• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIAK Oleh Hendry Andry, S.Sos., M.Si Dosen Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution N0. 113 Perhentian Marpoyan Pekanbaru Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PELAKSANAAN FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIAK Oleh Hendry Andry, S.Sos., M.Si Dosen Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution N0. 113 Perhentian Marpoyan Pekanbaru Riau"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIAK

Oleh

Hendry Andry, S.Sos., M.Si Dosen Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution N0. 113 Perhentian Marpoyan Pekanbaru Riau

Abstract

Leader and leadership is an absolute needs that an organization must have so do to Siak Health Care Departement. In daily activity a leader must apply the function of leadership well. The function of Siak Health Care Departement Head Officer can be seen by leader is indicator as direction officer, a leader as vice or organization speaker, a leader as the communicator, a leader as the mediator, and a leader as the integrator. Based on the result finding of the application of the function of Siak Health Care Departement Leadership categorize as good.

Keywords: function, leader, leadership

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Pemimpin dan Kepemimpinan sama-sama berasal dari kata pimpin dan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dimiliki oleh suatu organisasi.Karena pemimpin adalah orang yang menggerakkan roda organisasi dan kepemimpinan adalahbagaimana cara seorang pemimpin menggerakkan organisasi tersebut dengan cara menjalankan fungsi kepemimpinannya yang nantinya akan sangat menentukan keberhasilan, kesuksesan, efektifitas dan efisiensinya pencapaian tujuan yang ditetapkan. Apapun yang dilakukan oleh seorang pemimpin harus bisa meyakinkan bawahannya untuk bekerja sama dengan baik agar tercapainya tujuan organisasi. Karena itu dalam menjaga stabilitas jalannya roda organisasi khususnya organisasi pemerintahan atau organisasi publik, diperlukan seorang pemimpin yang terampil dan profesional serta mampu mengendalikan sumber daya manusia secara utuh dan handal karena organisasi pemerintahan atau organisasi publik ini berkaitan dengan tujuan negara dan kepentingan umum.

Namun dalam praktek dan kenyataanya tidak jarang terjadi kegagalan-kegagalan yang dialami oleh para pemimpin organisasi dalam pencapaian tujuan organisasinya. Hal ini diduga karena kurangnya pemahaman dan pelaksanaan sejumlah fungsi-fungsi kepemimpinan yang melekat pada jabatannya, tentunya hal ini akan membawa dampak yang cukup besar terhadap kurang efektifnya pelaksanaan tugas-tugas dan kewajiban orang-orang yang dipimpinnya, yang dapat mengakibatkan kesimpangsiuran, ketidak harmonisan dan tidak bertanggungjawab dalam menanggapi kebijakan-kebijakan yang dibuat pemimpinnya.

Dinas adalah perangkat daerah yang berfungsi membantu Bupati dalam menyelenggarakan pemerintahan daerahsecara berdaya guna dan berhasil guna dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu dinas atau organisasi publik yang menjalankan roda pemerintahan di Kabupaten Siak Provinsi Riau adalah kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Siak.

(2)

Dinas daerah adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang menyelenggarakan urusan otonomi daerah baik yang bersifat wajib maupun pilihan dengan pembagian urusan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah serta tugas pembantuan. Sebagai salah satu organisasi publik Dinas Kesehatan Kabupaten Siak mempunyai perananyang sangat penting dalam membuat program dan pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan masyarakat di Kabupaten Siak. Oleh karena itu dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya Kepala Dinas Kesehatan tersebutdiharapkan mampu memimpin organisasi tersebut supaya dapat melayani masyarakat di bidang kesehatan sebagaimana mestinya atau sesuai dengan standar pelayanan prima. Begitu pentingnya pelayanan yang diberikan, sehingga menjadi tolak ukur bagi terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) terutama ditingkat pemerintahan daerah.

Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang penyelengaraan kesehatan. Dinas Kesehatan di pimpin oleh seorang kepala dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Sedangkan fungsi dinas diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Siak nomor 16 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Siak pada Pasal 5. Adapun fungsi Dinas Kesehatan tersebut adalah :

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang penyelenggaraan kesehatan

2. Penyelenggaraan pelayanan umum dan penyelenggaraan kesehatan

3. Pembinaan pelaksanaan tugas penyelenggaraan kesehatan

4. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas, dan 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya Disamping itu ada beberapa program yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Siak yang meliputi sbb :

1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

2. Program Upaya KesehatanMasyarakat 3. Program Pengadaan, Peningkatan

danPerbaikan Sarana / PrasaranaPuskesmas atau Puskesmas Pembantu

4. Program Pencegahan dan PenanggulanganPenyakit Menular

5. Program Obat dan PerbekalanKesehatan 6. Program Pengawasan Obat danMakanan 7. Program Standarisasi PelayananKesehatan 8. Program Peningkatan Sarana dan

PrasaranaAparatur

9. Program Peningkatan Kapasitas Sumber DayaAparatur

10. Program Pelayanan Administrasi danPerkantoran

11. Program Peningkatan DisiplinAparatur Berdasarkan fungsinya dinas kesehatan yang merupakan organisasi publikatau organisasi pemerintah kedudukannya berada di bawah bupati dan pertanggungjawabannya melalui sekretaris daerah khususnya pada bidang kesehatan di Kabupaten Siak, memiliki fungsi perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan kesehatan, penyelenggaraan pelayanan umum dan kesehatan, pembinaan pelaksanaan tugas penyelenggaraan kesehatan, pelaksanaan urusan tata usaha dinas dan pelaksanaan tugas lainsesuai tugas dan fungsinya, maka kepala dinas selaku pimpinan bertanggungjawab terhadap kelancaran dan kesuksesan pembangunan kesehatan di Kabupaten Siak.

Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya yang dilihat dari beberapa indikator fungsi kepemimpinan yang digunakan dalam penelitian ini di temui beberapa fenomena kurang maksimalnya pelaksanaan fungsi kepemimpinan dimaksud. Ada pun fenomena yang mendukung untuk diadakannya penelitian ini antara lain:

(3)

perbekalan kesehatan, serta pengawasan obat dan makanan.

2. Terindikasi belum maksimalnya pelaksanaan fungsi kepemimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi dengan lingkungana eksternal organisasi, seperti kurang terjalinnya hubungan dinas kesehatan dengan dinas-dinas terkait.

3. Terindikasi belum maksimalnya pelaksanaan fungsi komunikasi yang melekat pada jabatan kepemimpinan kepala dinas dalam mengendalikan pegawainya.

4. Terindikasi belummaksimalnya pelaksanaan fungsi kepemimpinan sebagai mediator hal ini terlihat dari masih banyak konflik yang terjadi akibat dari pelayanan kesehatan yang kurang baik.

5. Terindikasi belum maksimal pelaksanaan fungsi kepemimpinan sebagai integrator hal ini dilihat belum terintegrasinya tugas para bawahan dalam melaksanakan tugas.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang penulis kemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak”

Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang penulis kemukakan sebelumnya, dan karena ingin mengetahui lebih jauh tentang masalah Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak. Maka penulis merumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut : “Bagaimanakah Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak”

Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan utama pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan tentang Pelaksanaan Fungsi

Kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak.

2. Kegunaan Penelitian

a. Penelitian ini sebagai alternatif upaya pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu administrasi Negara.

b. Penelitian ini kiranya mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan yang efektif.

c. Penelitian ini kiranya dapat berguna sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya atau sebagai bahan perbandingan terhadap kajian penelitian yang sama.

