TINJAUAN TEORI
Nefrotik Syndrome (NS)
A. Konsep Teoritis Nefrotik Syndrome
1.
PengertianNS adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbunemia dan hiperkolesterolemia (Rusepno, H, dkk. 2000, 832).
2.
EtiologiSebab pasti belum jelas. Saat ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Secara umum etiologi dibagi menjadi :
a.
Nefrotic syndrome bawaan.Gejala khas adalah edema pada masa neonatus.
b.
Nefrotic syndrome sekunderPenyebabnya adalah malaria, lupus eritematous diseminata, GNA dan GNK, bahan kimia dan amiloidosis.
c.
Nefrotic syndrome idiopatikd.
Sklerosis glomerulus.3.
PatofisiologiAdanya peningkatan permiabilitas glomerulus mengakibatkan proteinuria masif sehingga terjadi hipoproteinemia. Akibatnya tekanan onkotik plasma menurun karean adanya pergeseran cairan dari intravaskuler ke intestisial.
Glomerulus
Retensi natrium renal
Tekanan onkotik plasma
Diet
Kecemasan anak dan orang tua
Kurang pengetahuan :
kondisi, prognosa dan
program perawatan
Ketidapatuhan
Resti gangguan pemeliharaan kesehatan
4. Patofisiologi Terjadinya Edema pada Nefrotik Syndrome
Etiologi ; Autoimun
Glomerulus
Permeabilitas glomerolus
Proteinuria masif
Hipoproteinemia Hipoalbumin
Tekanan onkotik plasma
Volume plasma
Retensi natrium renal
Edema
5.
Gejala Klinis- Edema, sembab pada kelopak mata - Rentan terhadap infeksi sekunder - Hematuria, azotemia, hipertensi ringan - Kadang-kadang sesak karena asites
- Produksi urine berkurang
6.
Pemeriksaan Laboratorium- BJ urine meninggi
- Hipoalbuminemia
- Kadar urine normal
- Anemia defisiensi besi
- LED meninggi
- Kalsium dalam darah sering merendah
- Kadang-kdang glukosuria tanpa hiperglikemia.
7.
Penatalaksanaan- Istirahat sampai edema sedikit - Protein tinggi 3 – 4 gram/kg BB/hari
- Diuretikum
- Kortikosteroid
- Antibiotika
- Punksi asites
B.
Konsep Asuhan Keperawatan pada Nefrotic Syndrome1. Pengkajian
a. Identitas.
Umumnya 90 % dijumpai pada kasus anak. Enam (6) kasus pertahun setiap 100.000 anak terjadi pada usia kurang dari 14 tahun. Rasio laki-laki dan perempuan yaitu 2 : 1. Pada daerah endemik malaria banyak mengalami komplikasi nefrotic syndrome.
b. Riwayat Kesehatan.
1) Keluhan utama.
Badan bengkak, muka sembab dan napsu makan menurun
2) Riwayat penyakit dahulu.
Edema masa neonatus, malaria, riwayat GNA dan GNK, terpapar bahan kimia.
3) Riwayat penyakit sekarang.
Badan bengkak, muka sembab, muntah, napsu makan menurun, konstipasi, diare, urine menurun.
c. Riwayat kesehatan keluarga.
Karena kelainan gen autosom resesif. Kelainan ini tidak dapat ditangani dengan terapi biasa dan bayi biasanya mati pada tahun pertama atau dua tahun setelah kelahiran.
d. Riwayat kehamilan dan persalinan Tidak ada hubungan.
e. Riwayat kesehatan lingkungan. Endemik malaria sering terjadi kasus NS.
f. Imunisasi.
Tidak ada hubungan.
g. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan. Berat badan = umur (tahun) X 2 + 8
Tinggi badan = 2 kali tinggi badan lahir.
anak laki-laki lebih dekat dengan ibu, elektra kompleks untuk anak
Usia pre school nutrisi seperti makanan yang dihidangkan dalam keluarga. Status gizinya adalah dihitung dengan rumus (BB terukur dibagi BB standar) X 100 %, dengan interpretasi : < 60 % (gizi buruk), < 30 % (gizi sedang) dan > 80 % (gizi baik).
