Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROGRAM PELATIHAN MAKANAN OLAHAN SINGKONG SEBAGAI
SALAH SATU PENINGKATAN SDM DI BIDANG WIRAUSAHA
( Studi Kasus Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong
Di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh
Kabupaten Sumedang Jawa Barat )
Diajukan oleh :
Nining Nurcahyani
N I M : 1003206
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROGRAM PELATIHAN MAKANAN OLAHAN SINGKONG SEBAGAI SALAH SATU PENINGKATAN SDM DI BIDANG WIRAUSAHA
( Studi Kasus Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh
Kabupaten Sumedang Jawa Barat )
Oleh
Nining Nurcahyani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Nining Nurcahyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu
Peningkatan Sumber Daya Manusia di Bidang Wirausaha
(Studi Kasus Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong
Di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh
Kabupaten Sumedang Jawa Barat)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
PEMBIMBING I,
Dr. Ayi Olim, M.Pd. NIP 19510914 197501 1 001
PEMBIMBING II,
Nike Kamarubiani, M.Pd. NIP 19750702 200801 2 004
Diketahui Oleh :
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah,
i
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
NINING NURCAHYANI NIM. 1003206
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM di Bidang Wirausaha
(Studi Kasus Program Pelatihan Pengolahan Singkong di Dusun Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang Jawa Barat)
Penguasaan keterampilan dalam menggali dan mengolah potensi dibidang pertanian diantaranya pertanian tanaman lokal salah satunya tanaman singkong, tentu harus ditunjang oleh pengetahuan dan keilmuan yang seimbang dan sesuai. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penyadaran masyarakat dalam menggali dan mengolah potensi tanaman lokal, pengembangan struktur, program pelatihan makanan olahan singkong, proses pembelajaran pada Program Pelatihan tersebut, dan evaluasi dari program pelatihan makanan olahan singkong.
Landasan teori yang diambil dalam penelitian ini yaitu konsep PLS membahas (pengertian, Tujuan, fungsi, komponen), konsep kewirausahaan (definisi, tujuan, ciri-ciri, karakteristik, fungsi wirausaha), konsep SDM (definisi,ciri-ciri SDM), konsep pemberdayaan masyarakat (pengertian, tujuan, strategi, prinsip-prinsip), konsep pengembangan struktur kelompok (definisi, dinamika, tujuan), konsep pelatihan (pengertian, tujuan, prinsip, manfaat, manajemen), konsep POD (karakteristik, tujuan, komponen, kondisi dan prinsip-prinsip belajar), konsep evaluasi program (pengertian, fungsi, peranan, tujuan, dan aspek evaluasi).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alat pengumpul data utama dalam penelitian ini adalah instrumen wawancara. Subjek penelitian yang dijadikan sumber data terdiri dari ketua kelompok usaha emping singkong Sinar Utami, anggota kelompoknya dan petani singkong. Teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan redukasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi.
v
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Metode Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 10
F. Stuktur Organisasi Skripsi ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Konsep Pendidikan Luar Sekolah ... 13
2. Konsep Kewirausahaan ... 18
3. Konsep Sumber Daya Manusia ... 23
4. Pemberdayaan Masyarakat ... 26
5. Konsep Pengembangan Struktur Kelompok ... 30
6. Konsep Pelatihan ... 35
7. Konsep Pembelajaran Orang Dewasa ... 44
8. Evaluasi Program Pelatihan ... 48
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 52
B. Desain Penelitian ... 53
C. Metode Penelitian ... 54
vi
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Proses Pengembangan Instrumen ... 58
F. Teknik Pengumpulan Data ... 59
G. Instrument Penelitian ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN MASALAH
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 65
B. Profil ... 66
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 96
B. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA
vii
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[image:7.595.116.513.161.633.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Alur Hubungan Antara Komponen-komponen
Pendidikan Luar Sekolah ... 16
Gambar 2.2 Ruang Lingkup Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 25
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelompok Usaha Emping Singkong
Sinar Utami ... 70
1
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah termasuk Negara yang memiliki kekayaan alam yang
melimpah ruwah, letak geografisnya berada di antara garis lintang khatulistiwa
menjadikan negeri ini subur dan memiliki potensi besar dibidang pertanian
hingga memiliki julukan Negara Agraris. Penduduk Indonesia yang berada
dipedesaan memiliki mata pencaharian rata-rata sebagai petani maka Indonesia
lebih cenderung cocok menjadi ekonomi agraris yaitu ekonomi berbasis pertanian
yang mana pertanian menjadi sumber nafkah paling dominan seperti pertanian
perhutanan, perikanan (tumpang sari) antara tanaman dan perikanan, perkebunan,
pertanian pangan dan lain sebagainya. Untuk menciptakan ekonomi agraris ini
tentunya harus ditunjang dengan pengetahuan dan keilmuan yang seimbang yang
mampu menghasilkan para wirausahawan sukses dengan basis ekonomi agraris.
Oleh karenanya dalam kehidupan suatu Negara pendidikan memegang peranan
yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan bangsa.
Pendidikan menjadi salah satu komponen utama dalam pembentukan kualitas
sumber daya manusia dengan cara mengembangkan segala potensi yang dimiliki
peserta didik secara optimal supaya mampu menghadapi berbagai perubahan serta
kemajuan dan tantangan zaman. Pendidikanpun merupakan upaya memanusiakan
manusia, membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sendiri sesuai dengan
martabatnya, hal ini sesuai dengan isi yang tertuang dalam undang-undang
sisdiknas No.20 Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan bahwa :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak Mulia, Sehat, Berilmu, Cakap, Kreatif, Mandiri dan menjadi
2
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melalui pendidikan manusia memperoleh wawasan baru yang akan
membentuk dan meningkatkan harkat martabat mereka, baik sebagai pribadi
maupun sebagai masyarakat, mengembangkan diri sesuai dengan bakat dan minat
yang dimilikinya serta pendidikan juga harus dapat memfasilitasi manusia untuk
berkarya.
Adapun sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari dua jalur pendidikan yakni
jalur pendidikan persekolahan dan jalur pendidikan luar sekolah, jalur pendidikan
persekolahan adalah sistem dijalur persekolahan atau formal yang mana tempat,
waktu dan jenis pembelajaran sudah ditetapkan dan memiliki aturan-aturan yang
sama. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah adalah jalur di luar persekolahan
yang mana tempat, waktu dan jenis pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan
dan bersifat fleksibel. Pendidikan luar sekoah ini terdiri dari pendidikan non
formal dan informal, yang memiliki tujuh komponen diantaranya masukan
mentah, masukan sarana, masukan lingkungan, proses, masukan lain dan
pengaruh. Oleh karenanya pendidikan ini lebih menekankan pada penguasaan
keterampilan dan kacakapan hidup yang bertujuan agar menghasilkan dampak
atau pengaruh (impact) pada perubahan taraf hidup mau dan mampu
membelajarkan orang lain seperti halnya pendapat yang dikemukakan menurut
Hamijoyo (1973) dalam Kamil, m (2007:32) :
“PLS adalah suatu pendidikan yang terorganisir secara sistematis dan kontinyu di luar sistem persekolahan melalui proses hubungan sosial membimbing individu kelompok dan masyarakat supaya memiliki sifat dan cita-cita sosial yang posituf dan konstruktif guna meningkatkan taraf hidup di bidang material, sosial dan mental dalam rangka usaha mewujudkan kesejahteraan, sosial kecerdasan bangsa dan persahabatan antar manusia.”
