• Tidak ada hasil yang ditemukan

344961786 laporan praktikum biologi ekologi doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "344961786 laporan praktikum biologi ekologi doc"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOLOGI “ EKOLOGI ‘’

Oleh : Kelas : D

Kel : 2

1 Lesha Inggriani 200110090157 2 Nadia Ainu Nisa 200110090158 3 Restia Anjani 200110090159 4 Pestaria BR Ginting 200110090160

5 Wahyu Ramdani 200110090161 6 Annisa Fauziah 200110090162

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJAJARAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Permasalahan lingkungan hidup mendapat perhatian yang besar dihampir semua negara di dunia dalam dasawarsa 1970 an. Ini terjadi setelah diadakan Konperensi PBB tentang Lingkungan Hidup di Stockholm pada tahun 1972. Terdapat kesan bahwa masalah lingkungan hidup adalah suatu hal yang baru. Namun sebenarnya, permasalahan itu telah ada sejak manusia ada dibumi. Oleh sebab itu faktor yang sangat penting dalam permasalahan lingkungan hidup adalah besarnya populasi manusia.

Pertumbuhan populasi manusia yang cepat, menyebabkan kebutuhan akan pangan, bahan bakar, tempat pemukiman, dan lain kebutuhan serta limbah domestik juga bertambah dengan cepat. Pertumbuhan populasi manusia telah mengakibatkan perubahan yang besar dalam lingkungan hidup.

Permasalahan lingkungan hidup menjadi besar karena kemajuan teknologi. Akan tetapi yang harus diingat bahwa teknologi bukan saja dapat merusak lingkungan, melainkan diperlukan juga untuk mengatasi masalah lingkungan hidup. Contoh: Mesin mobil yang tidak menggunakan bahan bakar fosil (bensin), tetapi menggunakan gas.

(3)

manusia selalu berinteraksi dengan makhluk hidup lainnya dan benda mati dalam lingkungan. Ini dilakukan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, dalam upaya mempertahankan jenis dan keturunannya.

(4)

1.2 Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis dan spesies tumbuhan dan hewan yang ada di sekitar lingkungan.

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan jenis dan spesies tumbuhan dan hewan yang ditemukan kelompok kami dalam suatu ekosistem.

3. Sebagai tugas makalah praktikum biologi

1.3 Waktu dan tempat

Waktu : Rabu, 18 November 2009, pukul 08.00-10.00 WIB

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ekologi berasal dari kata ‘ecology’ (Inggris). Kata ini terbentuk dari dua kata Yunani : ‘oikos’ berarti : rumah, rumah-tangga, keluarga atau tempat tinggal; dan kata ‘logos’ berarti : ilmu, pengetahuan atau uraian tentang. Jadi ekologi adalah ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup (manusia, binatang, dan tumbuhan) dengan sesamanya dan dengan benda-benda mati di sekitarnya. Alam lingkungan yang terdiri dari lingkungan hidup dan fisik adalah merupakan satu rumah tempat tinggal yang maha besar bagi sekalian makhluk hidup. Sebagai satu rumah tempat tinggal makhluk hidup, alam dan lingkungan memiliki tatanan, keteraturan dan hukum-hukum yang memelihara keseimbangan dan keharmonisannya (ekosistem).

Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel.

(6)

antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas.

Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut.

Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.

Dan apabila keseimbangan dan keharmonisan tatanan itu terganggu melalui kerusakan atau pencemaran, maka manusia dan makhluk hidup lainnya akan terancam. Untuk mempelajari dan mengetahui keseimbangan dalam hubungan-hubungan itu dibutuhkan suatu ilmu pengetahuan, yang disebut : ekologi.

(7)

Faktor Biotik

Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.

Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut.

A. Individu

(8)

Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.

1. Adaptasi morfologi

Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut.

a. Gigi-gigi khusus

Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.

b. Moncong

(9)

c. Paruh

Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.

d. Daun

Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.

e. Akar

Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.

