• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PELATIHAN MAKANAN OLAHAN SINGKONG SEBAGAI SALAH SATU PENINGKATAN SDM DI BIDANG WIRAUSAHA: Studi Kasus Program Pelatihan Pengolahan Singkong di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM PELATIHAN MAKANAN OLAHAN SINGKONG SEBAGAI SALAH SATU PENINGKATAN SDM DI BIDANG WIRAUSAHA: Studi Kasus Program Pelatihan Pengolahan Singkong di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang Jawa Barat."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROGRAM PELATIHAN MAKANAN OLAHAN SINGKONG SEBAGAI

SALAH SATU PENINGKATAN SDM DI BIDANG WIRAUSAHA

( Studi Kasus Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong

Di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh

Kabupaten Sumedang Jawa Barat )

Diajukan oleh :

Nining Nurcahyani

N I M : 1003206

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

(2)

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROGRAM PELATIHAN MAKANAN OLAHAN SINGKONG SEBAGAI SALAH SATU PENINGKATAN SDM DI BIDANG WIRAUSAHA

( Studi Kasus Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh

Kabupaten Sumedang Jawa Barat )

Oleh

Nining Nurcahyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nining Nurcahyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu

Peningkatan Sumber Daya Manusia di Bidang Wirausaha

(Studi Kasus Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong

Di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh

Kabupaten Sumedang Jawa Barat)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

PEMBIMBING I,

Dr. Ayi Olim, M.Pd. NIP 19510914 197501 1 001

PEMBIMBING II,

Nike Kamarubiani, M.Pd. NIP 19750702 200801 2 004

Diketahui Oleh :

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah,

(4)

i

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

NINING NURCAHYANI NIM. 1003206

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM di Bidang Wirausaha

(Studi Kasus Program Pelatihan Pengolahan Singkong di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang Jawa Barat)

Penguasaan keterampilan dalam menggali dan mengolah potensi dibidang pertanian diantaranya pertanian tanaman lokal salah satunya tanaman singkong, tentu harus ditunjang oleh pengetahuan dan keilmuan yang seimbang dan sesuai. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penyadaran masyarakat dalam menggali dan mengolah potensi tanaman lokal, pengembangan struktur, program pelatihan makanan olahan singkong, proses pembelajaran pada Program Pelatihan tersebut, dan evaluasi dari program pelatihan makanan olahan singkong.

Landasan teori yang diambil dalam penelitian ini yaitu konsep PLS membahas (pengertian, Tujuan, fungsi, komponen), konsep kewirausahaan (definisi, tujuan, ciri-ciri, karakteristik, fungsi wirausaha), konsep SDM (definisi,ciri-ciri SDM), konsep pemberdayaan masyarakat (pengertian, tujuan, strategi, prinsip-prinsip), konsep pengembangan struktur kelompok (definisi, dinamika, tujuan), konsep pelatihan (pengertian, tujuan, prinsip, manfaat, manajemen), konsep POD (karakteristik, tujuan, komponen, kondisi dan prinsip-prinsip belajar), konsep evaluasi program (pengertian, fungsi, peranan, tujuan, dan aspek evaluasi).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alat pengumpul data utama dalam penelitian ini adalah instrumen wawancara. Subjek penelitian yang dijadikan sumber data terdiri dari ketua kelompok usaha emping singkong Sinar Utami, anggota kelompoknya dan petani singkong. Teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan redukasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi.

(5)

v

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Metode Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Stuktur Organisasi Skripsi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Konsep Pendidikan Luar Sekolah ... 13

2. Konsep Kewirausahaan ... 18

3. Konsep Sumber Daya Manusia ... 23

4. Pemberdayaan Masyarakat ... 26

5. Konsep Pengembangan Struktur Kelompok ... 30

6. Konsep Pelatihan ... 35

7. Konsep Pembelajaran Orang Dewasa ... 44

8. Evaluasi Program Pelatihan ... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 52

B. Desain Penelitian ... 53

C. Metode Penelitian ... 54

(6)

vi

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 58

F. Teknik Pengumpulan Data ... 59

G. Instrument Penelitian ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN MASALAH

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 65

B. Profil ... 66

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 96

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA

(7)

vii

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:7.595.116.513.161.633.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Alur Hubungan Antara Komponen-komponen

Pendidikan Luar Sekolah ... 16

Gambar 2.2 Ruang Lingkup Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 25

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelompok Usaha Emping Singkong

Sinar Utami ... 70

(8)

1

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah termasuk Negara yang memiliki kekayaan alam yang

melimpah ruwah, letak geografisnya berada di antara garis lintang khatulistiwa

menjadikan negeri ini subur dan memiliki potensi besar dibidang pertanian

hingga memiliki julukan Negara Agraris. Penduduk Indonesia yang berada

dipedesaan memiliki mata pencaharian rata-rata sebagai petani maka Indonesia

lebih cenderung cocok menjadi ekonomi agraris yaitu ekonomi berbasis pertanian

yang mana pertanian menjadi sumber nafkah paling dominan seperti pertanian

perhutanan, perikanan (tumpang sari) antara tanaman dan perikanan, perkebunan,

pertanian pangan dan lain sebagainya. Untuk menciptakan ekonomi agraris ini

tentunya harus ditunjang dengan pengetahuan dan keilmuan yang seimbang yang

mampu menghasilkan para wirausahawan sukses dengan basis ekonomi agraris.

Oleh karenanya dalam kehidupan suatu Negara pendidikan memegang peranan

yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan bangsa.

Pendidikan menjadi salah satu komponen utama dalam pembentukan kualitas

sumber daya manusia dengan cara mengembangkan segala potensi yang dimiliki

peserta didik secara optimal supaya mampu menghadapi berbagai perubahan serta

kemajuan dan tantangan zaman. Pendidikanpun merupakan upaya memanusiakan

manusia, membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sendiri sesuai dengan

martabatnya, hal ini sesuai dengan isi yang tertuang dalam undang-undang

sisdiknas No.20 Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan bahwa :

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak Mulia, Sehat, Berilmu, Cakap, Kreatif, Mandiri dan menjadi

(9)

2

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melalui pendidikan manusia memperoleh wawasan baru yang akan

membentuk dan meningkatkan harkat martabat mereka, baik sebagai pribadi

maupun sebagai masyarakat, mengembangkan diri sesuai dengan bakat dan minat

yang dimilikinya serta pendidikan juga harus dapat memfasilitasi manusia untuk

berkarya.

