• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adopsi Internet di Kalangan Guru SMK Swasta yang Senjang Secara Digital di Kota Bandar Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Adopsi Internet di Kalangan Guru SMK Swasta yang Senjang Secara Digital di Kota Bandar Lampung"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

ADOPSI INTERNET DI KALANGAN GURU SMK SWASTA YANG SENJANG SECARA DIGITAL DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh Dwi Hardoyo

Tujuan penelitian ini yaitu: 1. Menggambarkan adopsi internet guru SMK swasta yang senjang secara digital di Kota Bandar Lampung. 2. Mengungkapkan pengaruh kesenjangan digital terhadap perbedaan adopsi internet guru SMK swasta yang senjang secara digital di Kota Bandar Lampung. 3. Mengungkapkan pengaruh faktor demografik dan bidang studi terhadap perbedaan adopsi internet oleh guru SMK swasta yang senjang secara digital di Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan teori Technology Acceptance Model (TAM) dan menggunakan metode penelitian survey dengan tipe penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional sampel dengan unit analisis 119 guru. Hasil uji t menunjukkan ada perbedaan adopsi internet di kalangan guru SMK swasta yang senjang secara digital. Nilai t hitung (65,862) > t tabel (1,65) maka Ho ditolak. Sedangkan hasil analisis varian menunjukkan tidak ada perbedaan adopsi internet di kalangan guru SMK swasta yang senjang secara digital berdasarkan faktor demografik dan bidang studi.

(2)

Abstract

INTERNET ADOPTION AMONG PRIVATE VOCATIONAL SCHOOL TEACHERS WITH DIGITAL DIVIDE IN BANDAR LAMPUNG

By Dwi Hardoyo

The purposes of this research are: 1. To Describe internet adoption among private vocational school teachers with digital divide in Bandar Lampung. 2. To reveal the influence of the digital divide to differences in internet adoption of private vocational school teachers with digital divide in Bandar Lampung. 3. To reveal the influence of demographic factors and different field of study on internet adoption by private vocational school teachers with digital divide in Bandar Lampung. This research uses the theory of Technology Acceptance Model (TAM) and survey research method with quantitative descriptive research type and proportional sampling with the number of analysis units are 119 teachers. T-test results showed no differences in internet adoption among private vocational school teachers with digital divide. T value (65.862)> t table (1.65), t value is bigger than t table, means Ho is rejected. While the results of the analysis of variance showed no differences in Internet adoption among private vocational teachers with digital divide based on demographic factors and subjects.

(3)

ADOPSI INTERNET DI KALANGAN GURU SMK SWASTA YANG SENJANG SECARA DIGITAL DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh DWI HARDOYO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa N.Campang Jaya Kecamatan Sungkai Tengah Lampung Utara pada tanggal 1 Januari 1992, sebagai anak kedua dari dua bersaudara, dari Pasangan Bapak Sumadi dan Ibu Suranti.

Pendidikan yang penulis tempuh adalah pendidikan dasar diselesaikan di MI-Alhidayah Campang Jaya pada tahun 2004. Kemudian berhijrah untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 3 Sungkai Utara pada tahun 2007 (sekarang menjadi SMPN 2 Sungkai Utara). Untuk menuntut ilmu ke tingkat atas, penulis kembali berhijrah dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 2 Kotabumi pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Lampung melalui jalur reguler.

(8)

menjadi Korps Muda BEM (KMB) tahun 2010 dan menjadi staf kementerian komunikasi informasi dan teknologi tahun 2011. Sedangkan pada tingkat fakultas, penulis aktif menjadi keluarga besar di UKMF Forum Studi Pengembangan Islam (FSPI) FISIP sebagai Laskar Muda FSPI (LMF) tahun 2010 dan pada tahun 2011-2012 (dua tahun berturut-turut) penulis dipercaya untuk diamanahi sebagai kepala bidang kaderisasi FSPI. Pada tahun 2012 penulis menjadi bagian dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi sebagai anggota Reasearch and Development. Sebagai seseorang yang aktif berorganisasi, penulis pernah mengikuti agenda mahasiswa yang berskala nasional dan internasional. Diantaranya penulis pernah mengikuti sarasehan Aktivis Dakwah Kampus (ADK) Nasional di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2011. Selain itu penulis juga diberikan kesempatan untuk menjadi peserta International Muslim Student Summit (IMSS) tahun 2012 di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menghadirkan mahasiswa muslim dari berbagai negara di belahan dunia.

(9)

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanya milik Allah pemelihara alam semesta. Semoga rahmat dan salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. dan kepada keluarganya serta para sahabatnya. Aku persembahkan karya ini untuk:

1. Mamak dan Bapak tercinta, Ibu Suranti dan Bapak Sumadi, terimakasih atas dukungan moril dan materil.

2. Mbak ku tercinta, Mbak Eka dan keluarga kecilnya (Mas Ade dan Edi),

terimakasih atas doa dan dukungannya. Semoga dari keluarga yang kecil ini terdapat kebahagiaan di dunia hingga ke akhirat kelak (amin...)

3. Teman-teman yang selalu memberikan doa, dukungan serta motivasinya,

(10)

MOTTO

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik

bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,

padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang

kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah 216)

Sebuah ujian dan cobaan adalah suatu kesulitan. Dimana

kesulitan harus kita hadapi dengan senyuman yang layak

untuk disanjung dunia, senyuman optimis menembus telaga

air mata

Berjuanglah untuk hidup dan kehidupanmu, dengan selalu

berada pada jalan yang lurus dan diridhoi Allah SWT

(11)

SANWACANA

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Adopsi Internet di Kalangan Guru SMK Swasta yang Senjang Secara Digital di Kota Bandar Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Ibu Dra. Ida Nurhaida, M.Si., selaku Ketua Penguji serta Pembimbing Utama atas kesediannya memberikan bimbingan, saran, kritik, dan waktunya yang telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dhanik Sulistyarini, S.Sos., MComn&MediaSt., selaku Dosen Pembahas

(12)

5. Bapak Toni Wijaya, S.Sos., M.A., selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan saran, waktu, dan kesempatan bagi penulis untuk selalu belajar menjalani proses kehidupan.

6. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi Universitas Lampung, yang telah memberikan ilmu, saran dan pelajaran yang sangat bermanfaat bagi penulis selama di bangku kuliah.

7. Bapak dan Ibu Staf Administrasi FISIP Unila Mas Agus, Pak Jauhari, Mas Tur, Bang Rahman, Mas Puji, Mas Edi dan Mas Daman terima kasih sudah sering membantu penulis dalam mensukseskan acara-acara yang penulis laksanakan di dalam gedung, Mas Hendro.

8. Keluarga besar di Keraton Zombies (Perum Griya Gedung Meneng Indah Blok C4 No.24 Rajabasa Bandar Lampung) K’Mono, K’Juju, K’Rasyid,

K’Bukhori, K’Koko, K’Asep terimakasih atas kasih sayang, pengertian,

pengalaman dan nasihat yang sering kalian berikan. K’Isan, terimakasih pinjaman motor dan printernya ayo kak semangat. Chef Andi, kembalikan gas guwe, hehe. K’Riyan terimakasih tumpangan kamarnya. Akhi Yasin yang cool tapi sering bercanda terimakasih antum mau menjadi sahabat berjuang semoga kita tetap bisa istiqomah. Mas Boy Wiwit terimaksih sudah mau percaya untuk memberikan rahasianya pada saya. Aryo my little boy terimakasih dek sudah memberikan warna warni di kamar kita  cepet nyusul ya. Pratama ahli IT jangan tidur terus. Aang dan Hendri.

