• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PG (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PG (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PGSD STKIP CITRA BAKTI

PADA MATERI GEOMETRI RUANG SISI DATAR

Natalia Rosalina Rawa1, Akbar Sutawidjaja2, Melkior Wewe3 1,2

Pendidikan Matematika, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang 3

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Citra Bakti rawarah@gmail.com

Abstrak

Kemampuan koneksi matematis merupakan salah satu standar pengajaran matematika yang harus dimiliki oleh mahasiswa calon guru matematika di sekolah dasar.Masalah utama yang diteliti adalah rendahnya kemampuan koneksi matematis mahasiswa dalam menyelesaikan soal terkait geometri ruang sisi datar. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifkasi klasifikasi bentuk kemampuan koneksi matematis yang dimiliki mahasiswa dalam menyelesaikan soal geometri ruang sisi datar. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 40 orang yang diambil secara acak dari keseluruhan mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar STKIP Citra Bakti Ngada. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.Sumber data diperoleh dari hasil tes kemampuan koneksi matematis. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematis mahasiswa pada aspek koneksi ide-ide matematis dalam satu topik yang sama tergolong sedang (72,5%), pada aspek koneksi ide-ide matematis dalam satu topik dengan topik yang lain tergolong sangat rendah (57,5%), dan pada aspek koneksi ide-ide matematis dalam konteks kehidupan sehari-hari tergolong sangat rendah (41,88%). Kemampuan koneksi matematis mahasiswa PGSD STKIP Citra Bakti secara keseluruhan tergolong sangat rendah (57,3%).

Kata kunci: Kemampuan Koneksi Matematis, Geometri Ruang Sisi Datar

Abstract

The ability of mathematical connections is a content standard for teaching math that should be owned by students who will be a teacher in elementary school. The main problem researched are the low ability of student’s mathematical connections in resolving the matter of flat-sided geometry of space. The purpose of this research to identify classifications the ability mathematical connectionthat should be owned by mathematics students in resolving the matter of flat-sided geometry of space. The research subject was 40 people taken at random of the whole students of the elementary teacher education program at STKIP Citra Bakti Ngada.This research using descriptive with a quatitative approach. Data sources obtained from the results of tests the ability of mathematical connections. Results of the analysis of the data show that the ability of student’s mathematical connection of the aspects mathematical connection ideas in a same topic is middle (72,5%),the aspects of mathematical connection ideas in one topic on the another topic is very low (57,5%), and the aspects of mathematical connection ideas in the context of real life is very low (41,88%). The students ability of mathematical connections of the elementary teacher education program at STKIP Citra Bakti in overall are very low.

(2)

PENDAHULUAN

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Indonesia berperan penting dalam menghasilkan guru yang profesional. Untuk menghasilkan guru yang profesional, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi agar proses pendidikan mahasiswa calon guru berjalan dengan baik, sesuai dengan standar yang dipersyaratkan. UU Nomor 14 Tahun 2005 menjelaskan bahwa guru harus memenuhi empat kompetensi untuk memenuhi syarat sebagai guru profesional, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Semua kompetensi tersebut diperoleh melalui pendidikan formal serta upaya individual untuk terus belajar dan berlatih.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran dalam pendidikan formal yang diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara matematis (Soedjadi, 2000). Dalam kurikulum matematika, ide-ide matematis saling terkait dan memgeometri satu sama lain sehingga pemahaman dan pengetahuan siswa mendalam serta kemampuan siswa untuk menerapkan matematika berkembang (NCTM, 2000). Pada hakikatnya matematika adalah ilmu yang terorganisir secara matematis dan memiliki keterkaitan antara ide-ide matematisnya.Keterkaitan antara ide-ide matematis lebih dikenal dengan istilah “koneksi matematis”.

Koneksi matematis adalah hubungan antara aktivitas dengan konsep-konsep lain (Wright, dkk dalam Jaijan dan Loipha, 2012). Menurut Lapan (2002: 6), koneksi matematis adalah interelasi antara situasi, masalah, dan ide-ide matematis dan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam menyelesaikan masalah yang satu dengan masalah lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa koneksi matematis merupakan keterkaitan antara situasi, masalah, dan ide-ide matematis, dimana ide-ide matematis yang telah diketahui dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah yang satu dengan masalah lainnya di dalam kehidupan sehari-hari

(3)

Berdasarkan tiga aspek koneksi matematis, indikator koneksi matematis yang dikembangkan penulis antara lain, (1) mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis dalam satu topik yang sama, (2) menjelaskan hubungan ide-ide matematis dalam satu topik yang sama, (3) mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada topik yang dipelajari dengan topik yang telah diperoleh sebelumnya, (4) menjelaskan hubungan ide-ide matematis pada topik yang dipelajari dengan topik yang telah diperoleh sebelumnya, (5) mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis dalam konteks kehidupan sehari, (6) menjelaskan hubungan ide-ide matematis dalam konteks kehidupan sehari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan koneksi matematis adalah ketercapaian mahasiswa terhadap keenam indikator tersebut.

Geometri ruang merupakan salah satu materi yang diajarkan pada mata kuliah Konsep Dasar Matematika yang diberikan pada program strata-1 (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).Kompetensi yang ditargetkan untuk dicapai setelah menempuh materi geometri ruang adalah mahasiswa dapat memahami sifat geometri ruang, menghitung luas dan volume geometri ruang dan menggunakannya dalam pemecahan masalah, serta menggunakan pengukuran volume per waktu dalam pemecahan masalah. Materi geometri ruang memiliki hubungan ide-ide matematis dalam topik yang sama, topik yang satu dengan topik yang lain serta dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, materi geometri ruang sangat penting untuk dikuasai mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematisnya.

Mahasiswa calon guru yang mengajarkan matematika hendaknya memiliki kemampuan koneksi matematis yang baik. Hal ini sesuai dengan salah satupedoman kurikulum yang direkomendasikan oleh Committee on the Undergraduate Program in Mathematics (CUPM) 2015 yang menyatakan bahwa mahasiswa harus belajar untuk menghubungkan aplikasi dan teori (Siegel, 2015). Tanpa koneksi matematis maka mahasiswa harus belajar dan mengingat terlalu banyak konsep dan prosedur matematika yang saling terpisah (NCTM, 2000: 274). Apabila mahasiswa mampu mengkaitkan ide-ide matematis maka pemahaman matematikanya akan semakin dalam dan bertahan lama karena mereka mampu melihat keterkaitan antar ide-ide matematis, dengan konteks antar topik matematis, dan dengan pengalaman hidup sehari-hari (NCTM, 2000: 64)

(4)

mahasiswa berbeda-beda. Oleh karena itu, peneliti akanmenganalisis kemampuan koneksi matematis mahasiswa PGSD STKIP Citra Bakti Ngada.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan peneltian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.Subjek dalam penelitian ini sebanyak 40 orang yang diambil secara acak dari keseluruhan mahasiswa PGSD STKIP Citra Bakti Ngada Angkatan 2014. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahapan yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan analisis data.

Tahap persiapan meliputi, (1) kegiatan observasi untuk memperoleh data jumlah mahasiwa, jadwal penelitian dan mengetahui kemampuan koneksi matematis mahasiswa, (2) menyusun desain penelitian yang mencakup pendahuluan, kajian teori, metode penelitian, dan rancangan instrumen penelitian, (3) melakukan validasi isi dan konstruk instrumen penelitian berupa kisi - kisi soal tes kemampuan koneksi matematis siswa, kunci jawaban, dan rubrik penskoran kemampuan koneksi matematis siswa, (4) melakukan revisi desain penelitian berdasarkan hasil validasi isi dan konstruk.