Adapun sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari dua jalur pendidikan yakni

jalur pendidikan persekolahan dan jalur pendidikan luar sekolah, jalur pendidikan

persekolahan adalah sistem dijalur persekolahan atau formal yang mana tempat,

waktu dan jenis pembelajaran sudah ditetapkan dan memiliki aturan-aturan yang

sama. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah adalah jalur di luar persekolahan

yang mana tempat, waktu dan jenis pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan

dan bersifat fleksibel. Pendidikan luar sekoah ini terdiri dari pendidikan non

formal dan informal, yang memiliki tujuh komponen diantaranya masukan

mentah, masukan sarana, masukan lingkungan, proses, masukan lain dan

pengaruh. Oleh karenanya pendidikan ini lebih menekankan pada penguasaan

keterampilan dan kacakapan hidup yang bertujuan agar menghasilkan dampak

atau pengaruh (impact) pada perubahan taraf hidup mau dan mampu

membelajarkan orang lain seperti halnya pendapat yang dikemukakan menurut

Hamijoyo (1973) dalam Kamil, m (2007:32) :

“PLS adalah suatu pendidikan yang terorganisir secara sistematis dan kontinyu di luar sistem persekolahan melalui proses hubungan sosial membimbing individu kelompok dan masyarakat supaya memiliki sifat dan cita-cita sosial yang posituf dan konstruktif guna meningkatkan taraf hidup di bidang material, sosial dan mental dalam rangka usaha mewujudkan kesejahteraan, sosial kecerdasan bangsa dan persahabatan antar manusia.”

Dari definisi menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

luar sekolah dapat memfasilitasi orang-orang yang mau belajar untuk

mendapatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga ia dapat mengembangkan

sikap dari ilmu yang diperolehnya dan diharapkan mampu merubah taraf

(10)

Perubahan zaman dan majunya teknologi telah berdampak pada pola fikir

dan tatanan hidup masyarakat, serta berkembangnya ilmu pengetahuan diberbagai

bidang menjadikan persaingan antara satu sama lain sehingga pada akhirnya

muncul permasalahan-permasalahan dari berbagai bidang pula. Era globalisasi

telah memberikan warna baru pada kehidupan ekonomi masyarakat baik di kota

maupun di desa, dampak yang ditimbulkannyapun ada dampak positif dan ada

dampak negatif.

Bagi individu atau masyarakat yang belum siap untuk menghadapi kehidupan

tersebut, globalisasi mungkin akan menimbulkan berbagai persoalan yang lebih

kompleks serta sulit diatasi. Seperti halnya kehidupan pasar bebas ini sungguh

muncul sebagai sosok yang mengerikan bagi Negara-negara terbelakang termasuk

Indonesia yang belum siap menghadapinya “ Demikian dikemukakan Solehudin

(2000) ”dalam pengantar pendidikan (7.7) ini merupakan tantangan besar bagi

bangsa Indonesia untuk berupaya terus meningkatkan kesiapan menghadapi

kehidupan yang serba kompleks, serba canggih yang menantang manusia terus

belajar sepanjang hayat.

Sesuai dengan pendapat Suzzana Kindervetter (1979), bahwa Pendidikan

Luar Sekolah bertujuan untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada

individu atau kelompok guna memahami dan mengontrol kekuatan sosial ekonomi

dan politik sehingga dapat memperbaiki kehidupannya didalam masyarakat, maka

Suzzana Kindervetter mengajukan solusi masalah dengan “humanis” yaitu

menempatkan insan pembangunan sebagai pelaku dan bukan sebagai penderita

pembangunan. Salah satu cara humanis adalah melalui Pendidikan Luar Sekolah

sebagai empowerring process, yaitu dengan melakukan pendekatan sebagai

berikut :

1) Need Oriented, merupakan pendekatan yang didasarkan kepada kebutuhan

peserta didik

2) Endogenous, yang berorientasi pada perubahan yang ada dalam masyarakat

3) Self-Reliant, pendapat yang mengutamakan rasa percaya diri dan tepat

4) Ecologically Sound, pendekatan yang berorientasi pada struktur atau sistem.

(11)

Di lihat dari uraian diatas tadi dapat disimpulkan Untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan akibat globaliasasi, tentu akan

melibatkan seluruh elemen bangsa baik pemerintah ataupun masyarakat itu

sendiri, diharapkan ikut bersama-sama memecahkan berbagai persoalan yang

melingkari kehidupan bangsa ini. Salah satu faktor penyebab permasalahan diatas

diantaranya karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki masyarakat, untuk itu

dalam hal ini kita selaku orang PLS harus mampu memberikan kontribusi dalam

pemecahan masalah-masalah tersebut. Tentunya kembali pada tujuan PLS

memberikan pendidikan dan pengetahuan yang menekankan pada penguasaan

keterampilan dan kecakapan hidup.

Apabila kita mau berfikir kembali untuk menggali potensi Indonesia di

bidang pertanian, mungkin ini merupakan salah satu jalan keluar untuk mengatasi

permasalahan diatas, yaitu dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang

kita miliki diantaranya menggali potensial kegiatan ekonomi dibidang pertanian,

seperti bidang pertanian tanaman pangan, salah satunya membudidayakan

tanaman singkong yang merupakan potensi lokal, selama ini singkong dianggap

tanaman sederhana dan kurang begitu berharga, sehingga minat masyarakat untuk

membudidayakan tanaman singkong sangat kurang bahkan masyarakat merasa

enggan untuk menanamnya, mereka lebih baik membiarkan pekarangan samping

rumah atau belakang rumah kosong, atau membiarkan begitu saja. Padahal

tanaman singkong banyak manfaatnya baik untuk kesehatan yang daunnya

mengandung serat tinggi dapat dijadikan obat kurang darah ataupun singkongnya

itu sendiri yang dapat dijadikan aneka makanan olahan.

Seperti halnya penduduk yang berada di Dusun Parugpug Desa Cijambe

Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang dimana tempat ini merupakan lokasi

penelitian penulis, penduduknya memiliki mata pencaharian rata-rata sebagai

petani, yang sebelumnya enggan menanam singkong karena merasa tidak aneh

atau kurang berharga, juga kurang begitu disukai, akan tetapi setelah munculnya

seorang wirausahawati yang memiliki inovasi baru tentang pengolahan singkong

menjadi makanan olahan yaitu emping singkong, telah mampu merubah pola fikir

(12)

tanaman ini kembali, mereka memanfaatkan ladang dan pekarangan untuk

ditanami singkong. Para penduduk menanam singkong dengan cara-cara baru

yaitu, dengan membuat lubang-lubang yang cukup besar dan ke dalam lubang

tersebut dimasukan pupuk kandang kemudian dibiarkan seminggu, ssetelah itu

baru ditanami batang pohon singkong, lalu kemudian ditimbun (disaeur dalam

bahasa sunda) sampai membentuk parit-parit, teknik ini di gunakan untuk

memperoleh hasil yang memuaskan dimana akan menghasilkan singkong yang

besar-besar dan memiliki rasa yang gurih dan empuk (pulen), jenis singkong yang

ditanam merekapun hanya dua jenis yaitu singkong gatot dan singkong manihot,

karena untuk mempertahankan rasa dan kualitas kelompok usaha makanan olahan

emping singkong ini hanya memproduksi jenis singkong tersebut saja.

