Mengidentifikasi Suatu Pembangunan
(Dampak Kawasan Kost Mahasiswa Terhadap Kualitas Lingkungan Hidup dan Sosial) Nama : Erna Siti Huzaemah
Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh lingkungan begitupun sebaliknya,
lingkungan dapat dipengaruhi oleh aktifitas manusia. Proses pembangunan yang
dilakukan tanpa adanya pelestarian lingkungan dapat menimbulkan masalah lingkungan
diantaranya banjir. Rupanya keberadaan kampus ternyata membawa dampak yang
bermacam-macam pada lingkungan masyarakat. Dampak sosial, agama dan ekonomi
menjadi tiga aspek yang didapatkan masyarakat dari adanya kampus dalam sebuah
lingkungan. Sebab perkembangan terjadi ketika salah satu kampus berada
ditengah-tengah masyarakat, Kemudian akan semakin tingginya intensitas kegiatan perekonomian
yang menjadi sinyal dan peluang bagi para penduduk, maka pendapatan serta
kesejahteraan penduduk di kawasan ini meningkat.
Kali ini saya akan memaparkan beberapa dampak yang terjadi di kawasan Kost
Manisi Cibiru Bandung. Kawasan ini merupakan kawasan kost yang strategis, sebab
berdekatan dengan kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan dekat dengan
berbagai macam pedagang sehingga akan mudah melakukan transaksi atau membeli
berbagai macam untuk kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, kawasan ini membentuk
permukiman yang padat dan diminati oleh para mahasiswa UIN khususnya. Dengan itu,
banyak warga yang menanan modal di kawasan ini, untuk membuat usaha warung
makan, warnet, konter dan yang paling utama yaitu membuat kost serta kontrakan.
Pembangunan tersebut erat kaitannya dengan perubahan penggunaan lahan. Apabila
terjadi perubahan penggunaan lahan, misalnya di kawasan hulu yang berupa hutan
lindung digunakan untuk permukiman atau perumahan sedangkan kawasan hilir
sendiri maupun daerah sekitarnya. Terjadinya perubahan penggunaan lahan akan terjadi
kerusakan suatu ekosistem yang menyebabkan habitat tanaman atau binatang rusak.
Selain itu kekeringan juga mungkin dapat terjadi akibat pembangunan, dengan
penggunaan air tanah semakin sedikit, sementara air hujan yang masuk kedalam tanah
lebih lambat dari air yang digunakan atau dipompa.
Selain itu dikawasan ini selalu ramai dengan para mahasiswa yang sudah menjalankan
aktifitasnya baik di siang ataupun malam hari. Karena permintaan yang cukup tinggi,
maka banyak pihak kost yang mendirikan kamar kost, yang terus saja dipenuhi dengan
peminat yang memang menginginkan jarak kost ke kampus itu berdekatan dan mudah
ditempuh khususnya oleh para pejalan kaki. Bahkan sampai ke gang kecil pun terdapat
kost yang dihuni oleh para mahasiswa sehingga terhambatnya sinar matahari yang
menyebabkan beberapa kamar kost menjadi lembab karena berhimpit.
Dengan padatnya jumlah penduduk di kawasan ini berdampak rusak terhadap
lingkungan hidup, sebab kawasan kost tidak memperhitungkan tempat serapan air tanah
yang berlebih oleh penduduk sekitar. Pembuatan kakus yang terlalu dekat juga akan
mencemari kandungan air tanah, bahkan saluran pembuangan air yang terbuka dan
menggenang. Kemudian jika hujan deras air yang berasal dari selokan akan menggenang
lalu meluap dan menutupi jalan, sehingga akan menyebabkan terhambatnya lalu lintas
atau kemacetan. Itu akibat dari pemilik kost yang tidak memperhatikan standar
kelayakan huninya.
Pada satu sisi lingkungan merupakan penyedia hampir seluruh kebutuhan manusia
sebaliknya dan lingkungan sangat dipengaruhi keadaannya oleh aktifitas manusia dalam
mempertahankan kelangsungan hidupannya. Pengelolaan lingkungan yang kuranng
bijaksana akan lebih memperburuk keadaan, sehingga penurunan kualitas lingkungan
yang terjadi pada akhirnya mempunyai konsekuensi negatif pada penurunan derajat
kesehatan masyarakat. Penurunan kesehatan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh
angka kesakitan karena infeksi tetapi juga akibat kontaminasi zat-zat tertentu yang dapat
mengganggu kesehatan, baik yang bersifat toksik maupun tidak.
Kemudian dilihat dari lingkungan sosial, secara sosiologis pergeseran perspektif
mengenai dinamika masyarakat menuju kedewasaan, kemandirin, kesusksesan akan
semakin semarak dengan mengikuti alur perjalanan dan perkembangan jaman. Sementara,
persaingan, yang apabila ditelaah dari sudut sosiologis melahirkan prospek kerja yang
kolektif. Maka jangan heran apabila banyak kost-kostan yang sementara giat dibangun,
ada yang sementara berganti casing (selubung luar), ada juga yang sedang negosiasi
dengan penawaran dan peningkatan harga.
Hampir pasti sebagai pemilik modal pilihan membangun kostan menjadi kesukaan
tersendiri, tanpa berfikir dampak dari pembangunan tersebut untuk beberapa bulan atau
beberapa tahun mendatang. Sebab aktivitas membangun kost di satu sisi mampu
mengubah wajah ekonomi sebuah keluarga, namun di sisi lain pembangunan
(infrastruktur dan penataan kota) tidak mengutamakan penataan yang baik. Jarak
maksimum kost-kostan yang tidak lagi memperhatikan aturan kenyamanan dan sirkulasi
udara yang sehat bagi keberlangsungan hidup penghuninya. Akibatnya banyak
kost-kostan terkesan diabaikan, jarak rumah yang berdempetan menyebabkan cosleting arus
listrik pendek yang mengundang terjadinya kebakaran.
1.2 Analisis
Hal ini terjadi karena kehidupan yang bebas di kawasan kost akan mengurangi rasa
perduli antar penduduk. Kepedulian sosial akan menurun, karena antar individu tak saling
mengenal. Kemudian dengan keadaan kost yang bebas, sehingga membuat para kaula muda
khususnya akan leluasa juga untuk melakukan segala macam hal yang ingin ia lakukan,
mungkin disebabkan dengan tidak adanya ketegasan dan kebijakan yang diberikan oleh
pemilik kost terhadap penghuni kost. Hal ini menciptakan masyararkat masyarakat apatis
serta kehidupan yang bebas yang dapat melanggar norma-norma kemasyarakatan di kawasan
tersebut. jumlah mahasiswa yang besar menjadikan semakin padatnya dan maraknya kost
yang cenderung menggerombol di sekitar kampus.
Pada dasarnya kegiatan pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan
masyarakat (sehat, cerdas, aktif). Kegiatan pembangunan selain berdampak positif bagi
masyarakat juga berdampak negatif. Dampak tersebut ada yang bersifat langsung maupun
tidak langsung. Diantaranya jika mengabaikan kebersihan akan terjadi peningkatan penyakit
akibat perubahan pola konsumsi pangan masyarakat sebagai konsekuensi peningkatan taraf
ekonomi yang tidak disetai dengan pengetahuan tentang gizi dan kebutuhan gizi, kemudian
perubahan kualitas udara dapat menjadi pemicu meningkatnya kasus infeksi saluran
memiliki hubungan yang searah dengan meningkatnya kasus-kasus pada berbagai peyakit,
pencemaran lingkungan dan konflik sosial.
Sebab tidak adanya pengontrol dan penataan kawasan kost, maka pertumbuhan ini akan
semakin liar. Ditambah lagi dengan mahasiswa yang pada umumnya mencari tempat kost
dengan biaya sewa yang miring atau murah dan jarak tempuh kampus yang terjangkau oleh
pejalan kaki. Karena itu banyak kost dengan harga-harga yang miring dengan mengabaikan
aspek-aspek lingkungan serta hunian yang layak. Oleh karena itu dalam pembangunan harus
bersifat rasionalistis, artinya haluan yang diambil harus berdasarkan pada pertimbangan
rasional, kemudian adanya penataan pembangunan serta proses pembangunan yang sangat
matang, sehingga akan terkendali sesuai dengan perencanaan.
Menurut saya solusi yang harus dilakukan yaitu langkah pertama harus merubah mind
set pemilik kost untuk merencanakan dengan baik pembangunan kost yang mendatang, serta
lebih tegas lagi dalam memberikan aturan dan kebijakan kepada penghuni kost supaya tidak
berlaku bebas atau semaunya. Kemudian kepadatan ini dapat diatasi dengan penataan
kawasan serta peremajaan daya dukung lingkungan layak. Jadi kostan yang padat dapat
mempengaruhi keadaan sosial masyarakat, namun dapat diminimalisir dengan memperbaiki
lingkungan. Misalnya tidak membuat kakus yang terlalu dekat sehingga tidak mencemari
kandungan air tanah, membangun kost yang layak huni dan membentuk serta menjalankan
Kemudian tidak membiarkan saluran pembuangan air terbuka dan menggenang,
sehingga tidak akan mengurangi kenyamanan bagi warga di kawasan tersebut. Serta
melakukan pengontrolan dalam setiap pembangunan supaya terjadi pembengkakak penduduk
yang akan merubah lingkungan menjadi tidak sehat dan muncul berbagai konflik sosial. Oleh
karena itu, Pemerintah harus bekerja ekstra melalui ketua RT/RW dalam menghimbau,
mengusahakan kebersihan, kenyamanan, dan ketertiban. Sehingga dapat mencegah lebih