Tahap pelaksanaan meliputi, (1) memberikan tes kemampuan koneksi matematis siswa pada materi geometri ruang, (2) menganalisis jawaban siswa, (3) mengolah data yang telah diperoleh dengan uji statistik yang sesuai.

Analisis data, meliputi: (1) mengumpulkan data hasil kualitatif dan kuantitatif, (2) melakukan analisis data kuantitatiif terhadap hasil tes, (3) mendeskripsikan hasil pengolahan data terkait kemampuan koneksi matematis, (4) membuat kesimpulan dari data kuantitatif yang diperoleh, (5) menyusun laporan penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah melaksanakan penelitian dengan memberikan tes kemampuan koneksi matematis yang berbentuk essay, terdiri dari 3 soal dengan aspek yang berbeda yaitu kemampuan mengaitkan ide-ide matematis dalam satu topik yang sama (soal 1), mengaitkan ide-ide matematis dalam satu topik dengan topik yang lain (soal 2), dan mengaitkan ide-ide matematis dalam konteks kehidupan sehari (soal 3).Maka hasil penelitian berdasarkan aspek-aspek koneksi matematis, sebagai berikut.

1. Aspek koneksi ide-ide matematis dalam satu topik yang sama

(5)

matematis pada materi geometri ruang sisi datar. Adapun soal tes kemampuan koneksi matematis nomor 1 adalah sebagai berikut.

Diketahui alas sebuah limas T.ABCD adalah persegi panjang dan sisi tegak limas berbentuk segitiga sama kaki. Tentukan tinggi limas jika volumenya 1000m3 dan tentukan panjang dan lebar alas limas yang mungkin dapat dibuat jika luas alas limas 200 m2 (panjang, lebar dan tinggi limas dalam bilangan bulat). Berikan alasan dari setiap langkah penyelesaian!

Hasil menunjukkan sebanyak 14 orang atau 35% yang memperoleh skor 4. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan ide-ide matematis dalam satu topik yang sama tergolong sangat tinggi. Mahasiswa pada kategori ini sudah dapat mengidentifikasi konsep-konsep pada materi geometri ruang limas dan mampu menjelaskan keterkaitan konsep-konsep tersebut sehingga dengan perhitungan yang tepat mereka dapat menyelesaikan soal yang diberikan. Selanjutnya, sebanyak 9 orang atau 22,5% yang memperoleh skor 3. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan ide-ide matematis dalam satu topik yang sama tergolong tinggi. Pada kategori ini terdapat dua kelompok mahasiswa yakni (1) kelompok yang dapat menyelesaikan K1, K2, dan K3, (2) kelompok K1, K2 dan K4. Mahasiswa kelompok (1) pada kategori ini sudah dapat mengidentifikasi konsep-konsep pada materi geometri ruang limas dan mampu menjelaskan keterkaitan konsep-konsep tersebut, namun kurang teliti dalam melakukan penghitungan. Di lain pihak, mahasiswa kelompok (2) pada kategori ini sudah dapat mengidentifikasi konsep-konsep pada materi geometri ruang limas dan mampu menghitung secara sistematis, namun tidak dapat menjelaskan keterkaitan konsep-konsep pada geometri ruang limas.

Mahasiswa lainnya ada sebanyak 16 orang atau 40% yang memperoleh skor 2. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan ide-ide matematis dalam satu topik yang sama tergolong sedang. Mahasiswa pada kategori ini hanya dapat mengidentifikasi konsep-konsep pada materi geometri ruang limas, namun tidak dapat menjelaskan keterkaitan konsep-konsep pada materi geometri ruang limas. Selanjutnya, sebanyak 1 orang atau 2,5% yang memperoleh skor 1. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan ide-ide matematis dalam satu topik yang sama tergolong rendah.Mahasiswa pada kategori ini hanya dapat mengidentifikasi konsep-konsep awal pada materi geometri ruang limas.

(6)

hitung secara sistematis dan tepat. Hal ini terlihat dari perolehan persentase indikator K4 sebesar 52,5%. Sehingga dapat dikatakan mahasiswa masih kesulitan dalam menjelaskan hubungan ide-ide matematis pada materi geometri ruang sisi datar.

Hasil tes kemampuan koneksi matematis pada soal nomor 1 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Soal Nomor 1

No Kode Mahasiswa Indikator Koneksi Soal 1 Skor

(7)

Keterangan:

K1: Menentukan tinggi limas

K2: Menentukan model matematika untuk panjang dan lebar alas limas K3: Mengemukakan alasan tiap langkah penyelesaian

K4: Menghitung secara sistematis dan tepat

2. Aspek koneksi ide-ide matematis dalam satu topik dengan topik yang lain

Koneksi ide-ide matematis dalam satu topik dengan topik yang lain adalah keterkaitan antara konsep yang dipelajari dengan konsep yang sudah pernah diperoleh sebelumnya. Dalam penelitian ini, materi sebelumnya yang dikaitkan dengan konsep geometri ruang adalah geometri datar dan teorema phytagoras. Kemampuan koneksi pada aspek ini dilihat dari ketercapaian mahasiswa memenuhi indikator koneksi yang meliputi: (1) mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan konsep geometri datar dan teorema phytagoras, (2) menjelaskan hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan konsep geometri datar dan teorema phytagoras.Adapun soal tes kemampuan koneksi matematis nomor 2 adalah sebagai berikut.

Perhatikan gambar berikut dan ukuran-ukurannya. Hitunglah volume benda tersebut!

(8)

konsep geometri datar dan teorema phytagoras dan mampu menghitung secara sistematis, namun tidak dapat

Hasil tes kemampuan koneksi matematis pada soal nomor 2 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Soal Nomor 2

No Kode Mahasiswa Indikator Koneksi Soal 2 Skor

(9)

Keterangan:

K1: Mengilustrasikan benda yang terbentuk dari dua geometri ruang yang berbeda K2: Menentukan panjang sisi miring geometri ruang

K3: Mengemukakan alasan tiap langkah penyelesaian K4: Menghitung secara sistematis dan tepat

menjelaskan keterkaitan konsep-konsep geometri ruang sisi datar dengan konsep geometrii datar dan teorema phytagoras.

Mahasiswa lainnya ada sebanyak 11 orang

atau

27,5% yang memperoleh skor 2. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan ide-ide matematis dalam satu topik dengan topik yang lain tergolong sedang. Mahasiswa pada kategori ini hanya dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan konsep geometri datar dan teorema phytagoras, namun tidak dapat menjelaskan keterkaitan konsep-konsep tersebut. Selanjutnya, sebanyak 5 orang

atau

12,5% yang memperoleh skor 1. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan ide-ide matematis dalam satu topik dengan topik yang lain tergolong rendah.Mahasiswa pada kategori ini hanya dapat mengidentifikasi konsep-konsep awal pada materi geometri ruang sisi datar dengan konsep geometri datar.Selain itu, sebanyak 4 orang

atau

10%yang memperoleh skor 0. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa dalam mengaitkan ide-ide matematis dalam satu topik dengan topik yang lain tergolong sangat rendah. Mahasiswa pada kategori ini tidak dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan konsep geometri datar dan teorema phytagoras dan sehingga tidak mampu menjelaskan keterkaitan konsep-konsep tersebut.

Apabila ditinjau dari indikator koneksi matematis soal nomor 2, rata-rata indikator K1 dan K2 di atas 75%.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide matematispada geometri ruang sisi datar dengan konsep geometri datar dan teorema phytagoras.Namun rata-rata indikator K3 masih tergolong rendah dengan perolehan persentase 40%. Mahasiswa masih kesulitan dalam mengemukakan alasan dalam menentukan ide-ide matematis yang digunakan.Selain itu mahasiswa juga masih kurang terampil dalam melakukan operasi hitung secara sistematis dan tepat. Hal ini, terlihat dari perolehan persentase indikator K4 sebesar 52,5%. Sehingga dapat dikatakan mahasiswa masih kesulitan dalam menjelaskan hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan konsep geometri datar dan teorema phytagoras

