BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses kimia pada sistem pengoperasiannya suatu waktu akan mengalami gangguan, salah satunya adalah dinamika proses. Dinamika proses merupakan variasi unjuk kerja dari waktu ke waktu sebagai suatu respon terhadap adanya perubahan beban proses atau karena adanya gangguan yang masuk kedalam sistem proses. Dinamika proses selalu terjadi selama proses belum mencapai kondisi tunak.
Pada percobaan kali ini dilakukan tiga percobaan yakni pengosongan tangki, simulasi gangguan pada tangki dan pengukuran temperatur. Pada percobaan ke-1 dilakukan proses pengosongan tangki yang diatur dengan valve keluaran sehingga debit keluaran dapat ditentukan oleh parameter k ( konstanta laju alir ) dan n (orde proses ). Pada percobaan ke-2 dilakukan simulasi gangguan pada sistem tangki yang telah tunak dengan kondisi yang harus dipenuhi adalah menentukan tinggi arus air didalam tangki sebelum dan sesudah keadaan tunak. Dan pada percobaan ke-3 yaitu pengukuran temperatur menggunakan termometer. Pengujian pengukuran temperatur dilakukan untuk mengetahui waktu respon termometer. Karakteristik yang diuji adalah konstanta waktu ( ) termometer.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah :
1. Menentukan harga parameter k dan n terhadap waktu dalam pengosongan tangki.
2. Menentukan perubahan ketinggian akibat gangguan yang diberikan pada aliran sistem tunak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Dinamik Sistem Order Satu
Sistem Order satu adalah proses yang keluarannya mengikuti persamaan diferensial order satu.
a1dy
dt+a0=b x f(t) (1.1)
Proses order satu dicirikan oleh :
1) Kemampuan menyimpan material, energi, atau momentum. 2) Memiliki tahanan terhadap aliran massa, energi, dan momentum.
Respons dinamik tangki yang memiliki kemampuan menyimpan cairan atau gas mengikuti model order gas. Tahanannya mewakili pompa, perpipaan, kerangan, bendungan, baik dalam aliran masuk ataupun aliran keluar. Padatan, cairan ataupun gas yang dapat menyimpan kalor ( kapasitas kalor, Cp ), juga mengikuti model order satu. Tahanannya terkait dengan perpindahan kalor melalui dinding, gas maupun cairan. Proses-proses yang memiliki kemampuan menyimpan massa atau energi dapat bertindak sebagai buffer antara aliran masuk dengan aliran keluar, dapat dimodelkan sebagai sistem order satu, seperti tangki pemanas berpengaduk.
2.2 Sistem Order Satu Dengan Kemampuan Menyimpan Massa
Fi Fi
h A h
A
Fo Fo
(a) (b)
Gambar 1. Sistem dengan kemampuan menyimpan massa (a) first order lag (b) pure capasitive
Perhatikan tangki pada gambar diatas, dengan laju alir masuk volumetrik Fi dan laju alir keluar volumetrik Fo. Tahanan pipa, kerangan atau bendungan terwakili dalam aliran keluar. Laju alir keluar dianggap linier terhadap arus cairan dalam tangki h dengan tahanan R.
Fo=h
R=
gaya penggerak aliran
tahanan terhadapaliran (1.2)
Tangki memiliki kemampuan menyimpan massa setiap saat. Neraca massa total tangki diberikan oleh persamaan :
A dh
dt=Fi−Fo=Fi−
h R Atau
ARdh
dt +h=R∗Fi (1.3)
A adalah luas penampang tangki. Pada keadaan tunak :
hs=R∗Fis (1.4)
Pengurangan persamaan (1.3) oleh (1.4) menghasilkan persamaan dalam variabel penyimpangan :
ARdh
Dengan h = h – hs dan Fi = Fi – Fis
AR=τp=konstanta waktu proses
R = Kp = Steady state gain process Sehingga diperoleh fungsi transfer :
G(s)= h(s)
1. Luas penampang tangki, A adalah ukuran kemampuan menyimpan massa. Makin besar A, makin besar kemampuan tangki untuk menyimpan massa. 2. p = AR, dapat dikatakan bahwa untuk tangki :
Konstanta waktu = kemaampuan menyimpan x tahanan terhadap aliran. Pada proses pengosongan tangki, tangki yang semula menyimpan massa air sesuai dengan luas penampang tangki, kemudian dikosongkan sehingga berlaku suatu persamaan neraca massa:
Akumulasi = Masukan – keluaran
Data masukan = 0 sehingga neraca massa dapat ditulis menjadi : Akumulasi = - keluaran
Hubungan antara Q dan h dapat ditulis sebagai berikut :
(U2 + P2V2 ) – (U1 + P1V1 ) +
Volume fluida persatuan massa = 1/
P2
bila ρ konstan maka :
ΔP
ρ
+ΔV
2α + zg = 0
Untuk keadaan tunak
maka persamaan neraca energi menjadi:
Q =
A
√
2g(
1+4f ΔLD +Kc+Kf
)
⏟
k
√
h
(1.35)Q = k.hn → n = ½ (1.36)
Menentukan parameter k dan n , dapat ditentukan dengan Regresi Linier :
dh
dt=
khn
A
(1.37)
ln
(
−dhdt
)
=lnk
A+nlnh
(1.38)
^
y
=
a
+
bx
(1.39)
Gambar 2. Kurva ln h rata-rata terhadap ln(-dh/dt)
2.3 Respons Dinamik Pure Capasitive
Fungsi transfer pure capasitive process diberikan pada persamaan :
G(s)= h(s) Fi(s)
Bagaimana y(t) berubah terhadap waktu, jika f(t) mengalami gangguan unit step, f(t) = 1, untuk t > 0.
