• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERD (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERD (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERDASARKAN

Each Kindergarten has a different mission vision but all curriculum used in schools generally rests on one national goal; The intellectual life of the nation, forming a society of faith and devotion to God Almighty, forming a society with noble character, skillful and intelligent, forming a healthy society physically and spiritually, forming a society that has a strong personality, independent and have a sense of responsibility for society and country. To achieve this goal, an early childhood education curriculum is required based on the age range of children in Kindergarten, so that education can be done from the age of 0 to 6 years through a integratuve thematic approach.The integrative thematic is an integrated learning model using the theme as a unifier between subjects

Keywords: curriculum; early childhood education programs; age range Abstrak.

Setiap Taman Kanak-kanak (TK) mempunyai visi misi yang berbeda tetapi semua kurikulum yang dipakai disekolah pada umumnya bertumpu pada satu tujuan nasional yaitu; Mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk masyarakat yang beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, membentuk masyarakat dengan budi pekerti luhur, terampil dan cerdas, membentuk masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani, membentuk masyarakat yang memiliki kepribadian yang kuat, mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab untuk masyarakat dan negaranya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diupayakan kurikulum pendidikan anak usia dini berdasarkan rentang usia anak di Taman Kanak-Kanak, agar pendidikan dapat terlaksana dari usia 0 sampai 6 tahun melalui pendekatan tematik integrative. Tematik integratif merupakan model pembelajaran terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu antar mata pelajaran.

Kata kunci: kurikulum; pendidikan anak usia dini; rentang usia

PENDAHULUAN

(2)

usia dini ini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamen dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya. Banyak konsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan periode keemasan pada masa usia dini, dimana semua potensi anak berkembang paling cepat. Beberapa konsep yang disandingkan untuk masa anak usia dini adalah masa eksplorasi, masa imitasi, masa peka, masa bermain dan masa mengembangkan aspek-aspek kemampuan anak dalam hal penanaman nilai-nilai moral agama dan moral, sosial emosinal, fisik motorik, kognitif, bahasa dan seni.

Konsep tersebut diperkuat oleh fakta yang ditemukan oleh ahli-ahli neurologi yang menyatakan bahwa pada saat lahir otak bayi mengandung 100 sampai 200 milyar neuron atau sel saraf yang siap melakukan sambungan antar sel. sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia telah terjadi ketika usia 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berusia 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi 100% ketika anak berusia 8 samapai 18 tahun. Pertumbuhan fungsional sel-sel saraf tersebut membutuhkan berbagai situasi pendidikan yang mendukung, baik dalam situasi pendidikan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Para ahli pendidikan sepakat bahwa periode keemasan tersebut hanya berlangsung satu kali sepanjang rentang kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa betapa meruginya suatu keluarga, masyarakat dan bangsa jika mengabaikan masa-masa penting yang berlangsung pada anak usia dini.

Oleh karena itu, kita sebagai pendidik selayaknya tidak mengabaikan pentingnya pendidikan anak usia dini pada rentang usia 0 sampai 6 tahun yang diumpamakan kertas putih yang siap menerima apapun yang kita tulis. Rasulullah SAW, menyatakan dalam sebuah hadist :bahwa setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah (suci). Orang tualah yang “mewarnai” si anak, kelak dia akan menjadi merah, kuning, hijau, biri dan sebagainya.

(3)

pendidikan anak usia dapat ditempuh melalui jalur informal (keluarga), jalur nonformal (kelompok bermain, Taman Pendidikan Al-Qur’an atau Taman Penitipan Anak) dan jalur formal (Taman Kanak-Kanak dan raudhatul Athfal). Selain itu, pemerintah menyusun dan terus mengembangkan kurikulum PAUD untuk akselerasi dengan perkembangan dunia pendidikan secara umum.

Kurikulum PAUD merupakan seperangkat rencana dan pengaturan, mengenai bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran PAUD. Diamana kurikulum PAUD bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang untuh sesuai kultur, budaya, dan falsafah suatu bangsa. Oleh karena itu, melalui kurikulum anak dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang yang perlu anak ketahui di lingkungan pendidikan anak usia dini. Akan tetapi yang perlu diketahui bahwa dalam penyusunan kurikulum di suatu TK, ada perbedaan tentang penerapan yang sering dipraktikan antara guru yang satu dengan yang lain, bukan karena perbedaan kurikulm tapi karena tergantung kekreatifan sang pendidik

Menurut Undang-Undang NO 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan menurut Hamalik (2011) Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa yang dengan program ini siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

(4)

menstimulasi anak usia dini harus melalui kurikulum yang kreatif di dasari oleh penelitian-penelitian aktual, juga pelayanan terpadu antara sekolah dan pihak keluarga”.

