• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah fiqh zakat tentang zakat anak ya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah fiqh zakat tentang zakat anak ya"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Zakat adalah suatu kewajiban yang dibebankan kepada umat Islam, yang wajib ditunaikan manakala telah mencapai nisabnya. Kewajiban membayar zakat tersurat secara tegas baik dalam al-Qur’an maupun melalui sunnah rasul. Zakat manakala dikelola dengan cara yang baik dan professional akan membawa dampak yang sangat baik bagi kehidupan ummat, baik dalam kehidupan bermasyarakat, sosial, agama dan dalam bernegara. Zakat dapat menstabilkan ekonomi masyarakat dari kalangan bawah hingga kalangan atas, sehingga dengan adanya zakat umat Islam sedikit banyak dapat menghilangkan jarak antara si miskin dengan sikaya.

Dalam Islam harta yang wajib dizakati banyak ragamnya seperti zakat mal (harta),zakat fitrah, zakat hasil pertanian berupa zakat biji-bijian dan buah-buahan, zakat binatang ternak, zakat uang dan barang tambang,seperti emas dan perak.Dewasa ini seiring dengan perkembangannya, kajian seputar zakat mengalami perkembangan yang mengesankan seperti zakat profesi, zakat gaji PNS dan gaji Dokter. Dibeberapa Instansi pemerintah yang dipelapori oleh Kementerian agama zakat profesi sudah diwajibkan kepada setiap profesi (PNS) yaitu sebesar 2,5 % dari hasil penghasilannya.

Disamping itu diakhir-akhir ini timbul pula kajian terhadap kewajiban zakat bagi anak –anak yatim yang telah ditinggalkan oleh orang tuanya, yang orang tuanya meninggalkan harta yang cukup banyak sehingga timbullah kajian apakah harta anak-anak tersebut wajib dizakati, ataukah harta tersebut tidak wajib dizakati lantaran mereka masih kecil yang belum dibebani beban . hukum. Karena masalah ini cukup penting dan banyak mengundang pertanyaan, maka dalam makalah ini penulis akan membahas bagaimana status hukum harta anak yatim yang ditinggalkan oleh orang tuanya ditinjau sudut pandang hukum Islam.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat di rumuskan beberapa pertanyaan yaitu sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan zakat? 2. Apakah hukum dari zakat?

(2)

4. Apakah pengertian harta anak yatim ?

5. Apa dan bagaimana kedudukan harta anak yatim? 6. Apakah pendapat ulama tentang zakat harta anak yatim?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari zakat. 2. Mengetahui Apakah hukum dari zakat.

3. Mengetahui Apa saja syarat-syarat wajib zakat mal (harta). 4. Mengetahui pengertian zakat harta anak yatim.

5. Mengetahui kedudukan zakat harta anak yatim.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat

Ditinjau dari segi bahasa kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari kata اكذ yang berartitumbuh, berkah, berkembang atau bertambah, dan biasa juga berarti suci atau bersih.1

Secara terminology zakat adalah :

ةص وصخم طورشب ص وصخم صخشلا ص وصخم ل ام جارخا

Artinya : “ mengeluarkan / memberikan hak milik harta tertentu kepada orang yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula2

Dalam pasal 1 ayat 2 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat disebutkan bahwa :“Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha (Muzakki) untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (Mustahiq) sesuai dengan syariat ajaran Islam”.

Berdasarkan depenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa zakat adalah mengeluarkan sebahagian harta tertentu yang telah mencapai ketentuannya, yang diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, dengan maksud untuk dapat mensucikan menumbuhkembangkan harta yang dimiliki sesuai dengan ketentuan syara’

B. Hukum Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Hukum zakat dalam al-Qur’an sangat tegas sebanding dengan tegasnya perintah melaksanakan sholat, puasa dan haji. Karena itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.. Diantara dasar hukum zakat dalam al-Qur’an adalah :

َنوُمَح ْرُت ْمُكّلَعَل َلوُسّرلا اوُعيِطَأَو َةاَكّزلا اوُتاَءَو َة َلّصلا اوُميِقَأَو