Untuk gangguan unit step : f(s)=1
s
Dari persamaan : y(s)=Kp
s2
Inversi persamaan terakhir : y(t) = Kp’t
Tampak bahwa keluaran membesar secara linier terhadap waktu. Seperti gambar dibawah ini :
Y(t)
Kp
t
Gambar 3. Respons Pure Capasitive Process
Pada gambar 3, menunjukan karakteristik pure capasitive process, yang diberi nama pure integrator antara keluaran dengan masukan.
Sebuah pure capasitive process akan menyebabkan persoalan pengendalian yang rumit, karena tidak memiliki kemampuan mengatur sendiri. Setiap perubahan pada aliran masuk akan mengakibatkan tangki banjir atau kosong. Sifat ini dikenal dengan sifat non self regulation (tidak memiliki kemampuan mengatur sendiri ). Jika kecepatan pompa dapat diatur secara manual, sehingga laju alir keluar dapat diseimbangkan dengan laju alir masuk, maka arus cairan dapat dijaga tetap.
Proses yang bersifat integrator yang paling umum dijumpai di pabrik kimia adalah tangki berisi cairan, tangki gas, sistem penyimpanan bahan baku atau produk dan sebagainya.
2.4 Proses Dinamik Pada Pengukuran Temperatur
panas ke dingin maupun dari dingin ke panas. Alat ukur temperatur adalah termometer. Termometer berisi fluida yang koefisien muainya cukup besar sehingga cukup sensitif terhadap perubahan temperatur. Proses peprindahan yang terjadi pada termometer adalah proses perpindahan energi dalam bentuk kalor. Tiga tahapan perpindahan kalor yang terjadi pada termometer adalah: 1. konveksi dari lingkungan/medium ke lapisan film dinding gelas
termometer-medium
2. konduksi dalam dinding gelas
3. konveksi dari dinding gelas ke fluida dalam termometer.
Dengan adanya ketiga hambatan perpindahan di atyas, mka tidak mengkin terjadi respons yang bersamaan secara serempak dari termometer. Walaupun perubahan temperaur terjadi secara mendadak, pasti ada keterlambatan termometer dalam mengindra/ sensor temperatur dan memberikan hasil pengukurannya.
Neraca energi pada termometer tersebut adalah: kalor masuk = kalor keluar + akumulasi kalor. Asumsi-asumsi yang digunakan adalah:
1. tidak ada kalor yang keluar (untuk T lingkungan yang lebih tinggi). 2. dinding gelas sangat tipis sehingga hambatan karena konduksi dapat
diabaikan.
3. tidak terjadi konstraksi atau pemuaian dinding gelas yang berakibat perubahan volume fluida termometer.
4. koefisien konveksi fluida termometer relatif besar sehingga dianggap tidak ada panas yang terbuang karena konveksi ini.
5. kapasitas panas fluida termometer konstan. 6. temperatur fluida termometer sama ti setiap titik.
dQ
dt =Q∈¿
(1.40)
m∗CpdT
dt =h∗A(Tl−T) (1.41)
mCp
h A ∗dT
dt =Tl−T
(1.42)
mCp
h A adalah suatu konstanta yang disebut konstanta waktu τ. Konstanta waktu adalah pengukuran waktu yang diperlukan bagi suatu proses untuk mencapai keadaan seperti yang diberikan oleh inputnya. Dengan demikian, makin besar konstanta waktu suatu proses, makin lama proses tersebut mencapai kondisi tunak baru. Integrasi neraca energi pada pengukuran temperatur oleh termometer menjadi:
Tl−T
Tl−¿=exp(
−t
τ ) (1.43)
BAB III
HASIL PERCOBAAN
3.1 Pengosongan Tangki
Tabel 3.1 Parameter k dan n dari Proses Pengosongan Tangki
Bukaan Kerangan k n
100 % 709.340 -0.149
80 % 411.306 0.013
70 % 223.483 0.189
50 % 114.817 0.266
40 % 387.74 -0.407
30 % 27.781 0.132
20 % 42.239 -0.349
10 % 33.594 -0.676
3.2 Simulasi gangguan pada keadaan steady state
Steady state (1) 15.5 cm Steady state (2) 15.5 cm
k 9.359
n -0.37
3.3 Konstanta Waktu Thermometer ()
Temperatur Es - Lingkungan 71.429
Lingkungan - Es 14.706
30 oC – 50oC 62.5 50 oC – 30 oC 111.11
Dari percobaan pengosongan tangki didapatkan hasil berupa grafik pada tiap kerangan sebagai berikut :