3. Aspek koneksi ide-ide matematis dalam konteks kehidupan sehari

(10)

koneksi yang meliputi:(1) mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis dalam konteks kehidupan sehari, (2) menjelaskan hubungan ide-ide matematis dalam konteks kehidupan sehari. Adapun soal tes kemampuan koneksi matematis nomor 3 adalah sebagai berikut

Paman akan membuat etalase toko dari kaca yang terbentuk balok yang berukuran panjang 100 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 70 cm, jika harga permeter kaca Rp. 50.000,-/meter persegi, hitunglah biaya yang dibutuhkan untuk membuat etalase tersebut!

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat sebanyak 2 orang atau 5% yang memperoleh skor 4. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa mengaitkan ide-ide matematis dalam konteks kehidupan sehari tergolong sangat tinggi. Mahasiswa pada kategori ini sudah dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan mampu menjelaskan keterkaitan konsep-konsep tersebut sehingga dengan perhitungan yang tepat mereka dapat menyelesaikan soal yang diberikan. Selanjutnya, sebanyak 10 orang atau 25% yang memperoleh skor 3. Hal ini berarti kemampuan koneksi mahasiswa mengaitkan ide-ide matematis dalam konteks kehidupan sehari tergolong tinggi. Pada kategori ini terdapat dua kelompok mahasiswa yakni (1) kelompok yang dapat menyelesaikan K1, K2, dan K3 sebanyak 2 orang, (2) kelompok K1, K2 dan K4 sebanyak 8 orang. Mahasiswa kelompok (1) pada kategori ini sudah dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan mampu menjelaskan keterkaitan konsep-konsep tersebut, namun kurang teliti dalam melakukan penghitungan. Di lain pihak, mahasiswa kelompok (2) pada kategori ini sudah dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan mampu menghitung secara sistematis, namun tidak dapat menjelaskan hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

(11)

kehidupan sehari-hari tergolong sangat rendah. Mahasiswa pada kategori ini tidak dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dengan

Hasil tes kemampuan koneksi matematis pada soal nomor 3 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel3. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Soal Nomor 3

No Kode Mahasiswa Indikator Koneksi Soal 3 Skor

(12)

Keterangan:

K1: Menentukan luas permukaan geometri ruang K2: Menentukan biaya yang diperlukan

K3: Mengemukakan alasan tiap langkah penyelesaian K4: Menghitung secara sistematis dan tepat

masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak mampu menjelaskan keterkaitan konsep-konsep tersebut.

Apabila ditinjau dari indikator koneksi matematis soal nomor 3, rata-rata indikator K1 di atas 70%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa dapat mengidentifikasi hubungan ide-ide matematis padageometri ruang sisi datar dalam konteks keghidupan sehari-hari. Namun rata-rata indikator K1, K2 dan K3 masih tergolong rendah dengan perolehan persentase di bawah 70%. Indikator K2 sebesar 55%, indikator K3 sebesar 7,5% dan indikator K4 sebesar 25%. Dengan demikian dapat dikatakan mahasiswa masih belum mampu menjelaskan hubungan ide-ide matematis pada geometri ruang sisi datar dalam konteks kehidupan sehari-hari.

4. Kemampuan koneksi matematis mahasiswa PGSD dalam menyelesaikan soal

geometri ruang sisi datar di STKIP Citra Bakti

Secara keseluruhan hasil analisis tiga aspek yang diteliti menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematis mahasiswa PGSD dapat diukur dengan melihat ketercapaian enam indikator yang dikembangkan peneliti yang kemudian dispesifikan ke dalam indikator soal K1, K2, K3 dan K4 pada tiga soal tes kemampuan koneksi matematis. Tabel analisis kemampuan koneksi matematis mahasiswa PGSD secara keseluruhan dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 4. Kemampuan Koneksi Matematis Secara Keseluruhan Aspek Koneksi 1

