• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI SINGKONG SEBAGAI BAHAN MAKANAN A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POTENSI SINGKONG SEBAGAI BAHAN MAKANAN A"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

Indonesia memiliki masyarakat yang identik dengan nasi sebagai makanan pokok utama. Walaupun Indonesia mempunyai beberapa jenis makanan pokok lain seperti jagung, gandum, sorgum dan singkong. Bahan makanan tersebut tetap tidak berpengaruh terhadap anggapan masyarakat untuk lebih memilih selain nasi sebagai makanan pokok utama. Saat ini impor beras semakin naik dan mengakibatkan harga juga semakin naik. Untuk itu diperlukan langkah pemerintah untuk mengga lakan bahan makanan utama pengganti yang belum terlaksana dengan baik di masyarakat. Singkong merupakan salah satu komoditas bahan makanan pokok terbesar tetapi belum diberdayakan secara maksimal baik di masyarakat maupun di level industri. Banyak olahan makanan yang dapat diciptakan dari singkong, mulai dari makanan ringan (snack) seperti keripik sampai makanan utama (main course). Makalah ini bertujuan untuk memperluas khasanah kuliner dari bahan dasar singkong, dan bagaimana pendekatan marketing dapat mengetaui cara memaksimalkan komoditas singkong. Langkah ini juga diharapkan dapat mendukung keberadaan produk kuliner singkong menuju dan bersaing di tingkat global market.

Kata kunci: singkong, anggapan, makanan pokok, pendekatan marketing, global market

PENDAHULUAN/LATAR BELAKANG

Beras merupakan makanan pokok utama penduduk Indonesia. Beberapa dekade yang lalu, Indonesia memang disebut sebagai Macan Asia dengan menjadi negara yang bisa melakukan swasembada beras di wilayah se-Asia Tenggara. Namun, sekarang kondisi mulai berubah dimana pemerintah harus mengimpor beras dari negara tetangga yaitu, Kamboja dan Thailand. Tingkat konsumsi penduduk Indonesia akan beras sekitar 140kg per orang per tahun. Jumlah itu jauh diatas tingkat konsumsi penduduk Kamboja, Thailand, dan Malaysia yang hanya berkisar 65-70kg per orang per tahun. Sejalan dengan tingkat konsumsi beras yang semakin naik, lambat laun harga pun juga akan naik sesuai permintaan pasar.

Untuk menghindari kenaikan harga tersebut, penduduk Indonesia perlu berhemat sampai ke angka 100kg per orang per tahun untuk bisa mengekspor beras. Bahan pangan alternatif lain yang menjadi polemik adalah jagung dan gandum. Diperkirakan hingga akhir tahun 2012, pasokan jagung dunia akan menurun mengingat Amerika Serikat sebagai eksportir utama jagung sebesar 42% di dunia sedang dilanda kemarau. Terlebih lagi tingkat konsumsi gandum yang lambat laun terus meningkat hingga mencapai 10 juta ton per tahun. Apabila Indonesia tetap tergantung dengan impor gandum dikhawatirkan akan menyedot devisa negara yang cukup besar.

(2)

2 pangan masyarakat. Terlebih lagi untuk membawa singkong go International. Dibutuhkan referensi ide-ide kreatif para entrepreneur untuk mengolah lebih kreatif lagi panganan-panganan berbahan dasar singkong. Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, hal ini juga untuk mengubah paradigma masyarakat tentang makanan dari singkong.

Dengan adanya peluang substitusi tersebut, diperlukan pengkajian lebih mendalam berkaitan dengan potensi makanan yang berasal dari singkong. Diharapkan makalah ini dapat membuka wawasan bagi para pengusaha muda untuk membuat portfolio baru dalam hal kuliner yang kompetitif baik di skala nasional maupun internasional.

TUJUAN

Dengan adanya makalah ini, diharapkan terjadi diskusi lebih mendalam tentang komoditas singkong nasional. Adapun tujuan dibentuknya makalah ini adalah,

1. Meningkatkan nilai tambah tanaman singkong, baik untuk konsumsi skala kecil (keluarga) maupun skala besar (industri).

2. Membuka wawasan masyarakat, khususnya para entrepreneur untuk menciptakan produk baru berbahan dasar singkong.

3. Menciptakan lapangan kerja baru dan penyerapan tenaga kerja.

4. Mengedukasi masyarakat tentang manfaat dan peran singkong sebagai makanan pokok alternatif.

5. Membantu pemerintah dalam sosialisasi program pemerintah berkaitan dengan diversifikasi makanan pokok.

6. Memperkenalkan langkah pemasaran yang strategis bagi pelaku usaha olahan simgkong, khususnya pengusaha di daerah.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah study literature atau berupa secondary data yang berasal dari beberapa sumber. Sumber berasal dari media cetak seperti; buku, majalah, koran, dan media cetak lainnya. Data-data hasil riset berasal dari internet yaitu, website resmi FAO (Food and Agriculture Organization) dan World Bank. Semua data dikondisikan se-valid mungkin mengingat banyak sumber dari internet yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tujuan dari metode study literature iadalah untuk menentukan teori beserta data-data yang jelas berkaitan dengan pembuatan makalah.