3.1.1 Pengosongan Tangki Kerangan 10%.
2 2.22.42.62.8 3 3.23.4
-6
Gambar 3.1.1 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan tangki kerangan 10%
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Gambar 3.1.2 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan tangki kerangan 20%
3.1.3 Pengosongan Tangki Kerangan 30%
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Linear (grafik operasi kerangan 30%)
Gambar 3.1.3 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan tangki kerangan 30%
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Linear (grafik operasi kerangan 40%)
Gambar 3.1.4 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan tangki kerangan 40%
3.1.5 Pengosongan Tangki Kerangan 50%
-2 -1 0 1 2 3 4
Linear (grafik operasi kerangan 50%)
Gambar 3.1.5 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan tangki kerangan 50%
-1 0 1 2 3 4
Linear (Grafik Operasi kerangan 70%)
Gambar 3.1.6 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan tangki kerangan 60%
3.1.7 Pengosongan Tangki Kerangan 80%
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Linear (Grafik Operasi Kerangan 80%)
Gambar 3.1.7 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan tangki kerangan 80%
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Linear (Grafik Operasi kerangan 100%)
Gambar 3.1.8 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t)pada proses pengosongan tangki kerangan 100%
3.2 Simulasi Gangguan Tangki
Pada percobaan simulasi gangguan pada tangki diperoleh grafik sebagai berikut :
Gambar 3.2 Hasil grafik Ln h terhadap Ln((∆h)/∆t) pada gangguan simulasi tangki
3.3.1 Termometer Air Raksa (26-0 oC)
Gambar 3.3.1 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran temperatur ( 26 – 0 0C)
Gambar 3.3.2 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran temperatur ( 0 – 25 0C)
0 20 40 60 80 100 120 140
Gambar 3.3.4 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran temperatur ( 30 – 50 0C)
3.3.5 Termometer Air Raksa (50-30 oC)
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Gambar 3.3.5 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran temperatur ( 50 – 30 0C)
0 5 10 15 20 25
Gambar 3.3.6 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran temperatur ( 26 – 0 0C)
3.3.7 Termometer Digital (0-26 oC)
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Gambar 3.3.7 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran temperatur (0 –260C)
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Gambar 3.3.7 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran temperatur (30 –500C)
3.3.7 Termometer Digital (50-30 oC)
0 20 40 60 80 100 120 140
Gambar 3.3.8 Hasil grafik t(s) terhadap Ln((Tl-To)/(Tl-T)) pada pengukuran temperatur (50 –300C)
PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama yaitu pengosongan tangki diperoleh hasil percobaan diperoleh hasil percobaan nilai parameter n dan k. Harga k yang didapat dari tiap bukaan kerangan semakin lama semakin besar, hal ini dikarenakan debit keluaran dari kerangan yang keluar akan semakin besar pula debitnya. Semakin besar bukaan kerangan maka gesekan antara fluida dengan dinding semakin kecil dan akan menghasilkan nilai parameter k yang semakin besar. Laju alir yang keluar berpengaruh terhadap nilai parameter K. Harga n yang didapat dari hasil pecobaan tidak ideal, yakni bernilai negative. Sedangkan pada literature parameter n yang ideal adalah 0,5.
Pada percobaan kedua yaitu simulasi gangguan pada tangki, pada awalnya air yang ada pada tangki berada pada keadaan steady state sesuai dengan rentang waktu untuk memncapai keadaan steady state, namun ketika telah ditambahkan air sebanyak 10 liter, air yang berada pada tangki volumenya bertambah dan keadaan menjadi tidak steady state. Hal ini dikarenakan penambahan air pada tangki merupakan gangguan, yang menyebabkan tekanan menjadi besar sehingga volumenya menjadi bertambah dan menjadikan keadaan tidak tunak. Akan tetapi dalam rentang waktu yang cukup lama air pada tangki menjadi steady state dan volume pada keadaan tunak yang kedua memiliki sedikit selisih dengan volume tunak yang pertama.
