• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Paser Tahun 2016 - 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Paser Tahun 2016 - 2020"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

4.1

Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Kabupaten Paser dengan ibukota Tanah Grogot merupakan salah satu dari sepuluh Kabupaten/Kota di Propinsi Kalimantan Timur yang berada diwilayah selatan Kalimantan Timur dengan luas 11.603,94 Km², dimana luas daratan tanpa laut, pantai, danau, rawa, muara sungai dan sungai besar adalah ± 10.851,18 Km² dan sisanya sekitar 752,76 Km2 berupa perairan laut. Dimana secara geografis Kabupaten Paser terletak pada posisi 00 45’18,37” - 20 27’20,82” LS dan 1150 36’14,5” -1660 57’35,03” BT. Secara administratif, Kabupaten Paser memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah utara

: berbatasan dengan Kabupaten Kutai

Sebelah Timur

: berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara

dan Selat Makasar

Sebelah selatan

: berbatasan dengan Kabupaten Kota Baru Provinsi

Kalimantan Selatan; dan

Sebelah barat

: berbatasan dengan Kabupaten Tabalong Prop.

Kalimantan Selatan dan Hulu Sungai Utara Prop. Kalimantan Selatan.

Dari segi konstelasi regional, Posisi Kabupaten Paser dilintasi oleh jalan arteri

primer (jalan negara/nasional) yang menghubungkan Propinsi Kalimantan Timur

dengan Kalimantan Selatan. Pada bagian timur Kabupaten Paser melintang selat

Makassar, yang memiliki prospek dan fungsi penting sebagai jalur alternatif

pelayaran internasional. Pelabuhan laut utama di Kabupaten Paser, yaitu Pelabuhan

Teluk Adang terletak 12 Km ke arah utara ibukota Kabupaten (Kota Tanah Grogot),

sedangkan Kota Tanah Grogot berjarak lebih kurang 145 Km dari Kota Balikpapan,

atau 260 Km dari Ibukota Propinsi Kalimantan Timur (Kota Samarinda).

(2)

Luas wilayah masing-masing kecamatan di Kabupaten Paser selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kabupaten Paser Per Kecamatan

No Kecamatan

Luas Wilayah

Daratan Perairan laut Jumlah Persentase

(km2) (km2) (km2) (%)

1 Tanah Grogot 326,95 8,63 335,58 2,89

2 Tanjung Harapan 480,40 233,65 714,05 6,15

3 Kuaro 596,76 150,54 747,30 6,44

4 Muara Samu 855,25 - 855,25 7,37

5 Pasir Belengkong 836,62 153,49 990,11 8,53

6 Batu Sopang 1.111,38 - 1.111,38 9,58

7 Long Ikis 1.138,37 65,85 1.204,22 10,38

8 Batu Engau 1.501,61 5,65 1.507,26 12,99

9 Muara Komam 1.753,40 - 1.753,40 15,11

10 Long Kali 2.250,44 134,95 2.385,39 20,56

Kabupaten Paser 10.851,18 752,76 11.603,94 100,00 Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka, 2012

Tabel 4.2

Daftar Kelurahan/Desa di Kabupaten Paser Tahun 2012

(3)
(4)
(5)

No. Kecamatan Kelurahan/ Desa

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka, 2012

Jarak ibukota kecamatan yang terjauh dari ibukota Kabupaten adalah Kecamatan Muara Komam yang berjarak ± 86 km, Kecamatan Long Kali dengan jarak ± 77 km dari Tanah Grogot yang merupakan ibukota Kabupaten Paser. Sedangkan ibukota kecamatan terdekat ke ibukota kabupaten adalah Kecamatan Pasir Belengkong dengan jarak ± 5 km.

4.2

Kondisi Fisik Dasar

4.2.1. Topografi

Berdasarkan topografi wilayah Kabupaten paser memiliki ketinggian dan kontur yang bervariasi, Secara garis besar Kabupaten Paser dibagi dalam dua wilayah:

• Wilayah Timur merupakan dataran rendah, landai hingga bergelombang dengan ketinggian berkisar 0-1.000 m diatas permukaan laut yang membentang dari utara sampai selatan yang terdiri dari rawa-rawa dan daerah aliran sungai dengan luas 967.100 Ha (69,52% dari Luas daratan). Dengan jalan negara Penajam-Kuaro dan Kerang Dayu sebagian batas topografi;

(6)

Secara keseluruhan ketinggian di Kabupaten Paser dibagi menjadi 6 (enam) bagian wilayah ketinggian sebagai berikut :

Ketinggian 0-7 M dari permukaan laut (dpl), umumnya mempunyai ciri fisik yaitu sewaktu-waktu tergenang, air tanah payau, banyak tanaman bakau, daerah pengendapan sungai, kelembaban udara dan suhu air tawar dan tidak terendam;

Ketinggian 7-25 M dpl, umumnya, mempunyai ciri fisik yaitu tanah cukup dalam dan subur, dapat dialiri air cukup besar, tidak ada erosi dan bila ada sangat terbatas, permukaan tanah datar sampai berlereng sedikit, kadang-kadang tergenang dan mempunyai air tanah yang cukup baik dan mudah didapat;

Ketinggian 25-100 M dpl, mempunyai ciri fisik yaitu erosi sudah mulai terjadi, daerah yang dapat dialiri sudah mulai berkurang, permukaan tanah mulai kasar, permukaan tanah berlereng datar sampai bergelombang;

Ketinggian 100-150 M dpl, mempunyai ciri fisik yaitu permukaan tanah berlereng, bergelombang sampai bergunung, curah hujan tinggi, air tanah dalam dan susah didapat, erosi sering terjadi, lapisan tanah cukup dangkal, tumbuhan tropika mulai sukar tumbuh, perkampungan tersebar dan terpencil, wilayah peralihan iklim panas ke iklim pegunungan (sejuk);

Ketinggian 1000 M atau lebih dpl, mempunyai ciri fisik yaitu wilayah berbukit-bukit sampai berlereng terjal dan memiliki udara sejuk.

4.2.2. Klimatologi

Keadaan iklim di Kabupaten Paser banyak dipengaruhi oleh lintang dan topografi wilayahnya. Suhu rata-rata tahunan adalah 25 derajat Celcius, sedangkan rata-rata curah hujan di kawasan ini adalah 154,18 milimeter.