Antara pihak sekolah dan pihak keluarga harus terjalin suatu hubungan saling terkait dan saling berbagi informasi agar apapun permasalahan anak dapat dicari solusinya dengan memberikan pelayanan yang membuat anak nyaman dan menyenangkan. Sebagaimana Aziz (2016) mengatakan bahwa “suasana belajar dalam PAUD harus dibuat nyaman dan sanagat menyenangkan bagi anak-anak usia dini yang cenderung bebas dan atraktif. Tujuannya adalah agar anak-anak dapat “belajar” dengan riang, gembira.

Morrison (2016) juga mengungkapkan “bahwa anak yang dibesarkan, diasuh, dan dididik dilingkungan yang diperkaya lebih sehat, bahagia, dan berprestasi dibanding anak yang tidak dibesarkan dilingkungan yang diperkaya. Lingkungan bayi dan balita harus mengundang nyaman , sehat, aman, mendukung, menantang, dan penuh penghargaan.

Disamping lingkungan, ada faktor yang sangat penting untuk perkembangan anak usia dini yaitu pengetahuan guru dalam strategi pembelajaran, sikap dan motivasi. Hal ini berdasarkan penelitian Dadan (2013) menyebutkan bahwa “pengetahuan guru tentang strategi pembelajaran ber-hubungan secara positif dengan hasil belajar anak, terdapat ber-hubungan yang positif antara sikap guru dengan hasil belajar anak, dan terdapat hubungan yang positif antara motivasi guru dengan hasil belajar anak. Secara bersama-sama, pengetahuan guru tentang strategi pembelajaran, sikap dan motivasi guru berhu-bungan secara positif dengan hasil belajar anak.” Untuk itu, guru harus menguasai strategi pembelajaran anak usia dini sesuai dengan kebutuhan anak pada masa rentang usia 0-6 tahun melalui pendekatan-pendekatan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan anak usia dini.

Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum PAUD

(5)

membahas satu tema dari berbagai konsep dan aspek perkembangan. Penentuan tema sangat terbuka artinya satuan PAUD dapat menentukan tema yang akan digunakan dalam pembelajaran sesuai denga minat anak, situasi dan kondisi lingkungan, serta kesiapan guru mengelola kegiatan. Dalam mengembangkan kurikulum PAUD perlu adanya pendekatan. Pada dasarnya terdapat 2 pendekatan utama yang digunakan untuk pendidikan anak usia dini, yaitu pendekatan perilaku dan pendekatan perkembangan (Hainstock, 1999). Pendekatan perilaku beranggapan bahwa konsep-konsep tidaklah berasal dari dalam diri anak dan tidak berkembang secara spontan. Atau dengan perkataan lain konsep-konsep tersebut harus ditanamkan pada anak dan diserap oleh anak, sehingga pendekatan seperti ini melahirkan pengajaran yang berpusat pada guru (Wolfgang dan Wolfgang, 1995).

Pendekatan perkembangan, berpandangan bahwa perkembanganlah yang memberikan kerangka untuk memahami dan menghargai pertumbuhan alami anak usia dini. Terdapat beberapa anggapan dari pendekatan ini, yaitu: (1) anak usia dini adalah pembelajar aktif yang secara terus menerus mendapat informasi mengenai dunia lewat permainannya, (2) setiap anak mengalami kemajuan melalui tahapan-tahapan perkembangan yang dapat diperkirakan, (3) anak bergantung pada orang lain dalam hal pertumbuhan emosi dan kognitif melalui interaksi sosial, (4) anak adalah individu yang unik yang tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda (Wolfgang dan Wolfgang : 1995)

(6)

selanjutnya. Menurut NAEYC Early Childhood Program Standar (2001) terdapat 2 hal penting tentang kurikulum bagi anak usia dini, yaitu: (1).Program kegiatan bermain pada anak usia dini diterapkan berdasarkan kurikulum yang berpusat pada anak serta dapat mendukung kegiatan pembelajaran dan perkembangan pada setiap aspek baik estetika, kognitif, emosional, bahasa, fisik dan sosial. (2).Kurikulum berorientasi pada hasil dan mengaitkan berbagai konsep dan perkembangan. Pada saat disampaikan oleh guru pada tiap indiidu anak, maka kurikulum yang telah dirancang diharapkan dapat membantu guru, sehingga dapat menyediakan pengalaman yang dapat mengembangkan perkembangan pada jenjang yang lebih tinggi pada wilayah perkembangannya. Hal ini juga mengarah pada intensionalitas dan ungkapan kreatif, dan memberikan kesempatan pada anak untuk belajar secara individu dan berkelompok berdasarkan kebutuhan dan minat mereka.

