• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT DI RUANG GAYATRI RSUD WAHIDIN SUDIROHUSODO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "JURNAL STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT DI RUANG GAYATRI RSUD WAHIDIN SUDIROHUSODO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT DI RUANG GAYATRI

RSUD WAHIDIN SUDIROHUSODO

WAWAN DWI HADI PUTRA

1514401018

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT

(2)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT DI RUANG GAYATRI

RSUD WAHIDIN SUDIROHUSODO

WAWAN DWI HADI PUTRA 1514401018

Subject : Asuhan, Keperawatan, Eklampsia, Ibu Hamil

Description

Preeklampsia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal. Tanda dan gejala seperti tekanan darah darah tinggi pada usia kehamilan lima bulan, pandangan kabur, kaki bengkak, sakit kepala, nyeri ulu hati, mual bahkan muntah. Tujuan studi kasus ini adalah melakukan asuhan keperawatan pada partisipan dengan masalah yang sama.

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus, jumlah partisipan 2 (dua) orang yang mengalami masalah kelebihan volume cairan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan asuhan keperawatan yaitu pengkajian, analisa data, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.

Hasil pengkajian keperawatan pada partisipan 1 dengan keluhan utama yaitu bengkak kedua kaki, partisipan 2 mengeluh pusing. Pada pemeriksaan fisik partisipan 1 terdapat tekanan darah 160/100 mmHg, lekosit tinggi (15.410ˆ3/ul), eritrosit rendah (3.72 10ˆ6/ul), hematokrit rendah (33.9%), albumin rendah (2,9 g/dl), dan edema ekstremitas bawah, pada partisipan 2 terdapat tekanan darah 150/100 mmHg, lekosit tinggi (13.4 10ˆ3/ul), eritrosit rendah (3.22 10ˆ6/ul), hematokrit rendah (35.6%), albumin rendah (2,9 g/dl), dan edema ekstremitas bawah. Didapatkan diagnosa utama pada kedua partisipan yang sama yaitu kelebihan volume cairan. Pada kedua partisipan dilakukan intervensi dan implementasi keperawatan yaitu monitor tanda vital, pertahankan intake output, anjurkan untuk membatasi minum, anjurkan tirah baring miring kanan atau kiri, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi. Hasil evaluasi hari ketiga pasien selama 3x24 jam masalah teratasi sebagian dengan kriteria hasil terbebas dari edema, intake output dalam batas normal, tanda vital dalam batas normal.

Pemantauan dalam setiap kunjungan ulang antenatal maka perlu kerjasama dan peran perawat untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif dan preventif dengan pemeriksaan kehamilan secara teratur, perhatikan intake dan output yang sesuai.

ABSTRACT

Preeclampsia is a major cause of maternal morbidity and mortality. Signs and symptoms such as high blood pressure at five months of pregnancy, blurred vision, swollen feet, headaches, heartburn, nausea and even vomiting. The purpose of this

(3)

The design used in this study was case study, the number of participants were 2 (two) people who had problems with excess fluid volume. Data collection was done by conducting nursing care, namely assessment, data analysis, diagnosis, intervention, implementation and evaluation of nursing.

The results of nursing studies in participant 1 with the main complaint was swollen in both legs, participant 2 complained of feeling dizzy. On the physical examination participant 1 had a weak general condition, blood pressure was 160/100 mmHg, high leukocytes (15,410ˆ3 / ul), low erythrocytes (3.72 10ˆ6 / ul), low hematocrit (33.9%), low albumin (2.9 g / dl), and edema in the lower extremities, in participant 2 there was blood pressure of 150/100 mmHg, high leukocytes (13.4

10ˆ3/ul), low erythrocytes (3.22 10ˆ6 / ul), low hematocrit (35.6%), low albumin (2,9 g/dl), there was edema in the lower extremities. The main diagnosis obtained in the two participants, was the same namely excess fluid volume. In both participants the intervention and implementation of nursing care were monitored vital signs, assessed the location and extents of edema, maintained an accurate intake output, suggested to limiting drinking, suggested to have bed rest with sloping to right and left, did collaboration with medical teams in therapy. The evaluation results of the two patients during 3x24 hours showed the problems were resolved with the patients were free from edema, balanced fluid, intake and output within normal limits, vital signs within normal limits

Monitoring in each antenatal visit requires collaboration and the role of nurses to improve health, prevent disease, and maintain health through promotive and preventive efforts with regular antenatal care, pay attention to the intake and output accordingly.

