• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum perdata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hukum perdata"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Hukum perdata Pembagian hukum

Menurut isinya : a. Hukum

Menurut jenisnya

A. lingkungan hukum materil 1. hukum publik

hukum publik terbagi dalam : a. hukum pidana

b. hukum negara / tata negara c. hukum internasional

d. hukum tata usaha negara / hukum administrasi negara

2. hukum privat

hukum privat terbagi dalam : a. hukum perdata

b. hukum dagang

c. hukum perdata internasional d. hukum antar tata hukum

B. Lingkungan hukum formil 1. Hukum acara pidana 2. Hukum acara perdata

Menurut daya kekuatan ketentuan hukumnya : a. Hukum memaksa / hukum mutlak b. Hukum pelengkap

Seseorang melihat / membiarkan orang lain dalam bahaya dianggap melanggar hukum. Hukum objektif : hukum yang berlaku pada masyarakat umum. Contoh : perikatan : pihak satu berhak pihak lain berkewajiban.

Hukum subjektif : hukum yang berlaku pada orang tertentu dengan orang tertentu. Contoh : jual – beli .

Hukum publik : masyarakat dengan negara.

Hukum tata negara : mengatur negara dengan bagiannya.

Hukum internasional : negara satu dengan negara lain.

Hukum tata usaha negara : mengatur pejabat dengan kewajibannya.

Hukum perdata ( perdata material):

Hukum yang memuat peraturan dan ketentuan hukum yang meliputi hubungan hukum antara orang yang satu dengan yang lain (antara subyek hukum satu dengan subyek hukum lainnya). Di dalam masyarakat dengan menitik beratkan kepada kepentingan perseorangan (mengatur mengenai hak dan kewajiban).

Hukum perdata formil:

(2)

Riwayat berlakunya B.W. di indonesia : 1. Keadaan pada zaman hindia belanda

PASAL 31 I.S (indische staatsregeling) yang berasal dari pasal 22 R.R (regering sreglement). 2. Sejarah jaman jepang

UU No. 1 TH. 1942, tgl 7 maret 1942, pasal 3 yang dikeluarkan oleh pembesar bala tentara dai nippon untuk jawa dan madura.

3. Keadaan pada zaman RI sekarang 1. Pasal II aturan UUD.

Hukum perdata Dalam arti luas

Hukum perdata Materil :

- Tentang orang - Tentang kebendaan - Tentang perikatan

- Tentang pembuktian dan kadaluwarsa

Formil (hukum perdata formil) :

Sebagian besar adalah sama dengan yang disebut hukum acara perdata

Hukum dagang:

1. Tentang dagang umumnya (KUHD)

2. Tentang Hak- hak dan kewajiban terbitdari pelayaran (buku 2 KUHD)

3. Tentang UU kepailitan (buku 3 KUHD) Dalam arti sempit : hukum perdata saja

Sistematika Hukum Perdata

Menurut KUHPerdata Menurut Imu hukum

BK. 1 tentang orang BK.2 tentang benda BK.3 tentang perikatan BK.4 tentang pembuktian dan kadaluwarsa

Hukum tentang diri seseorang Hukum keluarga Hukum kekayaan

- Hak mutlak /hak kebendaan - Hak relatif/ Hak perseorangan

(3)

Semua aturan dihukum publik harus dipatuhi

Hukum privat kebanyakan sebagai pelengkap tapi ada beberapa yang memaksa

Pasal 1477 KUHPer (sebagai pelengkap) Penyerahan harus dilakukan di tempat barang yang dijual itu berada pada waktu penjualan, jika tentang hal itu tidak diadakan persetujuan lain.

Kodifikasi hukum : penyusunan aturan-aturan hukum secara sistematis.

Alasan tentang perseorangan ada di buku 1 kuhper :

- Manusia adalah subyek hukum - Manusia sebagai pendukung hak dan

kewajiban

Hak mutlak / hak kebendaan :

Memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda agar bisa dipertahankan. Contok : jika mobil dicuri.

Hak relatif / hak perseorangan : hak memberi tuntutan atau penagihan terhadap pihak tertentu. Contoh: dalam perjanjian pinjam uang

Subyek hukum Menutur teori hukum positif

Subyek hukum adalah manusia yang berkepribadian hukum dan segala sesuatu yang berdasarkan tuntutan kebutuhan masyarakat. Demikian itu oleh hukum diakui sebagai pendukung hak dan kewajiban.

Pengertian orang dalam arti hukum

Menurut prof. Subekti , s.h.

Dala huku perikata ora g /persoo erarti pe awa hak atau su yek didala huku

Menurut van apeldoorn

ora g dala arti yuridis ialah setiap ora g ya g e pu yai wewe a g huku . Wewe a g huku

ialah kecakapan untuk menjadi subyek hukum.

Selanjutnya dikatakan bahwa dalam membagikan kedudukan sebagai subjek hukum. Hukum terikat hanya sampai pada manusia saja. Karena hanya manusiasaja yang dapat memiliki hak. Hak subjektif yang berarti wewenang dan kewajiban.