Dari definisi menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
luar sekolah dapat memfasilitasi orang-orang yang mau belajar untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga ia dapat mengembangkan
sikap dari ilmu yang diperolehnya dan diharapkan mampu merubah taraf
Perubahan zaman dan majunya teknologi telah berdampak pada pola fikir
dan tatanan hidup masyarakat, serta berkembangnya ilmu pengetahuan diberbagai
bidang menjadikan persaingan antara satu sama lain sehingga pada akhirnya
muncul permasalahan-permasalahan dari berbagai bidang pula. Era globalisasi
telah memberikan warna baru pada kehidupan ekonomi masyarakat baik di kota
maupun di desa, dampak yang ditimbulkannyapun ada dampak positif dan ada
dampak negatif.
Bagi individu atau masyarakat yang belum siap untuk menghadapi kehidupan
tersebut, globalisasi mungkin akan menimbulkan berbagai persoalan yang lebih
kompleks serta sulit diatasi. Seperti halnya kehidupan pasar bebas ini sungguh
muncul sebagai sosok yang mengerikan bagi Negara-negara terbelakang termasuk
Indonesia yang belum siap menghadapinya “ Demikian dikemukakan Solehudin
(2000) ”dalam pengantar pendidikan (7.7) ini merupakan tantangan besar bagi
bangsa Indonesia untuk berupaya terus meningkatkan kesiapan menghadapi
kehidupan yang serba kompleks, serba canggih yang menantang manusia terus
belajar sepanjang hayat.
Sesuai dengan pendapat Suzzana Kindervetter (1979), bahwa Pendidikan
Luar Sekolah bertujuan untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada
individu atau kelompok guna memahami dan mengontrol kekuatan sosial ekonomi
dan politik sehingga dapat memperbaiki kehidupannya didalam masyarakat, maka
Suzzana Kindervetter mengajukan solusi masalah dengan “humanis” yaitu
menempatkan insan pembangunan sebagai pelaku dan bukan sebagai penderita
pembangunan. Salah satu cara humanis adalah melalui Pendidikan Luar Sekolah
sebagai empowerring process, yaitu dengan melakukan pendekatan sebagai
berikut :
1) Need Oriented, merupakan pendekatan yang didasarkan kepada kebutuhan
peserta didik
2) Endogenous, yang berorientasi pada perubahan yang ada dalam masyarakat
3) Self-Reliant, pendapat yang mengutamakan rasa percaya diri dan tepat
4) Ecologically Sound, pendekatan yang berorientasi pada struktur atau sistem.
Di lihat dari uraian diatas tadi dapat disimpulkan Untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan akibat globaliasasi, tentu akan
melibatkan seluruh elemen bangsa baik pemerintah ataupun masyarakat itu
sendiri, diharapkan ikut bersama-sama memecahkan berbagai persoalan yang
melingkari kehidupan bangsa ini. Salah satu faktor penyebab permasalahan diatas
diantaranya karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki masyarakat, untuk itu
dalam hal ini kita selaku orang PLS harus mampu memberikan kontribusi dalam
pemecahan masalah-masalah tersebut. Tentunya kembali pada tujuan PLS
memberikan pendidikan dan pengetahuan yang menekankan pada penguasaan
keterampilan dan kecakapan hidup.
Apabila kita mau berfikir kembali untuk menggali potensi Indonesia di
bidang pertanian, mungkin ini merupakan salah satu jalan keluar untuk mengatasi
permasalahan diatas, yaitu dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang
kita miliki diantaranya menggali potensial kegiatan ekonomi dibidang pertanian,
seperti bidang pertanian tanaman pangan, salah satunya membudidayakan
tanaman singkong yang merupakan potensi lokal, selama ini singkong dianggap
tanaman sederhana dan kurang begitu berharga, sehingga minat masyarakat untuk
membudidayakan tanaman singkong sangat kurang bahkan masyarakat merasa
enggan untuk menanamnya, mereka lebih baik membiarkan pekarangan samping
rumah atau belakang rumah kosong, atau membiarkan begitu saja. Padahal
tanaman singkong banyak manfaatnya baik untuk kesehatan yang daunnya
mengandung serat tinggi dapat dijadikan obat kurang darah ataupun singkongnya
itu sendiri yang dapat dijadikan aneka makanan olahan.
Seperti halnya penduduk yang berada di Dusun Parugpug Desa Cijambe
Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang dimana tempat ini merupakan lokasi
penelitian penulis, penduduknya memiliki mata pencaharian rata-rata sebagai
petani, yang sebelumnya enggan menanam singkong karena merasa tidak aneh
atau kurang berharga, juga kurang begitu disukai, akan tetapi setelah munculnya
seorang wirausahawati yang memiliki inovasi baru tentang pengolahan singkong
menjadi makanan olahan yaitu emping singkong, telah mampu merubah pola fikir
tanaman ini kembali, mereka memanfaatkan ladang dan pekarangan untuk
ditanami singkong. Para penduduk menanam singkong dengan cara-cara baru
yaitu, dengan membuat lubang-lubang yang cukup besar dan ke dalam lubang
tersebut dimasukan pupuk kandang kemudian dibiarkan seminggu, ssetelah itu
baru ditanami batang pohon singkong, lalu kemudian ditimbun (disaeur dalam
bahasa sunda) sampai membentuk parit-parit, teknik ini di gunakan untuk
memperoleh hasil yang memuaskan dimana akan menghasilkan singkong yang
besar-besar dan memiliki rasa yang gurih dan empuk (pulen), jenis singkong yang
ditanam merekapun hanya dua jenis yaitu singkong gatot dan singkong manihot,
karena untuk mempertahankan rasa dan kualitas kelompok usaha makanan olahan
emping singkong ini hanya memproduksi jenis singkong tersebut saja.