Keywords: Care, Nursing, Eclampsia, Pregnant Women

Contributor : 1. Dwiharini Puspitaningsih, S.Kep,.Ns,.M.Kep 2. Siti Rachmah, SKM, M.Kes

Date : 28 Juli 2018

Type : Laporan Penelitian

Identifier : -

Right : Open Document A. LATAR BELAKANG

(4)

preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, kekurangan nutrisi, mengandung janin lebih dari satu. (Djannah dan Arianti, 2010).

Di Indonesia berada di peringkat 11 (dari 18 negara ASEAN) untuk angka kematian ibu yaitu 240 per 100.000 kelahiran hidup, berdasarkan data SDKI 2007, angka nasional untuk angka kematian ibu di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup (kemenkes RI, 2015). Salah satu faktor penting dalam tingginya angka kejadian infeksi nifas adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan masa nifas, dan salah satu perawatan masa nifas yang sering diabaikan oleh ibu nifas yaitu pentingnya vulva hygiene, terutama pada luka jahitan episiotomi, karena itu biasanya takut menyentuh luka yang ada di perineum sehingga memilih untuk tidak membersihkannya (Manuaba, 2014). Komplikasi yang timbul pada persalinan dan masa nifas merupakan penyebab langsung kematian maternal. Komplikasi yang terjadi menjelang persalinan, saat dan setelah persalinan terutama adalah perdarahan, partus macet atau partus lama dan infeksi akibat trauma pada persalinan (Kartiningrum, E.D. 2014).

Berdasarkan data dari SDKI tahun 2007, penyebab kematian ibu di Indonesia tetap merupakan trias klasik yaitu perdarahan yang menduduki peringkat pertama dengan 28%, eklampsia 24%, dan infeksi 11%. Dalam profil kesehatan Indonesia tahun 2006 disebutkan bahwa jumlah kasus preeklampsia yang terjadi sebanyak 7.848 (5,8%) kasus (Indriani, 2011).

SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, (Kemekes RI, 2016), sedangkan AKI di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 mencapai 89,6 per 100.000 kelahiran hidup, adapun pada tahun 2016 AKI mencapai 91,00 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2016 sebanyak 22 kasus yang terdiri dari 3 kasus pada Kematian Ibu Hamil, 7 kasus pada kematian pada ibu bersalin dan 12 kasus pada kematian ibu nifas (Dinkes Kabupaten Mojokerto, 2016).

(5)

Penyebabnya pre eklampsia belum diketahui partisipan. Namun pre eklampsia berat yaitu adanya peningkatan tekanan darah tinggi pada waktu hamil, Pre eklampsia dengan tanda dan gejala seperti tekanan darah tinggi pada usia kehamilan 5 bulan, pandangan kabur, kaki bengkak, sakit didaerah kepala dan di ulu hati, mual bahkan sampai muntah. Pre eklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke 20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah rendah. Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul secara berurutan yaitu pertumbuhan berat badan yang berlebihan, disertai edema, hipertensi dan akhirnya proteinuria. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat lebih tinggi, edema

menjadi lebih umum dan proteinuria bertambah banyak dan pre eklampsia terjadi karena adanya riwayat hipertensi. Asuhan keperawatan intrapartum pada ibu dengan pre eklampsia berat atau sindrom HELLP meliputi pemeriksaan ibu dan janin seiring kemajuan persalinan, pemeriksaan dan pencegahan hipoksia dan perdarahan jaringan, keduanya dapat menimbulkan gangguan permanen pada organ penglihatan yang berlangsung sepanjang periode intrapartum dan pascapartum. Masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi adalah nyeri, perubahan perfusi jaringan, risiko cedera, kelebihan volume cairan dan lain-lain. Peran perawat yang dapat dilakukan pada ibu hamil yang menunjukkan gejala awal hipertensi adalah pemantauan nadi dan tekanan darah, melakukan pemeriksaan pada ibu hamil, menganjurkan untuk melakukan tes laboratorium dan berkolaborasi dalam memberikan obat anti hipertensi, menganjurkan ibu melakukan tirah baring dengan posisi miring kiri (Mitayani, 2011). Perawat sebagai tenaga profesional mempunyai beberapa peran dan fungsi. Salah satu fungsi utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif dan,preventif sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab perawat (Asmadi, 2008).

