• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BUDIDAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BUDIDAYA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc (CS)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

BUDIDAYA IKAN CUPANG BERBASIS WEB

DISUSUN OLEH

TRIAS ANGGOROJATI (P056110973.40E)

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Trias Anggorojati | E40

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 2

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 3

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Ruang Lingkup Pembahasan ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sistem Informasi ... 8

2.2. Perancangan Sistem Informasi ...10

2.3. Sistem Development Life Cycle (SDLC) ... 11

2.4. Metode Prototyping ……... 15

2.5. Web Development ... 17

III. PEMBAHASAN 3.1. Investigasi Sistem ... 21

3.2. Analisis Sistem ... 22

3.3. Desain Sistem Berbasis Web... 24

IV. KESIMPULAN... 26

(3)

Trias Anggorojati | E40

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan dan kemakmuran bangsa dan negara bukanlah semata - mata hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga sangat diperlukan kemandirian masyarakat dalam menciptakan terobosan baru pada peluang usaha diberbagai bidang atau sektor dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang secara prospektif mempunyai nilai tambah ekonomis yang tinggi.

Potensi sumber daya alam dan klimatologi Indonesia sangat cocok untuk pengembangan berbagai macam sektor usaha agrobisnis, termasuk salah satunya adalah sektor perikanan. Salah satu potensi sektor perikanan yang memiliki keunggulan kompetitif untuk menggerakkan perekonomian nasional adalah komoditas ikan hias, baik ikan hias air laut maupun air tawar, karena sangat potensial sebagai sumber pendapatan masyarakat dan penghasil devisa negara.

Budidaya ikan hias ternyata mampu memberikan kehidupan bagi banyak orang yang menekuninya. Selain orang suka akan keindahan ikan hias ,banyak pula orang yang menggantungkan hidupnya dari membudidayakan dan memasarkan ikan hias yang jenisnya bermacam-macam. Tak jarang beberapa petani yang semula menekuni budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele, ikan nila, guramih dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias. Semua itu dilakukan karena peluang usaha dan potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih menggiurkan dibandingkan dengan ikan konsumsi. Dengan pola pemeliharaan dan pemberian makanan yang hampir sama dengan ikan konsumsi , budidaya ikan hias mampu menghasilkan pemasukan yang lebih besar karena harga ikan hias lebih mahal. Kunci membudidayakan ikan hias adalah telaten dan senang di dalam memeliharanya.

(4)

Trias Anggorojati | E40 wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar. Di Indonesia terdapat cupang asli,salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan di Pampang, Kalimantan Timur.

Dalam sejarahnya ikan cupang dahulu sekali hanyalah ikan yang hidup di daerah persawahan. Tapi sekarang sudah sangat berbeda dari bentuk aslinya dahulu. Ikan cupang di Indonesia dikenal dan dipelihara oleh sebagian masyarakat Indonesia sejak tahun 1960-an dan lebih banyak dikenal sebagai ikan cupang sawah. Dan kala itu ikan cupang penggemarnya hanyalah anak-anak dan belum dirambah oleh kalangan orang-orang kaya. Perubahan terjadi pada tahun 1970, dimana saat itu importir memperkenalkan jenis cupang baru. Ada yang ekor pendek yang sekarang kita sebut dengan ikan cupang aduan atau cupang laga. Ada juga yang berekor panjang yang dulu kita kenal dengan cupang jenis slayer. Saat itu cupang hias yang baru muncul adalah jenis slayer ekor lilin dan tetap mendominasi sampai era tahun 1990-an. Sampai ketika para penggemar cupang memadukan atau mengawin silangkan mereka menjadi ikan yang lebih bervariasi bentuk & warnanya. Cupang hias jenis baru ini mempunyai ekor yang dihiasi tulang yang lebih menonjol keluar. Ada yang berbentuk duri panjang, sisir, yang biasanya kita sebut jenis serit. Dan yang menggelembung kita sebut Half Moon.

Pada pertengahan tahun 1990-an, ikan cupang mulai diperlombakan dan dipamerkan keindahan fisiknya tapi mereka belum memisahkan kategorinya seperti sekarang yang memisahkan bentuk sirip maupun warnanya. Kini ikan cupang bukan hanya untuk diadu, melainkan juga untuk dinikmati keindahannya. Ikan cupang ini juga dipelihara, dikoleksi, dibudidaya dan juga dijual sampai ke luar negeri. Indonesia sendiri merupakan penghasil ikan cupang hias terbesar kedua di dunia, setelah Thailand. Namun kalau cupang alam, Indonesia menjadi penghasil nomor satu didunia. Saat ini Indonesia memiliki sekitar 40 jenis cupang alam yang sudah diteliti.