Artinya : Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat”. (QS An-Nur 56).3

ٌميِلَع ٌعيِمَس ُ ّاَو ْمُهَل ٌنَكَس َكَت َلَص ّنِإ ْمِهْيَلَع ّلَصَو اَهِب ْمِهيّكَزُتَو ْمُهُرّهَطُت ًةَقَدَص ْمِهِلاَوْمَأ ْنِم ْذُخ

(4)

Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu bersihkan dan sucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya dosa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS At-Taubah 103).4

C. Syarat-syarat Wajib Zakat Mal (harta) 1. Islam

Bagi orang yang berzakat wajib beragama Islam. Dan zakat itu adalah tidak wajib bagi orang kafir asli, dan adapun orang murtad, maka menurut pendapat yang shahih, bahwa harta bendanya di berhentikan (dibekukan dahulu), maka jika ia kembali ke agama Islam (seperti sedia kala), maka wajib baginya mengeluarkan zakat, dan jika tidak kembali lagi islam ,maka tidak wajib zakat.

2. Baligh dan berakal

Anak kecil dan orang gila tidak diwajibkan membayar zakat, tetapi dibayarkan oleh wali yang menanggungnya. Begitu juga dengan anak yatim yang masih kecil.5

3. Merdeka

Zakat itu tidak wajib bagi budak. Dan adapun budak muba’ah (budak yang separuh dirinya sudah merdeka), maka wajib baginya mengeluarkan zakat pada harta benda yang dia miliki, sebab sebagian dirinya merdeka.

4. Milik Penuh (Milik Sempurna)

Harta yang dizakati tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya secara penuh, dan dapat diambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut didapatkan melalui proses pemilikan yang dibenarkan menurut syariat Islam, seperti : usaha, warisan, pemberian negara atau orang lain melaui cara-cara yang sah.

5. Sudah mencapai 1 nishab

Harta yang dikenakan zakat tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan syara'. sedangkan harta yang tidak sampai nishabnya terbebas dari Zakat.Nishab adalah ukuran atau batas terendah yang telah ditetapkan oleh syar’i (agama) untuk menjadi pedoman menentukan kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang memilikinya, jika telah sampai ukuran tersebut. Orang yang memiliki harta dan telah mencapai nishab atau lebih, diwajibkan mengeluarkan zakat.

4Ibid., h.20

(5)

E. Zakat Harta Anak Yatim 1. Pengertian Anak yatim

Kata al-yatim diambil dari kata,- متيمتيامممتي - yaitu anak yang kematian bapak sebelum baligh.

Adapun secara terminologis adalah seorang anak yang belum baligh yang ditinggal wafat oleh orang tuanya. Pengertian ini juga dijelaskan oleh Abu Mahmud bin Ahmad didalam kitan Tuhfah yatim yaitu :

ملحلا نود هوبأ هنع تام نم وه

Artinya : anak yatim adalah anak yang ditinggal mati orang tuanya sebelum baligh. Dengan demikian seseorang dikatakan yatim bila:

1. Ditinggal wafat ayahnya, adapun anak yang ditinggal wafat ibu atau lainnya tidaklah dikatakan yatim, begitu juga anak yang ditinggalkan karena perceraian suami isteri

2. Ditinggal wafat ayahnya ketika masih dibawah usia baligh atau dewasa dengan demikian bila ditinggal wafat ayahnya sesudah baligh tidaklah dapat dikatakan yatim.

F. Pengertian Harta Anak Yatim

Harta adalah sesuatu yang bermanfaat yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

6Konsep harta menurut Al-Zarkasy dalam buku Mata Uang Islami adalah apa yang

dimanfaatkan, yakni untuk dimanfaatkan, yaitu berupa benda dan manfaat. Sedangkan menurut jumhur ulama harta adalah setiap sesuatu yang bernilai di antara manusia dan diwajibkan perusaknya untuk mengganti, dan dibolehkan oleh syariat memanfaatkannya pada waktu lapang dan tidak darurat. Dengan demikian, sesuatu yang tidak ada nilainya di antara manusia tidak termasuk harta.

