• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GENERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GENERASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Project Research 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GENERASI Y BEKERJA DI SEKTOR PERTANIAN

(The Factors That Influence Generation Y To Work In The Agricultural Sector)

Rizali Anshar, Rajiman, Miftakhul Arifin

INTISARI

Generasi Y adalah generasi berikutnya sebagai agen perubahan yang dapat memberikan perubahan dari pola lama sektor pertanian menjadi pola yang lebih modern melalui penerapan fungsi manajemen yang baik dan penerapan teknologi baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi generasi Y bekerja di sektor pertanian. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis asosiatif kausal dengan uji regresi data kuantitatif. Hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi generasi Y bekerja di sektor pertanian; faktor ketertarikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan dengan persamaan regresi Y = 1,807 + 0.396.X1 (R = 0,413), sedangkan pengaruh faktor dorongan tidak signifikan dengan persamaan regresi Y = 2,244 + 0,309.X2 (R = 0,286), dan pengaruh faktor ketertarikan dan dorongan terhadap keputusan adalah signifikan dengan persamaan regresi Y = 1,467 + 0,345.X1 + 0.194.X2 (R = 0,447)

Kata kunci : Sektor Pertanian, Generasi Y, Modernisasi Pertanian

ABSTRACT

Generation Y is the next generation as the agent of change that can actually provide a change from the old pattern of the agricultural sector into a more modern patterns through the application of good management function and new technologies. The purpose of this study is to determine the factors that influence generation Y that work in the agricultural sector. The method that used in this reseach is associative causal analysis with quantitative data regression test. The result are Interest Factor has a significant effect on the decision by the regression equation Y = 1.807 + 0.396.X1 (R = 0.413). Whereas the effect of a Thrust Factor to the decision is not significant with regression equation Y = 2.244 + 0.309.X2 (R = 0.286). Meanwhile the effect of Interest and Thrust Factor to the decision is significant with regression equation Y = 1.467 + 0.345.X1 + 0.194.X2 (R=0.447).

(2)

Project Research 2016

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi sektor pertanian yang cukup besar terhadap kontribusi pembangunan dan ekonomi nasional. Salah satu bentuk kontribusi sektor pertanian adalah dalam pembangunan dan ekonomi nasional adalah dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan Renstra Kementrian Pertanian, jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian mencapai 35,76 juta jiwa.

Tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian terbagi menjadi 2 yakni tenaga kerja yang bekerja di sektor on farm dimana proses produksi produk pertanian dihasilkan mulai dari perencanaan produksi, pengolahan lahan, penanaman hingga panen, dan tenaga kerja yang bekerja di sektor off farm yaitu diluar kegiatan proses produksi produk pertanian seperti kegiatan penyediaan sarana produksi pertanian, kegiatan pascapanen, pengolahan hasil, pemasaran hingga jasa.

Permasalahan yang terjadi di sektor pertanian terutama di sektor on farm adalah rendahnya kualitas dan kuantitas produksi. Kondisi ini disebabkan pola modernisasi pertanian yang belum dapat diterapkan sepenuhnya pada tingkat petani. Penerapan pola modernisasi pertanian sejatinya adalah penggabungan antara fungsi manajemen dan unsur teknologi.

Menurut data BPS dalam Renstra Kementrian Pertanian 2014–2019, mayoritas petani di Indonesia adalah petani dengan usia lanjut dengan tahun kelahiran dibawah tahun 1980. sementara untuk mewujudukan modernisasi pertanian dibutuhkan keberadaan generasi muda dengan rentang usia antara 15 – 36 tahun. Generasi ini merupakan generasi penerus sebagai agent of change yang sejatinya dapat memberikan perubahan dari pola lama sektor pertanian menjadi pola yang lebih modern melalui penerapan berbagai teknologi baru serta penerapan mekanisasi pertanian.

Menurut Anantatmula (2012), generasi dengan tahun kelahiran antara tahun 1980 – 2001 disebut generasi Y. Maretha (2014) menjelaskan bahwa generasi Y dipengaruhi oleh teknologi yang secara masif pada masa tumbuh kembangnya. Sistem Informasi berbasis internet dan perkembangan teknologi digital pada keseharian membuat generasi Y menjadi sangat familiar dalam menggunakan teknologi digital. Selain itu generasi Y ini memiliki karakteristik yang cerdas dan terbuka terhadap teknologi, terbiasa dengan keanekaragaman, dan mempunyai kemampuan melakukan beberapa hal dalam satu waktu sekaligus (multitasking).

Berdasarkan data Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Prambanan, sebagian besar anggota dari 35 kelompok memiliki tahun kelahiran di bawah tahan 1980 sementara kelompok tani yang termasuk dalam kategori generasi Y sangat sedikit yaitu 150 orang. Padahal untuk menciptakan modernisasi pertanian sangat dibutuhkan keberadaan generasi ini.

