• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN PAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN PAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN

PANGAN

KELOMPOK V LIN INDRAWATI RAIHAN KURNIAWATI BATA

SITI AMALIA GOBEL SRI MASTUTI NURKAMIDEN

YULIANA

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tanaman Pangan

Jurusan Biologi

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah yang tak terhingga atas kehadirat Allah Swt, yang telah memperkenankan saya untuk dapat menyusun makalah ini. Sholawat dan taslim semoga terhaturkan kepada beliau panutan seluruh umat, Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir jaman. Amiiin.

Terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril ataupun materil sehingga makalah yang berjudul “Analisis Pertumbuhan Tanaman Pangan” dapat terselesaikan dengan baik. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua, meskipun dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan.

Tak ada gading yang tak retak. Begitu juga dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan guna kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, cukup itu dari saya kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Gorontalo, September 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan...1

BAB II...2

A. Pengertian Analisis Pertumbuhan...2

B. Parameter Pertumbuhan...3

1. Laju Pertumbuhan Tanaman (LPT)...3

2. Laju Pertumbuhan Nisbi/Relatif (LPN/LTR)...4

3. Indeks Luas Daun (ILD)...4

4. Laju asimilasi bersih/netto (LAB/LAN)...5

5. Bobot Daun Khas (BDK)...6

6. Indeks Panen (IP)...6

C. Perbedaan Fisiologi Tanaman dengan Fisiologi Tumbuhan...7

BAB III...10

A. Kesimpulan...10

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pola pertumbuhan sepanjang daur hidup tumbuhan dicirikan oleh suatu fungsi pertumbuhan yang disebut Kurva Sigmoid yaitu kurva yang berbentuk S. pertumbuhan kecambah yang lamban dan biasanya negatif dalam hal penambahan berat kering selama periode yang pendek saja, selama satu atau dua minggu. Fase ini diikuti oleh suatu periode laju pertumbuhan eksponensial; fase ini relatif pendek dalam tajuk tanaman budidaya, Fase linier merupakan kelanjutan berikutnya selama periode yang relative panjang, selama ini tejadi penambahan berat kering dengan laju yang konstan. Pada tanaman budidaya, fase linier merupakan pernyataan dari laju pertumbuhan tanaman budidaya (Crop Growth Rate = CGR).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan analisis pertumbuhan? 2. Bagaimana parameter pertumbuhan?

3. Apa perbedaan fisiologi tanaman dengan fisiologi tumbuhan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian analisis pertumbuhan 2. Untuk mengetahui bagaimana parameter pertumbuhan

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Analisis Pertumbuhan

Analisis tumbuh tanaman digunakan untuk memperoleh ukuran kuantitatif dalam mengikuti dan membandingkan pertumbuhan tanaman, dalam aspek fisiologis maupun ekologis, baik secara individu maupun pertanaman [ CITATION Les12 \l 1033 ]

Analisis pertumbuhan merupakan suatu cara untuk mengikuti dinamika fotosintesis yang diukur oleh produksi bahan kering. Berat kering brangkasan adalah indikator pertumbuhan tanaman karena berat kering tanaman merupakan hasil akumulasi asimilat tanaman yang diperoleh dari total pertumbuhan dan perkembangan tanaman selama hidupnya. Semakin besar berat kering brangkasan berarti semakin baik pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. (Mursito dan Kawiji, 2002).

Kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering dapat dipelajari melalui laju asimilasi bersih (LAB) (Britz dan Sager, 1990). Gardner et al., (1991) menyatakan bahwa hubungan antara berat tanaman dengan luas daun bersifat linier pada fase-fase ontogeni awal tetapi tidak berlaku untuk fase-fase selanjutnya (dalam [ CITATION Mun13 \l 1033 ]).

Salah satu pendekatan terhadap analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil panen dan analisis perkembangan tanaman sebagai penimbunan bersih hasil fotosintesis secara terintegrasi dengan waktu, disebut sebagai analisis pertumbuhan.

