• Tidak ada hasil yang ditemukan

: Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana J02105

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan ": Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana J02105"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839

ANALISIS MANFAAT BISNIS INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI

MENGGUNAKAN

RANTI’S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE

PADA PERUSAHAAN RITEL DI INDONESIA

Ni Made Wili Septiarini1, Frederik Samuel Papilaya2 1, 2

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Dr. O. Notohamidjojo, Kel. Blotongan, Kec. Sidorejo, Salatiga – 50714, Indonesia

e-mail: 1nimadeseptiarini@gmail.com, 2samuel.papilaya@gmail.com

Abstrak

Kemampuan untuk mendapatkan manfaat bisnis dari investasi SI/TI merupakan indikator tercapainya tujuan bisnis suatu perusahaan. Namun, tidak sedikit proyek SI/TI yang belum memberikan hasil sesuai dengan biaya investasi yang sudah dikeluarkan karena kurangnya pemahaman pihak manajemen akan kebutuhan operasional perusahaan. Dengan demikian, maka dibutuhkan upaya untuk menilai manfaat investasi SI/TI bagi perusahaan berupa yang terhitung (tangible) maupun yang tidak terhitung (intangible) sebagai acuan untuk mengetahui tingkat kematangan manajemen investasi SI/TI perusahaan. Penelitian ini mendiskusikan pengidentifikasian manfaat investasi SI/TI berdasarkan Ranti’s Generic IS/IT Business Value untuk mengetahui kematangan manajemen investasi SI/TI pada salah satu perusahaan ritel di Indonesia. Proses mengkaji menggunakan Ranti’s Generic IS/IT Business Value menghasilkan hubungan sebab akibat untuk menggambarkan pemetaan pada manfaat bisnis. Hasil yang didapatkan berupa 16 sub-kategori yang masuk ke dalam 8 kategori manfaat relevan akan menjadi rekomendasi bagi pihak manajemen perusahaan untuk mengembangkan investasi proyek SI/TI yang lebih efektif dan efisien agar meningkatkan kinerja organisasi.

Kata kunci: Manfaat Bisnis, Investasi SI/TI, Ranti’s Generic IS/IT Business Value

Abstract

The ability to derive business benefits from IS/IT investments is an indicator of the achievement of a company's business objectives. However, not a few IS/IT projects that have not provided results in accordance with the investment costs that have been issued due to lack of understanding of the management of the company's operational needs. Thus, it is necessary to evaluate the benefits of IS/IT investment for tangible and intangible investments as a reference to determine the level of maturity of investment management of IS/IT companies. This study discusses the identification of IS/IT investment benefits based on Ranti's Generic IS/IT Business Value to determine the maturity of IS/IT investment management in one of the retail companies in Indonesia. The review process using Ranti's Generic IS/IT Business Value generates a causal relationship to illustrate mapping on business benefits. The results obtained in the form of 16 sub-categories belonging to the 8 relevant benefit categories will be a recommendation for company management to develop more efficient and efficient SI / IT project investment in order to improve organizational performance

Keywords: Business Benefits, IS/IT Investment, Ranti's Generic IS/IT Business Value

1.

PENDAHULUAN

(2)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839

dalam perhitungan manfaat yang dapat diperoleh. Hal inilah yang diharapkan oleh perusahaan untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan jumlah investasi SI/TI yang telah dilakukan, baik pada masa kini maupun yang akan datang.

Namun, fakta menyatakan masih banyak proyek SI/TI yang tidak memberikan hasil sesuai dengan biaya investasi yang sudah dikeluarkan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh tidak tepatnya pihak manajemen dalam proses pemilihan investasi SI/TI, akibat kurang memahami kebutuhan operasional perusahaan. Dengan demikian, maka perusahaan perlu melakukan upaya antisipasi dengan memperkirakan seberapa besar investasi tersebut memberikan manfaat bagi perusahaan berupa yang terhitung (tangible) maupun yang tidak terhitung (intangible). [3] Penilaian dari manfaat investasi SI/TI itulah yang akan menjadi salah satu acuan untuk mengetahui tingkat kematangan manajemen investasi SI/TI di suatu perusahaan.