(3)

3 Metode ketiga yang digunakan adalah interview. Sasaran interview adalah para pelaku bisnis olahan singkong yang ada di sekitar Jabodetabek. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan alasan mengapa menggunakan bahan makanan yang dianggap masih tradisional dimana aneka jenis makanan modern semakin marak; strategi marketing apa yang digunakan untuk menambah jumlah penjualan; dan bagaimana cara mempertahankan kuliner tradisional yang makin lama semakin terpuruk. Sasaran interview adalah “Chiquita Pastry” dan seorang reseller keripik super pedas “Maicih”. Metode ini untuk membedah langkah strategis para pelaku bisnis dalam mengolah manajemen pemasaran mereka agar produk bisa diterima masyarakat dan laku dipasaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Asal-Usul Ubi Kayu (Singkong)

Ubi Kayu atau singkong atau dengan nama latin Manihot esculenta, bukan merupakan tanaman asli kawasan Asia Tenggara. Ubi kayu (singkong) adalah bahan makanan pokok penduduk asli Amerika Selatan bagian Utara, Selatan Mesoamerika, dan Kepulauan Karibia. Ketika bangsa Spanyol menaklukan daerah-daerah tersebut, budidaya tanaman singkong pun dilanjutkan oleh pemerintahan kolonial Portugis dan Spanyol. Seperti halnya kentang manis, kentang putih, jagung, kacang-kacangan, dan tomat. Singkong juga tumbuhan yang didatangkan dari dunia baru, yaitu Amerika (Dixon, 1982). Beberapa sumber mengatakan bahwa singkong di adopsi ke Jawa pada awal abad ke-17. Sumber yang lain mengatakan tanaman ini mulai diperkenalkan awal abad ke-18 di Jawa oleh bangsa Portugis. Ubi kayu (singkong) mulai ditanam secara komersial di wilayah Indonesia sekitar tahun 1810.

Kandungan Gizi dan Manfaat Singkong

Umbi Kayu adalah tanaman umbi-umbian yang berbentuk seperti semak-semak dengan tinggi 1-5 meter, memiliki batang yang bercabang dengan warna hijau, coklat, atau berwarna pucat. Daunnya berbentuk menjari dengan 3-9 jari tiap daun. Sel kelamin tumbuhan pada singkong terdapat pada bunga yang sama. Umbinya berwarna putih tetapi kadang berwarna kuning atau kemerahan (Purseglove, 1968).

Singkong mempunyai keunggulan dalam pemenuhan kebutuhan pokok, yaitu kaya akan karbohidrat dan lemak. Dibandingkan bahan pokok yang lain, singkong menempati urutan pertama dalam pemenuhan kalori. Dibawah ini merupakan tabel efisiensi perbandingan jumlah kalori masing-masing bahan makanan pokok.

Tabel 1. Tabel Efisiensi Perbandinagan Jumlah Kalori. Sumber: Soenarjo, (1986)

(4)

4 masyarakat umum, singkong mempunyai khasiat tertentu yang baik bagi tubuh. Menurut Prof. Hembing Wijayakusuma, seorang pakar tanaman obat, singkong dapat mengatasi rematik, sakit kepala, luka bernanah, diare, bahkan sebagai obat cacingan. Pemanfaatan bagian umbi dan daun dapat menimbulkan efek farmakologis sebagai antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah nafsu makan. Berikut kandungan gizi yang terdapat dalam setiap 100 gram singkong.

Kalori 121 kal Air 62,50 gram Fosfor 40,0gram Karbohidrat 34,00 gram Vitamin C 30,00 miligram Protein 1,20 gram Kalsium 33,00 miligram Besi 0,70 miligram Vitamin B1 0,10 miligram Lemak 0,30 gram

Tabel 2. Kandungan Gizi Singkong dalam setiap 100 gram. Sumber: Wikipedia, (2012)

Hampir semua bagian dari umbi ini dapat dimanfaatkan baik untuk skala konsumsi rumah tangga maupun skala industri. Sebagian besar singkong dimanfaatkan dalam bentuk gaplek (potongan kecil-kecil singkong kering), tepung, maupun langsung umbinya. Sebagai sumber pangan kaya karbohidrat, singkong diolah menjadi gaplek, pelet, chips, tapioka dan onggok. Industri dengan proses fermentasi dapat menghasilkan produk asam cuka, butanol, aseton, asam laktat, asam sitrat, gliserol dan monosodium glutamat. Sedankan melalui proses hidrolisis, singkong dapat diolah menjadi produk gula invert, high fructose syrup, dektrosa, sirup glukosa, sukrosa, dan maltrosa.