Yang dianggap subjek hukum oleh hukum perdata adalah manusia (natuurlijk persoon) dan badan hukum (rechts persoon).

Pasal 1330 kuhper

Yang tak cakap untuk membuat persetujuan adalah; 1. anak yang belum dewasa;

2. orang yang ditaruh di bawah pengampuan; 3. perempuan yang telah kawin dalam hal-hal

yang ditentukan undang-undang dan pada umumnya semua orang yang oleh undang-undang dilarang untuk membuat

persetujuan tertentu.

Pasal 31 1947 perkawinan

(1) Hak dan kedudukan isteri adalah

seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan

pergaulan hidup bersama dalam masyarakat. (2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

(4)

Badan hukum Pengertian

Badan hukum adalah segala sesuatu yang berdasarkan tuntutan kebutuhan masyarakat yang demikian itu oleh hukum diakui sebagai pendukung hak dan kewajiban.

Syarat-syarat (unsur-unsur) yang dapat dipakai sebagai kriteria untuk menentukan adanya kedudukan sebagai badan hukum:

1. Adanya harta kekayaan yang terpisah 2. Mempunyai tujuan tertentu

3. Mempunyai kepentingan sendiri 4. Adanya organisasi yang teratur Teori mengenai badan hukum:

1. Teori fictie (fictie theorie) oleh freidrich carl von savigny

Sebenarnya badan hukum hanya semata-mata buatan negara / pemerintah untuk menerangkan suatu hal. Hanya manusialah subyek hukum sedangkan badan hukum hanyalah suatu fiksi. 2. Teori harta kekayaan bertujuan (doelvermogens theorie) oleh Brinz

Hanya manusia sebagai subjek hukum tetapi tidak dapat dibantah hak-hak atas kekayaan yang tidak serangpun menjadi pendukung hak-hak tersebut. Hak-hak yang mempunyai tujuan. 3. Teori organ (orgaan theorie) oleh otto von gierke

Bahwa badan hukum secara realitas sama dengan sifat kepribadian manusia dalam pergaulan hukum. Badan hukum tidak berbeda dengan manusia.

4. Teori proprierte collective oleh marcel planiol

Hak dan kewajiban badan hukum adalah han dan kewajiban anggota bersama – sama . hanya konstruksi yuridis saja.

Arti dan tujuan perkawinan memuat R.I No.1 tahun 1974 tentang perkawinan: Pasal 1 UU perkawinan adalah merupakan rumusan arti dan tujuan perkawinan

Ya g di aksud de ga arti perkawi a adalah ikata lahir ati a tara seora g pria da wa ita

sebagai suami istri.

Tujua perkawi a adalah e e tuk keluarga/ru ah ta gga ya g ahagia da kekal erdasarka ketuha a ya g aha E“A

Sahnya perkawinan

UU perkawinan pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya.

Pasal 27 KUHPer

1. Seorang suami atau isteri dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan apabila perkawinan dilangsungkan dibawah ancaman yang melanggar hukum.

2. Seorang suami atau isteri dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan apabila pada waktu berlangsungnya perkawinan terjadi salah sangka mengenai diri suami atau isteri.

3. Apabila ancaman telah berhenti, atau yang bersalah sangka itu menyadari keadaannya, dan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah itu masih tetap hidup sebagai suami isteri, dan tidak

(5)

Pasal 3 th. 1974

(1) Pada azasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang isteri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami.

(2) Pengadilan, dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristeri lebih dari seorang apabila dikehendaki oleh fihak-fihak yang bersangkutan.

Pasal 4 ayat 2 1974

(2) Pengadilan dimaksud data ayat (1) pasal ini hanya memberikan izin kepada seorang suami yang akan beristeri lebih dari seorang apabila:

a. isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri; b. isteri mendapat cacat badan atau

penyakit yang tidak dapat disembuhkan; c. isteri tidak dapat melahirkan keturunan.

PP NO.10 TH.1983

PNS bisa monogami jika tidak mempunyai anak dalam batas waktu 10 th.

Pasal 2 ayat 2 1974

Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 28 KUHPer

Asas perkawinan menghendaki adanya persetujuan bebas dan calon suami dan calon istri.

Pasal 11 tahun 1974

(1) Bagi seorang wanita yang putus perkawinannya berlaku jangka waktu tunggu. (2) Tenggang waktu jangka waktu tunggu tersebut ayat (1) akan diatur dalam Peraturan Pemerintah lebih lanjut.

Perbedaan antara laki laki dan wanita yaitu wanita mempunyai masa idah.

Pp no. 9 PASAL 39 TAHUN 1975

(1) Waktu tunggu bagi seorang janda sebagai dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)Undang-undang ditentukan sebagai berikut:

a. Apabila perkawinan putus karena kematian, waktu tunggu ditetapkan 130 (seratus tiga puluh) hari;

b. Apabila perkawinan putus karena perceraian, waktu tunggu bagi yang masih berdatang bulan ditetapkan 3 (tiga) kali suci dengan sekurang-kurangnya 90 (sembilan puluh) hari dan bagi yang tidak berdatang bulan ditetapkan 90 (sembilan puluh) hari;

c. Apabila perkawinan putus sedang janda tersebut dalam keadaan hamil, waktu tunggu ditetapkan sampai melahirkan.