(3)

Project Research 2016

Keberadaan generasi Y yang bekerja di sektor pertanian yang sangat sedikit inilah yang mendasari pengkajian mendalam tentang faktor apa saja yang mempengaruhi generasi Y bekerja di sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1). Pengaruh faktor ketertarikan terhadap keputusan generasi Y bekerja di sektor pertanian, (2). Pengaruh faktor dorongan terhadap keputusan generasi Y bekerja di sektor pertanian, dan (3). Pengaruh faktor ketertarikan dan dorongan terhadap keputusan generasi Y bekerja di sektor pertanian.

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2008), penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan permasalahan yang bersifat asosiasi antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini, terdapat variabel independen / yang mempengaruhi (X) yaitu ketertarikan (X1) dan dorongan (X2) dan variabel dependen / yang dipengaruhi (Y) yaitu keputusan.

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2016, bertempat di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Pengambilan sampel kecamatan dilakukan dengan Purposive yaitu di Kecamatan Prambanan Klaten dengan pertimbangan bahwa di Kecamatan Prambanan Klaten terdapat banyak industri yang menyerap banyak tenaga kerja muda. Penentuan desa yang terpilih dilakukan secara

purporsive. Penentuan petani dilakukan secara proportional random sampling yaitu diambil 30 responden berdasar jumlah generasi Y yang bekerja di sektor pertanian pada masing-masing desa di Kecamatan Prambanan. Desa terpilih, jumlah populasi generasi Y dan jumlah sampel disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Desa terpilih, jumlah populasi generasi Y dan jumlah sampel

No Desa Jumlah Gen Y dengan metode wawancara dengan bantuan kuesioner. Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup dengan skala yang digunakan adalah skala ordinal sebanyak lima skala. Kuesioner telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas.

(4)

Project Research 2016

Analisis data menggunakan persamaan regresi dengan rumus :

Y = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn

Hasil penelitian ketertarikan generasi Y bekerja di sektor pertanian disajikan dalam Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, dari 30 orang responden diketahui bahwa terdapat 25 orang responden yang sangat tertarik dalam bekerja di sektor pertanian dan 4 orang yang tertarik, artinya ada 29 orang yang masuk dalam kriteria tertarik. sedangkan responden yang memiliki kategori kurang tertarik sebanyak 1 orang.

Hal ini disebabkan bekerja di sektor pertanian dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan tidak menuntut adanya pekerjaan secara penuh. Selain itu juga bekerja di sektor pertanian memungkinkan petani mendapatkan pendapatan yang cukup baik bagi kehidupannya sehari – hari.

Tabel 2. Hasil analisis deskriptif ketertarikan generasi Y bekerja di sektor pertanian

No Kategori Ketertarikan Singkatan Kriteria (%)

Hasil pengujian regresi parsial diperoleh persamaan regresi : Y = 1,807 + 0,396.X1(R = 0,413)

Penentuan taraf signifikansi atau linieritas dari regresi, kriteria dapat ditentukan berdasarkan uji f maupun uji t atau bisa juga dengan uji nilai signifikansi (Sig.) dengan ketentuan jika nilai Sig. < 0,05 maka variabel yang diuji pengaruhnya memiliki pengaruh yang signifikan. Berdasarkan penelitian, diperoleh nilai f yakni sebesar 5,750 dan lebih besar dari f tabel yakni 4,170 dan nilai sig pada SPSS yakni sebesar 0,023 yang berarti lebih kecil dari 0,05.

(5)

Project Research 2016

tentang pemenuhan kebutuhan dasar manusia menurut Robbins (2007) yakni (1) Kepastian, (2) Variasi, (3) Relasi & Koneksi, (4) Merasa unggul & terbaik, (5) Bertumbuh dan pembelajaran, dan (6) Kontribusi.

Menutur Losier (2006), terpengaruhnya seseorang untuk bergerak disebabkan adanya suatu gaya yang disebut dengan “law of attraction”. Law of attraction memiliki cara kerja seperti magnet yang menarik secara otomatis mendekat kearahnya akibat adanya daya tarik yang kuat. Jadi untuk menarik generasi Y dibutuhkan daya yang kuat pula. Jika pada sektor pertanian telah diterapkan pola modernisasi seperti penerapan fungsi manajemen yang baik pada sektor pertanian, penerapan teknologi modern serta penetapan mekanisasi pertanian yang dilakukan secara sustainable dan komprehensif, akan meningkatkan keputusan generasi Y untuk bekerja di sektor pertanian.

