• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keperawatan Sistem Perkemihan Pertemuan 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Keperawatan Sistem Perkemihan Pertemuan 4"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

GLOMERULONEFRITIS

CREATED BY:

Anita

Beata

Erni

(2)

Pengertian

Inflamasi pada glomerolus ginjal, dimana inflamasi ini dapat

terjadi akibat reaksi imun dan non imun; yang bersifat: acut, laten, atau kronik .

Gangguan pada ginjal yang ditandai dengan peradangan pada

(3)

Glomerolunefritis biasanya menyertai infeksi pada saluran nafas

atas bakteri streptococcus.

Lebih banyak terjadi pada anak laki-laki, usia 3-7th& dewasa

dibanding setengah baya, dengan perbandingan 2:1.

Merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir

(4)

Gejala umum glomerulonefritis: mual, muntah, mata sembab,

kencing sedikit-berwarna merah biasanya disertai hypertensi.

Dapat sembuh total 80% dengan pengobatan yang tepat, 10%

(5)

Mekanisme GN reaksi non imun

Diabetes Melitus Diet Tinggi Protein

Pe + Masa Renal Vasodilatasi Arteriol

Di Glorerulus

Hipertensi Intraglomerular Hiperfiltrasi

(6)

Mekanisme GN reaksi imun

CICX & SELT

Mediator Sekunder Aktifasi Faktor XII (Hageman)

Khemotaksis

Animevasoaktif Aktivasi Sistem Kinin

Proses Infamasi

Fibrin Kerusakan Glomerulus

(7)

Manesfestasi klinik

 Riwayat infeksi saluran pernafasan atas atau otitis media  Fatique ( Kelelahan atau keletihan )

 Anoreksia, nausea dan atau vomitus  Nafas pendek atau sesak nafas

 Sakit kepala sedang

 Hematuria ( darah dalam urine ) mikroskopis atau makroskopis,

urine berwarna merah kecoklat - coklatan

(8)

Edema, sembab ( kelopak mata, tungkai, dada dan genetalia )  Perubahan berat badan

 Menurunnya output urine ( oliguri )  Nyeri tumpul pinggang belakang  Renal insufisiensi

 Hypertensi

 Mungkin demam

(9)

Gejala yang timbul pada GGK

Kelelahan dan kelemahanPenglihatan ganda

Sakit kepala ( terutama pada pagi hari )Dispnoe

NokturiaEdema

(10)

Komplikasi

GNA dapat menjadi GNK jika tidak mendapatkan pengobatan

yang tuntas.

GNA dengan manesfestasi klinik oliguri menjadi anuri yang

dikarenakan terjadi penurunan filtrasi ginjal.

Ensepalipati hipertensi dikarenakan terjadi spasme pembuluh

darah otak.

Protein darah rendah

(11)

Pengkajian

Riwayat kesehatan atau penyakit:

 Riwayat infeksi Streptococcus group A beta hemolitikus  Riwayat penyakit SLE dan penyakit autoimun

 Riwayat pembedahan dan prosedur invasive  Masalah urologi atau ginjal

 Perubahan status berkemih meliputi: frekuensi berkemih,

perubahan warna, kejernihan dan bau

(12)

Pemerikasaan fisik keperawatan

Lakukan pengukuran berat dan tinggi badan (bandingkan

dengan sebelumnya), tekanan darah, adanya sembab atau asites.

Melakukan pemeriksaan atau pengkajian sesuai dengan

tandada gejala pada pasien dengan glomerulonefritis

Melakukan pemeriksaan kemungkinan adanya penyakit sistemik

(13)

Pemeriksaan diagnostik

Analisa urine 24jamDarah

Biopsi ginjalCultuur darah

IVP

EKG

(14)

Penatalaksanaan medik

Penatalaksanaan cairan dan elektrolitBedrest total

Monitor TTV setiap 4 jam

Monitor BUN, Creatinin dan protein urineMengganti cairan yang hilang

Monitor in take dan out put

Diet: pembatasan cairan dan Na, tinggi KH dan rendah protein, rendah K bila ada gagal ginjal,

rendah sodium

Antibiotic jika ada infeksiKortikosteroid dan cytotoxicAnti hipertensi

Diuretik

(15)

Penatalaksanaan

keperawatan

Diagnosa Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya

output urine ( retensi air), perubahan osmolar karena kehilangan protein dan disfungsi ginjal.

2. Tidak toleran terhadap aktifitas berhubungan dengan fatique

(16)

3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

pembatasan cairan, diit dan hilangnya protein

4 Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema dan

menurunnya tingkat aktivitas

5 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penekanan pada system imun

6 Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan

(17)

Perencanaan

keperawatan

DX 1

Tujuan: keseimbangan cairan dan elektrolit stabil selama 2 x 24 jam Kriteria hasil :

Tidak memperlihatkan tanda - tanda kelebihan cairan dan elektrolit,

contoh edema

Intake dan out put dalam keadaan seimbangNilai elektrolit serum normal

Haluaran urine tepat dengan berat jenis atau hasil lab.normalBb stabil ( TB – 100 ) – 10 %

TTV dalam batas normal :TD 110 /70 – 130 – 80 mmHg, Nadi 60 – 80 x/

(18)

Intervensi:

 Ukur dan dokumentasikan intake dan out put setiap 4 – 8 jam  Timbang berat badan setiap hari dengan waktu dan timbangan

yang sama

 Dorong peningkatan pemasukan oral berdasarkan kebutuhan

individu, pasien dibatasi pemasukan oral

 Monitor dan laporkan tanda dan gejala kelebihan cairan, contoh

edema

 Awasi TTV

(19)