Dengan terciptanya inovasi baru untuk “meningkatkan kemampuan”
mengandung arti bahwa tujuan utama inovasi adalah kemampuan sumber-sumber
tenaga, uang dan saran, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Pendeknya
keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah direncanakan
dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Demikian dikemukakan oleh Syaefudin
Sa`ud (2010:7) Dalam Inovasi Pendidikan. Pendapat ini ada keterkaitan dengan
fungsi PLS sebagai komplement (pelengkap), artinya memberikan Pendidikan
melalui pengalaman belajar yang tidak diperoleh dalam kurikulum persekolahan.
Pengembangan usaha emping singkong dipilih atas beberapa pertimbangan,
diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan
skill yang tidak begitu tinggi, dan biaya investasi yang relatif rendah. Usaha
produksi makanan olahan berupa emping singkong ini memiliki prospek ekonomi
yang baik, emping singkong merupakan salah satu produk komersial dan dapat
dikembangkan dengan teknik sederhana. Selain itu konsumsi masyarakat akan
emping singkong cukup tinggi sehingga produksi emping singkong benar-benar
diperlukan dalam skala besar.
Kegiatan usaha ini banyak memberikan peluang yang sangat baik,
diantaranya dapat menghasilkan wirausahawan-wirausahawan baru, sejati yang
dari itu cita-cita untuk mewujudkan masyarakat mandiri menjadi hal yang sangat
mungkin untuk dicapai.
Dilihat dari kondisi secara fisik ada beberapa keuntungan dari pengembangan
usaha makanan olahan berupa emping singkong ini, diantaranya memberikan
peluang atau keuntungan pada bidang-bidang berikut ini:
Bidang Pertanian, pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, dan bidang ekonomi serta
perdagangan.
Bermula dari pelatihan yang diselenggarakan Badan Kerja Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) yang bekerjasama dengan balai latihan kerja kredit
usaha kecil menengah (BLKKUKM) yang menyampaikan materi tentang
jenis-jenis produksi makanan olahan (home industri) akhirnya Ibu Wawang berhasil
merealisasikan ilmu yang didapatnya, hingga ia benar-benar mengembangkan
keterampilannya dalam membuat jenis makanan olahan berupa produksi emping
singkong, dengan modal pertama hanya dua puluh ribu rupiah sebagai hasil
pinjaman dari PKK desa ia memulai usahanya dan hanya mengolah satu kilo
singkong perharinya, kemudian ia pasarkan diwarung-warung yang ada di
sekitarnya, cara pembuatannyapun masih manual dari hari kehari produksinya
digemari banyak orang hingga lama kelamaan banyak permintaan dari konsumen
dan terjadi peningkatan produksi, sehari mencapai 10 kilogram singkong, dari
tahun-ketahun usahanya semakin berkembang, hingga mencapai 30 kuintal, 50
kuintal, 75 kuintal dan saat ini sudah mencapai 1 ton perbulan jumlah singkong
yang diproduksinya, dengan lokasi pemasaran Sumedang (Griya), Ojolali,
Palasari, dan Alfa belum warung-warung biasa, kemudian Bandung (Griya), Buah
Batu (kerumahan), Bekasi, Bogor, Jakarta, Majalengka, Cirebon dan kini hingga
ke Tegal dan Kudus.
Keberhasilan usahanya ini berkat bantuan dari beberapa dinas terkait
diantaranya dinas kopersi, perdagangan, pendidikan dan pemda serta instansi
terkait lainnya yang selalu membina dan membantu pemasarannya melalui
berbagai pameran yang sering di selenggarakan di berbagai tempat di setiap
pelosok baik didalam maupun diluar kota. Hal ini sebagai tindak lanjut dari
hasil pelatihannya selalu di bantu dalam bidang pemasaran produksinya,
sehingga pelatihan ini benar-benar menghasilkan output dan outcome artinya
dapat menghasilkan keluaran atau lulusan pelatihan yang terampil membuat
makanan olahan dan dapat mencetak keluaran yang dapat membuka usaha
produksi makanan olahan.
Kelompok usaha Sinar Utami ini benar-benar sudah mendapat ke apsahan
dalam proses produksinya karena telah memiliki sertifikat Depkes, dari Dinas
Kesehatan, ijin halal dari MUI Jabar P-IRT NO.215321101489.
Wirausahawati (Ibu Wawang) ini selalu berusaha untuk memperluas
wawasan dan pengetahuan melalui pelatihan-pelatihan dan pertemuan-pertemuan
bisnis demikian juga study banding, ia sering mendapat undangan baik dari dinas
instansi maupun rekananya, sehingga jaringan kemitraannya terus bertambah.
Sesuai dengan pendapat para ahli mengenai proses wirausaha menurut Carol
Noore yang dikutif oleh Bygrave ( 1996:3 ) mengemukakan :
“Proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi, sebuah inovasi
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, faktor internal tersebut misalnya pendidikan dan pengalaman, faktor eksternalnya adalah aktivitas, peran, dan peluang oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan organisasi dan keluarga ( Suryana 2001:34 )”
Usaha makanan olahan emping singkong ini, dirintis sejak tahun 2000 dan
mulai dibina pada tahun 2002 oleh Disperindag berkembang mulai tahun 2006,
yang mana terjadi peningkatan produksi melalui pesanan yang datang dari
berbagai daerah, sehingga otomatis harus melakukan penambahan tenaga kerja
dengan mengembangkan kelompok pengrajin yang semula hanya lima kelompok
pengrajin menjadi sepuluh kelompok, sebelumnya pemasaran produksi hanya
wilayah sekitar sumedang saja, serta proses produksinya pun masih manual.
Tetapi setelah terjadi pengeembangan usaha melalui peningkatan produksi yang
cukup tinggi, maka kelompok usaha ini mulai menggunakan alat-alat berupa
mesin dianataranya; mesin pengepakkan, mesin gencatan, penyablonan dan
lain-lain. Dengan adanya pengembangan usaha pembuatan makanan olahan berupa
emping singkong ini, mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat Dusun
taraf ekonominya sehingga mampu menaikan status sosialnya. Terbukti dengan
kemampuan rata-rata mereka dalam memberikan fasilitas pendidikan pada
anak-anaknya yang tadinya hanya mampu menyekolahkan sampai SD atau SMP
sekarang mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke tingkat
SLTA bahkan Perguruan Tinggi. Kegiatan ekonomi ini menghasilkan dampak
positif baik kepada petani, ataupun masyarakat sekitar yang tadinya tidak
memiliki kegiatan usaha kini mereka dapat menghasilkan uang dengan
keterampilan pembuatan makanan olahan tadi, hal ini sedikitnya telah mampu
mengendalikan krisis ekonomi dan arus urbanisasi, karena mereka tidak usah
jauh-jauh pergi ke kota untuk mencari nafkah, cukup dengan melakukan kegiatan
usaha di daerahnya bahkan dirumah masing-masing. Begitu juga dengan para
petani lingkungan sekitar bahkan sampai diluar lingkungan mereka menjadi
kembali mau membudidayakan tanaman singkong dengan memanfaatkan kebun,
ladang, dan pekarangan rumah mereka sehingga menjadi lebih produktif karena
dapat menghasilkan uang.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini difokuskan pada penelaahan
program pelatihan makanan olahan singkong dengan bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan dan kecakapan hidup guna meningkatkan tarap
ekonomi masyarakat. Oleh karena itu penulis menentukan judul penelitian ini
yaitu “ PROGRAM PELATIHAN MAKANAN OLAHAN SINGKONG
SEBAGAI SALAH SATU PENINGKATAN SDM DI BIDANG WIRAUSAHA
” (Studi kasus Program Pelatihan Makanan Olahan singkong Sebagai Salah Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha. di Dusun Parugpug Desa Cijambe
Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang Jawa Barat).
