• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KONDISI DAN KEBUTUHAN PERALATAN PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN PADA UPTD PERALATAN DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EVALUASI KONDISI DAN KEBUTUHAN PERALATAN PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN PADA UPTD PERALATAN DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

0

EVALUASI KONDISI DAN KEBUTUHAN PERALATAN PROYEK

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN

PADA UPTD PERALATAN DINAS PEKERJAAN UMUM

KABUPATEN SOLOK

ARTIKEL

YENDRY KARTIKA

NIM: 1110018312002

Program Studi Tenik Sipil

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

0 EVALUASI KONDISI DAN KEBUTUHAN PERALATAN PROYEK PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR JALAN PADA UPTD PERALATAN DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK

Yendry Kartika1, Alizar Hasan2, Wardi1 1

Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

2

Program Studi Teknik Sipil , Program Pascasarjana Universitas Andalas E-mail: yendrykartika27@gmail.com

ABSTRACT

Equipment is one aspect that causes a decrease in labor productivity which in turn led to delays in project implementation. The purpose of this study is: 1). Know the conditions definitely UPTD equipment owned by the District Public Works Office Equipment. Solok and definitely plan to know Roads infrastructure development in 2011-2015 Solok d, 2). Identify the type and amount of equipment needed for the development of road infrastructure in accordance RPJMD Solok Year 2011-2015. This study used qualitative methods to study engineering documentation and literature. The study site is UPTD Equipment Solok Public Works department. Results of this study explain that: 1). UPTD Heavy Equipment owned 80% when this condition was slightly damaged and the life of the equipment is old or already beyond its economic life, 2). District 120 KM of road construction and rehabilitation / maintenance of District 1000 KM road, farm road 25 KM, 34 KM road production, and the production of 143.1 KM, 3). Heavy equipment needed for the development of road infrastructure in accordance RPJMD Solok Year 2011-2015 is 1 unit Bulldozers, Excavators 1 unit, 1 unit Dum truck, 1 Vibroler unit, 1 unit of Motor grader type D and 2 units of water tankers.

Key Words: Heavy Equipment, Roads, Infrastructure.

PENDAHULUAN

Penyediaan infrastruktur jalan, di

Kabupaten Solok merupakan salah satu

bentuk pengadaan barang dan jasa yang

ditangani langsung oleh Dinas Pekerjaan

Umum

Kabupaten

Solok

melalui

pelelangan umum maupun penunjukan

langsung.

Namun,

dalam

tahapan

pelaksanaan

proyek

tersebut

selalu

mendapatkan kendala, baik kendala yang

sudah diperhitungkan maupun yang diluar

perencana.

Kendala

itu

menjadi

terhambatnya pekerjaan proyek konstruksi,

sehingga

pekerjaan

tersebut

tidak

berlangsung

sesuai

dengan

rencana.

Sering kali dalam pelaksanaan proyek

tersebut terjadi keterlambatan yang tidak

diinginkan

dan

tidak

diketahui

sebelumnya.

Keterlambatan

tersebut

sangat merugikan pihak-pihak terkait

kontraktor maupun pemilik proyek itu

sendiri. Keppres No. 61 Tahun 2004

menyebutkan

bahwa

denda

(sanksi

financial)

dapat

dikenakan

kepada

penyedia

jasa.

bila

tidak

dapat

melaksanakan proyek sesuai waktu yang

tersedia dalam kontrak.

(3)

0

untuk

evaluasi

teknis

bila

terjadi

keterlambatan pekerjaan, perpanjangan

waktu

pelaksanaan,

dan

lain-lain.

Didapatkan kesimpulan bahwa dengan

perencanaan kebutuhan alat yang baik dan

efisien, keterlambatan pelaksanaan dan

kerugian pada proyek dapat dihindari.

Berikut adalah daftar perlatan alat berat dan truck yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Solok pada UPTD Peralatan Dinas Pekerjaan Umum.

Tabel 1. Daftar Peralatan Alat Berat Pada UPTD Peralatan Dinas PU Kab. Solok

No Jenis Alat Jumlah

Berdasarkan hasil wawancara

terdahulu dengan bebrapa orang informen menyatakan bahwa salah satu faktor utama penyebab keterlambatan penyelesaian kegiatan pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Solok tersebut adalah kurangnya ketersediaan peralatan yang ada di UPTD Peralatan serta peralatan tersebut lebih dari 50% tidak berada dalam kondisi baik serta sudah berumur tua. Hal ini juga didukung oleh Hira N. Ahuja yang mengatakan bahwa peralatan merupakan

salah satu aspek yang menyebabkan

penurunan produktifitas kerja yang pada

giliranya menyebabkan keterlambatan

pelaksanaan proyek.

Penelitian ini diharapkan dapat

menjawab tujuan berikut: 1.) Mengenal

pasti kondisi peralatan yang dimeliki oleh

UPTD Peralatan Dinas Pekerjaan Umum

Kab. Solok dan mengenal pasti rencana

pengembangan infrastruktur Jalan di

Kabupaten Solok tahun 2011-2015, 2).

Mengidentifikasi

jenis

dan

jumlah

peralatan

yang

dibutuhkan

untuk

pengembangan infrastruktur jalan sesuai

RPJMD Kabupaten Solok Tahun

2011-2015.

KAJIAN LITERATUR

Rencana Pembangunan Infrastruktur

Kabupaten solok

Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 8 tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah menjelaskan bahwa

untuk menjamin penyelenggaraan

pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif di bidang perencanaan pembangunan daerah, diperlukan adanya tahapan, tata cara penyusunan,

pengendalian dan evaluasi perencanaan

pembangunan daerah, Dikutip Pada peraturan

pemerintah RI no.8 tahun 2008 di

(http://ngada.org/pp8-2008.htm).

Penyelenggaraan tahapan, tata cara

penyusunan pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan rencana pembangunan daerah

dimaksudkan untuk:

1.

Meningkatkan konsistensi antar

kebijakan yang dilakukan berbagai

organisasi

publik

dan

antara

kebijakan

makro

dan

mikro

maupun antara kebijakan dan

pelaksanaan;

2.

Meningkatkan transparansi dan

partisipasi dalam proses perumusan

kebijakan

dan

perencanaan

program;

3.

Menyelaraskan

perencanaan

program dan penganggaran;

(4)

0

5.

Terwujudnya

penilaian

kinerja

kebijakan

yang

terukur,

perencanaan,

dan

pelaksanaan

sesuai RPJMD, sehingga tercapai

efektifitas perencanaan.

Berdasarkan agenda dan prioritas

pembangunan Kabupaten Solok Tahun

2011-2015, maka yang menjadi arah dan

program/kegiatan

pembangunan

infrastruktur Kabupaten solok pada tahun

2011-2015 adalah sebagai berikut:

1.

Peningkatan kualitas dan kuantitas

infrastruktur strategis daerah.

a.

Pembangunan jaringan irigasi dan

sumber air lainya dengan sasaran

meningkatnya ketersediaan air

irigasi untuk lahan pertanian dari

55% menjadi 70%

b.

Pembangunan jalan dan jembatan

kabupaten

dengan

sasaran

meningkatnya kondisi jalan dari

58,9% menjadi 67,59%

c.

Pembangunan dan peningkatan

jalan ke sentra produksi pertanian

dengan sasaran memperlancar

pengangkutan hasil pertanian dari

sentra

produksi

ke

jalan

kabupaten.

2.

Pembangunan infrastruktur/ sarana

prasarana nagari tertinggal.

a.

Pembangunan

jalan

utama

termasuk jembatan pada

nagari-nagari tertinggal atau terisolir

(jalan kabupaten maupun jalan

lingkungan)

b.

Pembangunan dan penataan pasar

nagari daerah tertinggal

c.

Pembangunan dan pemeliharaan

jaringan

irigasi

di

nagari

tertinggal termasuk embung

d.

Pemenuhan energi listrik bagi

masyarakat nagari tertinggal

e.

Pembangunan rumah tidak layak

huni pada nagari tertinggal

f.

Penyediaan layanan air bersih

yang memenuhi standar kesehatan

Dasar Penyusunan RPJMD Kabupaten Solok Tahun 2011-2015

Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan untuk periode lima tahun sesuai dengan periode kepemimpinan Kepala Daerah yang berpedoman kepada

Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD). Sesuai dengan amanat Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang- Undang Nomor 25 tahun 2004 soistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta peraturan Pemerintah Nomor 8 taun 2008 tentang tata cara Penyusunan, Pelaksanaan,

Pengendalian dan Evaluasi Rencana

Pembangunan Daerah, RPJMD merupakan bagian integral dari Rencana Pembangunan Nasional. Hal ini berarti bahwa penyusunan

Rencana Pembangunan Daerah harus

memperhatikan Rencana Pembangunan

Nasional.

Peralatan Proyek Konstruksi

Menurut Ir.Susy Fatena Rostiyanti, M.Sc (2002,1) alat berat yang dikenal dalam ilmu Teknik Sipil adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu strukur. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaan, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan mudah dan waktu yang lebih singkat.

Menurut buku referensi untuk

kontraktor bangunan gedung dan sipil (2003, 84) menjelaskan bahwa yang dimaksut dengan peralatan adalah peralatan yang dipergunakan dalam rangka pelaksanaan proyek konstruksi. Berdasarkan kapasitasnya peralatan dapat dibagi menjadi peralatan berat dan perlatan ringan.

Manajemen Peralatan

Pengelolaan peralatan selain ditujukan untuk mendapatkan efesiensi juga menunjang produktifitas kemajuan pekerjaan. Menurut buku referensi untuk kontraktor bangunan gedung dan sipil (2003, 84) hal tersebut dapat dicapai melaui menajemen peralatan yang

baik. Unsur-unsur manajemen peralatan

(5)

0

1. Organisasi peralatan disesuaikan

dengan bentuk organisasi perusahaan yang pada dasarnya terdiri dari: a. Pengelola (kantor pusat atau

cabang)

b. Pemakai (proyek)

2. Sistem pengelolaan sangat

menentukan keberhasilan tujuan

pengelolaan peralatan, antara lai terdiri dari:

a. Tarif dan pembebanan biaya

(penyusutan, M & R, sewa) b. Penempatan dan pemindahan alat c. Pemeliharaan dan perbaikan d. Pelaporan

Kapasitas dan Produktivitas Alat

Kapasitas alat adalah kemampuan alat secara teoritis dengan asumsi efesiensi alat sempurna (100%) yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. Produktifitas alat adalah kemampuan untuk memproduksi dilapangan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain:

1. Kapasitas

2. Efesiensi yang dipengaruhi oleh

,medan kerja, operator, kondisi alat. Satuan dari produktifitas yang isa dipakai antara lain: m3/jam, ton/jam, m2/jam, dll.

Rumus perhitungan produktifitas:

Q= KB x FB x 3.600 x E/Cm; E= Ee x En x Eo

Keterangan:

Q:Kapasistas Produksi alat Satuan: M3/jam Eo : Faktor efesiensi operator Tanpa Satuan

Cm : Cycle time Satuan: detik

Pengklasifikasian Alat

Menurut Ir.Susy Fatena Rostiyanti, M.Sc (2002,1) alat berat dapat dikategorikan kedalam beberapa klasifikasi, klasifikasi tersebut adalah:

1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat

Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut

berdasarkan fungsi-fungsi utama alat.

Berdasarkan fungsinya alat dapat dibagi atas berikut:

a. Alat Pengolah Lahan

Untuk pembukaan lahan dapat digunakan

dozer, untuk pengangkatan tanah lapisan atas dapat digunakan scraper dan untuk membentuk permukaan supaya rata selain

dozer juga dapat digunakan motor grader. b. Alat Penggali

Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah

excavator, yang termasuk kedalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline dan clamshel.

c. Alat Pengangkut Material

Untuk pengangkutan material lepas

dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck, dan wagon. Crane termasuk juga kategori alat angkut untuk jarak jangkau yang lebih kecil dan menangkut material secara vertikal dan horizontal.

d. Alat Pemindahan Material

Yang termasuk kedalam kategori ini adalah alat yang tidak digunakan sebagai transportasi tetapi utnuk memindahakan material dari satu alat ke alat yang lain, seperto loader dan dozer.

e. Alat Pemadat

Jika dilakukan penimbunana berarti harus dilakukan pemadatan dan pemadatan juga diperlukan pada pembuatan jalan baik jalan tanah dan dengan jalan perkerasan lenur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk kedalam alat pemadat adalah

tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor dan lan-lain.

f. Alat Pemroses Material

Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya batuan bergradasi, semen, beton dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher.

g. Alat Penempatan Akhir Material

Yang termasuk kedalam kategori ini adalah concrete soreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat. Alat

tersebut berfungsai untuk untuk

menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan.

(6)

0

Alatalat berat dalam pengoperasianya dapat dipindahkan dari suatu tempet ke tempat lain atau tidak dapat digerakkan atau statis. Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas berikut.

a. Alat dengan Penggerak

Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau

roda kelabang dan ban karet.

Sedangkan belt merupakanalat

penggerak pada conveyor pada belt.

Pengelompokan Alat Berat

Alat berat dapat dikelompokan

berdasarkan kegiatanya, sebagai berikut:

1. Kelompok Traktor

a. Bulldozer (alat penggusur) b. Loader (alat pemuat) c. Grader ( alat perata) d. Scrapper (alat pengelupas) e. Ripper (alat pembajak)

2. Kelompok Excavator

a. Bachkoe (penggali arah belakang) b. Clamsel (penggali pengaduk jepit) c. Shovel (penggali arah kedepan) d. Dragline (penggali pengduk tarik) e. Crane (pengangkat)

3. Kelompok Selain Traktor dan Excavator a. Alat pemadat yaitu, trhee whell roller,

tandem roller, pneumatic tired roller, vibrator roller, sheep foot roller dan stamper

b. Alat pengolah aspal yaitu, asphal mixing plant (Pencampr), asphalt distributor (penyemprot aspal), asphalt finisher (penghampar aspal) c. Pemecah batu yaitu, Stone Crusher d. Alat pengangkut yaitu, Daump Truck.

Faktor-Faktor Yang mempengaruhi

Pemilihan Peralatan

Di dalam pemilihan alat berat, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan sehingga kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari. Menurut Ir.Susy Fatena Rostiyanti,

M.Sc (2002,3) Faktor-faktor tersebut antara lain.

1. Fungsi yang harus dilaksnakan.

Alat berat dikelompokan berdasarkan

fungsinya, seperti untuk menggali,

mengangkut, meratakan permukaan dan lain-lain.

2. Kapasitas peralatan

Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

3. Cara operasi

Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertyikal) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi kerakan, dan lain-lain.

4. Pembatasan dari metode yang dipakai

Pembatasan yang mempengaruhi

pemilihan alat berat antara lain peraturan nlalu lintas, biaya, pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat bisa berubah.

5. Ekonomi

Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan

merupakan faktor penting dalam

pemilihan alat berat. 6. Jenis proyek

Beberapa jenis proyek yang umum menggunakan alat berat, proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam dan sebagainya.

7. Lokasi proyek

Lokasi proyek di dataran tinggi

membutuhkan peralatan yang berbeda dengan lokasi proyek yang berada di dataran rendah.

8. Jenis dan daya dukung tanah

Jenis tanah dilokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam konsidi padat, lepas, keras, atau lembek

9. Kondisi lapangan

Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.

Alat Berat Pada Macam-Macam Proyek Konstruksi

(7)

0

proyek tersebut. Menurut Ir.Susy Fatena Rostiyanti, M.Sc (2002, 53) Jenis proyek yang pada umumnya menggunakan alat berat adalah:

1. Proyek Gedung

Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek gedung adalah alat pemancang tiang fondasi (pile driving), alat penggali

(backhoe) yang digunakan untuk

menggali basement, crane untuk

memindahkan vertikal, truck untuk

mengangkut horizontal, concrete mixer, dan lain-lain. Concrete mixer digunakan sebagai pencampur adukan beton dan

concrete mixer truck digunakan sebagai pengangkut campuran beton.

2. Proyek Jalan

Proyek jalan pada umumnya

menggunakan alat gali, truck, dozer, grader, alat pemadat, loader dan lain-lain.

a. Boldezer berfungsi untuk menupas tanah dan grader untuk membentuk permukaan tanah

b. Loader digunakan untuk pemuat tanah ke dalam truck.

c. Aspalt mixing plant digunakan untuk jalan perkerasan lentur yang berfungsi untuk mencampur adukan bahan

campuran aspal yang kemudian

disebarkan, diratakan, dan dipadatkan dengan menggunakan asphalt finisher.

d. Concrete batching digunakan untuk perkerasan kaku beton yang kemudian dipindahkan dengan menggunakan

truck mixer. 3. Proyek Jembatan

Alat berat yang digunakan untuk proyek jembatan adalah:

a. Alat pemancang tiang pondasi b. Alat penggali

c. Crane d. Truck

e. Concrete mixer atau concrete mixer truck

f. Alat pemadat dan lan-lain.

4. Proyek dam

Proyek dan pada umumnya menggunakan alat penggali tanah yaitu, Alat penggali tanah, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat tanah,

loader, buldozer, grader.

Konsep Proyek Konstruksi

Ketika seseorang menyebut istilah proyek seseorang akan menghubungkanya dengan deadline, tanggal mulai, tanggal selesai, jadwal, tugas, sumber daya, biaya dan urutan proyek. Istilah lainya mencakup patokan, perubahan, konflik, komunikasi, perubahan, tujuan, kebutuhan dan resiko. Defenisi yang sederhana tentang proyek adalah urutan tugas yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang unik dalam kerangka waktu yang telah ditetapkan. Keunikan inilah yang membedakan antara proyek dengan operasi dan membuatnya sulit untuk dikelola.

Produktifitas merupakan hal yang penting sekali dalam industri konstruksi. Ada

banyak faktor yang mempengaruhi

produktifitas dalam industri konstruksi. Beberapa faktor yang menciptakan variasi

dalam produksi sangat sulit untuk

dikendalikan. Christian dan Hachey (1995;20) mengatakan, bahwa ada juga faktor lain yang dapat diidentifikasi dan dimodifikasi dengan mudah dan dapat menunjukan perkembangan yang penting dalam rata- rata produksi suatu aktifitas proyek. Tiga komponen penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi adalah perlatan, tenaga kerja, dan material (Pilcher, 1992;185).

Keterlamabatan Proyek

 Sample, Hartman, Jergean (1994;78)

mengemungkakan Segala penghentian pekerjaan dari jadwal kegiatan yang ditentukan dianggap keterlambatan.

 Menurut pengalaman kontraktor

keterlambatan dibagi atas dua tipe, yaitu keterlambatan yang tidak dapat ditolerir dan (nonexusable delay) dan keterlambatan yang dapat ditolerir (exusable delay).

 Keterlambatan yang tidak dapat ditolerir

adalah keterlambatan yang berada

dibawah kontrol kontraktor.

Keterlambatan ini di sebabkan oleh kelebihan estimasi tingkat produksi, tidak memadainya pengawasan manajemen,

kesalahan konstruksi, kerusakan

peralatan dan penyabab lainya yang

serupa. Keterlmabatan ini dapat

mengakibatkan penghentian kontrak

(8)

0

pelaksanaan ganti rugi. Keterlmabatan yang dapat ditolerir adalah keterlambatan yang berada diluar kontrol kontraktor dan kontraktor berhak memperpanjang waktu kontrak. Penyebab keterlambatan ini diakibatkan oleh pemogokan, cuaca, perubahan disain, perintah penghentian proyek dari pemilik, tindakan dari pemilik sebagai tindakan dari kontrak,

perang, kebakaran, banjir, wabah

penyakit, karantina dan sebagainya.

 Keterlambatan proyek konstruksi

seringkali terjadi dan beresiko pada

pelaksanaan proyek yang dapat

Menyebabkan berbagai bentuk kerugian bagi penyedia jasa (kontraktor) dan pengguna jasa (pemilik). Bagi kontraktor keterlambatar selain dapat menyebabkan

cost over run akibat bertmbahnya waktu

pelaksanaan proyek, dapat pula

mengakibatkan menurunya kredibilitas kontraktor untuk waktu yang akan datang (Soeharto. 1995)

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penelulis

menggunakan pendekatan kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting). Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Bogdan dan Taylor

(Moleong, 2007:3) mengemukakan

bahwa metodologi kualitatif merupakan

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh observasi data berupa rekaman atau dokumentasi yang menyangkut mengenai peralatan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Solok Tahun 2011-2015 di UPTD Peralatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok.

Pengumpulan Data dan Instrumen

Penelitian

Pendekatan yangdilakukan adalah

studi dokumentasi atau studi literatur, dimana rekaman dan dokumen merupakan sumber informasi yang kaya, secara kontekstual relevan dan mendasar yang bisa menjelaskan darai tujuan penelitian ini. Pengumpulan data dan intrumen yang akan digunakan dibagi menurut evaluasi yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Mengenal pasti kondisi peralatan yang dimeliki oleh UPTD Peralatan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Solok.

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dengan melakukan analisis

terhadap data peralatan yang

terdokumentasikan di UPTD Peralatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok serta didukung data yang didapatkan melalui studi pustaka dan internet yang berhubungan dengan dengan topik dan bahasan penelitian.

2. Mengenal pasti rencana pengembangan infrastruktur Jalan di Kabupaten Solok tahun 2011-2015.

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dengan melakukan observasi

terhadap data peralatan yang

terdokumentasikan di UPTD Peralatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dengan melakukan analisis terhadap dokumen Renstra dan RPJMD 2011-2015 yang terdokumentasikan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok.

3. Mengidentifikasi jenis dan jumlah

peralatan yang dibutuhkan untuk

pengembangan infrastruktur jalan sesuai RPJMD Kabupaten Solok Tahun 2011-2015.

Jenis data yang digunakan adalah hasil olahan data sekunder kondisi peralatan yang dimeliki oleh UPTD Peralatan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Solok Tahun 2011-2015 yang terlebih dahulu telah dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian sebelumnya. Analsisi ini nantinya akan bisa menjawab berapa jenis dan jumlah

peralatan yang dibutuhkan untuk

(9)

0 Metode analisis Penentuan jenis dan jumlah

peralatan

Hira N. Ahuja dalam buku

management project mengemukakan bahwa jam kerja efektif setiap bulannya adalah:

1. Msim hujan : 21 hari x 7

jam = 147 jam

2. Musim panas : 24 hari x 7

jam = 167 jam.

Total hari kerja efektif dalam satu tahun anggaran kegiatan adalah:

147 jam X 2 bulan musim hujan : 294 jam

167 jam x 4 bul\n musim panas : 668 jam

Total 1 tahun anggaran : 962 jam

Berdasarkan buku pedoman

penghitungan harga satuan pekerjaan dengan menggunakan peralatan Departemen Pekerjaan Umum (1998,82) menjelaskan bahwa untuk mengidentifikasi jenis dan jumlah peralatan

yang dibutuhkan untuk pengembangan

infrastruktur jalan sesuai RPJMD Kabupaten Solok Tahun 2011-2015 dapat dianalisis dengan perhitungan rumus analisa jumlah alat berat di berikut:

Keterangan :

n : Jumlah alat

V : Volume Pekerjaan

T : Pekerjaan Selesai

Q : Produktivitas Alat

Volume produksi alat:

1. Bulldozer : 13 m3 / jam

2. Excavator : 67,8 m3 /

jam

3. Dum truck :

dibandingkan dengan penggunaan

excavator (r=3)

4. Pemadat/ Vibroler : 139,8 m3 / jam

5. Motor grader tipe D : 112.15 m3 / jam

6. Water Tanker : 12.05 m3 /

jam

Berdasarkan buku referensi untuk kontraktor bangunan gedung dan sipil (2003,

534) menjelaskan bahwa untuk

mengidentifikasi perhitungan kapasitas

produksi alat berat dapat dijelaskan dengan rumus di bawah ini:

a. Excavator

Keterangan:

Q : Hourly production (m3/hr) : 83.00 m3/jam

q : production per cycle (m3) : 0.88 m3

Cm : Cycle time (Min.) : 22.00 Secend

E : job effeciency : 0.58

b. Dump Truck

Keterangan:

Q : Hourly production (m3/hr) : 14.67 m3/jam

q : production per cycle (m3) : 4.06 m3

Cmt : Cycle time (Min.) : 13.43

Et : job effeciency : 0.81

c. Bulldozer

Keterangan:

Q : Hourly production (m3/hr) : 122.00 m3/jam

V N :

Q.T

3600 Q = q x x E Cm

q x 60 x Et Q =

Cmt

q x 60 xe x E Q =

(10)

0

q : production per cycle (m3) : 2.86 m3

e : grade factor : 1.00

Cm : Cycle time (Min.) : 0.74 min

E : job effeciency : 0.53

d. Peralatan untuk pemadatan (mesin gilas, tire roller, vibro roller)

Q : Produksi alat (m3/hr)

w : lebar pemadatan dalam satu laluan

L : tebal lapisan (inch atau mm)

S : kecepatan rata- rata (mph/ Km/jam)

d. Motor grader

Q : Produksi alat (m2 /ja

V : tebal kescepatan kerja

peralatan (km/jam)

Le : panjang pisau (blade) afektif sesuai sudut kerja (m1)

Lo : lebar overlap (m1)

N : jumlah laluan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Mengenal pasti kondisi peralatan yang dimeliki oleh UPTD Peralatan Dinas Pekerjaan Umum Kab. Solok

Berdasarkan studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti di UPTD Peralatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok mengenai kondisi peralatan yang dimeliki

(sumber Daftar Peralatan Dinas PU Kab. Solok) bahwa peralatan yang tersedia di UPTD Dinas Pekerjaan Umum Kab. Solok sangat jauh dari harapan atau boleh dikatakan tidak memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Dari tahuan 1975 s.d tahun 2012 peralatan yang di meliki hanya sebanyak 10 unit. Dilihat dari

kondisinya 80% peralatan mengalami

kerusakan ringan serta umur peralatan yang

sudah tua atau sudah diluar umur

ekonomisnya. Bisa disimpulkan bahwa salah satu penyebab keterlambatan penyelesaian proyek infrastruktur jalan adalah peralatan yang tersedia di UPTD Peralatan dinas Pekerjaan Umum Kabupaten solok tidak memadai.

2. Mengenal pasti rencana

pengembangan infrastruktur Jalan di Kabupaten Solok tahun 2011-2015

Berdasarkan RPJMD dan Rsnstra PU Kabupaten Solok Tahun 2011-215 yang merupakan acuan bagi Dinas Pekerjaan Umum

dalam melakukan pengembangan dan

pembangunan sarana prasaran infrastruktur jalan baik itu jalan Kabupaten, jalan usaha tanai, jalan produksi maupun pembangunan jalan pada nagari tertinggal dalam rangka pengentasan dan penanganan daerah tertinggal , dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 2. Rencana pembangunan dan pengembangan infrsatruktur jalan (RPJMD 2011-2015) Kabupaten Solok

Program dan Kegiatan

Sasaran Indikator dan target

kinerja

Volume/ Satuan

Pembangunan jalan Kabupaten

Meningkatnya

kondisi jalan dari

58,9% menjadi

67,59%

Pembangunan/

peningkatan jalan 120 KM

Rehabilitasi/

pemeliharaan jalan 1000 KM

W x L x S Q =

P

V x (Le - Lo ) x 1000 Q =

(11)

0

Pembangunan dan peningkatan jalan kesentra produksi pertanian

Memperlancar

pengangkutan hasil

pertanian dari sentra

produksi ke jalan

Kabupaten

Terbangunya dan

terpeliharanya jalan

usaha tani

25 KM

Terbangunya dan

terpeliharanya jalan

produksi

34 KM

Pembangunan jalan utama pada nagari-nagari tertinggal atau terisolir (jalan Kabupaten

maupun jalan

lingkungan

lancarnya

perhubungan /

mobilitas orang dan barang dari dan ke nagari tertinggal

terlaksana pembangunan

jalan pada nagari

tertinggal dalam rangka

pengentasan dan

penanganan daerah

tertinggal

143.1 KM

Sumber: RPJMD Kabupaten Solok 2011-2015

3. Mengidentifikasi jenis dan jumlah

peralatan yang dibutuhkan untuk pengembangan infrastruktur jalan

sesuai RPJMD Kabupaten Solok

Tahun 2011-2015.

1. Kebutuhan alat berat pada tahun 2011

Tabel 3. Analisis jenis dan jumlah alat yang dibutuhkan tahun 2011

No Alat Berat

Volume Pekerjaan

(M3)

Waktu Pelaksanaan

(Jam)

Produksi Alat (M3)

Kebutuhan Alat (unit)

1 Bulldozer 6748,73 962 13 0,54

2 Excavator 6399,5 962 67,8 0,10

3 Dum truck 962 3 x

excavator 0,29

4 Vibroler 12945,56 962 139,8 0,10

5 Motor grader tipe D 12945,56 962 112,15 0,12

6 water tanker 12945,56 962 12,05 1,12

Sumber: olahan data

Dari tabel 3. diatas menjelaskan bahwa untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur jalan dengan klasifikasi pembukaan jalan baru dan pembangunan lapisan permukaan untuk RPJMD Kabupaten Solok tahun 2011 bisa dilaksanakan dengan 1

(0,54) unit Bulldozer, 1 (0,10) unit Excavator , 1 (0,29) unit Dum truck, 1 (0,10)unit Vibroler , 1 (0,12) unit Motor grader tipe D dan 2 (1,12) unit water tanker.

(12)

0

Tabel 4. Analisis jenis dan jumlah alat yang dibutuhkan tahun 2012

No Alat Berat

Volume Pekerjaan

(M3)

Waktu Pelaksanaan

(Jam)

Produksi Alat (M3)

Kebutuhan Alat (unit)

1 Bulldozer 4499,5 962 13 0,36

2 Excavator 3499,11 962 67,8 0,05

3 Dum truck

962

3 x

excavator 0,16

4 Vibroler 6361,4 962 139,8 0,05

5 Motor grader tipe D 6361,4 962 112,15 0,06

6 water tanker 6361,4 962 12,05 0,55

Sumber: olahan data

Dari tabel 4. diatas menjelaskan bahwa untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur jalan dengan klasifikasi pembukaan jalan baru dan pembangunan lapisan permukaan untuk RPJMD Kabupaten Solok tahun 2012 bisa dilaksanakan dengan 1

(0,36) unit Bulldozer, 1 (0,05) unit Excavator , 1 (0,16) unit Dum truck, 1 (0,05)unit Vibroler , 1 (0,06) unit Motor grader tipe D dan 2 (0,55) unit water tanker.

3. Kebutuhan alat berat pada tahun tiga (2013)

Tabel 5. Analisis jenis dan jumlah alat yang dibutuhkan tahun 2013

No Alat Berat

Volume Pekerjaan

(M3)

Waktu Pelaksanaan

(Jam)

Produksi Alat (M3)

Kebutuhan Alat (unit)

1 Bulldozer 2512,04 962 13 0,20

2 Excavator 5.062,06 962 67,8 0,08

3 Dum truck

962

3 x

excavator 0,23

4 Vibroler 3779,8 962 139,8 0,03

5 Motor grader tipe D 3779,8 962 112,15 0,04

6 water tanker 3779,8 962 12,05 0,33

Sumber: olahan data

Dari tabel 5. diatas menjelaskan bahwa untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur jalan dengan klasifikasi pembukaan jalan baru dan pembangunan lapisan permukaan untuk RPJMD Kabupaten Solok tahun 2013 bisa dilaksanakan dengan 1 (0,20) unit Bulldozer, 1 (0,08) unit Excavator , 1 (0,23) unit Dum truck, 1 (0,03)unit Vibroler , 1 (0,04) unit Motor grader tipe D dan 2 (0,33) unit water tanker.

4. Kebutuhan alat berat pada tahun 2014 dan taun 2015

Kebutuhan Penggunaan alat berat untuk kegiatan infrastruktur jalan Tahun 2014 dan 2015 diperkirakan sama dengan kebutuhan alat berat tahun sebelumnya dengan alasan bahwa pada identifikasi rencana pembangunan

infrastruktur jalan pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Solok tahun 2011-2015 memeliki Kuantitas atau volume yang sama

(13)

0

Tabel 6. Kebutuhan Alat Berat Tahun 2014 dan 2015

No Alat Berat Kebutuhan

Alat (unit)

1 Bulldozer 1

2 Excavator 1

3 Dum truck 1

4 Vibroler 1

5 Motor grader tipe D 1

6 water tanker 1

Sumber: olahan data

KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil análisis dan

pembahasan dalam penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari tahuan 1975 s.d tahun 2012 peralatan yang di meliki oleh UPTD Peralatan hanya sebanyak 10 unit. Dilihat dari kondisinya 80% peralatan mengalami kerusakan ringan serta umur peralatan yang sudah tua atau sudah diluar umur ekonomisnya. Peralatan yang dimeliki adalah Mesin gilas besar 6 ton 4 unit, Motor greader, Tire roller, Vibro roller 4 ton, Excavator, Truck tronton dan Vibro roller 10 ton masing- masing berjumlah 1 unit.

2. Berdasarkan identifikasi Rencana

Pengembangan Infrastruktur Jalan secara kuantitas atau total volume kegiatan

pembangunan dan pengembangan

infrsatruktur jalan selama 5 tahun (RPJMD

2011-2015) Kabupaten Solok adalah

sebagai berikut: 1) Pembangunan/

peningkatan jalan Kabupaten 120 KM dan Rehabilitasi/ pemeliharaan jalan Kabupaten

1000 KM, 2) Terbangunya dan

terpeliharanya jalan usaha tani 25 KM dan Terbangunya dan terpeliharanya jalan produksi 34 KM, 3) Terbangunya dan terpeliharanya jalan produksi 143.1 KM. 3. Untuk pengembangan infrastruktur jalan

sesuai RPJMD Kabupaten Solok Tahun

2011-2015 maka alat berat yang

dibutuhkan adalah 1 unit Bulldozer, 1 unit Excavator , 1 unit Dum truck, 1 unit Vibroler , 1 unit Motor grader tipe D dan 2 unit water tanker.

Saran

1. Berdasarkan peralatan yang tersedia di UPTD Peralatan Dinas PU Kab. Solok dan berdasarkan kebutuhan alat berat

untuk menyelesaiakan kegiatan

infrastruktur jalan dengan spesifikasi pembukaan jalan baru dan pembangunan lapisan permukaan untuk tahun 2011-2015 disarankan UPTD Peralatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok perlu melakukan penambahan alat berat yaitu 2 unit Bulldozer, 2 unit Excavator , 2 unit Dum truck, 2 unit Vibroler , 2unit Motor grader tipe D dan 2 unit water tanker karena pelaksanaan kegiatan proyek selalu paralel atau bersamaan antara proyek yang satu dengan yang lainya serta peralatan tidak bisa dijamin baik sampai proyek selesai.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

menjelaskan bahwa setiap tahun

dilakukan pengusulan untuk penambahan alat berat tetapi tidak bisa dipenuhi dengan alasan anggaran tidak mencukupi. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti menyarankan supaya setiap kontraktor diharuskan memeliki atau meneyediakan alat berat sesuai item pekerjaan yang ada dalam kontrak sehingga tidak menggangu pelaksanaan pembagunan infrastruktur jalan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahuja, Hira, N. 1984. Production Manajemen, Newyork: Prentice Hall Inc.

Ahuja, Hira, N and Walsh, Michel A. 1980.

(14)

0

Asri dwi lestari. Identifikasi faktor yang mempengaruhi Produktivitas tower crane . Program studi teknik sipil, fakultas teknik sipil dan lingkungan institut teknologi bandung

Bina marga Kabupaten solok. Laporan

realisasi keuangan dan fiisik

pembangunan jalan Kabupaten. tahun 2012

Bogdan, R.C. and Biklen, K.,

1982. Qualitative Research for

Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon.Inc.

Creswell.J.W. 2005. Educational Research. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Reserach, Second Edition. Pearson Merrill Prentice Hall. New Jersey.

Digital Collections

/jiunkpe/s1/sip4/2006/jiunkpe-ns-s1-2006-21401099-4103-over_cost chapter1.pdf.

Dhian, C. Astina Ida Ayu, Rai Widhiawati , I Putu G. Joni. Analisis faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan Konstruksi proyek di tabanan.

Feydy Bonenehu.2008. Analisis kalusula konstruksi dengan pendekatan standar kontrak Fidic 1999 dan UUJK RI No.18 tahun 1999. FT UI.

http://digilib.petra.ac.id diunggah tanggal 21 Februari 2013.

http://www.wikipedia.com

(http://www.hubdat.web.id/downloads/rendat/r pjmdarat.pdf)

(http://www.bappenas.go.id/node/42/539/buku -pegangan-2008 penyelenggaraan- pemerintahan-dan-pembangunan-daerah/)

(http://ngada.org/pp8-2008.htm)

I Made Wirartha. 2006. Pedoman penelitian skripsi dan tesis. Penerbit Andi, Jogyakarta.

Kerzner, Harold. 1995. Project Management. 5th ed. New York: Van Nostrand Reinhold.

Kuncoro, M., (2003), Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti & Menulis Tesis?, Cetakan 1, Erlangga, Jakarta.

Moleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

PT PP General Contractor. Buku referensi untuk kontraktor bangunan gedung dan sipil. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2003

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Solok periode Tahun 2011-2015.

Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok tahun 2013.

Singarimbun, M., dan Effendi, S., (Editor), (1989), Metode Penelitian Survei, Edisi Revisi, Cetakan 1, LP3ES, Jakarta.

Surat Perjanjian Kerja (kontrak) pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Solok tahun 2011.

Surat Perjanjian Kerja (kontrak) pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Solok tahun 2012.

Surat Perjanjian Kerja (kontrak) pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Solok tahun 2013.

Soeharto. Iman. Manajenen Proyek Dati

Konseptual Sanpai Operusional,

Penerbit Ellanggq Jakarta. 1995

Sugiyono, Metodologi Penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D Bandung: Alfabeta, 2006

Suyatno. 2010. Analisis faktor yang

Gambar

Tabel 2. Rencana pembangunan dan pengembangan infrsatruktur jalan (RPJMD 2011-2015) Kabupaten Solok
Tabel 3. Analisis jenis dan jumlah alat yang dibutuhkan tahun 2011
Tabel 5. Analisis jenis dan jumlah alat yang dibutuhkan tahun 2013
Tabel 6. Kebutuhan Alat Berat Tahun 2014 dan 2015

Referensi

Dokumen terkait

The Board of Examiners in partial fulfillment of the requirements for the Diploma III (D-III) of English Study Program,Faculty of Culture Studies, University of Sumatera Utara..

Hukum perjanjian memberikan perlindungan terhadap para pihak dalam praktek lisensi HKI di Indonesia dengan melihat pada 2 (dua) pengaturan baik dalam Undang-

In addition, Article 1 (1) of the International Covenant on Civil and Political Rights and the International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (1966) states

Analis Farmasi Metode Modren.Surabaya :Parwa B Airlangga University Press.. Kromatografi Untuk Analisi Obat.Yogyakarta :

[r]

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam. © Celine Dwita

Penilaian dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi kesulitan belajar (assesment as learning), penilaian.. Melalui penilaian tersebut diharapkan peserta

bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud dalam huruf a dan b, untuk menjamin kepastian hukum dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Penggantian