(2) Tidak ada waktu tunggu bagi janda yang putus perkawinan karena perceraian sedang antara janda tersebut dengan bekas suaminya belum pernah terjadi hubungan kelamin.

(6)

DOMISILI

Domisili seseorang berpengaruh dengan hukumnya.

Domisili adalah tempat seseorang dimana seseorang selalu hadir untuk melaksanakan hak-haknya. Pasal 7 tahun 1974 tentang umur

Pasal 42, pasal 43, pasal 44 tahun 1974 tentang pengakuan atas anak yang dilahirkan.

Anak Sah

Anak disahkan Pasal 282 KUHPer

Pengakuan anak di luar kawin oleh orang yang masih di bawah umur tidak ada harganya, kecuali jika orang yang masih di bawah umur itu telah mencapai umur genap sembilan belas tahun, dan pengakuan itu bukan akibat dari paksaan, kekeliruan, penipuan atau bujukan. Namun anak perempuan di bawah umur boleh melakukan pengakuan itu, sebelum dia mencapai umur sembilan belas tahun.

Domisili

Domisili sesungguhnya

Domisili wajib adalah domisili yang digantungkan dengan domisili lain.

Domisili sukarela adalah domisili dimana seseorang harus

menentukan kediamannya. Domisili yang dipilih adalah

dimana 2 orang tempat tinggal berbeda melakukan perbuatan hukum dengan memilih dimana mereka melakukan perbuatan hukum. Contoh : kesepakatan.

Dalam domisili berkaitan dengan status seseorang dalam catatan sipil.

(7)

Hukum keluarga

*seorang hakim berhak menolak pengaduan poligami. Apabila tidak memenuhi pasal 42 ayat 1. Contohnya karena agama.

Syarat perkawinan dibedakan menjadi: 1. Syarat materil

Merupakan syarat syarat terhadap para pihak terutama mengenai kehendak, wewenang, dan persetujuan orang lain yang diperlukan untuk mengadakan perkawinan. Syarat materil dibagi menjadi :

a. Absolut/mutlak

Syarat ini mengakibatkan bahwa pada umumnya orang tidak berwenang untuk mengadakan perkawinan. Jika syarat syaratnya tidak terpenuhi.

Syarat materil terdapat pada UU NO.1 th.1974 tentang perkawinan :

- Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai (28 KUHPer) - Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 dan wanita

berumur 16 (29 KUHPer, Pasal 7 ayat 1 1974)

- Seseorang yang masih terikat dalam tali perkawinan dengan orang lainb tidak dapat kawinlagi kecuali dalam hal tersebut (27 KUHPer, pasal 9 1974)

Dalam hal putus perceraian : 3x suci dengan sekurang kurangnya 90 hari b. Relatif/nisbi

Syarat yang mengandung larangan perkawinan tertentu.

Sayarat materil yang relatif, yang terdapat didalam UU NO.1 Th. 1974 tentang perkawinan:

- Pasal 8 - Pasal 10

Pasal 32 KUHPer : berzinah (overspel). Masing – masing mempunyai ikatan lain (selingkuh). Tidak bisa menikah karena ada asas monogami mutlak.

2. Syarat formil

Ini merupakan syarat syarat yang ada hubungannya dengan cara cara atau formalitas formalitas pelangsungan perkawinan

- Pasal 12 UU NO.1 1974

- Tentang cara pencatatan diatus dalam pasal 3 sampai dengan pasal 9 dan juga pasal II peraturan pelaksanaan (PP RI NO.9 th. 1975 tentang pelaksanaan UU no. 1 th. 1974 tentang perkawinan)

Pasal 3-9 juga II peraturan pelaksanaan yang meliputi tahap-tahap (th. 1975) - Pemberitahuan

- Penelitian - Pengumuman - Saat pencatatan - Tentang akta - Pelanggaran

Bekas suami bisa mencegah

perkawinan bekas istrinya karena belum lewat batas waktu tunggu (idah).

(8)

Akibat perkawinan

Terhadap kedudukan suami istri: Pasal 31 th.1974

(1) Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum. (3) Suami adalah Kepala Keluarga dan isteri ibu rumah tangga. Terhadap harta perkawinan:

Pasal 35 th.1974

(1) Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama (2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalah di bawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain

Pasal 29

(1) Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan kedua belah pihak atas persetujuan bersama dapat mengajukan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga tersangkut.

(2) Perkawinan tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar batas-batas hukum, agama dan kesusilaan.

(3) Perjanjian tersebut dimulai berlaku sejak perkawinan dilangsungkan.

(4) Selama perkawinan dilangsung perjanjian tersebut tidak dapat diubah, kecuali bila dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk mengubah dan perubahan tidak merugikan pihak ketiga.