Dengan terciptanya inovasi baru untuk “meningkatkan kemampuan”

mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi adalah kemampuan sumber-sumber

tenaga, uang dan saran, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Pendeknya

keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan

dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Demikian dikemukakan oleh Syaefudin

Sa`ud (2010:7) Dalam Inovasi Pendidikan. Pendapat ini ada keterkaitan dengan

fungsi PLS sebagai komplement (pelengkap), artinya memberikan Pendidikan

melalui pengalaman belajar yang tidak diperoleh dalam kurikulum persekolahan.

Pengembangan usaha emping singkong dipilih atas beberapa pertimbangan,

diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan

skill yang tidak begitu tinggi, dan biaya investasi yang relatif rendah. Usaha

produksi makanan olahan berupa emping singkong ini memiliki prospek ekonomi

yang baik, emping singkong merupakan salah satu produk komersial dan dapat

dikembangkan dengan teknik sederhana. Selain itu konsumsi masyarakat akan

emping singkong cukup tinggi sehingga produksi emping singkong benar-benar

diperlukan dalam skala besar.

Kegiatan usaha ini banyak memberikan peluang yang sangat baik,

diantaranya dapat menghasilkan wirausahawan-wirausahawan baru, sejati yang

(13)

dari itu cita-cita untuk mewujudkan masyarakat mandiri menjadi hal yang sangat

mungkin untuk dicapai.

Dilihat dari kondisi secara fisik ada beberapa keuntungan dari pengembangan

usaha makanan olahan berupa emping singkong ini, diantaranya memberikan

peluang atau keuntungan pada bidang-bidang berikut ini:

Bidang Pertanian, pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, dan bidang ekonomi serta

perdagangan.

Bermula dari pelatihan yang diselenggarakan Badan Kerja Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN) yang bekerjasama dengan balai latihan kerja kredit

usaha kecil menengah (BLKKUKM) yang menyampaikan materi tentang

jenis-jenis produksi makanan olahan (home industri) akhirnya Ibu Wawang berhasil

merealisasikan ilmu yang didapatnya, hingga ia benar-benar mengembangkan

keterampilannya dalam membuat jenis makanan olahan berupa produksi emping

singkong, dengan modal pertama hanya dua puluh ribu rupiah sebagai hasil

pinjaman dari PKK desa ia memulai usahanya dan hanya mengolah satu kilo

singkong perharinya, kemudian ia pasarkan diwarung-warung yang ada di

sekitarnya, cara pembuatannyapun masih manual dari hari kehari produksinya

digemari banyak orang hingga lama kelamaan banyak permintaan dari konsumen

dan terjadi peningkatan produksi, sehari mencapai 10 kilogram singkong, dari

tahun-ketahun usahanya semakin berkembang, hingga mencapai 30 kuintal, 50

kuintal, 75 kuintal dan saat ini sudah mencapai 1 ton perbulan jumlah singkong

yang diproduksinya, dengan lokasi pemasaran Sumedang (Griya), Ojolali,

Palasari, dan Alfa belum warung-warung biasa, kemudian Bandung (Griya), Buah

Batu (kerumahan), Bekasi, Bogor, Jakarta, Majalengka, Cirebon dan kini hingga

ke Tegal dan Kudus.

Keberhasilan usahanya ini berkat bantuan dari beberapa dinas terkait

diantaranya dinas kopersi, perdagangan, pendidikan dan pemda serta instansi

terkait lainnya yang selalu membina dan membantu pemasarannya melalui

berbagai pameran yang sering di selenggarakan di berbagai tempat di setiap

pelosok baik didalam maupun diluar kota. Hal ini sebagai tindak lanjut dari

(14)

hasil pelatihannya selalu di bantu dalam bidang pemasaran produksinya,

sehingga pelatihan ini benar-benar menghasilkan output dan outcome artinya

dapat menghasilkan keluaran atau lulusan pelatihan yang terampil membuat

makanan olahan dan dapat mencetak keluaran yang dapat membuka usaha

produksi makanan olahan.

Kelompok usaha Sinar Utami ini benar-benar sudah mendapat ke apsahan

dalam proses produksinya karena telah memiliki sertifikat Depkes, dari Dinas

Kesehatan, ijin halal dari MUI Jabar P-IRT NO.215321101489.

Wirausahawati (Ibu Wawang) ini selalu berusaha untuk memperluas

wawasan dan pengetahuan melalui pelatihan-pelatihan dan pertemuan-pertemuan

bisnis demikian juga study banding, ia sering mendapat undangan baik dari dinas

instansi maupun rekananya, sehingga jaringan kemitraannya terus bertambah.

Sesuai dengan pendapat para ahli mengenai proses wirausaha menurut Carol

Noore yang dikutif oleh Bygrave ( 1996:3 ) mengemukakan :

“Proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi, sebuah inovasi

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, faktor internal tersebut misalnya pendidikan dan pengalaman, faktor eksternalnya adalah aktivitas, peran, dan peluang oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan organisasi dan keluarga ( Suryana 2001:34 )”

Usaha makanan olahan emping singkong ini, dirintis sejak tahun 2000 dan

mulai dibina pada tahun 2002 oleh Disperindag berkembang mulai tahun 2006,

yang mana terjadi peningkatan produksi melalui pesanan yang datang dari

berbagai daerah, sehingga otomatis harus melakukan penambahan tenaga kerja

dengan mengembangkan kelompok pengrajin yang semula hanya lima kelompok

pengrajin menjadi sepuluh kelompok, sebelumnya pemasaran produksi hanya

wilayah sekitar sumedang saja, serta proses produksinya pun masih manual.

Tetapi setelah terjadi pengeembangan usaha melalui peningkatan produksi yang

cukup tinggi, maka kelompok usaha ini mulai menggunakan alat-alat berupa

mesin dianataranya; mesin pengepakkan, mesin gencatan, penyablonan dan

lain-lain. Dengan adanya pengembangan usaha pembuatan makanan olahan berupa

emping singkong ini, mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat Dusun

(15)

taraf ekonominya sehingga mampu menaikan status sosialnya. Terbukti dengan

kemampuan rata-rata mereka dalam memberikan fasilitas pendidikan pada

anak-anaknya yang tadinya hanya mampu menyekolahkan sampai SD atau SMP

sekarang mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke tingkat

SLTA bahkan Perguruan Tinggi. Kegiatan ekonomi ini menghasilkan dampak

positif baik kepada petani, ataupun masyarakat sekitar yang tadinya tidak

memiliki kegiatan usaha kini mereka dapat menghasilkan uang dengan

keterampilan pembuatan makanan olahan tadi, hal ini sedikitnya telah mampu

mengendalikan krisis ekonomi dan arus urbanisasi, karena mereka tidak usah

jauh-jauh pergi ke kota untuk mencari nafkah, cukup dengan melakukan kegiatan

usaha di daerahnya bahkan dirumah masing-masing. Begitu juga dengan para

petani lingkungan sekitar bahkan sampai diluar lingkungan mereka menjadi

kembali mau membudidayakan tanaman singkong dengan memanfaatkan kebun,

ladang, dan pekarangan rumah mereka sehingga menjadi lebih produktif karena

dapat menghasilkan uang.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini difokuskan pada penelaahan

program pelatihan makanan olahan singkong dengan bertujuan untuk

mengembangkan keterampilan dan kecakapan hidup guna meningkatkan tarap

ekonomi masyarakat. Oleh karena itu penulis menentukan judul penelitian ini

yaitu “ PROGRAM PELATIHAN MAKANAN OLAHAN SINGKONG

SEBAGAI SALAH SATU PENINGKATAN SDM DI BIDANG WIRAUSAHA

” (Studi kasus Program Pelatihan Makanan Olahan singkong Sebagai Salah Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha. di Dusun Parugpug Desa Cijambe

Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang Jawa Barat).