(13)

10. Keluarga besar Forum Studi Pengembangan Islam (FSPI) FISIP Unila yang mohon maaf tidak bisa disebutkan satu-satu. Terimakasih atas doa dan dukungan kalian. Keluarga besar Bina Rohani Islam Mahasiswa (BIROHMAH) Unila. FSLDK Unila. Teman-teman KKM Birohmah 2010 ada K’Sulaiman, Herman, Ali, Agung, Luthfi, Mb’Isti, Esy, Maretha, Shofy,

Nivo, Eli, Prima, Susmi, Ade, Nida keep smart sholeh bersahabat.

11. Andi Kusnadi, S.H., Julian FEB, dan Rio Yusdian, terimakasih untuk malam itu. Kalian jangan berantem terus ya. Andi terimakasih sudah sering mau berbagi segala hal.

12. d’backpacker Elmi, Rudi, Yie, Intan, Iin, Jerry, Eka, Hapip, Rifky, Riyan,

bersama kalian suka cita kita lalui besama saling bantu membantu ketika kesulitan. Trio macan Sayu Plekenyut, Febby, dan Bella.

13. Bapak Heri Supriyanto, S.Pd., Ust.Samsul Rizal dan Ust.Yudhi Rojab,

Jazakallah Khoiron Katsiro atas segala bimbingan ruhiyah.

14. Seluruh sahabat-sahabat Ilmu Komunikasi 2010 lainnya yang belum tersebut kalian juga memiliki cerita dan kenangan tersendiri bagi penulis.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis,

(14)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjaun Penelitian Terdahulu ... 6

B. Kesenjangan Digital (Digital Divide) dan Perkembangannya ... 7

C. Adopsi Inovasi dalam Bidang TIK ... 12

1. Konsep Dasar Difusi dan Adopsi Inovasi ... 12

2. Technology Accaptance Model (TAM) ... 15

3. Adopsi Inovasi dalam Bidang TIK ... 19

D. Kesenjangan Digital dan Pengaruhnya Terhadap Internet Literasi... 21

E. Tinjauan Tentang Internet ... 22

F. Tinjauan Tentang Guru ... 23

G. Tinjauan Tentang SMK Swasta ... 24

H. Kerangka Pikir ... 25

I. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Tipe Penelitian ... 30

B. Metode Penelitian... 30

C. Definisi Konsep ... 31

D. Definisi Operasional... 31

E. Populasi dan Sampel ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 36

G. Teknik Pengolahan Data ... 37

H. Teknik Pemberian Skor ... 38

I. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ... 39

1. Uji Validitas ... 39

2. Uji Reliabilitas ... 39

(15)

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 42

A. Gambaran SMK Swasta di Kota Bandar Lampung ... 42

B. Profil Sekolah Sampel ... 42

1. Profil SMK 2 Mei Bandar Lampung ... 43

2. Profil SMK Arjuna Bandar Lampung ... 46

3. Profil SMK Dharmapala Panjang Bandar Lampung ... 49

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Gambaran Umum Responden ... 52

1. Menentukan Besar Responden Sampel Penelitian ... 52

2. Besar Responden untuk Proporsi Laki-laki dan Perempuan ... 54

B. Uji Validitas ... 55

C. Uji Reliabilitas ... 56

D. Uji Normalitas ... 57

E. Uji Homogenitas ... 58

F. Analisis Jawaban Responden ... 58

G. Penyajian Hipotesis ... 75

1. Penyajian Hipotesis 1 ... 75

2. Penyajian Hipotesis 2 ... 76

H. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Sensus dan Observasi berdasarkan Keadaan Koneksitas ... 35

Tabel 3.2 Ukuran Kemantapan Alpha ... 40

Tabel 4.1 Daftar Guru SMK 2 Mei Bandar Lampung ... 45

Tabel 4.2 Keadaan Koneksitas SMK 2 Mei Bandar Lampung ... 45

Tabel 4.3 Daftar Guru SMK Arjuna Bandar Lampung... 48

Tabel 4.4 Keadaan Koneksitas SMK Arjuna Bandar Lampung ... 48

Tabel 4.5 Daftar Guru SMK Dharmapala Panjang Bandar Lampung ... 50

Tabel 4.6 Keadaan Koneksitas SMK Dharmapala Panjang ... 51

Tabel 5.1 Jumlah Guru di Tiga Sampel SMK Swasta ... 52

Tabel 5.2 Jumlah Responden di Setiap Sekolah ... 55

Tabel 5.3 Hasil Uji Validitas ... 56

Tabel 5.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 56

Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas ... 57

Tabel 5.6 Hasil Uji Homogenitas ... 58

Tabel 5.7 Mengakses E-mail ... 59

Tabel 5.8 Bermedia Sosial Twitter... 59

Tabel 5.9 Bermedia Sosial Facebook ... 60

Tabel 5.10 Memiliki Blog Pribadi ... 60

Tabel 5.11 Mengelola Blog E-Learning ... 61

Tabel 5.12 Mencari Informasi Melalui Browsing ... 61

Tabel 5.13 Mengunduh Gambar ... 62

Tabel 5.14 Mengunduh Musik ... 62

Tabel 5.15 Mengunduh Video/Film ... 63

Tabel 5.16 Mengunggah Gambar ... 63

Tabel 5.17 Mengunggah Musik ... 64

Tabel 5.18 Mengunggah Video/Film ... 64

Tabel 5.19 Mengunduh Software/Game ... 65

Tabel 5.20 Belanja Online... 65

Tabel 5.21 Mencari Bahan Pembelajaran ... 66

Tabel 5.22 Saya Dapat Mengirim dan Membaca Email ... 67

Tabel 5.23 Saya Mampu Mengirim dan Menerima Attachment/Lampiran Lewat Email ... 68

Tabel 5.24 Saya Mampu Melakukan Browsing Internet ... 69

Tabel 5.25 Saya Mampu Bernavigasi di Suatu Website untuk Mendapatkan Informasi yang Diinginkan ... 70

(17)

Tabel 5.27 Saya Familiar dengan Milis (Mailing List) dan Kelompok Diskusi

Online ... 72

Tabel 5.28 Saya Pernah Berpartisipasi dalam Online Chat ... 73

Tabel 5.29 Saya Memperkaya Bahan Pembelajaran Saya dengan Materi yang Relevan yang Saya Dapat Dari Internet ... 75

Tabel 5.30 Tabel Hasil Uji T ... 76

Tabel 5.31 Kriteria dan Pengategorian Sekolah ... 88

(18)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Technology Acceptance Model (TAM) ... 19 Bagan 2.2 Modifikasi Teori Technology Acceptance Model (TAM) ... 19 Bagan 2.3 Kerangka Pikir ... 29 Bagan 5.1 Adopsi Internet Guru SMK Swasta yang Senjang Secara Digital di

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik, setelah lulus, langsung dapat bekerja dalam bidang tertentu, memiliki kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan mengembangkan diri di kemudian hari (Landasan Kurikulum SMK 2013). Dengan kata lain SMK adalah jenjang pendidikan yang menyiapkan peserta didik melalui pembekalan vokasi. Pendidikan vokasi (kejuruan) adalah pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi keterampilan, ketika sudah lulus langsung dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya.

(20)

Menengah Kejuruan mengutamakan pada penyiapan siswa untuk berlomba memasuki lapangan kerja.

Pada dekade tahun 2000-an yang disebut abad millenium, ditandai oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat cepat dan mengisi semua aspek kehidupan termasuk tata cara di dunia kerja. Implikasinya bagi pendidik SMK yang menyiapkan tenaga terampil, keadaan ini menjadi tantangan untuk membekali lulusan SMK dengan keterampilan TIK. Dalam TIK ini sebagian besar yang dimaksud adalah internet. Keterampilan TIK menjadi bekal untuk memenuhi kualifikasi tuntutan pasar kerja yang mayoritas berbasis TIK. Ditambah dengan semakin pesatnya perkembangan internet yang merupakan penemuan mutakhir bidang TIK. Pada sisi lain, masih dalam suhu yang sama, survei oleh asosiasi pengusaha di Singapura mempublikasikan bahwa penetrasi internet masyarakat Indonesia mencapai 29% dari populasi atau 72,7 juta pengguna pada Januari 2014 (Horwitz, Januari 2014). Kondisi ini semakin menguatkan bahwa para peserta didik jenjang SMK perlu dibekali keterampilan TIK.