B. Identifikasi dan perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengidentifikasi permasalahan
sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas SDM
2. Kesadaran pada potensi lokal dalam pengolahan dan pemanfaatan sumber
3. Proses pembelajaran dalam pelatihan makanan olahan singkong
4. Proses pengolahan singkong menjadi emping singkong
5. Pengembangan struktur kelompok pada kegiatan usaha emping singkong
6. Supervisi dan monitoring pada kegiatan kelompok usaha emping singkong.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah
pokok dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana penyadaran pada potensi tanaman lokal dan proses pengolahan
tanaman lokal ?
2. Bagaimana pengembangan struktur kelompok pada kegiatan usaha emping
singkong ?
3. Bagaimana program pelatihan makanan olahan singkong ?
4. Bagaimana proses pembelajaran dalam program makanan olahan singkong ?
5. Bagaimana evaluasi program pelatihan makanan olahan singkong ?
C. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui data tentang penyadaran pada potensi lokal dan proses
lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
2. Untuk mengetahui data tentang pengembangan struktur kelompok pada
kegiatan usaha emping singkong
3. Untuk mengetahui data tentang program pelatihan makanan olahan singkong
4. Untuk mengetahui data tentang proses pembelajaran dalam program pelatihan
makanan olahan singkong
5. Untuk mengetahui data tentang evaluasi program pelatihan makanan olahan
singkong
D. Metode Penelitian
Metoda yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metoda kualitatif.
Bogdan dan Tylor (Atmadinata, 2005:55) mengungkapkan bahwa metoda
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Adapun penelitian kualitatif menurut Wiraatmadja (2006:10-11) mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut : 1) Menggunakan lingkungan alamiah tempat kejadian dan
perilaku manusia berlangsung sebagai sumber data, 2) Peneliti adalah instrument
utama penelitian, 3) Data yang dihasilkan sifatnya deskriptif, 4) Fokus diarahkan
pada pengalaman partisipasi, 5) Proses sama pentingnya dengan produk.
Berdasarkan uraian menurut para ahli diatas, data yang diperoleh penulis dari
penelitian kualitatif seperti hasil pengamatan atau observasi, hasil wawancara,
dokumentasi dan catatan lapangan.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
1) Secara teoritis dapat memberikan gambaran tentang bagaimana strategi
PLS dalam meningkatkan SDM di bidang wirausaha melalui program
pelatihan makanan olahan singkong, sehingga memberikan motivasi pada
para petani singkong dan para pengrajin makanan olahan emping singkong
dalam meningkatkan usahanya baik dalam segi peningkatan hasil
produksi, kualitas, pemasaran, perluasan jaringan kemitraan, serta
pengadaan alat dan bahan baku produksi.
2) Adanya pemerdayaan masyarakat dalam kegiatan wirausaha produksi
emping singkong, berarti sudah terjadi penyerapan tenaga kerja yang
sedikitnya sudah dapat mengurangi angka pengangguran di negara kita.
Dilihat dari ilmu kependudukan, kegiatan wirausaha produksi emping
singkong ini sudah dapat menekan arus urbanisasi, sebab mereka memiliki
kegiatan ekonomi di desa sendiri tidak usah jauh-jauh pergi ke kota untuk
mencari nafkah dan cita-cita pemerintah untuk mewujudkan masyarakat
mandiripun tercapai.
3) Secara ekonomi kegiatan wirausaha emping singkong ini sudah
memberikan kontribusi terhadap masyarakat sekitar dalam peningkatan
parugpug desa cijambe kecamatan paseh kabupaten sumedang secara
otomatis mampu menaikan status sosialnya.
2. Manfaat Praktis
1) Bagi peneliti, kegiatan ini diharapkan menjadi penunjang untuk melatih
kemampuan berfikir dan bersikap ilmiah dalam mencari penjelasan tentang
peranan PLS dalam menciptakan ekonomi berbasis pertanian atau ekonomi
agraris melalui produksi emping singkong
2) Diharapkan dapat menjadi dasar rujukan bagi para praktisi PLS dilapangan
dalam mengembangkan pendidikan keterampilan atau kecakapan hidup
terutama dalam mengolah berbagai hasil pertanian untuk dijadikan sebuah
produk baik berupa makanan atau barang yang nantinya dapat dijual
dengan nilai jual cukup tinggi dan dapat diterima banyak konsumen atau
masyarakat luas
3)Diharapkan dapat menjadi acuan bagi PLS dalam menerapkan
model-model pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan
wirausahawan-wirausahawan yang sukses. Dengan lebih menekankan pada penggunaan
kecakapan hidup atau keterampilan untuk meningkatkan kompetensi
masyarakat dalam berwirausaha.
4)Diharapkan dapat menjadi dasar rujukan bagi siapa saja yang membaca
baik bagi mahasiswa ataupun masyarakat pada umumnya supaya hasil
penelitian ini dijadikan bahan informasi serta masukan menjadi seorang
wirausahawan wirausahawati dengan memanfaatkan hasil pertanian
sebagai makanan olahan diantaranya singkong yang dijadikan makan
olahan berupa emping singkong.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Sebagai kerangka dalam penelitian ini maka digunakan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,
kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, anggapan dasar, definisi
operasional, subjek penelitian, metoda penelitian, teknik pengumpulan
data, lokasi dan waktu penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis, membahas tentang konsep program pelatiahan
makanan olahan singkong sebagai program PLS, konsep pendidikan
orang dewasa, konsep kewirausahaan.
BAB III Metodelogi penelitian diantaranya metode penelitian, subjek penelitian,
teknik penelitian, teknik pengumpulan data, langkah-langkah
pengumpullan data, dan prosedur pengolahan data.
