PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP REALISASI
APBD DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DI DINAS
KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN
TAHUN 2010 – 2014
ARTIKEL
Oleh:
EVA YULIANIS NPM. 1210018212008
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
EFFECT OF FINANCIAL PERFORMANCE AND REALIZATION BUDGET SPECIAL ALLOCATION FUNDS ( DAK ) IN THE DEPARTMENT OF
HEALTH PASAMAN
Eva Yulianis¹, Listiana Sri Mulatsih¹, Resti Yulistia Muslim²
¹Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta ²Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Andalas Email: evayuli82@gmail. com economiciana@yahoo. com resti@yahoo. co. id
ABSTRACT
This study aims to assess the financial performance of Local Government Department of Health Pasaman, against the Budget of the area and the Special Allocation Fund Pasaman District Health Office of Fiscal Year 2010-2014. This study uses census. The processed data is a summary of Budget and Expenditure 2010-2014 fiscal year were obtained from the Department of Revenue and Fiscal Management Pasaman. The analysis used to assess the financial performance of Influence area is to calculate the ratio of Independence, Effectiveness and Ratio Ratio Effect Efisiensi. Berdasarkan financial performance against budget and DAK realization can be concluded that the ratio of Independence positive effect on the budget realization, activity ratios negatively affect the realization of the budget, Ratio Realization of efficiency negatively affect the budget. Independence ratio of positive influence on realization of DAK, the ratio of activity negatively affect the realization of DAK, negatively affect the efficiency ratio Realization DAK.
Keywords: Independence ratio, activity ratio, efficiency ratio, Realization APBD and DAK
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dipengaruhi oleh terpadunya kontribusi beberapa faktor seperti investasi, inflasi, pemberdayaan PAD, laju pertumbuhan penduduk, kontribusi angkatan kerja dan lain-lain. Selain itu monitoring dan evaluasi terhadap hasil-hasil pembangunan juga sangat penting dilakukan secara berkala melalui sajian data kualitas yang berkualitas.
Peran pemerintah daerah dalam mengelola keuangan sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan ekonomi disuatu daerah, oleh karena itu evaluasi terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sangat diperlukan untuk mengukur kinerja keuangan pemerintah
daerah setiap periode, sehingga
Penyelenggaraan pembangunan
kesehatan memerlukan komponen
pembiayaan. Sesuai Undang-undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan menyebutkan bahwa
pembiayaan kesehatan bertujuan untuk
penyediaan kesehatan yang
berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan. Pembiayaan kesehatan terdiri dari pembiayaan bersumber Pemerintah dan pembiayaan bersumber masyarakat.
Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasaman, merupakan salah satu SKPD yang ada di lingkungan Pemerintahan
Kabupaten Pasaman. Hal ini
dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan dijabarkan melalui Peraturan Bupati
Nomor 42 Tahun 2011 tentang
penjabaran tugas dan fungsi serta uraian
tugas Dinas Kesehatan. Dinas
Kesehatan Kabupaten Pasaman
Merupakan satuan kedinasanNo. 3 terbesar dalam hal penerimaan APBD di wilayah Kabupaten Pasaman, Dinas Kabupaten Pasaman memiliki program sebanyak 52 program dan kegiatan kegiatan.
Program yang menyerap dana APBD terbesar yaitu Program Upaya
Kesehatan Masyarakat dan untuk
penyerapan dana DAK terbesar yaitu Program Pengadaan Peningkatan Sarana & Prasarana Puskesmas/ Puskesmas
Pembantu dan Jaringannya
(LapdinkesKab. Pasaman 2014).
Dalam hal ini peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Dinas
Kesehatan Kabupaten Pasaman
berhubung peneliti bekerja
disatuankedinasan tersebut, dan tertarik
untuk menilai pengaruh kinerja
keuangan terhadap realisasi APBD dan
DAK. Berikut ini gambaran
perkembangan Penganggaran dan
realisasi APBD di Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman selama 4 tahun terakhir.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel
Menurut Sekaran (2006),
Populasi didefinisikan sebagai kesatuan atribut yang saling bekerjasama untuk mencapai satu tujuan tertentu. Di dalam
dalam penelitian ini adalah metode sensus, yaitu semua populasi dijadikan
objek penelitian. Periode penelitian dari tahun 2010-2014
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan terdiri dari Observasi data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan menggunakan data Sekunder yang diperoleh dari data APBK dan data realisasi APBD. Data penelitian ini laporan APBK diperoleh dari Dinas Pendapatan dan pengelolaan asset daerah , data laporan realisasi APBD.
Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kinerja keuangan yang diukur dengan 3 rasio yaitu rasio kemandirian (X1), rasio efektifitas (X2),
rasio efisiensi (X3) dan 2 Variabel
dependen yaitu realisasi APBD (Y1) dan realisasi DAK (Y2)
Variabel Independen
1. Rasio Kemandirian ( X1 )
Rasio kemandirian adalah
sebagai otonomi fiskal menunjukkan kemampuan daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah,
pembangunan, dan pelayanan
kepada masyarakat yang telah
membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan
daerah. Diformulasikan (Halim,
2011:128) sebagai berikut:
2. Rasio efektivitas( X2)
Rasio Efektifitas adalah yang
berhubungan dengan derajat
keberhasilan suatu operasi pada sektor publik sehingga sesuatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Diformulasikan (Halim, 2011:128)
sebagai berikut:
Rasio efisiensi (X3)
Rasio Efisiensi adalah
menggambarkan kemampuan
pemerintah daerah dalam
dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi rill
daerah. semakin besar realisasi
penerimaan PAD dibanding target
penerimaan PAD. Diformulasikan
(Halim, 2011:128) sebagai berikut:
Variabel Dependen 1. Realisasi APBD (Y1)
2. Realisasi DAK (Y2)
Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan menggunakan Model analisis
regresi linear berganda yaitu
menggunakan pooled datamulai dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun
2014. Data diolah dengan
menggunakan program bantuan SPSS
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas
Sebelum dilakukan tahapan
pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian Normalitas. Pada
model penelitian ini pengujian
Normalitas dilakukan dengan
menggunakan Uji Jargue Bera Test. Didalam pengujian Normalnya masing-masing variable variable ditentukan dari probability diatas atau sama dengan 0,
05. Seluruh variabel penelitian yang digunakan didalam pengujian Jargue Bera Test telah memiliki nilai probability diatas atau sama dengan 0, 05. sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variable penelitian yang digunakan telah terdistribusi normal.
Jika tingkat signifikan >0, 05
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen variabel). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas, jika variabel bebas saling berkolerasi, maka variabel-variabel tersebut tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Konsekuensi
adanya multikolinearitas adalah
multikolinieritas dapat dilakukan dengan nilai R-Square dari hasil regresi variabel utama yang dalam hal ini akan
dibentuk sebanyak 4 persamaan
(Winarno, 2009 )
Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat
didefenisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data deretan waktuatau ruang seperti dalam data cross-sectional). Uji auto korelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode waktu atau ruang dengan kesalahan pengganggu pada waktu atau ruang sebelumnya, jika terjadi kolerasi berarti ada problema autokorelasi. Model yang baik adalah model yang bebas dari autolorelasi. Pengujian menggunakan uji Durbin Watson untuk melihat gejala autokorelasi (Gujarati, 2003)yaitu:
Tabel 3. 1 Nilai Durbin Watson No Nilai d Keterangan
1 D <dL Ada
D : Nilai durbin Watson
Du : Nilai batas bawah pada tabel durbin Watson
dL : Nilai batas atas pada tabel durbin Watson
Untuk menentukan atau menilai
tidak terjadi masalah autokorelasi dari
model yang dibentuk, maka dipilih
penilaian pada keputusan terakhir yaitu
tidak ada autokorelas dengan criteria
dengan du < d < 4-du membandingkan d
dengan nilai du yang diperoleh dari
Uji Heterokedesitas
Model ini bertujuan menguji apakah
dalam model regrasi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Cara untuk mendeteksi ada
tidaknya heterokedastisitas adalah
dengan melihat grafik Plot antara
nilai prediksi variabel terikat
(ZPRED) dengan residualnya
(SRESID).
Teknik Analisis Data
Model Regresi Linear Berganda
Adapun persamaan model
regresi berganda dalam penelitian ini
dapat diformulasikan sebagai
berikut:
Y1 = + β0+β1X1 +β2 X2+β3
X3+ ε ………. . model ( 1 )
Keterangan
Y1 = Realisai APBD
X1 = Rasio kemandirian
X2 = Rasio efektifitas
X3 = Rasio efisiensi
Y1 = + β0+β1X1 +β2 X2+β3
X3+ ε ………. . model ( 2 )
Keterangan:
Y2 = Realisasi DAK
X1 = Rasio kemandirian
X2 = Rasio efektivitas
X3 = Rasio efisiensi
1.1.1.1 Uji F
Uji F statistik digunakan
untuk menguji keberartian pengaruh
dari seluruh variabel bebas secara
bersama-sama (serentak) terhadap
variabel tidak bebas. Uji F
dimaksudkan untuk melihat
kemampuan menyeluruh dari
variable bebas yaitu Kinerja
keuangan terhadap realisasi APBD
dan DAK uji ini dilakukan dengan
melihat nilai koefisien determinasi
Pengujian Hipotesis
Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam
menerangkan variasi dependen. Uji
ini dilakukan untuk melihat pengaruh
kinerja keuangan secara parsial
terhadap realisasi APBD dan DAK .