Nadi 70 – 110 X/mnt, tekanan darah 95/65 – 100/60 mmHg, hipertensi ringan bisa dijumpai.
c) Sistem persarafan.
Dalam batas normal.
d) Sistem perkemihan.
Urine/24 jam 600-700 ml, hematuri, proteinuria, oliguri.
Diare, napsu makan menurun, anoreksia, hepatomegali, nyeri daerah perut, malnutrisi berat, hernia umbilikalis, prolaps anii.
f) Sistem muskuloskeletal.
Dalam batas normal.
g) Sistem integumen.
Edema periorbital, ascites.
h) Sistem endokrin
Dalam batas normal
i) Sistem reproduksi
Dalam batas normal. j) Persepsi orang tua
2. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Keperawatan
a) Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan protein sekunder terhadap peningkatan permiabilitas glomerulus. Tujuan volume cairan tubuh akan seimbang dengan kriteria hasil penurunan edema, ascites, kadar protein darah meningkat, output urine adekuat 600 – 700 ml/hari, tekanan darah dan nadi dalam batas normal.
Intervensi Rasional
1. Catat intake dan output secara akurat
2. Kaji dan catat tekanan darah, pembesaran abdomen, BJ urine
3. Timbang berat badan tiap hari dalam skala yang sama
4. Berikan cairan secara hati-hati dan diet rendah garam.
5. Diet protein 1-2 gr/kg BB/hari.
Evaluasi harian keberhasilan terapi dan dasar penentuan tindakan
Tekanan darah dan BJ urine dapat menjadi indikator regimen terapi
Estimasi penurunan edema tubuh
Mencegah edema bertambah berat
b) Perubahan nutrisi ruang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan.
Tujuan kebutuhan nutrisi akan terpenuhi dengan kriteria hasil napsu makan baik, tidak terjadi hipoprtoeinemia, porsi makan yang dihidangkan dihabiskan, edema dan ascites tidak ada.
Intervensi Rasional
1. akurat 2.
diare.
3.
diet yang cukup
Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh
Gangguan nuirisi dapat terjadi secara perlahan. Diare sebagai reaksi edema intestinal
c) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun.
Tujuan tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil tanda-tanda infeksi tidak ada, tanda vital dalam batas normal, ada perubahan perilaku keluarga dalam melakukan perawatan.
Intervensi Rasional
1.
terkena infeksi melalui pembatasan pengunjung.
2. 3. 4.
Meminimalkan masuknya organisme
d) Kecemasan anak berhubungan dengan lingkungan perawatan yang asing (dampak hospitalisasi).
Tujuan kecemasan anak menurun atau hilang dengan kriteria hasil kooperatif pada tindakan keperawatan, komunikatif pada perawat, secara verbal mengatakan tidak takut.
Intervensi Rasional
1.
2.
3.
4.
mainan atau foto keluarga.
Perasaan adalah nyata dan membantu pasien untuk tebuka sehingga dapat menghadapinya.
Memantapkan hubungan, meningkatan ekspresi perasaan
Dukungan yang terus menerus mengurangi ketakutan atau kecemasan yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Berhman & Kliegman (1987), Essentials of Pediatrics, , Philadelphia: W. B Saunders
Doengoes et. al, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, alih bahasa Made Kariasa. Jakarta: EGC
Matondang, dkk. (2000), Diagnosis Fisis Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto
Ngastiyah, (1997), Perawatan Anak Saki. Jakarta: EGC
Rusepno, Hasan, dkk. (2000), Ilmu Kesehaatan Anak 2. Jakarta: Infomedica
Tjokronegoro & Hendra Utama, (1993), Buku Ajar Nefrologi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI