• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok 4 Modal Disetor Dan Kebijakan Dividen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kelompok 4 Modal Disetor Dan Kebijakan Dividen"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MODAL DISETOR

KEBIJAKAN DEVIDEN, STOCK SPLIT, LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS,

KUASI REORGANISASI

Untuk Memenuhi Tugas Akuntansi Keuangan Menengah II

Disusun oleh :

1. Risa Amaliyah (1603501020)

2. Ika Muslimah (1603501032)

3. Iis Uni Lestari (1603501035)

4. Annisa Nuradawiyah (1603501061)

S1 Akuntansi

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini. Alhamdulillah penulis menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Akuntansi Keuangan Menengah II, yang berjudul “Ekuitas Pemilik : Modal di Setor”.

Makalah ini berisikan mencakup tentang Kebijakan Dididen, Stock Split, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Kuasi Reorganisasi. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan ilmu pengetahuan kepada pembaca tentang Kebijakan Dididen, Stock Split, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Kuasi Reorganisasi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

(3)

Contents

Kata Pengantar...2

BAB II...4

PEMBAHASAN...4

1. KEBIJAKAN DEVIDEN...4

1.1 PENGERTIAN...4

1.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DEVIDEN...4

1.3 MACAM-MACAM KEBIJAKAN DEVIDEN...4

1.4 KEBIJAKAN STOCK DEVIDEN...5

1.5 KEBIJAKAN STOCK SPLITS...5

1.6 KEBIJAKAN REVERSE SPLITS...5

1.7 RUMUS-RUMUS YANG DIGUNAKAN...6

2. STOCK SPLIT...8

3. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS...9

3.1 Pengertian Laporan Perubahan Ekuitas...9

3.2 Akun – Akun Dalam Laporan Perubahan Ekuitas...9

3.3 Bentuk Laporan Perubahan Ekuitas...9

4. KUASI REORGANISASI...11

BAB III...14

PENUTUP...14

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

1.

KEBIJAKAN DEVIDEN

1.1 PENGERTIAN

Salah satu kebijakan deviden yang harus diambil oleh manajemen adalah laba yang diperoleh oleh perusahaan selama satu periode akan dibagi sebagaian untuk deviden dan sebagian lagi di bagi dalam laba ditahan.

Kebijakan Deviden adalah kebijakan untuk menentukan berapa laba yang harus dibayarkan (deviden) kepada pemegang saham dan berapa banyak yang harus ditanam kembali (laba ditahan).

Deviden adalah pendapatan bagi pemegang saham yang dibayarkan setiap akhir periode sesuai dengan persentasenya. Persentase dari laba yang akan dibagikan sebagai deviden kepada pemegang saham disebut sebagai Deviden Payout Ratio

1.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DEVIDEN

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya deviden yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara lain :

 Posisi Likuiditas Perusahaan

 Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang

 Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

 Pengawasan Terhadap Perusahaan

 Kemampuan Meminjam

 Tingkat Keuntungan

(5)

 Akses Kepasar Modal

1.3 MACAM-MACAM KEBIJAKAN DEVIDEN

Kebijkan Deviden Yang Stabil

Artinya jumlah deviden per lembar dibayarkan setiap tahun tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfliktuasi.

Kebijakan Deviden Dengan Penetapan Jumlah Deviden Minimal Ditambah Jumlah Ekstra Tertentu

Artinya kebijakan ini menentukan jumlah rupiah minimal deviden per lembar saham setiap tahunnya apabila keuntungan perusahaan lebih baik akan membayar deviden ekstra.

Kebijakan Deviden Dengan Penetapan Deviden Payout Ratio Yang Konstan

Artinya kebijakan ini memberi deviden yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh, semakin besar deviden yang dibayarkan dan sebaliknya. Dasar yang digunakan sering disebut deviden payout ratio.