B. Identifikasi dan perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengidentifikasi permasalahan

sebagai berikut :

1. Peningkatan kualitas SDM

2. Kesadaran pada potensi lokal dalam pengolahan dan pemanfaatan sumber

(16)

3. Proses pembelajaran dalam pelatihan makanan olahan singkong

4. Proses pengolahan singkong menjadi emping singkong

5. Pengembangan struktur kelompok pada kegiatan usaha emping singkong

6. Supervisi dan monitoring pada kegiatan kelompok usaha emping singkong.

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah

pokok dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana penyadaran pada potensi tanaman lokal dan proses pengolahan

tanaman lokal ?

2. Bagaimana pengembangan struktur kelompok pada kegiatan usaha emping

singkong ?

3. Bagaimana program pelatihan makanan olahan singkong ?

4. Bagaimana proses pembelajaran dalam program makanan olahan singkong ?

5. Bagaimana evaluasi program pelatihan makanan olahan singkong ?

C. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui data tentang penyadaran pada potensi lokal dan proses

lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam

2. Untuk mengetahui data tentang pengembangan struktur kelompok pada

kegiatan usaha emping singkong

3. Untuk mengetahui data tentang program pelatihan makanan olahan singkong

4. Untuk mengetahui data tentang proses pembelajaran dalam program pelatihan

makanan olahan singkong

5. Untuk mengetahui data tentang evaluasi program pelatihan makanan olahan

singkong

D. Metode Penelitian

Metoda yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metoda kualitatif.

Bogdan dan Tylor (Atmadinata, 2005:55) mengungkapkan bahwa metoda

(17)

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Adapun penelitian kualitatif menurut Wiraatmadja (2006:10-11) mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut : 1) Menggunakan lingkungan alamiah tempat kejadian dan

perilaku manusia berlangsung sebagai sumber data, 2) Peneliti adalah instrument

utama penelitian, 3) Data yang dihasilkan sifatnya deskriptif, 4) Fokus diarahkan

pada pengalaman partisipasi, 5) Proses sama pentingnya dengan produk.

Berdasarkan uraian menurut para ahli diatas, data yang diperoleh penulis dari

penelitian kualitatif seperti hasil pengamatan atau observasi, hasil wawancara,

dokumentasi dan catatan lapangan.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

1) Secara teoritis dapat memberikan gambaran tentang bagaimana strategi

PLS dalam meningkatkan SDM di bidang wirausaha melalui program

pelatihan makanan olahan singkong, sehingga memberikan motivasi pada

para petani singkong dan para pengrajin makanan olahan emping singkong

dalam meningkatkan usahanya baik dalam segi peningkatan hasil

produksi, kualitas, pemasaran, perluasan jaringan kemitraan, serta

pengadaan alat dan bahan baku produksi.

2) Adanya pemerdayaan masyarakat dalam kegiatan wirausaha produksi

emping singkong, berarti sudah terjadi penyerapan tenaga kerja yang

sedikitnya sudah dapat mengurangi angka pengangguran di negara kita.

Dilihat dari ilmu kependudukan, kegiatan wirausaha produksi emping

singkong ini sudah dapat menekan arus urbanisasi, sebab mereka memiliki

kegiatan ekonomi di desa sendiri tidak usah jauh-jauh pergi ke kota untuk

mencari nafkah dan cita-cita pemerintah untuk mewujudkan masyarakat

mandiripun tercapai.

3) Secara ekonomi kegiatan wirausaha emping singkong ini sudah

memberikan kontribusi terhadap masyarakat sekitar dalam peningkatan

(18)

parugpug desa cijambe kecamatan paseh kabupaten sumedang secara

otomatis mampu menaikan status sosialnya.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti, kegiatan ini diharapkan menjadi penunjang untuk melatih

kemampuan berfikir dan bersikap ilmiah dalam mencari penjelasan tentang

peranan PLS dalam menciptakan ekonomi berbasis pertanian atau ekonomi

agraris melalui produksi emping singkong

2) Diharapkan dapat menjadi dasar rujukan bagi para praktisi PLS dilapangan

dalam mengembangkan pendidikan keterampilan atau kecakapan hidup

terutama dalam mengolah berbagai hasil pertanian untuk dijadikan sebuah

produk baik berupa makanan atau barang yang nantinya dapat dijual

dengan nilai jual cukup tinggi dan dapat diterima banyak konsumen atau

masyarakat luas

3)Diharapkan dapat menjadi acuan bagi PLS dalam menerapkan

model-model pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan

wirausahawan-wirausahawan yang sukses. Dengan lebih menekankan pada penggunaan

kecakapan hidup atau keterampilan untuk meningkatkan kompetensi

masyarakat dalam berwirausaha.

4)Diharapkan dapat menjadi dasar rujukan bagi siapa saja yang membaca

baik bagi mahasiswa ataupun masyarakat pada umumnya supaya hasil

penelitian ini dijadikan bahan informasi serta masukan menjadi seorang

wirausahawan wirausahawati dengan memanfaatkan hasil pertanian

sebagai makanan olahan diantaranya singkong yang dijadikan makan

olahan berupa emping singkong.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sebagai kerangka dalam penelitian ini maka digunakan sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

(19)

kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, anggapan dasar, definisi

operasional, subjek penelitian, metoda penelitian, teknik pengumpulan

data, lokasi dan waktu penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis, membahas tentang konsep program pelatiahan

makanan olahan singkong sebagai program PLS, konsep pendidikan

orang dewasa, konsep kewirausahaan.

BAB III Metodelogi penelitian diantaranya metode penelitian, subjek penelitian,

teknik penelitian, teknik pengumpulan data, langkah-langkah

pengumpullan data, dan prosedur pengolahan data.

BAB IV Pembahasan hasil penelitian meliputi gambaran umum lokasi

penelitian, pembahasan hasil penelitian

(20)

52

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Kelompok usaha Sinar Utami terletak kurang lebih 20 km dari pusat

Kabupaten Kota Sumedang, tepatnya berada di Dusun Parugpug RT. 23 Rw. 05

Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Kelompok Usaha Sinar

Utami berdiri pada tanggal 04 Januari tahun 2000, sedangkan mulai mendapat

perhatian berupa binaan dari Pemerintah khususnya Dinas Pertanian Industri dan

Perdagangan mulai dari tahun 2002, serta mendapat izin usaha dengan

pengapsahan halal dari MUI Jabar dengan IRT. No. 25321101489.

Kelompok usaha Sinar Utami memproduksi makanan olahan berupa

emping singkong, sudah mencapai jangkauan pemasaran cukup luas, produksinya

sudah dikenal di Kabupaten Sumedang, dikenal pula di daerah Majalengka,

Cirebon, Bandung, Bogor, Jakarta, Garut, Tegal, dan Kudus.

Adapun subjek adalah sumber data darimana data diperoleh oleh seorang

peneliti seperti yang dijelaskan :

Arikunto (2006: 145), menyatakan : “Subjek Penelitian adalah subjek yang

dituju untuk diteliti oleh penelti”. Selanjutnya Nazir (1982: 66), menyatakan: “Bahwa subjek penelitian dalam studi kasus dapat berupa individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat”. Responden adalah orang yang dapat merespon, memberikan informasi tentang data penelitian. Sumber data adalah benda, hal atau

orang dan tempat dimana peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang

data.

Penentuan subjek penelitian dipilih dengan tujuan tertentu secara

pruposive, yaitu subjek penelitian dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu

dan lebih bersifat selektif dimana peneliti memilih informan yang dianggap dapat

lebih dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan berdasarkan

pertimbangan untuk menemukan jawaban mengenai Program Pelatihan makanan

olahan singkong sebagai salah satu peningkatan SDM di Bidang Wirausaha di

(21)

53

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Barat. Maka yang menjadi subjek penelitian seorang wirausahawati yang bernama

Ibu Wawang sebagai ketua Kelompok Usaha Sinar Utami di Dusun Parugpug

Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yang mana tahapan ini

merupakan kegiatan yang dilakukan penelitian sebelum pengumpulan data. Dalam

Tahapan ini penelitian harus melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Persiapan

a. Mempersiapkan surat izin dari lembaga/ instansi terkait untuk

pelaksanaan penelitian

b. Menyusun perdoman observasi dan pedoman wawancara

c. Mempersiapkan pihak-pihak yang dijadikan responden penelitian

d. Melakukan wawancara

2. Pelaksanaan

a. Membuat jadwal investigasi

b. Melakukan observasi dan wawancara kepada responden yang telah

ditetapkan

c. Membaca dan melihat dokumen, lalu mencatat informasi-informasi yang

diperlukan

3. Pengelolaan Data

Menurut Surachmad, (1994: 109) pengertian dari mengolah data yaitu :

“Mengolah data adalah usaha yang konkrit untuk membuat data berbicara”.

Bedasarkan penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan data yang terkumpul

perlu diolah seteliti mungkin sehingga menghasilkan data yang konkrit.

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data yang dimaksud adalah

sebagai berikut :

1. Menyeleksi data

Pada tahap ini dilakukan pemilihan data untuk mendapatkan dan

menyesuaikan data terkumpul sesuai dengan karakteristik tujuan penelitan

(22)

54

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengklasifikasi data

Pada tahap klasifikasi data penulis mengelompokkan berdasarkan pada

tujuan penelitian yang telah disesuaikan dengan pernyataan penelitian.

Klasifikasi data menurut Winarno, (1982), yaitu : “Klasifikasi data adalah

data mula-mula disusun ke dalam beberapa kategori menurut kriteria yang

timbul secara logis daripada masalah yang akan dipercahkan”.

3. Menyimpulkan hasil

Dalam menyimpulkan hasil penelitian menggunakan latar belakang dari

data yang terkumpul kemudian disusun setelah melalui analisa dan

menghubungkannya dengan teori-teori yang terkumpul

4. Mengumpulkan hasil

Sebagai bahan akhir penulis menggunakan kelaziman-kelaziman ilmiah

atau pola standar komunikasi terulis dalam penyusunan laporan (dimulai

dari penjelasan hingga kesimpulan) mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan maksud yang tertera dalam tujuan penelitian.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu cara ilmiah yang

dilakukan untuk mendapatkan data objektif, valid dan reiabel. Dengan tujuan

dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan untuk

memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. (Sugiono, 2005:81)

Masalah yang akan diteliti serta tujuan yang ingin dicapai dalam suatu

penulisan akan menentukan penggunaan metode penelitian. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan metode kualitatif dengan metode analisis deskriptif

tepatnya berupa studi kasus. Menurut Moleong (2007:6) penelitian kualitatif

yaitu:

Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan dan lain sebagainya. Secara historik dan dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

(23)

55

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karakteristik dari penelitian kualitatif menurut Lincoln dan Guba

(1985:39) adalah :

1. Latar alamiah

2. Manusia sebagai alat (Instrument)

3. Menggunakan metode kualitatif

4. Analisis data secara induktif

5. Teori berasal dari dasar (grounded theory)

6. Penelitian bersifat deskriptif

7. Lebih mementingkan proses daripada hasil

8. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus

9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data

10. Desain yang bersifat sementara

11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap dan mengkaji bagaimana

Program Pelatihan makanan olahan singkong sebagai salah satu peningkatan

SDM di bidang wirausaha. (Studi Kasus Program pelatihan makanan olahan

singkong sebagai salah satu peningkatan SDM dibidang wirausaha, didusun

Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang Jawa Barat).

Penelitian yang dipakai didasarkan pada pertimbangan situasi dan kondisi

status yang spesifukasi atau khas, sehingga metode yang digunakan adalah studi

kasus, hal ini sesuai dengan pemikiran Arikunto (2006:142) bahwa: “Penelitian terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu”. Penelitian kasus yang

dimaksud dalam penelitian ini penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci

dan mendalam pada kelompok usaha Sinar Utami di dusun Parugpug Desa

Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.

Selanjutnya untuk penelitian studi kasus menurut Depdikbud (1982:11)

yaitu: “Penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif mengenai unit sosial tertentu, meliputi individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat.”

Sedangkan Sudjana, (2006) menyatakan karakteristik dari penelitian studi

(24)

56

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mendeskripsikan subjek penelitian (individu, kelompok, lembaga, komunitas)

dalam keseluruhan fenomena perilakunya.

2. Mencermati kasus secara mendalam dengan menekankan pendekatan

longitudinal selama kurun waktu tertentu

3. Berkaitan dengan upaya pemecahan

4. Mengkaji unit kecil dengan berbagai variabel dan kondisi yang lebih luas.

Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail

tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus

ataupun satus dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas diatas akan

dijadikan suatu hal yang besifat umum (Nazir, 1983:6).