Kurikulum PAUD Berdasarkan Pendekatan Tematik integratif

Aturan tentang kurikulum PAUD terdapat dalam Permen 146 tahun 2014 pasal 8 ayat 2 menyebutkan bahwa “ program pengembangan PAUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diorganisasikan secara psiko-pedagogis dan terintegrasi dalam kegiatan peserta didik”. Jadi apapun kegiatan anak harus diintegrasikan dengan program PAUD seperti dalam pemilihan tema pembelajaran.

(7)

merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh.

Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak ( Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic) perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Sesuai dengan perkembangan fisik dan mental anak usia empat sampai enam tahun, pembelajaran pada tahap ini haruslah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. (1) Berpusat pada anak. (2)Memberikan pengalaman langsung pada anak. (3) Pemisahan bidang pengembangan tidak begitu jelas. (4) Menyajikan konsep dari berbagai bidang pengembangan dalam suatu proses pembelajaran. (5) Bersifat fl eksibel atau luwes. (6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (Kostelnik, 1991).

(8)

(Nurwachidah : 2016). Selain itu, Berdasarkan hasil penelitian Dadan (2017) menyimpulkan” bahwa pengembangan bahan ajar tematik terpadu berbasis Pendekatan saintifik sangat diperlukan oleh guru-guru dalam melakukan kegiatan proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak, hal itu dapat di lihat dari hasil Focus Group Discussion yang mana guru-guru sangat mengharapkan tema-tema pembelajaran dapat diselesaikan lebih cepat, karena meraka sangat membutuhkan panduan. Selama ini mereka tidak mendapatkan gambaran tentang pembelajarantematik terpadu melalui pendekatan saintifik. Dari hasil penelitian yang melakukan 6 tahap penelitian pengembangan, sudah dapat menghasilkan tema-tema yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar bagi guru-guru di Taman kanak-kanak”.

Kelebihan Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran tematik memiliki kelebihan dan arti yang penting (Nurwachidah : 2016) yaitu : (1) Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak didik. (2) Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak didik (3) Hasil belajar dapat bertahan lama, karena lebih berkesan dan bermakna. (4) Mengembangkan keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi. (4) Menumbuhkan keterampilan social melalui kerja sama. (5) Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. (6) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan anak didik. Setelah melihat kelebihan dari pembelajaran tematik intergratif, setelah itu kita membuat perencanaan pembelajaran tematik Integratif.

(9)

memberikan kegiatan dan rutinitasyang ditujukan untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan (e) membangun kegiatan dari minat anak (f) mengakomodasi kebutuhan anak akan kebutuhannya untuk kegiatan dan gerak fisik maupun interaksi sosial (g) Menumbuhkan sikap kemandirian sehingga mampu mengembangkan konsep diri yang positif (h) memberikan kesempatan menggunakan permainan untuk menterjemahakan pengalaman kepada pemahaman (i) menghargai perbedaan individu, latar belakang, pengalaman di rumah yang dapat dibawa anak ke kelas. (Nurwachidah : 2016).

Contoh Kurikulum PAUD Berdasarkan Pendekatan Tematik Integratif Pembelajaran tematik integratif pada umumnya menggunakan salah satu model pembelajaran terpadu yaitu model jaring laba-laba (webbed model).Menurut Robin Fogarty dalam Kemdikbud (2013:205).Model ini berangkat dari pendekatan tematik sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran tertentu maupun antarmata pelajaran.Sedangkan proses pembelajaran menggunaan pendekatan pendekatan scientific,hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk mencari tahu dari berbagai sumber maupun melalui kegiatan observasi. .

(10)
(11)

Berdasarkan skema di atas dapat dilihat bahwa Tema berkembang menjadi sub tema kemudian sub tema berkembanga menjadi sub-sub tema lalu menjadi pokok bahasan, yang nantinya akan dikembangkan dalam pembelajaran dan harus dapat membangun program pengembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosio-emosional dan seni. Berbagai program pengembangan dicapai melalui berbagai stimulasi pendidikan secara terintegrasi dengan menggunakan tema-tema yang sesuai dengan kondisi lembaga PAUD / satuan pendidikan dan anak. Pada pelaksanaannya tema dan kompetensi dasar dikembangkan menjadi muatan pembelajaran. Muatan pembelajaran adalah cakupan materi yang ada pada kompetensi dasar sebagai bahan yang akan dijadikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai kompentensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampiilan

. Dengan demikian, proses pembelajaran tematik terintegrasi ini harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria berikut ini ; (a). Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. (b) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.(c) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran. (d) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain. (e) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran. (f) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris (Nurwachidah : 2016)..