Pembubaran perkawinan

Pasal 199 KUHPer

Perkawinan dapat putus karena: pasal 38

a. Kematian, b. Perceraian dan c. atas keputusan Pengadilan

Pasal 209 alasan perceraian

Dasar-dasar yang dapat berakibat perceraian perkawinan hanya sebagai berikut: 1. zina; (overspel)

2. meninggalkan tempat tinggal bersama dengan itikad buruk;

3. dikenakan hukuman penjara lima tahun atau hukuman yang lebih berat lagi, setelah dilangsungkan perkawinan; (KWAADWILLIGE VERLATING)

(9)

Pasal 199 mengatakan jika sudah 10 tahun tidak hadirnya suami/istri disebut afweziqheid (tidak tahu keadaannya)

Pasal 209 mengatakan 5 tahun tidak hadir disebut kwaadwillige verhlang (tau keadaannya)

Putusan pengadilan bisa terjadi dalam pembatalan perkawinan. Contoh : salah satu pihak pindah agama. Perkawinan bubar: 199 KUHPer secara limitatif

1. oleh kematian;

2. oleh tidak hadirnya si suami atau si isteri selama sepuluh tahun, yang disusul oleh perkawinan baru isteri atau suaminya. sesuai dengan ketentuan-ketentuan Bagian 5 Bab 18;

3. oleh keputusan Hakim setelah pisah meja dan ranjang dan pendaftaran Catatan Sipil, sesuai dengan ketentuan-ketentuan Bagian 2 bab ini;

4. oleh perceraian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan Bagian 3 bab ini.

PERCERAIAN ADALAH penghapusan perkawinan dengan putusan hakim , atas tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan.

Perkawinan dapat putus karena: pasal 38

a. Kematian, b. Perceraian dan

c. atas keputusan Pengadilan Alasan perceraian

Pasal 39 ayat 2

(2) Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat rukun sebagai suami isteri.

Pasal 19 PP RI NO. 9 TH.1975

Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan :

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturutturut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain;

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri;

(10)

Perceraian tidak bisa karena kesepakatan 2 belah pihak

Pasal 41

Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah: a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi keputusan. b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam kenyataannya tidak dapat memberi kewajiban tersebut pengadilan dapat menentukan bahwa ikut memikul biaya tersebut. Pasal 35 perkawinan terhadap harta

(1) Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama (2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalah di bawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain.

Pasal 37

Bila perkawinan putus karena perceraian, harta benda diatur menurut hukumnya masing masing.

Pasal 46

(1) Anak wajib menghormati orang tua dan mentaati kehendak mereka yang baik.

(2) Jika anak telah dewasa, ia wajib memelihara menurut kemampuannya, orang tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu memerlukan bantuannya.

Jika tidak menimbulkan masalah hukum perdata bisa tidak diberlakukan

Hak kekayaan: hak dan kewajiban dalam harta ada di buku 1 dan buku 2

Tujuan pokok hukum agraria : yudifikasi hukum

Yudifikasi hukum: berlakunya suatu hukum untuk semua golongan. Berlakunya hukum benda

Yaitu undang undang no.5 th. 1960 tentang peraturan dasar pokok agraria yang lazim dikenal dengan nama undang undang pokok agraria (UUPA)

Dengan berlakunya UU RI No. 4 tahun 1996 tentang hak tanggungan atas tanah beserta benda benda yang berkaitan dengan tanah.

Hipotik ada di KUHPer

Hipotik adalah meminjam dengan jaminan benda tidak bergerak. Pengertian benda menurut prof. Subekti

Pe gertia se ara luas: e da zaak ialah segala sesuatu yang dapat di HAKI oleh orang. Disini benda berarti obyek sebagai lawan dari subyek atau orang dalam hukum.

(11)

Menurut undang – undang (pasal 499 KUHPer):

Menurut Undang-undang, barang adalah tiap benda dan tiap hak yang dapat menjadi obyek dari hak milik.

Macam – macam benda dalam sistem hukum perdata barat dalam KUHPer

Benda yang dapat diganti dan tidak dapat diganti. Contoh : yang dapat diganti: Uang, tidak dapat diganti : binatang.

Benda yang dapat diperdagangkan dan tidak dapat diperdagangkan.

Contoh : yang dapat diperdagangkan: semua barang bisa, tidak dapat diperdagangkan: jalanan umum

Benda yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi.

Contoh : yang dapat dibagi: hasil bumi (beras), yang tidak dapat dibagi: binatang.

Benda bergerak dan tidak bergerak.

Benda bergerak adalah semua barang bukan tanah dan tidak melekat pada tanah, Benda tidak bergerak adalah tanah dan semua barang yang melekat pada tanah.

Dari pembedaan disamping yang paling penting adalah anatara benda bergerak dan tidak bergerak.

Pentingnnya pembedaan macam

macam benda berhubungan

dengan 4 hal

Bezit (kedudukan berkuasa) Keadaan berkuasa dimana saat suatu orang menguasai suatu benda seolah olah milik sendiri.

Bezziter : orangnya yang menguasai benda.

Contoh : mama meminjamkan kalung pada anaknya.

Levering (penyerahan)

Levering feittelighe: penyerahan nyata

Yuridische levering: penyerahan hukum

Benda tidak bergerak dengan akta balik nama.