(6)

waktu tertentu. Perubahan-perubahan selama pertumbuhan mencerminkan perubahan bagian yang aktif berfotosintetsis.

Fotosintat yang lebih besar akan memungkinkan membentuk organ tanaman yang lebih besar kemudian menghasilkan produksi bahan kering yang semakin besar (Sitompul dan Guritno, l995) dalam [ CITATION Mun13 \l 1033 ].

Berbagai ukuran dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan tanaman dengan cara membandingkan bobot bahan kering dan luas daun tanaman dari waktu ke waktu. Dengan memperhatikan luas daun dan bobot kering dapat diukur laju asimilasi neto. Dengan hanya memperhatikan bobot kering tanaman dapat dikur laju tumbuh pertanaman dan laju pertumbuhan relatif.

Analisis tumbuh tanaman digunakan untuk memperoleh ukuran kuantitatif dalam mengikuti dan membandingkan pertumbuhan tanaman, dalam aspek fisiologis maupun ekologis, baik secara individu maupun pertanaman.

B. Parameter Pertumbuhan

Analisis pertumbuhan dapat dilakukan terhadap sebatang tanaman atau terhadap komunitas tanaman. Analisis tumbuhan sebatang tanaman, umumnya dilakukan pada tahap awal, meliputi laju pertumbuhan relatif dan mutlak, laju asimilasi bersih, rasio luas daun, luas daun khusus, berat daun khusus dan alometri dalam pertumbuhan (Gardner et al., 2008) dalam [ CITATION Les12 \l 1033 ]

1. Laju Pertumbuhan Tanaman (LPT)

Laju pertumbuhan tanaman yaitu bertambahnya berat dalam komunitas tanaman persatuan luas tanah dalam satuan waktu, digunakan secara luas dalam analisis pertumbuhan tanaman budidaya yang ada di lapangan (Gardner et al.,

1991) dalam [ CITATION Mun13 \l 1033 ].

Dimana:

(7)

2. Laju Pertumbuhan Nisbi/Relatif (LPN/LTR)

Relative growth rate adalah kompleks parameter ditentukan oleh sejumlah fisiologis, morfologis dan komponen biomassa-alokasi. Banyak penelitian berpusat pada menggambarkan perbedaan antara asli dan RGR spesies invasif[ CITATION Dre07 \l 1033 ]

Analisis pertumbuhan tanaman terurai RGR ke asimilasi bersih Tingkat (NAR, tingkat produksi bahan kering per satuan luas daun) dan rasio daun daerah (LAR, luas daun per unit massa total tanaman), di mana RGR=NAR x LAR. NAR ditentukan terutama oleh rasio karbon yang diperoleh melalui fotosintesis dan karbon yang hilang melalui respirasi. LAR mencerminkan jumlah luas daun tanaman mengembangkan per unit massa total tanaman dan, oleh karena itu, tergantung pada proporsi biomassa yang dialokasikan untuk daun relatif terhadap massa total tanaman (daun rasio massa, LMR) dan berapa banyak daun wilayah tanaman berkembang perunit daun biomassa (luas daun spesifik, SLA), di mana LAR=LMR x SLA [ CITATION Dre07 \l 1033 ].

Laju pertumbuhan nisbi/relatif (LPN/LTR) = relative growth rate (RGR) adalah kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan bobot kering awal tiap satuan waktu (g/g/minggu).

RGR = loge W2- loge W1

t2 - t1

Dimana:

W1 dan W2 = Seluruh tanaman berat kering masing-masing di t1 dan t2 t1 dan t2 = Interval waktu per hari

3. Indeks Luas Daun (ILD)

(8)

Rasio luas daun (Leaf Area Ratio = LAR) menunjukkan rasio antara luas lamina daun atau jaringan yang melakukan fotosintesis dengan jaringan tanaman total yang melaksanakan respirasi atau biomassa total tanaman (Gardner et al., 1991).

Semakin banyak jumlah daun, akan semakin banyak cahaya yang diserap untuk proses fotosintesis sehingga karbohidrat untuk pertumbuhan tanaman juga banyak. Fotosintat yang dihasilkan akan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Gardner et al., 1991 dalam [ CITATION Mun13 \l 1033 ]).

Indeks luas daun (ILD) = leaf area index (LAI) adalah luas daun di atas suatu luas lahan. ILD 2 artinya di atas tiap m2 lahan ditutupi 2 m2 daun, tidak bersatuan.

4. Laju asimilasi bersih/netto (LAB/LAN)

Menurut Gardner et al. (1991), suatu nilai rata-rata laju pertumbuhan tanaman sebesar 20 g/m2/hari dianggap cukup baik untuk kebanyakan tanaman budidaya, terutama tipe C3 seperti kacang tanah (dalam [ CITATION Mur10 \l 1033 ]

Nilai hasil bersih asimilasi/Net Asimilation Rate (NAR) bagi tanaman dapat digunakan untuk mengevaluasi tingkat efisiensi daun dalam berfotosintesis (Prasetyo, 2004).

Laju asimilasi bersih/netto (LAB/LAN) = net assimilation rate (NAR) adalah kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan luas daun tiap satuan waktu (g/dm2/minggu).

Dimana:

(9)

L1 dan L2 = Bobot daun atau luas daun masing-masing pada t1 dan t2 t1 - t2 = Interval waktu per hari.

5. Bobot Daun Khas (BDK)

Bobot daun khas (BDK) = specific leaf weight (SLW) adalah bobot daun tiap satuan luas daun, menggambarkan ketebalan daun (g/dm2)[ CITATION Fat04 \l 1033 ]

Meningkatnya ketebalan daun akibat terjadi kekurangan air sebagai bentuk pertahanan tanaman. Respon tanaman yang mengalami cekaman kekeringan mencakup perubahan ditingkat seluler dan molekuler seperti perubahan pada pertumbuhan tanaman, volume sel menjadi lebih kecil, penurunan luas daun, daun menjadi tebal, adanya rambut pada daun, peningakatan ratio akar-tajuk, sensitivitas stomata, penurunan laju fotosintesis, perubahan metabolisme karbon dan nitrogen, perubahan produksi aktivitas enzim dan hormon, serta perubahan ekspresi gen [ CITATION Mui13 \l 1033 ].

6. Indeks Panen (IP)

Indeks panen merupakan ratio bobot biji dengan bobot biomassa. Semakin tinggi in-deks panen tanaman jagung menunjukan bahwa partisi fotosintat di tajuk banyak ditranslokasi ke bagian biji. Penurunan indeks panen seiring dengan makin padatnya populasi tanaman/ha disebabkan karena persaingan cahaya, unsur hara, air dan CO2 antar tanaman[ CITATION Efe10 \l 1033 ].

Indeks panen (IP) = harvest index (HI) : kemampuan tanaman menyalurkan asimilat, tanpa satuan.

(10)

menurun pada saat pertambahan luas daun, sehingga tidak mampu melakukan fotosintesis secara optimal. Sehingga akan terdapat suatu saat dimana LTP tidak tanggap lagi terhadap peningkatan ILD.

ILD pada saat LTP mencapai maksimum disebut ILD Optimum. Peningkatan luas daun selanjutnya mengakibatkan peningkatan ILD, daun-daun akan saling menutupi satu dengan yang lain dari akibat nilai LAN menurun. Penurunan nilai LAN sedemikian rupa akan mengakibatkan laju pertumbuhan. menurun. ILD pada saat LTP atau LTR mulai menurun disebut ILD Kritis.