(13)

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisisis penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa, kemampuan koneksi matematis mahasiswa program studi PGSD di STKIP Citra Bakti Ngada pada aspek koneksi ide-ide matematis dalam satu topik yang sama tergolong sedang dengan perolehan persentase 72,5%, pada aspek koneksi ide-ide matematis dalam satu topik dengan topik yang lain tergolong sangat rendah dengan perolehan persentase 57,5%, dan pada aspek koneksi ide-ide matematis dalam konteks kehidupan sehari tergolong sangat rendah dengan perolehan persentase 41,88%. Kemampuan koneksi matematis mahasiswa PGSD STKIP Citra Bakti masih tergolong sangat rendah dengan perolehan persentase secara keseluruhan 57,3%.

Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: (1) Bagi mahasiswa program studi PGSD STKIP Citra Bakti Ngada untuk dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematisnya dengan rajin berlatih mengerjakan soal-soal matematika agar meningkatkan kemampuan menjawab soal yang diberikan dosen dan dapat menjadi acuan ketika mengajarkan matematika di Sekolah Dasar. (2) Bagi dosen matematika, diharapkan untuk dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis mahasiswa dengan memberikan soal-soal yang bervariasi terutama dalam konteks kehidupan nyata. (3) Bagi peneliti diharapkan dapat melaksanakan penelitian lanjutan dengan mencari strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis mahasiswa program studi PGSD.

DAFTAR PUSTAKA

Jaijan, W. & Loipha, S. 2012. Making Mathematical Connections with Transformations Using Open Aproach.HRD Journal, 3(1): 91 -100.

Johnson, B & Christensen,L. 2004. Educational Research: Quantitative, Qualitative And Mixed Approaches. 2th Edition. America: Pearson.

Lapan, G. 2002. Getting to Know Connected Mathematics: An Implementation Guide. New Jersey: Michigan State University

Mousley, J. 2004. An Aspect of Mathematical Understanding: The Notion of “Connected Knowing”. Proceedings of the 28th Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education, 3: 377–384.

NCTM. 2000.Principle and Standard for school Mthematics. Reston: The National Council of Tecaher Mathematics.

Siegel,M. dkk. 2015. Designing a Majorin the Mathematical Sciences. CUPM 2015 Curriculum Guide Steering Committee http://www.maa.org/sites/ default/files/CUPM_brochure_2015%20%281%29.pdf diakses 11 Februari 2015 Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia (Konstatatsi Keadaan Masa Kini

Gambar

Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Soal Nomor 1
Tabel 2. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Soal Nomor 2
Tabel 4. Kemampuan Koneksi Matematis Secara Keseluruhan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan potret dinamika sosial berhubungan dengan: (1) bentuk masalah soaial, dan (2) dampak masalah sosial yang terdapat

Masih terkait dengan kegiatan pemanfaatan kawasan mangrove, Kelompok Pantai Lestari memiliki peluang untuk mengadakan kerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Implementasi Peraturan Walikota Semarang Nomor 7 Tahun 20103 tentang Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif (Studi di Puskesmas Pegandan Kec. Gajahmungkur Kota

Alat ini menggunakan sensor accelerometer untuk mengetahui sudut kemiringan dari sensor yang diletakkan pada prototype box agar dapat diketahui kondisi dari

Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/atau pendalaman materi

258 ditingkatkan lagi karena dari hasil olahaan data kuesiner seperti yang terlihat pada tabel 5 menunjukkan indeks parematernya berada pada angka 2, 09 yang berada pada kategori

a) Strategi SO, memberi peluang bagi para industri perajin ukiran Jepara untuk mencari alternatif bahan baku dari lokal yang kualitasnya sama dengan bahan baku

Negara memiliki peran sebagai pihak yang memberikan perlindungan bagi wartawan dalam situasi internal disturbances and tension lewat hukum nasional dan pelaksanaan