Sedangkan anak yatim adalah : sesuatu yang bermanfaat yang dimiliki oleh orang yang tidak mempunyai orang tua (bapak) yang merawat dan melindunginya.

G. Kedudukan Harta Anak Yatim

Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk memiliki harta baik banyak atau sedikit dan tidak boleh sewenang-wenang dalam menggunakan (memfungsikan) hartanya itu. Kebebasan untuk memiliki dan memanfaatkan hartanya adalah sebatas yang dibenarkan syara'. Manusia harus bisa menjaga dan memanfaatkan

(6)

hartanya yang telah diberikan Allah kepadanya dengan sebaik-baiknya. Apalagi kalau harta itu adalah harta anak yatim maka harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Harta anak yatim adalah harta yang diwariskan oleh orang tuanya, oleh karena itu Islam memberikan perhatian khusus terhadap perlindungan terhadap mereka dan harta mereka.

Kedudukan harta anak yatim tidak jauh berbeda dengan kedudukan harta dalam Islam. Harta anak yatim juga sangat penting dalam kehidupan bagi anak yatim. Harta anak yatim itu bisa membawadampak yang buruk,apalagi jika wali yang memeliharanya tidak menjalankan sesuai dengan syari'at Islam.7 Allah swt berfirman :

اًريِعَس َن ْوَل ْصَيَسَو اًراَن ْمِهِنوُطُب يِف َنوُلُكْأَي اَمّنِإ اًمْلُظ ىَماَتَيْلا َلاَوْمَأ َنوُلُكْأَي َنيِذّلا ّنِإ

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk kedalam api yang menyala-nyala.

Walaupun harta itu melimpah ruah, hendaklah jangan digunakan tidak pada tempatnya. Seperti membelanjakannya secara berlebihan dan menelantarkannya tidak bermanfaat. Allah menganjurkan kita agar bersikap lunak terhadap anak yatim, dan juga kita dianjurkan agar memeliharanya dan berbuat baik kepadanya. Harta anak yatim merupakan kepunyaan dia sendiri dimana tak seorang pun diizinkan untuk mengambilnya atau menghabiskannya tanpa ada manfaatnya.

H. Pendapat Ulama Tentang Zakat Harta Anak Yatim

Dikalangan para ulama fiqih terdapat perbedaan pendapat terhadap harta anak yatim. Sebagian mereka berkata bahwa harta anak kecil dan orang gila tidak wajib dikeluarkan zakatnya,karena memang keduanya tidak mukallaf. Sementara sebagian ulama lainnya berpendapat bahwasanya harta anak yatim dan orang yang gila wajib dikeluarkan zakatnya, karena zakat adalah hak harta maka tidak melihat siapa yang memiliki harta itu. 1. Golongan yang pertama mengatakan bahwasanya harta anak yatim itu tidak wajib zakat

baik secara mutlak atau sebagian harta saja. Pendapat Abu Hanifah bahwasanya harta anak yatim itu tidak wajib zakat kecuali pada tanaman dan buah-buahan.

Diriwayatkan dari Abu Ja’far al Baqir dan Sya’bi bahwasanya mereka berkata : ةاكز ميتيلا لام يف سيل

Artinya : Tidak ada pada harta anak yatim itu zakat.

Dalil-dalil pendapat pertama yaitu Abu Hanifah yang mengatakan bahwa harta

(7)

anak yatim itu tidak wajib zakat :

a. Allah SWT .telah berfirman di dalam surah At-taubah ayat 103 yang berbunyi : اَهِب ْمِهيّكَزُتَو ْمُهُرّهَطُت ًةَقَدَص ْمِهِلاَوْمَأ ْنِم ْذُخ

Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa zakat itu diambil dari orang kaya yang hikmahnya demi memsucikannya dari kotoran-kotoran dosa.Sedangkan anak yatim yang masih kecil belum mempunyai dosa.Jadi apa yang harus dibersihkan dari diri anak yatim dengan zakat itu.Hal ini menunjukkan bahwa anak yatim tidak wajib zakat.Rasulullah saw. bersabda yang artinya : Diangkat qalam (tidak ditulis dosa) dari tiga orang, dari orang gila hingga dia sembuh, orang tidur hingga dia bangun, dan dari anak kecil sehingga dia berakal.