C. Perbedaan Fisiologi Tanaman dengan Fisiologi Tumbuhan

Fisiologi tanaman adalah mempelajari proses di dalam tubuh tanaman (tumbuhan budidaya) pada tingkatan individu dan populasi. Sedangkan Fisiologi Tumbuhan adalah mempelajari proses di dalam tubuh tumbuhan secara umum pada tingkatan molekuler dan seluler.

1. Alat yang Digunakan

Mempelajari proses perlu alat sederhana dan canggih.

a. Untuk mengkur Luas daun membutuhkan alat: timbangan (gravimetri), area meter, canopy analyzer.

b. Untuk mengukur Bobot kering membutuhkan alat: oven, timbangan. c. Untuk mengukur Fotosintesis membutuhkan alat: Photosynthetic analyzer. d. Untuk mengukur Bukaan stomata-transpirasi membutuhkan alat:

mikroskop, kobal klorid, porometer.

e. Untuk mengukur Klorofil membutuhkan alat: bagan warna daun, spectrophotometer, chlorophyll meter. Untuk mengukur Cahaya membutuhkan alat: light meter, tube solarimeter.

2. Analisis pertumbuhan

Tanpa alat yang canggih proses fisiologis tanaman dapat dipelajari dengan analisis pertumbuhan.

1) Macam Pengamatan a. Luas daun.

(11)

d. Jumlah bagian-bagian tanaman 2) Macam Pengamatan Luas daun

a. Gravimetri adalah semua daun dirompes, digambar, gambar dipotong, ditimbang.

Luas daun=luas standar/bobot standar x bobot gambar,

b. Plong adalah semua daun dirompes, ditimbang bobot segar, diambil sebagian daun diplong

Luas daun=luas plong/bobot plong x bobot daun 3) Macam pengamatan luas daun

a. Kertas millimeter adalah dibuat kotak-kotak berukuran mis 0,5cmx0,5cm pada plastik transparan, masing-masing daun diletakkan dibawah plastik dihitung berapa kotak-diperkirakan luas.

b. Area meter adalah semua daun dirompes, diletakkan di atas ban berjalan area meter – luas dapat dibaca.

c. Canopy analyzer adalah alat diletakkan di bawah tajuk tanaman- ILD otomatis dapat dibaca.

4) Bobot Kering Tanaman

a. Bahan basah dibagi menurut jenis organ adalah daun, batang, akar(bila mungkin), buah, biji, kulit biji dll, bila terlalu banyak disubsampel.

b. Bahan basah di jemur sampai kering matahari – dioven pada suhu 65-85o C sampai berat tetap, setelah 48 jam kemudian.

c. Ditimbang dengan timbangan ketelitian 2 angka dibelakang koma dalam gram.

5) Distribusi Cahaya Matahari

a. Pengamatan seharusnya dengan tube solarimeter - dibaca energi matahari di bawah tajuk dibanding di tempat terbuka – dinyatakan dlm %, satu tube mempunyai 10 sensor, dibaca 5 kali random.

(12)

cahaya yang banyak diteruskan- inframerah-dengan terang yang sama,energi lebih kecil.

3. Cara Pengamatan Tanaman

1) Tanaman Semusim

a. Waktu dapat berkala 1-2 minggu sekali, bila terbatas 2-3 kali, 2 kali saat pertumbuhan linier, 1kali saat panen.

b. Jumlah 2-5 tanaman tiap sampling, luas lahan=jumlah tanaman x jarak tanam.

c. Tidak menggunakan tanaman tepi/yang menjadi di tepi. 2) Tanaman Tahunan

a. Cukup sulit karena : umur panjang, bobot berat.

b. Pengamatan langsung distruktif jumlah sampel sedikit, dapat menggunakan tanaman yang akan dibongkar.

c. Pengamatan tidak langsung dengan mencari hubungan antar bagian ; luas daun dengan tebal pelepah daun-kelapa sawit.

d. Jarang dilakukan, penting, yang pernah : kelapa, sawit, teh, kopi, kakao.