BAB IV Pembahasan hasil penelitian meliputi gambaran umum lokasi
penelitian, pembahasan hasil penelitian
52
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Kelompok usaha Sinar Utami terletak kurang lebih 20 km dari pusat
Kabupaten Kota Sumedang, tepatnya berada di Dusun Parugpug RT. 23 Rw. 05
Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Kelompok Usaha Sinar
Utami berdiri pada tanggal 04 Januari tahun 2000, sedangkan mulai mendapat
perhatian berupa binaan dari Pemerintah khususnya Dinas Pertanian Industri dan
Perdagangan mulai dari tahun 2002, serta mendapat izin usaha dengan
pengapsahan halal dari MUI Jabar dengan IRT. No. 25321101489.
Kelompok usaha Sinar Utami memproduksi makanan olahan berupa
emping singkong, sudah mencapai jangkauan pemasaran cukup luas, produksinya
sudah dikenal di Kabupaten Sumedang, dikenal pula di daerah Majalengka,
Cirebon, Bandung, Bogor, Jakarta, Garut, Tegal, dan Kudus.
Adapun subjek adalah sumber data darimana data diperoleh oleh seorang
peneliti seperti yang dijelaskan :
Arikunto (2006: 145), menyatakan : “Subjek Penelitian adalah subjek yang
dituju untuk diteliti oleh penelti”. Selanjutnya Nazir (1982: 66), menyatakan: “Bahwa subjek penelitian dalam studi kasus dapat berupa individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat”. Responden adalah orang yang dapat merespon, memberikan informasi tentang data penelitian. Sumber data adalah benda, hal atau
orang dan tempat dimana peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang
data.
Penentuan subjek penelitian dipilih dengan tujuan tertentu secara
pruposive, yaitu subjek penelitian dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu
dan lebih bersifat selektif dimana peneliti memilih informan yang dianggap dapat
lebih dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan berdasarkan
pertimbangan untuk menemukan jawaban mengenai Program Pelatihan makanan
olahan singkong sebagai salah satu peningkatan SDM di Bidang Wirausaha di
53
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Barat. Maka yang menjadi subjek penelitian seorang wirausahawati yang bernama
Ibu Wawang sebagai ketua Kelompok Usaha Sinar Utami di Dusun Parugpug
Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yang mana tahapan ini
merupakan kegiatan yang dilakukan penelitian sebelum pengumpulan data. Dalam
Tahapan ini penelitian harus melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Persiapan
a. Mempersiapkan surat izin dari lembaga/ instansi terkait untuk
pelaksanaan penelitian
b. Menyusun perdoman observasi dan pedoman wawancara
c. Mempersiapkan pihak-pihak yang dijadikan responden penelitian
d. Melakukan wawancara
2. Pelaksanaan
a. Membuat jadwal investigasi
b. Melakukan observasi dan wawancara kepada responden yang telah
ditetapkan
c. Membaca dan melihat dokumen, lalu mencatat informasi-informasi yang
diperlukan
3. Pengelolaan Data
Menurut Surachmad, (1994: 109) pengertian dari mengolah data yaitu :
“Mengolah data adalah usaha yang konkrit untuk membuat data berbicara”.
Bedasarkan penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan data yang terkumpul
perlu diolah seteliti mungkin sehingga menghasilkan data yang konkrit.
Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Menyeleksi data
Pada tahap ini dilakukan pemilihan data untuk mendapatkan dan
menyesuaikan data terkumpul sesuai dengan karakteristik tujuan penelitan
54
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mengklasifikasi data
Pada tahap klasifikasi data penulis mengelompokkan berdasarkan pada
tujuan penelitian yang telah disesuaikan dengan pernyataan penelitian.
Klasifikasi data menurut Winarno, (1982), yaitu : “Klasifikasi data adalah
data mula-mula disusun ke dalam beberapa kategori menurut kriteria yang
timbul secara logis daripada masalah yang akan dipercahkan”.
3. Menyimpulkan hasil
Dalam menyimpulkan hasil penelitian menggunakan latar belakang dari
data yang terkumpul kemudian disusun setelah melalui analisa dan
menghubungkannya dengan teori-teori yang terkumpul
4. Mengumpulkan hasil
Sebagai bahan akhir penulis menggunakan kelaziman-kelaziman ilmiah
atau pola standar komunikasi terulis dalam penyusunan laporan (dimulai
dari penjelasan hingga kesimpulan) mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan maksud yang tertera dalam tujuan penelitian.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu cara ilmiah yang
dilakukan untuk mendapatkan data objektif, valid dan reiabel. Dengan tujuan
dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. (Sugiono, 2005:81)
Masalah yang akan diteliti serta tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
penulisan akan menentukan penggunaan metode penelitian. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode kualitatif dengan metode analisis deskriptif
tepatnya berupa studi kasus. Menurut Moleong (2007:6) penelitian kualitatif
yaitu:
Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain sebagainya. Secara historik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
55
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Karakteristik dari penelitian kualitatif menurut Lincoln dan Guba
(1985:39) adalah :
1. Latar alamiah
2. Manusia sebagai alat (Instrument)
3. Menggunakan metode kualitatif
4. Analisis data secara induktif
5. Teori berasal dari dasar (grounded theory)
6. Penelitian bersifat deskriptif
7. Lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus
9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
10. Desain yang bersifat sementara
11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap dan mengkaji bagaimana
Program Pelatihan makanan olahan singkong sebagai salah satu peningkatan
SDM di bidang wirausaha. (Studi Kasus Program pelatihan makanan olahan
singkong sebagai salah satu peningkatan SDM dibidang wirausaha, didusun
Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang Jawa Barat).
Penelitian yang dipakai didasarkan pada pertimbangan situasi dan kondisi
status yang spesifukasi atau khas, sehingga metode yang digunakan adalah studi
kasus, hal ini sesuai dengan pemikiran Arikunto (2006:142) bahwa: “Penelitian terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu”. Penelitian kasus yang
dimaksud dalam penelitian ini penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci
dan mendalam pada kelompok usaha Sinar Utami di dusun Parugpug Desa
Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.
Selanjutnya untuk penelitian studi kasus menurut Depdikbud (1982:11)
yaitu: “Penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif mengenai unit sosial tertentu, meliputi individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat.”
Sedangkan Sudjana, (2006) menyatakan karakteristik dari penelitian studi
56
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Mendeskripsikan subjek penelitian (individu, kelompok, lembaga, komunitas)
dalam keseluruhan fenomena perilakunya.
2. Mencermati kasus secara mendalam dengan menekankan pendekatan
longitudinal selama kurun waktu tertentu
3. Berkaitan dengan upaya pemecahan
4. Mengkaji unit kecil dengan berbagai variabel dan kondisi yang lebih luas.
Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail
tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus
ataupun satus dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas diatas akan
dijadikan suatu hal yang besifat umum (Nazir, 1983:6).