Verjaring (kadaluwarsa) Tidak bergerak ada di KUHPer, bergerak tidak bisa kadaluwarsa.

Bezwaring (pembebanan)

Bergerak : gadai, tidak bergerak: hipotik.

Bezit

Benda bergerak: keadaan dimana oleh hukum dilindungi dengan tidak

mempersoalkan hak milik atas benda sebenarnya ada pada siapa (pasal 1977 ayat 1 KUHPer

Benda tidak bergerak: akan ditanya dulu sertifikatnya.

Tujuan : untuk mempermudah dalam hal perdagangan.

Bezitter jujur: para ahli waris.

Yang menguasai tetapi tidak tahu.

Dilindungi hukum

(12)

Buku 2 KUHPer sistem tertutup.

Menurut pasal – pasal 506, 507, dan 508 B.W atau 3 golongan benda tidak bergerak 1. Menurut sifatnya

Tanah dan yang melekat pada tanah baik buatan manusia dan alam bergabung jadi satu tanah. (pasal 506)

Barang tak bergerak adalah:

1. tanah pekarangan dan apa yang didirikan di atasnya; 2. penggilingan, kecuali yang dibicarakan dalam Pasal 510;

3. pohon dan tanaman ladang yang dengan akarnya menancap dalam tanah, buah pohon yang belum dipetik, demikian pula barang-barang tambang seperti batu bara, sampah bara dan sebagainya, selama barang-barang itu belum dipisahkan dan digali dari tanah;

4. kayu belukar dari hutan tebangan dan kayu dari pohon yang tinggi, selama belum ditebang; 5. pipa dan salurán yang digunakan untuk mengalirkan air dari rumah atau pekarangan; dan pada umumnya segala sesuatu yang tertancap dalam pekarangan atau terpaku pada bangunan.

2. karena tujuan pemakaiannya

Yang tidak bergabung dengan tanah tai dimaksudkan mengikuti tanah atau bangunan (pasal 507 Kuhper)

Yang termasuk barang tak bergerak karena tujuan adalah:

1. pada pabrik; barang hasil pabrik, penggilangan, penempaan besi dan barang tak bergerak semacam itu, apitan besi, ketel kukusan, tempat api, jambangan, tong dan perkakasperkakas sebagainya yang termasuk bagian pabrik, sekalipun barang itu tidak terpaku;

2. pada perumahan: cermin, lukisan dan perhiasan lainnya bila dilekatkan pada papan atau pasangan batu yang merupakan bagian dinding, pagar atau plesteran suatu ruangan, sekalipun barang itu tidak terpaku;

3. dalam pertanahan: lungkang atau tumbuhan pupuk yang dipergunakan untuk merabuk tanah; kawanan burung merpati; sarang burung yang biasa dimakan, selama belum dikumpulkan; ikan yang ada di dalam kolam;

(13)

3. karena ditentukan oleh UU

Segalah hak atas benda- benda yang tidak bergerak (pasal 508 KUHPer) Yang juga merupakan barang tak bergerak adalah hak-hak sebagai berikut; 1. hak pakai hasil dan hak pakai barang tak bergerak;

2. hak pengabdian tanah; 3. hak numpang karang; 4. hak guna usaha;

5. bunga tanah, baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk barang; 6. hak sepersepuluhan;

7. bazar atau pasar yang diakui oleh pemerintah dan hak istimewa yang berhubungan dengan itu;

8. gugatan guna menuntut pengembalian atau penyerahan barang tak bergerak

Menurut pasal – pasal 509, 510, dan 511 KUHPer atau dua golongan benda bergerak.

1. Karena sifatnya

Bukan tanah dan tidak mengikuti tanah (pasal 509 dan 510)

Barang bergerak karena sifatnya adalah barang yang dapat berpindah sendiri atau dipindahkan. (509)

Kapal, perahu, sampan tambang, kincir dan tempat penimbunan kayu yang dipasang di perahu atau yang terlepas dan barang semacam itu adalah barang bergerak.(510)

1. Ditentukan UU

Segalah hak pakai dalam benda bergerak (511 KUHPer)

Yang dianggap sebagai barang bergerak karena ditentukan undang-undang adalah: 1. hak pakai hasil dan hak pakai barang-barang bergerak;

2. hak atas bunga yang dijanjikan, baik bunga yang terus-menerus, maupun bunga cagak hidup; 3. perikatan dan tuntutan mengenai jumlah uang yang dapat ditagih atau mengenai barang bergerak; 4. bukti saham atau saham dalam persekutuan perdagangan uang, persekutuan perdagangan atau

persekutuan perusahaan, sekalipun barang-barang bergerak yang bersangkutan dan perusahaan itu merupakan milik persekutuan. Bukti saham atau saham ini dipandang sebagai barang bergerak, tetapi hanya terhadap masing-masing peserta saja, selama persekutuan berjalan;

5. Saham dalam utang negara Indonesia, baik yang terdaftar dalam buku besar, maupun sertifikat, surat pengakuan utang, obligasi atau surat berharga lainnya, berserta kupon atau surat-surat bukti bunga yang berhubungan dengan itu;

(14)

s

Hubungan orang dengan benda adalah hak kebendaan / Perorangan.