Faktor Dorongan

Hasil penelitian dorongan generasi Y bekerja di sektor pertanian disajikan dalam Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, dari 30 orang responden diketahui bahwa terdapat hanya 1 orang responden yang sangat terdorong dalam bekerja di sektor pertanian dan 12 orang yang terdorong, artinya ada 13 orang yang masuk dalam kategori terdorong. Sedangkan responden yang kurang terdorong mencapai 17 orang. Sementara tidak ada yang masuk dalam kategori tidak terdorong dan sangat tidak terdorong.

Hal ini disebabkan pada kenyataannya bekerja di sektor pertanian adalah keinginan sendiri. Selain itu juga kondisi petani generasi Y tidak dalam keadaan yang terhimpit sehingga inilah yang menyebabkan mereka kurang terdorong. Menurut Robbins (1992), untuk menciptakan kondisi terdorong, seseorang harus berada dalam kondisi tidak nyaman. Artinya seseorang berada diluar dari zona nyaman (comfort zone).

Tabel 3.Hasil analisis deskriptif dorongan generasi Y bekerja di sektor pertanian

No Kategori Dorongan Singkatan Kriteria

(%)

Hasil pengujian regresi parsial diperoleh persamaan regresi : Y = 2,244 + 0,309.X2 (R = 0,286)

Penentuan taraf signifikansi atau linieritas dari regresi, kriterianya dapat ditentukan berdasarkan uji f maupun uji t atau uji nilai tignifikansi (Sig.) dengan ketentuan jika nilai Sig. < 0,05 maka variabel yang diuji pengaruhnya memiliki pengaruh yang signifikan. Berdasarkan penelitian, diperoleh nilai f yakni sebesar 2,487 dan lebih kecil dari t tabel yakni 4,170 dan nilai sig pada SPSS yakni sebesar 0,126 yang berarti besar dari 0,05

(6)

Project Research 2016

dorongan karena dorongan dari luar yang disebut dorongan eksternal dan dorongan dari diri sendiri yang disebut dengan dorongan internal dan biasa disebut juga dengan istilah motif.

Menurut Maslow (2013) yang telah mengalami pembaharuan dari karya ilmiahnya berjudul “A Theory of Human Motivation (1943)”, Motif muncul karena

sebuah desakan kebutuhan. Desakan kebutuhan terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa cinta, kebutuhan akan penghargaan serta kebutuhan tentang aktualisasi diri. Kebanyakan yang terjadi sebuah motif terjadi disebabkan karena adanya desakan fisiologis seperti kondisi yang terhimpit / himpitan ekonomi.

Menurut Robbins (1992), untuk menciptakan kondisi terdorong, seseorang harus berada pada kondisi tidak nyaman atau berada diluar dari zona nyaman (comfort zone). Untuk mendorong generasi Y bekerja di sektor pertanian, dibutuhkan suatu cara untuk menyentuh faktor internal dan eksternal seseorang. Menurut Kenna (2008), dorongan internal muncul karena seseorang telah berada luar zona nyamannya.

Dewasa ini sektor pertanian mulai tidak diminati. Persepsi akan sektor pertanian yang kotor dan tidak menjanjikan penghasilan membuat dorongan secara internal tidak terjadi, apalagi dengan dorongan orang tua serta keluarga yang justru tidak mendorong bekerja di sektor pertanian, namun justu mendorong untuk bekerja di luar sektor pertanian. Usaha untuk menciptakan dorongan terhadap sektor pertanian dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan secara menyeluruh / komprehensif.

Faktor Ketertarikan Dan Dorongan

Hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan regresi : Y = 1,467 + 0,345.X1 + 0.194.X2 (R = 0,447)

Penentuan taraf signifikansi atau linieritas dari regresi, kriterianya dapat ditentukan berdasarkan uji f atau uji nilai signifikansi (Sig.) dengan ketentuan jika nilai Sig. < 0,05 maka variabel yang diuji pengaruhnya memiliki pengaruh yang signifikan. Berdasarkan hasil analisis SPSS 23, diperoleh nilai f sebesar 3,372 dan lebih besar dari f tabel yakni 3,320 dan nilai sig pada SPSS yakni sebesar 0,049 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Kondisi ini disebabkan kedua faktor yang diteliti yakni ketertarikan dan dorongan merupakan komponen dari motivasi (Bavister, 2003). Kedua faktor ini diterapkan maka akan membawa pengaruh yang baik pada keputusan petani dibanding hanya menerapkan salah satu faktor yakni ketertarikan dan dorongan (secara parsial).

Dibanding pengaruh ketertarikan terhadap keputusan sebesar 0,396 dan dorongan sebesar 0,309, pengaruh faktor ketertarikan dan dorongan terhadap keputusan yakni 0,548 jika diberikan secara bersamaan. Ini menandakan bahwa nilai keputusan pun akan semakin tinggi jika ketertarikan dan dorongan dilakukan secara bersamaan.