(10)

Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut.

a. kelenjar bau

Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.

b. Kantong tinta

Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.

c. Mimikri pada kadal

(11)

3. Adaptasi tingkah laku

Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya sebagai berikut :

a. Pura-pura tidur atau mati

Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.

b. Migrasi

(12)

B. Populasi

Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi Misalnya, populasi pohon kelapa dikelurahan Tegakan pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang.

Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 1980 populasi Pinus di Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung lagi ada 500 batang pohon Pinus. Dari fakta tersebut kita lihat bahwa selama 10 tahun terjadi pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang pohon. Untuk mengetahui kecepatan perubahan maka kita membagi jumlah batang pohon yangberkurang dengan lamanya waktu perubahan terjadi :

700 - 500 = 200batang 1990-1980 10 tahun = 20 batang/tahun

(13)

Sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun, pada dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik iniantara lain : kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi biotik,

penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas danmortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi.

Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnyahewan dan manusia. Imigrasi adalah perpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme; didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan populasi.

(14)

C. Komunitas

Makhluk hidup dari berbagai jenis yang hidup secara alami di suatu tempat membentuk kumpulan yang di dalamnya setiap individu menemukan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kelompok yang hidup secara bersama telah menyesuaikan diri dan menghuni suatu tempat alami disebut komunitas.

Karakteristik komunitas pada suatu lingkungan adalah keanekaragaman. Makin beranekaragam komponen biotik (biodiversitas), maka makin tinggi keanekaragaman. Sebaliknya makin kurang beranekaragaman maka dikatakan keanekaragaman rendah.

Contoh:

* Keaneragaman rendah; terdapat pada komunitas dengan lingkungan ekstrim, misalnya: gurun, tanah kering, tanah tandus, pegunungan tinggi.

* Keaneragaman tinggi sering disebut diversity is stability. Daerah yang mempunyai keanekaragaman tinggi adalah hutan tropika (di kawasan tropika jarang sekali terjadi komunitas alami dirajai oleh hanya satu jenis).

(15)

Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur disebut suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Apabila suatu komunitas telah mencapai klimaks, maka berarti tercapai homeostatis (keseimbangan).

(16)

D. Ekosistem

Suatu konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem (sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan yang saling mempengaruhi. Berdasarkan pengertian di atas, suatu sistem terdiri dari komponenkomponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik) yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.

Keteraturan itu terjadi karena adanya arus materi dan energi, yang terkendali oleh arus informasi antara komponen dalam ekosistem. Masing-masing komponen mempunyai fungsi (relung). Selama masing-masing komponen tetap melakukan fungsinya dan bekerjasama dengan baik, keteraturan ekosistem tetap terjaga. Apabila kita hanya melihat fungsinya, suatu ekosistem terdiri atas dua komponen:

a) Komponen autotrofik: organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri berupa bahan organik dan bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi matahari atau klorofil. Oleh karena itu semua organisme yang mengandung klorofil disebut organisme autotrofik.

(17)

a. Bahan tak hidup (abiotik, non hayati): komponen fisik dan kimia, misalnya: tanah, air, matahari, dan lain-lain. Komponen ini merupakan medium (substrat) untuk berlangsungnya kehidupan.

b. Produsen: organisme autotrofik (tumbuhan hijau)

c. Konsumen: organisme heterotrofik, misalnya: manusia, hewan yang makan organisme lainnya.

d. Pengurai (perombak atau dekomposer): organisme heterotrofik yang mengurai bahan organik yang berasal dari organisme mati. Habitat dan relung, dua istilah tentang kehidupan organisme. Habitat adalah tempat hidup suatu organisme. Habitat suatu organisme dapat juga disebut “alamat”. Relung (niche atau nicia) adalah profesi atau status suatu organism dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu, sebagai akibat adaptasi struktural, tanggal fisiologis serta perilaku spesifik organisme itu.

Penyesuaian diri secara umum disebut adaptasi. Kemampuan adaptasi mempunyai nilai untuk kelangsungan hidup. Makin besar kemampuan adaptasi makin besar kementakan kelangsungan hidup organisme.