Kebijakan Deviden Yang Fleksibel

Artinya besarnya setiap tahun disesuaikan dengan kondisi financial dan kebutuhan financil dari perusahaan yang bersangkutan.

1.4 KEBIJAKAN STOCK DEVIDEN

Adalah kebijakan yang pembayaran devidennya kepada pemegang saham dalam bentuk saham bukan dalam uang tunai. Rumus yang dipakai:

Stock Deviden (SD) : % SD * Jumlah lembar saham

(6)

1.5 KEBIJAKAN STOCK SPLITS

Merupakan kebijakan untuk meningkatkan jumlah lembar saham dengan cara pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan pengurangan nilai nominal saham yang lebih kecil secara proposional. Oleh karena itu dengan stock splits harga saham menjadi lebih murah. Rumus yang digunakan :

(b/a) x Jumlah lembar saham

1.6 KEBIJAKAN REVERSE SPLITS

Kebijakan untuk menurunkan jumlah lembar saham dengan cara pengurangan jumlah lembar saham menjadi lembar yang lebih sedikitdengan penambahan harga nominal per lembar secara proposional. Rumus yang digunakan :

(a/b) x Jumlah lembar saham (b/a) x Nilai Nominal

keterangan :

a => perbandingan terkecil b => perbandingan terbesar

1.7 RUMUS-RUMUS YANG DIGUNAKAN

1. Stock deviden (SD) : % SD x Jumlah lembar saham

2. Saham biasa (SB) : harga nominal x (SD+jumlah lemar saham),atau

3. Saham biasa baru : SB lama + (SD x HN )

4. Agio saham (AS) :

AS lama + {SD(HP-HN)} =>jika nilai HP>HN AS lama – {SD(HN-HP)} =>jika nilai HP<HN

5. Laba yang ditahan : LYD lama – (SD x HP)

6. Rumus Stock Splits dan reserve splits Keterangan :

 HP => harga pasar

(7)

1.8 CONTOH SOAL :

Diketahui struktur modal PT. MIAMI adalah sebagai berikut :

Saham biasa ( @ 4000,12000 lbr) = Rp 48.000.000

Agio saham = Rp 27.000.000

Laba ditahan = Rp 25.000.000 + Jumlah modal sendiri = Rp 100.000.000 Jika perusahaan melakukan :

1. Stock deviden sebesar 20% dari lembar saham biasa sedangksn harga pasar Rp8000/lembar. Tentukan struktur modal baru setelah dilakukan stock deviden dan berikan analisinya !

2. Stock splits “six to three”. Tentukan struktur modal baru setelah stock splits dan berikan analisisnya!

3. Reverse splits “two to five”. Tentukan struktur modal baru setelah reverse splits dan berikan analisnya!

JAWAB :

1. Stock deviden = % SD x Jumlah lembar saham = 20% x 12.000

= 2400

Saham biasa = Harga Nominal x (SD + jumlah lembar saham) = 4000 x (2400 + 12000)

= 57.600.000

Agio saham = Agio Saham + (SD(HP-HN)) = 27.000.000 + (2400(8000 – 4000)) = 27.000.000 + 9.600.000

= 36.600.000

Laba Yang Ditahan = Laba yang ditahan Lama – (SD x HP) = 25.000.000 – (2400 x 8000)

= 5.800.000 Struktur modal baru PT.MIAMI adalah sbb :

Saham biasa ( @ 4000,14.400 lbr) = Rp 57.600.000 Agio saham = Rp 36.600.000 Laba ditahan = Rp 5.800.000 + Jumlah modal sendiri = Rp 100.000.000

Analisa : jika perusahaan melakukan stock deviden 20%, maka jumlah lembar saham akan bertambah sebanyak 2400 lembar, agio saham bertambah menjadi Rp36.600.000 dan laba ditahan berkurang menjadi Rp5.800.000.

2. Stock splits “ six to three “

(8)

(6/3) x 12.000 = 24.000

(a/b) x Nilai nominal

(3/6) x 4000 = 2000

Jadi, struktur modal baru PT.MIAMI adalah sbb :

Saham biasa ( @ 2000, 24.000 lbr) = Rp 48.000.000 Agio saham = Rp 27.000.000 Laba ditahan = Rp 25.000.000 + Jumlah modal sendiri = Rp 100.000.000

Analisis : Jika perusahaan melakukan stock splits “six to three”, maka jumlah lembar saham bertambah menjadi 24.000 lembar, sedangkan nilai nominal saham akan berkurang menjadi Rp2000/lembar.

3. Reverse splits “two to five”

(a/b) x Jumlah lembar

(2/5) x 12.000 = 4800

(b/a) x Nilai nominal

(5/2) x 4000 = 10.000

Jadi, struktur modal baru PT.MIAMI adalh sbb :

(9)
(10)

2. STOCK SPLIT

Pemecahan saham (stocksplit) merupakan peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham. Sebagai contoh, perusahaan melakukan pemecahan saham 2:1 atau dua lembar saham untuk 1 lembar akan membuat jumlah saham yang beredar menjadi 2 kali lipat dengan nilai nominal per saham berkurang menjadi setengahnya. Pada akhirnya nilai kapitalisasi saham perusahaan tetap.

Karena tidak ada perubahan total nilai, maka untuk pemecahan saham tidak dilakukan jurnal atau pencatatan. Pengaruh dari pemecahan saham adalah berkurangnya nilai nominal dan meningkatnya jumlah lembar saham.

Biasanya, pemecahan saham dilakukan ketika nilai harga pasar saham perusahaan sudah terlalu tinggi, sehingga menjadi kurang aktif diperdagangkan. Melalui pemecahan saham. harga pasar saham akan berkurang sesuai rasio, sehingga dengan harga yang relatif rendah akan menarik minat para investor untuk melakukan perdagangan saham.

Di Indonesia, pemecahan saham telah berkali-kali dilakukan. Ambil contoh, saham PT Astra Internasional, Tbk. (PT ASII). Sebelum dilakukan pemecahan nilai saham, satu lembar saham PT ASII seharga Rp66.000. Ini terlalu mahal bagi investor, yang pada saat itu Untuk membeli harus dalam sam lot, yang setara dengan 500 lembar saham. Artinya untuk melakukan transaksi minimal membeli 1 lot saham, investor harus mengeluarkan dana sebesar Rp38.000.000. Pada saat yang sama harga saham PT WIKA bahkan hanya Rp1.160 per lembar sehingga untuk membeli 1 lot hanya diperlukan dana Rp558.000 saja. Pada 5 Juni 2012 secara resmi PT ASII melakukan pemecahan saham dengan rasio 1:10, dan nilai nominal saham terpecah dari Rp500 per lembar menjadi Rp50. Secara otomatis, harga saham perusahaan setelah pemisahan saham berkurang secara proposional dari Rp66.000 menjadi Rp6.600 per lembar.

Sebagai contoh dari pemecahan saham, saham PT X diperdagangkan di bursa dengan harga Rp12.000 per lembar dan jumlah lembar saham yang beredar adalah 2.000.000 lembar saham beredar. Untuk meningkatkan likuiditas saham, maka PT X melakukan pemecahan saham 2:1 . Setelah pemecahan saham, maka harga saham PT X menjadi Rp6.000 dan jumlah lembar saham yang beredar adalah 4.000.000 lembar saham. Pemecahan saham ini mirip dengan dividen saham besar. Tujuan dari strategi pemecahan saham adalah untuk mengurangi secara substansif harga pasar per lembar saham biasanya agar saham yang beredar tidak terlalu tinggi harganya dan likuiditas saham dapat meningkat.

Umumnya investor saham perlu membedakan antara pemisahan saham dan dividen saham, terutama dalam jumlah besar. Kedua aktivitas ini sama-sama menambah jumlah saham yang beredar dan tidak mengubah total ekuitas perusahaan. Selain itu, dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar, harga pasar saham cenderung untuk turun.

(11)

3.

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

3.1 Pengertian Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan keuangan yang menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode. Laporan perubahan ekuitas terdiri dari saldo awal modal pada neraca saldo setelah disesuaikan di tambah laba bersih selama satu periode dikurangi dengan pengambilan prive.

3.2 Akun – Akun Dalam Laporan Perubahan Ekuitas

Komponen akun dalam laporan perubahan ekuitas adalah:

a. Modal awal

Modal awal berasal dari investasi awal ataupun penambahan investasi.

b. Laba atau rugi

Laba perusahaan akan menambah modal perusahaan, sedangkan rugi akan mengurangi modal perusahaan.

c. Penarikan (prive)

Apabila sebagian laba diambil oleh pemilik untuk kepentingannya sendiri di luar kepentingan perusahaan, maka kejadian ini akan mengurangi modal pemilik.

Jika bentuk perusahaan adalah perseorangan atau firma maka penarikan disebut Prive dan jika berbentuk perseroan (PT) penarikan disebut Dividen.

Apabila laba lebih besar dari pada penarikan maka akan ada kenaikan modal, sebaliknya jika laba lebih kecil dari penarikan maka akan terjadi penurunan modal.

d. Modal akhir

Modal akhir adalah saldo modal awal ditambah laba rugi dikurangi penarikan.

3.3 Bentuk Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas mencerminkan berubahnya modal dari awal sampai dengan menjadi modal akhir.

Contoh Format Lap. Perubahan Ekuitas Perusahaan

Perseorangan

Perusahaan Kartika Jaya Laporan Perubahan Ekuitas

Untuk Tahun (Bulan) yang berakhir 31 Desember 2006

Modal 1 Januari 2006 XX

Laba Bersih XX

Prive (XX)

Kenaikan / Penurunan Modal XX

(12)

Contoh Format Laporan Saldo Laba Perusahaan Perseroan

Perusahaan Kartika Jaya Laporan Saldo Laba

Untuk Tahun (Bulan) yang berakhir 31 Desember 2006

Saldo Laba 1 Januari 2006 XX

Laba Bersih XX

Deviden (XX)

Kenaikan / Penurunan Modal (XX)

(13)

4. KUASI REORGANISASI

Kuasi reorganisasi atau Corporate Readjustmen adalah salah satu prosedur penting dalam akuntansi yang digunakan untuk menurunkan nilai aktiva tetap berwujud (dalam rekening-rekening).

Dalam prosedur ini tidak ada perubahan dalam badan usaha badan usaha tetap seperti semula dan tidak ada pembentukan badan usaha baru.

Tujuan dari diadakannya prosedur kuasi reorgaisasi atau corporate readjustment aedalah untuk menghilangkan defisit yang timbul karena depresiasi aktiva tetap yang terlalu tinggi.

Hal itu bisa terjadi karena aktiva-aktiva tetap tersebut dipeoleh pada masa harga-harga yang tinggi dan pencatatannya dilakukan dengan mencatat nilai yang realistis.

Selain itu tujuan dari corporate adjusment adalah untuk menentukan satu titik permulaan (dipandang dari sudut akuntansi )yang memungkinkan untuk membandingkan penghasilan dan biaya yang layak.

Pada umumnya corporate adjusment bisa dilakukan bila terdapat kondisi-kondisi seperti berikut ini :

 Terdapat jumlah defisit yang besar

 Merupaka suatu alternatif yang lain dari reorganisasi yang legal dan disetujui oleh pemegang saham dan kreditur.

 “cost basis” untuk menyatakan nilai aktiva tetap tidak rasional ditinjau dari sudut going concern.

 Laba tidak dibagi dan saldo-saldo agio saham tidak mencukupi untuk menyerap beban depresiasi.