(12)

kegiatan mencari fakta-fakta melalui pengamatan yang didukung dengan topik atau tema sebagai pemersatu antar disiplin ilmu yang lain maka akan menghasilkan pengetahuan yang baik bagi peserta didik. Pengetahuan yang baik tersebut tidak cukup apabila tidak didukung dengan kegiatan yang melibatkan psikomorik atau keterampilan peserta didik seperti kegiatan praktikum. Hal tersebut dimaksudkan agar peserta didik dapat mengalami perkembangan positif baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Namun di sini guru memiliki peran yang sangat penting agar pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat membangkitkan sikap yang sesuai dengan harapan, salah satunya adalah sikap ilmiah. Jadi dengan kata lain “sikap ilmiah akan muncul apabila didukung dengan pengetahuan yang benar dan keterampilan yang baik” (Drake &Rebecca :2004).

KESIMPULAN

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Aziz,Amka Abdul (2016) Meletakkan Fondasi Usia Emas Anak Indonesia. Klaten : Cempaka Putih

Drake, Susan M and Burns, Rebecca C. (2004).

Meeting Standards

Through Integrated Curriculum

. United States: ASCD

Hainstock, Elizabeth G. (1999). Metode Pengajaran Montessori untuk Anak Prasekolah. Jakarta : Pustaka Delapratasa.

Hamalik, Oemar (2011). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. 2013..Bandung : Remaja Rosdakarya.

Keraf, Gorys, (2001),

Komposisi.

Ende-Flores: Nusa Indah

Kostelnik, Marjorie J. (1991). Theacing Young Children Using Themes. USA. Michigan State University

Kementerian pendidikan dan kebudayaan Direktorat jenderal Pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat Direktorat pembinaan pendidikan anak usia dini (2015) Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini . Jakarta. Kemendikbud

Morrison, S. George (2016). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).Jakarta: Indeks.

NAEYC. (2001), Standart for Early Childhood Profesional Preparation :Initial Liensure Programs, NAEYC . Washinton, DC: NAEYC

Nurwachidah , Eneng. (2016). Pendekatan Tematik integrative. https://www.kompasiana.com/eneng/pembelajaran-tematik-integratif_583c630e5493731b09527eae

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI. (2014).No 146 . Tentang Kurikulum 2013 PAUD. Jakarta : Kementerian Pendidikan Nasional RI Sujiono, Yuliani Nurani (2013) Konsep Dasar PAUD.Jakarta. Indeks.

(14)

Suryana, D. (2017) . Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Pendekatan Saintifik Di Taman kanak-Kanak. JPUD-Jurnal Pendidikan Usia Dini , 11 (1), 67-82

Suryana, D. (2013) . Pengetahuan Strategi Pembelajaran, Sikap, Dan Motivasi Guru . Jurnal Ilmu Pendidikan,19 (2), 196-201.

Undang-undang, (2003). No 20. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kementeran Pendidikan Nasional RI..

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa hasil penelitian tentang nutrisi dan senyawa bioaktif dari rumput laut telah dilaporkan di antaranya Tapotubun (2018) memperlihatkan dengan metode pengeringan yang berbeda

sedangkan eksekutif yang memiliki karakter risk averse adalah eksekutif yang cenderung tidak menyukai resiko sehingga kurang berani dalam mengambil keputusan bisnis. Dalam

Pengaruh Modifikasi Peraturan Permainan Sepakbola Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Sepakbola Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di SMA Negeri 1 Pandeglang

Uji alat ukur dilakukan di Jakarta dan di Bantul, untuk uji alat ukur Ridha akan Takdir dilakukan kepada 10 kawan di Jakarta yang sepengetahuan penulis merupakan orang yang

Dari penggunaan informasi akuntansi diferensial tersebut, ternyata perusahaan Bobo Bakery mendapati bahwa dengan membeli dari pihak luar akan dapat mengurangi biaya

PENGARUH PROFITABILITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

Peran keindahan selalu terkait dengan kehidupan sosial budaya manusia sehari-hari, misalnya: dalam arsitektur rumah tinggal, menata interior/eksterior, berbusana, menikmati