Pada percobaaan pengukura temperature, perbandingan waktu respon antara thermometer air raksa dengan waktu respon digital lebih cepat thermometer digital dalam mengalami perubahan suhu antara sistem dengan lingkungan. Hal ini dikarenakan thermometer digital tidak memiliki kapasitas panas sedangkan air raksa memerlukan waktu respon yang lebih lama hal ini dipengaruhi oleh kapasitas panas air raksa yang berarti jika kapasitas panas semakin besar maka energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur juga semakin besar , sehingga respon terhadap perubahan temperatur semakin lambat .
KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat kita simpulkan :
1. Parameter k dan n dipengaruhi oleh laju alir ( dalam hal ini besar kecilnya bukaan kerangan) dan koefisien gesekan pada kerangan.
2. Semakin besar bukaan kerangan maka gesekan antara fluida dengan dinding semakin kecil dan akan menghasilkan nilai parameter k yang semakin besar.
3. Keadaan yang sudah tunak ketika diberi gangguan, volume keadaan tunak-nya tidak akan sama persis, akan terdapat selisih yang tidak terlalu besar. 4. Waktu respon antara thermometer air raksa dengan thermometer digital
lebih cepat thermometer digital.
5. Semakin besar nilai kapasitas panas pada air raksa maka energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur juga semakin besar, sehingga respon terhadap perubahan temperatur semakin lambat .
1. Anwar, Nadiem, Dinamika Proses, Universitas Jenderal Achmad Yani Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia,2002
2. Modul Dinamika Proses ITB,
DATA HASIL PENGAMATAN 8. Bukaan Kerangan 100%
A.2 Simulasi Gangguan Tangki
A.3 Pengkuran Temperatur
a. Termometer Air Raksa b. Es –Lingkungan c. Es-Lingkungan Lingkungan ke es (26-0 oC) ( 0 -25 oC) ( 30 -25 oC)
26
NO. t (s) h (cm)
1. 0 30
2. 85 28.5
3. 170 26.8
4. 255 25.5
5. 340 24.4
6. 425 23.4
7. 510 22.5
8. 595 21.7
9. 680 21
10. 765 20.1 11. 850 18.6 12. 935 17.2 13. 1020 15.5
NO. t (s) T (oC)
1. 0 0
2. 22.5 9
3. 45 13
4. 67.5 17
5. 90 18
6. 112.5 20.5
7. 135 21
8. 157.5 22
9. 180 22.5
d. 50-30 oC
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN ANTARA
B.1. Pengukuran k dan n Pengosongan Tangki
a. Bukaan 100%
h (cm) t (s) (-Δh) Δt h
rata-rata (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
ln h rata-rata
25 0 1.9 2.5 24.05 0.76 -0.2744 3.1801
23.1 2.5 2.3 2.5 21.95 0.92 -0.0834 3.0888
20.8 5 2.5 2.5 19.55 1 0.0000 2.9730
18.3 7.5 2 2.5 17.3 0.8 -0.2231 2.8507
16.3 10 1.4 2.5 15.6 0.56 -0.5798 2.7473
14.9 12.5 1.8 2.5 14 0.72 -0.3285 2.6391
13.1 15 1.45 2.5 12.375 0.58 -0.5447 2.5157
11.65 17.5 2.15 2.5 10.575 0.86 -0.1508 2.3585
9.5 20 2 2.5 8.5 0.8 -0.2231 2.1401
NO. t (s) T (oC)
1. 0 50
2. 11.75 48
3. 23.5 47
4. 35.25 46
5. 47 43
6. 58.75 42
7. 70.5 40
8. 82.25 38
9. 94 38.5
10. 105.75 37 11. 117.5 34 12. 129.25 32
7.5 22.5 1.6 2.5 6.7 0.64 -0.4463 1.9021
5.9 25 2.9 2.5 4.45 1.16 0.1484 1.4929
3 27.5 3 2.5 1.5 1.2 0.1823 0.4055
0 30 0 Σ -2.5235 28.2936