1.2 RUMUSAN MASALAH

(5)

Trias Anggorojati | E40 dibandingkan dengan budidaya ikan konsumsi, pemeliharaannya hampir sama, sedangkan masalah penjualan, biasanya ikan konsumsi dihargai dengan sistem kiloan, sedangkan ikan hias dihargai dengan sistem per ekor. Dengan demikian bisnis budidaya ikan konsumsi lebih menekankan kuantitas, sehingga memerlukan lahan yang luas dan sarana yang lebih banyak. Budidaya ikan hias sendiri memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut :

• Teknologinya mudah diserap dan diterapkan, karena teknologi yang digunakan cukup sederhana.

• Budi daya ikan hias dapat diusahakan skala rumah tangga/usaha kecil, tidak membutuhkan lahan yang luas.

• Perputaran modal cepat, dapat dipanen dalam jangka waktu yang singkat. • Budi daya ikan hias mampu menyerap tenaga kerja.

• Pasar yang menjanjikan baik domestik maupun ekspor.

Sampai saat ini ikan hias merupakan salah satu jenis komoditas ekspor nonmigas bidang perikanan yang mampu menyumbang devisa negara yang cukup besar. Dengan kekayaan ikan hias yang berlimpah maka peluang Indonesia sebagai pengekspor komoditas ini sangat terbuka lebar. Berdasarkan data IIPAE, di perairan Indonesia sendiri sedikitnya terdapat 650 spesies ikan hias air laut. Sedangkan jumlah spesies ikan hias air tawar Indonesia diperkirakan mencapai 400 dari total 1.100 di seluruh dunia.

Indonesia saat ini menduduki peringkat ketiga sebagai negara eksportir ikan hias dunia dengan pangsa pasar sebesar 7,5 persen. Posisi itu di bawah Singapura dan Malaysia yang masing-masing berturut-turut sebesar 22,5 persen dan 11 persen. Ekspor Ikan hias Indonesia pada tahun 2010 telah mencapai US$ 12 juta atau naik dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 10 juta. Pada tahun 2011 target produksi untuk ikan hias sebesar 3 milyar ekor dan mengalami peningkatan terus hingga 8 milyar ekor pada tahun 2014.

(6)

Trias Anggorojati | E40 mahal jika dibanding harga pasaran di dalam negeri. Menurut sumber dari Asosiasi Cupang Hias Indonesia (ACHI), seekor Ikan Cupang yang diekspor secara masal (mass commodity) di pasaran AS berharga mulai dari US$8 hingga US$20 per ekor. Sedangkan untuk Cupang berkualitas bagus dan terbilang eksklusif bisa laku lebih dari US$50 per ekor. Segmen pembeli ikan itu adalah kelompok menengah atas dan pencinta Cupang (hobbies).

Di pasar lokal, permintaan ikan cupang baru terpenuhi sekitar 60%. Sementara peluang ekspor selama ini belum banyak tergarap dengan baik antara lain karena masih terbatasnya produksi para penangkar atau peternak Ikan Cupang di Tanah Air. Diperkirakan potensi pasar di beberapa negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor betta spenders seperti AS, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Brazil, serta Singapura 60% belum bisa dipenuhi. Salah satu kendala yang menyebabkan potensi ikan hias Indonesia masih kurang dikenal di mancanegara adalah masalah promosi dan kurangnya dukungan pemerintah.

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Merancang sistem informasi manajemen yang dapat memberikan informasi mengenai peluang usaha budidaya dan perdagangan ikan cupang.

2. Memberikan pelayanan informasi seputar produk ikan cupang kepada masyarakat umum, produsen dan konsumen.

3. Sebagai media promosi.

1.4. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

(7)
(8)

Trias Anggorojati | E40

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem dapat juga didefinisikan sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Karakteristik sistem, terdiri dari :

1. Komponen/elemen (Component) 2. Batas Sistem (Boundary)

3. Lingkungan Luar (Environment) 4. Penghubung (Interface)

5. Masukan (Input) 6. Pengolah (Process) 7. Keluaran (Output)

8. Sasaran (Objective) /Tujuan (Goal)

Suatu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudat padang, yaitu;

• Sistem Abstrak (Abstract System), adalah sistem yang tidak tampak secra fisik, karena hanya berupa pemikiran atau ide-ide. Contoh, sistem Teologia yang merupakan suatu sistem yang menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan.

• Sistem Fisik (Physical System), adalah sistem yang tampak secara fisik. Contoh, Sistem Komputer, Sistem Produksi, Sistem Pendidikan dll

• Sistem Alamiah (Natural System), adalah sistem yang terjadi dari proses-proses alam. Contoh Sistem Geologi.

(9)

Trias Anggorojati | E40 • Sistem Deterministik (Deterministic System), adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diramalkan. Interaksi antar elemen-elemen dapat diteteksi, sehingga outputnya juga dapat diramalkan. Contoh sistem kompputer

• Sistem Probabiltas (Probabilistic System), adalah sistem yang tidak bisa diramalakan Contohnya Sistem Manusia.

• Sistem Tertutup (Closed System), adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya.

• Sistem Terbuka (Open System), adalah sistem yang berhubungan atau dipengaruhi oleh lingkungan luarnya.

Sedangkan informasi (R.Mcleod) adalah data yang diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Sehingga sistem informasi (R.Mcleod) merupakan sistem yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi.

Sistem Informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan blok bangunan (building block), yaitu:

Blok Masukan (Input block), adalah data-data yang masuk ke dalam sistem Blok Model (Model block), adalah kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

Blok Keluaran (Output block), adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

(10)

Trias Anggorojati | E40 UMPAN BALIK

INPUT PROSES OUTPUT TUJUAN

KENDALA

KONTROL

Blok Basis Data (Database block), merupakan kompulan dari data yang saling berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

Blok Kendali (Control block), adalah pengendalian yang dirancang secara khusus untuk menangulangi gangguan-gangguan terhadap sistem.

• Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu sama lainnya membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.

Peran dasar sistem informasi dalam bisnis adalah sebagai berikut : 1. Mendukung proses dan operasi bisnis.

2. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya 3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif

Sedangkan model umum sistem dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Model Umum Sistem

2.2 Perancangan Sistem Informasi

(11)

Trias Anggorojati | E40 diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru. Menurut O’Brien dan Marakas (2009) pendekatan sistem adalah menyelesaikan masalah menggunakan orientasi sistem untuk mendefinisikan masalah dan kesempatan kemudian mengembangkan kemungkinan-kemungkinan solusi yang tepat. Dalam melakukan analisis masalah dan melakukan formulasi solusi termasuk di dalamnya berhubungan dengan beberapa aktivitas berikut, antara lain:

a. Mengenali dan mendefinisikan masalah atau kesempatan menggunakan system thingking.

b. Mengembangkan dan mengevaluasi alternatif solusi sistem. c. Memilih solusi sistem yang terbaik sesuai dengan persyaratan. d. Mendesain solusi sistem yang dipilih.

e. Implementasi dan evaluasi keberhasilan desain sistem.

Setelah pendekatan sistem dipilih, langkah berikutnya adalah perancangan sistem secara global yang berfungsi untuk merepresentasikan sistem secara keseluruhan.

Dalam merancang suatu model dari sistem informasi, maka dibuat model fisik dan model logika. Model fisik menunjukkan pada user bagaimana penerapan sistem informasi tersebut bekerja secara fisik sedangkan model logika dari sistem informasi lebih menjelaskan pada user bagaimana kerja dari fungsi-fungsi pada sistem informasi secara logika. Model logika juga dapat digambarkan dengan menggunakan Data Flow Diagram. Sedangkan arus datanya dijelaskan menggunakan data dictionary (kamus data). Untuk menggambarkan kesatuan hubungan suatu entity digunakan Entity Relational Diagram (ERD).

Sistem pengolahan data pada sistem informasi berbasis komputer dalam pelaksanaannya membutuhkan metode dan prosedur, dimana metode dan prosedur tersebut merupakan bagian dari model informasi. Model informasi didefinisikan dengan urutan-urutan kegiatan yang ada untuk menghasilkan output dari input yang ada.

(12)

Trias Anggorojati | E40 SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi.

2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan. 3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi.

4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik.

5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 6. Merancang sistem informasi baru.

7. Membangun sistem informasi baru.

8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru. 9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila

diperlukan.

System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize. Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama.

Menurut O,Brien (1999), SDLC adalah penerapan pendekatan sistem untuk mengembangkan suatu sistem informasi (SI) dengan tahapan pengembangan seperti paparan dibawah ini.

1. Investigasi sistem

(13)

Trias Anggorojati | E40 kelayakan yang mengevaluasi : kelayakan organisasi, ekonomi, teknis dan operasional serta identifikasi manfaat.