(21)

seperti perbedaan letak geografis, kekurangan guru baik dari segi jumlah maupun kualitasnya, perbedaan tingkat sosial akibat faktor demografik, bidang studi yang diampu dan beragam masalah lainnya (Nurhaida dkk, 2011).

Berfokus pada faktor demografik seperti jenis kelamin, faktor tersebut dirasa memiliki peran lebih dalam proses adopsi internet guru SMK swasta. Anggapan tertentu yang mengatakan bahwa laki-laki dianggap memiliki “kemampuan lebih” dalam hal TIK dibanding perempuan membuat guru perempuan hanya berterima nasib bahwa mereka tidak lebih bisa. Pada akhirnya mereka pun cenderung mengandalkan guru laki-laki, meminta tolong, jika suatu saat membutuhkan. Pun demikian dengan konsentrasi keilmuan yang diampu oleh masing-masing guru ternyata juga mempengaruhi tingkat adopsi internet. Guru pengampu bidang studi IPA dipastikan memiliki kualitas implementasi TIK dengan kategori “lebih baik” dibandingkan dengan guru pengampu bidang studi IPS.

(22)

persepsi guru tentang internet, ketiadaan kepemimpinan teknologi, faktor demografik dan sejumlah rintangan lainnya (Nurhaida dkk, 2011).

Demikian juga di Kota Bandar Lampung yang memiliki 36 SMK swasta, sejalan dengan kebijakan nasional telah menerapkan TIK dan mengintegrasikan dalam proses belajar mengajar dalam pelaksanaannya di lapangan dapat beragam. Ada sekolah-sekolah yang mengimplementasikan dengan baik, ada juga yang banyak mengalami kendala akibat kesenjangan digital, contoh ada sekolah telah memiliki laboratorium dan terkoneksi ke internet kemudian mengintegrasikan dalam proses belajar mengajar, ada sekolah yang memiliki laboratorium tapi tidak terkoneksi, bahkan ada pula sekolah yang tidak memiliki laboratorium. Padahal agar dapat mengadopsi internet, sarana dan prasarananya harus tersedia. Adanya fakta mengemuka terkait kondisi TIK SMK swasta di Kota Bandar Lampung, diduga terjadi keragaman adopsi internet oleh guru ketika mengimplementasikan TIK dalam proses kegitan belajar mengajar, terutama berkaitan dengan faktor demografik dan bidang studi yang diampu oleh guru.

B. Rumusan Masalah

Secara rinci masalah yang akan diungkapkan melalui penelitian ini adalah.

1. Bagaimanakah adopsi internet guru SMK swasta yang senjang secara digital di Kota Bandar Lampung.

(23)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Menggambarkan adopsi internet guru SMK swasta di Kota Bandar Lampung. 2. Mengungkapkan pengaruh kesenjangan digital terhadap perbedaan adopsi

internet guru SMK swasta di Kota Bandar Lampung.

3. Mengungkapkan pengaruh faktor demografik dan bidang studi terhadap perbedaan adopsi internet oleh guru SMK swasta yang senjang secara digital.

D. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis.

a. Penemuan penelitian ini bermanfaat bagi pemerintah Kota Bandar Lampung untuk pengembangan ilmu komunikasi di bidang komunikasi pembangunan, khususnya komunikasi inovasi di bidang TIK.

b. Menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang digital divide.

2. Secara praktis.

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam memberikan informasi mengenai adopsi internet oleh guru SMK swasta. b. Penemuan adopsi internet oleh guru SMK swasta ini diharapkan dapat

(24)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait tentang adopsi internet oleh SMA swasta sudah pernah dilakukan oleh Heru Wahyudi pada tahun 2010. Unit analisisnya adalah siswa. Adapun judulnya yaitu Perbedaan Koneksitas Internet pada Pola Adopsi Internet oleh Remaja SMA Swasta (Studi pada SMA Muhammadiyah 2, SMA Arjuna dan SMA YPPL Panjang Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/ 2010).

(25)

7

Keadaan berbeda ditunjukkan oleh SMA YPPL Panjang yang tidak terkoneksi dengan internet. Hal ini disebabkan mereka tidak memiliki akses di sekolah. Selain itu letaknya yang berada di pinggiran kota Bandar Lampung menyebabkan mereka sedikit terisolir dari public access. Warnet sebagai tempat umum yang menyediakan layanan untuk mengakses internet berada jauh dari sekolah ini. Kalaupun mereka ingin mengakses internet mereka harus pergi cukup jauh. Keadaan ini menyebabkan siswa SMA YPPL Panjang meraih predikat “rendah” dalam hal adopsi internet.

B. Kesenjangan Digital (Digital divide) dan Perkembangannya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, senjang berarti dalam keadaan yang tidak simetris atau tidak sama bagian atau berlainan sekali. Kesenjangan adalah perihal senjang atau ketidakseimbangan atau ketidaksimetrisan (KBBI, 2002). Menurut Kamus Komputer dan Teknologi Informasi, digital divide yaitu istilah yang digunakan untuk menerangkan jurang perbedaan antara mereka yang mempunyai kemampuan dalam hal akses dan pengetahuan dalam penggunaan teknologi modern, dengan mereka yang tidak berpeluang menikmati teknologi tersebut.

(26)

8

beragam aktivitas. Jadi, digital divide atau kesenjangan digital sebenarnya mencerminkan beragam kesenjangan dalam pemanfaatan telematika dan akibat perbedaan pemanfaatannya dalam suatu negara atau antar negara. Adapun menurut Inpres No.3 Tahun 2003, disebutkan bahwa digital divide adalah keterisolasian dari perkembangan global karena tidak mampu memanfaatkan informasi.

Jadi dari pengertian di atas, digital divide atau kesenjangan digital adalah kesenjangan teknologi, seperti perbedaan kesempatan dalam mengakses internet, tidak mampu memanfaatkan informasi, memiliki dan tidak memiliki sarana untuk mengakses internet.

Penyebab terjadinya digital divide antara lain: 1. Infrastruktur

(27)

9

masyarakat pedesaan di daerah yang kurang maju (bahkan tidak terjangkau jaringan komunikasi sama sekali).

Contoh mudah mengenai kesenjangan infrastruktur ini yaitu orang yang bisa mengakses komputer dapat bekerja dengan cepat. Ia bisa menulis lebih cepat dibandingkan mereka yang masih menggunakan mesin ketik manual. Contoh yang lain, orang yang bisa mengakses internet melalui komputer mempunyai wawasan yang lebih luas dibandingkan mereka yang tidak bisa mengakses internet untuk memperoleh informasi.

2. Kekurangan Skill

Kekurangan skill diartikan kurangnya minat dan kemampuan seseorang untuk menggunakan sarana digital. Masih banyak masyarakat yang merasa gugup dan takut sehingga enggan menggunakan sarana digital seperti komputer atau laptop. Sebagian mereka masih tidak ingin menanggung resiko kerusakan dari sarana digital yang tergolong mahal, jika rusak tentunya akan menghabiskan uang yang banyak. Selain itu, hal yang mempengaruhi skill dalam menggunakan sarana digital bisa datang dari kesenjangan ekonomi dan kurangnya sosialisasi atau pemberian pemahaman kepada masyarakat tentang penggunaan sarana digital.

3. Kekurangan Isi / Materi Berbahasa Indonesia

(28)

10

memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, sedikit banyak sudah mengerti bahasa Inggris, mereka bisa menyesuaikan diri dengan internet. Adapun masyarakat di desa, seperti petani, mereka masih sangat kurang dalam menggunakan bahasa asing (Inggris), sehingga mereka kesulitan untuk beradaptasi dengan internet.

4. Kurangnya Pemanfaatan Terhadap Internet

Kesenjangan digital bukanlah semata-mata persoalan infrastuktur. Banyak orang memiliki komputer, bahkan setiap hari, setiap jam- bisa mengakses internet tetapi "tidak menghasilkan apapun". Misal, ada seseorang mengakses komputer dan Internet. Tapi yang dia lakukan hanya chatting yang biasa-biasa saja. Tentu saja, ia tidak bisa menikmati keuntungan-keuntungan yang ada dari teknologi digital. Itu artinya, kesenjangan digital tidak hanya berasal dari infrastruktur saja. Tetapi seseorang memiliki komputer dan dapat mengakses internet dengan mudah tetapi tidak didukung oleh tujuan yang bermanfaat.

(29)

11

berkembang yang ada di dunia. Namun, sejauh ini baru 40 negara yang sudah terlaksana (Colombant, 2011).

Berbeda dengan yang ada di Malaysia, dalam menanggulangi gap digital divide, pemerintah Malaysia menelurkan sebuah kebijakan tentang TIK yang dinamakan MSC policy. Kebijakan ini memiliki program yaitu memberikan fasilitas infrastruktur kepada masyarakat yang ada di daerah rural dan daerah urban sehingga dengan adanya program ini masyarakat yang ada di daerah tersebut bisa menikmati kemajuan teknologi, dalam hal ini adalah teknologi komunikasi, sehingga masyarakat bisa terminimalisir dari gap digital divide. Tujuan lain yang diharapkan oleh pemerintah melalui kebijakan ini adalah dapat meningkatkan kekuatan ekonomi masyarakat ketika mereka bisa menguasai teknologi (Osman, 2011).

Dalam memberikan fasilitas yang lebih luas terhadap masyarakat rural dan urban, terutama dalam penggunaan komputer, pemerintah Malaysia mengenalkan beberapa program yang diimplementasikan terhadap masyarakat. Program tersebut diberi nama Gerakan Desa Wawasan, Internet Desa dan Mobile Internet Unit (Osman, 2011).

(30)

12

Program yang dilakukan Badan Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) Depkominfo ini demi mendukung penyelenggaraan Desa Pintar (Desa Punya Internet). Dua program yang diluncurkan sejak akhir tahun 2010 yaitu Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK), juga Mobil PLIK (M-PLIK) yang sifatnya bergerak. Tujuan dari kedua program ini adalah untuk melayani kebutuhan internet yang sehat, aman, cepat dan murah di daerah-daerah kecamatan yang belum mendapatkan akses tersebut (Samantha, 2013) .

C. Adopsi Inovasi dalam Bidang TIK 1. Konsep Dasar Difusi dan Adopsi Inovasi

Pada dasarnya teori difusi inovasi menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Parker (dalam Syaefudin, 2010) mendefinisikan difusi sebagai suatu proses yang berperan memberi nilai tambah pada fungsi produksi atau proses ekonomi. Difusi merupakan suatu tahapan dalam proses perubahan teknik (technical change). Menurutnya difusi merupakan suatu tahapan dimana keuntungan dari suatu inovasi berlaku umum. Dari inovator, inovasi diteruskan melalui pengguna lain hingga akhirnya menjadi hal yang biasa dan diterima sebagai bagian dari kegiatan produktif.

(31)

13

dalam proses keputusan inovasi adalah tahapan persuasi (pembentukan sikap), karena terjadi proses seleksi untuk berkenan atau tidak berkenan terhadap inovasi. Sehingga muncul suatu kesiapan (positif atau negatif) untuk berperilaku.

Rogers (dalam Darmawan, 2012) mendefinisikan Inovasi sebagai, suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan yang berupa gagasan baru. Selanjutnya, definisidifusi menyangkut “which is the spread of a new idea from its source of invention or creation to its ultimate users or adopters”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, pembaruan, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau sudah dikenal sebelumnya. Sesuatu yang baru ini dapat berupa gagasan, metode atau alat.

Jadi, dari beberapa pendapat di atas, inovasi adalah suatu ide, gagasan, barang, kejadian, metode. Inovasi tersebut diyakini sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang, baik berupa hasil penemuan maupun pembaharuan guna mencapai tujuan. Sesuatu yang baru di sini mengandung ketidaktentuan (uncertainty) artinya sesuatu yang mengandung berbagai alternatif kemungkinan, sesuatu yang tidak tentu, bagi seseorang yang mengamati, baik mengenai arti, bentuk, manfaat dan sebagainya.

(32)

14

mengenal inovasi sampai memutuskan untuk mengadopsinya setelah menerima inovasi.

Dari pengertian difusi, adopsi dan inovasi yang sudah dijelaskan oleh para ahli di atas, dapat diketahui bahwa difusi inovasi adalah proses penyebarluasan suatu ide atau gagasan terbaru. Memberikan dan menyebar luaskan informasi terkait dengan ide atau gagasan baru tersebut dengan harapan masyarakat menjadi tahu. Hingga pada akhirnya setelah masyarakat memiliki pemahaman tentang inovasi yang disampaikan mereka memiliki kesadaran untuk melakukan aktivitas adopsi inovasi. Adopsi inovasi adalah proses menggunakan suatu ide, gagasan, atau alat (khususnya bidang teknologi informasi) oleh struktur sosial tertentu ataupun masyarakat secara umum.

Menurut Rogers (dalam Syaefudin, 2010) tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup:

a. Tahap munculnya pengetahuan (knowledge) yaitu ketika seorang individu

(atau unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntungan atau manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi.

b. Tahap persuasi (persuasion) yaitu ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik.

(33)

15

d. Tahapan implementasi (implementation) yaitu ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi. e. Tahapan konfirmasi (confirmation) yaitu ketika seorang individu atau unit

pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.

2. Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) sering dipakai untuk melihat fenomena mengenai penerimaan suatu inovasi, dalam hal ini teknologi, oleh suatu kelompok sosial tertentu. TAM dianggap cukup relevan dalam mengungkap adopsi TIK. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mencoba untuk menggunakan TAM sebagai landasan teori.

(34)

16

Model TAM yang dikembangkan berdasarkan teori psikologi ini menjelaskan bahwa perilaku seseorang dalam menggunakan komputer didasarkan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention) dan hubungan perilaku pengguna (user behaviour relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi. Secara lebih terinci menjelaskan tentang penerimaan TIK dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya TIK oleh pengguna (user). Model ini menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku pengguna dengan dua variabel yaitu kemudahan penggunaan (ease of use) dan kemanfaatan (usefulness).

Berdasarkan penjelasan di atas, perilaku penggunaan atau adopsi TIK oleh seseorang dipengaruhi oleh variabel tingkat kemudahan penggunaan (easy of use) dan tingkat kemanfaatan (usefulness). Ada lima konstruk yang mendukung variabel-variabel tersebut, antara lain.

Perceived Ease of Use (PEOU)

Persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Beberapa indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi, meliputi:

a. Komputer sangat mudah dipelajari.

(35)

17

c. Komputer sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna. d. Komputer sangat mudah untuk dioperasikan.

Perceived Usefulness (PU)

Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi memiliki banyak manfaat bagi orang yang menggunakannya. Dimensi tentang kemanfaatan teknologi informasi meliputi: a. Kegunaan, meliputi dimensi: menjadikan pekerjaan lebih mudah, bermanfaat,

menambah produktivitas.

b. Efektivitas, meliputi dimensi: mempertinggi efektivitas, mengembangkan

kinerja pekerjaan.

Attitude Toward Using (ATU)

Attitude Toward Using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Ada juga yang menyatakan bahwa faktor sikap sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap tersebut terdiri atas unsur kognitif/cara pandang, afektif dan komponen yang berkaitan dengan perilaku.