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan masalah
penelitian, maka masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut :
a. Penyadaran Potensi Lokal, menurut Burhanuddin SE Msi “Proses penyadaran
masyarakat untuk mengkonsumsi makanan lokal merupakan suatu upaya
menyejahterakan masyarakat, mungkin banyak makanan lokal yang
dikonsumsi, maka Pemerintah makin besar dan otomatis akan menghidupkan
potensi ekonomi masyarakat. (DIR LPM UIR) yang dimaksud penyadaran
pada potensi dan pengolahan tanaman lokal disini yaitu memberi pengetahuan
terhadap masyarakat tentang bagaimana cara memanfaatkan dan mengolah
tanaman lokal menjadi berbagai macam aneka makanan olahan yang dapat
dikonsumsi dan dijual. Khususnya dalam hal ini tanaman singkong.
b. Pengembangan Struktur Kelompok, menurut (Sherif, 1962 dalam Sikonkon
dkk 2002: 2) Kelompok adalah unit sosial yang terdidik dari sejumlah
individu yang mempunyai hubungan saling tergantung satu sama lain sesuai
dengan situasi dan peranannya, secara tertulis atau tidak, mereka telah
mengadakan norma yang mengatur tingkah laku anggota kelompoknya.
(Sherif, 1962 dalam Sikonkon dkk 2002: 2). Kelompok dalam hal ini adalah
57
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
anggota dari sejumlah individu yang di didik agar memiliki keterampilan
dalam mengolah singkong menjadi emping singkong.
c. Program Pelatihan, menurut Rolf P. Lynton dan Udai Pareek Pelatihan
(Inggris: Training) adalah proses melatih; kegiatan atau pekerjaan (KBBI
edisi 2, Balai Pustaka, 1989) Pelatihan memperisapkan peserta latihan untuk
mengambil jalur tindakan tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan
organisasi tempat bekerja, dan membantu peserta memperbaiki prestasi dalam
kegiatannya terutama mengenai pengertian dan keterampilan. (Rolf P. Lynton
dan Udai Pareek. Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja, Pustaka
Binaman Jakarta 1998). Proses Pelatihan dimulai sejak perencancangan,
pelaksanaan hingga evaluasi, Hasil evaluasi inilah yang akan menggambarkan
berhasil dan tidaknya suatu pelatihan. Perancangan merupakan faktor kunci
penentu keberhasilan tersebut, karena ia berada dalam tahap pertama dari
keseluruhan proses pelatihan. Inti dari suatu pelatihan adalah proses
pembelajaran yang bermuara pada adanya perubahan pengetahuan, sikap dan
keterampilan-keterampilan. Ketepatan pengguna pendekatan dan metode
pembelajaran akan sangata mempengaruhi keberhasilan suatu pelatihan.
Suatu pelatihan harus dirancang sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan
akan mampu memfasilitasi untuk terjadinya sebuah proses pembelajaran.
Program pelatihan dalam hal ii adalah program latihan makanan olahan yang
memberikan pembelajaran keterampilan tentang pembuatan aneka maakanan
olahan dengan bahan dasar singkong.
d. Definisi Sumber Daya Manusia, Menurut Hasibuan (2003, h 244) (dalam
blog sondyi, 2013) Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari
daya pikir dan daya fisik yang dimikiki individu. Pelaku dan sifatnya
dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya
dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber Daya
Manusia atau man power di singkat SDM merupakan yang dimiliki setiap
58
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya.
SDM atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang
dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak
berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir (modal
dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan).
Kecerdasan tolok ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion
Quality (EQ). Dalam hal ini, SDM adalah kemampuan daya fisik dan daya
fikir manusia khususnya seorang wirausahawan yang memiliki kemampuan
didalam mengolah dan menggali potensi tanaman lokal menjadi sesuatu yang
bernilai dan berharga.
e. Definisi Kewirausahaan, menurut Joseph Schumpeter dalam Alma, B (2006:
22), mengemukakan bahwa wirausaha adalah yang mendobrak sistem
ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru,
dengan menciptakan bentuk organisasi baru. Dalam hal ini kewirausahaan
yang dimaksud adalah kewirausahaan dalam bentuk usaha produksi dengan
memperkenalkan barang atau produk baru dari bahan dasar singkong yaitu
emping singkong.
E. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam Penelitian ini yaitu dengan observasi dan
wawancara. Di dalam proses pengembangan instrumen penelitian melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun Kisi-kisi
Kisi-kisi instrumen dibuat dengan maksud untuk memudahkan
penyusunan wawancara, penyusunan kisi-kisi di dasarkan pada
permasalahan-permasalahan dengan variasi-variasi dianggap penting atau
dengan indikator-indikator dan sub indikator yang akan dijadikan wawancara.
Kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan menjadi butir-butir
59
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
responden dan setiap pertanyaan disertai alternatif jawaban yang disusun
secara sistematis.
2. Menjabarkan kisi-kisi penelitian ke dalam pedoman wawancara dan pedoman
observasi
3. Melakukan bimbingan dengan pembimbing tentang kisi-kisi dan pedoman
wawancara serta observasi
4. Merevisi pedoman wawancara dan observasi
5. Melakukan penelitian lapangan
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam kegiatan penelitian, diperlukan data-data atau informasi yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini berkaitan dengan alat (instrumen)
yang akan digunakan dalam rangka memperoleh data yang diperlukan. Instrumen
penelitian atau alat pengumpul data/ informasi dalam penelitian ini adalah peneliti
sendiri, artinya peneliti sendiri sebagai alat untuk merekam informasi selama
berlangsungnya penelitian sebagaimana diungkapan oleh S. Nasution (1999:9)
bahwa peneliti adalah “key instrumen” yaitu peneliti sendiri yang bertindak sebagai pengamat. Peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mengumpulkan
sejumlah informasi yang diperlukan.
Sebagai pedoman dalam melakukan pengamatan, peneliti membekali diri
dengan kisi-kisi penelitian, pedoman observasi, pedoman wawancara, dan catatan
lapangan. Sedangkan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, studi dokumentasi, studi kepustakaan.
“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
tanpa mengetehui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan”. (Sugiono,
60
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk itu penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi ini dilakukan penulis dengan mengamati secara langsung
kelompok usaha Sinar Utami yang memproduksi emping singkong, di Dusun
Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.
“Pengamatan secara langsung dapat dilaksanakan terhadap subjek sebagaimana adanya di lapangan” (Nazir, 1983:214). Untuk mempermudah penulis dalam melakukan observasi, penulis menggunakan instrumen/ alat
pengumpulan data berupa pedoman observasi. Observasi menurut Mohamad Ali
(1982: 91) adalah suatu teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan terhadap objek baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sedangkan menurut Sudjana, (2004:301) menyatakan : “Observasi
adalah kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa melalui upaya mengamati
dan mencatat data atau informasi-informasi secara sistematis”.