Sebagai salah satu perusahaan ritel di Indonesia, PT. XYZ telah memanfaatkan SI/TI untuk membantu proses bisnis perusahaan. Perkembangan teknologi pada PT. XYZ dimulai dengan pengembangan aplikasi menggunakan bahasa pemrograman Clipper. Semakin besar dan bertambahnya kebutuhan perusahaan, maka tuntutan user dari segi keamanan data pun meningkat, sehingga pada tahun 2016 dimulailah proyek investasi SI/TI berupa migrasi sistem dari yang berbasis Clipper ke Oracle R12 untuk menunjang kinerja bagian Finance and Accounting Department (FAD).

Departemen IT bagian Software Development di PT. XYZ merupakan bagian yang bertugas khusus untuk menunjang kinerja FAD dalam bidang teknologi. Dengan adanya proyek migrasi Clipper ke Oracle R12, maka Software Development turut andil dalam proses migrasi mulai dari perencanaan, implementasi, hingga maintenance yang masih dilakukan hingga saat ini. Dalam proses migrasi ini, perlu dilakukan kajian manfaat apakah nilai yang telah diinvestasikan sebanding dengan manfaat yang didapat. Kajian manfaat tersebut dapat digunakan PT. XYZ untuk memonitor aktivitas organisasi dan menilai keberhasilan investasi setelah migrasi dilakukan. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam mengkaji manfaat investasi SI/TI tersebut adalah dengan menggunakan Ranti’s Generic IS/IT Business Value. Ranti’s Generic IS/IT Business Value merupakan metode dalam menilai manfaat investasi SI/TI sebab dikembangkan berdasarkan 60 kasus implementasi TI pada berbagai sektor di Indonesia, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan pengukuran atau kuantifikasi manfaat bisnis SI/TI pada perusahaan ritel PT. XYZ.

Penelitian pada Lembaga Keuangan Mikro di Jakarta terkait dengan komputasi awan (cloud computing) menunjukkan bahwa hanya sedikit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang menyadari isu seputar investasi TI, sehingga perlu dianalisis nilai ekonomi dari penerapan cloud computing di BPR. Penganalisisan diawali dengan mengidentifikasi dan mengukur relevansi manfaat SI/TI menggunakan metode Ranti’s IS/IT Generic Business Value dan selanjutnya menempatkan nilai yang diukur pada metode Economic Value Added (EVA) untuk analisis keuangan. Nilai EVA yang positif menunjukkan bahwa cloud computing dapat memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi BPR. [4]

Strategi mengelola investasi TI penting untuk mendukung keberhasilan tata kelola TI pada perusahaan, salah satunya dengan mengetahui tingkat kematangan manajemen investasi TI. Pengaplikasian Generic IS/IT Business Value untuk mengukur peningkatan level kematangan manajemen investasi TI pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjukkan bahwa level kematangan manajemen investasi TI meningkat dari level 1 menjadi level 3. [2]

(3)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839

membantu dalam menganalisa manfaat apa saja yang bisa didapatkan dengan implementasi internet banking. Pengelompokan manfaat yang didapatkan yaitu manfaat karena menghindari biaya (dari) biaya kehilangan dan penundaan, serta meningkatkan pendapatan (yang disebabkan oleh) meningkatkan kepercayaan pelanggan. [5]

Hubungan dari 3 (tiga) penelitian sebelumnya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah mengenai kerangka dan metode untuk mengidentifikasi manfaat yang diperoleh perusahaan dari suatu investasi SI/TI. Dimana dengan adanya pengidentifikasian tersebut, memberikan kontribusi positif berupa manfaat ekonomis dari pengelolaan investasi SI/TI yang nantinya berpengaruh pada siklus hidup investasi SI/TI dan aktivitas organisasi di perusahaan.

Tulisan ini mendiskusikan pengidentifikasian manfaat investasi SI/TI berdasarkan Ranti’s Generic IS/IT Business Value untuk mengetahui kematangan manajemen investasi SI/TI pada perusahaan ritel PT. XYZ. Sebagai studi kasus, maka pengidentifikasian manfaat investasi SI/TI untuk mengetahui kematangan manajemen investasi SI/TI ini dilakukan pada salah satu proyek investasi SI/TI, yaitu migrasi Clipper ke Oracle R12. Setelah mengetahui kematangan manajemen investasi, maka hasil yang didapatkan akan menjadi rekomendasi bagi pihak manajemen perusahaan agar mengembangkan investasi proyek SI/TI yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja organisasi.