Tabel 4.3

Banyaknya Curah Hujan Kabupaten Paser Menurut Pos Pengamatan Dirinci per bulan (MM) Kabupaten Paser, 2015

1 Januari 103,00 102,0 - 169,00 170,00 214,00 131,00 269,00 120,00 231,00

2 Februari 169,00 250,0 - 202,00 310,00 224,00 229,00 164,00 113,00 95,00

3 Maret 391,00 583,0 - 211,00 295,00 478,00 375,00 351,00 189,00 243,00

4 April 107,00 309,0 - 162,00 162,00 291,00 252,00 224,00 119,00 230,00

5 Mei 207,00 - - 122,00 150,00 167,00 100,00 168,00 138,00 132,00

6 Juni 288,00 145,0 - 60,00 161,00 190,00 116,00 189,00 145,00 145,00

7 Juli 159,00 76,0 - 93,00 86,00 142,00 145,00 115,00 97,00 0,00

8 Agustus 130,00 43,0 - 88,00 45,00 43,00 0,00 82,00 38,00 69,00

9 September 0,00 0,0 - 15,00 15,00 16,00 76,00 5,00 4,00 6,00

10 Oktober 157,00 78,0 - 33,00 79,00 119,00 8,00 63,00 23,00 49,00

(7)

No. Bulan SopangBatu Samu*)Muara Harapan*)Tanjung EngauBatu BelengkongPasir GrogotTanah Kuaro LongIkis KomamMuara LongKali

12 Desember 189,00 354,0 - 232,00 204,00 223,00 160,00 332,00 195,00 221,00

Rata - rata

2014 175,50 187,00 130,33 148,33 192,92 139,67 173,08 114,67 126,08 2013 215,50 215,50 - 178,00 100,25 235,58 165,17 221,17 104,83 188,25 2012 160,00 - - 121,25 241,00 143,58 202,00 205,83 133,75

220,58 2011 163,20 - - 155,80 158,80 172,30 168,40 182,70 146,40 216,00 2010 192,80 - - 327,88 107,90 203,60 239,80 167,30 146,40

-Sumber: Kabupaten Paser dalam angka 2015

4.2.3. Geologi

Stratigrafi daerah Kabupaten Paser terbagi dalam beberapa formasi dan satuan batuan dengan litologinya sebagai berikut.

• Kompleks Batuan Ultramafik merupakan batuan tertua dan bat uan alas dari formasi yang ada di daerah penelitian, terutama terdiri dari serpentin dan harzburgit. Serpentin

berwarna kelabu kehijauan tersusun oleh kristosil dan antigorit. Komplek ini diduga

berumur Jura. Di jumpai di sebelah barat Kuaro, dengan arah sebaran utara-selatan.

• Formasi Pitap dan Haruyan terletak di atas Komplek Batuan Ultramafik berumur Kapur Awal. Formasi Pitap terdiri dari perselingan batu pasir, grewake, batulempung dan

konglomerat. Formasi Haruyan terdiri dari lava, breksi dan tuf. Batuan granit dan diorit

menerobos batuan di atas pada Kapur Akhir. Komoditas yang dijumpai adalah lempung.

• Secara tidak selaras menutupi Formasi Pitap adalah Formasi Tanjung dan Kuaro yang berumur Eosen Awal. Formasi Tanjung terdiri dari perselingan batu pasir, batulempung,

konglomerat, batugamping dan napal dengan sisipan tipis batubara, napal, batugamping

dan serpih. Komoditas yang dapat dijumpai adalah lempung dan batugamping.

• Secara tak selaras menindih di atas Formasi Kuaro diendapkan Formasi Telakai berumur Eosen Akhir berupa batulempung, batu pasir lempungan dan serpih dengan sisipan

batugamping dan napal.

• Di atasnya diendapkan Formasi Tuyu berumur Oligosen Akhir, terdiri dari perselingan batu pasir, grewake, serpih dan batulempung.

• Di atasnya lagi diendapkan Formasi Berai terdiri dari batugamping, napal dan serpih. Formasi Pamaluan terdiri dari batulempung dan serpih dengan sisipan napal , batu pasir

dan batugamping, sedangkan Formasi Bebulu terdiri dari batugamping dengan sisipan

batulempung lanauan dan sedikit napal. Komoditas yang dapat dijumpai disini adalah

(8)

• Formasi Warukin menindih secara selaras Formasi Berai berumur Miosen Tengah-Akhir, terdiri dari perselingan batu pasir batu pasir dengan batulempung dengan sisipan

batubara. Komoditas yang dapat dijumpai adalah lempung.

• Formasi Pulau balang menutupi selaras Formasi Pamaluan berumur Miosen Tengah, terdiri dari perselingan batu pasir kuarsa, batu pasir dan batulempung dengan sisipan

batubara. Komoditas yang dijumpai adalah lempung, pasir kuarsa.

• Formasi Balikpapan menindih secara selaras di atas Formasi Pulaubalang berumur Miosen tengah bagian atas, terdiri dari perselingan batu pasir kuarsa, batulempung lanauan dan

serpih dengan sisipan napal. Komoditas yang dijumpai adalah batugamping, batubara,

pasir kuarsa, lempung.

• Endapan termuda adalah alluvial yang berupa endapan sungai, rawa dan pantai terdiri dari kerakal, kerikil, pasir dan Lumpur. Komoditas yang dapat dijumpai adalah sirtu ,

lempung.

Struktur yang terdapat di daerah telitian adalah struktur sesar, lipatan dan kekar. Struktur lipatan terdiri dari antiklin dan sinklin. Struktur tersebut tidak begitu jelas terlihat di lapangan karena litologi sudah banyak mengalami pelapukan kuat.

Tabel 4.4

Formasi Geologi Kabupaten Paser

No Formasi Pembawa Luas Wilayah

(km²) %

1 Balikpapan Logam 218,12 1,88

2 Batuan Vulkanik Kasale Logam 1.353,40 11,66

3 Birang Batubara 2.544,66 21,93

4 Granit dan Diorit Logam 2,17 0,02

5 Pamaluan Batubara 4.365,06 37,62

6 Pulau Balang Batubara 1.315,16 11,33

7 Tanjung Batubara 999,70 8,62

8 Telakui Batubara 678,31 5,85

9 Ultramafik Logam 17,68 0,15

10 Warukin Batubara 109,69 0,95

Jumlah 11.603,94 100

(9)

4.2.4. Geohidrologi

Kabupaten Paser memiliki 3 buah sungai besar yaitu; Sungai Paser (221 km), Sungai Kandilo (191 km) dan Sungai Taluksari (169 km). Sedangkan sungai-sungai lainnya adalah sungai-sungai kecil yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Paser.

Sungai-sungai tersebut selain berfungsi sebagai sumber air minum dan mata

pencaharian penduduk juga digunakan oleh sebagian penduduk untuk sarana penghubung

antar kecamatan dan desa. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa wilayah di Kabupaten Paser yang belum terjangkau oleh prasarana darat atau terjangkau akan tetapi relatif sangat sulit untuk dilalui. Untuk lebih jelasnya pada tabel dibawah ini disajikan sungai-sungai besar dan kecil yang ada di Kabupaten Paser.