Observasi sebagai alat pengumpulan data yang harus sistematis, artinya
observasi serta pencatatannya menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga
dapat di ulangi kembali oleh peneliti lain. Selain itu hasil observasi harus
memberi kemungkinan untuk menafsirkannya secara alamiah, yang menjadi objek
observasi dari penelitian ini adalah benda, kondisi, perilaku, sarana dan prasarana,
metode, dan objek lain yang mendukung dalam proses permainan berlangsung.
Observasi dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Observasi langsung, yaitu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan
terhadap objek di tempat kejadian atau berlangsungnya peristiwa sehingga
observasi berada bersama objek yang diteliti.
b. Observasi tidak langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan tidak pada saat
berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti.
Untuk mendapatkan pengamatan yang baik agar memperoleh data yang
representatif (Achmadi, 1997:71) memberikan petunjuk sebagai berikut:
a. Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan di observasi
61
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Menentukan cara untuk mencatat data hasil observasi
d. Membatasi tingkat kategori secara tegas
e. Pengamatan harus dilakukan secara cermat dan kritis
f. Mencatat setiap gejala secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi
g. Mengetahui sebaik-baiknya alat-alat pencatatan dan cara penggunaannya
sebelum melakukan observasi.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis mengambil observasi langsung
untuk mengamati dan melihat secara langsung situasi dan kondisi serta
pengamatan dapat menggambarkan situasi-situasi yang rumit sehingga dapat
memberi pemahaman kepada peneliti sehingga dapat mengetahui kejadian
sebenarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lincoln dan Guba (Moeleong,
2007:174) yaitu :
a. Pengamatan didasarkan atas pengalaman langsung, penelitian dapat
mengamati secara langsung peristiwa yang terjadi sehingga akan memperoleh
keyakinan tentang keabsahan data.
b. Pengamatan dapat memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati
sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi
pada keadaan sebenarnya.
c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang
berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang
langsung diperoleh dari data
d. Pengamatan dapat memperkuat hasil wawancara yang kurang dapat di ingat
oleh peneliti
e. Pengamatan dapat memberi pemahaman kepada peneliti tentang
situasi-situasi yang rumit dan perilaku-perilaku yang kompleks
f. Pengamatan bisa menjadi efektif dan bermanfaat ketika alat lain seperti
62
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara atau
interview, ialah suatu percakapan, tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu.
(Kartini Kartono, 1996: 187). Menurut Arikunto (2002:97) secara garis besar ada
dua macam pedoman wawancara, yaitu sebagai berikut :
a. Pedoman wawancara berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun
secara terperinci
b. Pedoman wawancara tidak berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.
Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada Ibu Wawang
dan ayah, ibu dan responden lainnya yang diperlukan. Wawancara digunakan oleh
peneliti selain dalam bentuk observasi tetapi yang paling utama memperoleh data
dari Ibu Wawang sebagai ketua kelompok usaha Sinar Utami dengan tujuan untuk
mengumpulkan data mengenai bagaimana program pelatihan makanan olahan
singkong sebagai salah satu peningkatan SDM dibidang wirausaha di Dusun
Parugpug Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.
3. Studi Dokumentasi
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan studi dokumentasi karena
studi dokumentasi merupakan suatu usaha penelaahan terhadap beberapa
dokumen (barang-barang tertulis) atau arsip. Sebagaimana dikemukakan oleh
Arikunto (2006:158), “didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian”.
Tujuan penggunaan studi dokumentasi ini adalah untuk memperoleh data
tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan jalan
menelaah, mengkaji berbagai dokumen yang sekiranya berhubungan dengan
63
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengumpulan data yaitu berupa foto dan data anggota kelompok usaha Sinar
Utami
4. Studi Kepustakaan
Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa teori untuk dijadikan
sumber pustaka diantaranya : konsep PLS, Pelatihan konsep SDM
Kewirausahaan. Sejalan dengan tujuan studi kepustakaan menurut Subino
(1982:28), “Studi kepustakaan untuk mendapatkan teori-teori, konsep-konsep, sebagai bahan pertimbangan, penguat atau penolakan terhadap temuan hasil
penelitian dan untuk mengambil beberapa kesimpulan”. Literatur dan buku-buku
yang dikaji dalam studi kepustakaan terutama berkaitan langsung dengan
permasalahan penelitian.
Studi pustaka atau Literatur, yaitu dengan mengumpulkan data melalui
literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian. Studi literatur
merupakan teknik penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan
informasi dengan bantuan macam-macam material yang terdapat diruang
perpustakaan, misalnya berupa: buku-buku, majalah, naskah-naskah, catatan,
kisah sejarah, dokumen-dokumen dan lain-lain (Kartini Kartono, 1996: 33).
G. Instrumen Penelitian
Instrumen dan teknik adalah alat dan cara yang digunakan dalam
mengumpulkan data sebagai salah satu bagian penting dalam penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data tidak dapat dipisahkan
dengan teknik pengumpulan data, dan teknik pengumpulan data tidak dapat
dipisahkan dengan metode penelitian. Ketiganya terdapat saling berkaitan yang
erat satu sama lain.
Penelitian pada waktu mengumpulkan data dilapangan berperan serta
dalam kegiatan subjek penelitian. Penelitian sebagai instrumen penelitian akan
mencoba memahami dan menyesuaikan keadaan yang terjadi pada waktu
64
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pedoman Observasi
Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan siostematis
dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk
menemukan data dan informasi dari gejala-gejala atau fenomena
(kejadian-kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan
penyelidikan yang telah dirumuskan. (Muhammad Ali, 1992: 72 dikutip
Suryana, Y dan Priatna T, 2009: 193). Peneliti menggunakan teknik observasi
ini agar dapat melakukan pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian.
Karena observasi dapat dilakukan, melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, perabaan dan pengecap. Sehingga peneliti dapat memperoleh
data mengenai komponen-komponen yang berhubungan dengan program
pelatihan makanan olahan singkong sebagai salah satu peningkatan SDM
dibidang wirausaha.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada responden. Dan jawaban-jawaban responden dicatat atau
direkam (Suryana, Y dan Priatna T, 2009: 200) Peneliti merancang
pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan usaha emping
singkong dalam meningkatkan SDM di bidang wirausaha. Wawancara
tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat
wawancara dilakukan.
