Oleh :
HUSIN
SYARIFUDDIN
SAIFUL ANWAR
PENGERTIAN HUKUM-HUKUM
PERKEMBANGAN
aturan-aturan yang bersifat
mengikat yang biasanya terjadi di
dalam proses tumbuh kembang
manusia yang bersifat kualitatif
maupun kuantitatif di mulai dari
masa konsepsi sampai usia
Hukum Masa Peka
•
Masa peka adalah masa dimana suatu
fungsi yang perkembangannya harus
dilayani dan diberi kesempatan
sebaik-baiknya, dan masa dimana perkembangan
sesuatu fungsi maksimal besarnya.
Contoh ; Masa peka untuk berjalan pada
anak adalah pada tahun ke 2, masa peka
untuk menggambar adalah pada tahun ke
5, dan masa peka untuk ingatan logis
adalah tahun ke 12.
•
Kadang-kadang seorang anak telah peka
Hukum Rekapitulasi
•
Hukum rekapitulasi adalah perkembangan psikis anak yakni
ulangan secara singkat perkembangan umat manusia. Seluruh
perkembangan umat manusia terulang dalam waktu beberapa
tahun saja secara singkat dalam perkembangan anak.
•
Fakta-faktanya ;
•
Anak-anak kecil memiliki kesamaan dengan bangsa primitif,
misalnya ; suka dengan warna yang tajam, memiliki pikiran
yang animistis, takut hantu atau kekuatan gaib.
•
Adanya periode perkembangan sesuai dengan jalan
perkembangan manusia ;
•
Masa berburu dan menyamun (sampai usia 8 tahun),
tanda-tandanya, anak senang menangkap-nangkap dalam
permainannya, memanah dan menembaki binatang, senang
bermain kejar-kejaran, perang-perangan dan bermain
panah-panahan.
•
Masa mengembala, dialami sekitar usia 10 tahun,
tanda-tandanya misalnya, anak senang memelihara binatang
seperti ayam, kambing, kelinci, merpati dan lain sebagainya.
•
Masa bercocok tanam, masa ini dimulai ketika anak berusia
sekitar 12 tahun, tanda-tandanya misalnya, senang
berkebun dan menyiram bunga.
•
Masa berdagang, ketika anak berusia sekitar 14 tahun,
tanda-tandanya misalnya, senang bertukar-tukaran
perangko dengan teman, berkirim-kiriman foto dengan
sesama sahabat pena, bermain-main jual-jualan seperti
Hukum Konvergensi
•
Perkembangan manusia pada dasarnya tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor pembawaan (nativisme) sejak lahir,
tetapi juga oleh lingkungan (empirisme) termasuk juga
pendidikan serta pengalaman. Aliran ini menggabungkan arti
penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai
faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.
Tokoh utama paham konvergensi adalah
Louis William
Stern
, seorang filsuf, sekaligus sebagai psikolog Jerman. Stern
dan para Konvergensi
(convergence)
merupakan gabungan
antara paham pembawaan (
nativisme)
yang mempengaruhi
perkembangan
manusia dan aliran lingkungan (
empirisme)
yang mempengaruhi perkembangan manusia. Hukum ini
menganggap hereditas (pembawaan) dengan lingkungan
sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan
manusia.
•
William Stern dan pengikutnya, dalam menetapkan faktor
yang mempengaruhi perkembangan manusia, tidak hanya
berpegang pada lingkungan/pengalaman, juga tidak
berpegang pada pembawaan saja, tetapi berpegang
pada kedua faktor yang sama pentingnya itu. Faktor
pembawaan tidak berarti apa-apa tanpa faktor pengalaman.
Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor
bawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia yang
sesuai dengan harapan. Perkembangan yang sehat akan
berkembang jika kombinasi dari fasilitas yang diberikan oleh
lingkungan dan potensialitas kodrati anak bisa mendoorng
berfungsinya segenap kemampuan anak. Dan kondisi sosial
menjadi sangat tidak sehat apabila segala pengaruh
Hukum bertahan dan mengembangkan diri
•
Dalam kehidupan timbul dorongan dan hasrat
untuk mempertahankan diri. Dorongan yang
pertama adalah dorongan mempertahankan
diri, kemudian disusul dengan dorongan
mengembangkan diri. Dorongan
mempertahankan diri terwujud diri sendiri. Anak
menyatakan perasaan lapar, luas, dan sakit
dalam bentuk menangis. Ia mempertahankan
dirinya dengan cara menangis. Jika ibu
mendengar anak-anaknya menangis,
tangisannya itu dianggap sebagai dorongan
mempertahankan diri.
•
Dalam perkembangan jasmani dan rohani
terlihat hasrat dasar untuk mengembangkan
pembawaan. Untuk anak-anak dorongan
mengembangkan diri ini berbentuk hasrat
mengenal lingkungan, usaha belajar berjalan,
kegiatan bermain, dan sebagainya. Di kalangan
remaja timbul rasa persaingan dan perasaan
belum puas terhadap apa yang telah tercapai.
Hal ini dianggap sebagai dorongan
Hukum Irama (ritme)
perkembangan
• Perkembangan berlangsung sesuai dengan iramanya. Hukum irama berlaku untuk perkembangan setiap orang. Baik perkembangan
jasmani maupun perkembangan rohani tidak selalu dialami perlahan-lahan dengan urut-urutan yang teratur, melainkan merupakan
gelombang-gelombang besar dan kecil yang silih berganti.
• Tempo dan irama perkembangan menekankan bahwa masing-masing individu memiliki irama sendiri dalam perkembangannya ; ada yang cepat dan ada yang lambat. Implikasinya : proses pembelajaran harus menghargai keunikan masing-masing peserta didik.
• Tiap-tiap individu mengikuti pola perkembangan yang umum.
Meskipun individu memiliki irama dan tempo yang berbeda, disertai bakat yang berbeda, namun individu tersebut masih mengikuti garis perkembangan umum. Jadi perbedaan itu bisa disebabkan karena pembawaan dan lingkungan.
• Misal, A : Berjelan 1 tahun • B : Berjalan 1,5 tahun.
• Baik A dan B masih mengikuti pola perkembangan umum, walaupun A lebih cepat berjalan dari B.
• Perkembangan berlangsung sesuai dengan iramanya. Hukum irama berlaku untuk perkembangan setiap orang. Baik perkembangan
jasmani maupun perkembangan rohani tidak selalu dialami perlahan-lahan dengan urut-urutan yang teratur, melainkan merupakan
gelombang-gelombang besar dan kecil yang silih berganti.
• Tempo dan irama perkembangan menekankan bahwa masing-masing individu memiliki irama sendiri dalam perkembangannya ; ada yang cepat dan ada yang lambat.