Behavioral Intention to Use

(36)

18

tersebut. Misalnya keinginanan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain. Peneliti selanjutnya menyatakan bahwa sikap perhatian untuk menggunakan adalah prediksi yang baik untuk mengetahui actual usage.

Actual System Usage (ASU)

Actual System Usage adalah kondisi nyata penggunaan sistem. Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi. Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan.

Secara umum TAM dapat dilihat pada gambar berikut.

(37)

19

Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada konstruk Actual System Usage (ASU) sebagai variabel penelirian. Berdasarkan studi yang sudah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, proses adopsi internet yang dilakukan oleh kelompok sosial, baik secara individu atau sistem, merupakan gambaran dari Actual System Usage (ASU). Konstruk ini menggambarkan bahwa internet sudah digunakan dalam skala tertentu melalui frekuensi dan intensitas pemakaiannya. Proses adopsi dapat dilihat berdasarkan tujuan online dan aktivitas ketika online. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti memodifikasi bagan teori tersebut sebagai berikut.

3. Adopsi Inovasi dalam Bidang TIK

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi atau lebih dikenal dengan TIK, telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Di era modern saat ini, informasi sudah menjadi kebutuhan yang sangat vital bagi seluruh kalangan. Hampir semua bidang kebutuhan tidak lepas dari dunia informasi. Sepanjang tahun 2013, penetrasi internet di Indonesia mencapai 29%. Hal ini disebabkan oleh penggunaan media sosial masyarakat indonesia yang meningkat tajam. Tidak hanya sosial media, pertumbuhan penggunaan internet yang signifikan juga terlihat pada pengunduhan perangkat lunak, yaitu tumbuh dari 33% menjadi 37%. Keterangan di atas didukung dengan survei oleh asosiasi pengusaha di Singapura

Penggunaan Teknologi

(38)

20

yang mempublikasikan bahwa penetrasi internet masyarakat Indonesia mencapai 29% dari populasi atau 72,7 juta pengguna pada januari 2014 (Horwitz, 2014).

Adopsi inovasi dalam bidang TIK yang sudah banyak dilakukan di Indonesia dapat dilihat dalam berbagai bidang antara lain:

a. Biasanya adopsi TIK dalam bidang kesehatan lebih kenal dengan e-Health. Contohnya yaitu dengan adanya USG (ultrasonografi) yang bermanfaat untuk melihat organ dalam, radiologi yang digunakan untuk melihat tulang dan sebagainya.

b. Dalam bidang pemerintahan dan pelayanan publik, adopsi inovasi TIK lebih sering dikenal dengan e-government. Tujuan pemanfaatan TIK dalam pemerintahan adalah agar pelayanan kepada masyarakat dalam lebih efisien. TIK juga dapat memberdayakan masyarakat karena dengan adanya infrastruktur e-government akan lebih mudah dan lebih cepat untuk mengakses informasi dari pemerintah. Selain itu, TIK dapat mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien dan bisa meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri.

(39)

21

akuntan. Contoh lain dari aplikasi TIK pada bidang perbankan adalah seorang nasabah dapat menarik uang dimanapun dia berada selama masih ada layanan ATM (Automatic Teller Machine) dari bank tersebut, atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain hanya dalam hitungan menit saja melalui e-banking.

d. Dalam bidang pendidikan. TIK, terutama internet atau lebih terkenal dengan istilah e-learning, sudah mulai diintegrasikan dalam dunia pendidikan guna mendukung kegiatan pembelajaran. Penerapan TIK pada bidang pendidikan telah memberikan kontribusi bagi perkembangan teknologi pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran telah dikombinasikan dengan teknologi audio data, video data, audio video dan internet.

D. Kesenjangan Digital dan Pengaruhnya Terhadap Literasi Internet

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi atau lebih dikenal dengan TIK, telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Di era modern saat ini, informasi sudah menjadi kebutuhan yang sangat vital bagi seluruh kalangan. Hampir semua bidang kebutuhan tidak terlepas dari dunia informasi.

(40)

22

dikarenakan internet dianggap sebagai medium yang memiliki kelebihan dibanding dengan media yang lain.

Bagi guru yang dapat mengakses internet dengan baik mereka akan mudah memperoleh informasi yang diinginkan. Selain itu, adanya akses tersebut sangat memungkinkan bagi mereka untuk mendapatkan informasi dengan cepat. Tetapi kelebihan dan keunggulan yang dimiliki internet tidak bisa dirasakan oleh semua kalangan guru. Guru yang tidak memiliki akses terhadap internet tentu tidak akan menikmati fasilitas yang ditawarkan oleh internet. Kondisi inilah yang dinamakan dengan kesenjangan digital.

Adanya kesenjangan digital ini tentunya akan berpengaruh terhadap literasi internet guru yang tidak memiliki akses. Bagaimana tidak, ketika mereka memiliki akses terhadap internet dan didukung dengan kesadaran yang penuh maka mereka akan memanfaatkan internet tersebut. Tetapi ketika mereka tidak memiliki akses terhadap internet, literasi internet yang diharapkan tidak akan terwujud.

E. Tinjauan Tentang Internet

(41)

23

Internet merupakan sistem global jaringan komputer yang berhubungan menggunakan standar Internet Protocol Suite untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Ini adalah jaringan dari jaringan yang terdiri dari jutaan jaringan pribadi, umum, akademik, bisnis dan jaringan pemerintah, dari lokal ke lingkup global, yang dihubungkan oleh sebuah kode array yang luas dari teknologi jaringan elektronik, nirkabel dan optik. Internet juga dapat didefinisikan sebagai interkoneksi seluruh dunia komputer dan jaringan komputer yang memfasilitasi sharing atau pertukaran informasi di antara pengguna. Internet adalah singkatan dari (Interconnected Networks) atau bisa didefinisikan sebagai jaringan komputer yang tiada batas yang menjadi penghubung pengguna komputer satu dengan pengguna komputer lainnya serta dapat berhubungan dengan komputer di sebuah wilayah ke wilayah di penjuru dunia, dimana di dalam jaringan tersebut mempunyai berbagai macam informasi serta fasilitas layanan internet browsing atau surfing. Istilah ini lebih dikenal dengan online di internet (Reddick, 1996).

F. Tinjauan Tentang Guru

(42)

24

Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

G. Tinjauan Tentang SMK Swasta

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 66 tahun 2010 pasal 15 menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang menghubungkan, menjodohkan, melatih manusia agar memiliki kebiasaan bekerja untuk dapat memasuki dan berkembang pada dunia kerja (industri), sehingga dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya. Dalam pasal ini pula termuat secara rinci tujuan yang sudah ditargetkan oleh jenjanng pendidikan SMK. Tujuan-tujuan tersebut dapat dilihat dari tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan SMK, yaitu sebagai berikut.

Tujuan Umum

1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(43)

25

3. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia.

4. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap

lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efesien.

Tujuan Khusus

1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di semua sektor dan dunia usaha lainnya sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam

berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agar

mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

H. Kerangka Pikir

(44)

26

perkembangan TIK. TIK, dalam hal ini internet. Internet memiliki semua karakteristik yang dimiliki oleh media lainnya, bahkan internet cenderung sebagai media personal. Internet menyediakan banyak sekali informasi, hiburan, media interaksi dan lain-lain. Karakteristik serba ada yang dimiliki oleh internet ini tentunya menjadi media bagi para guru SMK yang dituntut untuk memberikan pendidikan vokasi kepada para peserta didiknya, sehingga kualifikasi keahlian yang dimiliki mampu memenuhi syarat untuk mengisi lapangan kerja yang diperuntukkan untuk peserta didik SMK.

