STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG.
Asih Nurul Aini Dewi Elliana*)
*) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi :elliana_dewi@yahoo.com
ABSTRAK
Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, termasuk pengalaman berinteraksi dengan lawan jenis sebagai bekal manusia untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Cinta dan seks merupakan salah satu problema terbesar dari kaum remaja. Kehamilan usia muda, pengguguran kandungan, terputusnya sekolah, perkawinan usia muda, perceraian, penyakit kelamin, penyalahgunaan obat, merupakan akibat buruk petualangan cinta dan seks yang salah di usia remaja.
Pola pacaran yang dilakukan antara lain mulai berpegangan tangan, mencium pipi, mencium kening, berciuman bibir (kissing), meraba-raba dada, menggesekkan alat kelamin (petting) hingga berhubungan seks
(intercouse).Permasalahan remaja saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan, hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Data siswa kelas XI IPS SMA Teuku Umar sebanyak 67 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas yaitu kelas IPS1 35 siswa dan kelas IPS2 32 siswa. Berdasarkan study pendahuluan dengan kuesioner pada 15 siswa kelas XI IPA didapatkan hasil 6 siswa (40%) melakukan cium pipi, 4 siswa (26,6%) melakukan cium kening, 4 siswa (26,6%) melakukan cium bibir, 1 siswa (6,6%) melakukan cium leher. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang gaya pacaran siswa kelas XI IPS di SMA Teuku Umar Semarang.
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasi dengan rancangan cross sectional. Tehnik samplingyang digunakan adalah “purposive sampling” sebanyak 40 siswa dari kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang. Alat pengumpulan data menggunakan kuesiner.
Hasil penelitian dari 40 responden yang terdiri dari terdiri dari 29 (72,5%) laki-laki dan 11 (27,5%) perempuan, jumlah responden berdasarkan umur yang terbanyak adalah berusia 17 tahun yaitu 24 (60 %) responden, umur 15 tahun sebanyak 1 (2,5%) responden, umur 16 tahun sebanyak 10 (25%) responden, umur 18 tahun sebanyak 1 (2,5%) responden, dan umur 19 tahun sebanyak 4 (10%) responden. Responden yang memiliki gaya pacaran wajar sebanyak 36 responden (90%), dan 4 responden (10%) memiliki gaya pacaran yang tidak wajar.
Kesimpulan dapat diambil dari penelitian ini adalah pada remaja kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang memiliki gaya pacaran yang wajar.
Saran yang disampaikan kepada guru bimbingan dan konseling yang mengampu siswa kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang untuk melakukan penyuluhan secara kontinue kepada para siswa khususnya tentang gaya pacaran, sehingga para siswa dapat terrhindar dari perilaku seks yang menyimpang yang dapat merusak dirinya dan orang lain.
PENDAHULUAN
Upaya dalam pembangunan kesehatan bertujuan agar tercapai kemampuan hidup sehat
bagi setiap penduduk dan terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu
sasaran pemabangunan kesehatan adalah mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai
sumber daya manusia yang produktif dan mampu berperan serta aktif dalam Pembangunan
Nasional. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan meningkatkan
kualitas non fisik yang meliputi segi intelektual, emosional dan psikososial pada kesehatan
remaja (Depkes RI, 2001).
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak – kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda – beda sesuai sosial budaya setempat, menurut
World Health Organization (WHO) badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk kesehatan dunia batasan usia remaja adalah 12 – 24 tahun, sedangkan dari segi
program pelayanan definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah
mereka yang berusia 10 – 15 tahun dan belum menikah (Depkes RI, 2001).
Kelompok remaja adalah segmen yang besar dan berkembang sebagai bagian dari
populasi, lebih dari separuh populasi dunia adalah penduduk yang berumur kurang dari 25
tahun. Dalam Profil Kesehatan Jawa Tengah berdasarkan sensus tahun 2005 penduduk remaja
Jawa Tengah usia 10 – 19 tahun sebanyak 6.229.073 jiwa. Jumlah ini relatif cukup besar
karena mereka akan menjadi generasi penerus, status kesehatan mereka saat ini akan sangat
menentukan kesehatan mereka disaat dewasa khususnya bagi perempuan karena mereka akan
menjadi ibu dan melahirkan (Depkes RI, 2005).
Pola pacaran yang dilakukan antara lain mulai berpegangan tangan, mencium pipi,
mencium kening, berciuman bibir (kissing), meraba-raba dada, menggesekkan alat kelamin
penggunaan narkoba di kalangan para remaja. Perilaku seks pranikah itu cenderung dilakukan
karena pengaruh teman sebaya yang negatif. Apalagi bila remaja itu bertumbuh dan
berkembang dalam lingkungan keluarga yang kurang sensitif terhadap remaja. Selain itu,
lingkungan negatif juga akan membentuk remaja yang tidak punya proteksi terhadap perilaku
orang-orang di sekelilingnya. Bahkan, remaja yang merasa bebas dan tidak terkekang,
ternyata lebih mudah jatuh pada perilaku antara, yaitu merokok dan alkohol. Ujung-ujungnya
dari perilaku antara itu, pelajar akan berperilaku negatif seperti mengonsumsi narkoba dan
melakukan seks pranikah (BKKBN, 2007).