4. Hubungan Antar Variabel Pengamatan

a. ILD kritis adalah ILD yang menyebabkan tanaman menyerap cahaya 95%

b. ILD optimum adalah ILD yang menyebabkan LPT maksimum

(13)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pertumbuhan membutuhkan ukuran secara tepat dan dapat dibaca dengan bentuk kuantitatif yang dapat diukur. Analisis pertumbuhan merupakan suatu cara untuk mengikuti dinamika fotosintesis yang diukur oleh produksi bahan kering.

Analisis tumbuh tanaman digunakan untuk memperoleh ukuran kuantitatif dalam mengikuti dan membandingkan pertumbuhan tanaman, dalam aspek fisiologis maupun ekologis, baik secara individu maupun pertanaman.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, R., & Suwardi. (2010). Respon Tanaman Jagung Hibrida terhadap Tingkat Takaran. Prosiding Pekan Serealia Nasional , 1-9.

Fathini, D. N., Waluyo, S., & Handayani, S. (2014). Pengaruh Masa Inkubasi Vinasse dan Takaran Pupuk Kalium Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah (Capsicum annuum L.). Vegetalika , 13-24.

James, J. J., & Drenovsky, R. E. (2007). A Basis for Relative Growth Rate Differences Between Native and Invasive. Rangeland Ecology & Management , 395-400.

Lestari, D., Indradewa, D., & Rogomulyo, R. (2012). Gulma di Pertanaman Padi (Oryza sativa l.) Konvensional, Transisi, dan Organik. Ilmu-Ilmu Pertanian , 1-13.

Muis, A., Indradewa, D., & Widada, J. (2013). Pengaruh Inokulasi Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (l.) Merrill) pada Berbagai Interval Penyiraman. Vegetalika , 7-20.

Mungara, E., Rohlan, R., & Indradewa, D. (2013). Analisis Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa l.) Pada Sistem Pertanian Konvensional, Transisi Organik, dan Anorganik. Vegetalika , 1-12.

Murrinie, E. D. (2010). Analisis Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah Dan Pergeseran Komposisi Gulma Pada Frekuensi Penyiangan Dan Jarak Tanam Yang Berbeda. Ilmu-Ilmu Pertanian , 1-15.

Mursito, D. dan Kawiji. 2002. Pengaruh Kerapatan Tanam dan Kedalaman Olah Tanah Terhadap Hasil Umbi Lobak (Raphanus sativus L.). Agrosains. 4(1): 1-6

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian pupuk nitrogen nyata meningkatkan tinggi tanaman 8 MST, total luas daun, laju pertumbuhan tanaman, kehijauan daun dan bobot kering per sampel..

Dengan meningkatnya Nitrogen dalam tanah dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering tanaman serta bobot segar tanaman dan

Variabel penelitian yang diamati terdiri atas: tinggi tanaman, berat kering tajuk dan akar, hasil panen, laju pertumbuhan tanaman, laju asimilasi bersih, indeks luas daun,

Dari hasil penelitian terdapat interaksi antara jenis pupuk kandang dengan dosis NPK pada parameter jumlah daun, luas daun, indeks luas daun, bobot kering total tanaman,

Parameter yang dicobakan adalah laju pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang, berat segar tanaman, berat kering tanaman, jumlah akar,

Peubah yang diukur berupa (1) pertumbuhan tanaman (tinggi), jumlah daun, luas daun/indeks luas daun, dan bobot kering tanaman), (2) waktu inisiasi pembungaan, (3) hasil

Pemberian kompos alang-alang berbagai dosis pada tanaman jagung (Zea mays L.) memberikan perbedaan terhadap variabel jumlah daun, luas daun total, bobot kering

SIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa cekaman kekeringan menghambat pertumbuhan tanaman kumis kucing baik tinggi tanaman, luas daun, bobot kering daun, batang, dan