Namun untuk memanfaatkan internet tersebut terdapat beberapa persyaratan yaitu kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Sarana dan prasarana tersebut berupa laboratorium komputer yang terkoneksi dengan internet. Bagi guru SMK swasta tentu hal ini sangat penting mengingat merekalah yang memberikan keterampilan itu kepada para peserta didiknya. Jika mereka tidak mampu atau tidak memiliki keahlian dalam memanfaatkan internet, tentu saja kualifikasi yang dibutuhkan tadi tidak akan terpenuhi secara maksimal. Akses terhadap internet dapat dipenuhi melalui sekolah yang memiliki koneksitas terhadap internet. Koneksitas tersebut bisa saja melalui laboraturium komputer di sekolah. Selain itu mereka juga bisa memanfaatkan warung internet (warnet), mobile phone ataupun smartphone, serta komputer rumahan (home computing).

(45)

27

menggunakan model TAM. Adopsi adalah proses penerimaan suatu ide, gagasan, atau alat (khususnya bidang teknologi informasi) oleh struktur sosial tertentu ataupun masyarakat secara umum.

Indikator yang dipakai untuk mengukur adopsi adalah. 1. Tujuan Online

Secara umum tujuan yang dimaksud adalah keuntungan ataupun keinginan yang akan didapatkan ketika mengakses internet. Tujuan tersebut adalah mencari bahan untuk kegiatan pembelajaran.

2. Aktivitas di Internet

Aktivitas dan kegiatan yang dilakukan di internet contohnya browsing (berselancar) atau mencari informasi, mengunduh file, mengunggah file, kegiatan perniagaan, serta aktivitas sosial media.

(46)

28

swasta, peneliti menggunakan indikator frekuensi, intensitas, lokasi online, tujuan online, aktivitas di internet dan jenis web yang digunakan oleh guru SMK swasta dalam berinteraksi dengan internet. Indikator-indikator ini merupakan turunan dari konstruk TAM yaitu Actual System Usage (ASU). Secara ringkas kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut.

Bagan 2.3 Kerangka Pikir

I. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan yang sudah menjadi rumusan penelitian. Namun jawaban sementara ini pun masih harus diuji kebenarannya melalui penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah.

Internet

Kesenjangan Digital

SMK Swasta A SMK Swasta B SMK Swasta C

(47)

29

1. H1 : Terdapat perbedaan adopsi internet di kalangan guru SMK swasta yang

senjang secara digital.

H0 : Tidak terdapat perbedaan adopsi internet di kalangan guru SMK swasta

yang senjang secara digital.

2. H2 : Terdapat perbedaan adopsi internet di kalangan guru SMK swasta

berdasarkan faktor demografik dan bidang studi.

H0 : Tidak terdapat perbedaan adopsi internet di kalangan guru SMK swasta

(48)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. penelitian deskriptif kuantitatif adalah kegiatan penelitian yang dimulai dari menghimpun data, menyusun data, mengatur data, mengolah data, menyajikan dan menganalisa data. Tipe penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu variabel, gejala, peristiwa atau keadaan (Suryabrata, 2012).

B. Metode Penelitian

(49)

31

C. Definisi Konsep

Definisi Konsep adalah batasan - batasan terhadap variabel yang dijadikan pedoman dalam penelitian, sehingga tujuan dan arah penelitian tidak menyimpang. Menurut Kerlinger, konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan mengenaralisasikan hal-hal khusus (Rakhmat, 1991). Untuk menghindari penyimpangan dan memberi arah dalam menafsirkan konsep–konsep yang ada, maka dalam penelitian ini definisi konseptualnya adalah adopsi internet.

Wahyudi (2010) memaparkan bahwa adopsi inovasi merupakan suatu proses mental atau perubahan perilaku baik yang berupa pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun keterampilan (psychomotor) pada diri seseorang sejak ia mengenal inovasi sampai memutuskan untuk mengadopsinya setelah menerima inovasi.

D. Definisi Operasional

Menurut Singarimbun (2001) yang dimaksud dengan definisi operasional adalah petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Berdasarkan konsep yang telah dijelaskan sebelumnya, maka variabel tersebut diukur dengan menggunakan beberapa indikator adopsi internet sebagai berikut:

1. Tujuan Online

(50)

32

2. Aktivitas di internet

Aktivitas dan kegiatan yang dilakukan di internet contohnya browsing (berselancar) atau mencari informasi, mengunduh file, mengunggah file, kegiatan perniagaan, serta aktivitas sosial media.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti (Martono, 2012). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah 36 SMK swasta di Kota Bandar Lampung.

2. Sampel

(51)

33

a. Tahap pertama adalah melakukan sensus dan observasi SMK swasta berdasarkan keadaan kesenjangan digital yaitu keadaan laboratorium dan koneksitas internet sekolah.

b. Tahap kedua yaitu mengklasifikasi keadaan TIK di SMK swasta dengan kriteria sebagai berikut:

1. SMK swasta yang memiliki laboratorium komputer yang memadai, terkoneksi internet, sekaligus bandwidth (kecepatan koneksi internet). 2. SMK swasta yang memiliki laboratorium komputer cukup memadai dan

belum atau tidak terkoneksi internet.

3. SMK swasta yang tidak atau belum memiliki laboratorium komputer maupun koneksitas internet.

(52)

34

komputer di tiap-tiap sekolah, apakah komputer di laboratorium jumlahnya mencukupi atau kurang untuk digunakan siswa di sekolah. Namun dalam prosesnya ada sekolah yang menolak dan ada sekolah yang tidak ada bidang studi TIK, jika diakumulasi ada 6 sekolah. Ternyata fakta di lapangan sedikit berbeda, yaitu tidak ada sekolah yang tidak memiliki laboratorium komputer, semua sekolah sudah terfasilitasi. Hanya saja faktor pembedanya adalah kuantitas dan kualitas.

(53)

35

Tabel 3.1 Hasil Sensus dan Observasi berdasarkan Keadaan Koneksitas

Kategori Nama Sekolah Rasio Speed Jumlah guru

(54)

36

c. Tahap ketiga yaitu menentukan unit analisis dari ketiga sampel SMK swasta yang terpilih. Unit analisis dalam penelitian ini adalah guru di 3 sekolah yang menjadi sampel. Untuk unit analisisnya peneliti menghitung jumlah guru di 3 sekolah. Setelah itu banyaknya unit analisis ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, sebab ukuran populasinya diketahui dengan pasti.

Rumus Slovin:

N n =

1 + Ne²

Keterangan; n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir. Batas kesalahan yang ditolelir ini untuk setiap populasi tidak sama, ada yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, atau 10%. Namun dalam penelitian ini diambil 5%.

F. Teknik Pengumpulan Data

(55)

37

1. Kuesioner, yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data melalui penyebaran daftar pertanyaan atau angket secara tertulis tentang materi yang ada hubungannya dengan permasalahan yang akan diteliti.

2. Studi Pustaka

Kegiatan ini dilakukan untuk melengkapi data primer, yaitu data yang berupa catatan-catatan, dokumen dan arsip tertulis dari media massa maupun buku-buku yang berhubungan dengan penelitian.

3. Observasi

Untuk mengetahui kesenjangan digital dilakukan sensus terhadap seluruh SMK Swasta yang ada di kota Bandar Lampung dengan mengobservasi: a. Jumlah komputer yang dimiliki sekolah dan distribusinya (laboratorium,

adminitrasi dan ruang guru).

b. Koneksitas internet dan acces point.

c. Rasio murid dan komputer di laboratorium.

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah mengumpulkan data dari lapangan, maka tahap selanjutnya adalah mengadakan pengolahan data dengan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Editing

(56)

38

2. Koding

Koding merupakan tahap dimana jawaban responden diklasifikasikan menurut jenis pertanyaan dengan jalan memberi tanda pada tiap-tiap data termasuk dalam katagori yang sama.