2.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus berdasarkan tahapan penelitian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Dalam penelitian yang penulis lakukan, terdapat tiga tahapan dimana seluruh informasi terkait perusahaan ritel ini didapatkan dari sumber-sumber internal perusahaan melalui wawancara maupun uji dokumen yang tidak dipublikasikan.

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Berdasarkan Gambar 1, pada tahap pertama akan dilakukan proses untuk menelaah sistem baru Oracle R12 dengan memahami gambaran umum sistem. Hal yang akan ditelaah yaitu perkembangan sistem dari awal pembangunan sampai dengan sekarang dan mengenai cara kerja sistem yang didapatkan melalui observasi langsung terhadap aplikasi yang ada. Penulis

Tahap 1. Memahami proses migrasi dan sistem Oracle R12 Input: Perkembangan, penganggaran, dan cara kerja sistem

Metode: Wawancara dan observasi

Output: Gambaran sistem setelah menggunakan Oracle R12

Tahap 2. Mengidentifikasi manfaat bisnis SI/TI pada sistem baru

Input: Data relevan penelitian (gambaran sistem Oracle R12) dan hasil wawancara

Metode: Studi pustaka, observasi, wawancara

Ranti’s Generic IS/IT Business Value

Tahap 3. Membuat pemodelan manfaat bisnis SI/TI Input: Daftar investasi TI pada tahap 2

Metode: Studi pustaka, diskusi dengan user

(4)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839

menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara untuk mengetahui ketiga hal tersebut dari pihak terkait di Perusahaan.

Tahap ke-2 merupakan tahap mengidentifikasi manfaat bisnis SI/TI pada sistem baru. Hasil pada tahap 2 yang berupa daftar investasi TI berdasarkan tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value didapatkan melalui studi pustaka dan wawancara. Studi pustaka dilakukan dengan mencari dokumen-dokumen mengenai metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value pada jurnal terkait. Wawancara kembali dilakukan untuk mencocokkan teori pada Ranti’s Generic IS/IT Business Value dengan fakta yang ada pada studi kasus penelitian. Selain itu, data yang didapatkan selama observasi pada tahap 1 juga akan digunakan untuk menghasilkan output dari tahap 2 ini.

Tahap terakhir pada penelitian ini adalah pembuatan model manfaat bisnis SI/TI dari sistem yang telah digunakan. Pemodelan manfaat bisnis SI/TI didapatkan dari manfaat bisnis yang relevan berdasarkan penyederhaan daftar investasi yang ada. Selanjutnya, model manfaat bisnis tersebut akan dikorelasikan dengan manfaat investasi bisnis di PT. XYZ berdasarkan metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value dan digunakan untuk mengetahui tingkat kematangan manajemen investasi SI/TI.

Investasi IT merupakan hal yang penting agar perusahaan mempunyai daya saing di lingkungan bisnis yang dinamis dan kompetitif. Tentunya peningkatan belanja TI harus dibarengi dengan peningkatan kualitas penilaian investasi. Beberapa survey menunjukkan penilaian investasi TI merupakan sebuah masalah di banyak organisasi karena lebih dari 86% eksekutif bisnis menggunakan metode penilaian keuangan Return on Investment (ROI) untuk menilai investasi TI, sedangkan hanya 18% dari 456 Chief Information Officer (CIO) yang menggunakan ROI, akibat lebih memilih penilaian dari segi ketepatan waktu dan biaya proyek dan efek manfaat yang dihasilkan [6]. Manfaat tersebut berupa peningkatan kinerja bisnis, peningkatan produktivitas, menciptakan efisiensi, meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan inovasi layanan dan produk baru bagi pelanggan, dan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengintegrasikan proses bisnis dalam perusahaan [1].

Upaya identifikasi dan klasifikasi manfaat bisnis SI/TI yang didapatkan organisasi telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan metode positivist. Remenyi membagi manfaat bisnis menjadi 4 bagian yaitu easy to quantify (EQT) atau hard benefit, hard-to quantify tangible (HQT), easy-to-quantify intangible (EQI), dan hard-to-quantify intangible (HQI) atau strategic/soft benefit. Sedangkan Parker membaginya menjadi 3 bagian saja yaitu manfaat nyata – mudah diukur (tangible), manfaat tidak nyata – sulit diukur (intangible), dan manfaat nyata – sulit diukur atau sebaliknya (quasitangible). [7]

