Nadira Farida Putri – 071311233098 – 3rd Globin Assignment
Pengaruh Globalisasi terhadap Pemanfaatan Media Massa sebagai
Instrumen Kekuasaan
Globalisasi didasari oleh adanya sistem yang saling berhubungan, yang memungkinkan pertukaran data dan informasi. Saat arus informasi dunia telah terevolusi dengan adanya internet yang menjembatani perbedaan berbagai budaya, sosial, dan politik di antara negara-negara, siaran luar (external broadcasting) tetap menjadi strategi komunikasi yang signifikan – khususnya bagi Amerika Serikat – guna memproyeksikan gambar, menyebarkan nilai-nilai demokrasi ala Barat, mencapai kepentingan nasional, juga mencapai tujuan-tujuan politik (Wang dan Hong, 2011: 344). Lebih lanjut Wang dan Hong (2011) menjelaskan bahwa secara keseluruhan, strategi komunikasi dengan pemanfaatan siaran luar dimaksudkan untuk membentuk ataupun menanamkan informasi kepada masyarakat yang menjadi target operasi strategi tersebut, baik pada masa perang ataupun masa damai, yang lanskap layanan media eksternal merupakan subjek dari geopolitik substansial dan perubahan teknologi. Terlebih informasi diyakini sebagai suatu sumber kekuasaan (soft power) – dalam konteks ini adalah bagi negara –, khususnya pada awal abad 21 seperti sekarang ini (Price, 2003 dalam Wang dan Hong, 2011: 344).
Nadira Farida Putri – 071311233098 – 3rd Globin Assignment
mengetahui kepentingan publik, menemukan landasan bersama, membangun simbol dan otoritas kredibel, juga membuat kesepakatan. Satu hal penting dalam konteks komunikasi instumental, seiring dengan penggunaan internet yang menjadikan arena komunikasi antara aktor politik dan publik semakin kompleks, maka pemeliharaan komunikasi untuk jangka panjang perlu diperhatikan. Adapun dalam konteks komunikasi diskursus, terdapat asumsi bahwa masyarakat sipil dapat terlibat dalam diplomasi publik yang salah satunya melalui program pertukaran dengan cakupan dialog antar-budaya yang mana hal tersebut merupakan salah satu langkah persuasi.
Sebut saja salah satu media eksternal Amerika Serikat, Voice of America (VOA), yang menjadi instrumen penting bagi Amerika Serikat untuk menembus tirai besi yang memisahkan permusuhan politik dan ekonomi antara kamp komunis dan kamp kapitalis, meskipun VOA sendiri sebenarnya telah dibentuk semenjak tahun 1942 – masa Perang Dunia kedua – oleh kantor informasi Amerika Serikat dalam urusan perang yang mana pembentukan VOA tersebut menjadi prekursor aparatus propaganda Amerika Serikat di luar negeri (Wang dan Hong, 2011: 344). Diplomasi publik Amerika Serikat melalui VOA selama Perang Dingin sendiri merupakan bukti pemanfaatan arus bebas penyebaran informasi berkat kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi seperti halnya satelit dan berbagai infrastruktur berbasis internet yang dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara
non-western pada saat itu dengan penyebaran ideologi anti-komunisme. Sehingga selanjutnya
opini publik pun dapat terbentuk, dan penetrasi pengaruh lainnya kepada negara tujuan diplomasi dapat dilancarkan. Bahkan hingga Perang Dingin berakhir pun VOA tetap menjadi instrumen bagi kelanjutan ambisi Amerika Serikat sebagai hegemoni dunia (Wang dan Hong, 2011: 348). Tidak hanya itu, mekanisme baru untuk mempertahankan dan menyebarkan keyakinan politik dan ideologi dalam negeri Amerika Serikat pada skala global pun dilakukan, yang mana mekanisme baru tersebut merupakan hasil tantangan dari konvergensi media massa tradisional dikarenakan munculnya teknologi-teknologi baru dalam konteks infomasi dan komunikasi. Adapun mekanisme baru yang dimaksud merupakan pelayanan melalui website yang menjadi tambahan dari layanan terdahulu yang dilakukan melalui radio dan televisi.
Nadira Farida Putri – 071311233098 – 3rd Globin Assignment
individu untuk mempengaruhi opini publik melalui diplomasi publik yang memaanfaatkan media massa guna keuntungan bagi diri mereka sendiri. Hal tersebut dibuktikan dengan langkah Amerika Serikat dalam menyebarkan ideologi anti-komunismenya kepada negara-negara non-western pada masa Perang Dingin dengan diplomasi publik yang memanfaatkan media massa seperti VOA, yang bahkan tetap berlanjut setelah berakhirnya Perang Dingin meskipun dengan mekanisme-mekanisme baru untuk menyesuaikan kemunculan teknologi informasi dan komunikasi baru.
Referensi:
Wang, Shaojung Sharon dan Junhao Hong. (2011). Voice of America in the post-Cold War Era: Opportunities and Challenges to External Media Services via New Information