• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Output Analisis Faktor Dengan Program SPSS (Studi kasus variabel konstrak “Kepemimpinan”)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Output Analisis Faktor Dengan Program SPSS (Studi kasus variabel konstrak “Kepemimpinan”)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Output Analisis Faktor Dengan Program SPSS

(Studi kasus variabel konstrak “Kepemimpinan”)

Analisis faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau variabel

berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi

yang tinggi. Item-item yang memiliki korelasi yang tinggi akan membentuk satu

kerumunan faktor. Dalam analisis faktor dikenal istilah konstrak empirik dan

konstrak laten. Item adalah konstrak empirik karena didapatkan langsung dari skor

empirik. Faktor merupakan konstrak yang bersifat laten karena tidak ada data

empirik yang menunjukkan besarnya faktor tersebut. Faktor adalah konstrak

buatan peneliti berdasarkan item-item dalam faktor tersebut. Karena faktor

didapatkan dari seperangkat item yang memiliki interkorelasi yang tinggi, peneliti

kemudian harus merasionalisasi seperangkat item kemudian memberi label untuk

menggambarkan seperangkat item item tersebut.

Analisis faktor memungkinkan peneliti untuk [1] menguji ketepatan model

(goodness of fit test) faktor yang terbentuk dari item-item alat ukur, [2] menguji

kesetaraan unit pengukuran antar item, [3] menguji reliabilitas item-item pada tiap

faktor yang diukur, [4] menguji adanya invarian item pada populasi.

Sebagai ilustrasi analisis faktor, seorang penjual HP bekas dapat

menentukan sendiri berapa harga yang dia minta atau meminta kepada pembeli

untuk menaksir harga HP yang dijualnya. Dalam analisis faktor pun demikian.

Ada dua alternatif yang dapat kita pilih. Kita menentukan sendiri berapa faktor

didalam data kita (analisis faktor konfirmatori) atau memilih menanyakan berapa

faktor dari data kita sebenarnya (analisis faktor eksploratori). Berikut ini akan

diperjelas masing-masing jenis analisis faktor tersebut.

1. Analisis Faktor Eksploratori (Exploratory Factor Analysis)

Seorang peneliti membuat seperangkat item yang mengukur kualitas

pelayanan bank. Item tersebut merupakan operasionalisasi dari teori dan

indikator mengenai kualitas layanan. Peneliti hendak mengidentifikasi berapa

faktor yang ada di dalam seperangkat item tersebut. Dari analisis faktor

kemudian didapatkan ada 4 faktor yang menggambarkan kualitas layanan

(2)

bank, antara lain faktor fitur layanan, fasilitas gedung, keramahan karyawan,

serta jaminan keamanan.

2. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis).

Seorang peneliti merancang sebuah alat ukur mengenai dukungan sosial. Alat

ukur tersebut berisi seperangkat item yang diturunkan dari lima dimensi

dukungan sosial. Peneliti berusaha memastikan apakah alat ukur yang

dibuatnya benar-benar menjelaskan kelima dimensi tersebut. Ia kemudian

melakukan analisis faktor konfirmatori. Hasil dari analisis faktor menunjukkan

bahwa pembagian kelima faktor akhirnya dibuktikan.

Analisis faktor memiliki fungsi penting dalam pengembangan alat ukur. Beberapa

fungsi tersebut antara lain adalah sebagai berikut .

1. Pengujian Dimensionalitas Pengukuran

Dimensionalitas pengukuran adalah banyaknya atribut yang diukur oleh

sebuah alat ukur. Alat ukur yang unidimensi mengukur satu atribut psikologis

saja sedangkan alat ukur yang multidimensi mengukur lebih dari satu atribut

ukur. Pengukuran dalam bidang psikologi didominasi oleh pengukuran

unidimensi karena alat ukur yang dikembangkan peneliti psikologi biasanya

mengukur satu target ukur saja. Misalnya Skala Kecemasan, skala ini

diharapkan mengukur atribut kecemasan saja dan tidak mengukur atribut yang

lain. Untuk mengetahui apakah alat ukur yang dikembangkan oleh peneliti

mengukur satu atribut atau banyak atribut diperlukan analisis faktor.

2. Pengujian Komponen Dalam Alat Ukur

Penyusunan alat ukur psikologi biasanya diawali dari penurunan konsep

menjadi komponen-komponen konsep sebelum diturunkan menjadi item

berupa pernyataan skala. Untuk mengidentifikasi apakah item-item yang

diturunkan dari komponen alat ukur mewakili komponen tersebut maka

diperlukan analisis faktor. Analisis faktor juga

(3)

Output analisis fakor dengan program SPSS

Berikut ini adalah output analisis faktor untuk variabel kepemimpinan yang terdiri

dari delapan indikator (item), yaitu :

1. Kesehatan fisik dan mental

2. Stabilitas emosional

3. Pengetahuan mengenai “human-relation”

4. Motivasi pribadi

5. Kemampuan komunikasi

6. Peran sebagai pendidik

7. Kecakapan sosial

8. Kemampuan teknis

1. Uji KMO dan Bartlett (step 1)

K M O a n d B a r tle tt' s T e s t

. 5 9 3

3 8 2 .0 4 6 2 8 . 0 0 0 K a ise r-M e y e r- O lkin M e a s u re o f Sa m p lin g

A d e q u a c y.

A p p r o x. C h i-S q u a re d f

S ig . B a rt le t t' s T e st o f

S p h e r icit y

Angka KMO sebesar 0,593 (lebih besar dari 0,5) menunjukan bahwa sampel

yang diambil sudah cukup memadai. Angka signifikansi sebesar 0,000 (lebih

kecil dari 0,05) menunjukan bahwa variabel penelitian dapat diprediksi dan

dianalisis lebih lanjut

(4)

2. Anti image matrices

Anti-image Matrices

.111 -.102 .007 .037 -.099 -.008 .062 -.026 -.102 .109 -.013 -.043 .090 .014 -.047 -.001 .007 -.013 .033 -.016 -.012 -.033 -.051 .021 .037 -.043 -.016 .619 -.221 -.002 .074 .062 -.099 .090 -.012 -.221 .653 .019 -.211 -.029 -.008 .014 -.033 -.002 .019 .036 .042 -.037 .062 -.047 -.051 .074 -.211 .042 .574 -.111 -.026 -.001 .021 .062 -.029 -.037 -.111 .678 .504a -.929 .114 .141 -.368 -.124 .244 -.096

Measures of Sampling Adequacy(MSA) a.

Variabel yang mempunyai Anti image correlation lebih kecil dari 0,5 dikeluarkan

dan pengujian diulang lagi

3. Uji KMO dan Bartlett (step 2) B artlett's Test of

S pher ic ity

Angka KMO sebesar 0,593 (lebih besar dari 0,5) menunjukan bahwa sampel

yang diambil sudah cukup memadai. Angka signifikansi sebesar 0,000 (lebih

kecil dari 0,05) menunjukan bahwa variabel penelitian dapat diprediksi dan

dianalisis lebih lanjut

(5)

4. Anti image matrices

Anti-image Matrices

.128 -.116 .006 .005 -.006 .039 -.036

-.116 .123 -.013 -.016 .013 -.023 .004

.006 -.013 .033 -.022 -.033 -.062 .021

.005 -.016 -.022 .705 .005 .003 .060

-.006 .013 -.033 .005 .036 .056 -.037

.039 -.023 -.062 .003 .056 .651 -.137

-.036 .004 .021 .060 -.037 -.137 .679

.548a -.920 .091 .015 -.085 .135 -.121

Kesehatan fisik dan mental Kesehatan fisik dan mental

Measures of Sampling Adequacy(MSA) a.

Variabel yang mempunyai Anti image correlation lebih kecil dari 0,5

dikeluarkan dan pengujian diulang lagi

5. Communalities

Communalities menunjukkan sumbangan efektif tiap item terhadap faktor

yang terbentuk. Misalnya Kesehatan fisik dan mental mempunyai nilai

komunaliti sebesar 0,962. hal ini menunjukan bahwa 96,2 persen variansi dari

variabel Kesehatan fisik dan mental dapat dijelaskan oleh faktor yang

terbentuk

.

(6)

6. Total Variance Explained

Total Variance Explained adalah persentase varian konstrak ukur yang dapat

dijelaskan oleh pembagian faktor. Ada 7 variabel (component) yang

dimasukan dalam analisis faktor. Dengan masing-masing variabel mempunyai

variansi 1 maka total variansi adalah 7 x 1 = 1 Jika ke-7 variabel “diringkas”

menjadi satu faktor, maka variansi yang dapat dijelaskan oleh satu faktor

tersebut adalah 3,267/7 x 100 % = 46,669 % Jika ke-7 variabel “diringkas”

menjadi dua faktor, maka variansi yang dapat dijelaskan oleh kedua faktor

tersebut adalah :

variansi faktor pertama : 3,267/7 x 100 % = 46,669 %

variansi faktor kedua : 1,621/7 x 100 % = 23,161 %

Kedua faktor tersebut secara total dapat menjelaskan 46,699 % + 23,161 %

atau 69,830 % dari variansi ke tujuh variabel awal

Total Variance Explained

3.267 46.669 46.669 3.267 46.669 46.669 2.882 41.167 41.167

1.621 23.161 69.830 1.621 23.161 69.830 2.006 28.663 69.830

.832 11.885 81.715

.702 10.033 91.748

.493 7.045 98.793

.067 .960 99.753

.017 .247 100.000

Component 1 2 3 4 5 6 7

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings

Extraction Method: Principal Component Analysis.

(7)

7. Eigenvalues

Eigenvalues menunjukan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam

menghitung variansi ketujuh variabel awal yang dianalisis. Jumlah angka

eigenvalues untuk ketujuh variabel adalah sama dengan total variansi ketujuh

variabel, atau 3,267 + 1,621 + ……. + 0,017 = 7 Susunan eigenvalues selalu

diurutkan dari yang terbesar sampai yang terkecil, dengan kriteria bahwa

angka eigenvalues dibawah 1 tidak digunakan dalam menghitng jumlah faktor

yang terbentuk Berdasarkan tabel di atas, angka eigenvalues yang lebih besar

dari 1 ada dua (3,267 dan 1,621) sehingga faktor yang terbentuk adalah dua

Total Variance Explained

3.267 46.669 46.669 3.267 46.669 46.669 2.882 41.167 41.167

1.621 23.161 69.830 1.621 23.161 69.830 2.006 28.663 69.830

.832 11.885 81.715

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings

Extraction Method: Principal Component Analysis.

8. Component matrix

C o m p o n e n t M a tr i xa

Component matrix menunjukan distribusi ketujuh variabel awal pada dua

faktor yang terbentuk Angka-angka yang ada pada tabel adalah bobot faktor

(8)

(factor loading), yang menunjukan besarnya korelasi antara variabel awal

dengan faktor yang terbentuk . Ex : Korelasi antara Pengetahuan “human

relation” dengan faktor 1 adalah 0,886 (kuat karena di atas 0,5). Korelasi

antara Pengetahuan “human relation” dengan faktor 2 adalah 0,343 (lemah

karena di bawah 0,5)

9. Rotated component matrix

Proses inti dari analisis faktor adalah melakukan ekstraksi terhadap sejumlah

variabel sehingga terbentuk satu faktor atau lebih (metode : principal

component analysis). Ada kemungkinan suatu variabel sulit untuk ditentukan

akan masuk kedalam faktor yang mana. Rotasi faktor akan memperjelas posisi

sebuah variabel, akankah dimasukan pada faktor yang satu atau pada faktor

yang lain (metode : varimax)

.

Rotatade component matrix memperlihatkan distribusi variabel yang lebih

jelas dan nyata dengan cara menghilangkan nilai korelasi yang “cukup

meragukan” karena bernilai pada sekitar 0,5

R o t a t e d C o m p o n e n t M a t r i xa

. 9 4 1 . 1 2 9 . 9 2 8 . 0 8 4 . 6 3 2 . 1 2 8 . 6 1 4 . 0 0 4 . 5 7 1 . 2 9 5 . 1 0 2 . 9 7 6 . 1 5 2 . 9 6 3 P e n g e t a h u a n

" h u m a n - r e l a t i o n "

P e r a n s e b a g a i p e n d i d i k M o t i v a s i p r i b a d i

K e c a k a p a n s o s i a l K e m a m p u a n t e k n i s K e s e h a t a n f i s ik d a n m e n t a l

S t a b i li t a s e m o s i

1 2

C o m p o n e n t

E x t r a c t io n M e t h o d : P r i n c i p a l C o m p o n e n t A n a l y s i s . R o t a t i o n M e t h o d : V a r im a x w i t h K a i s e r N o r m a l iz a t io n .

R o t a t i o n c o n v e r g e d i n 3 i t e r a t i o n s . a .

(9)

10. Component transmormation matrix

C o m p o n e n t T r a n s f o rm a t io n M a tr i x

. 8 7 5 . 4 8 4

-. 4 8 4 . 8 7 5

C o m p o n e n t 1

2

1 2

E xt ra c t io n M e t h o d : P rin cip a l C o m p o n e n t An a lysis . R o ta t io n M e t h o d : V a r im a x w it h K a is e r N o r m a liz a t io n .

Angka-angka diagonal pada tabel adalah lebih besar dari 0,5. Hal ini menunjukan

bahwa kedua faktor yang terbentuk sudah tepat karena mempunyai korelasi yang

tinggi

Referensi

Dokumen terkait

Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan dengan rentang

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran tolak peluru melalui metode PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SD N 163/8

Berdasarkan grafik dan tabel rata-rata persentase penyembuhan luka sayat (Tabel 2 dan Gambar 4) terdapat perbedaan rata-rata persentase penyembuhan luka sayat antar

Sebainya siswa mengerjakan satu atau dua masalah (soal) dan lansung diberikan umpan balik. Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang

Sumenep, tidak saja menjadi fenomena baru yang menarik melainkan menjadi isu sosial yang telah menggenerasi dari tahun ketahun sehingga semakin lama semakin memperoleh

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indo (2013) menunjukkan bahwa variabel Degree of Financial Leverage (DFL) tidak berpengaruh terhadap Earning per Share (EPS).

Hasil penelitian menunjukkan: (1) abnormal return tidak terjadi perbedaan yang signifikan pada saat peristiwa pemecahan saham, hal ini karena informasi tersebut direspon

EFEKTIFITAS BAKTERIOSIN TERHADAP MASTITIS SUB KLINIS MELALUI CALIFORNIA MASTITIS TEST.. DAN