Faktor Abiotik

Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut.

a. Suhu

(18)

b. Sinar matahari

Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari penentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.

c. Air

Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.

d. Tanah

(19)

e. Ketinggian

Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.

f. Angin

Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.

g. Garis lintang

(20)

BAB III

PEMBAHASAN

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

(21)

Kami melakukan penelitian ekosistem untuk mengetahui ekosistem pada lingkungan sekitar juga memenuhi tugas praktikum biologi ekologi. Kami mendapat tempat penelitian di sekitar belakang kandang unggas (KPTU) dan sebelah kanan kandang domba (PG30) Universitas Padjajaran. Daerah pengamatan seluas 25 m2 di ketinggian kurang lebih 474 m dpl.

Di lokasi penelitian terdapat banyak tumbuh semak-seak dan rumput liar, banyak juga terdapat pohon-pohon besar seperti pohon pinus, pohon pepaya, dll. Serta banyak pula hewan-hewan yang hidup di lokasi seperti jenis-jenis serangga, cacing, dll.

A. Kondisi Lingkungan Fisik Lokasi

Karateristik struktural/fisik Keterangan

Ketinggian tempat 474 m dpl Kemiringan lahan dan

Penutup tanah/lahan Semak-semak dan habitat kunyit

Tipe dan warna tanah Merah bata

Data iklim Temperature

Data spesies Tumbuhan

(22)

1 Alang-alang (imperata cvlindrica beauf)

8 Pohon nangka (artocarpus herterophylla lamk.)

9 Pohon petai cina 10 Pohon alpukat 11 Pohon gamang 12 Pohon cabe rawit

(23)
(24)

Spesies yang diamati

 Kunyit

Nama ilmiah : Curcuma domestica Val.

Nama umum : Kunyit

Klasifikasi

(25)

Famili : Zungiberaceae Genus : Curcuma

Species : Curcuma domestica Val.

Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Kata Curcuma berasal dari bahasa Arab Kurkum dan Yunani Karkom. Pada tahun 77-78 SM, Dioscorides menyebut tanaman ini sebagai Cyperus menyerupai jahe, tetapi pahit, kelat, dan sedikit pedas, tetapi tidak beracun.

Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan.

Kunyit tumbuh baik di dataran rendah (mulai < 240 m dpl) sampai dataran tinggi (> 2000 m dpl). Produksi optimal + 12 ton/ha dicapai pada ketinggian 45 m dpl. Kunyit tumbuh subur pada tanah gembur, pada tanah yang dicangkul dengan baik akan menghasilkan umbi yang berlimpah. Jenis tanah yang diinginkan adalah tanah ringan dengan bahan organic tinggi, tanah lempung berpasir yang terbebas dari genangan air/sedikit basa.

(26)

memiliki curah hujan 1000-4000 mm/tahun. Bila ditanam di daerah curah hujan < 1000 mm/tahun, maka system pengairan harus diusahakan cukup dan tertata baik. Tanaman ini dapat dibudidayakan sepanjang tahun. Pertumbuhan yang paling baik adalah pada penanaman awal musim hujan. Suhu udara yang optimum bagi tanaman ini antara 19-30 oC.

Gambar kunyit :

Tanaman : akar : buah :

Peranan Tanaman Obat Dalam Pengembangan Hutan Tanaman

Perkembangan Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) di bidang budidaya tanaman obat dan pembangunan hutan tanaman telah memungkinkan untuk melakukan manipulasi terhadap faktor lingkungan sebagai menunjang kehidupan masyarakat setempat. Salah satu kelompok tanaman yang berasosiasi dengan ekosistem hutan (konservasi, lindung dan/atau produksi) adalah yang berkhasiat obat, kosmetik dan berbagai produk bahan makanan dan minuman sehat.