2. Analisa sistem

Tahap ini melakukan analisa secara mendalam terhadap informasi yang dibutuhkan pengguna, kelengkapan organisasi dan sistem yang digunakan saat ini bertujuan untuk membentuk sunctional requirement yang dibutuhkan oleh pengguna. Analisa tersebut menenetukan informasi bisnisyang spesifik seperti : tipe informasi, format produk informasi, time frame yang diperlukan dan kemampuan proses informasi untuk masing-masing aktifitas sistem (input, proses, output, penyimpanan dan kontrol). Tahap ini menghasilkan kebutuhan fungsional pengguna hardware, software, network dan data sumberdaya manusia yang digunakan pada sistem yang baru.

3. Perancangan sistem

Tahap ini merupakan aktifitas yang menghasilkan spesifikasi sistem untuk memenuhi kebutuhan fungsional pengembangan dalam tahap analisa sitem. Ada tiga aktifitas pernancangan sistem, yaitu :

a. Desain User Interface, merupakan kegiatan untuk merancang interaksi antara pengguna dengan aplikasi komputer, baik dalam hal penetuan metode masukan maupun keluaran seperti kemudahan penggunaan halaman-halaman web internet dan ekstranet.

b. Desain Data, merupakan kegiatan untuk merancang struktur database maupun file yang akan digunakan dalam sistem informasi. Desain data akan menghasilkan :

1) Atribut atau karakteristik entitas yang diusulkan sebagai kebutuhan pemeliharaan sistem informasi.

2) Relasi dari masing-masing entitas yang harus ada.

3) Data elemen spesifik yang dibutuhkan untuk memelihara masing-masing entitas dalam sistem informasi

c. Desain Proses, merupakan aktifitas yang berfokus pada perancangan sumberdaya perangkat yaitu program dan prosedur yang dibutuhkan oleh sistem informasi yang disulkan.

(14)

Trias Anggorojati | E40 Merupakan penerapan sistem informasi yang telah dirancang, menyangkut hardware dan software, pengembangan software, uji program dan prosedur, pembuatan dokumentasi dan segala aktifitas instalasi. Selain itu juga melaksanakan pendidikan dan pelatihan terhadap pengguna dan tenaga spesialis yang akan mengoperasikan sistem yang baru. Tahap akhir dari implementasi adalah melakukan konversi dari sitem yang digunakan saat ini ke sistem yang baru dikembangkan. Metode konversi dapat mengurangi dampak dari penggunaan teknologi baru dalam organisasi. Beberapa alternatif konversi sistem yang dapat digunakan adalah parallel, pilot, phased dan plune.

5. Pemeliharaan sistem

Aktifitas ini merupakan tahap akhir dari SDLC yang meliputi : monitoring, evaluasi dan modifikasi sistem sehingga sesuai kebutuhan pengembangan. Termasuk juga proses peninjuan pasca implementasi untuk meyakinkan implementasi sistem baru sesuai dengan kebutuhan fungsional bisnis pada tahap perancangan sistem.

(15)

Trias Anggorojati | E40 2.4. Metode Prototyping

Metode ini dirancang sebagai paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi, tidak hanya sekedar evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan sistem informasi itu sendiri.

Metode ini merupakan proses pembuatan sistem yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya (Mc Leod,1995). Prototyping dapat menggantikan SDLC pada sistem berskala kecil, namun untuk sistem berskala besar penggunaannya dipadukan dengan SDLC. Keuntungan penggunaan prototyping dimungkinkan menghemat biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasan penggunaan dengan sistem yang dihasilkan.

Metode ini dirancang agar dapat menerima perubahan-perubahan, agar dapat menyempurnakan prototipe yang sudah ada. Tujuannya tidak lain untuk menghasilkan sistem informasi yang dapat diterima serta perubahan-perubahan yang terjadi merupakan bagian dari pengembangan sistem. Keterlibatan dalam pengembangannya akan mempengaruhi kualitas akhir dari sistem yang akan dihasilkan.

Terdapat empat langkah pengembangan yang digunakan dalam metode prototipe (Mc Leod, 1995) yaitu :

1. Analisa dan identifikasi kebutuhan sistem 2. Pengembangan prototipe sistem

3. Penyesuaian sistem sesuai kebutuhan pemakai 4. Penggunaan sistem informasi

Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila perlu.

Jenis – jenis prototyping :

(16)

Trias Anggorojati | E40 • Requirement prototyping – digunakan untuk mengetahui kebutuhan

aktivitas bisnis user.

• Desain Prototyping - digunakan untuk mendorong perancangan system informasi yang akan digunakan.