Dari hadis tersebut menerangkan bahwasanya pena ( hukum taklif ) tidak berlaku bagi tiga orang yaitu: orang yang tidur sampai ia bangun,dari anak kecil sampai ia dewasa dan dari orang gila sampai ia waras.Dari sini dapat dipahami bahwa harta anak yatim tidak wajib zakat.Hal ini dikarenakan zakat itu adalah bagian dari hukum taklifi.Sedangkan anak yatim tidak termasuk dari orang yang kena hukum taklifi.

b. Zakat itu ialah ibadah seperti halnya sholat,dan ibadah memerlukan niat. Sedangkan niat tidak sah bagi anak-anak.Jadi dari sini anak-anak tidak wajib zakat.

2. Golongan yang kedua mengatakan bahwasanya harta anak yatim itu wajib zakat mutlak seluruh harta. Pendapat ini telah dikemukakan oleh Malik, Syafi’I dan Ahmad.

Dalil-dalil pendapat kedua yaitu Malik,Syafi’I dan Ahmad yang mengatakan bahwa harta anak yatim itu wajib zakat :

Adanya dalil aam (umum) yang menunjukkan wajib zakat bagi orang kaya baik dia dewasa atau anak-anak yaitu yang berbunyi :

اَهِب ْمِهيّكَزُتَو ْمُهُرّهَطُت ًةَقَدَص ْمِهِلاَوْمَأ ْنِم ْذُخ

Dari ayat ini Ibnu Hazm mengomentari bahwasanya ayat ini berbentuk umum sehingga mencakup semua baik dia orang berakal atau orang gila ataupun dia dewasa atau anak-anak.Karena mereka semuanya memerlukan kepada penyucian dan pembersihan dari Allah swt,dan karena mereka orang-orang yang beriman8

Dari sini dapat dipahami bahwa nabi memerintahkan pengasuh-pengasuh anak yatim atau wakilnya agar berbuat sesuatu yang mengembangkan kekayaan anak yatim dengan meniagakan dan memperlabakannya dan jangan membiarkannya jadi habis dan

(8)

hancur dengan mendiamkannya dan menyedekahkannya.Kecuali menyedekahkannya atas sekedar kewajibannya saja.

Pendapat jumhur ini adalah pendapat yang paling rajih (kuat) dan lebih utama untuk diikuti. Selain karena dalil yang lebih kuat, juga yang paling banyak mendatangkan kemashlahatan bagi orang-orang fakir, melindungi harta dari intaian orang-orang yag membutuhkan, membersihkan jiwa, melatih akhlaq dan semangat berkorban untuk agama.

Ada beberapa dalil alasan yang dikemukakan oleh Jumhur ulama yang menunjukkan wajibnya zakat pada harta anak kecil:

Pertama : firman Allah Ta’ala:

ٌميِلَع ٌعيِمَس ُ ّاَو ْمُهَل ٌنَكَس َكَت َلَص ّنِإ ْمِهْيَلَع ّلَصَو اَهِب ْمِهيّكَزُتَو ْمُهُرّهَطُت ًةَقَدَص ْمِهِلاَوْمَأ ْنِم ْذُخ

Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu bersihkan dan sucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya dosa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS At-Taubah 103)

firman Allah SWT pula:

ِموُر ْحَمْلاَو ِلِئاّسلِل ٌموُلْعَم ّقَح ْمِهِلاَوْمَأ يِف َنيِذّلاَو

Artinya : Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)” (QS. Al Ma’arij: 24-25).

Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa Allah SWT memberikan harta kepada hamba-hamba-Nya, dan memerintahkan untuk mengeluarkannya yang menjadi hak bagi faqir miskin, hal itu dimaksudkan untuk mensucikan dan membersihkan harta tersebut. Karena itu hukum mengeluarkan zakat tersebut adalah wajib, berdasarkan perintah yang terkandung dalam ayat tersebut.