Tabel 4.5

Nama-nama Sungai Menurut Kecamatan di Kabupaten Paser

Kecamatan Nama Sungai

1. Batu Sopang 1 Samurangan 5 Kasungai

2 Busui 6 Setin

3. Tanjung Harapan 1 Segendang

2 Jengeru

3 Belaidayu

4 Gresik

4. Batu Engau 1 Kerangan 6 Bikang 11 Apar Besar

2 Tempakang 7 Bakung 12 Apar Kecil

3 Setiu 8 Riwang 13 Selak

4 Semengalor 9 Segendang 14 Bule

5 Tebruk 10 Langgai 15 Sirang

5. Pasir Belengkong 1 Kandilo

(10)

Kecamatan Nama Sungai

7. Kuaro 1 Seniur 5 Tempayang 9 Pasiangan

2 Tiu 6 Rangan 10 Jan

3 Muru 7 Sapin 11 Rerong

4 Kuaro 8 Pekasan 12 Sambou

8. Long Ikis 1 Adang 6 Sekuran

2 Sai 7 Tiwei

3 Semuntai 8 Topel

4 Lombok 9 Belimbing

5 Pait 10 Tepum

9. Muara Komam 1 Meliri 7 Prayon 13 Kandilo

2 Selerong 8 Kuaro 14 Pemerayon

3 Komam 9 Mili 15 Swan

4 Uko 10 Rangan 16 Mului

5 Langon 11 Prayang 17 Puruk

10. Long Kali 1 Telake 6 Kepala Telake

2 Sekui 7 Lambakan

3 Pias 8 Pentuan

4 Toyu 9 Kasungai

5 Nikan 10 Lenamon

Sumber: Bappeda Kabupaten Paser

Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau. Kabupaten Paser memiliki 4 (empat) Daerah Aliran Sungai yaitu DAS Adang–Kuaro, DAS Kandilo, DAS Telake dan DAS Kerang–Sagenda.

• DAS bagian hulu Kabupaten Paser yaitu DAS Kandilo seluas 3.416,1 Km² yang tersebar di Kacamatan Muara Komam, Kecamatan Batu Sopang, dan Muara Samu.

• DAS bagian tengah Kabupaten Paser yaitu di sebagian DAS Adang–Kuaro, DAS Telake dan DAS Kerang–Sagenda. DAS bagian tengah Kabupaten Paser tersebar di Kecamatan

Batu Engau, Kecamatan Tanah Grogot, Kecamatan Pasir Belengkong, Kecamatan Kuaro,

Kecamatan Long I kis dan Kecamatan Long Kali.

(11)

4.3

Kondisi Sosial dan Ekonomi

4.3.1 Kondisi Sosial

4.3.1.1. Jumlah Penduduk

Sebagai daerah berkembang, maka dalam perencanaan pembangunan perlu memperhatikan faktor-faktor kependudukan karena penduduk memiliki peran ganda, yaitu sebagai objek pembangunan disatu sisi dan disisi lain menjadi subyek pembangunan.

Jumlah penduduk Kabupaten Paser dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan yang cukup berarti. Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Paser mencapai 249.991 jiwa dan bertambah menjadi 256.175 jiwa pada tahun 2014.

Tabel 4.6

Rata-rata Banyaknya Penduduk Tiap Kilometer Persegi Kabupaten Paser Tahun 2015

(12)

Penduduk Kabupaten Paser masih mengelompok pada wilayah – wilayah yang jaraknya cukup dekat dengan ibu kota kabupaten. Lebih dari 25 persen penduduk Kabupaten Paser bertempat tinggal di kecamatan yang terletak di ibu kota kabupaten, yaitu Kecamatan Tanah Grogot. Sedang sisanya tidak merata tersebar di 9 kecamatan. Tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Paser mengalami peningkatan sebesar 2,6 persen dibanding tahun 2013. Penduduk Kabupaten Paser tahun 2014 sebanyak 256.175 jiwa dengan luas wilayah seluas 11.603,94 Km2, kepadatan penduduk Kabupaten Paser sebesar 22,08 jiwa/ Km2 atau dengan kata lain setiap 1 Km2 wilayah yang ada di Kabupaten Paser dihuni oleh 22 orang.

Sampai dengan tahun 2014, persebaran penduduk di Kabupaten Paser masih dapat dikatakan belum merata. Hal ini terlihat jelas dari distribusi penduduk pada masing-masing kecamatan. Kecamatan Tanah grogot merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk cukup tinggi dibandingkan kecamatan lain yaitu 66.393 jiwa. Dengan luas wilayah yang relatif cukup sempit mengakibatkan tingkat kepadatan penduduk di kecamatan ini cukup tinggi (197,85 jiwa/km2) bahkan lebih tinggi dari tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Paser. Kecamatan lain yang juga memiliki jumlah penduduk relatif cukup tinggi adalah kecamatan Long Ikis, Long Kali, Kuaro dan Kecamatan Paser Belengkong. Sedangkan Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk relatif sedikit adalah kecamatan Muara Samu, Tanjung Harapan dan Batu Eng

Gambar 4.1. Persentase Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2015

4.3.1.2. Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

(13)

meluas (Tabel 4.6). Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa persentase penduduk usia sekolah yang bersekolah pada jenjang pendidikan SLTP dan SLTA masih cukup rendah. Rendahnya tingkat partisipasi pada jenjang ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) kurangnya kesadaran siswa dan orang tua dalam menyekolahkan anaknya; (2) sulitnya jangkauan sarana pendidikan terutama bagi yang tinggal di daerah-daerah terpencil; (3) terbatasnya ekonomi keluarga sehingga banyak anak-anak usia sekolah yang memilih mencari kerja untuk membantu ekonomi keluarga.

Tabel 4.7

Persentase Penduduk 10 Tahun ke-Atas menurut Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2011

(14)

4.3.1.3. Struktur

Penduduk

Berdasarkan

Mata

Pencaharian

dan

Ketenagakerjaan

Berdasarkan data pada tahun 2011, dapat dilihat bahwa struktur mata pencaharian sebagian besar penduduk di Kabupaten Paser berada pada subsektor pertanian. Dari tabel berikut sekitar 40.08% penduduk Kabupaten Paser bergerak di lapangan usaha pertanian, disusul dengan subsektor perdagangan, pertambangan dan penggalian masing-masing sebanyak 18.51% dan 14.79%.

Tabel 4.8

Struktur Mata Pencaharian Penduduk Bekerja Kabupaten Paser Tahun 2011-2014

No Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014

1 Pertanian 40,08 37,05 39,81 44,12

2 Pertambangan dan Penggalian 14,79 13,46 13,88 14,20

3 Industri 7,29 7,14 8,68 4,65

4 Konstruksi 2,56 2,95 3,59 2,05

5 Perdagangan 18,51 15,73 14,65 17,41

6 Transportasi dan Komunikasi 1,47 1,44 2,11 2,13

7 Jasa 12,70 20,58 15,70 13,56

8 Lainnya 2,60 1,65 1,58 1,87

Jumlah 100 100 100 100

Sumber: Kabupaten Paser Dalam Angka, 2015

Hal ini menunjukkan bahwa subsektor pertanian Kabupaten Paser masih merupakan lapangan usaha yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar. Subsektor pertanian disini mencakup pertanian dalam skala luas yang meliputi kegiatan perkebunan dan perikanan. Sifat yang massal dari subsektor pertanian ini menyebabkan besarnya tenaga kerja yang bisa ditampung. Tidak adanya seleksi yang ketat dan rendahnya kualifikasi pekerja, sebagaimana di subsektor modern (seperti industri dan jasa), menyebabkan lapangan pekerjaan subsektor ini mudah dimasuki oleh angkatan kerja yang memasuki pasar kerja. Sehingga subsektor ini sering disebut sebagai kegiatan ekonomi yang padat karya (labour oriented).