• Implementation prototyping – merupakan lanjytan dari rancangan protipe, prototype ini langsung disusun sebagai suatu system informasi yang akan digunakan.

Keunggulan protptyping :

1. End user dapat berpartisipasi aktif

2. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan

3. Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi Kelemahan prototyping :

1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat 2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah 3. Bisanya kurang fleksible dalam mengahadapi perubahan 4. Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah 5. Prototype terlalu cepat selesai .

Proses ini umumnya hanya untuk satu produk dan karakteristik dari produk tersebut tidak dapat ditentukan secara pasti seperti produk manufaktur, sehingga penggunaan ”model pertama” bagi pengembangan software tidaklah tepat. Istilah prototyping dalam hubungannya dengan pengembangan software sistem informasi manajemen lebih merupakan suatu proses bukan prototipe sebagai suatu produk.

(17)

Trias Anggorojati | E40 2.5. Web Development

Menurut Syahputra (2003), Web merupakan suatu jaringan komputer global yang menggunakan protokol internet (internet protocol). Suatu web biasanya akan berbentuk server yang berisi data dan informasi dipergunakan untuk mnyebarluaskan informasi bagi suatu organisasi yang membangun jaringan web tersebut. Web server adalah merupakan suatu server internet yang menggunakan protocol HTTP (hypertext Transfer Protocol) untuk melayani semua proses pentransferan data. Dengan adanya Web server ini, semua pengguna internet di berbagai belahan dunia dapat dengan mudah menerima berbagai informasi hanya dengan cara melakukan browsing dengan menggunakan program browser.

Data dan informasi yang akan ditemukan dalam suatu web akan disimpan dalam bentuk dokumen Homepage. Dokumen Homepage tersebut akan menggunakan standar tulisan yang sama untuk setiap platform komputer, dalam hal ini berformat HTML (Hypertext Markup Language). Dokumen HTML tersebut akan dikatakan pada web server agar bisa diakses oleh mereka yang memerlukan.

Menurut Sutarman (2003), Web dapat dikategorikan menjadi dua yaitu Web statis dan dinamis atau interktif. Web statis adalah web yang berisi atau

menampilkan informasi-informasi yang sifatnya statis(tetap), sedangkan web dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta dapat berinteraksi dengan user yang sifatnya dinamis. Pengembangan web biasanya lebih ditujukkan kepada upaya untuk menampilkan data atau informasi yang dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan dalam lingkungan internet. Tujuan suatu organisasi menggunakan web biasanya untuk menyebarluaskan informasi, baik berupa promosi produk, penyampaian misi dan visi, dan sebagainya.

(18)

Trias Anggorojati | E40 1. Isinya menarik

2. Tampilannya bagus

3. Navigasinya jelas, tidak membingungkan pengunjung 4. Kecepatan akses situs tersebut tinggi

Sedangkan menurut Siagian (2002), agar informasi yang disajikan selalu baru (up to date), beberapa langkah yang harus dilakukan dalam mebuat design web adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi daerah penyebaran informasi dan isi publikasi yang akan terjaring dalam web.

2. Menentukan perangkat yang akan digunakan untuk menyediakan infromasi, apakah menggunakan web server, e-mail atau lainnya.

3. Menentukan pemakaian interface web untuk penanganan informasi resmi sebagai aplikasi utama.

4. Membuat proyek percontohan (pilot project)

5. Menentukan tingkat keamanan dan kerahasiaan data atau informasi

6. Sumberdaya manusia, aspek yang harus diperhatikan meliputi : persyaratan pengetahuan, keterampilan, dan orientasi kultural organisasi.

Agar informasi sebagai resource organisasi bermanfaat dalam proses manajemen, informasi tersebut harus memiliki ciri kemutakhiran, kelengkapan, keandalan, akurasi, dapat dipercaya serta tersimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditelusuri jika diperlukan. Guna menjamin terwujudnya kedua hal tersebut, diperlukan audit sistem pengolahan data.

Menurut Pressman (2001), agar Web Application (WebApp) berkembang dari informasi yang bersifat statis menjadi dinamis maka diperlukan pengembangan kerangka Web Engineering (WebE) yang efektif melalui aktifitas framework dan tugas teknik. Model proses WebE menurut Pressman (2001)

meliputi enam kegiatan sebagai berikut :

(19)

Trias Anggorojati | E40 2. Perencanaan (Planning), bertujuan untuk mengestimasi biaya proyek secara keseluruhan, evaluasi resiko yang mungkin timbul dan mendefinisikan jadwal rencana pembuatan aplikasi web.

3. Analisis (analysis), merupakan kegiatan untuk menetapkan syarat-syarat teknis dan mengidentifikasi isi web aplikasi yang akan dihasilkan dan ditampilkan pada aplikasi.

4. Perancangan (engineering), merupakan kegiatan yang terbagi menjadi dua bagian tugas yaitu terdiri dari :

a. Non teknis

Desain isi dan produksi merupakan tugas dari anggota tim WebE non teknis yaitu mendesain isi, memproduksi dan mendapatkan selutuh informasi yang berupa grafis, audio, video yang akan dimuat dalam WebApp.

b. Teknis

Untuk menghasilkan desain berbasis web yang efektif, seorang Web Engginer harus bekerja berdasarkan empat elemen taknis sebagai berikut : prinsip dan metode desain, aturan-aturan cemerlang, pola desain dan templates. Masing-masing elemen tersebut dapat dijabarkan secara terinci dalam sesi sebagai berikut :

1) Desain arsitektural (architectural design)

Struktur WebAPP, terdapat empat macam struktur yang adapat dipilih dalam mengembagkan desain untuk WebApp yaitu linear, Grid, Hirarkial dan Jaringan.

2) Desain Patterns, dapat digunakan tidak hanya pada aplikasi dari elemen fungsional tetapi juga dapat digunakan untuk dokumen, grafis dan memperindah penampilan situs web.

3) Desain Navigasi

Desain Web harus menetapkan arah navigasi yang dapat mempermudah user dalam mengakses isi WebApp. Untuk mempermudah pengaksesan WebApp desainer harus dapat mengidentifikasi semantik (visitor, registered customer atau previleged user) dan dapat menetapkan navigasi

(20)

Trias Anggorojati | E40 4) Desain antar muka

Kegiatan yang dilakukan dalam desain antar muka adalah menetapkan maksud dan tujuan dari masing-masing bagian atau tugas, memetakan setiap maksud dan tujuan dalam kegiatan yang lebih spesifik, menentukan urutan User Scenario, mengindikasikan keadaan sistem, menetapkan mekanisme kontrol berpengaruh terhadap sistem, dan mengindikasikan bagaimana interpretasi user terhadap sistem dari informasi yang tersedia sampai antar muka.

5. Page Generation

Merupakan kegiatan pembuatan konstruksi dengan menggunakan alat bantu otomatis untuk menghasilkan kreasi WebApp. Isi dari kegiatan tersebut merupakan gabungan antara arsitektur , navigasi dan desain antar muka untuk menghasilkan halaman-halaman web dalam HTML, XML dan bahasa pemograman lain (seperti Java). Sedangkan testing merupakan kegiatan ujicoba untuk melihat kelayakan operasi dari WebApp.

6. Customer Evaluation

(21)

Trias Anggorojati | E40

III.

PEMBAHASAN

Pembuatan Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang ini mengikuti siklus dari SDLC yang diawali dengan investigasi sistem, analisa sistem dan perancangan sistem berbasis web, implementasi dan pemeliharaan sistem. Untuk dua proses terakhir belum bisa dilakukan karena proses penelitian ini dibatasi sampai dengan tahap perencanaan, seiring dengan dibutuhkannya waktu yang lebih panjang untuk tahap implementasi dan pemeliharaan sistem.

3.1Investigasi sistem

3.1.1 Formulasi Permasalahan

Seperti telah diulas di bab sebelumnya bahwa potensi akan pasar ikan hias, khususnya ikan hias air tawar Cupang (Betta sp.) masih cukup terbuka lebar, baik pasar di luar negeri maupun di dalam negeri sendiri. Kebutuhan pasar yang ada baru terpenuhi sekitar 60% saja, dimana tidak diimbangi dengan kemampuan supply atau produksi dikarenakan minimnya jumlah pengusaha atau peternak ikan hias Cupang akibat kurangnya promosi maupun dukungan pemerintah. Kurangnya informasi, berita, sosialiasasi, maupun aktivitas pembinaan dari pemerintah mengakibatkan rendahnya jumlah pemain atau pengusaha baru yang terjun ke bisnis ini. Jumlah pengusaha atau peternak ikan cupang yang masih sedikit dengan kapasitas produksi atau jual yang masih rendah mengakibatkan permintaan yang ada tidak terpenuhi secara maksimal.

Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah secepatnya untuk dapat membuka lapangan usaha baru, usaha kecil menengah dan usaha rumahan untuk menjemput dan menangkap potensi yang ada di pasar luar dan dalam negeri. Dan juga untuk menghindari masuknya impor ikan cupang dari negara – negara tetangga ke Indonesia.

3.1.2 Alternatif Penyelesaian Masalah

(22)

Trias Anggorojati | E40

ini, masyarakat umum akan mudah mendapatkan seluruh informasi seputar budidaya ikan cupang. Dimulai dari data-data mengenai potensi pasar yang ada, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Simulasi mengenai permodalan yang harus disiapkan dan keuntungan yang akan diperoleh. Tahapan atau jalan untuk mendapatkan pinjaman lunak bagi pengusaha/peternak baru dan UKM. Persiapan dan cara budidayanya, mulai dari mempersiapkan kolam, bibit ikan, pemeliharaan, pembudidayaan, sampai tahapan panen. Dan tentu saja proses penjualan, dimana web ini juga diharapkan bisa menjadi pusat informasi bagi konsumen atau reseller baru untuk mendapatkan informasi detail mengenai bisnis ikan cupang. Sehingga web ini nantinya juga bisa menjadi pintu koneksi antara produsen dan konsumen.

3.2 Analisa Sistem

Sistem informasi budidaya ikan cupang berbasis web ini nantinya akan tersusun menjadi 7 subsistem, yakni subsistem halaman awal, profil Betta sp, potensi pasar, proses budidaya, simulasi usaha, berita, dan buku tamu. Pengguna dibedakan menjadi 2, yaitu pengguna biasa (user) dan anggota (member). Pengguna adalah semua orang yang dapat mengakses internet dan memiliki minat terhadap informasi bisnis ikan cupang. Sedangkan member adalah pengguna biasa yang mempunyai hak dan kewajiban serta fasilitas-fasilitas khusus yang disediakan oleh sistem. Setiap anggota harus mendaftarkan diri secara resmi agar keberadaannya dapat diketahui dan memudahkan untuk proses pembinaan.

(23)

Trias Anggorojati | E40 Selanjutnya, dilakukan identifikasi mengenai pelaku, dan pengguna informasi, data-data pendukung sistem informasi, dan kebutuhan fungsional sistem informasi.

1. Pelaku dan pengguna

Pelaku dalam sistem informasi dapat melakukan akses, input, serta mengolah data. Pelaku Sistem Informasi budidaya ikan cupang ini antara lain :

a. Kementrian Kelautan dan Perikanan sebagai basis data mengenai potensi pasar dan peluang usaha baik di tingkat lokal maupun internasional. Kementrian Kelautan dan Perikanan juga dapat memberikan info mengenai jurnal ilmiah yang terkait dengan budidaya ikan cupang.

b. Peternak/pengusaha dan masyarakat umum yang terdaftar sebagai member.

c. Admin yang mempublikasikan berita terbaru serta mengolah data yang diterima dari pelaku lain sehingga bisa diakses oleh pengguna secara umum.

2. Data-data pendukung sistem informasi

Agar data-data dapat dintegrasikan menjadi informasi yang berarti, data tersebut harus disusun dengan menggunakan model tertentu dan disimpan dengan mengggunakan bentuk format yang mudah diakses dan mudah dibaca. Data-data pendukung yang diperlukan antara lain :

a. Data populasi peternak ikan cupang dan kapasitas produksi/supply b. Data harga

c. Data pasar dalam negeri dan luar negeri d. Data Publikasi Ilmiah

(24)

Trias Anggorojati | E40

3.3.Desain Sistem Informasi Berbasis Web

Sistem Informasi berbasis web ini nantinya akan dikembangkan dengan menggunakan software Frotpage 2000 sebagai aplikasi pembangun, sedangkan manajemen database menggunakan software SQL Server 2000. System yang akan dikembangkan merupakan sistem yang berbasis pada internet sehingga memungkinkan semua mayarakat umum bisa mengakses dan mengambil manfaat secara cepat dan mudah. Saat ini rancang bangun sistem informasi budidaya ikan cupang berbasis web ini baru sampai tahap analisa sistem, dan akan dikembangkan lebih jauh untuk desain sistem, implementasi dan verifikasinya.

Berikut adalah contoh sistem informasi berbasis web yang sudah ada di internet, dimana dirasakan beberapa web yang sudah ada ini masih belum mampu memberikan informasi yang maksimal kepada masyarakat mengenai produk ikan cupang dan potensi ekonomis dibaliknya. Beberapa web yang sudah ada hanya dibangun secara individual dan hanya untuk kepentingan individu atau komunitas tertentu.

(25)

Trias Anggorojati | E40 Gambar 6. Contoh Web Informasi Ikan Cupang

(26)

Trias Anggorojati | E40

IV.

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : 1. Masih terbuka lebarnya peluang usaha ikan hias, khususnya ikan hias

Cupang (Betta sp.) baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dimana jumlah peternak atau pengusaha ikan cupang di dalam negeri yang menggeluti usaha budidaya ikan hias ini masih sangat sedikit sehingga produksi atau kapasitas jual ikan cupang masih belum mampu memenuhi permintaan pasar yang ada .

2. Masih terbatasnya informasi yang diberikan kepada masyarakat mengenai peluang atau potensi bisnis ikan cupang yang ada sehingga tidak banyak peternak atau pengusaha baru yang muncul yang mau menggeluti usaha budidaya ikan cupang secara serius.

3. Rancangan Sistem Informasi budidaya ikan cupang berbasis web ini dikembangkan untuk memberikan solusi atas permasalahan di atas, dimana sistem informasi budidaya ikan cupang berbasis web ini akan menjadi suatu pusat informasi yang terintegrasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan budidaya ikan cupang. Dengan adanya pusat informasi yang lengkap dan mampu memberikan data yang riil dan terintegrasi, diharapkan masyarakat umum maupun calon peternak atau investor baru akan lebih optimis dan mau ikut menggeluti usaha budidaya dan penjualan ikan cupang sehingga dapat membuka lapangan usaha baru, mengisi kebutuhan permintaan dalam negeri dan meningkatkan devisa negara dengan meningkatkan kapasitas ekspor ikan cupang ke luar negeri.

4. Rancangan Sistem Informasi budidaya Ikan Cupang berbasis web ini dikembangkan dengan mengikuti tahapan SDLC yang ada sampai dengan tahapan analisa sistem, sehingga masih perlu dikembangkan tahapan desain sistem, implementasi dan verifikasi atau evaluasi sampai diperoleh suatu sistem informasi berbasis web dengan tampilan yang menarik dan user friendly,mudah diakses, mampu memberikan data dan informasi yang

(27)

Trias Anggorojati | E40

V.

DAFTAR PUSTAKA

McLeod, Jr,Raymond. 1995. Sistem Informasi Manajemen, Studi Sistem Berbasis Komputer. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit PT prenhalindo. Jakarta O’Brien, J.A. 1999. Management Information Systems : Managing Infromation

technology in the internetworked enterprise. Fourth edition. Penerbit McGraw-Hill company Inc. USA

Syahputra, andi. 2003. Apache web server. Seri linux redhat 7.1. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Siagian,S.P. 2002. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 2. Cet 2. Bumi Aksara. Jakarta.

Sutarman. 2003. Membangun aplikasi web dengan PHP dan MySQL. Seri pemograman Web. Penerbit Graha Ilmu.

Gambar

Gambar 1. Model Umum Sistem
Gambar 2. Tahapan SDLC (O’Brien : 2006)
Gambar 3. Tahapan Prototyping dengan Metode Waterfall
Gambar 4. Halaman Menu Subsistem Utama Web Ikan Cupang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi ini tentu dapat memberi dampak terhadap pola pembelian yang dilakukan remaja salah satunya adalah pembelian impulsif yang dilakukan secara online.Tujuan penelitian

Bibit rumput laut unggul dapat diperoleh dengan menggunakan metode seleksi klon dan bioteknologi (kultur jaringan dan rekayasa gen). Seleksi klon/massa dapat dilakukan dengan mudah

Untuk dapat menimbulkan suatu proses kognitif memahami dalam kategori menerangkan dengan contoh tersebut, seseorang diberikan sebuah konsep atau prinsip tertentu kemudian

Robbana laa tuzigh qulubanaa ba'da idz-hadaitanaa wa hablanaa milladunka rohmah, innaka antal wahhab "Ya Tuhan kami, janganlah menyesatkan hati kami sesu- dah Engkau

Berdasarkan molecular docking, aktivitas analgetika dapat diketahui dari kestabilan ikatan senyawa HP2009 dengan enzim COX-2, yang terlihat dari score docking bahwa senyawa

Terkadang kita ingin mempercantik tampilan desktop pada CPU atau notebook kita dengan membuat aplikasi sederhana yang disediakan software aplikasi NetBeans IDE

Produk yang ditawarkan juga harus mempunyai kreativitas yang tinggi, karena menurut penelitian Handoko (2000) menyebutkan bahwa sistem pengukuran kinerja dalam suatu perusahaan

Penulisan skripsi ini penulis memilih judul: PENERAPAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA MENURUT PASAL 340 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (STUDI KASUS