Gambar 1. Gaplek Gambar 3. Tepung singkong Gambar 2. Umbi Singkong

Komoditas Singkong di Indonesia

(5)

5 singkong lebih kepada penggunaan untuk industri, khususnya ethanol. Hal tersebut merupakan dua kegunaan singkong yang berbeda dari dua kawasan penghasil singkong terbesar di dunia. Thailand sebagai salah satu produsen singkong terbesar di dunia juga mengalami kelangkaan dan butuh sumber alternatif lain, yaitu gandum.

Di sisi lain, kondisi tersebut justru menguntungkan negara tetangga, seperti Kamboja, Vietnam, Laos, termasuk Indonesia. Pada tahun 2011, Indonesia menempati posisi pertama produsen terbesar se-Asia. Pergeseran posisi ini sudah terjadi sejak dua tahun terakhir secara berturut-turut yaitu 2010 dan 2011. Kondisi ini menunjukan prospek produksi singkong di Indonesia begitu tinggi tidak hanya di kawasan Asia tapi juga di dunia. Dengan jumlah komoditas singkong yang sangat melimpah, seharusnya tidak ada permasalahan kekurangan bahan makanan pokok di republik ini apabila dibudidayakan dan diolah secara optimal.

Menurut riset yang dilakukan oleh John Dixon, singkong dikonsumsi oleh 65% penduduk Indonesia yang mayoritasnya adalah warga miskin. Penduduk yang mengonsumsi singkong kebanyakan adalah warga yang berdomisili di Jawa dan Bali. Alasan mereka mengonsumsi singkong adalah

ketidakmampuan mereka untuk mengonsumsi beras. Berikut ini adalah data yang dikutip dari BPS, Survey Nasional Ekonomi Nasional, Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk (dalam kilogram per kapita) dapat kita lihat bahwa konsumsi singkong dalam daerah kota maupun pedesaan sangat kecil.

Tabel 3. Pengeluaran untuk konsumsi Penduduk. Sumber: Badan Pusat Statistik

(6)

6

Tabel 4. Produksi Komoditas Singkong di Dunia. Sumber: FAO, (2011)

Permasalahan Tidak Berkembangnya Singkong di Indonesia

Indonesia memiliki banyak varian konsumsi bahan makanan pokok salah satunya adalah singkong. Sebenarnya pemerintah sudah mencanangkan untuk melakukan diversifikasi pangan untuk mengatasi ketergantungan terhadap salah satu bahan makanan pokok. Namun, pada kenyataannya program ini sangat sulit dijalankan di lapangan. Kendala yang dihadapi bisa berasal dari segi masyarakat atau dari pemerintah sendiri yang kurang gencar dalam mennsosialisasikan program-program diversifikasi pangan.

Diversifikasi pangan pun menjadi harapan dan tekad pemerintah. Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Pangan Lokal merupakan salah satu langkah penting bagi upaya ketahan pangan berkelanjutan dan pengembangan kualitas manusia Indonesia yang prima (Fitri, 2009). Berkaitan dengan masalah ini terdapat beberapa alasan mengapa ubi kayu (singkong) tidak mudah untuk diaplikasikan sebagai bahan konsumsi pengganti beras.

Paradigma Singkong Adalah Makanan Kelas Menegah-Bawah

Adanya paradigma bahwa ubi kayu (singkong) adalah makanan kelas menengah-bawah adalah kendala terbesar yang harus diatasi. Mayoritas responden dari hasil focus group discussion bahwa singkong itu produk yang ketinggalan zaman, tua, dan tidak enak. Berdasarkan hasil tadi dapat disimpulkan bahwa paradigma masyarakat urban terhadap olahan singkong identik dengan makanan kampungan. Di dalam masyarkat Indonesia muncul resistensi bahwa selain mengonsumsi beras, dapat dikatakan kurang bergengsi, terlebih lagi di daerah kota metropolitan yang mana paradigma ini tertancap sangat kuat. Bahkan, di daerah pedesaan tingkat konsumsi ubi kayu (singkong) pun bisa dikatakan sedikit akhir-akhir ini dan hanya keluarga yang benar-benar tidak mampu saja yang mengonsumsi singkong sebagai makanan pokok, contohnya di daerah Gunung Kidul yang mana masyarakatnya mayoritas tidak mampu untuk membeli beras.

Kurangnya Penetrasi Program Diversifikasi Makanan Pokok oleh Pemerintah

(7)

7 untuk beralih dari satu makanan pokok ke jenis bahan utama yang lain membuat peraturan ini sia-sia belaka. Situasi ini justru mempersulit pemerintah untuk menghentikan impor bahan-bahan konsumsi pokok yang memang semakin mahal. Jika tidak segera diselesaikan, tingkat ketergantungan masyarakat akan suatu bahan pokok akan semakin tinggi dan justru akan menjadi bom waktu bagi negara ini.

Kurangnya Inovasi Produk Baru

Penyebab ketiga adalah kurangnya variasi jenis olahan dari singkong yang bisa mendorong masyarakat untuk beralih ke jenis makanan olahan singkong. Kebanyakan ubi kayu (singkong) diolah dalam bentuk kurang menarik seperti gorengan yang dijual pedagang pada umumnya atau dikusus biasa seperti yang dilakukan penduduk di pedesaan. Olahan ubi kayu (singkong) di tingkat branded consumer good juga bisa dikatakan kurang bervariasi. Seringkali hanya diubah ke dalam bentuk keripik yang mana belum bisa dikatakan sebagai salah satu makanan padat gizi untuk konsumsi keseharian. Perlunya inovasi produk baru dari bahan dasar singkong, dapat berpengaruh banyak pada minat masyarakat dalam mengonsumsi makanan olahan dari singkong. Berdasarkan respon dari responden group discussion, “ingkong itu akan laku jika bentuknya bukan singkong banyak dilontarkan oleh narasumber. Hal ini membuktikan bahwa pengembangan sesuatu yang baru memang mutlak diperlukan.

Dari ketiga permasalahan di atas, kembali lagi bagaimana mengubah paradigma masyarakat untuk mengonsumsi ubi kayu (singkong). Tidak hanya itu, dari sisi pelaku ekonomi seperti produsen makanan dan para entrepreneur juga harus didorong untuk selalu berinovasi dalam menciptakan produk-produk yang mempunyai daya saing atau competitive advantage baik di tingkat nasional, regional, dan bahkan internasional. Pada subbab berikut akan dijelaskan macam-macam olahan dari ubi kayu (singkong) yang dapat diangkat di pasar dan bagaimana mengangkat potensi singkong sebagai makanan khas lokal yang mempunyai daya saing tinggi bila disandingkan dengan makanan modern lainnya.

Pemecahan Masalah

Aneka Rupa Olahan Singkong

Singkong yang merupakan bahan dasar makanan dapat diolah menjadi aneka kuliner yang menarik dan lezat. Paradigma yang masih melekat di kepala masyarakat Indonesia bahwa singkong merupakan makanan kelas menengah-bawah adalah kendala psikologis utama. Untuk mengubah pandangan bahwa singkong adalah makanan kelas menegah-bawah, maka harus ada terobosan baru mengenai aneka makanan olahan singkong. Hampir seluruh bagian dari umbi-umbian ini dapat dimanfaatkan, mulai dari makanan ringan (snack) seperti keripik sampai diolah menjadi makanan utama (main course). Berikut ini adalah macam-macam olahan makanan yang terbuat dari bahan singkong,

Keripik Maicih

(8)

8 sentuhan kreativitas produk dan juga marketingnya mempunyai keunikan tersendiri. Pada dasarnya keripik berperisa pedas merupakan hal yang lumrah di kalangan umum. Namun, pemilik Maicih memberi level tertentu untuk tingkat kepedasan yang berbeda. Hal ini membuat konsumen tertarik untuk mencoba keripik Maicih level demi level.

Ditambah lagi marketingpenetration yang lebih banyak mengandalkan social media, yaitu Twitter. Walaupun terkesan irit marketing budgeting, cara ini sangat ampuh untuk

menarik konsumen yaitu dengan menggunakan kata “Bergentayangan” sebagai tanda dimana

penjual Maicih berada. Lokasi yang nomaden memberi kesan eksklusifitas pada produk satu ini. Ide yang kreatif dari sisi produk sampai marketing inilah kunci sukses mengapa panganan tradisional ini begitu digandrungi kalangan muda akhir-akhir ini.

Gambar 4. Keripik Maicih

Getuk Singkong

Kuliner satu ini mungkin banyak digemari oleh kalangan orang tua, namun tidak banyak remaja atau bahkan anak-anak yang suka dengan panganan sederhana ini. Berbahan baku singkong yang ditumbuk dan dicampur dengan gula pasir dan sedikit parutan kelapa, kemudian digiling halus dan dipotong sepanjang kurang lebih 7cm. Walaupun terkesan sederhana, namun sebuah toko yang berada di daerah Jakarta selatan bernama Chiquita Pastry mampu menghadirkan kuliner tradisional dengan penampilan dan cita rasa yang fresh dan khas. Toko ini mempunyai puluhan aneka makanan yang berbahan dasar singkong.

Meskipun dengan bahan singkong, kreasi kuliner yang dihasilkan tidak kalah dengan kudapan modern masa kini, seperti donat, jar/rainbow cake, atau brownies, baik deri segi penampilan ataupun rasa. Chiquita Pastry mampu mengubah makanan yang biasa menjadi kuliner yang menarik dengan rasa yang begitu menggoda, salah satunya adalah getuk tapir (keju-coklat).

(9)

9 Kusuka dan Qtela

Cemilan yang satu ini mungkin sudah tidak asing buat kita. Iklan yang cukup menarik dan pengemasan dan pemrosesan yang bisa dibilang modern. Kedua produk ini memiliki rupa seperti snack yang biasa ditemukan pada pusat perbelanjaan di penjuru daerah. Iklan yang sering diputar saat prime time terbilang sukses dalam menarik perhatian pemirsa televisi.

Rasa dari keripik yang terbilang cukup modern seperti barbeque, smoked beef, dan udang saus padang dengan sukses dapat menarik minat pembeli. Pembeli dengan range mulai dari anak-anak hingga dewasa gemar mengonsumsi snack ini.

Gambar 6. Keripik singkong Qtela

Keripik Daun Singkong Sri Lestari

Pengolahan tumbuhan yang memiliki khasiat medis adalah hal yang pertama kali menjadi tujuan utama. Pengolahan dengan cara tradisional dan pengemasan di plastik-plastik kecil dilakukanoleh Sri Lestari. Keripik ini dijual dengan cara dititipkan pada toko cinderamata dan pasar.

Pertama-tama, bisnisnya hanya berkutat di daerah Sleman, namun kemudian merambah ke berbagai daerah seperti Bantul, Klaten, Solo, Jepara, Bekasi, Cikarang, Tangerang, dan Bali. Tak hanya wisatawan lokal, di beberapa lokasi, keripiknya pun diborong oleh wisatawan mancanegara.

Gambar 7. Keripik daun singkong

Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Marketing

(10)

10 (Hermawan Kartajaya, 2010). Langkah pemasaran yang tepat memang suatu hal yang waijb bagi seseorang yang ingin mengembangkan kuliner berbahan singkong. Ditambah lagi konsumen yang semakin cerdas akan memilih sebuah produk, cara pemasaran yang inovatif dan jitu harus diterapkan.

Berdasarkan interview yang dilakukan kepada pemilik Chiquita Pastry dan salah satu reseller Maicih di daerah Jakarta, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk memasarkan makanan yang bersifat tradisional memang dibutuhkan langkah pemasaran yang strategis. Strategi yang diambil tidak hanya memberikan edukasi kepada potential customer mengenai sebuah produk, tapi juga bagaimana meningkatkan profit di dalam persaingan yang semakin ketat. Di industri makanan, semakin banyak competitor dan jenis makanan yang ditawarkan. Dari hasil interview dengan pelaku usaha kuliner tradisional disertai teori-teori strategi pemasaran yang kerap diterapkan di consumer goods market, makanan dari bahan singkong harus menerapkan serta mengembangkan beberapa konsep pemasaran di bawah ini,

Product Development

Rasa jenuh pasti muncul di benak masyarakat ketika mendengar kata simgkong. Di pikiran mereka pasti tertancap singkong rebus atau goreng jika mendengar olahan dari bahan ini. Terlebih untuk kalangan muda ataupun anak kecil, nama gethuk pasti masih terdengar awam di telinga mereka. Oleh karena itu, pengembangan produk baru dari bahan singkong sangatlah diperlukan. Seperti yang dilakukan oleh Chiquita Pastry, toko ini mengembangkan lebih dari 50 produk baru dari bahan dasar singkong. Rasa yang lezat dan dipadu dengan karakter makanan yang beraneka macam akan membuat olahan singkong digemari masyarakat luas. Menurut Marketing Manager Chiquita Pastry, pangsa pasar makanan tradisional di Indonesia begitu besar, terutama di kota besar seperti Jakarta dimana penduduk pendatang memiliki kerinduan akan aneka jajanan tempo dulu (Jeane, 2012). Dari hasil focus group discussion yang sudah dilakukan, 100% sample menyukai olahan singkong yang variatif. Mereka yakin bahwa produk-produk baru ini pasti laku keras di masyarakat.

Packaging

Penampilan bisa mengubah mindset seseorang akan suatu produk. Packaging adalah hal yang penting untuk kategori produk makanan. Selain mempercantik tampilan dari sebuah produk, packaging juga bisa menambah nilai dari produk tersebut. Bisa dibayangkan ketika calon pembeli dihadapkan oleh dua buah produk, yang satu menggunakan plastik biasa dan satunya di package secara apik pasti mereka akan memilih packaging yang apik. Walaupun dari segi harga bisa lebih mahal, namun calon pembeli pasti lebih memilih produk dengan packaging terbaik. Produk lebih terkesan cantik, aman, dan bernilai. Maicih menerapkan strategi packaging pada produknya, hal penting ini selain menambah nilai dari sebuah produk, jumlah penjualan pun ikut terangkat. Hal yang sama dilakukan pula oleh Chiquita Pastry pada product packagingnya. Point inini merupakan salah satu kunci sukses mereka demi mengubah paradigma orang-orang bahwa getuk dan sejenisnya adalah makanan rendahan.

Promotion

(11)

11 Marketing, kegiatan promosi dibagi menjadi tiga bentuk: consumer promotion tools (kupon, sistem pengembalian uang, sampai pembelian servis premium), trade promotion tools (diskon, pemberian merchandise) dan business promotion tools (penyelenggaraan kontes, bazar, dan sebuah pertemuan khusus).

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan promosi adalah bagaimana promosi tersebut dilakukan, berapa lama promosi tadi akan diterapkan dan kapan waktu yang tepat untuk melakukan promosi. Perencanaan yang tepat akan menghindari over budgeting dan memaksimalkan hasil dari kegiatan promosi. Pemanfaatan internet adalah cara paling mudah dalam promosi. Dengan adanya media sosial, websites, sampai blog membuat kegiatan promosi tidak terbatas dengan wilayah kota bahkan seluruh negara bisa mengaksesnya.

Twitter adalah kunci sukses Maicih dalam media promosi mereka. Tidak hanya itu, menjadi sponsor launching sebuah buku sampai mengadakan event musik pun menjadi salah satu media promosi produk keripik Maicih. Dengan menggunakan media sosial ini dan dipadu dengan konsep promosi yang cerdas, omzet penjualan Maicih bisa mencapai miliyaran rupiah. Sejak tahun 2003, dimana website masih sangat awam dan terbilang mahal untuk dikembangkan, Chiquita Patry sudah menerapkan internet based promotion untuk memperkenalkan produk dan segala informasi berkaitan usaha mereka. Dampaknya, sekarang produk Chiquita Pastry sudah banyak dikenal masyarakat khususnya di segmen perkantoran.

Marketing Channel

Marketing Channel adalah serangkaian organisasi independen yang membantu menyalurkan sebuah produk atau servis untuk kegiatan konsumsi oleh konsumen akhir atau konsumen bisnis (Amstrong & Kotler, 2011). Dengan keberadaan perantara ini, produk akan menyebar semakin luas dan bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Berdasarkan buku Marketing Management karya Russell S. Winner dan Ravi Dhar, perantara pemasaran terdiri atas banyak macam, contohnya, reseller, retailer, agen, broker, dan distributor. Distributor dan reseller adalah salah satu bentuk perantara yang paling cocok untuk kategori produk makanan.

Di dalam sistem marketing channel Maicih, para reseller mempunyai sebutan jendral. Dan Chiquita Pastry mempunyai tiga cabang toko yang terintegrasi dalam Foodcourt Ambasador, The Food Temptation Mall Kelapa Gading, dan ITC Kuningan. Dengan adanya perantara ini, omzet akan meningkat sejalan dengan penetrasi lapangan yang dilakukan dan masyarkat akan lebih mudah mengetahui dan mengenal produk lebih jauh.

(12)

12

KESIMPULAN

(13)

13

Daftar Pustaka

Amstrong & Kotler. (2011). Foundation of Mareting: An Introduction 10th edition, New Jersey, Prentice Hall.

Cock, J. H. (1982). Cassava: A Basic Energy Source in the Tropics. Science, New Series, 218(4574), 757-762. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/1689734.

Dixon, J. A. (1982). Cassava in Indonesia: its Economic Role and Use as Food. Contemporary Southeast Asia, 3(4), 361-373. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/25797682 .

Emery, R. F. (1960). Agricultural Production Trends and Problems in Indonesia. Far Eastern Survey, 29(8), 113-120. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/3024617 ..

Kurniasari, A. N. (2012, March 15). Sri Sukses dengan Keripik Daun [Web log post]. Retrieved from

http://www.harianjogja.com/baca/2012/03/15/sri-sukses-dengan-keripik-daun-170628?replytocom=87756

Lancaster, P. A., & Brooks, J. E. (1983). Cassava Leaves as Human Food. Economic Botany, 37(3), 331-348. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/4254509 ..

Lancaster, P. A., Ingram, J. S., Lim, M. Y., & Coursey, D. G. (1982). Cassava-Based Foods: Survey of Processing Techniques. Economic Botany, 36(1), 12-45. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/4254349.

Manfaat Singkong untuk Kesehatan. (n.d.). singkong.net. Retrieved October 15, 2012, from http://www.singkong.net/manfaat-singkong/60-manfaat-singkong-untuk-kesehatan.html

Mewahnya rasa pizza singkong. (n.d.). Retrieved October 8, 2012, from http://bisnisukm.com/mewahnya-rasa-pizza-singkong.html

Prakash, A. (n.d.). Cassava: International market profile. Competitive Commercial Agriculture in SubSaharan Africa (CCAA) Study.

Produk Olahan Berbasis Singkong Semakin Berkembang (February 9). [Web log post]. Retrieved from http://arifh.blogdetik.com/produk-olahan-berbasis-singkong-semakin-berkembang/

Usaha Keripik Singkong Pedas, Untungnya Mengalir Deras (2011, September 19). [Web log post]. Retrieved from http://bisnisukm.com/usaha-keripik-singkong-pedas-untungnya-mengalir-deras.html

(14)

14 Retrieved October 8, 2012, from http://www.ciputraentrepreneurship.com/bisnis-mikro/8694-usaha-makanan-berbahan-singkong-.html

(15)

15

Lampiran

Hasil dari

Interview

Pertanyaan untuk Interview (Chiquita Pastry)

1. Apa yang mendasari Anda untuk berbisnis kuliner tradisional?

Berawal dari anggapan teman yang meremehkan olahan makanan dari singkong, saya tertantang untuk memulai bisnis makanan tradisional yaitu berbahan dasar singkong. Kemudian, prospek dari panganan ini juga masih relatif besar, khususnya di daerah kota besar seperti Jakarta, dimana masyarakat masih jarang menemui panganan khas terbuat dari singkong dan kalaupun ada rasanya pun biasa saja.