3. Studi Dokumentasi
Alat perekam digunakan sebagai alat bantu untuk mendapatkan
data-data ketikan peneliti mengadakan wawancara dengan responden atau bukti
96
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskrifsi, pembahasan dan temuan penelitian yang telah
diuraikan dimuka tentang Program pelatihan makanan olahan singkong sebagai
salah satu peningkatan SDM di bidang wirausaha. Pada bab ini penulis
mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:
1. Penyadaran dalam menggali potensi dan mengolah tanaman lokal adalah erat
kaitannya dengan adanya program pelatihan makanan olahan singkong yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang. Khususnya Badan
Kerja Keluarga Berencana Nasional dan Balai Latihan Kerja Kredit Usaha
Kecil Menengah yang memberikan pelatihan mengenai cara-cara mengolah
singkong menjadi berbagai aneka makanan olahan, sehingga Dusun Parugpug
Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Hal ini merupakan
inovasi baru khususnya dalam mengolah singkong menjadi emping singkong,
terbukti dengan adanya kegiatan kelompok masyarakat yang melakukan
kegiatan produksi emping singkong untuk dipasarkan atau dijual di
masyarakat sekitar benar-benar diperlukan dalam skala besar, Karena
tingginya permintaan konsumen
2. Pengembangan struktur kelompok usaha emping singkong Sinar Utami
didasarkan pada jumlah permintaan konsumen yang cukup tinggi dan
terus-menrus meningkat secara otomatis terjadi penambahan jumlah tenaga kerja,
dan banyak nya permintaan-permintaan dari berbagai daerah khususnya
kota-kota yang ada di jawa barat tentang emping singkong. Pengembangan struktur
kelompok tentunya dengan membuka agen-agen baru di kota-kota yang ada
di jawa barat.
3. Program pelatihan makanan olahan singkong merupakan strategi Pemerinttah
dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga sejahtera dengan memberikan
keterampilan atau kecakapan hidup bagi masyarakat di bidang keterampilan
97
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membuka peluang bagi masyarakat itu sendiri sehingga terjadi pemberdayaan
masyakarat dalam bentuk usaha dengan dimaksud agar terjadi perbaikan atau
peningkatan ekonomi masyarakat.
4. Proses pembelajaran dalam program pelatihan makanan olahan singkong
adalah lebih menekankan pada kegiatan praktek proses produksi makanan
olahan terutama praktek produksi atau pembuatan emping singkong dan
melalui praktek manajemen kewirausahaan meliputi manajemen produksi,
manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan.
5. Evaluasi program pelatihan makanan olahan singkong, dilakukan dalam
bentuk supervisi dan monitoring terhadap anggota atau peserta pelatihan yang
melakukan kegiatan wirausaha sebagai implementasi ilmu yang diperolehnya
melalui program pelatihan, dimana melalui supervisi dilakukan bimbingan,
pembinaan dan pengarahan pada pelaksanaan kegiatan kewirausahaan yang
membantu kelancaran kegiatan kerjanya, dan melalui monitoring
dikumpulkan data-data berupa laporan-laporan mengenai berbagai
perkembagnan atau hambatan yang terjadi dalam proses kegiatan
kewirausahaan masing-masing kelompok, salah satunya pada kelompok
usaha emping singkong Sinar Utami yang berada di Dusun Parugpug Desa
Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran yang akan
diberikan peneliti kepada beberapa pihak yang bersangkutan dengan penelitian
ini, yaitu sebagai berikut :
1. Bagi para pengambil kebijakan atau Pemerintah yang membidangi
pendidikan luar sekolah agar lebih membuka kesempatan lagi bagi
masyarakat untuk mengadakan program-program pelatihan tentang makanan
olahan yang lainnya. Yang merupakan potensi sumber daya alam diantaranya
tanaman-tanaman lokal selain singkong.
2. Bagi para praktisi PLS agar menyelenggarakan program-program pelatihan
98
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terutama dibidang pengolahan makanan dengan basis tanaman lokal yang
bertujuan untuk menciptakan ekonomi berbasis kearifan lokal.
3. Bagi para peneliti selanjutnya agar dijadikan acuan dalam penelitian
99
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, i (2002), Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa, Bandung : CV. ANDIRA.
Alma, Buehori (2006), Kewirausahaan, Bandung : Alfabeta.
Departemen Kementrian Pendidikan, (2002), Materi Penataran Kewirausahaan, Jakarta
Djohani, Rianingsih (2003), Partisipasi Pemberdayaan dan Demokratis
Komunitas, Bandung : Studio Driya Murid Bandung.
Fauzi, A Ikka Kartika (2000), Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung : Nusantara Press.
Geoffrey, G. Meredith, et.al (1996), Kewirausahaan Teori dan Praktek, Jakarta : Pustaka Bonama Pressindo.
Halimah, Ihat, Wahyudin, Uyu, Ardiwinata, Jajat (1998), Supervisi dan
Monitoring Pendidikan Luar Sekolah, Laboraturium Pendidikan Luar
Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
Hasan, S.E (2008), Reoptimalisasi Manajemen Pendidikan Luar Sekolah, Dalam
Konsultasi Teoritis dan Praktis. Bandung : UPI
Jurnal (April 2006), Pendidikan Masyarakat Indonesia. Jakarta : Penmasindo
Kamil, M (2007), Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung : Alfabeta.
Kindervatter, S (1979), Nonformal Education as an Emprowering Process. Unprited In United States Of America.
Marzuki, S. (1992), Strategi dan Model Pelatihan, Malang : PLS FIP IKIP Malang.
Materi Penataran Kewirausahaan (2002), Departemen Pendidikan, Jakarta
Nazir, M. (2003), Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia
Siagian. S. Dan Asfasari (1995), Kewirausahaan Indonesia dengan Semangat
17.08.45. Jakarta : Kioang Klede PT. Putra Timur bekerjasama dengan
100
Nining Nurcahyani, 2013
Program Pelatihan Makanan Olahan Singkong Sebagai Salah Satu Peningkatan SDM Di Bidang Wirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Subrata, konkon dan kawan-kawan (2000), Dinamika Kelompok MORALE
Kelompok, dan Kepemipinan Kelompok. Publikasi Laboratorium
Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Sudjana, Djuju (2001), Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Falah Production
Sudjana, Djuju (2006), Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Sudjana, N (1987). Tuntunan Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta : Sinar Baru.
Suhamijaya, S (1980). Membina Sikap Mental Wiraswasta, Jakarta : Gunung Jati.
Suryono (2011). Pelatihan Kewirausahaan Dalam Meningkatkan Kecakapan
Berwirausaha dan Peran Sosial Santri, Skripsi PLS FIP UPI Bandung.
Tidak diterbitkan.
Wahyudin, Din (et, al 2009), Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.
http://chikacimoet.blogspot.com/2013/02/pemberdayaan-masyarakat.html
http://arifh.blogdetik.com/produk-olahan-berbasis-singkong-semakin- berkembang/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia
http://dinamikakelompok7.blogspot.com/2012/12/pembentukan-kelompok-peran- norma-dan-struktur-kelompok.html