Manusia berhubungan

dengan benda

1. Hak kebendaan (Zakelijkrecht)

Suatu hak yang memberikan kekuasaan langsung terhadap suatu benda tertentu. Kekuasaan atas sesuatu benda itu dapat dipertahankan terhadap setiap orang.

2. Hak perseorangan (Persoonlijkrecht)

Suatu hak yang memberikan suatu tuntutan atau suatu penagihan terhadap seseorang atau pihak tertentu.

Hak

hak kebendaan yang diatur

1. Hak milik: memberikan manfaat atas benda miliknya sendiri.

2. Hak bezit: memberi manfaat atas benda milik orang lain.

3. Hak gadai/hak hipotik: memberi jaminan.

1. Unifikasi : pengaturan ketentuan hukum tertentu untuk semua golongan penduduk. Contoh : UU no.1 th. 1974 tentang perkawinan, UU no.4 th. 1996 tentang hak-hak tanggungan atas tanah, UU no.5 1960 tentang agraria.

4. Asas monogami : asas dimana seorang perempuan mempunyai seorang suami, seorang pria mempunyai seorang istri. KUHPer menggunakan asas monogami mutlak. 1974 asas monogami dengan pengecualian.

5. Perbedaan kuhper dengan 1974: usia, masa idah, usia tanpa wali. 7. Pentingnya pembedaan benda bergerak dan tidak bergerak ada 4.

Hak kebendaan paling kuat adalah hak milik (hak paling sempurna)

Pasal 570 B.W menggambarkan hak eigendom sebagai sesuatu hak yang mempunyai 2 unsur, seperti halnya hak milik hukum adat yaitu,

a. Hak untuk memungut hasil atau kenikmatan sepenuhnya dari suatu barang.

b. Hak untuk menguasai barang itu seluasluasnya seperti menjual, menukarkan, menghamburkan dan lainnya.

Pasal 570 B.W

(15)

Asas kemasyarakatan/fungsi

sosial dari hak milik. Apabila kepentingan umum menghendaki maka

pemerintah dapat mengambil alih dengan ganti rugi

Cara

pemindahan hak milik

Zakelijke overeenkomst: Perbuatan pemindahan hak milik atas benda

Obligatoire oereenkomst: pemindahan obligator tergantung pada sah atau tidaknya.

Cara memperoleh hak eigendom (hak milik) menurut pasal 584 B.W, hanya dapat diperoleh dengan jalan:

Causaal stelsel: tergantung pada perjanjiannya.

Abstract stelsel: terlepas dari sah/tidaknya ketentuan obligator 1. Pengambilan(toeeigening). Contoh: mengambil

ikan disungai.

2. Perlekatan (nafekking). Contoh : perbuatan alam.

3. Lewat waktu (verjaring). Contoh : alat karena sudah lama, alat pembebasan hutang. 4. Pewarisan. Menurut uu: para ahli waris

langsung mendapat harta jika pewaris sudah meninggal. Menurut testament: surat wasiat. Pasal 913 KUHPer.

5. Penyerahan (levering). 1. Acquisitieve Verjaring Adalah

lampau waktu yang menimbulkan hak

2. Inquisitive verjaring adalah karena lewat waktu menyebabkan seseorang

dibebaskan dari suatu penagihan atau tuntutan hukum.

Pengertian Hukum Waris

Peraturan/ketentuan hukum mengatur mengenai kekayaan dari orang meninggal akibat pemindahan kekayaan bagi yang mereka berhak antara mereka dengan mereka dengan pihak ketiga.

Mereka dan mereka : Anak-Anak Pewaris. Pihak Ketiga: Kalo punya hutang.

Teitelike levering merupakan penyerahan secara nyata atau riil

Jurisdiche levering merupakan penyerahan secara formal berupa akta

Cessie merupakan penyerahan piutang atas nama benda tidak terwujud

Bisa menolak warisan dengan alasan : hutang pewaris lebih besar dan memang karena menolak

Pewaris : yang meninggal dengan harta kekayaan Harta waris: orang yang menggantikan kedudukan pewaris mengenai harta kekayaan

Harta warisan Meliputi:

1. Aktiva: Hak (milik atas mobil, rumah, DLL).

(16)

Sistem Pewarisan

Cara untuk mendapat warisan

Menurut UU Testament

1. Keluarga sedarah 2. Tidak selalu

Asas huku waris asas le ort saisit le t

Dengan meninggalnya seseorang (pewaris) seketika itu berpindah hak dan kewajiban kepada ahli warisnya.