Sub sektor selanjutnya yang banyak menyerap tenaga kerja adalah subsektor Perdagangan (17,41%), Pertambangan dan Penggalian (14,20%). Adapun subsektor yang lain seperti industri, dan jasa merupakan kegiatan ekonomi yang kurang berkembang di Kabupaten Paser.

(15)

komunikasi, serta konstruksi. Sedangkan pada subsektor pertanian, terdapat keseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang bekerja didalamnya.

Secara umum, angkatan kerja perempuan di Kabupaten Paser lebih rendah dibanding angkatan kerja laki-laki. Rendahnya jumlah angkatan kerja perempuan tersebut disebabkan karena dominasi penduduk perempuan yang berstatus mengurus rumah tangga cukup besar.

Tabel 4.9

Kualifikasi Pendidikan Usia Kerja dan Pencari Kerja Tahun 2015

Sumber: Kabupaten Paser Dalam Angka, 2015

(16)

ketrampilan yang terlalu tinggi. Sebaliknya jumlah pencari kerja tertinggi adalah penduduk dengan tamatan SLTA dan disusul dengan penduduk dengan tamatan SLTP dan SD. Sementara itu penduduk yang telah menamatkan program diploma dan sarjana yang tergolong sedang mencari pekerjaan jauh lebih kecil. Situasi ini menunjukkan bahwa walaupun lapangan kerja yang mendominasi Kabupaten Paser merupakan lapangan kerja yang tidak membutuhkan skill/ keterampilan yang tinggi, namun kompetisi diantara angkatan kerja untuk memasuki sektor ini juga relatif tinggi.

4.3.2 Kondisi Ekonomi

4.3.2.1 Perkembangan PDRB

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), karena pertumbuhan PDRB ADHK menggambarkan pertumbuhan ril faktor-faktor produksi tanpa dipengaruhi faktor perubahan harga (inflasi/deflasi). Angka pertumbuhan tersebut memberikan gambaran peningkatan aktifitas perekonomian disuatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, perekonomian di Kabupaten Paser secara konsisten menunjukkan pertumbuhan positif. Peningkatan ini terlihat jelas pada pertumbuhan Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Paser dalam beberapa tahun terakhir ini yang dapat dilihat pada tabel berikut.

(17)

Tabel 4.10

PDRB ADH Berlaku dan ADH Konstan

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2011 (000.000)

NO LAPANGAN USAHA

1 Pertanian 1.671.646 755.900 1.921.518 795.191

2 Pertambangan &

Penggalian 10.086.581 4.239.888 13.081.015 4.749.092

3 Industri Pengolahan 113.884 83.832 134.522 89.293

4 Listrik, Gas & Air 17.038 10.659 20.463 12.252

5 Bangunan 268.921 155.896 298.738 165.965

6 Perdagangan, Restoran &

Hotel 474.009 165.811 546.134 184.903

7 Angkutan & Komunikasi 80.817 45.789 90.019 48.672

8 Keuangan, Persewaan &

Perus 119.761 71.202 139.528 78.132

9 Jasa-Jasa 374.512 141.599 448.355 162.140

PDRB 13.207.170 5.670.576 16.680.292 6.285.640 PDRB @ 3.147.802 1.444.281 3.630.631 1.551.150

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka, 2012

Keterangan : **) Angka Sangat Sementara *) Angka Sementara @ Tanpa Pertambangan Non Migas

Jika dilihat kontribusi masing-masing lapangan usaha terhadap nilai nominal PDRB, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser sangat dipengaruhi dua sektor dominan, yaitu Sektor Pertambangan dan Sektor Pertanian. Kedua sektor ini memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan angka PDRB Kabupaten Paser, yaitu masing-masing sebesar 78,42% dan 11,52% terhadap nilai total PDRB.

Tabel 4.12

Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB ADH Berlaku

dan ADH Konstan 2000 Tahun 20010 – 2011 (000.000)

(18)

2005 4.001.250 3.314.261 12,87 8,93

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka, 2012

Keterangan : **) Angka Sangat Sementara *) Angka Sementara @ Tanpa Pertambangan Non Migas

Proporsi pekerja menurut lapangan pekerjaan merupakan salah satu ukuran untuk melihat potensi perekonomian suatu wilayah. Hal ini dikarenakan indikator tersebut merupakan cerminan perekonomian suatu wilayah. Masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam hal penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian masih paling dominan (yang paling banyak) menyerap tenaga kerja. Struktur Ekonomi Kabupaten Paser beberapa kurun waktu terakhir sebagaimana dijabarkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.13

Struktur Ekonomi Kabupaten Paser Tahun 2011

(Kontribusi Nilai Tambah Bruto Sektoral Terhadap PDRB ADHB dan ADHK)

LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009r) 2010*) 2011**)

1 Pertanian 21,06 20,21 19,81 15,21 15,27 12,66 11,52

2 Pertambangan & Penggalian 64,42 64,81 65,94 72,51 72,01 76,37 78,42

3 Industri Pengolahan 1,73 1,62 1,41 1,08 1,06 0,86 0,81

4 Listrik, Gas dn Air Bersih 0,19 0,20 0,19 0,16 0,16 0,13 0,12

5 Bangunan 3,07 3,41 3,16 2,49 2,39 2,04 1,79

6 Perdagangan, Hotel & Resto 4,1 4,63 4,59 3,88 4,10 3,59 3,27

7 Pengangkutan & Komunikasi 1,11 1,00 0,19 0,73 0,72 0,61 0,54

8 Keuangan, Persw, & Js. Perush 1,44 1,26 1,27 1,04 1,04 0,91 0,84

9 Jasa-jasa 2,88 2,86 2,71 2,91 3,25 2,84 2,69

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka, 2012

Ket: *)Angka Sementara, r)Angka Revisi, **)Angka Sangat Sementara

(19)

Kabupaten Paser. Jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, angka PDRB perkapita pendapatan terus mengalami peningkatan. Angka PDRB perkapita kondisi lima tahun terakhir (2011**, 2010*, 2009, 2008, 2007) sebesar 69,73 juta rupiah, 57.34 juta rupiah, 44.75 juta rupiah, 40.47 juta rupiah, dan 29.68 juta rupiah. Sedangkan pendapatan perkapita selama lima tahun terakhir (2011**, 2010*, 2009, 2008, 2007) berturut-turut sebesar 60.85 juta rupiah, 50.04 juta rupiah, 39.06 juta rupiah, 35.32 juta rupiah, dan 25.91 juta rupiah. Dimana nilai PDRB Kabupaten Paser tahun 2011 sebesar 16,68 trilyun rupiah jika dibagi dengan jumlah penduduk Paser sebanyak 239.221 orang menjadi 69,73 juta rupiah. Sedangkan pendapatan perkapita tahun 2011 Kabupaten Paser sebesar 60,85 juta rupiah. Artinya bahwa rata-rata penduduk kabupaten Paser tahun 2011 memperoleh penghasilan 60,85 juta rupiah/tahun selama tahun 2011. Setiap tahunnya rata – rata penghasilan penduduk Kabupaten Paser semakin meningkat.

