• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAMBATAN PEMANFAATAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR) DI SMP N 6 DENPASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAMBATAN PEMANFAATAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR) DI SMP N 6 DENPASAR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HAMBATAN PEMANFAATAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR) DI SMP N 6 DE NPAS AR

TAHUN 2016 Oleh

Ni Wayan Ari Adiputri Ni Luh Intan Mikayanti Akademi Kebidanan Kartini Bali

Email : akkb2008@yahoo.com

Abstract : Barriers Utilization of Health Care Services Program Youth ( PKPR ) In secondary school N 6 Denpasar Year 2015. The purpose of this research was to determine the barriers to utilization of health services program cares for teenagers ( PKPR ) in SMP

Negeri 6 Denpasar . The research method using descriptive research with cross sectional

approach . The number of samples in this study was 156 people . Collecting data using

questionnaires and sampling technique used is simple random sampling . With a sample of

156 respondents . The study of 156 respondents was hampr half ie 72 votes ( 46.15 % ) have

sufficient knowledge of the category of adolescent knowledge . Most of that 101 respondents

( 64.74 % ) have sufficient knowledge of the categories of health workers .

Abstrak : Hambatan Pemanfaatan Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Di SMP N 6 Denpasar Tahun 2015.Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui hambatan pemanfaatan program pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) di SMP Negeri 6

Denpasar. Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 156 orang. Cara pengumpulan data menggunakan kuisioner dan teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Dengan jumlah sampel 156 responden. Hasil penelitian terhadap 156 responden adalah hampr setengahnya yaitu 72 orang (46,15%) memiliki pengetahuan cukup dengan

kategori pengetahuan remaja. Sebagian besar yaitu 101 responden (64,74%) memiliki

(2)

Kata Kunci :

Hambatan, Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja, Remaja

PENDAHULUAN

kehidupan wanita dapat dibagi dalam

beberapa masa, yakni masa bayi, masa

kanak-kanak, masa remaja, masa

reproduksi, masa klimakterium, dan masa senium. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan

masa dewasa.remaja pada wanita mulai

kira-kira pada umur 8-14 tahun dan

berlangsung kurang lebih selama empat

tahun. Kejadian yang penting dalam

remaja ialah pertumbuhan badan yang

cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin

sekunder, menstruasi, dan perubahan

psikis (Soetjiningsih, 2007).

Remaja putri yang sudah matang alat

reproduksi maupun hormon-hormon dalam

tubuhnya akan mengalami menstruasi.

Pengetahuan tentang menstruasi sangat

dibutuhkan oleh remaja putri.Menstruasi

atau haid adalah perdarahan secara

periodik dan siklik dari uterus, disertai

pelepasan (deskuamasi) endometrium

(Proverawati, 2009).Menstruasi

sesungguhnya yang disertai ovulasi

sebagian besar dicapai pada umur sekitar

17-18 tahun (Manuaba, 2007).

Pendidikan tentang kesehatan

reproduksi merupakan masalah penting

yang perlu mendapatkan perhatian dari

semua pihak.Pada masa remaja

pertumbuhan fisik dan seksualnya mulai

berkembang dengan pesat. Remaja yang

kelak akan menikah dan menjadi orang

tua sebaiknya mempunyai kesehatan

reproduksi yang prima, sehingga

menghasilkan generasi yang sehat. Di

lingkungan masyarakat, tokoh masyarakat

baik orang tua ataupun remaja itu sendiri

harusnya lebih terbuka tentang masalah

kesehatan reproduksi ( Proverawati, 2009).

Kebijakan dalam kesehatan remaja,

pemerintah, masyarakat, termasuk

(3)

kondusif agar remaja dapat berperilaku

hidupsehat, memperoleh

pelayanankesehatan yang berkualitas,

meningkatkan derajatkesehatan remaja

serta membangkitkan atau mendorong

keterlibatan dankemandirian remaja.Untuk

mencapai pelayanan peningkatan

kesehatan remajatersebut pemerintah salah

satunya melalui peningkatan cakupan

pelayanankesehatan remaja yang

dilaksanakan oleh puskesmas.Standar

pelayanan dalamrangka Indonesia sehat

2010, dalam bidang kesehatan, cakupan

pelayanankesehatan remaja 40-80%.

Puskesmas sebagai ujung tombak

pelayanan kesehatan,di harapkan mampu

memberikan pelayanan yang komprehensif

bagi remaja.(Direktoral Kesehatan

Keluarga, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian dari

Koordinator Kesehatan Reproduksi

Jaringan Epidomologi Nasional, 15% dari

2.224 mahasiswa di 15 Universitas negeri

dan swasta telah biasa melakukan

hubungan seks diluar nikah (Agustiar,

2007). Hasil survey yang dilakukan Bali

Post tahun 2000 di 12 kota di Indonesia

yaitu terdapat penerimaan angka kasar

sebesar 11% remaja di bawah usia 19

tahun pernah melakukan hubungan seksual

dan berpotensi melakukan aborsi,

sedangkan 59,6% remaja di atas 19 tahun

juga pernah melakukan hubungan seksual

dan berpeluang lebih besar untuk

melakukan aborsi (Depkes RI, 2005).

Puskesmas I Denpasar Selatan

merupakan salah satu tempat penyediaan

pelayanan program PKPR yang cakupan

wilayah terdiri dari satu desa dua

kelurahan dengan 35 banjar.Dari data yang

di dapat di Puskesmas I Denpasar Selatan,

terdapat remaja yang berkunjung dengan

keluhan panas, batuk, pilek, sakit gigi,

sakit perut, dan lain-lain sebanyak 1944

orang.Sedangkan remaja yang berkunjung

dengan keluhan kesehatan reproduksi

secara khusus tidak ada kunjungan.

Program PKPR ini dijalankan

dengan hanya melakukan penyuluhan

(4)

SD, SMP dan SMA. Tetapi tidak ada

kunjungan remaja dengan keluhan

mengenai kesehatan reproduksi yang

datang ke Puskesmas I Denpasar Selatan.

Padahal tujuan pelaksanaan program

PKPR yaitu: 1) meningkatkan penyediaan

pelayanan kesehatan remaja yang

berkualitas; 2) Meningkatkan pemanfaatan

puskesmas oleh remaja untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan; 3)

Meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan remaja dalam pencegahan

masalah kesehatan khusus pada remaja; 4)

Meningkatkan keterlibatan remaja dalam

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pelayanan kesehatan remaja.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian

deskriptif adalah suatu penelitian yang

dilakukan untuk mendeskripsikan

fenomena yang terjadi di dalam

masyarakat. Jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu dimana peneliti hanya sekali saja melakukan

pengukuran terhadap subjek

penelitian.Jumlah sampel yang digunakan

pada penelitian ini adalah satu populasi

yang terdiri dari seluruh siswa kelas VIII

di SMPN 6 Denpasar sebanyak 624 orang.

Tehnik sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pengambilan

sampel acak (probability samples) yakni

jenis acak sederhana (simple random

sampling).Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data

primer.Instrumen atau alat pengumpulan

data yang akan digunakan dalampenelitian

ini yaitu berupa kuesioner.Hasil penelitian

disajikan dalam bentuk table frekuensi,

kemudian dilakukan proses interpretasi

data dan analisa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Hambatan Pemanfaatan Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Berdasarkan Pengetahuan Remaja No Katagori Pengeta huan Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Baik 71 45,51 2 Cukup 72 46,15 3 Kurang 3 8,33

(5)

Berdasarkan tabel 5.1 diatas

diketahui bahwa dari 156 responden,

hampir setengahnya yaitu 71 responden

(45,51%) memiliki pengetahuan baik,

hampir setengahnya yaitu 72 responden

(46,15%) memiliki pengetahuan cukup dan

sebagian kecil yaitu 13 responden (8,33%)

memiliki pengetahuan kurang.

Hal ini sesuai dengan hal yang di

ungkapkan Notoatmodjo 2007, bahwa

pengetahuan merupakan faktor yang

sangat penting untuk terbentuknya

tindakan dan informasi yang didapat

seseorang, karena perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan langgeng daripada

perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

Pengetahuan merupakan dasar

terjadinya perubahan perilaku, dari hasil

penelitian yang dilaksanakan ternyata

menunjukan bahwa tingkat pengetahuan

responden memiliki tingkat pengetahuan

cukup.

Tingkat pengetahuan itu sendiri

dipengaruhi oleh beberapa faktor, karena

responden yang diambil memiliki tingkat

pendidikan formal yang sama, menurut

teori WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo

(2007), salah satu bentuk objek kesehatan

dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang

diperoleh dari pengalaman sendiri, maka

perbedaan pengetahuan setiap remaja bisa

dikarenakan informasi diluar pendidikan

non formal yang didapat remaja secara

individu seperti media massa, media

elektronik dan informasi dari internet.