(9)

Ad-Daruquthni dalam Sunannya , telah mengeluarkan dari Abdullah bin Umar RA, secara marfu’ sampai kepada Nabi SAW, bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa menjadi wali seorang anak yatim yang berharta, maka hendaklah ia memperdagangkannya bagi si yatim itu, dan jangan membiarkannya sampai termakan oleh zakat.” Anak yatim adalah anak yang belum baligh telah ditinggal mati ayahnya.

Demikian pula Imam Asy-Syafi’i Rahimahullahu Ta’ala telah meriwayatkan dalam al-Umm, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Perdagangkanlah harta anak-anak yatim, sehingga tidak dimusnahkan atau dihabiskan oleh zakat.” Kesimpulan dari kedua hadits di atas menunjukkan bahwa apabila harta tidak diperdagangkan maka ia akan habis dan musnah karena zakat, dan hal itu karena mesti dikeluarkan zakatnya terus-terusan, sementara harta itu tidak dikembangkan. Dan mengeluarkan zakat dari harta anak kecil itu tak mungkin diperbolehkan, kalau bukan karena wajib. Sebab, walinya pun tidak boleh menyedekahkan harta anak kecil itu. Dengan demikian berarti menunjukkan wajibnya zakat pada harta anam yatim.

Hadis Rasulullah SAW kepada Mu’adz tatkala beliau mengutusnya ke Yaman, “Beritahukanlah kepada mereka, bahwasannya Allah mewajibkan zakat harta mereka yang diambil dari orang kaya dan diberikan kepada orang fakir di antara mereka.” (HR . Muttafaq alaihi). Dalam hadits tadi dijelaskan bahwa zakat diambil dari orang kaya tanpa memandang apakah dia sudah dewasa atau masih kanak-kanak.

Ketiga : Atsar yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwaththa’nya beliau meriwayatkan dari Umar RA, dia berkata: “Perdagangkanlah harta anak-anak yatim, niscaya ia tidak termakan oleh zakat.” Sedang Imam Asy-Syafi’i dalam al-Ummnya juga meriwayatkan dari Umar, bahwa dia berkata kepada seseorang: “Sesungguhnya pada kita ada harta anak yatim yang cepat benar habis oleh zakat.” Kesimpulan dari kedua atsar ini pun sama dengan kesimpulan hadits tersebut di atas, bahkan ini didukung pula oleh apa yang telah diriwayatkan oleh Malik dari Abdur Rahman al-Qasim, dari ayahnya, dia berkata: “Aisyah ra pernah menjadi waliku bersama seorang saudaraku sebagai dua anak yatim dalam asuhannya, dia mengeluarkan zakat dari harta kami.

(10)

Kelima : Tujuan zakat adalah untuk menutupi kebutuhan para fakir dan membersihkan harta, dengan mengambil sebagian dari harta itu yang menjadi hak orang-orang yang patut menerimanya, tanpa memandang sifat pemiliknya, asal dia seorang muslim yang tunduk kepada peraturan Islam secara umum. Dengan demikian, kaitan zakat ialah dengan harta anak kecil maupun orang gila itu, bukan dengan orangnya, apalagi bila diingat bahwa harta mereka bisa saja berkenaan dengan hutang. Jadi, zakat pun sama dengan hutang, dengan alasan, masing-masing merupakan kewajiban yang berkenaan dengan harta.

Keenam: Zakat bukanlah ibadat badaniyah semata-mata sehingga harus diterapkan padanya syarat-syarat taklif, atau kewajibannya terpengaruh dengan kurangnya kepatutan si mukallaf, tetapi merupakan ibadat yang lebih cenderung kepada soal harta, di samping merupakan pemelihara bagi salah satu segi keseimbangan ekonomi, dan evaluasi menyeluruh bagi kecukupan. Oleh sebab itu semua pemilik harta harus sama ketundukannya kepada peraturan ini.