(27)

pendidikan non formal, keberlanjutan usaha dan penyerapan tenaga kerja serta keamanan sosial. Pemberdayaan aset (asset) hutan tanaman yang bijaksana dapat membantu program pembangunan hutan di berbagai daerah di Indonesia yang di dalamnya terkandung pula upaya menyehatkan sumberdaya alam nasional.

Keuntungan majemuk yang dihasilkan oleh pengembangan tanaman obat dalam pengembangan hutan tanaman meliputi : (1) keberhasilan pengelolaan hutan tanaman melalui penyediaan sumber pendapatan yang berkelanjutan; (2) penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat yang bekerja pada bidang pertanian, industri rumah tangga/kecil atau menengah, perdagangan; (3) peningkatan pendapatan dan kesejahteraan; (4) peningkatan pendapatan asli daerah; dan (5) pengembangan usaha regional.

Bantuan kepada petani dari berbagai sumber atau mitra usaha memerlukan sistem yang jelas dan berpedoman pada prinsip saling menguntungkan dan ditata secara profesional. Berbagai bantuan dalam kemitraan yang sangat esensial sifatnya adalah : pendampingan teknologi oleh peneliti dan penyuluh spesialis, pengadaan dan pengorganisasian modal usaha (kredit), koperasi desa untuk pengadaan sarana produksi dan penampngan hasil, serta tenaga perindustrian setempat. Status kemitraan yang diharapkan adalah atas dasar 'bapak angkat-anak angkat'.

Peranan tanaman obat dalam pengembangan hutan tanaman perlu diwujudkan dalam suatu program terpadu antar sumber pengambil kebijakan, teknologi, permodalan dan petani setempat.

Kegunaan kunyit bagi manusia :

- Sakit maag. Seibu jari rimpang kunyit dicuci, parut, beri sedikit air, peras. Minum 2 kali sehari, pagi sebelum makan dan malam sebelum tidur.

(28)

- batuk. Sekelingking kunyit, jahe, parut lalu seduh dengan air. Saring dan tambahkan gula batu dan air perasan jeruk nipis. Minum 2 kali sehari.

- Diare. Sari kunyit, air kapur, beberapa tetes sari pinang (boleh tidak dipakai). Minum sekaligus.

- Sembelit. Seibu jari kunyit, cuci, lumatkan, rebus dengan segelas air, tambahkan segenggam daun asam segar (boleh diganti air asam jawa), didihkan, biarkan 5 menit, saring. Minum sekaligus sekali sehari.

- Eksem. Seibu jari kunyit tua, cuci, parut, tambahkan sesendok air kapur sirih dan beberapa tetes air jeruk nipis, oleskan ke bagian tubuh yang eksem.

- Gatal-gatal. Sekelingking kunyit, 2 kemiri dibakar, lumatkan sampai halus, oleskan pada bagian tubuh yang gatal. Lakukan 2 kali sehari.

- Jerawat. Seibu jari kunyit cuci, iris halus, seduh dengan segelas air, beri sesendok makan gula pasir. Minum air kunyit dengan tapai singkong setiap hari. Sebuku jari kunyit dicuci, kupas, lalu kunyah-kunyah. Telan sarinya, ampas dibuang.

- Keputihan. 3 rimpang kunyit dicuci, parut, beri air, 5 pucuk daun beluntas dicuci, tumbuk dan beri air. Air parutan kunyit dan air tumbukan daun beluntas diberi sedikit air asam dan gula aren. Minum sebelum tidur selama 7-10 hari @ 1/2 gelas.

(29)

- Diabetes. Seibu jari kunyit dicuci, iris-iris, beri 1/2 sendok teh garam, rebus dengan seliter air. Setelah air mendidih, saring. Minum setiap hari 1/2 gelas.

- Amandel. Seibu jari kunyit diparut, seduh dengan segelas air, beri perasan air jeruk nipis dan sesendok makan madu. Minum sekali sehari.

- Borok. Sehelai daun kunyit, olesi dengan minyak kelapa, panggang, setelah agak dingin tempelkan pada luka.