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan masalah

penelitian, maka masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut :

a. Penyadaran Potensi Lokal, menurut Burhanuddin SE Msi “Proses penyadaran

masyarakat untuk mengkonsumsi makanan lokal merupakan suatu upaya

menyejahterakan masyarakat, mungkin banyak makanan lokal yang

dikonsumsi, maka Pemerintah makin besar dan otomatis akan menghidupkan

potensi ekonomi masyarakat. (DIR LPM UIR) yang dimaksud penyadaran

pada potensi dan pengolahan tanaman lokal disini yaitu memberi pengetahuan

terhadap masyarakat tentang bagaimana cara memanfaatkan dan mengolah

tanaman lokal menjadi berbagai macam aneka makanan olahan yang dapat

dikonsumsi dan dijual. Khususnya dalam hal ini tanaman singkong.

b. Pengembangan Struktur Kelompok, menurut (Sherif, 1962 dalam Sikonkon

dkk 2002: 2) Kelompok adalah unit sosial yang terdidik dari sejumlah

individu yang mempunyai hubungan saling tergantung satu sama lain sesuai

dengan situasi dan peranannya, secara tertulis atau tidak, mereka telah

mengadakan norma yang mengatur tingkah laku anggota kelompoknya.

(Sherif, 1962 dalam Sikonkon dkk 2002: 2). Kelompok dalam hal ini adalah

(25)

57

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anggota dari sejumlah individu yang di didik agar memiliki keterampilan

dalam mengolah singkong menjadi emping singkong.

c. Program Pelatihan, menurut Rolf P. Lynton dan Udai Pareek Pelatihan

(Inggris: Training) adalah proses melatih; kegiatan atau pekerjaan (KBBI

edisi 2, Balai Pustaka, 1989) Pelatihan memperisapkan peserta latihan untuk

mengambil jalur tindakan tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan

organisasi tempat bekerja, dan membantu peserta memperbaiki prestasi dalam

kegiatannya terutama mengenai pengertian dan keterampilan. (Rolf P. Lynton

dan Udai Pareek. Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja, Pustaka

Binaman Jakarta 1998). Proses Pelatihan dimulai sejak perencancangan,

pelaksanaan hingga evaluasi, Hasil evaluasi inilah yang akan menggambarkan

berhasil dan tidaknya suatu pelatihan. Perancangan merupakan faktor kunci

penentu keberhasilan tersebut, karena ia berada dalam tahap pertama dari

keseluruhan proses pelatihan. Inti dari suatu pelatihan adalah proses

pembelajaran yang bermuara pada adanya perubahan pengetahuan, sikap dan

keterampilan-keterampilan. Ketepatan pengguna pendekatan dan metode

pembelajaran akan sangata mempengaruhi keberhasilan suatu pelatihan.

Suatu pelatihan harus dirancang sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan

akan mampu memfasilitasi untuk terjadinya sebuah proses pembelajaran.

Program pelatihan dalam hal ii adalah program latihan makanan olahan yang

memberikan pembelajaran keterampilan tentang pembuatan aneka maakanan

olahan dengan bahan dasar singkong.

d. Definisi Sumber Daya Manusia, Menurut Hasibuan (2003, h 244) (dalam

blog sondyi, 2013) Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari

daya pikir dan daya fisik yang dimikiki individu. Pelaku dan sifatnya

dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya

dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber Daya

Manusia atau man power di singkat SDM merupakan yang dimiliki setiap

(26)

58

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya.

SDM atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang

dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak

berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir (modal

dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan).

Kecerdasan tolok ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion

Quality (EQ). Dalam hal ini, SDM adalah kemampuan daya fisik dan daya

fikir manusia khususnya seorang wirausahawan yang memiliki kemampuan

didalam mengolah dan menggali potensi tanaman lokal menjadi sesuatu yang

bernilai dan berharga.

e. Definisi Kewirausahaan, menurut Joseph Schumpeter dalam Alma, B (2006:

22), mengemukakan bahwa wirausaha adalah yang mendobrak sistem

ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru,

dengan menciptakan bentuk organisasi baru. Dalam hal ini kewirausahaan

yang dimaksud adalah kewirausahaan dalam bentuk usaha produksi dengan

memperkenalkan barang atau produk baru dari bahan dasar singkong yaitu

emping singkong.

E. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam Penelitian ini yaitu dengan observasi dan

wawancara. Di dalam proses pengembangan instrumen penelitian melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun Kisi-kisi

Kisi-kisi instrumen dibuat dengan maksud untuk memudahkan

penyusunan wawancara, penyusunan kisi-kisi di dasarkan pada

permasalahan-permasalahan dengan variasi-variasi dianggap penting atau

dengan indikator-indikator dan sub indikator yang akan dijadikan wawancara.

Kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan menjadi butir-butir

(27)

59

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

responden dan setiap pertanyaan disertai alternatif jawaban yang disusun

secara sistematis.

2. Menjabarkan kisi-kisi penelitian ke dalam pedoman wawancara dan pedoman

observasi

3. Melakukan bimbingan dengan pembimbing tentang kisi-kisi dan pedoman

wawancara serta observasi

4. Merevisi pedoman wawancara dan observasi

5. Melakukan penelitian lapangan

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam kegiatan penelitian, diperlukan data-data atau informasi yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini berkaitan dengan alat (instrumen)

yang akan digunakan dalam rangka memperoleh data yang diperlukan. Instrumen

penelitian atau alat pengumpul data/ informasi dalam penelitian ini adalah peneliti

sendiri, artinya peneliti sendiri sebagai alat untuk merekam informasi selama

berlangsungnya penelitian sebagaimana diungkapan oleh S. Nasution (1999:9)

bahwa peneliti adalah “key instrumen” yaitu peneliti sendiri yang bertindak sebagai pengamat. Peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mengumpulkan

sejumlah informasi yang diperlukan.

Sebagai pedoman dalam melakukan pengamatan, peneliti membekali diri

dengan kisi-kisi penelitian, pedoman observasi, pedoman wawancara, dan catatan

lapangan. Sedangkan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi,

wawancara, studi dokumentasi, studi kepustakaan.

“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

tanpa mengetehui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan”. (Sugiono,

(28)

60

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk itu penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi ini dilakukan penulis dengan mengamati secara langsung

kelompok usaha Sinar Utami yang memproduksi emping singkong, di Dusun

Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.

“Pengamatan secara langsung dapat dilaksanakan terhadap subjek sebagaimana adanya di lapangan” (Nazir, 1983:214). Untuk mempermudah penulis dalam melakukan observasi, penulis menggunakan instrumen/ alat

pengumpulan data berupa pedoman observasi. Observasi menurut Mohamad Ali

(1982: 91) adalah suatu teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengadakan pengamatan terhadap objek baik secara langsung maupun tidak

langsung. Sedangkan menurut Sudjana, (2004:301) menyatakan : “Observasi

adalah kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa melalui upaya mengamati

dan mencatat data atau informasi-informasi secara sistematis”.

Observasi sebagai alat pengumpulan data yang harus sistematis, artinya

observasi serta pencatatannya menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga

dapat di ulangi kembali oleh peneliti lain. Selain itu hasil observasi harus

memberi kemungkinan untuk menafsirkannya secara alamiah, yang menjadi objek

observasi dari penelitian ini adalah benda, kondisi, perilaku, sarana dan prasarana,

metode, dan objek lain yang mendukung dalam proses permainan berlangsung.

Observasi dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Observasi langsung, yaitu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan

terhadap objek di tempat kejadian atau berlangsungnya peristiwa sehingga

observasi berada bersama objek yang diteliti.

b. Observasi tidak langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan tidak pada saat

berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti.

Untuk mendapatkan pengamatan yang baik agar memperoleh data yang

representatif (Achmadi, 1997:71) memberikan petunjuk sebagai berikut:

a. Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan di observasi

(29)

61

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Menentukan cara untuk mencatat data hasil observasi

d. Membatasi tingkat kategori secara tegas

e. Pengamatan harus dilakukan secara cermat dan kritis

f. Mencatat setiap gejala secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi

g. Mengetahui sebaik-baiknya alat-alat pencatatan dan cara penggunaannya

sebelum melakukan observasi.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis mengambil observasi langsung

untuk mengamati dan melihat secara langsung situasi dan kondisi serta

pengamatan dapat menggambarkan situasi-situasi yang rumit sehingga dapat

memberi pemahaman kepada peneliti sehingga dapat mengetahui kejadian

sebenarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lincoln dan Guba (Moeleong,

2007:174) yaitu :

a. Pengamatan didasarkan atas pengalaman langsung, penelitian dapat

mengamati secara langsung peristiwa yang terjadi sehingga akan memperoleh

keyakinan tentang keabsahan data.

b. Pengamatan dapat memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati

sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi

pada keadaan sebenarnya.

c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang

berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang

langsung diperoleh dari data

d. Pengamatan dapat memperkuat hasil wawancara yang kurang dapat di ingat

oleh peneliti

e. Pengamatan dapat memberi pemahaman kepada peneliti tentang

situasi-situasi yang rumit dan perilaku-perilaku yang kompleks

f. Pengamatan bisa menjadi efektif dan bermanfaat ketika alat lain seperti

(30)

62

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal

semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara atau

interview, ialah suatu percakapan, tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih

yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu.

(Kartini Kartono, 1996: 187). Menurut Arikunto (2002:97) secara garis besar ada

dua macam pedoman wawancara, yaitu sebagai berikut :

a. Pedoman wawancara berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun

secara terperinci

b. Pedoman wawancara tidak berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang

hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada Ibu Wawang

dan ayah, ibu dan responden lainnya yang diperlukan. Wawancara digunakan oleh

peneliti selain dalam bentuk observasi tetapi yang paling utama memperoleh data

dari Ibu Wawang sebagai ketua kelompok usaha Sinar Utami dengan tujuan untuk

mengumpulkan data mengenai bagaimana program pelatihan makanan olahan

singkong sebagai salah satu peningkatan SDM dibidang wirausaha di Dusun

Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.

3. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan studi dokumentasi karena

studi dokumentasi merupakan suatu usaha penelaahan terhadap beberapa

dokumen (barang-barang tertulis) atau arsip. Sebagaimana dikemukakan oleh

Arikunto (2006:158), “didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian”.

Tujuan penggunaan studi dokumentasi ini adalah untuk memperoleh data

tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan jalan

menelaah, mengkaji berbagai dokumen yang sekiranya berhubungan dengan

(31)

63

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data yaitu berupa foto dan data anggota kelompok usaha Sinar

Utami

4. Studi Kepustakaan

Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa teori untuk dijadikan

sumber pustaka diantaranya : konsep PLS, Pelatihan konsep SDM

Kewirausahaan. Sejalan dengan tujuan studi kepustakaan menurut Subino

(1982:28), “Studi kepustakaan untuk mendapatkan teori-teori, konsep-konsep, sebagai bahan pertimbangan, penguat atau penolakan terhadap temuan hasil

penelitian dan untuk mengambil beberapa kesimpulan”. Literatur dan buku-buku

yang dikaji dalam studi kepustakaan terutama berkaitan langsung dengan

permasalahan penelitian.

Studi pustaka atau Literatur, yaitu dengan mengumpulkan data melalui

literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian. Studi literatur

merupakan teknik penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan

informasi dengan bantuan macam-macam material yang terdapat diruang

perpustakaan, misalnya berupa: buku-buku, majalah, naskah-naskah, catatan,

kisah sejarah, dokumen-dokumen dan lain-lain (Kartini Kartono, 1996: 33).

G. Instrumen Penelitian

Instrumen dan teknik adalah alat dan cara yang digunakan dalam

mengumpulkan data sebagai salah satu bagian penting dalam penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data tidak dapat dipisahkan

dengan teknik pengumpulan data, dan teknik pengumpulan data tidak dapat

dipisahkan dengan metode penelitian. Ketiganya terdapat saling berkaitan yang

erat satu sama lain.

Penelitian pada waktu mengumpulkan data dilapangan berperan serta

dalam kegiatan subjek penelitian. Penelitian sebagai instrumen penelitian akan

mencoba memahami dan menyesuaikan keadaan yang terjadi pada waktu

(32)

64

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pedoman Observasi

Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan siostematis

dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk

menemukan data dan informasi dari gejala-gejala atau fenomena

(kejadian-kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan

penyelidikan yang telah dirumuskan. (Muhammad Ali, 1992: 72 dikutip

Suryana, Y dan Priatna T, 2009: 193). Peneliti menggunakan teknik observasi

ini agar dapat melakukan pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian.

Karena observasi dapat dilakukan, melalui penglihatan, penciuman,

pendengaran, perabaan dan pengecap. Sehingga peneliti dapat memperoleh

data mengenai komponen-komponen yang berhubungan dengan program

pelatihan makanan olahan singkong sebagai salah satu peningkatan SDM

dibidang wirausaha.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan kepada responden. Dan jawaban-jawaban responden dicatat atau

direkam (Suryana, Y dan Priatna T, 2009: 200) Peneliti merancang

pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan usaha emping

singkong dalam meningkatkan SDM di bidang wirausaha. Wawancara

tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat

wawancara dilakukan.

3. Studi Dokumentasi

Alat perekam digunakan sebagai alat bantu untuk mendapatkan

data-data ketikan peneliti mengadakan wawancara dengan responden atau bukti

(33)

96

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskrifsi, pembahasan dan temuan penelitian yang telah

diuraikan dimuka tentang Program pelatihan makanan olahan singkong sebagai

salah satu peningkatan SDM di bidang wirausaha. Pada bab ini penulis

mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:

1. Penyadaran dalam menggali potensi dan mengolah tanaman lokal adalah erat

kaitannya dengan adanya program pelatihan makanan olahan singkong yang

diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang. Khususnya Badan

Kerja Keluarga Berencana Nasional dan Balai Latihan Kerja Kredit Usaha

Kecil Menengah yang memberikan pelatihan mengenai cara-cara mengolah

singkong menjadi berbagai aneka makanan olahan, sehingga Dusun Parugpug

Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Hal ini merupakan

inovasi baru khususnya dalam mengolah singkong menjadi emping singkong,

terbukti dengan adanya kegiatan kelompok masyarakat yang melakukan

kegiatan produksi emping singkong untuk dipasarkan atau dijual di

masyarakat sekitar benar-benar diperlukan dalam skala besar, Karena

tingginya permintaan konsumen

2. Pengembangan struktur kelompok usaha emping singkong Sinar Utami

didasarkan pada jumlah permintaan konsumen yang cukup tinggi dan

terus-menrus meningkat secara otomatis terjadi penambahan jumlah tenaga kerja,

dan banyak nya permintaan-permintaan dari berbagai daerah khususnya

kota-kota yang ada di jawa barat tentang emping singkong. Pengembangan struktur

kelompok tentunya dengan membuka agen-agen baru di kota-kota yang ada

di jawa barat.

3. Program pelatihan makanan olahan singkong merupakan strategi Pemerinttah

dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga sejahtera dengan memberikan

keterampilan atau kecakapan hidup bagi masyarakat di bidang keterampilan

(34)

97

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuka peluang bagi masyarakat itu sendiri sehingga terjadi pemberdayaan

masyakarat dalam bentuk usaha dengan dimaksud agar terjadi perbaikan atau

peningkatan ekonomi masyarakat.

4. Proses pembelajaran dalam program pelatihan makanan olahan singkong

adalah lebih menekankan pada kegiatan praktek proses produksi makanan

olahan terutama praktek produksi atau pembuatan emping singkong dan

melalui praktek manajemen kewirausahaan meliputi manajemen produksi,

manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan.

5. Evaluasi program pelatihan makanan olahan singkong, dilakukan dalam

bentuk supervisi dan monitoring terhadap anggota atau peserta pelatihan yang

melakukan kegiatan wirausaha sebagai implementasi ilmu yang diperolehnya

melalui program pelatihan, dimana melalui supervisi dilakukan bimbingan,

pembinaan dan pengarahan pada pelaksanaan kegiatan kewirausahaan yang

membantu kelancaran kegiatan kerjanya, dan melalui monitoring

dikumpulkan data-data berupa laporan-laporan mengenai berbagai

perkembagnan atau hambatan yang terjadi dalam proses kegiatan

kewirausahaan masing-masing kelompok, salah satunya pada kelompok

usaha emping singkong Sinar Utami yang berada di Dusun Parugpug Desa

Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran yang akan

diberikan peneliti kepada beberapa pihak yang bersangkutan dengan penelitian

ini, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi para pengambil kebijakan atau Pemerintah yang membidangi

pendidikan luar sekolah agar lebih membuka kesempatan lagi bagi

masyarakat untuk mengadakan program-program pelatihan tentang makanan

olahan yang lainnya. Yang merupakan potensi sumber daya alam diantaranya

tanaman-tanaman lokal selain singkong.

2. Bagi para praktisi PLS agar menyelenggarakan program-program pelatihan

(35)

98

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terutama dibidang pengolahan makanan dengan basis tanaman lokal yang

bertujuan untuk menciptakan ekonomi berbasis kearifan lokal.

3. Bagi para peneliti selanjutnya agar dijadikan acuan dalam penelitian

(36)

99

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, i (2002), Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa, Bandung : CV. ANDIRA.

Alma, Buehori (2006), Kewirausahaan, Bandung : Alfabeta.

Departemen Kementrian Pendidikan, (2002), Materi Penataran Kewirausahaan, Jakarta

Djohani, Rianingsih (2003), Partisipasi Pemberdayaan dan Demokratis

Komunitas, Bandung : Studio Driya Murid Bandung.

Fauzi, A Ikka Kartika (2000), Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung : Nusantara Press.

Geoffrey, G. Meredith, et.al (1996), Kewirausahaan Teori dan Praktek, Jakarta : Pustaka Bonama Pressindo.

Halimah, Ihat, Wahyudin, Uyu, Ardiwinata, Jajat (1998), Supervisi dan

Monitoring Pendidikan Luar Sekolah, Laboraturium Pendidikan Luar

Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Hasan, S.E (2008), Reoptimalisasi Manajemen Pendidikan Luar Sekolah, Dalam

Konsultasi Teoritis dan Praktis. Bandung : UPI

Jurnal (April 2006), Pendidikan Masyarakat Indonesia. Jakarta : Penmasindo

Kamil, M (2007), Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung : Alfabeta.

Kindervatter, S (1979), Nonformal Education as an Emprowering Process. Unprited In United States Of America.

Marzuki, S. (1992), Strategi dan Model Pelatihan, Malang : PLS FIP IKIP Malang.

Materi Penataran Kewirausahaan (2002), Departemen Pendidikan, Jakarta

Nazir, M. (2003), Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia

Siagian. S. Dan Asfasari (1995), Kewirausahaan Indonesia dengan Semangat

17.08.45. Jakarta : Kioang Klede PT. Putra Timur bekerjasama dengan

(37)

100

Nining Nurcahyani, 2013

Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subrata, konkon dan kawan-kawan (2000), Dinamika Kelompok MORALE

Kelompok, dan Kepemipinan Kelompok. Publikasi Laboratorium

Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Sudjana, Djuju (2001), Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Falah Production

Sudjana, Djuju (2006), Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Sudjana, N (1987). Tuntunan Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta : Sinar Baru.

Suhamijaya, S (1980). Membina Sikap Mental Wiraswasta, Jakarta : Gunung Jati.

Suryono (2011). Pelatihan Kewirausahaan Dalam Meningkatkan Kecakapan

Berwirausaha dan Peran Sosial Santri, Skripsi PLS FIP UPI Bandung.

Tidak diterbitkan.

Wahyudin, Din (et, al 2009), Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.

http://chikacimoet.blogspot.com/2013/02/pemberdayaan-masyarakat.html

http://arifh.blogdetik.com/produk-olahan-berbasis-singkong-semakin- berkembang/

http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia

http://dinamikakelompok7.blogspot.com/2012/12/pembentukan-kelompok-peran- norma-dan-struktur-kelompok.html

Gambar

Gambar 2.1  Diagram Alur Hubungan Antara Komponen-komponen

Referensi

Dokumen terkait

Kedepannya diperlukan peningkatan SDM agar program dan kegiatan dari forum kabupaten sehat Jebih inovatif dan lebih bermanfaat buat pemerintah dan Apakah SDM dalam masyarakat

Kompetensi standar atau standar kompetensi yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai setelah anak didik menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu pada setiap

Namun karena saat ini belum ada pedoman dan indikator baku yang dikeluarkan oleh Instansi berwenang untuk menilai tingkat kinerja jaringan drainase, maka pedoman dan parameter

SENARAI PENERIMA HADIAH AKADEMIK SMK BANDAR TASEK MUTIARA, TAHUN 2010.. ANUGERAH TERBAIK DALAM

Semoga dengan kegiatan “Pelatihan pembuatan rolade daun singkong di desa Sukowono Kecamatan Jayaloka Kabupaten Musi Rawas”, dapat membuat masyarakat terampil dalam

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luas, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini yang

Dari hasil penelitian, aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun andong merah (Cordyline fruticosa L. Cheval) terhadap bakteri penyebab diare, diketahui bahwa