• Tidak ada hasil yang ditemukan

pendekatan Teori struktural aertikel (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pendekatan Teori struktural aertikel (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Teori struktural?atau biasa disebut saja dengan?strukturalisme, adalah sebuah aliran

pemikiran yang berpengaruh dalam khazanah pemikiran Barat. Dekade 60an dianggap sebagai masa pergolakan intelektual dengan pesatnya perkembangan teori strukturalisme. Bersamaan dengan beberapa teori lain seperti eksistensialisme, dan madzhab kritis (aliran Frankfurt). Pada masa ini pula nama?Herbert Marcuse?(salah satu tokoh madzhab frankfurt) menjadi semacam ikon pergerakan intelektual yang sedang naik daun saat itu. Tokoh inilah yang nantinya

mengembangkan sayap?teori struktural?melalui pendekatan?fungsionalisme struktural.

Strukturalisme?adalah bagian dari disiplin ilmu-ilmu sosial, yang perkembangnnya diawali di Perancis melalui tokoh?Ferdinand de Saussure. Saussure adalah ahli filsafat kebahasaan berkebangsaan Swiss (1857-1913). Pada pengantar ini teori struktural akan sedikit banyak memberikan gambaran pada?strukturalisme linguistik dan sosiologis antropologis.

Saussure memahami bahwa bahasa mempunyai struktur dan peraturan-peraturannya yang sistematik (Charles E Bressler, 1999:89). Teori inilah yang mampu mengimbangi pemikiran Marxisme yang sedang menjadi trend pemikiran di Perancis pada saat itu. Istilah strukturalisme sendiri diperkenalkan pertamakali oleh Roman Jakobson seorang ahli linguistik Russia. Kajian kebahasaan sebelum Saussure, hanyalah berkutat pada kondisi linguistik semata, yakni pada bentuk aturan kebahasaan yang disepakati, seperti grammar, ilmu nahwu, ilmu sharaf, dll.

Saussure menyebutkan bahwa dalam bahasa terdiri dari sekumpulan tanda-tanda. Tanda bahasa mempunyai hubungan dengan tanda yang lain. Hubungan antar tanda tersebut adalah relasi keberbedaan, yakni hubungan saling membeda antar tanda, dan karena inilah setiap tanda dapat dipahami. Hubungan keberbedaan ini kemudian dikenal dengan istilah?oposisi biner (binary opposition). Pemahaman lebih jauh pada relasi-relasi antar tanda kemudian secara khusus disebut dengan ilmu semiotika atau semiologi.

(2)

Semiotika?sendiri secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu semieon, yang artinya adalah ?tanda?. Berdasarkan pendapatnya mengenai oposisi biner, Saussure mengembangkan semiotika ke dalam beberapa aturan pokok yang mengatur sistem tanda bahasa, sehingga dari sinilah kemudian lahir strukturalisme. Pertama, dalam pendapat Saussure, sebuah tanda

khususnya tanda kebahasaan, merupakan entitas psikologis yang bersisi dua atau berdwimuka, terdiri dari unsur ?penanda? (signifier) dan ?petanda? (signified). Kedua, elemen tanda-tanda itu menyatu dan saling tergantung satu sama lain. Kombinasi dari keduanya inilah yang kemudian menghasilkan ?tanda? (sign). Penanda adalah aspek fisik dari tanda bahasa, sedangkan petanda adalah aspek mental dari tanda bahasa.

Relasi antara penanda dengan petanda?terjadi begitu saja dan arbitrer. Karena itu kita perlu mengetahui kode-kode yang menyatakan kepada kata apa yang dimaknakan oleh tanda-tanda. Kode (code) adalah satu sistem dari konvensi-konvensi yang memungkinkan kepada seseorang untuk mendeteksi arti dalam tanda-tanda karena hubungan (Berger, 2000 : 219 ). Kedua adalah langue dan parole. Langue dimaksudkan sebagai penggunaan tanda bahasa secara umum atau oleh publik yang menyepakatinya, sedangkan parole adalah pemakaian tanda bahasa di tangan individu. Inilah yang membedakan kajian strukturalisme yang dikembangkan oleh Saussure dengan pendekatan linguistik yang lain, di mana pendekatan linguistik yang lain hanya berhenti pada tataran langue (Bertens, 2001 : 182).

