• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menen (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menen (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Kota

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS ARSITEKTUR DESAIN DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2018

RIRIN PUTRI KUSUMA

08211540000088

Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) dalam Mengatasi Kemiskinan di

(2)

Kemiskinan merupakan salah satu isu utama dalam pembangunan perkotaan yang menghambat pembangunan ekonomi. Masyarakat miskin umumnya selalu terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi sehingga seringkali akan semakin tertinggal jauh dengan masyarakat lain yang memiliki potensi lebih tinggi. Kemiskinan terjadi dimana pendapatan tidak dapat memenuhi kebutuhan seseorang secara layak. “Kampung Dolly” merupakan salah satu lokalisasi terbesar di Surabaya yang identik dengan prostitusi, sehingga kawasan tersebut menimbulkan kesan dan dampak yang negative pada masyarakat sekitar. Kampung Dolly berada di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan. Sebelumnya Kampung Dolly menjadi sebuah lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, sehingga semenjak pada tahun 2014 lokalisasi tersebut ditutup oleh Pemerintah Kota Surabaya menimbulkan berbagai dampak, utamanya ialah dampak ekonomi, hal tersebut dikarenakan kawasan eks lokalisasi Dolly merupakan sebuah sentra ekonomi yang dijadikan sebagai sumber mata pencaharian bukan hanya bagi para pekerja seks komersial saja, melainkan penjaja makanan, pemilik warung, hingga tukang parkir, dan sebagainya dalam mencari nafkah harian di tempat tersebut.

Berdasarkan laman dari Tempo.co.id, Surabaya, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Siti Noor Laila menggolongkan para pekerja seks komersial di lokalisasi Dolly, Surabaya melakukan pekerjaannya karena desakan ekonomi, sehingga menurutnya Pemerintah Kota Surabaya harus memiliki konsep yang jelas dalam menggentaskan mereka dari kemiskinan terutama setelah penutupan kawasan lokalisasi tersebut. Adapun terjadinya deklarasi penutupan lokalisasi Dolly pada tanggal 18 Juni 2014 menimbulkan protes warga dan para pekerja seks komersial, karena keberadaan lokalisasi Dolly tersebut sebagai sumber penghasilan utama perekonomian. Kemudian, semenjak penutupan kawasan tersebut, perekonomian warga di kawasan eks lokalisasi yang sebelumnya menggantungkan hidup mencari nafkah menjadi banyak yang hancur dan angka kemiskinan meningkat. (Safik Mundahir, Merdeka.com).

Dalam menanggulangi kemiskinan yang terjadi, meningkatkan pendapatan ekonomi diperlukan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan. Maka dari itu, untuk menghidupkan kembali perekonomian Kampung Dolly dibutuhkan penyediaan lapangan pekerjaan yang lebih luas khususnya bagi masyarakat sekitar. Melihat potensi yang ada untuk dapat dikembangkan adalah keberadaan sentra-sentra Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). KUB Mampu Jaya, UKM Batik Tulis Jarak Arum, UKM Batik tulis Alpujabar, UKM Pujaa, UKM Bang Jarwo, UKM Prabujali, UKM Sigquel, UKM Samijali, UKM Orumi, merupakan jenis sentra UKM yang berhasil dikembangkan di kawasan eks lokalisasi Kampung Dolly yang memiliki kualitas yang baik dan tinggi dalam hal produksi maupun pemasaran sehingga jika dikembangkan lebih luas akan berpotensi untuk menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.

(3)

Camat Sawahan, Yunus menyebutkan jumlah sentra UMKM yang terdapat di Kecamatan Sawahan sekitar 200-an. Adapun beberapa jenis usaha diantaranya seperti alas kaki, kerajinan, batik, makanan ringan, tempe, telur asin, dan sebagainya. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional IV Jawa Timur, Sukamto bahkan mengajak masyarakat meningkatkan literasi keuangan melalui ToT (Training of Trainer), sehingga pemberdayaan usaha UMKM juga dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pemahaman bisnis yang dapat mengubah kawasan eks lokalisasi Dolly menjadi sentra-sentra industri kecil yang mampu memproduksi barang dan jasa khususnya hal-hal yang produktif. Adapun kegiatan ToT tersebut diharapkan para pelaku usaha UMKM mendapatkan keterampilan dalam perencanaan maupun pengelolaan keuangan sehingga lebih mandiri secara finansial.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise dalam Surya.co.id, Surabaya 27 agustus 2017, bahkan memberi pujian terhadap perubahan kawasan eks lokalisasi Dolly yang dulunya sebagai tempat prostitusi berganti menjadi sentra pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Akan tetapi, dalam perkembangannya UMKM di kawasan eks lokalisasi dolly belum dikatakan mandiri, sebab para pelaku usaha UMKM banyak bergantung pada bantuan Pemerintah Kota Surabaya, dimana Pemerintah Kota Surabaya menyubsidi, membantu, dan melakukan pemesanan dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD) ke UMKM di kawasan tersebut, sehingga masyarakat kawasan tersebut belum mandiri karena masih ada proses pembantuan secara terus-menerus. Selain itu, usaha-usaha pelatihan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya di tahun 2016 menjangkau sekitar 600 orang warga yang terkena dampak penutupan (Dedy Listiadi, Kepala Dinas Sosial Surabaya). Jumlah tersebut masih sangat kecil karena dari data sebelumnya, bahwa sebanyak 14.000 orang yang membutuhkan pekerjaan baru paska lokalisasi Dolly ditutup. Tentunya, melihat hal tersebut sisanya masih sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah, terutama bantuan pelatihan karena minimnya pendidikan dan keterampilan yang dimiliki wasra masyarakat terdampak.