(7)

Project Research 2016

Faktor Keputusan

Hasil penelitian dorongan generasi Y bekerja di sektor pertanian disajikan dalam Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa terdapat 14 orang responden yang memiliki keputusan yang sangat kuat dalam bekerja di sektor pertanian dan 12 orang yang memiliki keputusan yang kuat, artinya terdapat 26 orang yang masuk dalam kategori keputusan kuat. Sedangkan responden yang memiliki keputusan kurang kuat dan tidak kuat masing-masing yakni 3 orang kurang kuat dan 1 orang yang tidak kuat serta tidak ada yang memiliki keputusan sangat tidak kuat dalam bekerja di sektor pertanian.

Tabel 4. Hasil analisis desktiptif keputusan generasi Y bekerja di sektor pertanian

No Kategori Keputusan Singkatan Kriteria

(%)

Berdasarkan hasil, maka diketahui rerata kuat. Berdasarkan pada usia responden pada rentang generasi Y pertama dan kedua, responden sudah memiliki tingkat kemandirian yang matang, artinya setiap keputusan ditentukan oleh diri sendiri dengan berdasar pada pertimbangan tertentu.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan :

1) Faktor ketertarikan berpengaruh signifikan terhadap keputusan generasi Y bekerja di sektor pertanian dengan persamaan regresi Y = 1,807 + 0,396.X1 (R = 0,413) 2) Faktor dorongan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan generasi Y

bekerja di sektor pertanian dengan persamaan regresi Y = 2,244 + 0,309.X2 (R = 0,286), dan

3) Faktor ketertarikan dan dorongan berpengaruh signifikan terhadap keputusan generasi Y bekerja di sektor pertanian dengan persamaan regresi Y = 1,467 + 0,345.X1 + 0,194.X2 (R = 0,447).

DAFTAR PUSTAKA

Anantatmula, V. S., & Shrivastav, B. (2012). Evolution of project teams for Generation Y workforce. International Journal of Managing Projects in Business, 5(1), 9–26. http://doi.org/10.1108/ 17538371211192874

Bachtera, E. 2013. Definisi Keputusan dan Dasar. http://erlanggaba.blogspot.co.id /2013/05/definisi-keputusan-dan-dasar.html. Diakses 7 April 2016 Pukul 20.00 wib.

(8)

Project Research 2016

Higgins, E. T. 2011. Beyond Pleasure and Pain : How Motivation Works. Oxford University Press, New York

Inayah, A. 2015. Motivasi. http://alyainanurisa174.blogspot.co.id/2015/05/normal-0-false-false-false-in-ko-ar-sa.html. Diakses 14 Maret 2016 Pukul 17.30 wib

Sugiyono. 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D Alfabeta, Bandung Kresna, B. 2010. Cara Cerdas Pilih Jurusan Demi Profesi Impian. Jogja Great!

Publisher. Yogyakarta

Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2015. Rencana Strategis Kementrian Pertanian Tahun 2015 - 2019.

Losier, M. J. 2006. Law of Attraction, Mengungkap Rahasia Kehidupan. Ufuk Publishing House, Jakarta

Maretha, I. 2014. Mampukah Gen-X Memimpin Karyawan Gen-Y. http://www. markplusinstitute.com/who_we_are/detail_article/14 diakses 15 Maret 2016 Pukul 16.00 Wib

Maslow, H. A. 2013. A Theory of Human Motivation. Martino Fine Books, USA Michael Hall & Bob G, 2003. User's Manual for the Brain: Vol. II, Mastering Systemic

NLP. Crown House Publishing. United Kingdom.

Gambar

Tabel 1. Desa terpilih, jumlah populasi generasi Y dan jumlah sampel
Tabel 2. Hasil analisis deskriptif ketertarikan generasi Y bekerja di sektor pertanian
Tabel 3. Hasil analisis deskriptif dorongan generasi Y bekerja di sektor pertanian
Tabel 4. Hasil analisis desktiptif keputusan generasi Y bekerja di sektor pertanian

Referensi

Dokumen terkait

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

Meskipun perpustakaan bermanfaat sebagai salah satu sumber belajar untuk semua mata pelajaran (termasuk pelajaran sejarah), namun dalam kenyataan ada kecenderungan

Vol. 2, Desember 2017 109 Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mencoba menggali lebih dalam tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5

Personalisasi reward dalam penelitian ini masih terbatas karena menggunakan Finite State Machine yang perilakunya terbatas, sehingga jika dimainkan berulangkali maka

Tujuan penelitian peng- embangan ini adalah menghasilkan modul interaktif dengan menggunakan learning content development system pada materi pokok usaha dan energi untuk

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga