• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IDEOLOGI KIRI TERHADAP KEBIJAKAN NASIONALISASI di VENEZUELA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IDEOLOGI KIRI TERHADAP KEBIJAKAN NASIONALISASI di VENEZUELA"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Kawasan Amaerika Latin memasuki babak baru kehidupan politiknya pada awal abad ke-21 dengan kemunculan pemimpin-pemimpin berhaluan kiri. Seperti halnya Hugo Chavez yang menjadi presiden di Venezuela. Pemimpin yang berhaluan kiri, secara sederhana bisa didefinisikan sebagai golongan yang membela rakyat. Tapi tentu saja definisi ini terlalu luas dan terlalu sederhana. Pernyataan yang lebih praktis menyebutkan bahwa golongan kiri adalah kekuatan politik yang secara tegas menyatakan dirinya sebagai antitesis dari kekuatan kapitalis, yang punya cara pandang yang sangat spesifik mengenai kapitalisme dan cara-cara untuk menghadapinya. Definisi yang berlaku secara umum dikalangan internasional menyebutkan bahwa golongan kiri adalah golongan yang memakai ajaran Marx sebagai cara berpikir, cara melihat dan menganalisa persoalan dan sebagai cara perjuangannya.1

Kemunculan Hugo Chavez di Venezuela segera memunculkan aroma permusuhan dengan Amerika Serikat dan semua struktur neoliberalnya yang dianggap sebagai biang krisis dan kemelaratan negara-negara Amerika Latin, dimana Chavez dengan cara sengaja dan frontal melakukan pengusiran terhadap aset-aset MNC milik Amerika Serikat dan Eropa yang beroperasi di negaranya,

1

(2)

yang di sebut dengan kebijakan nasionalisasi. Permasalahan ini menjadi isu besar mengingat Venezuela adalah negara pengekspor minyak terbesar keempat di dunia dan terbesar di Amerika Latin, serta menjadi pemasok ketiga terbesar bagi Amerika Serikat.2 Dan ditambah lagi Venezuela memiliki kedekatan secara geografis dengan Amerika Serikat.

Sejak Chavez dipilih menjadi presiden Venezuela melalui pemilu tahun 1998, Chavez mengeluarkan kebijakan-kebijakan populis. Salah satunya adalah menasionalisasi perusahaan-perusahaan milik negara maupun multinasional yang memegang sumber daya vital, seperti Petroloeos de Venezuela, sebagai pemasok terbesar minyak Venezuela ke pasar dunia.

Berita tentang langkah besar nasionalisasi yang gencar dilakukan oleh Amerika Latin khususnya Venezuela disambut dengan antusias oleh buruh di seluruh penjuru negara. Ini merepresentasikan suatu langkah besar bagi revolusi Venezuela dan pukulan yang serius terhadap kapitalisme dan imperialisme khususnya Eropa dan Amerika Serikat. Pada perkembangannya, Chavez meningkatkan kampanyenya untuk mengubah Venezuela menjadi negara sosialis. Chavez mengambil lebih banyak kendali terhadap aset-aset negara dan memperingatkan perusahaan-perusahaan yang tidak setuju dengan visinya bahwa ia akan mengambil alih perusahaan-perusahaan itu. Dengan segera setelah memegang kekuasaan, Presiden mengumumkan program nasionalisasi secara

2

(3)

luas: “Segala sesuatu yang dulu diprivatisasi akan dinasionalisasi,” katanya. Hingga saat ini, Chavez tetap memegang ucapannya itu.3

Langkah-langkah kebijakan nasionalisasi yang dilakukan oleh Venezuela dibawah kepemimpinan Chavez secara kawasan juga menimbulkan pengaruh yang kuat bagi negara-negara di kawasan Amerika Latin lainnya. Hal ini dikarenakan pengaruh dan ambisi Chavez yang begitu besar di kawasan tersebut untuk menyaingi kapitalisme Eropa dan Amerika Serikat di Amerika Latin. Sebut saja ketika sekutu dekat Chavez, Evo Morales mencanangkan kebijakan nasionalisasi industri gas Bolivia. Reaksi keras datang dari AS. Pemerintah Bush membatalkan bantuan militer sebesar 1,6 juta $ AS. Bolivia juga kehilangan dana 170 juta $ AS karena pembatalan ekspor kedelai ke kolombia. Setelah kolombia membuat kesepakatan dagang dengan AS. Chavez pun mengambil langkah lugas dengan mengumumkan akan membeli seluruh produk kedelai itu dan memberikan bantuan dana sebesar 100 juta $ AS. Dan memberikan bantuan terhadap Argentina sebesar 9,8 m $ AS pada tahun 2005 untuk membayar hutang Argentina kepada IMF.

Chavez juga mendirikan institusi keuangan tandingan IMF, Compensatory Fund for Structural Convergence. Suatu lembaga keuangan yang merupakan proyek dari ALBA (the Bolivarian Alternative for Latin Amerika). Venezuela muncul sebagai negara donor baru di Amerika Latin, menggantikan IMF. Dan dilaporkan bantuan IMF dikawasan itu jatuh sebesar 50 juta $ AS.

3

(4)

Ambisi besar Chavez untuk keluar dari jeratan kapitalisme barat dan AS, serta pengaruhnya yang besar terhadap kawasan Amerika Latin, dipengaruhi oleh ideologinya yang notabene menganut sosialis Marxisme.

Oleh sebab itu, dengan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh mengenai latar belakang ideologi Chavez yang mempengaruhi kebijakannya untuk menasionalisasi aset-aset MNC Eropa dan Amerika Serikat yang beroperasi di Venezuela. Dengan itu, penulis mengangkat skripsi ini “ Pengaruh Ideologi Kiri Terhadap Kebijakan Nasionalisasi di Venezuela “.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas maka penulis, mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :

”Bagaimana pengaruh ideologi kiri terhadap kebijakan nasionalisasi di

Venezuela?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan tentang keberadaan pemimpin berhaluan kiri di Venezuela dan kebijakan nasionalisasi perusahaan multinasional disana adalah :

Akademis :

(5)

Praktis :

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi guna menambah informasi dan masukan dalam memecahkan masalah penelitian berikutnya, terutama yang berhubungan dengan pengaruh ideologi kiri terhadap kebijakan nasionalisasi di Venezuela. Serta berguna untuk menjawab pertanyaan yang muncul dalam masyarakat terutama mengenai pengaruh ideologi kiri terhadap kebijakan nasionalisasi di Venezuela.

1.3.1 Penelitian Terdahulu

Samsul Hadi salah seorang pengajar di jurusan Hubungan Internasiional Universitas Indonesia menulis

mengenai

Gerakan Independensi Amerika Latin terhadap AS dan Neoliberalisme Global.4 Dalam penelitiannya Samsul Hadi menuliskan temuannya berdasarkan perspektif regional Amerika Latin. Berikut penulis memaparkan intisari dari penelitian Samsul Hadi sebagai penegasan perbedaan dengan lingkup yang penulis kaji dalam penelitian skripsi ini.

Dalam penelitiannya tentang gerakan independensi negara-negara Amerika Latin, Samsul Hadi menjelaskan ketergantungan yang dialami oleh negara-negara Amerika Latin akibat ketergantungan finansial yang secara ekstrem dimiliki negara-negara tersebut terhadap para pemilik modal di negara-negara maju. Samsul Hadi menjelaskan ketergantungan negara-negara Amerika Latin tersebut dalam kerangka teori dipendensi. Seperti tulisannya yang intinya menyatakan

4

(6)

bahwa posisi negara-negara kapitalis pinggiran (peripheral countries) sangat lemah dan rentan (fragile), sehingga sewaktu-waktu dapat diruntuhkan oleh dinamika dan fluktuasi dalam sistem kapitalisme global. Kerentanan itu terutama disebabkan oleh ketergantungan finansial yang secara ekstrem dimiliki negara-negara tersebut terhadap para pemilik modal di negara-negara-negara-negara maju. Dalam ungkapan Robert Packingham, “The more a nation’s economy is penetrated by loans, investment, aid, and reliance on external trade, the more dependent the

nation is”.

Kemudian Samsul Hadi meninjau kembali teori dipendensia berdasarkan kenyataan yang terjadi Amerika Latin, yang menurutnya mengalami penurunan popularitas yang disebabkan bangkitnya neoliberalisme dan kemenangan AS/ liberalisme dalam konstelasi politik global di akhir 1980-an. Negara-negara komunis di Eropa Timur justru ambruk di penghujung 1980-an karena pemerintahnya yang terlalu tertutup dan secara ekstrem mengabaikan mekanisme pasar.

(7)

faktual dalam gelombang politik anti neo-liberal di Amerika Latin.

Delapan tahun silam, segera setelah berkuasa pada tahun 1999, Chavez telah membayar seluruh utang Venezuela kepada IMF. Kemudian Venezuela juga telah melunasi utangnya kepada Bank Dunia lima tahun lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan. Sebagaimana yang oenulis kutip dibawah ini, sikap oposisi Chavez kepada dua institusi pilar utama Washington Consensus juga ditunjukkannya dalam pidatonya depan para pemimpin Gerakan Non Blok pada September 2006 di Havana, Kuba. Dalam desempatan itu Chavez menyatakan,

We don’t accept the kind of development the World Bank and IMF want to push on us to change our hope, our souls and our pain”.5

Samsul Hadi juga menjelaskan ketika Argentina membayar sisa utang 9,8 milyar dollar AS kepada IMF pada akhir Desember 2005, Venezuela dengan segera menyuntikkan dana 2,5 milyar dollar AS kepada Argentina. Bantuan ini menyelamatkan Argentina dari terulangnya krisis ekonomi yang besar di tahun 2001. Pada waktu yang hampir bersamaan, Venezuela juga memberikan komitmennya untuk membeli bond Ekuador sebesar 300 juta dollar AS.

Ketika Evo Morales, sekutu dekat Chavez, mencanangkan kebijakan nasionalisasi industri gas di Bolivia, reaksi keras datang dari AS. Pemerintah Bush dengan membatalkan bantuan militer sebesar 1,6 juta dollar As dan bantuan lainnya yang berkaitan dengan pemberantasan perdagangan obat terlarang. Bolivia juga kehilangan dana 170 juta dollar AS karena pembatalan ekspor kedelai ke Kolumbia, setelah Kolumbia membuat kesepakatan dagang dengan AS. Chavez mengambil langkah lugas dengan mengumumkan akan membeli seluruh produk

5

(8)

kedelai itu. Venezuela bahkan mengumumkan bantuan dana 100 juta dollar AS kepada Bolivia dan sejumlah bantuan kecil lain untuk mendukung rencana land reform.

Di bawah Chavez, Negara penghasil minyak terbesar di Amerika Latin itu, telah membentuk sebuah lembaga yang disebut Compensatory Fund for Structural Convergence. Lembaga keuangan yang merupakan bagian dari proyek ALBA (The Bolivarian Alternative for Latin America) ini tugasnya mirip dengan Bank Dunia ketika pertama kali didirikan pasca Perang Dunia II: mengelola dan mendistribusikan bantuan keuangan kepada banyak Negara yang ekonominya rentan oleh krisis. Dengan Compensatory Funds ini, Negara-negara miskin dibantu untuk mengurangi risiko kerugian hingga ke tingkat yang tidak membahayakan ekonomi nasionalnya.

Melalui program Compensatory Funds, Venezuela kini muncul sebagai Negara donor baru di Amerika Latin, menggantikan keberadaan IMF. Akibatnya, dilaporkan bantuan IMF di kawasan itu jatuh sebesar 50 juta dollar AS, atau kurang dari satu persen portfolio global, dibandingkan dengan 80 persen pada tahun 2005. Venezuela kini memiliki cadangan dana sebesar 34 milyar dollar AS. Chavez juga mengontrol 18 milyar dollar AS dana kontan yang ditransfer dari Bank Sentral dan perusahaan minyak Negara Petroleos de Venezuela SA (PDVSA). Bantuan yang dinamakan Solidaritas Bolivarian ini tidak disertai dengan persyaratan apapun yang harus dijalankan oleh Negara penerima bantuan.

(9)

dalam pidatonya di hadapan ribuan pendukungnya di Bueonos Aires, Argentina, pendirin Branco del Sur ini dimaksudkan untuk menghentikan lingkaran setan kemiskinan dan utang luar negeri. Rencana pendirian Banco del Sur ini disusul dengan usulan agar dibentuk mata uang bersama Amerika Latin, sebagai alternatif bagi lembaga-lembaga keuangan internasional yang dikontrol oleh AS, dengan dominasi mata uang dollar.

Menurut Samsul Hadi, tren gerakan independensi terhadap dominasi dan hegemoni Barat dan AS yang terjadi di Amerika Latin dipengaruhi oleh ”faktor Chavez” dan kekayaan minyak Venezuela merupakan faktor yang penting bagi gerakan ”independensi Amerika Latin” terhadap kapitalisme global yang dimotori oleh AS.

Kemudian Samsul menyimpulkan bahwa teori dependensi ternyata sangat berpengaruh terhadap perspektif dan cara pandang negara di Amerika Latin. Jelas bahwa krisis utang yang dialami oleh Amerika Latin 1980-an dan krisis keuangan sebagai dampak dari Krisis Asia beberapa tahun seakan membenarkan kembali sinyalemen teori dependensi, bahwa integrasi negara-negara pinggiran ke dalam kapitalisme global sangatlah berisiko. Model pembangunan yang tergantung pada modal asing dan utang luar negeri juga sangat lemah menghadapi tekanan ekonomi global.

(10)

transnasional. Guillermo O’Donnell (1973,1979) misalnya menyatakan bahwa negara-negara birokratik otoritarian di negara-negara pinggiran menggunakan instrumen-instrumen otoritarianisme untuk menekan dan menindas popular sectors, yaitu sektor masyarakat buruh, petani dan pueblo (wong cilik) yang mengganggu stabilitas sosial yang diperlukan untuk kepastian keamanan proses akumulasi kapital. Karena sifatnya yang ”komprador”, hampir mustahil mengharapkan pemerintah/negara dan kelompok kapitalis lokal untuk keluar dari ”siklus ketergantungan”.

Yang di luar ramalan teoritisi dependensi adalah realiti empirik yang kemudian hadir, bahwa setelah runtuhnya rezim-rezim otoriter di banyak negara di Amerika Latin ternyata proses pembangunan yang bersifat dependensi masih terjadi. Secara umum pemerintah beraliran neo-liberal mendominasi Amerika sampai akhir 1990-an. Rezim neoliberal yang berhasil memproleh kuasa politik pada 1990-1n adalah Alberto Fujimori di Peru dan Carlos Menem di Argentina (keduanya terpilih kembali melalui pemilu), Ernesto Zedillo di Mexico, Rafael Cardera di Venezuela, Ganzalo Sanchez di Bolivia dan Fernando Henrique Cardoso di Brazil.

(11)

seperti Evo Morales justru populer karena tujuan-tujuan pembangunan yang ditawarkannya jelas-jelas berbasis kalangan bawah. Kalangan buruh, petani dan kelompok pinggiran telah memberikan hukuman kepada para pengusung neoliberalisme dengan menjatuhkan mereka dari kekuasaan dan menyerahkan kekuasaan politik kepada para pemimpin populis yang anti-neoliberal. Dengan berbagai variasinya, ”pergeseran ke kiri” terjadi di Venezuela, Brazil, Argentina, Chili, Bolivia, Uruguay dan Equador.

Pada akhir tulisanya, Samsul Hadi memberikan beberapa catatan kedepan mengenai kajiannya, yang intinya: Ke depan, kontrol atas energi akan memainkan peranan penting dalam politik internasional abad ini dan selanjutnya. Bolivia dapat memainkan peran begitu sentral dalam gerakan antineoliberalisme di Amerika Latin karena dua faktor. Pertama, akar domestik yang kuat karena dukungan masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah yang semula menjadi korban dari kebijakan-kebijakan neoliberalisme rezim-rezim sebelumnya. Kedua, pemilikan ”basis material” yang berasal dari kenaikan income yang didapat dari kenaikan harga minyak.

(12)

Hegemoni AS yang tersisa adalah di bidang budaya dan moneter. Karena itulah, AS begitu bersemangat dalam menekan Iran, yang sejak tahun lalu secara terang-terangan tidak lagi menggunakan dollar AS sebagai basis transaksi minyaknya. Dari perspektif ini pula serangan AS kepada Irak tahun 2002 dapat dimaknai, karena Saddam Hussein lebih dulu dari Iran telah memutuskan penggunaan mata uang Euro untuk alat transaksi minyaknya.

Penelitian Samsul Hadi ini, membahas mengenai gerakan independensi negara-negara Amerika Latin dalam perspektif atau level analisa regional. Sedangkan dalam penelitian skripsi yang penulis angkat ini meneliti tentang fenomena independensi yang mewujud pada kebijakan nasionalisasi dengan mengambil focus kasus pada negara Venezuela dengan menggunakan level analisa pada individu, yaitu pengaruh ideologi sosialis Marxis Hugo Chaves pada kebijakan nasionalisasi yang dijalankan oleh pemerintahan negara Venezuela.

1.4 Kajian Pendekatan dan Konsep

1.4.1. Marxisme

(13)

ketergantungan dunia ketiga dengan melemparkan negara-negara itu ke dalam kemunduran ekonomi.6

Teori Marxis dalam HI menolak pandangan realis/liberal tentang konflik atau kerja sama negara, tetapi sebaliknya berfokus pada aspek ekonomi dan materi. Marxisme membuat asumsi bahwa ekonomi lebih penting daripada persoalan-persoalan yang lain; sehingga memungkinkan bagi peningkatan kelas sebagai fokus studi. Para pendukung Marxis memandang sistem internasional sebagai sistem kapitalis terintegrasi yang mengejar akumulasi modal (kapital). Dengan demikian, periode kolonialisme membawa masuk pelbagai sumber daya untuk bahan-bahan mentah dan pasar-pasar yang pasti (captive markets) untuk ekspor, sementara dekolonisasi membawa masuk pelbagai kesempatan baru dalam bentuk dependensi (ketergantungan).

Marx berpendapat bahwa di dalam kapitalisme terdapat bawaan guncangan dan kesadaran manusia yang mengancam. Selain analisisnya mengenai kapitalisme, elemen lain dalam pemikiran Marxis, yaitu kepercayaan bahwa kapitalisme akan digantikan oleh sosialisme merupakan analisis Marx yang terbukti prematur. Jika dibandingkan dengan realisme dan liberalisme, pemikiran Marxis menyediakan pandangan yang kurang familiar mengenai hubungan internasional. Teori Marxis bertujuan untuk menyingkap kebenaran mendasar yang tersembunyi dalam politik dunia. Lebih jauh lagi, kaum Marxis berargumen bahwa upaya untuk memahami politik dunia harus didasarkan pada pemahaman yang lebih luas mengenai proses yang berlangsung dalam kapitalisme global.

6

(14)

Mereka berargumen bahwa kapitalisme global bertujuan untuk mempertahankan kemakmuran kaum yang berkuasa di atas penderitaan kaum miskin yang tidak memiliki kekuasaan.

1.4.2. Sosialisme

Menurut kaum sosialis bahwa saat ini kekuatan-kekuatan kapitalis masih sangat kuat ditiap-tiap negara.7 Saat ini kontradiksi-kontradiksi antara Negara dunia sosialisme dan dunia kapitalisme jelas terlihat, khususnya dibidang ekonomi. Pentingnya arti setiap Negara ditinjau dari sudut politis dan social ekonomis. Terlepas dari titik-titik permulaan materialnya, dengan tak henti-hentinya terus memelihara bersatunya kelas buruh dan rakyat. Semua ini berarti bahwa kebebasan maksimum dalam memilih jalan-jalan dan bentuk-bentik perkembangan sosialisme adalah syarat yang pertama dan paling penting bagi perkembangan sosialisme yang sehat dan cepat sebagai satu sistem dunia, dan bersamaan dengan itu juga merupakan syarat yang pertama dan paling utama bagi penindasan konservatisme yang memboncengi setiap monopoli, baik dalam sistem politik suatu negara sosialis maupun dalam sistem sosial lainnya.8

1.4.3. Kebijakan

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan

7

Kardelj. E. (2001). Jalan Menuju Sosialisme Sedunia. Tarawang Press. Yogyakatya. Hal 191

8

(15)

kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.9

1.4.4 Nasionalisasi

Secara umum nasionalisasi sebagai proses takeover atau pengambilalihan aet-aset suatu perusahaan atau operasionalnya oleh suatu pemerintah tertentu. Perusahaan yang dinasionalisai mungkin bisa diberi kompensasi atau tidak oleh pemerintah bersangkutan. Di negara-negara berkembang, kebijakan nasionalisasi cenderung dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan multinasional yang dianggap mengeksploitasi kekayaan negara bersangktan atau melakukan tindakan yang dianggap melewati batas yang ditentukan. Dengan dinasionalisasikan perusahaan bersangkutan diharapkan keuntungan yang diperoleh secara maksimal bagi negara tersebut.

9 Kebijakan. [internet]. Terdapat di:

(16)

1.4.5 Kebijakan Nasionalisasi

Asumsi dasar dari kebijakan nasionalisasi (Venezuela), dalam bahasa sederhana adalah nasionalisasi dirasa lebih menguntungkan dan bermanfaat bagi negara dan rakyat daripada kebijakan privatisasi10.11

Aspek dominan dari kebijakan nasionalisasi di Venezuela adalah kebijakan ini merupakan faktor kunci dalam rangkaian kebijakan dari Venezuela. Nasionalisasi dipandang merupakan tindakan bernuansa politis sekaligus bermotif ekonomi. Motif ekonomi memang sangat menonjol jika dilihat dari besarnya potensi pendapatan yang akan diterima. Sedangkan motif politiknya justru paling besar, menempatkan sumber daya ekonomi sebagai sarana pencapaian tujuan ideologis. Jadi prioritasnya jelas, politik (ideologi) sebagai panglima dan ekonomi sebagai kendaraan sekaligus katalisatornya.12

1.5 Peringkat Analisis

Tingkat analisis yang dilakukan penulis dalam memandang fenomena ini yaitu pada level state, bagaimana kemunculan pemimpin berhaluan kiri tersebut bisa memunculkan kebijakan nasionalisasi di Amerika Latin, khususnya di

10

Pengertian Privatisasi bertolak belakang dengan pengertian nasionalisasi. Privatisasi merupakan berpindahnya kepemilikan yang bersifat Negara menjadi milik privat, sampai penyerahan wewenang yang dilakukan oleh pemerintah kepada pihak swasta untuk menangani suatu property. Dalam Bugaric, B. (1999).Economic Reforms and the Rule of Law: Privatization in Central and Eastern Europe. [internet]. Terdapat di: http://www.umar.gov.si/conference/97-99/pdf99/bb.pdf. [diakses pada 2 april 2010]

11

Ellsworth, B. (2007) Venezuela’s Nationalization Fast but with Compensation. [internet]. Terdapat di: http://news.yahoo.com/s/nm/20070214/wl_/venezuela_nationalizations_dc. [diakses pada 8 maret 2010]

12

(17)

Venezuela. Dimana hal ini di dasarkan dengan adanya disintegrasi antara Amerika Latin dengan Amerika Serikat. Yang notabene Amerika Serikat selalu menjadi negara yang menempatkan perusahaan multinasional di banyak negara.

1.6 Variabel Analisis

Ada dua variabel yang terkait dalam penelitian ini. Yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependennya adalah nasionalisasi sedangkan variabel independennya adalah Ideologi kiri. Jadi dalam penjelasaannya, peneliti menggunakan individu yang dipengaruhi ideologi kiri untuk menganalisa nasionalisasi yang dilakukan oleh Venezuela.

1.7 Metodologi Penelitian

1.7.1 Jenis Penelitian

Menurut Mochtar Mas’oed, tujuan akhir sains adalah deskripsi, eksplanasi, dan prediksi. Tipe penelitian deskripsi adalah upaya untuk menjawab pertanyaan ”apa”. Sedangkan tipe penelitian eksplanasi berusaha untuk menjawab pertanyaan ”mengapa” dan tipe penelitian prediktif adalah untuk menjawab pertanyaan ”apa yang terjadi”

(18)

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui data-data sekunder yakni : data-data yang sudah ada dalam bentuk buku, majalah, jurnal, laporan ataupun website / berupa studi kepustakaan. Data-data tersebut kemudian diolah atau dianalisis kembali menurut metode yang telah ditentukan. Teknik pengumpulan data yang utama adalah melalui library research

1.7.3 Teknik Analisa Data

Data-data dalam penelitian ini diolah melalui analisis kualitatif. Sebagian besar merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dengan disertai kelengkapan data-data statistik yang bersifat kuantitatif.

Untuk analisis data yang akurat dan komprehensif dari suatu penelitian diperlukan suatu standard dan tolak ukur yang nantinya digunakan untuk menentukan hasil akhir dari suatu penelitian. Standard dan tolak ukur dalam konteks permasalahan ini bukanlah suatu titik-titik eksak dengan limitansi jelas yang merupakan harga mati. Aspek historis dan utopis merupakan acuan utama analisis data di dalamnya.

1.7.4 Ruang Lingkup Penelitian

(19)

Walaupun sebelumnya pemerintahan kiri sudah ada, misalnya Kuba di Bawah Fidel Castro, tapi situasi politik dan ekonomi secara kawasan belum begitu terpengaruh keberadaan Kuba ini. Baru setelah Chavez menjadi presiden dengan kebijakan-kebijakan populisnya, muncul trend pemimpin-pemimpin kiri untuk menduduki tingkat elit pemerintah suatu negara.

1.7.5 Batasan Waktu

Batasan masalah dalam penelitian ini dimulai saat Chavez terpilih menjadi Presiden Venezuela pada tahun 1998 yang kemudian dilantik kembali pada tahun 2000 hingga periode 2007 sampai sekarang.

1.7.6 Batasan Masalah

Penelitian ini memfokuskan diri pada pembahasan dan analisa seputar masalah kebijakan dan ideologi yang dimiliki oleh Hugo Chavez yang mempengaruhi kebijakan nasionalisasi yang dijalankannya.

1.8 Sistematika Penulisan

Penelitian yang dilakukan ini akan dibagi dalam beberapa bab dimana masing-masing bab memiliki subtansi sebagai berikut :

1. Bab I merupakan ”bab pendahuluan” yang mencakup beberapa subbab antara lain latar belakang, rumusan masalah, kerangka pemikiran, hipotesis, metodologi.

(20)

3. Bab III ini peneliti akan menganalisis fenomena kemunculan pemimpin berhaluan kiri di Venezuela dan bagaimana pengaruhnya terhadap kebijakan nasionalisasi.

(21)

i

NASIONALISASI di VENEZUELA

Di Susun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ilmu politik (S.IP) Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh:

Rangga Dida Pratama

05260112

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(22)

ii NIM : 05260112

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Pengaruh Ideologi Kiri Terhadap Kebijakan Nasionalisasi di Venezuela

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional

Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Rabu

Tanggal : 08 Desember 2010 Tempat : Lab HI

Mengesahkan, Dekan FISIP-UMM

DR. Wahyudi., M.Si

Dewan Penguji:

1. Victory Pradhitama., S.Sos ( )

2. M.Syaprin Zahidi., S.IP ( )

3. Rully Inayah., S.Sos ( )

(23)

iii

Nama ` : Rangga Dida Pratama Tempat, tanggal lahir : Malang, 08 september 1987

NIM : 05260112

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul:

Pengaruh Ideologi Kiri Terhadap Kebijakan Nasionalisasi di Venezuela.

Adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 10 November 2010 Yang menyatakan

(24)

iv Venezuela,

ConselorI:Victory Pradhitama., S.Sos., Conselor II: M.Syaprin Zahidi., S.IP

Nationalism is a process to take over of assets by a firm or by a some government. In this case Venezuela government Hugo Chaves who took a policy in his country for the wealthy of the civilization which oil sector nationalism.

Researcher use discriptive method in this research. The conclusion of this research is the Venezuela government Hugo Chaves took nationalism policy. USA which one pust the MNC in all over the world also put in Venezuela. Hugo chaves did this policy just only for his society welfare and also rejecting USA capitalyst economic system, is judged by chaves to abandon and worsen the lives and fate of the Venezuelan people, who are mostly workers.

Key word:Influence, Left Ideology, Policy, Nationalism, MNC

Counselor I Counselor II

Victory Pradhitama., S.Sos M.Syaprin Zahidi., S.IP

Knowing, Dekan FISIP-UMM

(25)

v

Nasionalisasi di Venezuela,Pembimbing I:Victory Pradhitama., S.Sos., Pembimbing II: M.Syaprin Zahidi., S.IP

Nasionalisasi adalah proses takeover atau pengambilalihan aset-aset suatu perusahaan atau operasionalnya oleh suatu pemerintah tertentu. Dalam hal ini adalah Venezuela dengan pemerintahan Hugo Chavez yang mengambil kebijakan nasionalisasi di negaranya guna untuk kesejahteraan rakyat diantaranya adalah nasionalisasi di sektor minyak bumi.

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan menggunakan teori marxisme. Serta menggunakan level analisa individu. Adapun hasil dari penelitian ini adalah kebijakan pemerintah Venezuela yang dengan berani telah mengambil kebijakan nasionalisasi yang notabene Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang selalu menempatkan MNC-MNCnya di seluruh negara penjuru dunia tak terkecuali Amerika Latin, khususnya Venezuela. Ini semua dilakukan Hugo Chaves semata-mata hanya untuk kesejahteraan rakyatnya dan juga untuk menentang sistem ekonomi kapitalis Amerika Serikat yang dinilainya dapat menelantarkan dan memperburuk kehidupan serta nasib dari rakyat Venezuela yang sebagian besar adalah kaum buruh.

Kata kunci :pengaruh, ideologi kiri, kebijakan, nasionalisasi, MNC.

Pembimbing I Pembimbing II

Victory Pradhitama., S.Sos M.Syaprin Zahidi., S.IP

Mengetahui, Dekan FISIP-UMM

(26)

vi

2. NIM : 05260112

3. JURUSAN : Hubungan Internasional 4. FAKULTAS : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 5. PROGRAM STUDI : Strata Satu (S-1)

6 .JUDUL SKRIPSI : Pengaruh Ideologi Kiri Terhadap Kebijakan Nasionalisasi di Venezuela

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Victory Pradhitama, S.Sos M. Syaprin Zahidi,

(27)

vii

Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis akhirnya dapat menyelesaikan atau menyusun skripsi dengan judul Pengaruh Ideologi Kiri Terhadap Kebijakan Nasionalisasi di Venezuela dengan lancar.

Dalam kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan, bimbingan serta petunjuk-petunjuk yang penulis terima selama menyusun skripsi sampai selesai.

Ucapan terima kasih tersebut penulis tujukan kepada :

 Bapak DR. Wahyudi.,M.Si, selaku Dekan FISIP-UMM yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pembuatan skripsi ini.

 Bapak Victory Pradhitama.,S.Sos dan Bapak M.Syaprin Zahidi.,S.Ip, selaku dosen pembimbing yang telah sanggup meluangkan waktunya serta memberikan banyak pengarahan dan bimbingan dalam usaha pembuatan skripsi ini.

 Para dosen FISIP-UMM khususnya Jurusan Hubungan Internasional yang telah banyak memberikan bekal semasa kami kuliah di FISIP-UMM.

 Seluruh staff dan karyawan FISIP-UMM yang telah banyak memberi bantuan-bantuannya sehingga memperlancar dalam penyusunan skripsi ini.

 Kedua orang tua, adik-adik penulis yang telah banyak membantu baik moril maupun materiil selama penulis kuliah hingga selesainya skripsi ini.

(28)

viii

Akhirnya penulis berharap supaya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Amin.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, Penulis,

(29)

ix

1.4. Kajian Pendekatan dan Konsep ... 12

1.4.1. Marxisme ... 12

1.7. Metodologi penelitian ... 17

1.7.1. Jenis penelitian ... 17

1.7.2. Teknik pengumpulan data. ... 18

1.7.3. Teknik analisa data ... 18

(30)

x

BAB II Sejarah, Profil dan Kemunculan Hugo Chavez di Venezuela

2.1. Gambaran Umum Venezuela ... 21

2.1.1. Keadaan Sosio-Demografis Venezuela ... 22

2.1.2. Profil Ekonomi Venezuela ... 23

2.1.3. Profil Politik Pemerintahan Venezuela ... 27

2.1.3.1. Dalam Negeri ... 27

2.1.3.2. Luar Negeri...29

2.1.4. Pemimpin Negara...32

2.1.5. Peran Media Venezuela...33

2.2. Sejarah singkat kemerdekaan Venezuela ... 34

2.3. Dinamika perekonomian dan politik Venezuela...36

2.4. Kemunculan Hugo Chavez sebagai presiden Venezuela...39

2.5. Kebijakan nasionalisasi Venezuela...48

BAB III Nasionalisasi diantara populisme, sosialisme, dan demokrasi 3.1. Tinjauan praksis dan teoritis dari nasionalisasi ... 61

3.2. Petropolitik Amerika Latin khususnya Venezuela dan konsekuensi Ke depannya ... 67

3.3. Keberadaan pemimpin-pemimpin berhaluan kiri mempengaruhi kawasan...79

BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan. ... 82

(31)

xi

(32)

i

Al-Sowayegh, A. (1984). Arab Petro-Politics. Croom Helm, Manuku, hlm.3.

Charter & Hertz. Demokrasi dan Totaliterisme: Dua Ujung dalam Spektrum

Politik, dalam. Budiarjo, M. (ed). (1975). Masalah Kenegaraan.

Gramedia, jakarta, hlm.83

Habermas, J. (2007). Theorie des Kommunikativen handelns, band II: Zur Kritik der Funktionalistchen Vernunft diterjemahkan sebagai Teori Tindakan Komunikatif II: Kritik atas Rasio Fungsionalitas, Kreasi Wacana, Yogyakarta, hal.255.

Kardelj. E. (2001). Jalan Menuju Sosialisme Sedunia. Tarawang Press.

Yogyakatya. Hal 191

Mukmin, H. (1981). Pergolakan di Amerika Latin dalam Dasawarsa ini. Ghalia Indonesia, Jakarta, hal 182.

Perkins, j. (2005). Confessions of an Economic Hit Man Edisi Indonesia, Abdi Tandur, Jakarta, hlm.226.

Robert E. Quick, llyya Muhsin. (ed).2007. Poros Setan, Prismasophie, Yogyakarta, hal 167.

Tjahyono, S.I. (2005). Minyak: komunitas Penggerak Liberalisme, Kapitalisme, Imperialisme, dan kolonialisme. Wacana, edisi 19, tahun VI, hlm.130.

Townshend, j, 2003, Politik Marxime, jendela, Yogyakarta. Hal 176

Yudotomo, I. (2005). Quo Vadis Gerakan Kiri Indonesia?. Pusat Kajian Masalah Sosialisme, yogyakarta

(33)

ii

Terdapat di: http://www.marxist.org. [Diakses pada 26 oktober 2010].

Bugaric, B. (1999).Economic Reforms and the Rule of Law: Privatization in

Central and Eastern Europe. [internet]. Terdapat di:

http://www.umar.gov.si/conference/97-99/pdf99/bb.pdf. [diakses pada 2 april 2010]

Cameron, M. (2006). The Debate on Latin America’s Left Turns: what is the Left? How Does it Diffter from Populism and Social Movements? Why has its Undergone a Resurgence in the Post-Neoliberal Era? [Internet]. Terdapat di: http://www.politics.ubc.ca.[Diakses pada 27 oktober 2010]

.

CIA. (2007). CIA The World Factbook: Venezuela. [Internet]. Terdapat di: https://www.cia.gov/publications/factbook/print/ve.html. [diakses pada 29 agustus 2010].

Ellis, E. (2007). Venezuela’s Land Reform: A Participant’s Perspective. [Internet]. Terdapat di: http://www.venezuelanalysis.com/analysis/2182. [Diakses pada 29 agustus 2010].

Ellsworth, B. (2007) Venezuela’s Nationalization Fast but with Compensation.

[internet]. Terdapat di:

http://news.yahoo.com/s/nm/20070214/wl-_/venezuela_nationalizations_dc. [diakses pada 8 maret 2010]

Ellsworth, B. (2007). Venezuela’s Natonalization Fast but With Compensation.

[Internet]. Terdapat di: http://news.yahoo.com/s/nm/200702/wl_nm/venezuela_nationalizations_dc. [Diakses

pada 11 Juli 2010]

Fernandes, S. (2007). Hugo Chavez as an Expression of Urban Popular

Movement. [Internet]. Terdapat di:

http://www.venezuelanalysis.com/analysis/2334. [Diakses pada 13 Juli 2010].

Fernandes, S. (2007). Political Parties and Social Charge in Venezuela. [Internet]. Terdapat di: http://www.venezuelanalysis.com/analysis/2295. [Diakses pada 11 Juli 2010].

Fernandes, S. (2007). Hugo Chavez as an Expression of Urban Popular

(34)

iii

Grandin, G. (2006). Latin America’s New Consensuss. [Internet]. Terdapat di: http://www.venezuelanalysis.com/print.php?artno=1709. [Diakses pada 27 oktober 2010].

ICG. (2007). Venezuela : Hugo Chavez’s Revolution. Latin America Report

No.19. Februari, hlm.2.

Kebijakan. [internet]. Terdapat di:

http://tanyasaja.detik.com/pertanyaan/3516-apakah-yang-dimaksud-dengan-kebijakan-. [diakses pada 28 maret 2010].

Lens, M. (2007). Chavez and RCTV – Tilting the Balance against “The Bad

Guy”. [Internet]. Terdapat di: http://www.venezuelanalysis.com/analysis/2450.

[Diakses pada 28 oktober 2010].

Lerner, J. (2007). Communal Councils in Venezuela: Can 200 Families Revolutionize Democracy? [Internet]. Terdapat di: http://www.venezuelanalysis.com/analysis/2257, [Diakses pada 14 juli 2010]

Montecino, J. (2007). latin America has Moved On. [Internet]. Terdapat di: http://venezuelanalysis.com/print.php?artno=1997. [Diakses pada 27 oktober 2010].

Piskur, M. (2006). Venezuela Moves to Nationalize its Oil Industry. [Internet]. Terdapat di: http://www.pinr.com/report.php?ac=view_report&report_id=285. [Diakses pada 11 Juli 2010].

Petras, J. (2002). The struggle for sosialism today. [Internet]. Terdapat di: http://www.rumahkiri.com. [Diakses pada 24 oktober 2010].

Samhadi, S. (2007). BUMN Minyak: Penguasa Baru Industri Minyak Dunia.

Kompas. 14 Desember, hlm.68.

Sustar, L. Where is Venezuela going? [Internet]. Terdapat di:

(35)

iv

http://www.deplu.go.id/caracas/Pages/CountryProfile.aspx?IDP=4&l=id. [Diakses pada 28 November 2010].

Weinberg, B. (2007). Venezuela: Nationalization Threat Opens Rift With Argentina. [Internet]. Terdapat di: http://ww4report.com//blog/2. [Diakses pada 13 Juli 2010]

Weintraub, S. (2007). The Energy Situation in the Western Hemisphere. [Internet]. Terdapat di: http://www.csis.org. [Diakses pada 12 Juli 2010].

Wilpert, G. (2007). RCTV and Freedom of Speech in Venezuela. [internet]. Terdapat di: http://www.venezuelanalysis.com/analysis/2425. [Diakses pada 14 Juli 2010].

Wilpert, G. (2006). [Internet]. Terdapat di: http://www.venezuelanalysis. [Diakses pada 14 Juli 2010]

(2010). Venezuela. [Internet]. Terdapat di: http://fealac.deplu.go.id/lang-in/indonesia-dan-amerika-latin/hubungan-bilateral/venezuela. [Diakses pada 20 agustus 2010].

(2009). [Internet]. Sejarah Simon Bolivar. Terdapat di:

http://atifhidayat.wordpress.com/2009/02/20/simon-bolivar/. [Diakses pada 17 agustus 2010].

(2006) [internet]. Terdapat di http://www.embavenezus.org/index.php?pagina=pag_misiones_intro.php&titulo=Social+

Missions.[Diakses pada 12 Juli 2010].

Referensi

Dokumen terkait

Dia menceritakan tentang dansa tengah malam dan menceritakan tentang dansa tengah malam dan   bagaimana nymph yang tinggal di sumur-sumur    bagaimana nymph yang

Hasil penelitian menunjukan bahwa, kinerja Badan Pendapatan Daerah Kota Bekasi dalam Pemungutan Pajak Reklame belum optimal, Pada faktor individu komitmen pegawai

Hasil tabulasi antara perawatan tali pusat menggunakan teknik kassa alkohol terhadap lama lepas menunjukkan bahwa sebanyak 9 responden (75 %) pelepasan tali

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif dan pengaruh yang signifikan antara compassion fatigue dengan mutu pelayanan keperawatan di IGD RSUD

Pembuatan garam kurkumin larut air dilakukan dengan cara reaksi penggaraman dengan menggunakan natrium metoksida sehingga menghasilkan natrium kurkumin yang

Inovasi merupakan perwujudan dari kecakapan yang harus dimiliki oleh aparat birokrasi dengan mengandalkan kreatifitas jajaran birokrasi untuk menciptakan model kerja

Dan juga wajib memisahkan antara dua jaminan (tanggung jawab resiko barang) jaminan lembaga keuangan dan jaminan nasabah yang sebagai wakil lembaga keuangan untuk membeli barang

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat dan rahmat-Nya yang tak terhingga kepada