Syarat umum pewarisan:

1. Orang yang meninggal (pewaris) 2. Ahli waris

3. Harta warisan

On waardig adalah ahli waris yang berdasarkan keputusn pengadilan tidak berhak sebagai ahli waris (Pasal 838 KUHPer). Disebabkan oleh:

1. Ahli waris tersebut membunuh pewaris/ mencoba mambunuh pewaris.

2. Dengan putusan hakim dipesalahkan karena memfitnah pewaris telah melakukan kejahatan yang diancam 5 tahuna tau lebih

3. Mereka yang telah mencegah pewaris untuk membuat atau mencabut surat wasiatnya baik dengan kekerasan atau perbuatan

4. Yang telah menggelapkan atau merusak surat wasiat pewaris

Ontarfd adalah pemecatan sebagai ahli waris atau juga ahli waris tersebut menolak menerima warisan

Yang tidak berhak atas waris ada 2 golongan

(17)

Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak,

berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak

yang lain yang berkewajiban memenuhi tuntutan tersebut.

Sumber Perikatan

Undang-Undang

Yang lahir dari UU saja

Perikatan-perikatan yang ditimbulkan oleh hubungan kekeluargaan

Ps. 1352 KUHPer

Perikatan yang lahir karena undang-undang, timbul dan undang sebagai undangundang atau dan undang-undang sebagai akibat perbuatan orang.

Yang lahir dari UU karena perbuatan seseorang

Perbuatan yang diperbolehkan / halal (Zaakwaarneming)

Ps. 1354 s/d 1364 Perbuatan yang

melanggar hukum (onrechtmatige daad)

Perikatan yang lahir dan undang-undang sebagai akibat perbuatan orang, muncul dan suatu

perbuatan yang sah atau dan perbuatan yang melanggar hukum. (Ps. 1353)

Ps. 1365 s/d 1416

Perjanjian / Persetujuan Suatu persetujuan adalah suatu

perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih. (Ps. 1313)

Perikatan dilahirkan karena Undang-Undang

UU menentukan hubungan keluarga menimbulkan hak dan kewajiban.

Orang yang

menimbulkan kerugian pada orang lain.

Mengurus harta orang lain yang ditelantarkan sampai orang bisa mengurus hartanya kembali Perikatan ada pada

(18)

Macam-macam perikatan PERIKATAN BERSYARAT

Apabila digantungkan pada suatu peristiwa yang masih akan datang (in the future) dan masih belum tentu akan terjadi (still uncertain).

Ada 2 syarat yaitu Peristiwa-peristiwa yang tidak boleh menjadi suatu persyaratan :

1. Yang tidak mungkin terlaksana

2. Yang dilarang oleh UU 3. Yang bertentangan

dengan rasa kesusilaan 4. Yang pelaksanaannya

semata-mata tergantung oleh orang yang terikat SYARAT TANGGUH (Condition Precedent)

 Suatu syarat yang menyebabkan lahirnya Perikatan.

 Disebut SYARAT TANGGUH karena berlakunya syarat tersebut menangguhkan lahirnya Perikatan hingga terjadinya peristiwa semacam itu.

 Perikatan LAHIR hanya apabila peristiwa yang dimaksud TERJADI dan pada detik terjadinya

peristiwa itu. SYARAT BATAL (Condition Subsequent)

 Suatu syarat yang meyebabkan batalnya / berakhirnya perikatan tersebut, ketika peristiwa yang dipersyaratkan itu terjadi.  Perikatan itu sudah ada dan terjadinya

persyaratan tersebut justru menyebabkan berakhirnya perikatan itu.

Perikatan dengan ketetapan / ketentuan waktu

 Tujuannya untuk menentukan waktu PELAKSANAAN, atau jangka waktu berlakunya, dari sebuah

perjanjian/perikatan.

 Tidak menangguhkan lahirnya perjanjian / perikatan (seperti halnya Perikatan bersyarat), tetapi menangguhkan pelaksanaannya saja.

 Syarat (waktu)nya bersifat pasti akan terjadi, hanya persoalan kapan (when)?

PERIKATAN ALTERNATIF (mana suka)

 Disebut juga sebagai Perikatan yang membolehkan memilh.

 Dimana terdapat dua atau lebih prestasi, sedangkan kepada si

berhutang diserahkan yang mana yang akan dia lakukan.

 Kecuali ditentukan sebaliknya, hak memilih ada pada si berhutang. PERIKATAN SOLIDER (Tanggung-menanggung)

 Beberapa orang bersama-sama (sebagai debitur) berhadapan dengan satu orang (sebagai kreditur), atau berlaku

sebaliknya.

 Masing-masing anggota dapat mempunyai kuasa penuh atas hak seluruh anggota; dan dapat juga dituntut untuk

bertanggung jawab penuh atas prestasi/ kewajiban dari keseluruhan kelompoknya.

PERIKATAN YANG DAPAT DIBAGI & TDK DAPAT DIBAGI

 Adalah mengenai pemenuhan prestasinya (kewajiban yang diperjanjikan)

(19)

Pengertian Perjanjian

Menurut Ilmu Hukum (Prof. Subekti)

Menurut Pasal 1313 KUHPer

Perjanjian adalahsuatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.