Prof. DR. Wahbah Zuhaili berkata: “Pendapat ini (zakat atas harta anak kecil) lebih tepat karena padanya terdapat kemaslahatan bagi orang-orang fakir dalam memenuhi kebutuhan mereka disamping mensucikan jiwa dan melatihnya untuk berakhlak dermawan dan empati dengan orang lain. Syeikh Sayyid Sabik juga menjelaskan dalam kitabnya Fiqh al-Sunnah bahwa zakat diwajibkan kepada setiap muslim yang merdeka (laki-laki atau perempuan; dewasa atau kanak-kanak) dan memiliki harta yang melebihi nishab.9

Sebab perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan para ulama antara wajib zakat bagi anak yatim atau tidak adalah berbedanya mereka dalam memahami konteks zakat itu sendiri.Apakah zakat itu merupakan bagian dari ibadah seperti ibadah sholat dan ibadah puasa ataukah zakat itu merupakan hak wajib bagi orang kaya yang dikeluarkan untuk para fakir miskin. Maka ada yang berpendapat zakat itu adalah ibadah,dan ibadah memerlukan niat dan syarat ibadah adalah balig maka dari sini anak yatim tidak wajib zakat. Sementara pendapat yang lain mengatakan bahwasanya harta anak yatim itu adalah hak wajib yang dikeluarkan jika dia kaya.

(11)

BAB III KESIMPULAN

Anak yatim adalah anak yang belum baligh yang ditinggal mati oleh orang tuanya. Dengan demikian seseorang dikatakan yatim bila ditinggal wafat ayahnya, Adapun anak yang ditinggalwafat ibu atau lainnya tidaklah dikatakan yatim, begitu juga anak yang ditinggalkan karena perceraian suami isteri. Harta anak yatim adalah : sesuatu yang bermanfaat yang dimiliki oleh orang anak yang tidak mempunyai orang tua yang merawat dan melindunginya.

Dikalangan para ulama fiqih terdapat perbedaan pendapat terhadap harta anak yatim. Sebagian mereka berkata bahwa harta anak yatim tidak wajib dikeluarkan zakatnya, karena memang keduanya tidak mukallaf. Sementara sebagian ulama lainnya berkata bahwa harta anak yatim wajib dikeluarkan zakatnya , karena zakat adalah hak harta maka tidak melihat siapa yang memiliki harta itu.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jaziri, Abdurrahman, al-Fiqh ‘alaa Mazahib al-Arba’ah, Bairut : Dar al-Fikr

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, Jakarta : PT.Sygma

Hasan, Ahmad, Mata Uang Islami, Telah Komprehensif, Sistem Keuangan Islami, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2005

Muhammad Saami, Harta dan Kedudukannya dalam Islam, Amar Press, 1990

Referensi

Dokumen terkait

tabaci pada kondisi viruliferous (masa akuisisi 48 jam) dengan jumlah sekitar 20–30 ekor dalam satu kotak yang disungkup kain kasa dapat digunakan sebagai metode penularan massal

Pengujian sistem dilakukan untuk memeriksa kekompakan antar komponen sistem, dengan tujuan utamanya adalah untuk memastikan elemen-elemen sistem yang berfungsi

Meskipun demikian, seperti dinilai oleh situs alexa, selain Facebook ada beberapa wadah lain bagi netter di Indonesia untuk mengungkapkan

Larutan asam borak yang dibuat dengan melarutkan 20 g H 3 BO 3 dalam air bebas amoniak, tambahkan 10 mL larutan indikator campuran dan encerkan hingga 1000 mL.. Larutan ini

Langkah pertama dalam menulis laporan percobaan yaitu guru menunjukkan/ memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan jenis kegiatan dokter. Deskriptor atau temuan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari 7 total rekam medis pasien dewasa yang didiagnosis sepsis dengan sumber infeksi pernapasan dan sembuh, yang dirawat di salah satu

Jika diselaraskan dengan definisi dari kestabilan dalam berbagai panduan uji BUSS, yaitu varietas dapat dikatakan stabil jika karakter- karakter pentingnya memberikan penampilan yang

juga ingin menjelaskan apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah dan kita semua untuk memajukan ekonomi syariah di Indonesia.. Sedangkan yang ketiga adalah, apa yang perlu