STUDI KEPUSTAKAAN Konsep Pemimpin

Manusia merupakan salah satu unsur sumber daya organisasi terpenting yang berfungsi sebagai alat penggerak bagi kelangsungan hidup suatu organisasi. Untuk menggerakkan organisasi berupa kerjasama dari semua anggota organisasi diperlukan seorang pemimpin. Sudah selayaknya bagi seorang pemimpin untuk memperhatikan hubungan antara sesama manusia yang berada didalam organisasi tersebut, karena berhasil atau tidaknya organisasi yang sedang berjalan sangat tergantung pada kondisi organisasi tersebut dan itu semua tidak terlepas dari tugas seorang pemimpin.

Pemimpin merupakan sosok yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan berpengaruh dalam kelompok. Sedangkan kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi individu dalam organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh organisasi.

(4)

pengaruhnya untuk mewujudkan dan mencapai tujuan kelompok.

Selanjutnya Kartono (2005: 51) menyatakan pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemimpin adalah orang yang memiliki tanggungjawab menentukan sukses atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, artinya kesuksesan pencapaian tujuan organisasi sangat tergantung dari kemampuan seorang pemimpin menggerakkan sumber-sumber dan alat-alat yang tersedia sehingga penggunaanya berjalan secara efektif dan efisien.

Konsep Kepemimpinan.

Istilah kepemimpinan berasal dari bahasa inggris, yaitu leadership yang berasal dari kata dasar pimpin yang artinya bimbing atau tuntun. Dari kata pimpin lahirlah kata kerja memimpin dan kata benda pemimpin yang artinya adalah orang yang berfungsi memimpin, membimbing, atau menuntun.

Kepemimpinan “adalah pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khusus disuatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktifitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan”, seperti yang diungkapkan Kartono (2005 : 39).

Dari batasan ini kepemimpinan dapat bermakna sebagai keberdayaan seorang pemimpin dalam menggerakkan bawahannya untuk dapat dan mampu melaksanakan tugas-tugas yang dikuasakan kepadanya. Selain keberdayaan juga dibutuhkan efektifitas kepemimpinan dalam pencapaian tujuan organisasi. Efektifitas kepemimpinan ini hanya akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya.

Sementara Santosa (dalam Rivai 2013: 4) mendefinisikan kepemimpinan sebagai usaha untuk mempengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan

kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah disepakati. Kepemimpinan juga merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi prilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang didalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk, memotivasi, dan mengkoordinasi. Tugas seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu, yaitu pemimpin harus mampu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang positif dalam usaha mencapai tujuan.

Konsep Fungsi Kepemimpinan

Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi

(5)

Selanjutnya Siagian (2003:48-50) mengatakan fungsi kepemimpinan sebagai berikut :

1. Pemimpin sebagai penentu arah, maksudnya yaitu setiap birokrasi baik dibidang kenegaraan, keniagaan, politik, sosial dan kemasyarakatan lainnya, diciptakan atau dibentuk sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu baik yang sifatnya jangka panjang dan jangka pendek, tidak mungkin tercapai apabila tidak diusahakan dicapai oleh anggotanya sendiri, tanpa ditentukan arahnya oleh pimpinan. 2. Pemimpin sebagai Wakil dan Juru bicara

birokrasi,yaitu dalam rangka mencapai tujuan, tidak ada birokrasi yang bergerak dalam suasana terisolasi. Artinya, tidak ada birokrasi yang akan mampu mencapai tujuannya tanpa memelihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak diluar birokrasi itu sendiri, yaitu pihak

stakeholder.

3. Pimpinan sebagai komunikator, yaitu pemeliharaan baik keluar maupun kedalam dilaksanakan melalui proses komunikasi, baik secara lisan maupun secara tulisan. Berbagai kategori keputusan yang telah diambil disampaikan kepada para pelaksana melalui jalur komunikasi yang terdapat dalam birokrasi. Bahkan sesungguhnya interaksi yang terjadi diantara antara atasan sesama petugas pelaksana kegiatan operasional dimungkinkan terjadi dengan baik berkat terjadinya komunikasi yang efektif.

4. Pemimpin sebagai mediator, yaitu dalam kehidupan birokrasi, selalu saja ada situasi konflik yang harus diatasi, baik dalam hubungan keluar maupun dalam hubungan kedalam birokrasi.

5. Pemimpim selaku integrator, yaitu merupakan kenyataan dalam kehidupan birokrasi bahwa timbulnya kecendrungan berfikir dan bertindak berkotak-kotak dikalangan para anggota birokrasi dapat di akibatkan oleh sikap yang positif, tetapi pula karena sikap yang negative. Dikatakan dapat bersikap positif karena adanya tekad

dan kemauan keras di kalangan para anggota birokrasi yang tergabung dalam satu kelompok tertentu untuk berbuat seoptimal mungkin bagi birokrasi.

Dari konsep ini seorang pemimpin yang baik harus bisa menjalankan fungsi kepemimpinannya sebagai penentu arah yang akan dicapai, juru bicara kepentingan organisasi dengan lingkungan eksternal organisasi, berperan sebagai seorang komunikator yang baik dengan bawahannya sehingga instruksi atau perintah yang disampaikan bisa dipahami oleh bawahannya, bisa bertindak sebagai pemecah kebutuan atau pemberi solusi jika terjadi konflik sesama anggota organisasi serta berlaku adil dan rasional dalam segala hal.

Berdasarkan latar belakang permasalahan kurang maksimalnya beberapa fungsi kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak selanjutnya dilihat dan diukur dari teori fungsi kepemimpinan yang terdiri dari 5 (lima) indikator fungsi kepemimpinanyaitu: 1. Pemimpin sebagai penentu arah

2. Pemimpin sebagai wakil dan juru bicara 3. Pemimpin sebagai komunikator

4. Pemimpin sebagai mediator 5. Pemimpin sebagai integrator

METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Siak dengan alasan kurang maksimalnya pelaksanaan fungsi kepemimpinan sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisa secara mendalam pelaksanaan fungsi kepemimpinan dimaksud.

Populasi dan Sampel

(6)

Tabel 1. Tabel populasi dan sampel penelitian

No. Jenis Populasi Populasi Sampel %

1. Kepala Dinas 1 -

-2 Sekretaris 1 1 100 %

3 Kasubbagian penyusunan program 1 1 100%

4 Kasubbagian keuangan 1 1 100%

5 Kasubbagian umum dan kepagawaian 1 1 100%

6 Kabid pelayanan kesehatan 1 1 100%

7 Kabid pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan 1 1 100%

8 Kabid promosi dan upaya kesehatan 1 1 100%

9 Kabid pengemb.sumberdaya kesehatan 1 1 100%

10 Kasie kesehatan dasar 1 1 100%

11 Kasi kesehatan rujukan & kesehatan khusus 1 1 100 % 12 Kasi jaminan pembiayaan kesehatan masya. 1 1 100% 13 Kasi pengendalian dan pencegahan penyakit 1 1 100%

14 Kasi penyehatan lingkungan 1 1 100%

15 Kasi surveilans dan matra 1 1 100%

16 Kasi promosi kesehatan&peran serta masya 1 1 100%

17 Kasi pengembangan gizi masyarakat 1 1 100%

18 Kasi pengembangan kesehatan keluarga 1 1 100%

19 Kasi farmasi, makan, minuman & akreditasi 1 1 100% 20 Kasi pengemb.& penday. tenaga kesehatan 1 1 100% 21 Kasi pengemb. sarana prasarana kesehatan 1 1 100 %

22 Pegawai 45 23 50%

Jumlah 66 43

-Sumber: Data Penelitian, 2014. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuhatau sensus yang di gunakan untuk populasi sekretaris, kasubbag, kabid, dan kasi,yang berjumlah 20 orang. Selanjutnya untuk populasi pegawai dinas kesehatan penulis menggunakan purposive sampling dengan jumlah 23 orang

Jenis dan Sumber Data

1. Data Primermeliputi data-data mengenai hasil wawancara, kuisioner, dan observasi yang berupa tanggapan responden penelitian mengenai pelaksanaan fungsi-fungsi kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak.

2. Data Sekunder, dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Keadaan geografis, dan demografi Kabupaten Siak

2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Siak 3. Literatur-literatur, peraturan

perundangan-undangan yang berlaku serta informasi-informasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik:

a. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan responden tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian. b. Kuisioner, yaitu mempersiapkan dan

(7)

diajukan kepada responden. Kuisioner yang diberikan kepada responden berisikan pertanyaan-pertanyaan beserta alternative jawabannya, pertanyaan tersebut berhubungan dengan permasalahan penelitian ini. c. Observasi, yaitu penulis melakukan

pengamatan secara langsung dilapangan untuk mendapatkan data khas dan erat hubungannya dengan penelitian ini.

d. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data antara lain melalui perundangan-undangan, peraturan pemerintah, peraturan daerah dan lainnya.

Teknik Analisa Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul maka dikelompokkan menurut klasifikasi dari jenis dan bentuk, kemudian dilakukan

perhitungan kuantitas tentunya dengan memakai beberapa table seperti table frekuensi, table persentase dan lain sebagainya untuk selanjutnya di bandingkan dengan referensi yang ada Setelah selesai barulah dilakukan analisis kuantitatif dan kualitatif dari data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.

ANALISA DAN PEMBAHASAN 1. Pemimpin sebagai penentu arah

Pemimpin sebagai penentu arah, maksudnya yaitu pemimpin sebagai perumus atau pembuat kebijakan, pengambil keputusan maupun pemberi motivasi yang merupakan salah satu cara mencapai tujuan organisasi. Setelah menyebarkan kuisioner penelitian kepada pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Siak, maka didapat jawaban dan tanggapan responden sebagai berikut:

Tabel 2. Distribusi jawaban responden pegawai dinas kesehatan tentang pimpinan sebagai penentu arah

No Item Penilaian JawabanResponden Jumlah

Baik C.Baik K.Baik

1 Melakukan perumusan kebijakan 19 (44%)

17 (40%)

7

(16%) 43

2. Pengambilan keputusan mengenai permasalahan

14 (33%)

22 (51%)

7

(16%) 43

3. Pemberianmotivasi 33

(77%)

6 (14%)

4

(9%) 43

Jumlah 66 45 18 129

Rata-Rata 22 15 6 43

Persentase 51% 35% 14% 100%

Sumber: Hasil pengolahan data lapangan, 2014 Dari tabel 2dapat diketahui 51% atau 22 orang responden memberikan jawaban pada kategori baik dimana hal ini menunjukan bahwa pemimpin sebagai penentu arah pegawai memberikan penilaian baik kepada kepala dinas. Hal ini disebabkan karena kepala dinas memang melakukan perumusan kebijakan, pengambilan keputusan untuk penyelesaian permasalahan, dan selalu memberikan motivasi kepada bawahannya dalam bekerja. Namun jika

dilihat dari ukuran indikator maka jumlah 51 % tersebut berada pada kategori Cukup Baik dengan range 34%-66% .

(8)

organisasi seorang pemimpin dituntut untuk bisa menjalin hubungan baik dengan lingkungan eksternal organisasi, dengan demikian program kerja yang membutuhkan kerjasama dengan

pihak lain bisa tercapai. Dari sebaran kuisioner tentang pimpinan sebagai wakil dan juru bicara didapat jawaban responden sebagai berikut :

Tabel 3. Distribusi jawaban responden pegawai dinas kesehatan tentang pemimpin sebagai wakil dan juru bicara

No Item Penilaian

JawabanResponden

Jumlah Baik C.Baik K.Baik

1. Menjalinhubungan dengan lingkungan luarorganisasi

35 (81%)

1 (2%)

7

(16%) 43

2. Kerjasamadenganinstansi lain 42 (98%)

1

(2%) - 43

Jumlah 77 2 7 86

Rata-Rata 39 1 3 43

Persentase 91% 2% 7% 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Lapangan, 2014 Dari table 3bisa dipahami 91% atau 39 orang pegawai dinas kesehatan memberikan jawaban pada kategori baik. Hal ini menunjukkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak dalam menjalin hubungan diluar organisasi dan kerjasama dengan instansi lain memang berhasil. Jika dihubungkan dengan ukuran indikator hal ini memang berada pada kategori baik dengan range >67%.

3. Pemimpin sebagai komunikator

Pimpinan sebagai komunikator maksudnya adalah pemimpin yang bisa berkomunikasi dengan baik kepada bawahannya ketika memberikan instruksi kerja baik langsung ataupun tidak langsung sehingga dengan demikian pemimpin bisa menjadi penghubung antar satu bagian dengan bagian lain dan memperkecil terjadinya konflik akibat miskomunikasi.Jawaban yang didapat dari responden untuk indikator pemimpin sebagai komunikator dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4. Distribusi jawaban responden pegawai dinas kesehatan tentang pemimpin selaku

komunikator

No Item Penilaian JawabanResponden Jumlah

Baik C.Baik K.Baik

1. Komunikasipemimpindanpegawai 15 (35%)

27 (63%)

1

(2%) 43

2. Komunikasilangsung 40

(93%)

-3

(7%) 43

3. Komunikasitidaklangsung 42

(98%)

-1

(2%) 43

Jumlah 97 27 5 129

Rata-Rata 32 9 2 43

Persentase 74% 21% 5% 100%

(9)

Dari table 4ini dapat dilihat ada 32 orang responden pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Siak atau sebesar 74% memberikan jawaban baik dari kuisioner yang disebar. Artinya kepala dinas dilihat dari indikator pemimpin sebagai komunikator juga mendapat penilaian baik dari pegawainya. Hal ini juga dibuktikan dengan ukuran indikator berada pada kategori baik jika persentasenya >67%.

4. Pemimpin sebagai mediator

Pemimpin sebagai mediator, yaitu pemimpin yang berperan atau melakukan usaha pencegahan konflik, usaha penyelesaian konflik, dan usaha mediasi konflik, dimana konflik sudah menjadi hal yang lumrah dalam sebuah organisasi yang beranggotakan dari berbagai macam strata pendidikan.Dari sebaran kuisioner penelitian kepada pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Siak, diperoleh jawaban dan tanggapanresponden mengenai indikator pemimpin sebagai mediator sebagai berikut:

Tabel 5. Distribusi jawaban responden pegawai dinas kesehatan tentang pemimpin sebagai mediator

No Item Penilaian

JawabanResponden

Jumlah Baik C.Baik K.Baik

1. Usaha pencegahankonflik 30 (70%)

1 (2%)

12

(28%) 43

2. Usaha penyelesaiankonflik 31

(72%)

-12

(28%) 43

3. Usaha mediasikonflik 23

(53%)

7 (16%)

13

(30%) 43

Jumlah 84 8 37 129

Rata-Rata 28 3 12 43

Persentase 65% 7% 28% 100%

Sumber: Pengolahan data lapangan, 2014 Tabel 5.memperlihatkan jawaban responden pegawai dinas kesehatan sebanyak 24 orang responden atau sebesar 65% memberikan jawaban pada kategori baik, dimana bisa dikatakan bahwa pegawai menganggap kepala dinas sudah menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan baik dilihat dari indikator pemimpin sebagai mediator. Tapi jika dilihat dari ukuran indikator hal ini masih berada pada kategori cukup baik sesuai dengan range nilai antara 34%-66%.

5. Pemimpin sebagai integrator

(10)

Tabel 6. Distribusi jawaban responden pegawai dinas kesehatan tentang pemimpin sebagai integrator

No Item Penilaian

JawabanResponden

Jumlah Baik C.Baik K.Baik

1. Mengakomodir pemikiran atau ide pegawai

24 (56%)

7 (16%)

12

(28%) 43

2. Menghindari pengkotak-kotakan pegawai

27 (63%)

4 (9%)

12

(28%) 43

Jumlah 51 11 24 86

Rata-Rata 26 5 12 43

Persentase 60% 12% 28% 100%

Sumber: Pengolahan data lapangan, 2014 Tabel 6 menjelaskan bahwa ada 26 orang responden pegawai dinas kesehatan atau sebesar 60% memberikan jawaban pada kategori baik, hal menunjukkan pegawai menganggap kepala dinas sudah menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan baik dilihat dari indikator pemimpin sebagai integrator. Tapi jika dilihat dari ukuran indikator hal ini masih berada pada kategori cukup baik sesuai dengan range nilai antara 34%-66%

Dari lima indikator fungsi kepemimpinan yang dioperasionalkan dalam penelitian ini terdapat perbedaan kategori sebagai berikut : indikator pemimpin sebagai

penentu arah, pemimpin sebagai mediator dan pemimpin sebagai integrator berada pada kategori cukup baik. Sedang indikator pemimpin sebagai wakil / juru bicara dan pemimpin sebagai komunikator berada pada kategori baik.

Untuk melihat jawaban responden secara keseluruhan perlu dibuatkan tabel rekapitulasi dengan tujuan untuk mengambil kesimpulan berdasarkan data yang tepat. Rekapitulasi jawaban respoden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7. Rekapitulasi jawaban responden pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Siak tentang Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak

No Item Penilaian

JawabanResponden

Jumlah Baik C.Baik K.Baik

1. Pemimpin sebagai penentu arah 22 15 6 43

2. Pemimpin sebagai wakil dan juru bicara 39 1 3 43

3. Pemimpin selaku komunikator 32 9 2 43

4. Pemimpin sebagai mediator 28 3 12 43

5. Pemimpin sebagai integrator 26 5 12 43

Jumlah 147 33 35 215

Rata-Rata 29 7 7 43

Persentase 67% 16% 16% 100%

(11)

Dari tabel diatas terlihat jawaban reponden terbanyak dengan rata-rata 29 orang atau dengan presentase sebesar 67% berada pada kategori baik, sedangkan pada kategori cukup baik dan kurang baik memiliki jumlah yang sama yaitu dengan rata-rata 7 orang selaras dengan persentase sebesar 16%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak berada pada kategori baik.

Kesimpulan

1. Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas dengan indikator pemimpin sebagai penentu arah dalam mencapai keberhasilan program-program dinas kesehatan berada pada kategori cukup baik

2. Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas dengan indikator pemimpin sebagai wakil dan juru bicara dalam menjalin hubungan dengan instansi lain berada pada kategori baik

3. Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas dengan indikator pemimpin sebagai komunikator dalam menggerakan pegawai dinas kesehatan berada pada kategori baik

4. Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas dengan indikator pemimpin sebagai mediator dalam mengendalikan konflik akibat pelayanan kesehatan berada pada kategori cukup baik.

5. Pelaksanaan Fungsi Kepemimpinan Kepala Dinas dengan indikator pemimpin sebagai integrator dalam mengintegrasikan pemikiran pegawai dalam menjalankan tugas berada pada kategori cukup baik

Saran

1. Meningkatkan fungsi sebagai penentu arah dengan cara lebih mengintesifkan pelaksanaan program-program yang belum berjalan ;

2. Mempertahankan kerjasama yang sudah terjalin dengan instansi terkait ;

3. Mempertahankan komunikasi yang sudah dilakukan dengan pegawai ;

4. Meningkatkan upaya-upaya meredam konflik yang terjadi akibat pelayanan kesehatan yang belum maksimal ;

5. Meningkatkan pengintegrasian ide-ide pegawai dalam mencapai tujuan organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Adair, Jhon. Keterampilan Manajemen Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta. Elex media. Koputindo. Daryanto, Abdullah, 2013. Pengantar Ilmu

Manajemen dan Komunikasi. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Effendy, Onong Uchjana. 2007. Komunikasi, Teori dan Praktek. Rosda. Bandung. Handoko, T. Hani. 2003.Manajemen Edisi II,

Yogyakarta; BPFE

Manullang, M 2007, Dasar-Dasar Manajemen , Jakarta Ghalia Indonesia

Nawawi , Hadari dan Martini,2006 Pemimpin yang Efektif, Yogyakarta. UGM Press

Rivai Veithzal, 2004. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi.

Rivai Veithzal,2013. Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Organisasi. Pasolong Harbani, 2005: Kepemimpinan

Pancasila, Semarang Setyaki Eka Anugrah.

Pasolong, Pasalong.2007.Teori Administrasi Publik. Bandung, Alfabeta

Pasolong, Harbani, 2010. Kepemimpinan Dalam Birokrasi. Bandung Alfabeta. Safari, Triantoro. 2004.

Kepemimpinan.Yogyakarta : Graha Ilmu

Siagian. 2003. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta. Rineka Cipta.

(12)

Sondang P Siagian,2004.Teori Motivasi dan Aplikasinya, Rineke Cipta, Jakarta Siagian, Sondang, 2010. Teori dan Praktek

Kepemimpinan.Rineka Cipta. Jakarta Slame, Margono. 2002. Teori dan Praktek

Kepemimpinan. Jakarta. Rineka Cipta.

Sudria Munawar, Haryono. (2006).

Kepemimpinan, Peran Serta dan Produktivitas. Bandung: Mandar Maju

Sunindhia. 1993. Kepemimpinan dalam Masyarakat Modern, Jakarta. Rineka Cipta.

Kartono, Kartini, 2005. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Waluyo, 2007.Manajemen Publik. Pustaka Pelajar. Jakarta

Sugiyono, 2002.Metode Penelitian Administrasi, Bandung CV. Alfabeta. Sugiyono. 2003. Statistik Untuk Penelitian.

Bandung. Alfabeta.

Usman, Akbar, 2011. Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta : Prestasi Pustaka. Zulkifli, 2005. Pengantar Studi Ilmu

Gambar

Tabel 1. Tabel populasi dan sampel penelitian
Tabel 2. Distribusi jawaban responden pegawai dinas kesehatan tentang pimpinan sebagai
Tabel 3. Distribusi jawaban responden pegawai dinas kesehatan tentang pemimpin sebagai
Tabel 5.  Distribusi jawaban responden pegawai dinas kesehatan tentang pemimpin sebagai
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut menimbulakn berbagai penafsiran bahwa masih banyak lembaga negara lain selain yang tercantum dalam UUD juga merupakan lembaga negara yang berhak

Sebagaimana yang diterangkan oleh Seddighi (2010), di dalam model SIR untuk penyebaran penyakit HIV penularan terjadi didalam suatu populasi yang individunya berada pada

Ketertarikan siswa terhadap cara guru mengajar sebesar 87,5 % , kejelasan LKS dan buku siswa mendapat respon 68,7 %, pemahaman materi dengan menggunakan multiple

Seekor pinguin membutuhkan panas yang lebih sedikit dibandingkan dengan bangsa aves yang hidup di daerah katulistiwa atau bahkan aves hidup yang di daerah gurun, hal ini jelas

Output dari pembelajaran menggunakan metode make a match dolanan ini selain mencapai tujuan intruksional, yaitu siswa dapat menguasai suatu konsep materi pelajaran yang baru,

Metode spiking dilakukan dengan menambah sampel yang mengandung senyawa tertentu yang akan diselidiki dengan senyawa baku pada kondisi kromatografi yang sama.. Hal ini

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana membuat sistem pendukung keputusan untuk penanganan kesehatan balita agar

Berdasarkan hasil penelitian mantra penangkal biso di Nagari Talang Babungo Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat dapat disimpulkan,