Dengan mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Kampung Dolly, yang dapat memfokuskan pengembangan kawasan eks lokalisasi Dolly tersebut melalui menggerakkan sektor UMKM dalam mengatasi permasalahan dampak kemiskinan yang terjadi akibat penutupan eks lokalisasi Dolly, sehingga diharapkan bukan hanya Pemerintah Kota Surabaya saja yang berperan dalam mengentaskan, melainkan dari pihak swasta. Jika banyak investor yang terlibat maka tentunya akan berpeluang dalam menyerap tenaga kerja salah satunya di bidang sektor UMKM, sehingga mampu menciptakan lapangan kerja yang dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja akan mengurangi tingkat pengangguran, hal tersebut dikarenakan pengangguran merupakan salah satu sumber penyebab kemiskinan.

(4)

dapat membuka lapangan usaha yang seluas-luasnya sehingga mampu mengurangi jumlah pengangguran di kawasan eks lokalisasi dolly sehingga angka kemiskinan dapat berkurang. Pemberdayaan UMKM yang optimal akan mendorong kawasan tersebut menjadi suatu kawasan yang bisa berkembang secara mandiri. Untuk itu diperlukan peran pemerintah, swasta, maupun masyarakat sekitar yang maksimal untuk membenahi sentra-sentra usaha kecil maupun menengah agar mampu mandiri, memiliki inovasi, dan berdaya saing global.

Adapun program penanggulangan dalam mengatasi kemiskinan diantaranya yaitu pemberdayaan dan pengembangan kemampuan manusia yang berkaitan dengan aspek pendidikan untuk dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik, serta dalam aspek usaha dalam meningkatkan lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Upaya strategis yang dapat dilakukan dalam rangka pemberdayaan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM antara lain:

1. Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan UMKM meliputi regulasi dan perlindungan usaha.

2. Menciptakan sistem penjaminan bagi usaha mikro.

3. Menyediakan bantuan teknis berupa pendampingan dan bantuan menejerial. 4. Memperbesar akses perkreditan pada lembaga keuangan.

(5)

Referensi:

Okta Nurina, dkk. 2016. Pemberdayaan Bagi Masyarakat Terdampak Penutupan Lokalisasi Dolly Dengan Pelatihan Desain dan Sablon Tas Belanja. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. http://iptek.its.ac.id/index.php/jps/article/view/3411/2643

Anonim. 2013. Komnas HAM: PSK Dolly Termasuk Kaum Miskin.

https://nasional.tempo.co/read/535285/komnas-ham-psk-dolly-termasuk-kaum-miskin. (Diakses pada 16 April 2018).

Anonim. 2017. Menteri PPPA: Sepatu Buatan UMKM di Dolly Lebih Nyaman Dipakai Daripada Sepatu Buatan Australia. http://surabaya.tribunnews.com/2017/08/27/menteri-pppa-sepatu-buatan-umkm-di-dolly-lebih-nyaman-dipakai-daripada-sepatu-buatan-australia. (Diakses pada 16 April 2018)

Suyanto, Bagong. 2017. News Analysis: UMKM Di Dolly Berkembang, tapi Belum Benar-Benar Mandiri. http://surabaya.tribunnews.com/2017/11/27/news-analysis-umkm-di-dolly-berkembang-tapi-belum-benar-benar-mandiri. (Diakses pada 16 April 2018)

Andriansyah, Moch. 2013. Gang Dolly Ditutup 2014, Warga Prediksi Kemiskinan Meningkat.

Referensi

Dokumen terkait

Peran Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Surakarta dalam Mengembangkan UMKM di Kelurahan Semanggi Kota Surakarta. Fakultas Ilmu Sosial

Berdasarkan fenomena yang ada, peneliti tertarik untuk mengetahui banyak tentang entrepreneur mindset Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yaitu bagaimana latar

Nah bagi Anda yang ingin memulai usaha sendiri, berikut ini kami rangkum beberapa bisnis UKM (Usaha Kecil Menengah) yang cukup menjanjikan, bahkan diantaranya bisa kita jalankan

Peran pemerintah dalam rangka mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memang sangat diperlukan. Karena UMKM merupakan salah satu usaha yang potensial

Tujuan dari pengabdian Program Studi ini adalah untuk memberikan pelatihan manajemen dan mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar menjadi UMKM

BPRS Mentari Pasaman Saiyo dalam mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yaitu sebagai lembaga keuangan dimana bank membantu nasabah yang membutuhkan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara, namun juga menghadapi berbagai

Penelitian ini membahas tentang peluang dan tantangan pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dari aspek keuangan syariah dan pemasaran