b. Bukaan 80%
h (cm) t (s) (-Δh) Δt h
rata-rata (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
ln h rata-rata
25 0 1.9 3 24.05 0.6333 -0.4568 3.1801
23.1 3 2 3 22.1 0.6667 -0.4055 3.0956
21.1 6 1.9 3 20.15 0.6333 -0.4568 3.0032
19.2 9 2.4 3 18 0.8000 -0.2231 2.8904
16.8 12 2.7 3 15.45 0.9000 -0.1054 2.7376
14.1 15 1.75 3 13.225 0.5833 -0.5390 2.5821
12.35 18 2.25 3 11.225 0.7500 -0.2877 2.4181
10.1 21 1.9 3 9.15 0.6333 -0.4568 2.2138
8.2 24 2.3 3 7.05 0.7667 -0.2657 1.9530
5.9 27 2 3 4.9 0.6667 -0.4055 1.5892
3.9 30 1.8 3 3 0.6000 -0.5108 1.0986
2.1 33 2.1 3 1.05 0.7000 -0.3567 0.0488
c. Bukaan 70%
h (cm) t (s) (-Δh) Δt h
rata-rata (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
ln h rata-rata
25 0 3.4 3.7 23.3 0.9189 -0.0846 3.1485
21.6 3.7 3 3.7 20.1 0.8108 -0.2097 3.0007
18.6 7.4 1.6 3.7 17.8 0.4324 -0.8383 2.8792
17 10.1 3.3 3.7 15.35 0.8919 -0.1144 2.7311
13.7 14.8 1.7 3.7 12.85 0.4595 -0.7777 2.5533
12 18.5 1.8 3.7 11.1 0.4865 -0.7205 2.4069
10.2 22.2 1.8 3.7 9.3 0.4865 -0.7205 2.2300
8.4 25.9 1.8 3.7 7.5 0.4865 -0.7205 2.0149
6.6 29.6 1.7 3.7 5.75 0.4595 -0.7777 1.7492
4.9 33.3 1.4 3.7 4.2 0.3784 -0.9719 1.4351
3.5 37 2.2 3.7 2.4 0.5946 -0.5199 0.8755
1.3 40.7 1.3 3.7 0.65 0.3514 -1.0460 -0.4308
d. Bukaan 50%
h (cm) t (s) (-Δh) Δt h
rata-rata (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
ln h rata-rata
25 0 2.9 6 23.55 0.4833 -0.7270 3.1591
22.1 6 2.4 6 20.9 0.4000 -0.9163 3.0397
19.7 12 2.1 6 18.65 0.3500 -1.0498 2.9258
17.6 18 1.1 6 17.05 0.1833 -1.6964 2.8362
16.5 24 3.7 6 14.65 0.6167 -0.4834 2.6844
12.8 30 1.9 6 11.85 0.3167 -1.1499 2.4723
10.9 36 1.6 6 10.1 0.2667 -1.3218 2.3125
9.3 42 2.8 6 7.9 0.4667 -0.7621 2.0669
6.5 48 2 6 5.5 0.3333 -1.0986 1.7047
4.5 54 2 6 3.5 0.3333 -1.0986 1.2528
2.5 60 2 6 1.5 0.3333 -1.0986 0.4055
0.5 66 0.5 6 0.25 0.0833 -2.4849 -1.3863
e. Bukaan 40%
h (cm) t (s) (-Δh) Δt h
rata-rata (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
ln h rata-rata
25 0 2.3 8.5 23.85 0.2706 -1.3072 3.1718
22.7 8.5 1.8 8.5 21.8 0.2118 -1.5523 3.0819
20.9 17 1.3 8.5 20.25 0.1529 -1.8777 3.0082
19.6 25.5 1.6 8.5 18.8 0.1882 -1.6701 2.9339
18 34 1.9 8.5 17.05 0.2235 -1.4982 2.8362
16.1 42.5 1.8 8.5 15.2 0.2118 -1.5523 2.7213
14.3 51 1.7 8.5 13.45 0.2000 -1.6094 2.5990
12.6 59.5 2 8.5 11.6 0.2353 -1.4469 2.4510
10.6 68 1.1 8.5 10.05 0.1294 -2.0448 2.3076
9.5 76.8 2 8.5 8.5 0.2353 -1.4469 2.1401
7.5 85 2.3 8.5 6.35 0.2706 -1.3072 1.8485
5.2 93.5 5.2 8.5 2.6 0.6118 -0.4914 0.9555
0 102 Σ -17.8043 30.0547
f. Bukaan 30%
h (cm) t (s) (-Δh) Δt h
rata-rata (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
ln h rata-rata
22.8 34 2.9 34 21.35 0.0853 -2.4616 3.0611
19.9 68 2.5 34 18.65 0.0735 -2.6101 2.9258
17.4 102 2.1 34 16.35 0.0618 -2.7844 2.7942
15.3 136 2.5 34 14.05 0.0735 -2.6101 2.6426
12.8 170 2.5 34 11.55 0.0735 -2.6101 2.4467
10.3 204 1.8 34 9.4 0.0529 -2.9386 2.2407
8.5 238 1.6 34 7.7 0.0471 -3.0564 2.0412
6.9 272 1.7 34 6.05 0.0500 -2.9957 1.8001
5.2 306 1.6 34 4.4 0.0471 -3.0564 1.4816
3.6 340 1.5 34 2.85 0.0441 -3.1209 1.0473
2.1 374 2.1 34 1.05 0.0618 -2.7844 0.0488
0 408 Σ -33.7665 25.7040
g. Bukaan 20%
h (cm) t (s) (-Δh) Δt h
rata-rata (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
ln h rata-rata
25 0 1.2 65 24.4 0.0185 -3.9921 3.1946
23.8 65 1.8 65 22.9 0.0277 -3.5866 3.1311
22 130 1.2 65 21.4 0.0185 -3.9921 3.0634
20.8 195 1.2 65 20.2 0.0185 -3.9921 3.0057
19.6 260 2.5 65 18.35 0.0385 -3.2581 2.9096
16.3 390 2.1 65 15.25 0.0323 -3.4324 2.7246
14.2 455 1.7 65 13.35 0.0262 -3.6438 2.5915
12.5 520 3.3 65 10.85 0.0508 -2.9805 2.3842
9.2 585 3.9 65 7.25 0.0600 -2.8134 1.9810
5.3 650 2.2 65 4.2 0.0338 -3.3859 1.4351
3.1 715 3.1 65 1.55 0.0477 -3.0430 0.4383
0 780 Σ -42.5174 29.6744
h. Bukaan 10%
h (cm) t (s) (-Δh) Δt h
rata-rata (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
ln h rata-rata
25 0 1.8 170 24.1 0.0106 -4.5480 3.1822
23.2 170 1.4 170 22.5 0.0082 -4.7993 3.1135
21.8 340 1.1 170 21.25 0.0065 -5.0405 3.0564
20.7 510 1.1 170 20.15 0.0065 -5.0405 3.0032
19.6 680 1.3 170 18.95 0.0076 -4.8734 2.9418
18.3 850 1.3 170 17.65 0.0076 -4.8734 2.8707
17 1020 1.3 170 16.35 0.0076 -4.8734 2.7942
15.7 1190 0.9 170 15.25 0.0053 -5.2412 2.7246
14.8 1360 1 170 14.3 0.0059 -5.1358 2.6603
13.8 1530 1.1 170 13.25 0.0065 -5.0405 2.5840
9.8 1870 3.1 170 8.25 0.0182 -4.0044 2.1102
6.7 2040 170 Σ -57.5415 33.4615
B.2. Pengukuran k dan n Pada Simulasi Gangguan Sebanyak 10 liter.
h (cm) t (s) (-Δh) Δt
h
rata-rata (-Δh)/Δt ln ((-Δh)/Δt)
ln h rata-rata
30 0 1.5 85 29.25 0.0176 -4.0372 3.3759
28.5 85 2 85 27.5 0.0235 -3.7495 3.3142
26.5 170 1 85 26 0.0118 -4.4427 3.2581
25.5 255 1.1 85 24.95 0.0129 -4.3473 3.2169
24.4 340 1 85 23.9 0.0118 -4.4427 3.1739
23.4 425 0.9 85 22.95 0.0106 -4.5480 3.1333
22.5 510 0.8 85 22.1 0.0094 -4.6658 3.0956
21.7 595 0.7 85 21.35 0.0082 -4.7993 3.0611
21 680 0.9 85 20.55 0.0106 -4.5480 3.0229
20.1 765 1.5 85 19.35 0.0176 -4.0372 2.9627
18.6 850 1.4 85 17.9 0.0165 -4.1062 2.8848
17.2 935 1.7 85 16.35 0.0200 -3.9120 2.7942
B.3. Pengukuran Temperatur
B.3.1 Thermometer Air Raksa a. Es – Lingkungan (25ºC)
T (s)
T
(ºC) TL To TL - To TL - T
(TL - To) /
(TL - T)
ln ((TL - To) /
(TL - T))
0 0 25 0 25 25 1.0000 0.0000
22.5 9 25 0 25 16 1.5625 0.4463
45 13 25 0 25 12 2.0833 0.7340
67.5 17 25 0 25 8 3.1250 1.1394
90 18 25 0 25 7 3.5714 1.2730
113 20.5 25 0 25 4.5 5.5556 1.7148
135 21 25 0 25 4 6.2500 1.8326
158 22 25 0 25 3 8.3333 2.1203
180 22.5 25 0 25 2.5 10.0000 2.3026
203 23.5 25 0 25 1.5 16.6667 2.8134
225 24.5 25 0 25 0.5 50.0000 3.9120
248 25 25 0 25 0 0.0000
b. Lingkungan (26ºC) - Es
t (s)
T
(ºC) TL To TL - To TL - T
(TL - To) /
(TL - T)
ln ((TL - To) / (TL
- T))
0 26 0 26 -26 -26 1.0000 0.0000
5 10 0 26 -26 -10 2.6000 0.9555
10 7 0 26 -26 -7 3.7143 1.3122
15 5 0 26 -26 -5 5.2000 1.6487
20 4 0 26 -26 -4 6.5000 1.8718
25 3 0 26 -26 -3 8.6667 2.1595
30 2 0 26 -26 -2 13.0000 2.5649
35 2 0 26 -26 -2 13.0000 2.5649