 Awasi TTV

 Ukur BJ urine setiap 8 jam, lapor bila ada peningkatan  Berikan cairan sesuai dengan cairan yang hilang

 Monitor hasil pemeriksaan lab ( elektrolit ), lapor bila ada

ketidaknormalan

 Catat jumlah dan karakteristik urine, laporkan pada dokter bila ada

penurunan output urine

 Berikan batu es untuk mengontrol haus

(20)

DX 2

Tujuan : toleransi pasien terhadap aktivitas akan meningkat selama perawatan

Kriteria hasil :

Mengikuti rencana aktivitas

(21)

Intervensi:

Kaji pola istirahat dan tidur selama hospitalisasiAnjurkan pasien bedrest

Atur jadwal aktivitas atau intervensi yang tidak menyebabkan gangguan

istirahat dan tidur

Berikan latihan dalam batas aktivitas yang dianjurkan

Rencanakan aktifitas dengan memberikan periode waktu istirahatMonitor adanya penurunan protein secara berlebihan ( proteinuria,

albuminuria )

(22)

DX 3

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi selama 7 x 24 jam

Kriteria hasil:

intake ( pemasukan ) nutrisi adekuat,

berat badan sesuai atau stabil ( TB – 100 ) – 10 %,Nafsu makan meningkat,

(23)

Intervensi

 Timbang berat badan setiap hari dengan waktu dan timbangan

yang sama

 Kaji membran mukosa dan turgor kulit untuk monitor hidrasi  Berikan makanan hangat, sedikit tapi sering

 Kaji jumlah makanan yang dihabiskan setiap hari

 Siapkan dan berikan dorongan hygiene oral yang baik sebelum

(24)

 Berikan lingkungan menyenangkan selama waktu makan dan

bantu sesuai kebutuhan

 Auskultasi bising usus

 Pertahankan pembatasan sodium dan cairan sesuai program

 Kaji adanya anorexia,nausea dan vomitus ( berapa kali dan jumlah

)

(25)

DX 4

Tujuan : gangguan integritas kulit tidak terjadi selama perawatan

Kriteria hasil :

Integritas kulit utuh

(26)

Intervensi :

 Kaji edema dan tinggikan ekstremitas jika “ pitting “ edema ada  Kaji tanda dan gejala potensial atau actual kerusakan kulit

 Pertahankan kebersihan perseorangan : mandi setiap hari,

penggunaan pelembab kulit dan ganti alat tenun setiap hari

 Ubah posisi setiap 2 jam jika memungkinkan  Gunakan matras yang lembut

(27)

DX 5

Tujuan : infeksi tidak terjadi selama perawatan Kriteria hasil :

Hasil pemeriksaan temperature dan lab dalam batas normalSuara paru bersih

(28)

Intervensi :

 Periksa temperature tubuh setiap 4 jam  Catat karakteristik urine

Monitor adanya tanda dan gejala UTI, lakukan tindakan pencegahan UTI  Hindari pemasangan kateter pada saluran perkemihan

 Jika dipasang kateter, pertahankan closed gravity drain system  Auskultasi suara paru setiap 4 jam

 Anjurkan untuk batuk dan nafas dalam

 Lakukan tindakan untuk mencegah kerusakan kulit  Anjurkan untuk ambulasi lebih awal

(29)

DX 6

Tujuan : klien mencapai pengetahuan terhadap kondisi penyakit dan pengobatannya

Kriteria hasil :

Menyatakan pemahaman kondisi dan proses penyakit,

prognosis dan pengobatan

Mengidentifikasi hubungan tanda dan gejala penyakit dan gejala

yang berhubungan dengan factor penyebab

Melakukan perubahan perilaku yang perlu dan berpartisipasi

(30)

Intervensi :

Kaji ulang penyebab panyakit, proses penyakit dan factor

pencetus bila diketahui

Jelaskan tingkat fungsi ginjal

Kaji ulang rencana diit

Buat jadwal teratur untuk penimbangan

Tekankan perlunya perawatan evaluasi

Kaji ulang pembatasan dan pemasukan. Ingatkan pasien unutk

membagi cairan dalam sehari

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hubungan kerja patron klien juru parkir di Taman Pancasila Kabupaten Karanganyar merupakan sebuah hubungan patron-klien

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan penyesuaian sosial pada siswa kelas VII SMP Negeri 20 Semarang..

Namun, penelitian tersebut belum menggunakan teknik data mining, untuk itulah peneliti merasa perlu membangun sistem pengambilan keputusan dengan menggunakan metode data

Jumlah Target dan Realisasi Penerimaan Anggaran per Kelurahan di Kecamatan CinamboTahun 2014 Table.

Untuk di dalam Kalimantan Tengah, capaian terbaik diraih oleh Kota Palangka Raya dengan IPM sebesar 79,52 persen. Sedangkan capaian IPM terendah diraih oleh

Karakteristik responden penyandang DM sebagai anggota Persadia cabang RSMM Bogor adalah rata-rata berumur 55,75 tahun,, sebagian besar berjenit kelamin perempuan dengan

pembahasan tentang Penerapan Metode CPM, didapatkan lintasan kritis pada kegiatanA-B-D-E-F-H-J-K-L-N-O-W-Z2- Z6-Z8-Z9. Faktor- faktor yang memperngaruhi keterlabatan

Pengertian konflik ditinjau dari ilmu kesusastraan adalah konflik yang dialami oleh seorang tokoh dalam suatu cerita yang bertikai melawan