.
https://doi.org/10.1016/j.engappai. 2010.01.025
Qiaoxiu, W., Hong, W., & Zuoqiu, Q. (2016). An application of nonlinear fuzzy analytic hierarchy process in safety evaluation of coal mine.
Safety Science, 86, 78–87.
https://doi.org/10.1016/j.ssci.2016. 02.012
Saleh, J. H., & Cummings, A. M. (2011). Safety in the mining industry and the unfinished legacy of mining accidents : Safety levers and defense-in-depth for
addressing mining hazards. Safety Science, 49(6), 764–777.
https://doi.org/10.1016/j.ssci.2011. 02.017
Smith, N. M., Ali, S., Bo, C., & Collins, N. (2016). Human health and safety in artisanal and small-scale mining : an integrated approach to risk mitigation, 129.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.20 16.04.124
Wei-ci, G., & Chao, W. (2011).
Procedia Engineering Comparative Study on Coal Mine Safety
between China and the US from a Safety Sociology Perspective.
Procedia Engineering, 26, 2003– 2011.
https://doi.org/10.1016/j.proeng.20 11.11.2397
Xia, H., & Gui, F. U. (2011). Procedia Engineering Study on factors related to work stability of safety management in coal mining
enterprises. Procedia Engineering,
26, 2038–2043.
https://doi.org/10.1016/j.proeng.20 11.11.2402
Xiaoyan, S., & Zhongpeng, X. I. E. (2014). Application of man-machine-environment system engineering in coal mines safety management. Procedia
Engineering, 84, 87–92.
14.10.413
Xuesheng, D., & Xintao, Z. (2011). Procedia Engineering An Empirical Investigation of the Influence of Safety Climate on Safety Citizenship Behavior in Coal Mine. Procedia Engineering,
26, 2173–2180.