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menilai manfaat bisnis dan mengevaluasi investasi SI/TI, antara lain IT Value Network yang dikembangkan oleh Read, serta IT Valuation Matrix dan Ranti’s Generic IT/IS Business Value yang dikembangkan oleh Benny Ranti. Ketiga metode tersebut memperhitungkan pendekatan finansial dan non-finansial, perbedaannya terletak pada tahapan dan alat ukur evaluasi yang dilakukan. Selain itu, Benny Ranti juga memaparkan beberapa metodologi konvensional yakni Real Option Valuation (ROV), Balanced Scorecard (BSC), Economic Value Added (EVA), Return On Management (ROM), Multi-Objective Multi Criteria (MOMC), dan Information Economics (IE) dari Parker. [8]

(5)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839

disesuaikan bagi proses bisnis negara berkembang. Jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya maka Indonesia memiliki tiga manfaat bisnis yang unik, yaitu (1) mengurangi biaya berlangganan (Reducing subscription cost); (2) meningkatkan image dari peraturan yang dijalankan (Increasing image caused by complying with regulation); dan (3) meningkatkan citra dari penggunaan system yang bermerk (Increasing image caused by using Branded System). [10]

Menurut Ranti terdapat beberapa alasan untuk melakukan evaluasi terhadap investasi SI/TI yaitu supaya mendapatkan justifikasi dari proyek SI/TI, memampukan organisasi untuk menciptakan keunggulan kompetitif, mengembangkan bisnis baru, memperbaiki kinerja dan produktivitas, serta menyediakan alat ukur untuk memonitor investasi SI/TI yang telah maupun akan dilakukan. [1]

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PT. XYZ melakukan migrasi sistem dari Clipper ke Oracle R12 finance untuk lebih dari 5 unit perusahaan pada awal semester pertama tahun 2017. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, perpindahan ini didasari oleh beberapa alasan, yaitu proses maintenance yang susah dilakukan karena minimnya sumber daya manusia yang menguasai dan mampu menangani Clipper. Aplikasi Clipper juga mulai dirasa tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan akan pencatatan data yang semakin besar. Clipper hanya mampu memfasilitasi pencatatan jurnal sehingga tidak bisa menambahkan fungsi promosi dan diskon, serta laporan yang terbentuk tidak detail karena Clipper hanya fokus dalam menangani basis data.

Pada proses implementasi investasi Oracle R12 finance, PT. XYZ memerlukan beberapa persiapan diantaranya server dan license untuk lebih dari 20 user yang terbagi dalam lebih dari 5 unit perusahaan. Proses migrasi ini berlangsung dengan membutuhkan waktu 1 bulan kerja. Dimana tim IT support bertugas untuk melakukan setup Oracle R12 dalam hal ini untuk melakukan setup bank, customer, dan supplier dari Clipper ke Oracle R12, melakukan proses Open Balance (OPBAL), memberi pelatihan pemakaian dan pendampingan kepada user, menangani masalah atau komplain yang muncul dari user, serta menjembatani antara user dengan programmer. Migrasi ini berjalan dengan metode konversi langsung (Direct Conversion/plunge strategy) dimana sistem Clipper dihentikan pemakaiannya dan langsung mengganti dengan sistem Oracle R12 secara keseluruhan.

Proses mengidentifikasi manfaat bisnis SI/TI dilakukan dengan wawancara. Berdasarkan wawancara, penulis dapat mengkategorikan data yang didapat mengenai manfaat bisnis dari hasil wawancara dengan narasumber. Berdasarkan data wawancara, terdapat 27 potensi manfaat investasi SI/TI pada PT. XYZ dalam proyek migrasi Clipper ke Oracle R12. Hasil manfaat bisnis SI/TI kemudian dipetakan ke dalam Ranti’s Generic IS/IT Business Value seperti Tabel 1. Tabel 1 menjelaskan bagaimana manfaat yang disebutkan sesuai dengan kategori pada Ranti’s Generic IS/IT Business Value dapat menjadi manfaat bisnis pada investasi Oracle R12 di PT. XYZ.

Tabel 1. Identifikasi Manfaat Bisnis Berdasarkan Ranti’s Generic IS/IT Business Value

Kode Sub-Kategori Ranti’s Generic IS/IT

Business Value Keterangan

RCO-01 Mengurangi/menekan biaya dari biaya telekomunikasi

Bagian finance dapat melakukan transaksi via Oracle R12 tanpa meminta bantuan support untuk melakukan backup dan restore terlebih dahulu.

RCO-07 Mengurangi/menekan biaya dari biaya pelatihan per setiap karyawan

(6)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839 biaya cetak dokumen dan ATK dan EXCEL. Pada bentuk cetakan pun, report

dapat diatur letak maupun lebarnya sehingga lebih hemat dalam pencetakan dokumen. IPR-01 Meningkatkan produktivitas karena

disebabkan oleh restrukturisasi pembagian fungsi kerja

Satu karyawan dapat menangani 1 program Oracle R12 yang digunakan untuk beberapa unit kerja.

IPR-03 Meningkatkan produktivitas karena

disebabkan oleh kemudahan

analisis

Report yang terbentuk langsung berupa jurnal laporan keuangan sehingga mempermudah dalam analisis keuangan.

IPR-04 Meningkatkan produktivitas karena

disebabkan oleh meningkatkan

kepuasan karyawan

Proses closing balance yang termonitor sehingga pembuatan laporan menjadi lebih mudah dan tidak terlambat.

APR-03 Mempercepat proses dari proses pembuatan laporan

Laporan dibuat bertahap sehingga mengurangi kesalahan di awal dan sudah otomatis masuk ke dalam sistem.

APR-04 Mempercepat proses dari proses persiapan data

Data yang tersimpan dapat dicari dan terdapat log user yang melakukan pengubahan data. APR-07 Mempercepat proses dari proses

transaksi

Supplier dapat melakukan Tanda Tukar Faktur (TTF) online sendiri tanpa perlu ke Kantor Pusat, sehingga transaksi dapat dikerjakan dalam 1 hari.

APR-08 Mempercepat proses dari proses pengambilan keputusan

Keputusan yang diambil berasal dari report yang mudah dimengerti sehingga membantu dalam proses persetujuan pengeluaran kas. RRI-01 Mengurangi risiko dari kesalahan

hitung

RRI-05 Mengurangi risiko dari kehilangan data

Data sudah terpusat pada server, berbeda dengan Clipper yang tidak menggunakan server karena 1 komputer dijadikan tempat 1

database, sehingga apabila komputer

mengalami masalah akan berdampak pada kehilangan data.

RRI-06 Mengurangi risiko dari kesalahan data

Proses pencatatan keuangan dilakukan secara bertahap dan termonitor

RRI-09 Mengurangi risiko dari pemalsuan Pencatatan sudah otomatis masuk ke sistem Oracle, terdapat ID pengunggah data di setiap transaksi

RRI-10 Mengurangi risiko dari

penipuan/kecurangan admininstrasi

Ada history dan pembatasan hak akses sehingga pembatalan invoice hanya dapat dilakukan oleh manager. Data yang diproses dari toko tidak bisa diubah oleh user.

RRI-12 Mengurangi risiko dari kesalahan pengelolaan asset

Nilai penyusutan asset tercatat dan bisa dimutasi.

IAC-03 Meningkatkan keakuratan dari data Data yang ada di sistem merupakan data yang valid dan sudah dikoreksi oleh bagian keuangan tiap unit kerja.

IAC-05 Meningkatkan keakuratan dari

keputusan

Dalam mendukung keputusan perusahaan dibutuhkan laporan keuangan yang mudah dipahami. Misalnya keputusan perusahaan untuk membeli barang dengan jumlah yang sesuai dengan pendapatan tiap bulan.

(7)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839 karena mempercepat pengiriman

tagihan

sehingga perusahaan mudah mengetahui mana piutang yang akan jatuh tempo dan akan segera mengirim tagihan.

IIM-04 Meningkatkan citra disebabkan

oleh menggunakan merk terkenal

Menjadi nilai lebih untuk investor karena jurnal akan lebih terpercaya dan sudah tercatat semua setelah menggunakan Oracle R12.

IQU-01 Meningkatkan kualitas dari

manajemen penyedia/pemasok

Terdapat notifikasi kepada supplier untuk tagihan TTF online sehingga meningkatkan kepuasan supplier dengan pembayaran yang lancer.

IQU-02 Meningkatkan kualitas dari hasil kerja

Hasil kerja dalam bentuk laporan keuangan meningkat kualitasnya karena sudah tercatat semua dengan template yang rapi.

IIS-03 Meningkatkan layanan internal dari layanan untuk karyawan

Proses Permohonan Uang Muka (PUM), penggajian, dan reimburse menjadi lebih cepat karena karyawan dapat menginput langsung dan dapat menjadi jurnal secara otomatis

ICA-02 Meningkatkan keunggulan

kompetitif disebabkan oleh

mempercepat terbentuknya bisnis baru

Transaksi keuangan yang semakin mudah dan cepat pencatatannya membuat perusahaan sudah berfokus ada pengembangan bisnis perusahaan baik itu penambahan unit kerja maupun cabang.

ACO-02 Menghindari biaya dari biaya pemeliharaan

Oracle R12 memang lebih mahal di awal (biaya server dan license), namun untuk biaya pemakaian dan maintenance turun karena tidak perlu melakukan backup, restore, dan pemberian index data secara manual setiap hari.

ACO-03 Menghindari biaya dari biaya kehilangan dan penundaan

Sebelum menggunakan Oracle R12, database terdapat pada tiap komputer sehingga jika ada komputer yang bermasalah maka pekerjaan akan tertunda dan dapat berakibat pada pemberian penalti untuk pembayaran tagihan yang sudah jatuh tempo.

Pengkajian manfaat bisnis SI/TI tersebut kemudian akan disederhakan untuk mencari relevansi dan menghindari adanya redundansi pengidentifikasian manfaat. Pada tahap ini, dibutuhkan masukan berupa diskusi dan studi pustaka penelitian yang terkait dengan metode

Ranti’s Generic IS/IT Business Value. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dianalisis dan dikelompokkan menjadi 8 kategori yang terdiri dari 16 sub-kategori manfaat, dimana pembagian ketegori berdasarkan kuantifikasi dari masing-masing manfaat yang diidentifikasi. Manfaat bisnis yang relevan tersebut dimuat pada Tabel 2. Kuantifikasi dilakukan dengan memperhitungkan fakta berdasarkan observasi lapangan, informasi dan asumsi yang didapat dari hasil wawancara, serta diskusi dengan narasumber.

Tabel 2. Penyederhanaan Manfaat Bisnis yang Relevan

Kode Sub-Kategori Ranti’s Generic IS/IT Business Value

RCO-07 Mengurangi/menekan biaya dari biaya pelatihan per setiap karyawan

IPR-01 Meningkatkan produktivitas karena disebabkan oleh restrukturisasi pembagian fungsi kerja

IPR-03 Meningkatkan produktivitas karena disebabkan oleh kemudahan analisis

APR-03 Mempercepat proses dari proses pembuatan laporan

(8)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839

APR-07 Mempercepat proses dari proses transaksi

RRI-01 Mengurangi risiko dari kesalahan hitung

RRI-05 Mengurangi risiko dari kehilangan data

RRI-10 Mengurangi risiko dari penipuan/kecurangan admininstrasi

IAC-03 Meningkatkan keakuratan dari data

IAC-05 Meningkatkan keakuratan dari keputusan

IIM-04 Meningkatkan citra disebabkan oleh menggunakan merk terkenal

IQU-01 Meningkatkan kualitas dari manajemen penyedia/pemasok

IQU-02 Meningkatkan kualitas dari hasil kerja

ACO-02 Menghindari biaya dari biaya pemeliharaan

ACO-03 Menghindari biaya dari biaya kehilangan dan penundaan

Dari Tabel 2, kemudian dilanjutkan dengan hubungan antar manfaat yang ada untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing manfaat. Pengaruh tersebut berupa hubungan sebab akibat yang diperoleh melalui observasi di lapangan berdasarkan manfaat yang sudah disederhanakan pada Tabel 2. Model manfaat bisnis yang penulis buat merupakan upaya penulis untuk memudahkan dalam membaca hubungan sebab akibat dari manfaat yang ada sehingga diperlukan sebuah model yang sederhana dalam bentuk bagan. Model tersebut dibuat dengan saling mengaitkan manfaat yang sudah disederhanakan sesuai dengan kode pada metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value, kemudian dihubungkan dengan tanda panah satu arah dan membentuk bagan seperti pada Gambar 2. Hasil akhir dari penyederhaan akan dimuat dalam

bentuk pemodelan manfaat bisnis.