- Anemia. Setelunjuk kunyit dicuci, parut, beri air sedikit, peras. Telur ayam kampung dikocok, beri perasan kunyit dan sedikit madu. Minum 2 kali sehari.

- Bagian Rimpang : untuk Radang hati, radang sendi, anti septic

Kegunaan kunyit bagi peternakan :

(30)

pendapatan petani melalui penganekaragaman hasil kebun Karet (pangan, buah-buahan dan kayu) .

Pengembangan tumpang sari tanaman karet dapat di lakukan dengan berbagai jenis tanaman, ternak dan perikanan pada kolom 14 m. Salah satunya adalah tanaman kunyit.Prospek pengembangan tanaman kunyit sagat menguntungkan karena dari segi harga, komoditi kunyit tidak mengalami fluktuatif, bahkan kecenderungannya megalami kenaikan. Dengan satu catatan tidak dilakukan pengembangan monokultur tanaman kunyit, sehingga kondisi fluktuasi harga dapat dikendalikan.Di samping harga, tanaman kunyit sangat mudah di usahakan tidak membutuhkan penanganan khusus seperti pada tanaman sayuran. Pembiayaan yang di butuhkan dalam budidaya tanaman kunyit tidak terlalu besar.Penanganan panen tidak terlalu sulit hanya saja di hindari pada saat panen kontak terlalu banyak antara Umbi dengan air, jika sudah terkena air segera di lakukan penjemuran.

(31)

digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.

Peranan curcuma domestika val di dalam ekosistem adalah sebagai tanaman yang dapat di jadikan sebagai pengganti antibiotik, bahan obat, sebagai bahan-bahan komestik yang dapat merawat kulit dan di dalam bidang peternakan dapat juga digunakan sebagai sintetis terhadap konsumsi, pertambahan bobot badan dan tebal lemak punggung . Penambahan obat-obatan/ antibiotik dalam ransum makanan ternak sering dilakukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri.bahwa ransum yang mengandung Curcuma val dalam jumlah yang tepat akan menyebabkan relaksasi usus pada saluran pencernaan dan membantu pencernaan makanan dan absorsi bahan makanan yang pada akhirnya akan meningkatkan Konsumsi, penambaha rasa pait pada kunyit tidak menurunkan palatibilitas ransum. Walaupun ada gejala peningkatan jumlah konsumsi akibat peningkatan pemberian tepung kunyit dibanding kontrol akan tetapi hasil uji statistik konsumsi harian babi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan.

(32)

rendahnya lemak punggung mengakibatkan peningkatan proporsi daging karkas hal ini sangat menguntungkan bagi kosumen yang saat ini menghindari konsumsi lemak yang tinggi, akibat meningkatnya penyakit jantung koroner Hasil analisa statistik tebal lemak punggung akibat perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, jadi pemberian tepung kunyit dapat digunakan pengganti antibiotik virginiamisin untuk menurunkan tebal lemak punggung.

(33)

Nama ilmiah : Dissosteira carolina

Nama umum : Belalang

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Upaordo : Caelifera Famili :

Genus : Species :

(34)

terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan.

Ciri-ciri ordo Orthoptera:

-Memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan sempit disebut tegmina. Sayap belakang tipis berupa selaput. Sayap digunakan sebagai penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya yang lebih kuat dan besar. -Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir saingannya.

-Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk meletakkan telur.

-Tipe mulutnya menggigit.

Termasuk kelompok Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Hemimetabola serangga mengalami tahapan perkembangan sebagai berikut:

1. Telur

2. Nimfa, ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit.

(35)

dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya.

Belalang hidup dalam satu ekosistem di ladang atau rermputan.

Gambar

Peranan belalang dengan lingkungan

(36)

terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.