3. Tabulasi

Tabulasi adalah mengelompokkan jawaban-jawaban yang serupa secara teratur dan sistematis untuk kemudian dihitung berapa banyak yang masuk ke dalam suatu katagori yaitu membuat tabel tunggal.

H. Teknik Pemberian Skor

Setiap pertanyaan dalam kuesioner akan diberi empat alternatif jawaban, yaitu SB (Sangat Benar), B (Benar), TB (Tidak Benar), STB (Sangat Tidak Benar). Penentuan skor untuk masing-masing jawaban adalah sebagai berikut:

1. Skor 4 merupakan nilai yang sangat diharapkan yang menunjukan kontinum

yang sangat tinggi.

2. Skor 3 merupakan nilai yang diharapkan yang menunjukan kontinum yang

tinggi.

3. Skor 2 merupakan nilai yang tidak diharapkan yang menunjukan kontinum rendah.

(57)

39

I. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukuran itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun, 2001). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas butir, dimana setiap pertanyaan dicari nilai indeks validitasnya dengan menggunakan rumus pearson product moment correlation. Jika nilai indeks validitas butir ≤ 0,05, maka butir pertanyaan tersebut valid. Rumus yang digunakan sebagai berikut.

Keterangan :

r = Angka korelasi N = Jumlah responden

X = Skor pertanyaan atau pernyataan Y = Skor total sub variabel

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Dengan kata lain reliabilitas menunjukan konsisten suatu alat pengukuran di dalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun, 2001).

(58)

40

menentukan reliabel atau tidaknya suatu instrument penelitian umumnya adalah perbandingan antara nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5%. Apabila dilakukan pengujian reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach, maka nilai r hitung diwakili oleh nilai Alpha.

Rumus yang digunakan sebagai berikut.

α = [

Keterangan : α = Nilai reliabilitas

k = Jumlah item pertanyaan atau pernyataan

Nilai varian masing – masing item

= Nilai total

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala 0 sampai dengan 1 (Arikunto, 2010). Ukuran kemantapan Alpha dapat diinterpretasi pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Ukuran Kemantapan Alpha

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s.d 0,60 > 0,60 s.d 0,80 > 0,80 s.d 1,00

(59)

41

J. Analisis Data

Menurut Singarimbun (2001), analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Nazir (2005) mengartikan analisis data sebagai kegiatan mengelompokkan, membuat suatu ukuran, memanipulasi, serta mengangkat data sehingga mudah untuk dibaca. Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.

(60)

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran SMK Swasta di Kota Bandar Lampung

Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung yang memiliki tingkat penduduk paling padat dibandingkan daerah lainnya di Provinsi Lampung. Jumlah SMK di Kota Bandar Lampung 45 sekolah yang terdiri dari 7 atau 15% status negeri dan 36 atau 84,5% status swasta. Jika dibandingkan dengan jumlah SMK di Provinsi Lampung, jumlah SMK di Kota Bandar Lampung cukup banyak yaitu 14,2%. Teknologi yang dimiliki setiap sekolah pun sudah memadai walaupun belum seluruh sekolah memiliki fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM).

B. Profil Sekolah Sampel

(61)

faktanya sebagian besar SMK swasta di Bandar Lampung telah terkoneksi dengan internet, begitupun dengan ketiga sekolah yang telah ditetapkan dalam penelitian.

Walaupun kategori 2 didefinisikan sebagai sekolah yang tidak memiliki koneksi dan kategori 3 tidak ada laboraturium tidak ada koneksi. Tetapi faktanya seluruh SMK telah memiliki laboraturium maupun koneksi. Namun pengkategorian yang peneliti lakukan adalah berdasarkan rasio murid dan guru di masing-masing sekolah. Walaupun di dalam satu kategori sebelum diputuskan terdapat sekolah-sekolah lain masuk dikategori yang sama. Ketiga sekolah-sekolah inilah yang mewakili masing-masing kategori yang ada. Lalu didapatlah SMK 2 Mei sebagai kategori 1 bahwa sekolah yang tingkat koneksi, laboraturium maupun rasio guru dan murid yang proporsional untuk dimasukkan kedalam kategori 1. Begitupun SMK Arjuna dan SMK Dharmapala. Secara lebih rinci profil ketiga sekolah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Profil SMK 2 Mei Bandar Lampung

Nama Sekolah : SMK 2 Mei Bandar Lampung

Alamat : Jalan Abdul Muis No.18 Gedung Meneng Bandar Lampung

Telp : (0721) 703852

(62)

a. Visi SMK 2 Mei Bandar Lampung

SMK 2 Mei Bandar Lampung sebagai sub sistem dari pendidikan nasional yang selalu mengutamakan pelayanan, masyarakat, meningkatkan mutu, fasilitas dan metode pembelajaran secara terus menerus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam mempersiapkan tamatan tingkat menengah yang berkualitas, mandiri, profesional, dan berbudi pekerti luhur untuk menghadapi masa depan yang cerah, serta memiliki iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Misi SMK 2 Mei Bandar Lampung

1. Unggul dalam budi pekerti serta memiliki iman dan taqwa. 2. Unggul dalam ilmu pengetahuan.

3. Unggul dalam disiplin kinerja. 4. Unggul dalam penerapan teknologi. 5. Unggul dalam fasilitas penunjang. 6. Unggul dalam sumber daya manusia.

7. Unggul dalam berkarya untuk mencapai sekolah berstandar nasional.

c. Tujuan SMK 2 Mei Bandar Lampung

(63)

d. Daftar Guru di SMK 2 Mei Bandar Lampung

Tabel 4.1 Daftar Guru SMK 2 Mei Bandar Lampung.

NO Bidang

Sumber : Dokumentasi atas monografi SMK 2 Mei.

e. Keadaan Koneksitas SMK 2 Mei Bandar Lampung

Tabel 4.2 Keadaan Koneksitas SMK 2 Mei Bandar Lampung.

No Koneksitas Status

1 Komputer Laboratorium 80 Unit

Administrasi 10 Unit

2 LAN 1, speedy

3 Computer Router 2 Unit

4 WAN 1

5 Bandwith Connection 512 Kbps

6 Operating System Windows 7 & Linux

7 Computer server

Data base server 1 Unit

Network application server 1 Unit

8 Web SMK2MEI-bdl.sch.id

9 Software Microsoft, Photoshop, Corel

Sumber: Hasil observasi 2014.

(64)

melakukan pekerjaan tertentu. Tentunya komputer-komputer tersebut juga telah dipasang sistem operasi yang mudah digunakan seperti Windows 7. Ada juga yang memasang sistem operasi Linux. Selain itu, sekolah ini juga telah memanfaatkan software Microsoft, Photoshop dan Corel untuk menunjang aktivitas belajar mengajar. Dari komputer-komputer yang ada, ada 2 unit komputer yang dipakai sebagai server sehingga bisa mengendalikan komputer nonserver. Untuk memudahkan akses ke internet, sekolah ini juga sudah memiliki sarana yang memadai seperti sudah terpasangnya jaringan LAN yang memanfaatkan speedy dan Indischool dari Telkom, memasang jaringan WAN dalam bentuk Wifi yang bisa menjangkau area yang lebih luas dengan kecepatan rata-rata 512 Kbps. SMK 2 Mei Bandar Lampung pun telah memiliki website resmi sekolah yang bisa diakses oleh siapa saja guna mendapatkan informasi terkait dengan sekolah tersebut. Website bisa diakses di SMK2MEI-bdl.sch.id.

2. Profil SMK Arjuna Bandar Lampung Nama Sekolah : SMK Arjuna

Alamat : Jl. Tulang Bawang No.35 Enggal, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung

Telp : (0721) 2641462

(65)

a. Visi SMK Arjuna Bandar Lampung

Mempersiapkan tenaga kerja yang religius, profesional, mandiri dan bersaing.

b. Misi SMK Arjuna Bandar Lampung

1. Membentuk peserta didik agar memiliki sikap dan perilaku yang terpuji sehingga menjadi manusia yang berakhlak mulia.

2. Menjadikan peserta didik yang siap bekerja.

3. Menjadikan peserta didik yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan

berwirausaha.