2. Menurut Anda bagaimana prospek kuliner tradisional saat sekarang ini? (Terutama di daerah metropolitan)

Prospek panganan dari bahan singkong terutama di daerah Jakarta sangatlah besar, selain minim competitor, bahan dasar singkong sendiri mudah di dapatkan dengan harga yang relatif murah dan juga jumlahnya yang melimpah.

3. Darimana Anda mendapat supplier bahan utama untuk proses produksi? Apakah harganya terjangkau?

Saya mendapatkan supplier khususnya singkong dari pasar-pasar terdekat. Kualitas singkong yang ada di pasar tidak kalah dengan singkong import, seperti singkong Thailand. Justru pemilihan bahan dasar yang tepat bisa mengurangi biaya produksi.

4. Berapa lama Anda menekuni usaha kuliner tradisional ini? Kurang lebih 9 tahun sejak tahun 2003

5. Menanggapi pola pikir masyarakat yang masih menganggap makanan dari olahan singkong adalah makanan kelas menengah kebawah, apa meneurut Anda?

Sebenarnya tidak juga seperti itu, karena orang-orang khususnya yang tinggal di kota besar seperti Jakarta merindukan makanan-makanan tradisional seperti ini. Sayangnya, media untuk mendapatkannya masih sangat terbatas dan kalaupun ada taste yang diperoleh tidak sesuai selera yang diinginkan.

6. Bagaimanan cara Anda memasarkan produk ini sampai diterima masyarakat?

(16)

16 7. Langkah marketing apa saja yang Anda lakukan untuk meningkatkan omzet penjualan?

Saya selalu menjaga kualitas produk dan juga membuat packaging se-apik mungkin. Walaupun penjualan meningkat, kualitas bahan baku dan pengolahannya harus tetap terjaga. Kemudian dari sisi pemasaran, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu dengan cara buzz marketing/word-of-mouth, selain itu juga dengan menggunakan social media seperti facebook atau twitter dan juga Blackberry Messenger dan tak ketinggalan juga perbaikan di website.

8. Bagaimana langkah Anda selama ini untuk mengubah paradigma masyarakat khususnya potential customer tentang produk Anda?

(17)

17

Pertanyaan untuk Interview (Maicih Reseller)

1. Apa yang mendasari Anda untuk berbisnis kuliner tradisional?

Awalnya saya hanya ingin coba-coba dan juga melihat keripik singkong yang lagi booming, hal itu adalah kesempatan yang bagus untuk memulai berbisnis.

2. Menurut Anda bagaimana prospek kuliner tradisional saat sekarang ini? (Terutama di daerah metropolitan)

Prospek makanan tradisional, khususnya keripik-keripik tradisional sangat bagus akhir-akhir ini. Walaupun sudah banyak pesaing yang berjalan di jenis makanan yang sama, selagi produknya bagus dan sudah punya nama, pasti laku di pasaran.

3. Darimana Anda mendapat supplier bahan utama untuk proses produksi? Apakah harganya terjangkau?

Kebetulan saya punya kenalan agen maicih, jadi ya gampang buat dapat pasokan barangnya.

4. Berapa lama Anda menekuni usaha kuliner tradisional ini? Saya baru memulai, belum ada satu tahun ini.

5. Menanggapi pola pikir masyarakat yang masih menganggap makanan dari olahan singkong adalah makanan kelas menengah kebawah, apa menurut Anda?

Sebenarnya makanan seperti keripik bukanlah hal yang baru bagi masyarakat, jadi anggapan itu tidak terlalu benar juga.

6. Bagaimanan cara Anda memasarkan produk ini sampai diterima masyarakat?

Saya membuka stand di daerah Depok, dan hanya bermodal mobil. Dengan penyampaian yang jelas, jujur dan mudah dimengerti oleh pelanggan, hal itu sudah cukup untuk mengedukasi pembeli akan produk keripik ini. Terlebih lagi keripik maicih sudah cukup terkenal, khususnya di kalangan anak muda.

7. Langkah marketing apa saja yang Anda lakukan untuk meningkatkan omzet penjualan? Peran serta sosial media seperti twitter dan juga layanan Blackberry Messenger sangat membantu untuk media promosi. Ditambah lagi produk yang higienis disertai kemasan yang rapi membuat orang-orang tak ragu lagi untuk membeli keripik ini.

(18)

18 Dengan penyampaian yang tepat dan tidak berlebih-lebihan tentang produk kita, hal itu sudah cukup untuk membuat calon pembeli percaya akan kualitas produk.

Hasil dari

Group Discussion

Pertanyaan untuk Group discussion (Angkatan 2012)

1. Ada apa di pikiran Kalian ketika mendengar kata singkong?

Singkong adalah makanan tradisional yang identik dengan anggapan makanan kelas menengah ke bawah.