Sehingga dari hasil penelitian yang

dilakukan terhadap 156 responden ini

menunjukan bahwa semakin luas dan

banyak pengetahuan yang didapat dan

diterima maka semakin baik pula

seseorang dapat menerima pengetahuan

dan dapat menggunakan pengetahuan

secara tepat dan benar khususnya pada

pemanfaaatan program PKPR. Sehingga

dapat dilihat dari hasil penelitian masih

ada faktor lain penyebab hambatan

pemanfaatan program PKPR seperti

keikutsertaan peran orang tua dalam

(6)

remaja dalam menyampaikan masalah

yang dihadapi remaja itu sendiri.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Hambatan Pemanfaatan Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Berdasarkan Petugas kesehatan

No Katagori Pengetahuan

Frekuensi (f)

Persentase (%)

1 Baik 28 17,95 2 Cukup 101 64,74 3 Kurang 27 17,31 Total 156 100

Berdasarkan tabel 5.2 diatas

diketahui bahwa dari 156 responden,

sebagian kecil yaitu 28 responden

(17,95%) memiliki pengetahuan

baik,sebagian besar yaitu 101 responden

(64,74%) memiliki pengetahuan cukup dan

sebagian kecil yaitu 27 responden

(17,31%) memiliki pengetahuan kurang.

Menurut Pro-Health (2009), hal ini

dapat dikaitkan dengan

karakteristik sumber informasi responden

yang sebagian besar mendapatkan

sumber informasi dari petugas

kesehatan.Bahwa sumber informasiyang

diperoleh baik dari pendidikan formal

ataupun informal dapat memberikan

pengaruh jangka pendek yang

menghasilkan perubahan atau peningkan

pengetahuan.Remaja yang mendapatkan

informasi dari petugas kesehatan dengan

penyuluhan dapat menambah wawasan dan

dapat merubah perilaku remaja, sehingga

remaja dapat menerima dan memahami

tujuan dari pemanfaatan program PKPR

dan dapat menggunakannya secara benar.

Dari hasil penelitian menunjukan

bahwa peran dari petugas kesehatan sangat

penting dalam pemberian informasi

tentang pelayanan kesehatan peduli

remaja, semakin banyak pengetahuan yang

diberikan akan semakin banyak pula

pengetahuan yang dapat diterima oleh

remaja. Selain peran petugas kesehatan

dalam meningkatkan pemanfaatan

program PKPR banyak faktor lain seperti

waktu dan biaya pelayanan di tempat

kesehatan yang masih sebagai faktor

penghambat pemafaaatan program PKPR

(7)

SIMPULAN

Simpulan penelitian ini, sebagai berikut :

1) Hampir setengahnya responden

memiliki pengetahuan tentang PKPR

dalam kategori cukup; 2)Sebagian besar

responden mengatakan petugas kesehatan

yang melayani PKPR dalam kategori

cukup.

DAFTAR RUJUKAN

Agustiar, Dwi Riyanto (2007) 15 Persen Mahasiswa Pelaku Seks Bebas. Tempo Interaktif

Direktoral Kesehatan Keluarga (2005) Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Masyarakat Peduli Remaja di Puskesmas. Jakarta : Direktoral Kesehatan Keluarga. Direktoral Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Depkes RI.

Depkes RI. (2005) Kesehatan Reproduksi.Jakarta : Direktorat Kesehatan Keluarga.

Manuaba , I.B.G.1.1.Chandranita Manuaba dan I.B.G. Fajar Manuaba (2007) Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Pro-Health (2009) Ilmu Komunitas. Yogyakarta : Edisi I

Proverawati (2009) Resiko Reproduksi Remaja.Jakarta : PKBI

Soetjiningsih (2007) Tumbuh Kembang

Remaja dan

(8)

Gambar

Tabel 5.2  Distribusi

Referensi

Dokumen terkait

 Yang dimaksud dengan Pangkalan Data Pendukung adalah pang kalan data yang telah terbentuk untuk kepentingan tugas pokok untuk masing- masing instansi akan tetapi

Bila kanker hati ini ditemukan pada pasien yang sudah ada sirrhosis hati dan ditemukan kerusakan hati yang berkelanjutan atau sudah hampir seluruh hati terkena

Skripsi dengan judul STRATEGI KREATIF BIRO IKLAN PETAKUMPET DALAM MENGAHADAPI PERSAINGAN IKLAN DAERAH (Studi Deskriptif Petakumpet dalam menciptakan iklan cetak Kedaulatan Rakyat

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pemberian pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, lingkar batang tunas primer)

Tugas akhir ini ditulis untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi pada Program Ilmu Komunikasi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie..

Namun demikian, pendidikan Islam masih sangat diminati oleh ibu bapa untuk menghantar anak-anak mereka, hal ini ada hubungkaitnya dengan masyarakat di pulau tersebut yang

Kriteria inklusi pada penelitian ini antara lain usia subjek penelitian ialah 9-12 tahun, tidak sedang menderita diare kronis dan penyakit infeksi kronis lain

Adapun alasan penyusun melakukan penelitian ini, pertama karena perusahaan perbankan merupakan suatu jenis perusahaan yang sarat dengan resiko karena melibatkan