 Jika diinginkan laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil yang layak. Bila terdapat kondisi seperti tersebut di atas maka corporate readjusment dapat diterima sebagai suatu prosedur untuk menurunkan nilai aktiva tetap.

Karakteristik dari corporate readjusment adalah sebagai berikut : 1. Jumlah dalam rekening-rekening aktiva tetap berwujud diturunkan.

2. Rekening modal dan Agio saham diturunkan dan rekening laba tidak dibagi saldonya menjadi nol sesudah corporate readjusment.

3. Rekening laba tidak dibagi diberi tanggal yang menunjukkan adanya corporate readjusment.

4. Diperlukan penjelasan di dalam laporan keuangan 5. Tidak ada perubahan kesatuan usaha.

(14)

PT. ABAC Neraca 1 Januari 2015

Prosedur corporate adjusment akan dilakukan sebagai berikut : Aktiva tetap diturunkan menjadi Rp. 1.500.000

Modal saham nilai nominalnya diturunkan dari Rp. 1.000.000 menjadi Rp. 500 dan dicatat sebagai agio saham sehingga jumlahnya akan cukup untuk menutup penurunan nilai aktiva tetap dan defisit.

Jurnal yang dibuat untuk mencatat corporate readjustment ini sebagai berikut Neraca PT. ABAC sesudah adanya corporate readjustment adalah sebagai berikut :

PT. ABAC Neraca 01 Januari 2015

(15)

Hal tersebut bertujuan agar para pembaca neraca dapat mengetahui bahwa saldo laba tidak dibagi itu adalah kumpulan dari laba-laba setelah adanya kuasi reorganisasi atau corporate readjustment.

Aktiva tetap yang sudah diturunkan nilainya, baik melalui devaluasi maupun dangan cara corporate readjustment dihitung depresiasinya.

(16)

BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karna terbatasnya pengetahuan kami yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan serta penyusunan makalah dikesempatan berikut. Semoga berguna bagi kami dan para mahasiswa STIE Muhammadiyah Jakarta pada khususnya pada para pembaca pada umumnya.

Saran

(17)
(18)

DAFTAR PUSTAKA

http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/05/01/kebijakan-deviden/

http://sakurahime-teara.blogspot.co.id/2010/04/akutansi-ekuitas.html

http://lailyza.blogspot.co.id/2012/04/laporan-perubahan-ekuitas.html

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui pengaruh tayangan kartun upin dan ipin terhadap perubahan perilaku anak usia 3 sampai 5 tahun studi pada ibu rumah tangga dijakarta.. Penulis

Foto siswa kelas IV saat melakukan tes angket minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SD Negeri 2 Kedungbenda Kemangkon Purbalingga pada tanggal 11 Juni 2012

Motto ini dipilih kerana matlamat utama bagi program ini adalah untuk memberi penekanan terhadap kehidupan seorang muslim yang sebenar dari pelbagai aspek ibadah, akhlak

S2 Teknik Geologi S2 Teknik Mesin S2 Mag.Sistem Teknik S2 Mag.Sistem Teknik S2 Teknik Elektro S2 Teknik Elektro S2 Teknik Elektro S2 Teknik Elektro S2 Teknik Elektro S2 Teknik

Kesimpulan dari skripsi ini adalahHakim di dalam membuat putusan perkara anak wajib mencantumkan pula amar pertimbangan yang telah memeriksa Laporan Penelitian

Pembentukan Daerah otonom Kabupaten di Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan

Quraish Shihab menjelaskan bahwa, “berserah dirilah kepada Allah SWT, setelah engkau berupaya sekuat tenaga dan pikiran dalam melakukan apa yang semestinya engkau

Selain itu, rendahnya etika kerja dalam kalangan kakitangan perkhidmatan awam juga boleh memberi kesan kepada tingkah laku pekerja yang lain seperti komitmen terhadap