2. Apa kalian suka singkong (singkong rebus atau goreng)? (ya/tidak) 3 responded suka

2 responded tidak suka

3. Jika tidak mengapa?

Karena olahan dari bahan singkong hanya sedikit sehingga terkesan membosankan, seperti direbus biasa atau selah satu jenis gorengan di pinggir jalan. Jadi tidak ada sesuatu yang menarik untuk olahan singkong.

4. Menurut Kalian apa yang membuat masyarakat, khususnya daerah perkotaan tidak suka makan singkong?

Mungkin masih menempelnya paradigman bahwa singkong makanan kelas menengah kebawah, khususnya daerah metropolitan seperti Jakarta. Dan juga karena kurangnya variasi kuliner dari bahan singkong sehingga masyarakat lebih memilih makanan lain.

5. Menurut Kalian bagaimana cara menghilangkan bahwa singkong adalah makanan kelas menengah-kebawah?

Perlunya pengembangan produk/makanan dari bahan singkong sehingga masyarakat lebih tertarik untuk mengonsumsi lebih. Dan juga cara pemasaran ke masyarakat juga harus gencar mengingat makanan yang lain mulai tumbuh dengan media-media marketing yang canggih.

(19)

19 Taste/Rasa: Rasa ada hubungannya dengan pengembangan produk-produk atau olahan makanan baru. Orang-orang pasti merasa bosan dengan jenis makanan yang sudah ada dan ingin sesuatu yang baru.

Packaging: Penampilan yang apik akan membuat masyarakat lebih tertarik untuk ingin tahu dan mencoba. Packaging merupakan hal yang wajib diperhatikan jika ingin olahan singkong ini dilirik oleh masyarakat.

Channel: Channel dalam arti kata seperti distributor atau toko-toko cabang. Dengan adanya mereka, akan memperluas jangkauan suatu produk untuk bisa memenuhi kebutuhan customer.

Pertanyaan untuk Group discussion (Angkatan 2011)

1. Ada apa di pikiran Kalian ketika mendengar kata singkong?

Singkong adalah makanan yang ketinggalan zaman dan terkesan kuno

2. Apa kalian suka singkong (singkong rebus atau goreng)? (ya/tidak) 2 orang suka

4 orang tidak suka

3. Jika tidak mengapa?

Oalahan singkong hanya itu-itu saja dan kurang menarik.

4. Menurut Kalian apa yang membuat masyarakat, khususnya daerah perkotaan tidak suka makan singkong?

Mungkin karena kurangnya variasi dari makanan tersebut dan juga sudah banyak beraneka jenis makanan modern, khususnya makanan cepat saji yang menggerus keberadaan kuliner-kuliner tradisional.

5. Menurut Kalian bagaimana cara menghilangkan bahwa singkong adalah makanan kelas menengah-kebawah?

Dengan variasi makanan yang baru dan juga promosi yang tepat. Pasti masyarakat secara perlahan akan menerimanya.

6. Apa yang seharusnya dilakukan pada olahan singkong ini, jika dilihat dari sisi Marketing? Promotion: Pemilihan media promosi yang tepat, seperti gencarnya promosi di media sosial akan membantu keberadaan kuliner singkong.

Rasa: Pengembangan produk secara terus menerus pasti akan sangat diperlukan untuk bersaing dengan makanan yang lain.

Gambar

Tabel 1. Tabel Efisiensi Perbandinagan Jumlah Kalori. Sumber: Soenarjo, (1986)
Tabel 4. Produksi Komoditas Singkong di Dunia. Sumber: FAO, (2011)
Gambar 5. Getuk Tapir Chiquita Pastry

Referensi

Dokumen terkait

Kedepannya diperlukan peningkatan SDM agar program dan kegiatan dari forum kabupaten sehat Jebih inovatif dan lebih bermanfaat buat pemerintah dan Apakah SDM dalam masyarakat

Perhitungan dasar ini diterapkan dalam proses percetakan dalam menghitung ukuran tipografis, ukuran film dan klise, jumlah halaman cetak, kertas, jumlah cetakan,

BO+ 7NH tunggal paa penerita engan tes tuberkulin positi timbul kerusakan !ati, ikterus an B  kematian# Nalone : pemberian 7NH se"ara propilaksis paa

Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the

Atom terdiri dari elektron yang bennuatan negatif dan inti atom yang bermuatan ositif. Elektron tersebar merata di dalam

Experimental design and statistical analysis: The study of rice straw digestibility supplemented with fermented palm press fiber were assigned to completely randomized

PowerPoint Presentation for Dennis, Wixom, & Roth Systems Analysis and Design, 3rd Edition Copyright 2006 © John Wiley & Sons, Inc..

Terdapat perbedaan pada bobot yang dihasillkan dengan menggunakan metode entropy dengan bobot awal karena pada bobot entropy data yang mempunyai range nilai yang besar dan