Pada tahun 2007 jumlah remaja usia 10-24 tahun terdapat sekitar 64 juta atau 28,64%
dari jumlah penduduk Indonesia 224 juta (Proyeksi Penduduk Remaja tahun 2000-2025, BPS,
BAPPENAS, UNFPA). Remaja yang ada saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan, hal
ini ditujukan dengan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi.
Remaja perempuan dan laki-laki usia 15-24 tahun yang tahu tentang masa subur baru
mencapai 29% dan 32,3%. Remaja perempuan dan remaja laki-laki yang mengetahui resiko
kehamilan jika melakukan hubungan seksual sekali masing-masing baru mencapai 49,6% dan
45,5%. Remaja perempuan dan remaja laki-laki usia 14-19 tahun yang mengaku mempunyai
teman pernah melakukan hubungan seksual pra nikah masing-masing mencapai 34,7% dan
30,9% sedangkan remaja perempuan dan laki-laki usia 20-24 tahun yang mengaku
mempunyai teman pernah melakukan hubungan seksual pra nikah masing-masing mencapai
48,6% dan 46,5% (SKRRI, 2002-2003).
Berdasarkan hasil Susenas 2008 oleh BPS diperoleh data bahwa jumlah penduduk Jawa
Tengah sebesar 32.626.390 jiwa. Dan jumlah pemuda Indonesia berjumlah sekitar 78,72%
juta jiwa atau sekitar 34,52% dari jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan. Hal ini
penduduk usia lainnya, presentase jumlah penduduk yang berumur kurang dari 15 tahun dan
lebih dari 35 tahun masing-masing sebesar 29,13% dan 36,35% (DKK. Semarang 2008).
Data siswa kelas XI IPS SMA Teuku Umar tercatat sebanyak 67 siswa yang terbagi
menjadi 2 kelas yaitu kelas IPS1 sebanyak 35 siswa dan kelass IPS2 sebanyak 32 siswa.
Berdasarkan study pendahuluan melalui wawancara dengan kuesioner pada 15 siswa
kelas XI IPA didapatkan hasil 6 siswa (40%) pernah melakukan cium pipi, 4 siswa (26,6%)
melakukan cium kening, 4 siswa (26,6%) melakukan cium bibir, 1 siswa (6,6%) melakukan
cium leher.
Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang
“Studi Diskriptif Tentang Gaya Pacaran Siswa Kelas XI IPS di SMA Teuku Umar
Semarang”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi sekarang (Notoatmojo, 2005).
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya dilakukan satu kali (Notoatmojo, 2005).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh seluruh siswa kelas XI IPS di SMA
Teuku Umar Semarang yang berjumlah 67 siswa.
Penelitian ini menggunakan probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel (Sugiono, 2006). Probability sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel di mana setiap anggota unit dari populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel (Notoatmodjo, 2005).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Distribusi responden berdasarkan umur dan jenis kelamin disajikan sebagai
berikut :
Tabel 1.
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang
Umur
Distribusi frekuensi
f %
15 tahun
16 tahun
17 tahun
18 tahun
19 tahun
1
10
24
1
4
2,5
25,0
60,0
2,5
10,0
Berdasarkan tabel 1. menunjukkan bahwa distribusi jumlah responden berdasarkan umur yang terbanyak adalah terbesar berusia 17 tahun yaitu 24 (60,0%) responden.
Sedangkan yang berumur 15 tahun sebanyak 1 (2,5%) responden, umur 16 tahun sebanyak 10 (25,0%) responden, umur 18 tahun sebanyak 1 (2,5%) responden, dan umur 19 tahun sebanyak 4 (10,0%) responden.
Table 2.
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang
Jenis Kelamin
Distribusi frekuensi
f %
Laki-laki
Perempuan
29
11
72,5
27,5
Total 40 100,0
Berdasarkan tabel 2. menunjukkan bahwa distribusi jumlah responden berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki berjumlah 29 (72,5%) responden dan perempuan berjumlah 11 (27,5%) responden.
1. Analisis Univariat
a. Gaya Pacaran
Berdasarkan hasil penelitian gaya pacaran siswa-siswi kelas XI IPS
Tabel 3.
Gaya Pacaran Siswa Kelas XI IPS di SMA Teuku Umar Semarang
Gaya Pacaran
Distribusi frekuensi
f %
Tidak Wajar
Wajar
4
36
10,0
90,0
Total 40 100,0
Berdasarkan table 3. menunjukkan gaya pacaran terbanyak adalah kategori
gaya pacaran wajar yaitu sebanyak 36 orang (90%) dan yang tidak wajar ada 4
orang (10%) .
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 17 tahun
yaitu sebanyak 24 resonden (60%), umur 16 tahun sebanyak 10 responden (25%), umur
19 tahun sebanyak 4 responden (10%), sedangkan yang paling sedikit yaitu umur 18
tahun dan 15 tahun yang masing-masing hanya berjumlah 1 responden (2,5%). Menurut
Depkes RI (2001) umur 17-19 tahun termasuk dalam masa remaja akhir.
Penelitian mengenai gaya pacaran siswa-siswi di kelas XI IPS SMA Teuku Umar
tahun 2011 akan dibahas di bawah ini.
Hasil penelitian tentang perilaku seks pra nikah yang telah dilakukan terhadap
40 siswa kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang menunjukkan bahwa gaya
pacaran sebagian besar siswa dalam kategori pacar wajar (berpegangan tangan,
mencium pipi, mencium kening) yaitu sebanyak 36 orang (90%), sedang siswa dengan
pacaran tidak wajar (mencium bibir, mencium leher, meraba dada, menggesek alat
kelamin ampai denganintercause) terdapat 4 orang (10%).
Pacaran bisa menurunkan atau meningkatkan prestasi belajar. Prestasi
meningkat biasanya karena semangat belajar yang naik akibat ada pacar yang
senantiasa memberikan dorongan dan perhatian atau karena ingin membuktikan
kepada orang tua bahwa meskipun pacaran prestasi belajar tidak terganggu.
Prestasi belajar bisa menurun jika ada permasalahan yang cukup berat hingga
mengganggu konsentrasi dan gairah untuk belajar atau lebih senang menghabiskan
waktu bersama sang pacar daripada belajar (Aden, 2010).
Responden yang termasuk dalam kategori gaya pacaran yang wajar sebanyak
36 responden (90%) ini menunjukkan gaya pacaran siswa kelas XI IPS SMA Teuku
Umar sudah baik. Menurut Proverawati (2009) faktor yang berpengaruh pada
perilaku seksual remaja adalah agama, walaupun agama tidak berpengaruh langsung
pada tingkah laku seksual masing-masing individu dalam masyarakat yang agamanya
masih dijadikan norma ada semacam mekanisme kontrol sosial. Mekanisme ini
mengurangi seseorang melakukan tindakan perilaku seksual yang kurang baik .
Sedangkan responden yang termasuk dalam kategori gaya pacaran yang tidak
wajar sebanyak 4 responden (10%), perilaku siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti orang tua, lingkungan pergaulan, teknologi. Orang tua memiliki
komunikasi antara orang tua dengan remaja besar kemungkinan remaja melakukan
perilaku seksual yang kurang baik. Lingkungan juga memiliki peran yang penting,
remaja cenderung banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga
tingkah laku dan nilai-nilai yang dipegang, banyak dipengaruhi oleh lingkungan
pergaulan. Selain itu teknologi juga memiliki peran yang tidak kalah penting,
kemajuan teknologi informasi yang makin berkembang memudahkan kita mengakses
informasi setiap saat. Tetapi, kemajuan teknologi informasi tidak selalu membawa
pengaruh yang positif (Proverawati, 2009).
KESIMPULAN
Sebagian besar responden terbanyak berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 29 responden
(72,5%) , dengan usia terbanyak yaitu 17 tahun sebanyak 24 resonden (60%) dan Gaya
pacaran siswa sebagian besar kategori gaya pacaran wajar sebanyak 36 responden (90%).
KEPUSTAKAAN
Ali, Mohammad. Mohammad Asrori. 2009. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik).Bumi Aksara: Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta : Jakarta.
Azwar, Saifuddin. 2009.Metode Penelitian.Pustaka Pelajar : Yogjakarta. BKKBN. 2005.Remaja dan Kesehatan Reproduksi. BKKBN: Jakarta.
. 2006.Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). BKKBN: Jakarta.
_ . 2007. Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengelolaan Program Kesehatan Reproduksi Remaja.BKKBN: Jakarta.
BPS. 2008.Statistik Pemuda Indonesia 2008.BPS: Jakarta.
Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Pustaka Setia: Bandung.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Salemba Medika : Jakarta.
Nugraha, Boyke Dian. 2006.Apa yang Ingin Diketahui Remaja tentang Seks. Bumi Aksara : Jakarta.
. 2010.It’s All About Sex A-Z tentang Seks. Bumi Aksara : Jakarta. Notoatmodjo, S. 2005.Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.