4. Menciptakan tenaga kerja yang handal dan siap pakai.

c. Tujuan SMK Arjuna Bandar Lampung

1. Mempersiapkan tamatan yang memiliki kepribadian dan akhlak mulia sebagai

tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten sesuai program studi keahlian pilihannya.

2. Membekali peserta didik untuk berkarir mandiri yang mampu beradaptasi di

lingkungan kerja sesuai bidangnya dan mampu menghadapi perubahan yang terjadi di masyarakat.

(66)

d. Daftar Guru di SMK Arjuna Bandar Lampung

Tabel 4.3 Daftar Guru SMK Arjuna Bandar Lampung.

NO Bidang

Sumber: Dokumentasi atas monografi SMK Arjuna.

e. Keadaan Koneksitas

Tabel 4.4 Keadaan Koneksitas SMK Arjuna Bandar Lampung.

No Koneksitas Status

1 Komputer Laboratorium 48 Unit

Administrasi 1 Unit

2 LAN Speedy

3 Computer Router 0

4 WAN 0

5 Bandwith Connection 512 Kbps

6 Operating System Windows 7

(67)

Speedy dari Telkom (Indischool) dengan kecepatan rata-rata 512 Kbps. Kecepatan koneksitas yang sangat tidak memuaskan membuat semua warga SMK Arjuna Bandar Lampung kurang memanfaatkannya. Kalaupun mereka ingin menggunakan, hanya pada saat kegiatan belajar mengajar untuk praktikum. Tidak berbeda dengan SMK 2 Mei Bandar Lampung, SMK Arjuna Bandar Lampung juga telah menggunakan sistem operasi Windows 7 dan software Microsoft untuk membantu menuntaskan pekerjaan. Sekolah ini belum memiliki komputer yang bertugas sebagai server untuk mengendalikan komputer nonserver.

3. Profil SMK Dharmapala Bandar Lampung Nama Sekolah : SMK Dharmapala Panjang.

Alamat : Jl. Raya Km. 10 No. 59 Karang Maritim Panjang Bandar Lampung.

Telp : (0721)-31248/ 085269350175.

SMK Dharmapala panjang merupakan salah satu sekolah yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Sekolah yang berjarak hampir satu jam dari tanjung karang, dengan nomor SK. Pendirian A4.7062/I.12K/1986 berdiri pada tanggal 15 Juli 1986. Sekolah yang memiliki dua program keahlian yaitu : Teknik Permesinan dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik.

a. Visi SMK Dharmapala Panjang

(68)

b. Misi SMK Dharmapala Panjang

Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Menengah sesuai dengan kebutuhan dunia kerja bidang Teknologi Industri.

c. Tujuan SMK Dharmapala Panjang

1. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional. 2. Mampu memilih karir, berkompetensi dan mengembangkan diri.

3. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industry saat ini maupun massa yang akan datang.

4. Menjadi warga Negara yang produktif, adaptif dan kreatif.

d. Daftar Guru SMK Dharmapala Panjang

Tabel 4.5 Daftar Guru SMK Dharmapala Panjang.

NO Bidang

Studi

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1. Eksak 13 3 16

2. Non-Eksak 5 5 10

Jumlah 18 8 26

(69)

e. Keadaan koneksitas

Tabel 4.6 Keadaan Koneksitas SMK Dharmapala Panjang.

No Koneksitas Status

1 Komputer Laboratorium 12 Unit

(70)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis tabel tunggal, uji hipotesis dan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan:

1. Sekolah kategori 1 (tinggi) yaitu SMK 2 Mei, kategori 2 (sedang) yaitu

SMK Arjuna dan kategori 3 (baik) yaitu SMK Dharmapala Panjang.

2. Berdasarkan uji t yang telah dilakukan untuk menguji hipotesis 1, hasilnya ada perbedaan adopsi internet di kalangan guru SMK swasta yang senjang secara digital. Hal ini terlihat dari nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel. Nilai t hitung adalah 65,862 dan t tabel di dapat berdasarkan lampiran t tabel didapat 1,65, (65,862) > t tabel (1,65).

3. Sekolah yang masuk pada kategori 1 (tinggi) tidak lebih baik adopsi internetnya dibandingkan dengan sekolah yang masuk kategori 2 (sedang) dan sekolah yang masuk kategori 3 (baik). Begitu pula sebaliknya.

(71)

B. Saran

1. Melihat dari hasi penelitian responden lebih cenderung pada nilai – nilai positif terhadap adopsi internet, hal ini juga dapat menjadi representasi keadaan fasilitas sekolah pada umumnya. Hal ini memungkinkan kondisi sekolah yang sedang diteliti merupakan cerminan kondisi sekolah – sekolah pada umumnya. Pada dasarnya pemenuhan fasilitas tidak hanya didukung oleh pihak sekolah. Banyak elemen – elemen lain yang dapat mendukung dengan keberadaan fasilitas yang lengkap disekolah. Jadi, pemimpin sekolah harus mendekatkan diri pada stockholder sekolah yang dapat mendukung memenuhi fasilitas yang dibutuhkan.

2. Pemerintah Daerah Provinsi Lampung pada umumnya dan pemerintah Kota Bandar Lampung dapat peka dalam memberi bantuan dana ataupun barang perlunya diberikan standar – standar khusus yang sehingga bantuan itu sampai pada yang membutuhkannya.

(72)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Darmawan, Deni. 2012. Teknologi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingat Satuan

Pendidikan dan Sukses dalam sertifikat Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Martono, Nanang. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Mulyana, Deddy. 1996. Human Communication Prinsip-Prinsip Dasar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Nasution, Zulkarimen. 2001. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nawawi, H. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Nurhaida, Ida, dkk. 2011. Pengembangan Model Pengukuran e-Readiness Institusi Pendidikan SLTA di Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Pidarta, Made. 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rachman, Abdul dkk. 2009. Komunikasi Inovasi. Pekanbaru: Unri Pers.

Reddick, Randy. 1996. Internet Untuk Wartawan Internet Untuk Semua Orang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Salim, Yeni, dan Salim, Peter. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Gambar

Tabel 3.1 Hasil Sensus dan Observasi berdasarkan Keadaan Koneksitas
Tabel 3.2 Ukuran Kemantapan Alpha
Tabel 4.1 Daftar Guru SMK 2 Mei Bandar Lampung.
Tabel 4.3  Daftar Guru SMK Arjuna Bandar Lampung.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengajuan hipotesis dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Perhatian orang tua dan fasilitas

Studi ini dilakukan dengan membuat suatu model fisik morfologi pantai di dalam ventury flume untuk mengetahui pengaruh karakteristik gelombang yang tegak lurus terhadap

pada sistem komunikasi WiMAX dapat memberikan performansi yang lebih baik untuk mencapai BER 10 -3 dengan cara menggunakan modulasi yang lebih kecil. dan code rate

Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan strategi pembelajaran menggunakan media VCD dalam meningkatkan prestasi belajar

IMPLEMENTATION OF POLICY OF VILLAGE BUDGET IN IMPROVING BANDAR SAKTI VILLAGE DEVELOPMENT. (BUDGETARY FISCAL YEAR

Dalam hal bentuk pertanggungjawaban pengangkut akibat penolakan yang dilakukan maskapai Sriwijaya Air adalah ganti kerugian atas pembatalan penerbangan yang terjadi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Kualitas pesan, Daya tarik, Frekuensi iklan terhadap efektifitas iklan Indomie baik secara prasial maupun simultan.Sampel

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dampak ulasan online dan minat pemesanan hotel terhadap kepercayaan konsumen serta untuk mengetahui pengaruh kepercayaan