(6)

kolaborasi seperti berkolaborasi dalam pemberian terapi MgSO4 sebagai anitdiuretik untuk menurunkan tekanan darah (Juliartini, 2014).

B. METODE PENELITIAN

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus ini adalah studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan preeklampsia di ruang Gayatri RSUD Wahidin Sudirohusodo.

Studi kasus menurut Bimo Walgito (2010) adalah metode yang bertujuan untuk mempelajari dan menyelidiki suatu kejadian atau fenomena mengenai individu, seperti riwayat hidup seseorang yang menjadi objek penelitian dan juga menambahkan bahwa dibutuhkan banyak informasi dan integrasi data yang diperoleh dari metode lain guna mendapatkan informasi mendalam pada metode studi kasus yang dilakukan.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pengkajian

Pada penelitian hari pertama sampai hari ketiga pada tanggal 17 - 19 Juli 2018 pukul 13.10 WIB, partisipan 1 berusia 36 tahun mengeluh bengkak pada kaki sejak lebaran dan saat malam tidak bisa tidur. Saat pengkajian tanda dan gejala yang dialami pasien yaitu adanya bengkak pada kedua kaki kedalamannya 2-4 mm dan waktu kembali 5 detik, hasil pemeriksaan pada penelitian pertama didapatkan Tekanan Darah: 160/100 mmHg Nadi: 80 x/menit Suhu: 360C Respirasi Rate: 20 x/menit. Pengkajian partisipan ke 2 berusia 41 tahun, pada tanggal 17 – 19 Juli 2018 pukul 14.20 WIB, mengeluh merasa pusing, dan penglihatan kabur, dan dilakukan pemeriksaan penelitian pertama dengan tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36,90C respirasi rate 18 x/menit. Asupan cairan yang berlebihan dapat mengakibatkan kenaikan berat badan, edema, bronkhi basah dalam paru-paru kelopak mata bengkak dan sesak napas yang diakibatkan kelebihan volume cairan yang berlebihan (Tovazazi & Mazzoni 2012).

Pada pemeriksaan fisik head to toe partisipan 1 dan partisipan 2 yang menunjang yaitu pada, ekstremitas atas : simetris, tidak ada edema, terpasang infus ditangan kanan, CRT ˂ 2 detik, akral hangat. bawah : simetris, reflek patella (+/+), terdapat edema pada kaki, genetalia terpasang selang kateter.

Pada kedua partisipan, tanda dan gejala pre eklampsai berat hampir sama dengan teori yang ada pada kelebihan volume cairan yaitu odema, sakit kepala (pusing) dan proteinuria. Sesuai dengan tanda dan gejala yang ada kedua pasien termasuk kedalam pre eklampsia berat dengan masalah yang sama pada partisipan 1 dan patisipan 2 yaitu kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi glumerolus sekunder terhadap penurunan kardiak output.

2. Diagnosa Keperawatan

(7)

yang mencakup dari masalah tersebut yaitu pemeriksaan edema, yaitu mengkaji lokasi dan luas edema, pada partisipan 1 terdapat edema kedalamannya 2-4 mm dengan waktu 5 detik, tanda-tanda vital hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Tekanan Darah: 160/100 mmHg Nadi: 80 x/menit Suhu: 360C Respirasi Rate: 20 x/menit. Pada diagnosa kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi glumerolus sekunder terhadap penurunan kardiak output, terdapat data yang mencakup dari masalah tersebut yaitu pemeriksaan, yaitu mengkaji tekanan darah, pada partisipan 2 merasakan pusing, terdapat tanda-tanda vital tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36,90C respirasi rate 18 x/menit.

Diagnosa keperawatan pada pasien dengan teori yaitu Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi glumerolus sekunder terhadap penurunan kardiak output (Nurari dan Kusuma, 2015).

Masalah keperawatan pada kedua partisipan berdasarkan batasan karakteristik yang ditemukan saat pengkajian, ternyata masalah keperawatan yang tercantum dalam teori terdapat 1 masalah keperawan yang sama. Kedua pasien mengalami masalah utama yang sama yaitu kelebihan volume caian berhubungan dengan kerusakan fungsi glumerolus sekunder terhadap penurunan kardiak output.