40 1.5 0 26 -26 -1.5 17.3333 2.8526
45 1.5 0 26 -26 -1.5 17.3333 2.8526
50 1.5 0 26 -26 -1.5 17.3333 2.8526
55 1 0 26 -26 -1 26.0000 3.2581
c. Temperatur 30 ºC – 50 ºC
t (s)
T
(ºC) TL To TL - To TL - T
(TL - To) /
(TL - T)
ln ((TL - To) /
(TL - T))
0 30 50 30 20 20 1.0000 0.0000
11.4 32 50 30 20 18 1.1111 0.1054
22.8 33 50 30 20 17 1.1765 0.1625
34.2 34 50 30 20 16 1.2500 0.2231
45.6 36 50 30 20 14 1.4286 0.3567
57 37.5 50 30 20 12.5 1.6000 0.4700
68 39 50 30 20 11 1.8182 0.5978
79.4 42 50 30 20 8 2.5000 0.9163
90.8 43 50 30 20 7 2.8571 1.0498
102 46 50 30 20 4 5.0000 1.6094
114 48 50 30 20 2 10.0000 2.3026
125 49 50 30 20 1 20.0000 2.9957
136 50 50 30 20 0
d. Temperatur 50 ºC – 30 ºC
(s) (ºC) (TL - T) (TL - T))
0 50 30 50 -20 -20 1.0000 0.0000
12.5 49 30 50 -20 -19 1.0526 0.0513
25 47 30 50 -20 -17 1.1765 0.1625
37.5 46 30 50 -20 -16 1.2500 0.2231
50 45.5 30 50 -20 -15.5 1.2903 0.2549
62.5 45 30 50 -20 -15 1.3333 0.2877
75 42 30 50 -20 -12 1.6667 0.5108
87.5 40 30 50 -20 -10 2.0000 0.6931
100 38.5 30 50 -20 -8.5 2.3529 0.8557
113 37 30 50 -20 -7 2.8571 1.0498
125 35 30 50 -20 -5 4.0000 1.3863
138 33 30 50 -20 -3 6.6667 1.8971
150 30 30 50 -20 0
B.3.2 Thermometer Digital
a. Lingkungan (26ºC) - Es
T (s)
T
(C) TL To TL - To TL - T
(TL - To) /
(TL - T)
ln ((TL - To) /
(TL - T))
1.6 25 0 26 -26 -25 1.0400 0.0392
3.2 20 0 26 -26 -20 1.3000 0.2624
4.7 17 0 26 -26 -17 1.5294 0.4249
6.3 13 0 26 -26 -13 2.0000 0.6931
7.9 10 0 26 -26 -10 2.6000 0.9555
9.5 8 0 26 -26 -8 3.2500 1.1787
11.2 6 0 26 -26 -6 4.3333 1.4663
12.8 5 0 26 -26 -5 5.2000 1.6487
14.3 4 0 26 -26 -4 6.5000 1.8718
15.9 3 0 26 -26 -3 8.6667 2.1595
17.6 2 0 26 -26 -2 13.0000 2.5649
19.1 0 0 26 -26 0
b. Es – Lingkungan (25ºC)
T (s)
T
(C) TL To TL - To TL - T
(TL - To) /
(TL - T)
ln ((TL - To) /
(TL - T))
0 0 26 0 26 26 1.0000 0.0000
13.4 10 26 0 26 16 1.6250 0.4855
26.8 15 26 0 26 11 2.3636 0.8602
53.6 15 26 0 26 11 2.3636 0.8602
67 18 26 0 26 8 3.2500 1.1787
80 19 26 0 26 7 3.7143 1.3122
93.5 23 26 0 26 3 8.6667 2.1595
107 24 26 0 26 2 13.0000 2.5649
121 25 26 0 26 1 26.0000 3.2581
134 25 26 0 26 1 26.0000 3.2581
147 25 26 0 26 1 26.0000 3.2581
161 26 26 0 26 0
c. Temperatur 30 ºC – 50 ºC
T (s)
T
(ºC) TL To TL - To TL - T
(TL - To) /
(TL - T)
ln ((TL - To) /
(TL - T))
0 30 50 30 20 20 1.0000 0.0000
8.5 30 50 30 20 20 1.0000 0.0000
17 32 50 30 20 18 1.1111 0.1054
25.5 34 50 30 20 16 1.2500 0.2231
34 35 50 30 20 15 1.3333 0.2877
42.5 36 50 30 20 14 1.4286 0.3567
51 38 50 30 20 12 1.6667 0.5108
68 43 50 30 20 7 2.8571 1.0498
76.5 46 50 30 20 4 5.0000 1.6094
85 47 50 30 20 3 6.6667 1.8971
93.5 49 50 30 20 1 20.0000 2.9957
102 50 50 30 20 0
d. Temperatur 50 ºC – 30 ºC
T (s)
T
(ºC) TL To TL - To TL - T
(TL - To) /
(TL - T)
ln ((TL - To) /
(TL - T))
0 50 30 50 -20 -20 1.0000 0.0000
11.8 48 30 50 -20 -18 1.1111 0.1054
23.5 47 30 50 -20 -17 1.1765 0.1625
35.3 46 30 50 -20 -16 1.2500 0.2231
47 43 30 50 -20 -13 1.5385 0.4308
58.8 42 30 50 -20 -12 1.6667 0.5108
82.3 38 30 50 -20 -8 2.5000 0.9163
94 38.5 30 50 -20 -8.5 2.3529 0.8557
106 37 30 50 -20 -7 2.8571 1.0498
118 34 30 50 -20 -4 5.0000 1.6094
129 32 30 50 -20 -2 10.0000 2.3026
141 30 30 50 -20 0
LAMPIRAN C
CONTOH PERHITUNGAN
1. Menghitung luas penampang tangki Diketahui : diameter tangki : 28 cm tinggi air : 25 cm A = ¼ D2
= 615,44 cm2
2. ln (-h/dt) = n.ln h + ln (k/A) y = ax + b
Misal persamaannya pada bukaan kerangan 100%: y = -0.149x + 0.142
a. Menentukan parameter n: n = a = -0.149
b. Menentukan parameter k: Ln (k/A) = b= 0.142 (k/A) = e0,142
k = e0.142 x 615,44 = 709.342
3. ln ((TL-To)/(TL-T)) = (1/τ) . t y = ax
Dari grafik proses pengukuran temperature dari 50 ºC – 30 ºC dengan menggunakan thermometer air raksa diperoleh persamaan garis, yaitu : y = ax
misalnya persamaan : y = 0.009x 1/τ = 0.009
τ = 1/0.009 = 111.11
LAMPIRAN D PROSEDUR KERJA
D.1 Alat
1. Alat dinamika proses 2. Ember
4. Gelas kimia 5. Stopwatch
6. Termometer digital 7. Termometer air raksa
D.2 Bahan
1. Air 2. Es
D.3 Cara Kerja
D.3.1 Proses Pengosongan Tangki
1.Mengisi bak penampung air secukupnya,
2. Menyalakan pompa untuk menaikkan air dari bak penampung sehingga tangki terisi oleh air,
3.Mengatur ketinggian air dalam tangki, 4.Mengatur bukaan kerangan sebesar 10 %,
5. Mencatat waktu yang diperlukan untuk mengosongkan tangki, 6. Membagi waktu tersebut dengan banyaknya data yang akan diambil, 7. Mengulangi langkah-langkah 2 s.d 4 untuk mengambil data,
8. Mencatat ketinggian air dalam tangki setiap waktu yang telah ditentukan pada langkah 6,
9. Mengulangi langkah 2 s.d 8 untuk bukaan kerangan 20 %,30 %, 40% , 50%, 70%, 80%, dan bukaan penuh (100%).
D.3.2 Simulasi Gangguan Pada Tangki
11. Memasukkan air kedalam tangki sebagai gangguan sebesar 10 lt, sehingga ketinggian air berubah karena gangguan tersebut kemudian mencatat ketinggian yang dicapai,
12. Mencatat waktu yang diperlukan untuk untuk kembali ke keadaan semula dan membaginya dengan jumlah data yang akan diambil,
13. Mengulangi langkah 3 untuk mengambil data,
14. Mencatat ketinggian air setiap waktu yang ditentukan pada langkah empat.
D.3.3 Pengukuran Temperatur
1. Menentukan temperatur lingkungan dengan menggunakan thermometer, 2. Memasukan termometer kedalam es hingga mencapai 00C, kemudian mencatat waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu tersebut,
3. Membagi waktu tersebut dengan jumlah data yang akan diambil, 4. Mengulangi langkah 1 dan 2 untuk mengambil data,
5.Mengulangi langkah 1 sampai 3 dari temperatur 00C sampai temperatur lingkungan,
6. Memanaskan air di dalam gelas kimia sampai temperatur 300C, dan pada gelas kimia lain sampai 500C,
7. Menentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur 300C dengan temperatur awal 500C,
8. Membagi waktu tersebut dengan jumlah data yang akan diambil, 9. Melakukan kembali langkah 5 dan 6 untuk mengambil data,
10. Mengulangi langkah 6 – 8 dengan temperatur awal 500C dan temperatur akhir 300C.