4.3.2.2 Profil APDB Kabupaten

Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.

Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun 2008 s/d Tahun 2012

Sumber : Laporan Realisasi APBD Paser 2008 – 2012

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pendapatan Asli Daerah 72.147.192.978,09 6,58 79.319.639.674,35 8,38 107.225.851.713,45 9,72 111.504.056.786,42 6,94 61.409.692.833,00 3,35 1,1 Pajak Daerah 2.107.304.599,36 0,19 1.959.508.386,58 0,21 3.573.049.846,10 0,32 14.755.526.769,10 0,92 11.777.310.000,00 0,64 1,2 Retribusi Daerah 15.663.056.147,13 1,43 13.302.867.844,18 1,41 14.105.654.654,81 1,28 15.891.873.187,08 0,99 13.969.561.000,00 0,76 1,3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 6.127.194.162,71 0,56 7.220.578.358,04 0,76 6.314.331.773,25 0,57 8.363.137.666,17 0,52 6.919.808.190,00 0,38 1,4 Lain-lain PAD yang sah 48.249.638.068,89 4,40 56.836.685.085,55 6,00 83.232.815.439,29 7,55 72.493.519.164,07 4,51 28.743.013.643,00 1,57

2 Dana Perimbangan 905.392.408.437,00 82,59 739.916.231.626,00 78,16 792.354.070.546,00 71,86 1.164.383.890.346,00 72,50 1.253.538.460.966,00 68,34 2,1 Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak 713.487.508.437,00 65,09 605.693.964.626,00 63,98 761.633.945.546,00 69,08 947.521.008.346,00 59,00 965.173.950.966,00 52,62 2,2 Dana alokasi umum 183.670.800.000,00 16,75 126.665.267.000,00 13,38 25.256.525.000,00 2,29 208.204.282.000,00 12,96 280.966.870.000,00 15,32 2,3 Dana alokasi khusus 8.234.100.000,00 0,75 7.557.000.000,00 0,80 5.463.600.000,00 0,50 8.658.600.000,00 0,54 7.397.640.000,00 0,40

3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 118.676.909.512,00 10,83 127.422.359.138,00 13,46 203.034.611.720,00 18,41 330.151.927.820,00 20,56 519.400.457.000,00 28,32 3,1 Hibah 1.557.463.312,00 0,14 747.795.917,00 0,08 36.971.077.620,00 3,35 318.065.000,00 0,02 21.000.000.000,00 1,14 3,2 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan 54.493.211.000,00 4,97 66.860.832.940,00 7,06 75.958.734.500,00 6,89 165.491.855.000,00 10,30 194.853.520.000,00 10,62

Pemerintah Daerah lainnya ***) 0,00

3,3 Dana penyesuaian dan otonomi Khusus****) 2.726.235.200,00 0,25 5.611.875.000,00 0,59 15.211.899.600,00 1,38 74.578.157.820,00 4,64 36.500.837.000,00 1,99 3,4 Bantuan keuangan dari provinsi atau 59.900.000.000,00 5,46 54.201.855.281,00 5,73 74.892.900.000,00 6,79 89.763.850.000,00 5,59 267.046.100.000,00 14,56

Pemerintah Daerah lainnya

TOTAL PENDAPATAN 1.096.216.510.927,09 946.658.230.438,35 1.102.614.533.979,45 1.606.039.874.952,42 1.834.348.610.799,00

2011 2012

(20)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pendapatan asli daerah terus mengalami penurunan hamper mancapai 50 %. Sedangkan untuk dana perimbangan dan lain-lain pendaptan daerah yang sah terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 – 2012. Meskipun pendapatan asli daerah terus mengalami penurunan, total pendapatan daerah terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 – 2012. Sehingga dari sini dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Paser harus lebih meningkatkan pendapat asli daerahnya agar total pendapatan menjadi lebih besar, seperti dengan meningkatkan pajak dan retribusi daerah, pengelolaan sumber kekayaan daerah.

Sementara itu dari segi perkembangna belanja daerah dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.

Perkembangan Belanja Daerah Tahun 2 0 0 8 s/ d Tahun 2 0 1 2

Sumber : Laporan Realisasi APBD Paser 2008 – 2012

Total perkembangan belanja daerah Kabupaten Paser dari tahun 2008 – 2012 terus mengalami peningkatan. Belanja daerah yang mempunyai porsi paling besar dalam pengeluarannya yaitu dari aspek belanja modal, yang mana pada tahun 2012 pengeluarannya mencapai 51,84 %. Sementara itu untuk pengeluaran terbesar kedua yaitu dari segi belanja pegawai yaitu sebesar 26,60 % pada tahun 2012. Pada tahun 2012 dapat dilihat bahwa total belanja daerah Kabupaten Paser lebih besar dari pada total pendapatan yang diperoleh ditahun yang sama, hal ini akan mengakibatkan ketidaksehatan keuangan daerah karena akan terjadi pinjaman ke negara ataupun wilayah lain. Belanja daerah ini harus disesuaikan dengan pendapatan daerah agar tidak terjadi inflasi keuangan, sehingga tidak mempunyai hutang. Caranya yaitu dengan meningkatkan pendaptan asli daerah seperti dengan meningkatkan pajak dan retribusi daerah, pengelolaan sumber kekayaan daerah.