Gambar 2. Pemodelan Manfaat Bisnis dari Investasi SI/TI

Berdasarkan Gambar 2, maka dapat dijelaskan keterkaitan manfaat bisnis yang ada pada investasi SI/TI tersebut, yaitu dengan adanya investasi Oracle R12 menyebabkan risiko kesalahan hitung (RRI-01) dan kehilangan data (RRO-05) berkurang, sehingga akurasi data semakin meningkat 03). Dengan data akurat, maka keputusan yang diambil pun semakin akurat (IAC-05). Perpindahan sistem dari Clipper ke Oracle R12 juga memberikan dampak lain terhadap perusahaan, yaitu peningkatan citra karena menggunakan merk terkenal (IIM-04). Dengan citra yang meningkat, masyarakat dalam hal ini supplier pun akan semakin memberi kepercayaan terhadap perusahaan dengan berinvestasi dan berimplikasi pada peningkatan kualitas dari manajemen penyedia/pemasok (IQU-01). Hal ini akan menyebabkan proses transaksi (APR-07), persiapan data (APR-04), dan pembuatan laporan (APR-03) semakin cepat. Pembuatan laporan yang cepat maka kualitas dari hasil kerja (IQU-02) dan produktivitas karena kemudahan analisis (IPR-03) laporan keuangan akan meningkat.

IPR-03 RRI-01

RRI-05

IAC-03 IAC-05 IQU-02

IIM-04 IQU-01 APR-07 APR-04 APR-03

RRI-10 ACO-03

IPR-01 RCO-07

(9)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839

Investasi SI/TI berupa Oracle R12 finance mengakibatkan adanya restrukturisasi pembagian fungsi kerja yang berdampak pada produktivitas yang meningkat (IPR-01), dengan adanya batasan-batasan fungsi kerja tersebut maka risiko penipuan atau kecurangan administrasi (RRI-10) yang disebabkan oleh karyawan toko, cabang, kantor pusat, maupun dari supplier menjadi menurun. Menurunnya risiko tersebut akan menghindarkan perusahaan dari biaya kehilangan dan penundaan (ACO-03) yang mungkin terjadi apabila terdapat kecurangan administrasi. Penggunaan Oracle R12 yang mudah dipahami tampilannya juga berdampak pada biaya pelatihan setiap karyawan yang akan berkurang (RCO-07), didukung dengan modul-modul yang sudah disediakan oleh tim support. Perusahaan pun juga akan terhindar dari biaya pemeliharaan (ACO-02) akibat dari proses maintenance yang tidak dilakukan setiap hari seperti saat menggunakan sistem Clipper.

4.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Ranti’s

Generic IS/IT Business Value dapat digunakan dalam pengidentifikasian manfaat bisnis SI/TI

yang ada pada perusahaan ritel di Indonesia. Penggunaan Ranti’s Generic IS/IT Business

Value memberikan pengaruh yang baik terhadap perusahaan dalam meningkatkan keakuratan serta kecepatan pembukuan laporan keuangan. Identifikasi Ranti’s Generic IS/IT Business Value juga mengklasifikasikan dari hubungan sebab akibat yang ada pada manfaat bisnis yang ada. Klasifikasi dari manfaat bisnis SI/TI dibuat dalam pemodelan manfaat bisnis yang diharapkan untuk menggambarkan pemetaan model manfaat bisnis yang ada pada.

Model manfaat bisnis penggunaan Oracle R12 dalam sistem keuangan pada perusahaan ritel di Indonesia adalah mengurangi biaya (RCO), meningkatkan produktivitas (IPR), mempercepat proses (APR), mengurangi resiko (IRR), meningkatkan keakuratan (IAC), meningkatkan citra (IIM), meningkatkan kualitas (IQU), dan menghindari biaya (ACO). Manfaat bisnis APR dan IRR merupakan manfaat bisnis yang mendominasi dan memiliki relevansi sub-kategori manfaat bisnis paling banyak. Dari hasil yang didapat melalui perhitungan kuantifikasi Ranti’s Generic IS/IT Business Value, dapat dilihat bahwa implementasi Oracle R12 finance layak untuk diterapkan pada perusahaan ritel di Indonesia.