3. Perencanaan

Perencanaan yang akan dilakukan pada partisipan 1 dan 2 sama yaitu: perencanaan yang pertama Memonitor vital sign, perencanan yang kedua Monitor balance cairan, perencanaan ke tiga mengkaji lokasi dan luas edema, perencanaan ke empat menganjurkan pasien untuk membatasi minum, perencanaan ke lima anjurkan untuk tirah baring miring kiri/miring kanan, perencanaan ke enam yaitu kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi.

Tujuan perencanaan pada pasien yang dilakukan yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan cairan dapat terpenuhi dengan kriteria hasil terbebas dari edema, efusi anarsaka, intake output dalam batas normal, tanda-tanda vital dalam batas normal.

4. Implementasi

(8)

hasil observasi TTV dari TD: 160/100 mmHg menjadi 130/70 mmHg. Implementasi yang dilakukan pada partisipan 2 dihari pertama pasien masih merasa pusing, pada implementasi kedua pusing sudah agak berkurang, dan pada hari ke tiga tidak ada merasa pusing.

5. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan selama 3x24 jam pada evaluasi hari pertama kondisi partisipan 1 masih edema kedalaman 2-4 mm dengan waktu kambali 5 detik, hasil pemeriksaan pada penelitian pertama didapatkan Tekanan Darah: 160/100 mmHg Nadi: 80 x/menit Suhu: 360C Respirasi Rate: 20 x/menit, Pada evaluasi hari kedua, partisipan 1 nampak masih odema, kedalaman 2-4 mm dengan waktu kambali 5 detik, dengan Tekanan darah 130/90 mmHg, Suhu 360C, Nadi 86 x/menit, Respirasi 20 x/menit. Pada evaluasi hari ketiga edema sudah agak berkurang dengan kedalaman 2 dengan waktu kembali 5 detik, Tekanan darah 130//80 mmHg, Suhu 3650C, Nadi 86 x/menit, Respirasi 20 x/menit. Partisipan 2 evaluasi pada hari pertama masih merasa pusing, tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36,90C respirasi rate 18 x/menit., evaluasi hari kedua pusing sudah agak berkurang, tekanan darah 130/70 mmHg, Suhu 36,40C, Nadi 82 x/menit, Respirasi 18 x/menit. Pada evaluasi hari ketiga tidak ada keluhan dengan hasil tekanan darah 130/70 mmHg, Suhu 36,40C, Nadi 82 x/menit, Respirasi 18 x/menit. Intervensi masih dipertahankan dari intervensi 1–6, pada partisipan 1 maupun 2.

Menurut Nurarif & Kusuma, 2015 Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis selama 3 hari sudah dilakukan sesuai dengan pengelolaan asuhan keperawatan. Hasil evaluasi yang sudah didapatkan diagnosa pertama pada partisipan 1 yaitu kelebihan volume caian berhubungan dengan kerusakan fungsi glumerolus sekunder terhadap penurunan kardiak output.

Pada kenyataan yang ada dari hasil tindakan pada partisipan 1 dan 2 yang dilakukan intervensi dan implementasi selama 3 hari, evaluasi yang didapat ada masalah keperawatan yang belum teratasi dan ada yang teratasi sebagian sesuai dengan teori.

D. KESIMPULAN 1. Pengkajian

Dari data hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil yang berbeda antara pasien 1 dan 2. Pasien 1 dengan usia 36 tahun dengan keluhan bengkak pada kaki, terdapat edema kedalamannya 2-4 mm dengan waktu kembali 5 detik, dan pasien 2 dengan usia 41 tahun dengan keluhan merasa pusing. 2. Diagnosa Keperawatan

Dari hasil pengkajian dan ditunjang dengan data yang ada ditegakkan diagnosa Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi glumerolus sekunder terhadap penurunan kardiak output, pada pasien 1 dan 2 diagnosanya sama.

3. Intervensi Keperawatan

(9)

sama, yang sudah sesuai dengan kondisi pasien yang mangacu pada teori yang sudah ada.

4. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada kedua pasien pada hari pertama dilakukan sesuai dengan intervensi yang sudah direncanakan. Pada hari kedua adanya perencanaan tindakan keperawatan yang dimodifikasi pada partisipan 2. Selanjutnya implementasi dilakukan sesuai dengan rencana intervensi yang sudah ada.

5. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan selama 3x24 jam, setelah dilakukan tindakan pada hari pertama yaitu kondisi kedua pasien masih tetap tidak ada perubahan. Pada hari kedua kondisi pasien 1 masih belum ada perubahan dan pasien 2 sudah mulai ada perubahan, pada hari ketiga adanya perubahan kondisi pada pasien 1 dan 2, dengan pernyataan pasien 1 bahwa odema sudah agak berkurang dengan kedalaman 2 mm dan kembali 3 detik, pada pasien 2 pusing sudah agak berkurang. Intervensi masih dipertahankan dari 1 – 6 pada partisipan 1 maupun 2.

E. SARAN

1. Bagi Peneliti

Selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan kasus yang sama disarankan supaya memperluas intervensi dan lebih memodifikasi intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien.

2. Bagi Partisipan

Supaya lebih memperhatikan intake dan output sesuai yang ditentukan dari tenaga medis dan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur pada tenaga kesehatan serta minum obat teratur sesuai resep yang di berikan.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Perawat dan anggota tim kesehatan yang paling banyak berhubungan dengan pasien dituntut meningkatkan secara terus-menerus dalam hal pemberian informasi dan pendidikan kesehatan sesuai dengan latar belakang pasien. Serta dalam melakukan kolaborasi dengan tim medis lebih ditingkatkan lagi sebagai upaya promotif dan upaya preventif perawat.

DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma Aplikasi Asuhan Keperawatan dan Diagnosa Medis Nanda Nic Noc (2015).

Cameron, Peter., Jelinek, George., Kelly, Maree. A., Murray, Lindsay & Brown, Anthony.FT. (2009). Textbook Of Adult Emergency Medicine. Third Edition. China: Elsevier

(10)

Damayanti, Ika Putri., Pitriani, Risa & Ardhiyanti, Yulrina.(2015). Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan II. Ed. 1. Yogyakarta: Deepublish

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, (2012). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Dinkes Jatim (2015). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur.Surabaya : Dinkes Jatim Dinkes Kabupaten Mojokerto. (2016). Profil Dinkes Kabupaten Mojokerto. Jakarta. Kartiningrum, E.D., (2014). Faktor Yang Mempengaruhi Kematian Ibu Di Propinsi

Jawa Timur Tahun 2010.Hospital Majapahit, Vol 6 No. 1 Pebruari 2014. Kemenkes RI. (2015). KEMENTRIAN KESEHATAN INDONESIA. PROFIL

KSEHATAN MOJOKERTO.

Kemenkes RI. (2015). kesehatan dalam kerangka sustainable development goals (SDGs). KEMENTRIAN INDONESIA.

Kemekes RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia. jakarta.

Alamat Correspondensi

Email : wawandwi096@gmail.com

Alamat : Lendang Bagian, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi NTB

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran tubuh yang dapat dijadikan sebagai pembeda jenis kelamin benih ikan Betutu yaitu A2 (pangkal moncong atas – ujung dorsal kepala), A4

sesuai dengan kadar usahanya dalam mencarikan barang, dan usaha yang dilakukan oleh seorang makelar ketika mencari barang itu berpengaruh terhadap perolehan upah

dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya. beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar

Hasil penelitian ini adalah sebuah produk aplikasi sistem informasi untuk pengajuan pengadaan ATK oleh program studi dan unit pada Politeknik Harapan Bersama dan

Kepuasan orangtua siswa pada indikator tangibles rendah karena pada umumnya mereka menilai kondisi sarana pendidikan seperti gedung sekolah dan ruang kelas sekolah banyak yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan aspek teknis yang mencakup kesesuaian iklim dan persyaratan tumbuh, jenis tanah dan penerapan teknik budidaya, usahatani

Sedangkan definisi angkutan laut sebagaimana di jelaskan dalam Peraturan Pemerintah no 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan adalah setiap kegiatan angkutan

Semua praktek pembuangan harus mematuhi seluruh undang- undang dan peraturan yang berlaku, baik nasional maupun propinsi/daerah Peraturan perundangan mungkin berbeda