Saussure memberikan contoh sederhana untuk memahami langue dan parole. Ketika bermain catur, seorang pemain harus mengikuti struktur aturan yang telah ada. Bidak ?benteng? memiliki gerak lurus, dalam konsep bahasa dianggap sebagai langue dari sebuah sistem struktur. Pemain yang menggerakkan bidak ?benteng? baik ke kiri, ke kanan, ke atas atau ke bawah dianggap sebagai parole. Kebebasan pemain catur dalam menggerakkan bidak ?benteng? tidak bisa keluar dari struktur sistem aturan permainan catur.

Perluasan Teori Struktural Oleh Levi Strauss

(3)

menjadi lebih luas di tangan Levi Strauss. Oposisi biner adalah?the essence of sense making, yaitu struktur yang mengatur sistem pemaknaan kita terhadap budaya dan dunia tempat kita hidup.

Strauss memandang bahwa cara pandang seseorang di dihasilkan dari proses kategorisasi. Sebuah kategori tidak dapat eksis tanpa berhubungan dengan kategori yang lain (tanpa adanya relasi dengan kategri lain). Sebagai contoh sederhana, kita berpandangan seseorang itu waras, karena berbanding dengan kategori yang lain, yakni kegilaan. Kita mengetahui sesuatu itu baik karena berbanding dengan ategori buruk, dan begitulah seterusnya. Terbentuknya struktur merupakan akibat dari adanya relasi-relasi dari beberapa elemen. Oleh karena itu struktur juga oleh Levi-Strauss diartikan sebagai?relations of relations?atau?system of relation?(sistim relasi).

Oposisi biner, sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Strauss, merupakan hasil kebudayaan. Karena produksi budaya, sistem tanda yang saling ber-oposisi tersebut akan selalu berubah. Oposisi biner berfungsi untuk memberikan batasan, logika, dan struktur pada persepsi, melalui penggolongan dan pemaknaan. Karena itulah persepsi seseorang akan berbeda-beda tergantung dengan sistem tanda yang dipahami. Selain?the essence of sense making, bahwa oposisi biner mengatur sistem pemaknaan terhadap cara pandang (seseorang terhadap dunia luar), Strauss juga menyebut oposisi biner sebagai?the second stage of the sense-making process, yakni?

penggunaan kategori-kategori sesuatu yang hanya eksis di dunia alamiah (sesuatu yang kongkret) untuk menjelaskan kategori-kategori konsep kultural yang abstrak.

John Fiske (1994) memberikan ilustrasi mengenai hal ini: konsep oposisi biner?angin badai? dan?angin tenang?(kongkret) misalnya, bisa disejajarkan dengan oposisi biner?alam yang kejam?dan?alam yang tenang(abstrak). Proses transisi metafor dari sesuatu yang abstrak dalam sesuatu yang kongkret ini dinamakan Strauss sebagai?the logic of concrete.

Masalah Ambigu (Anomali) dalam Teori Struktural

Sebagaimana konsepsi oposisi biner dalam teori struktural, bahwa oposisi biner saling

berhubungan antar satu dengan yang lain, oposisi biner juga bisa ditransformasikan dalam sistem oposisi biner yang lain. Hubungan dan transformasi oposisi biner ini tentu selalu vis-a-vis, akan tetapi senyatanya, dalam oposisi biner ditemukan hal-hal yang tidak bisa di kategorikan dalam sistem struktural tersebut. Strauss menyebutnya dengan anomalous?category, sebagian yang lain menyebutnya dengan ?kategori ambigu?. Contoh; gay (tidak laki-laki juga tidak perempuan), remaja (tidak anak-anak juga tidak dewasa), dst. Posisi yang berada diluar dua kategori sistem oposisi biner ini menganggu stabilitas struktur oposisi biner.

Selain oposisi biner, yang perlu menjadi perhatian dalam teori strukturalisme adalah masalah perubahan yang terjadi dalam sebuah struktur. Perubahan ini disebut dengan transformasi. Transformasi adalah proses perubahan namun tidak secara keseluruhan, ada bagian-bagian tertentu dari suatu struktur yang mengalami perubahan sedangkan elemen-elemen yang lama masih ada.

(4)

Teori struktural banyak digunakan untuk melakukan penelitian, untuk objek umum seperti kelompok masyarakat atau individu. Namun yang paling signifikan adalah penggunaannya untuk penelitian sastra. Dalam penelitian sastra, teori ini difungsikan untuk mengurai berbagai

hubungan atau relasi antar tanda yang tertuang dalam teks sastra. Dalam melakukan?kritik sastra melalui pendekatan struktural, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan;

1. prinsip keseluruhan, yakni melihat hubungan antar struktur secara keseluruhan.

2. prinsip hubungan keterkaitan, yakni setiap satu stkrutur berkait dengan sturktur yang lain. Makna teks hanya akan dapat didapatkan manakala berhubungan dengan struktur lain.

3. transformasi; Makna teks dihasilkan dari adanya perubahan-perubahan struktur yang terjadi.

4. regulasi diri; Makna teks dihasilkan dari dalam teks itu sendiri beserta hubungannya dengan teks lain, dan tidak dipengaruhi oleh pengarang.

5. oposisi biner; Makna dihasilkan dari tanda-tanda yang saling beroposisi.

Kritik Pada Teori Struktural (Poststrukturalisme)

Saat ini teori struktural banyak mendapat kritik karena dianggap ahistoris dan lebih menguatkan keujudan struktur dalam masyarakat. Ketimpangan sosial dan ketidak kuasaan subordinan terhadap dominan dianggap sebagai efek dari konsep struktur. Mereka yang memberikan kritik terhadap teori struktural ini kemudian dikelompokkan sebagai?post-strukturalisme, atau yang secara tumpang tindih ada mengatakan sebagai kelompokpostmodernisme. Para tokohnya banyak yang dahulunya adalah tokoh struktural, seperti?Roland Barthes,?Michel Foucault,?Jaques Derrida. Pada bagian lain, bila memungkinkan saya akan sedikit mengulas tentang apa dan bagaimana teori post-struktural ini.

Sedikit Tentang Fungsionalisme Struktural

Bagian ini dikutip dari Wikipedia.

Teori fungsionalisme struktural?adalah sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi dan antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan.?Fungsionalisme?menafsirkan masyarakat secara keseluruhan dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituennya; terutama norma, adat, tradisi dan institusi. Sebuah analogi umum yang dipopulerkan Herbert Spencer menampilkan bagian-bagian

(5)

Bagi Talcott Parsons, ?fungsionalisme struktural? mendeskripsikan suatu tahap tertentu dalam pengembangan metodologis ilmu sosial, bukan sebuah mazhab pemikiran.Kritik Takcott Parsons ini memang ada benarnya, merujuk pada posisi fungsionalisme yang memang hanya melakukan deskripsi pada objek tertentu dalam penelitian ilmu sosial.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam peneltian ini adalah 1)Mengumpulkan data sekunder yang tersedia di PT. Kereta Api Medan dari Januari 2007 sampai Desember

Karena jika semua orang lain menjadi sama kaya, sama pintar, sama hebat, sama berkuasa, sama cantik, maka TIDAK ADA LAgi hal yang ia dapat sombongkan. Lepas dari apakah kita

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dan Rotating Trio Exchange (RTE) pada siswa kelas VIII MTsN 5 Tulungagung. Manakah yang lebih

Kapitalisasi beban pinjaman tersebut dihentikan pada saat unit real estat tersebut secara substansial siap untuk digunakan sesuai dengan tujuannya atau jika bagian yang telah

Layang-layang adalah suatu segiempat yang dapat memiliki dua pasang sisi kongruen, tetapi sisi-sisinya yang berhadapan tidak perlu

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan

Pungukuran arah kiblat untuk masjid-masjid di desa Padamara dengan menggunakan alat bantu GPS, qibla locator dan menggunakan alat ukur theodolit diketahui bahwa hasil