Investasi TI tidak cukup hanya dinilai secara matematis saja karena terdapat nilai-nilai yang tidak dapat dikuantifikasikan. Hasil penelitian ini tentunya akan lebih akurat apabila terdapat analisis yang lebih mendalam lagi untuk manfaat yang bersifat intangible. Oleh karena itu, perlu adanya kajian lanjut mengenai upaya meningkatkan tingkat kematangan manajemen investasi TI, sehingga perusahaan tidak hanya menilai namun juga mampu memberikan tindakan terhadap hasil penilaian tersebut. Perbedaan bidang usaha juga menjadi pembanding mengenai rekomendasi tindakan yang tepat untuk perusahaan sesuai dengan jenis masing-masing perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Azhar, S., Tambotoh, J., dan Wijaya, A. F., 2015, Analisis Manfaat Bisnis Sistem Informasi Menggunakan Ranti's Generic IS/IT Business Value untuk Mengukur Investasi Sistem Informasi, http://ris.uksw.edu/download/makalah/kode/M01614, diakses tanggal 12 Mei 2017.

[2] Ranti, B., Tambotoh, J., 2010, Implementasi Kajian Kelayakan Finansial untuk Meningkatkan Tingkat Kematangan Manajemen Investasi Teknologi Informasi, Journal of Information Systems, no. 2, vol. VI, hal. 126-133.

(10)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1 (2017) ISSN: 2460 – 6839

Menggunakan Domain Teknologi – Metode Information Economics,

http://repository.petra.ac.id/17044/1/Publikasi1_03023_1383.pdf, diakses tanggal 30 Mei 2017.

[4] Darmadji, P., Ranti, B., 2011, Analisis Kelayakan Ekonomis Cloud Computing Pada Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia dengan Metode Ranti's Generic IS/IT Business Value dan Economic Value Added: Studi Kasus Pada Bank Perkreditan Rakyat di Jakarta, Jurnal Sistem Informasi, no. 2, vol. VII, hal. 95-101.

[5] Kusumawati, A., Rusli, M., 2016, Identifikasi Manfaat Fasilitas New Internet Banking Menggunakan Tabel Generik Ranti Pada Bank XYS, Kalbiscientia, no. 2, vol. III, hal. 56-62.

[6] Anshari, M. R., Winarno, W. W., 2014, Penyelarasan Teknologi Informasi untuk Memenuhi Sasaran Finansial (Menilai Manfaat Investasi TI), Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2014, Yogyakarta, 8 Februari.

[7] Riskinanto, A., 2017, Identifikasi Nilai Bisnis SI/TI Menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik Ranti: Studi Kasus Disaster Recovery Center Kementerian XYZ, I-STATEMENT, no. 1, vol. III, , hal. 13-18.

[8] Wowor, H., Karouw, S., 2013, Analisis Kuantifikasi Manfaat Bisnis Teknologi Informasi Studi Kasus Provinsi Sulawesi Utara, http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/informatika/article/view/ 1981/1576, diakses tanggal 21 April 2017.

[9] Ranti, Benny, 2008, The Generic IS/IT Business Value Category: Cases in Indonesia, Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia, Jakarta, 21-23 Mei.

Gambar

Gambar 1. Tahapan Penelitian
Tabel 1. Identifikasi Manfaat Bisnis Berdasarkan Ranti’s Generic IS/IT Business Value Sub-Kategori
Tabel 2. Penyederhanaan Manfaat Bisnis yang Relevan
Gambar 2. Pemodelan Manfaat Bisnis dari Investasi SI/TI

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian di atas miskonsepsi dapat diartikan sebagai suatu konsepsi yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh para ilmuan..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Bugel 01 Salatiga. Selain itu

Secara khusus dalam penanganan perkara tindak pidana perdagangan orang, Jaksa melaksanakan peran yang diatur dalam Pasal 1 ayat 6a Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004

terjadinya Revolusi Industri, generasi ke-3 keluarga STAEDTLER, yaitu JOHAN SEBASTIAN STAEDTLER meneruskan usaha nenek moyangnya (Friederich Staedtler) dengan mendirikan Pabrik

haters dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Di dalam KUHP pencemaran

[r]

IDENTIFIKASI BAKTERI PENGOKSIDASI BESI DAN SULFUR BERDASARKAN GEN 16S rRNA DARI LAHAN TAMBANG TIMAH DI

Setelah Rasulullah wafat, para fuqaha’ dari kalangan sahabat mengendalikan umat di bahwa kepemimpinan Khulafā’ al-Rāsyidīn. Apabila ditemukan persoalan-persoalan baru