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1. Belanja Pegawai 315,615,784,569.00 35.40 344,234,781,387.92 31.93 389,105,373,511.92 32.75 554,226,948,056.66 34.31 618,333,011,828.44 26.60

2. Belanja Barang dan Jasa 130,161,666,808.00 14.60 176,837,481,364.82 16.40 143,007,662,931.50 12.04 249,453,769,288.18 15.44 299,527,796,457.11 12.88

3. Belanja Subsidi 2,525,000,000.00 0.28 2,500,000,000.00 0.11

4. Belanja Hibah 2,886,884,775.00 0.32 63,666,191,500.00 5.90 73,397,859,646.42 6.18 50,473,410,600.00 3.12 60,816,934,000.00 2.62

5. Belanja Bantuan Sosial 72,663,223,000.00 8.15 18,443,838,548.67 1.71 13,166,235,000.00 1.11 22,092,450,000.00 1.37 3,317,000,000.00 0.14

6. Belanja Bantuan Keuangan 52,649,729,625.00 5.91 66,500,000,000.00 6.17 75,173,351,739.00 6.33 103,936,000,000.00 6.43 129,559,888,646.00 5.57

7. Belanja Modal 314,611,775,793.00 35.29 407,621,552,200.50 37.80 492,431,264,513.74 41.44 628,262,397,065.23 38.89 1,205,274,846,612.06 51.84

8. Belanja Tidak Terduga 405,231,000.00 0.05 941,000,000.00 0.09 1,940,584,600.00 0.16 7,000,000,000.00 0.43 5,500,000,000.00 0.24

TOTAL BELANJA 891,519,295,570.00 1,078,244,845,001.91 1,188,222,331,942.58 1,615,444,975,010.07 2,324,829,477,543.61

(21)

4.3.2.3 Potensi Ekonomi

A. Komoditas Unggulan Pertanian

Tahun 2011, produksi padi Kabupaten Paser 34.445 ton. Angka ini jika dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 16,79 persen. Penurunan produksi ini tidak hanya terjadi pada komoditas padi tetapi juga beberapa palawija kecuali ubi kayu dan ubi jalar.

Bila dibandingkan jumlah produksi masing-masing komoditi, tanaman padi mempunyai jumlah produksi yang paling banyak, yaitu 34.445 ton, yang terdiri dari 26.336 ton dan padi ladang 8.109 ton padi sawah, selanjutnya dikuti singkong/umbi-umbian sebesar 2.633 ton dan ubi jalar 1.446 ton. Meskipun tidak menjadi komoditi unggulan di sub sektor tanaman bahan makanan, produksi kayu dan ubi jalar setidaknya bisa menambah pendapatan bagi petani.

B. Komoditas Unggulan Perkebunan

Selain untuk pemenuhan kebutuhan lokal, hasil perkebunan rakyat Kabupaten Paser sebagian besar diperdagangkan antar daerah. Tiap hasil komoditi perkebunan sudah memiliki saluran pemasaran tersendiri.

(22)

Untuk komoditi karet, kopi, dan lada sebagian besar dibeli pedagang asal Kalimantan Selatan, untuk kelapa sebagian besar dijual ke Balikpapan, sedangkan kakao dibeli pedagang dari Sulawesi Selatan. Khusus untuk kelapa sawit rakyat, penyalurannya dilakukan melalui penampungan hasil panen oleh PTPN XIII, sebelum akhirnya masuk ke pasar.

Selain untuk pemenuhan kebutuhan lokal, hasil perkebunan rakyat Kabupaten Paser sebagian besar diperdagangkan antar daerah. Tiap hasil komoditi perkebunan sudah memiliki saluran pemasaran tersendiri. Untuk komoditi karet, kopi, dan lada sebagian besar dibeli pedagang asal Kalimantan Selatan; untuk kelapa sebagian besar dijual ke Balikpapan, sedangkan kakao dibeli pedagang dari Sulawesi Selatan. Khusus untuk kelapa sawit rakyat, penyalurannya dilakukan melalui penampungan hasil panen oleh PTPN XIII, sebelum akhirnya masuk ke pasar.

Subsektor Perkebunan, sebagai usaha yang paling menonjol dimana sampai dengan tahun 2011, telah mencapai luas 143.126,94 Ha. dengan budidaya yang dikembangkan didominasi oleh Kelapa Sawit seluas 124.455.70 Ha atau 86,95%, Karet 10.927.21 Ha atau 7,63% dan Kelapa 3.926,04 Ha atau 2,74% (selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.15).

Sampai dengan tahun 2011, produk unggulan sektor perkebunan di Kabupaten Paser masih dikuasai oleh tanaman kelapa sawit. Produksi kelapa sawit Kabupaten Paser tahun 2011 mencapai 918.680,44 Ton. Jumlah produksi ini jika dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 10,60 persen. Tahun 2010, nilai produksi kelapa sawit 830.648,57 Ton. Tanaman perkebunan lain yang juga merupakan tanaman unggulan di Kabupaten Paser adalah tanaman karet. Dibandingkan tahun 2010, produksi tanaman perkebunan karet di Kabupaten Paser tahun 2011 mengalami kenaikan hingga 31,90 persen. Produksi karet tahun 2010 mencapai 8.017,00 Ton namun pada 2011 produksinya telah mencapai 10.574,07 Ton.

(23)

C. Komoditas Unggulan Peternakan

Secara umum, populasi ternak di Kabupaten Paser tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010, hanya sapi potong dan itik yang mengalami kenaikan populasi. Jumlah sapi potong pada tahun 2011 mencapai 12.189 ekor atau naik 17,95 persen dibanding tahun 2010.

Selain ternak besar, di Kabupaten Paser juga terdapat beberapa jenis ternak kecil seperti ayam ras, ayam buras, itik, angsa, dan ayam petelur. Dari beberapa jenis ternak kecil tersebut, ayam buras atau ayam kampung memiliki populasi terbanyak dibanding jenis ternak yang lain, yaitu sebanyak 837 449 ekor. Populasi ayam buras di Kabupaten Paser tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010.

Tabel 4.16

Populasi Ternak Kabupaten Paser Tahun 2007-2011

Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

Ternak Besar

Sapi 7.482 8.235 9.458 10.384 12.189

Kerbau 578 601 625 635 553

Kambing 5.317 5.619 5.862 5.875 4847

Domba 69 71 79 82 58

Ternak Kecil

Ayam Ras 102.505 149.395 172.645 181.815 55.150

Ayam Buras 648.791 835.654 1.068.769 1.385.113 837.449

Ayam Petelur 60.977 80.903 105.485 31.871 1.275

Itik 6.873 5.949 8.494 9.012 12.890

Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser, 2012

Untuk populasi ternak yang dipotong, selama tahun 2011 tercatat jumlah sapi, kerbau, dan kambing mengalami kenaikan jumlah pemotongan dibanding tahun 2010 sedang domba mengalami penurunan. Secara berurutan jumlah pemotongan sapi, kerbau, kambing dan domba yang dipotong selama tahun 2011 adalah 2.495 ekor, 97 ekor, 2.427 ekor dan 18 ekor.