Suatu persetujuan adalah suatu

perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

Asas-asas hukum perjanjian

1. Asas kebebasan berkontrak

2. asas konsensualitas

3. asas kepribadian

Pasal 1338 KUHPer ayat 1

Pasal 1320

Pasal 1315 dan 1340 KUHPer

4. asas itikad baik 5.asas kekuatan mengikat

Pasal 1338 ayat 3 Pasal 1338 ayat 2

Sahnya perjanjian ada pada pasal 1320 BW

Cakap dan tidak cakapnya seseorang dalam melakukan perjanjian ada pada Pasal 1329 dan pasal 1330

Batas dewasa Ps. 330 (21th/sdh menikah

Perjanjian menjadi cacat apabila:

1. Paksaan 2. kekhilafan 3. penipuan

Sahnya perjanjian:

1. Sepakat mereka yang mengangkat dirinya 2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian 3. Suatu hal tertentu

4. Suatu sebab yang halal

Subjektif Objektif

(20)

Prestasi

Hal yang harus dilaksanakan

Perjanjian untuk memberikan/menyerahkan suatu barang Perjanjian untuk berbuat sesuatu

Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu Tidak membuat nama perusahaan yg sama Membangun rumah

Jual-beli Pasal 1234 KUHPer.

Sumber perikatan: UU dan perjanjian (1313)

Wanprestasi

Kelalaian atau kealpaan seorang Debitur

1. Tidak melakukan apa yang disanggupi atau dilakukannya (sama sekali tidak melakukan)

2. Melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan (membangun rumah 3 kamar tautaunya 5 kamar)

3. Melaksanakan apa yangdijanjikan tetapi terlambat (6bulan malah lebih bulan)

4. Melakukan sesutau yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan (melakukan yang tidak boleh)

Hukuman /sanksi bagi si berhutang

1. Membayar ganti rugi - Terdiri dari 5 unsur

-Biaya (pengeluaran/pengongkosan satu pihak) -Rugi (kerugian kreditur karena kelalaian debitur)

-Bunga (kehilangan keuntungan yang sudah diperhitungkan) -Pembatasan ganti rugi

- Meliputi kerugian yang dapat diduga

- Merupakan akibat langsung dari wanprestasi -Peratura e ge ai u ga oratoir

Bunga moratoir adalah mencari keuntungam tidak boleh lebih dari 6% 2. Pembatalan perjanjian

3. Peralihan resiko

4. Membayar biaya perkara

Resiko adalah kenyataan memikul kerugian akibat suatu periwtiwa yang tak terduga. Contoh 1460 : tanggungan ada pada pembeli

Perjanjian

(21)

Suatu perjanjian ada hak dan kewajiban dalam dua pihak (timbal balik). Contoh: jual-beli

Hanya ada satu hak di satu pihak dan

kewajiban pada pihak lain (perjanjian sepihak). Contoh: hibah

Suatu perikatan yang dibuat oleh kreditur dan debitur secara umum suatu saat akan berakhir dan dengan demikian hapuslah perikatan itu. Hapusnya perikatan menurut pasal:

1. Karena ada pembayaran

2. Adanya consignatie, artinya adalah pembayaran tunai yang diikuti oleh penyimpanan barang atau penitipan barang. Contoh : A meminjam emas kepada B. A membayar seharga emas dulu. B tidak menerima. A membayar melalui pengadilan.

3. Pembaharuan utang (novatie). Perjanjian sebelumnya hangus

4. Adanya kompensasi, berarti perhitungan utang sebelah menyebelah atau perjumpaan utang 5. Pencampuran utang. Kalau kedudukan ahli waris sebagai debitur (menagih diri sendiri) 6. Pembebasan utang.

7. Hapusnya barang yang terutang. Karena bencana alam.

8. Pembatalan perjanjian atau kebatalan. Apabila para pihak meminta pembatalan.

9. Berlakunya suatu syarat pembatalan yang diatur dalam Bab 1 BUKU 3 KUHPer. Pasal 1265 (1) kuhper digantungkan pada suatu peristiwa dalam suatu perjanjian.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tingkat kemandirian pada lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta paling

Berdasarkan fenomena diatas, diduga bahwa remaja yang memiliki masalah dalam kepercayaan dirinya, kurang atau tidak percaya diri akan melakukan usaha untuk

Reciprocal Teaching adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan

Pemeriksaan senyawa larut air pada perbandingan 1:2 ini memiliki nilai kadar yang paling tinggi diantara keduanya, hal ini disebabkan karena laktosa lebih mudah larut

Tujuan dari dokumen ini adalah untuk menjabarkan hasil analisis Hazard Operability (HAZOP) untuk PLTP unit 5 Pertamina Area Geotermal Kamojang pada bagian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tabel-tabel kerja berdasarkan fokus penelitian, yaitu: tabel (3.1) kisi-kisi kajian struktur novel Negeri 5 Menara karya Ahmad

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan bagaimana pengaruh pemanasan bertekanan terhadap sifat fisik tepung talas, serta untuk menda- patkan formulasi tepung

Berdasarkan gambar 3.3 posisi SWOT perusahaan ini terletak pada strategi SO yaitu merancang aplikasi KM agar knowledge yang dimilliki karyawan terdokumentasi dengan baik dan