Interaksi belalang Biotik dengan Abiotik

Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat keseimbangannya.

pemanfaatan belalang oleh manusia

(37)

Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Oleh karena itu peningkatan konsumsi protein perlu digalakkan, salah satunya melalui penganekaragaman pangan berprotein tinggi. Penganekaragaman pangan berprotein tinggi yang sudah dikembangkan di Indonesia, salah satunya adalah pembuatan tepung udang, sedangkan tentang pemanfaatan belalang belum sampai pada tahap pembuatan tepung, padahal belalang juga tinggi akan protein (62,2 persen).

Berdasarkan alasan tersebut, maka diangkatlah penelitian dengan permasalahan adakah perbedaan antara kadar protein tepung belalang kayu dan tepung udang windu. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kadar protein tepung belalang kayu dan tepung udang windu.

(38)

kelompok tepung belalang kayu dan 10 kelompok tepung udang windu yang masing-masing sebanyak 1 gram. Kadar protein diuji dengan Independent Sample t Test, di mana hasilnya p = 0,000 (p < 0,05), hingga disimpulkan bahwa ada perbedaan nyata antara kadar protein tepung belalang kayu dan tepung udang windu, di mana protein tepung belalang kayu lebih tinggi dibanding tepung udang windu dengan kadar masing-masing 17,922 dan 9,846 persen.

Saran yang diberikan dalam penelitian ini ialah perlu adanya penelitian mengenai kadar protein secara kualitatif, bukan secara kuantitatif saja dan masyarakat hendaknya memanfaatkan tepung belalang kayu sebagai salah satu alternatif sumber protein hewani disamping tepung udang windu. menjual belalangnya ke restoran-restoran di Beijing yang menganggap bahwa belalang merupakan makanan khas.

Peranan belalang dalam bidang peternakan

(39)

belalang yang sudah dewasa memakan batang mendong yang masih muda sehingga mengakibatkan batang mendong berlubang-lubang atau bahkan patah, dengan demikian serangan hama ini akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman mendong. Masa dewasa dari belalang dari jenis Locusta migratoria manilenses berlangsung selama 25 – 35 hari. Belalang betina yang sudah dewasa dan sudah satina untuk bertelur akan meletakkan telur-telurnya dalam tanah. Satu kelompokan telur berisi 5 – 7 butir telur. Selama hidupnya, belalang jenis ini dapat bertelur hingga 500 butir telur. Selama masa dewasa belalang ini mengalami fase-fase menggerombol, transisi dan menyendiri. Cara pengendalian hama Locusta migratoria manilensis adalah sebagai berikut :

1. Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan cara ditangkap kemudian dimusnahkan.

(40)

3. Pengendalian secara biologis dengan menyebarkan musuh alami belalang tersebut.

Jumlah populasi tumbuhan yang di temukan dalam luasan 1 meter persegi.

Tumbuhan

No. Populasi Jumlah yang ditemukan

1 Alang-alang (imperata cvlindrica beauf) Banyak

2 Putri malu 3

3 Kumis kucing 4

(41)

5 Pohon ketela 1

6 Pohon jengkol 2

7 Pohon mangga 1

8 Pohon nangka (artocarpus herterophylla lamk.)

13 Pohon tangkil (gnetum gnemon linn.) 1

14 Pohon pinus 1

Jumlah populasi hewan yang ditemukan dalam 1 meter persegi.

(42)
(43)

Gambar

Gambar kunyit :

Referensi

Dokumen terkait

berbobot (Soeharjan, 1994:22). Jumlah literatur yang disitir tergantung dari kebutuhan penulis dalam menunjang karya tulisnya. baik skripsi, tesisi dan disertasi memang

 Penyakit kulit bisa menimbulkan infeksi yang bisa menyebar dari kulit ke dalam tubuh sehingga pasien menjadi sangat sakit..  Nanah yang keluar mengandung HIV, virus

 Menyajikan hasil rekonstruksi berupa cerita sejarah tentang upaya bangsa indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa antara lain PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA,

From the result of testing hypothesis as has been explained above, we can conclude that Indonesian customers’ cultural values based on Hofstede theory, especially

Teknik aalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regreis linier berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara kepuasan terhadap

[r]

[r]