(24)

Tabel 4.17

Banyaknya Ternak yang Dipotong (Ekor) Tahun 2007-2011

.Komoditi 2007 2008 2009 2010 2011

Ternak Besar

Sapi 1.672 1.752 2.125 2.189 2.495

Kerbau 47 68 70 76 97

Kambing 2.156 2.217 2.458 2.420 2.427

Domba 35 20 17 20 18

Ternak Kecil

Ayam Ras 1.492.437 1.875.485 2.073.545 2.087.545 2.172.244

Ayam Buras 592.327 757.432 855.360 970.832 970.832

Itik 4.865 3.654 4.714 4.982 4.982

Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser, 2012

Terdapat beberapa kecamatan di Kabupaten Paser yang potensial untuk pengembangan komoditi-komoditi peternakan, seperti sapi, kerbau, kambing, babi, rusa dan unggas. Potensi pengembangan komoditi sapi, kerbau dan kambing dapat dilakukan di Kecamatan Tanah Grogot, sedangkan komoditi babi dikembangkan di Kecamatan Kuaro, Batu Sopang, Muara Komam, Long Ikis dan Pasir Belengkong. Rusa berpotensi dikembangkan di Kecamatan Long Ikis. Itik potensial dikembangkan di Kecamatan Tanah Grogot, dan Kuaro. Ayam petelur dapat dikembangkan di Tanah Grogot, sedangkan ayam pedaging di Tanah Grogot, Pasir Belengkong, Kuaro dan Long Kali. Ayam kampung juga dapat lebih banyak dihasilkan di Long Kali

(25)

Gambar 2.7. Ternak/ Hewan Komersial Unggulan Kabupaten Paser

D. Potensi Pertambangan dan Bahan Galian

Batu Gamping

Sebaran batuan tersebut cukup luas, memanjang dari arah utara ke selatan. Jenis batuan tersebut merupakan bagian dari formasi-formasi Berau. Penyebarannya melingkupi Batu Butok, Muara Komam, Batu Sopang, Legai, Muara Tiung, Songka, Rantau Bintungan dan Krayan. Hingga saat ini, jenis batu-batuan tersebut digunakan di dalam industri bangunan, pertanian, bahan baku semen dan sebagainya. Berdasarkan sampel hasil analisis kimia, batu gamping memiliki kadar CaCO mencapai 57,12%-53,73%; sedangkan kekerasan batuan gamping yang terbaik terdapat di daerah Krayan.

Lempung

(26)

sifat fisik didalamnya. Selain batu gamping, lempung juga merupakan bahan baku pada industri semen.

Batuan Ultramafik

Ultramafik yang ditemukan di Kabupaten Paser adalah harzburgit dan serpentinit, yang memiliki karakteristik berwarna hitam kehijauan. Singkapannya tersebar di daerah Gunung Rambutan, Batu Sopang, serta memanjang dari arah barat laut hingga ke tenggara Kabupaten Paser, dengan panjang sebaran lebih kurang 12 km dan lebar sekitar 5 km.

Pasir Kuarsa

Sebaran pasir kuarsa berlokasi di Long Ikis, Pasir Belengkong, Pasir Mayang. Di daerah Pasir Mayang, pasir kuarsa ditemukan dalam bentuk endapan alluvium, yang ketebalannya mencapai 2-3 meter, dengan warna kelabu kecoklatan. Selain itu, cadangan lainnya terdapat di Desa Serakit Batu Sopang, yang memiliki luas sebaran sekitar 4.000 Ha, dan ketebalan rata-rata 10 m. Taksiran cadangan pasir kuarsa diperkirakan mencapai 500 juta metrik ton, sedangkan di Pasir Belengkong luasnya sebarannya mencapai 10 Ha, dengan ketebalan rata-rata 5 m. Taksiran cadangan Paser kuarsa di Pasir Belengkong diperkiran mencapai 500.000 MT, sedangkan di Desa Pait ketebalan singkapan rata-ratanya adalah 2 m pada lahan seluas 10 Ha dan volume cadangan hingga 200.000 metrik ton.

Pasir kuarsa biasa digunakan sebagai bahan baku dalam produksi gelas, keramik, bahan koreksi semen, dan produk-produk lainnya. Pasir kuarsa yang berasal dari formasi Warukin dan Pamaluan mengandung 99,99% pasir yang berukuran 1/8 – 1/2 mm.

Kaolin

Singkapan kaolin diduga dijumpai sebagai sisipan di antara batu Paser kuarsa dengan batu lempung pada formasi Kuaro, dengan karakteristik berwarna kelabu kecoklatan sampai kehitaman, serta berkarbon dengan sisipan tipis batu bara. Singkapan kaolin ditemukan di wilayah Bekoso, dengan luas sebaran mencapai 25 Ha, serta dengan ketebalan rata-rata 4 m. Cadangan kaolin di daerah tersebut diperkirakan tidak kurang dari 1.000.000 metrik ton.

Dalam industri keramik, kaolin dapat digunakan untuk bahan pembuat lantai dan batu hias. Berdasarkan analisa bakar di Balai Keramik pada suhu 850-900oC dan 950oC, hasil pembakarannya berwarna merah muda.

Sirtu

(27)

cadangannya diperkirakan cukup besar dan tersebar hampir di seluruh kecamatan. Sirtu pada umumnya digunakan untuk bahan kontruksi jalan atau bangunan.

E. Bahan Galian Mineral Logam dan Energi

Gambar 4.9. Potensi Bahan Galian Mineral Energi

Galian Mineral Logam

Endapan emas dijumpai di daerah aliran Sungai Kandilo, Kecamatan Muara Komam dan Batu Sopang. Pendulangan oleh penduduk secara sederhana dilakukan di anak Sungai Kandilo, misalnya Sungai Kuaro, Sungai Uko, Sungai Payang, Sungai Kelian dan Sungai Terik, serta dilakukan secara berkelompok. Saat ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Paser berupaya melakukan penertiban penambangan tersebut.

Galian Mineral Energi

Bahan galian mineral energi yang cukup menonjol di Kabupaten Paser adalah batu bara. Endapan batu bara terdapat pada formasi-formasi Kampung Baru, Pulau Balang, dan Pamaluan. Beberapa lokasi singkapan yang diidentifikasi di Sungai Panjuran, Desa Tajur Long Ikis memiliki tebal singkapan sekitar 2-2,5 m, serta berasosiasi dengan perselingan batu Paser-lempung. Penambangan batu bara yang terbesar, terdapat di dua lokasi, yaitu di Kecamatan Batu Sopang oleh PT. Kideco Jaya Agung dan di Petangis oleh PT. BHP Kendilo Coal Indonesia. Pada tahun 2000, jumlah produksi dari kedua perusahaan di atas mencapai 9.219.060 MT. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik, batu bara dari Kabupaten Paser juga diekspor ke beberapa negara di dunia, terutama Australia dan Korea Selatan.

F. Bidang Perdagangan dan Jasa

(28)

Tabel 4.20

Banyaknya Pasar Desa menurut Kecamatan Tahun 2011

Sumber: Kabupaten Paser Dalam Angka, 2012

(29)

Gambar 4.10. Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Kabupaten Paser

Berdasarkan catatan administrasi Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koprasi Kabupaten Paser, perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dikelompokkan menurut jenis yang diperdagangkan, yaitu : usaha perdagangan barang, perdagangan jasa, dan perdagangan barang dan jasa. Ketiga kelompok usaha perdagangan tersebut terdaftar dalam bentuk badan usaha/perusahaan berupa PT, CV, Fa, Koperasi, Perorangan atau Badan Usaha lainnya.

G. Bidang Pariwisata

Kawasan wisata merupakan kawasan yang dianggap mempunyai daya tarik tinggi untuk dijadikan objek wisata. Kawasan ini bersifat fleksibel, maksudnya tidak terkait pada batas-batas administrasi ataupun batas lainnya, sehingga kawasan pengembangannya tidak harus didelineasi secara jelas seperti kawasan-kawasan tersebut di atas.

Kabupaten Paser memiliki potensi pariwisata yang cukup layak untuk dikembangkan baik sarana dan prasarannya, sebagai dasar untuk menopang perekonomian daerah. Sektor pariwisata mencakup beberapa sub sektor diantaranya yaitu :

a. Jasa perhotelan, termasuk potensi unggulan daerah Kabupaten Paser dengan jumlah

hotel dan penginapan sebanyak 22 buah,

b. Tempat hiburan dan rekreasi, sebagian besar potensi pariwisata di daerah ini adalah

objek wisata alam.

(30)

Tabel 4.28

Sebaran Potensi Wisata di Wilayah Kabupaten Paser

No. Kecamatan Obyek Wisata Jenis Wisata Potensi

1. Long Kali Telaga Air Panas Alam Sumber air panas

Goa Jurong Alam Goa dengan stalagnit

Perkampungan Nelayan (Desa

Teluk Waru, Muara Adang, Muara

Telake)

Budaya Perkampungan tradisonal,

pengrajin kapal, memancing

2. Long Ikis Goa Tengkorak (Desa Jemparing) Sejarah Arkeologi

Air Terjun Tiwei (Desa Tiwei) Alam Panorama

Gunung Nuwe (Desa Low Gelang) Alam Panorama

Sumber Air Mineral (Desa Long

Gelang)

Alam Panorama dan Sumber Air

Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

(Desa Semuntai)

Agro Industri Aktifitas Industri

Perkebunan Kelapa Sawit Agro industri Aktifitas industri dan penelitian

3. Kuaro Air Terjun Batu Badinding (Ds

Rangan Barat I)

Air Terjun Doyam Seriam (Desa

Modang)

Alam Panorama dan Petualangan

Pelabuhan Laut Pondong (Desa

Pondong)

Buatan Perkampungan Tradisional dan

Memancing

4. Pasir

Belengkong

Museum Sadurengas Sejarah Keraton dan Sejarah Kerajaan

Makam Keluarga Raja-raja paser Sejarah Makam Kuno dan Batu Keramat

(Batu Kilan)

Pabrik Minyak Sawit (Desa Long

Pinang)

Agro Industri Penelitian dan Aktifitas

Pengolahan

Air Terjjun Doyam Turu (Desa

Lempesu)

Alam Panorama

Liang Batulis (Desa Lempesu) Alam Panorama Goa Kelelawar

Perkebunan Kelapa Sawit Agro industri Aktifitas industri dan penelitian

5. Muara

Komam

Goa Lusan Batu Butok Alam Stalagnit dan Stalagtit

Air Terjun Batu Keramat (Desa

Uko)

(31)

No. Kecamatan Obyek Wisata Jenis Wisata Potensi

Goa Sudan (Desa Uko) Alam Panorama dan Stalagnit

Liang Riut (Desa Binagon) Alam Goa dan Batuan tepi sungai

Riam Ingko (Desa Prayon) Alam Panorama dan Arung Jeram

Goa / Liang Mangkulangit (Desa

Muara Kuaro)

Alam Panorama dan Goa

Gunung Halat Rekreasi Perbatasan dan Peristirahatan

Air Terjun Tangki (Desa Muara

Komam)

Alam Panorama

Goa Tangki (Desa Muara Komam) Alam Panorama dan Sarang Walet

Goa Funtur (Desa Swanslutung) Alam Cagar Alam

Dinding Batu tulis (Desa Prayon) Sejarah Prasasti

Pegunungan Karts Alam Panorama, arkeologi dan goa

6. Batu Sopang Air Terjun Gunung Rambutan Alam Panorama dan Persinggahan

Desa Sungai Terik Budaya Perkampungan Tradisonal dan

Pedulangan Emas

Goa Tengkorak (Desa Kasungai) Sejarah Panorama dan Arkeologi

Goa Loyang (Desa Kasungai) Alam Panorama dan Goa

Gunung Lumut Alam Panorama, Penelitian, dan

Petualangan

7. Tanah

Grogot

Pendopo Kabupaten Buatan Arsitektur Khas Paser

Agro Wisata Trubus Sari (Desa

Padang Pengrapat)

8. Batu Engau Taman Hutan Raya Lati Petangis Alam Panorama dan Penelitian

Arkeologi Geologi Sejarah Arkeologi dan penelitian

9. Tanjung

Harapan

Pulau Kapal Alam Legenda masyarakat

Pulau Burung Alam Satwa

Pulau Salingsingan Alam Panorama dan persinggahan

HTI Alam Panorama dan penelitian

Pantai Alam Panorama dan persinggahan

Sungai dan Mangrove Alam Panorama dan penelitian

Gambar

Tabel 4.1Luas Wilayah Kabupaten Paser Per Kecamatan
Tabel 4.3Banyaknya Curah Hujan Kabupaten Paser Menurut Pos Pengamatan  Dirinci per bulan
Tabel 4.4
Tabel 4.5Nama-nama Sungai Menurut Kecamatan di Kabupaten Paser
+7

Referensi

Dokumen terkait

berbagai imigran menuju suatu tempat yang dianggap baik untuk tinggal. Kebutuhan akan kehidupan layak mereka tujukan dengan tinggal di negara besar. salah satunya

Lembaga Sensor Film (LSF) adalah satu-satunya lembaga yang menjadi regulator perfilman di Indonesia karena fungsinya melindungi masyarakat dari kemungkinan dampak

Gambar 4.15 Tingkat Partisipasi Manajer Tingkat Menengah Terhadap Kepuasan Kerja Berdasarkan Lama Jabatan ...37. Gambar 4.16 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model

Dia menciptakan manusia dari tanah yang kemudian diproses menjadi benih yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim).Setelah itu menjadi segumpal darah, segumpal

gurunya. Selain itu, anak-anak akan mendapatkan reward apabila melakukan sesuatu yang baik kepada temannya. Hal tersebut dibuktikan saat Peneliti datang langsung ke

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa kendala yang dihadapi guru dalam penerapan model pembelajaran mnemonik pada materi hafalan doa harian adalah adanya wali murid menunggui

Jadi dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian manajemen merupakan suatu sistem yang digunakan oleh para manajer untuk mengarahkan anggota organisasi agar melaksanakan kegiatan

Variabel CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR secara bersama-sama berpengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas pada bank di Indonesia , pengaruh yang diberikan sebesar