Uji ini dilakukan dengan melihat
masing-masing nilai koefisien
regresi.
Jika t sig > Haditolak , jika t
sig < H0diterima
Jika t sig < Haditerima ,
jika t sig < H0 ditolak
Uji F
Uji Fstatistik digunakan untuk
menguji keberartian pengaruh
dariseluruh variabel bebas secara
bersama-sama (serentak) terhadap
variabel tidak bebas Uji F
dimaksudkan untuk melihat
kemampuan menyeluruh dari
variabel bebas yaitu Kinerja
keuangan terhadap realisasi APBD
dan DAK uji ini dilakukan dengan
melihat nilai koefisien determinasi (
R2).
Rancangan pengujian Hipotesis
Teknik analisis data pada
pengujian hipotesis menggunakan
pengujian analisis regresi linear
berganda yang merupakan teknik
statistik yang digunakan untuk
menguji pengaruh antara dua atau
lebih variabel dan untuk melihat
pengaruh secara parsial dan simultan.
Adapun persamaan model regresi
berganda dalam penelitian ini dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Y1 = + β0+β1X1 +β2 X2+β3X3+ ε .
. model 1
Keterangan:
Y1 = Realisasi APBD
X1 = Rasio kemandirian
X3 = rasio efisiensi
Y1 = + β0+β1X1 +β2 X2+β3 X3+ ε
model (2 ) Keterangan:Y2 =
Realisasi DAK
X1 = Rasio kemandirian X2 = Rasio efektivitas X3 = Rasio efisiensi
Hasil Penelitian Statistik Deskriptif
Analisa Statistik deskriptif
bertujuan untuk menjelaskan /
menggambarkan nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum dan deviasi standar antara variabel penelitian. Statistik deskriptif dari data penelitian ini adalah sebagai berikut:
202. 3438 683. 9375 426. 8263 52. 62085 260
Rasio efektifitas
-68. 3241 906. 1146 8. 90E00 35. 20676 260
Rasio efisiensi -1. 466 1. 681 . 000 1. 000 260
Std. Residual -1. 590 7. 819 . 000 . 994 260
a. Dependent Variable: y (APBD)
Berdasarkan tabel tersebut diketahui
bahwa sampel yang digunakan
berjumlah 260 sampel yang terdiri atas 52 program dan kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman.
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas
Sebagaimana yang dijelaskan diatas model regreasi yang baaik
adalah model yang memiliki
penyebaran atau distribusi data normal atau mendekati normal ( Ghozali, 2010). Dalam penelitian ini akan digunakan metode J-B tes . dimana metode J-B test yang akan dilakukan akan menghitung skwenes dan kurtosis apabila J-B hitung < nilai X2 (Chi Sguare) tabel, maka nilai residual berdistribusi normal.
disajikan pada Tabel 4. 3 dibawah ini:
Tabel 4. 2 Hasil Uji Normalitas No Variabel Signifikan
J-B
Signifikan
alpha 5%
keterangan
1 Realisasi APBD (Y1) . 070 0, 05 Normal
2 Rasio kemandirian . 000 0, 05 Normal
3 Rasio efektifitas -. 074 0, 05 Normal
4 Rasio efisiensi -. 095 0. 05 Normal
Berdasarkan hasil uji
Normalitas pada Tabel 4. 3 diatas, ditemukan nilai signifikan J-B untuk
masing-masing variabel berada
dibawah nilai signifikan alpha 5% atau 0, 05. Dengan nilai
masing-masing 0. 000 , -. 074, -. 095. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa seluruh penyebaran data
variabel penelitian belum mengikuti penyebaran data normal atau belum
memenuhi asumsi normalitas
.
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas
No Variabel Signifikan J-B Signifikan alpha 5% ket
1 Realisasi DAK (Y2) . 012 0, 05 Normal
2 Rasio kemandirian . 000 0, 05 Normal
3 Rasio efektifitas -. 018 0, 05 Normal
4 Rasio efisiensi -. 000 0. 05 Normal
Berdasarkan hasil uji
Normalitas pada Tabel 4. 4 diatas, ditemukan nilai signifikan J-B untuk
masing-masing variabel berada
masing-masing 0. 000 , -. 018, -. 000. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa seluruh penyebaran data variabel penelitian belum mengikuti penyebaran data normal atau belum memenuhi asumsi normalitas.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi
dimaksudkan untuk mengetahui
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode waktu atau ruang dengan kesalahan pengganggu pada waktu atau ruang (sebelumnya).
Pengujian auto korelasi
menggunakan Uji Durbin Watson untuk melihat gejala autokorelasi. Untuk mengetahui terjadi tidaknya masalah Autokorelasi dapat dilihat dengan mengikuti criteria du<d < 3-du (ghazali, 2010) dimana nilai 3-du dan dl dapat dilihat dari tabel Durbin
Watson (DW) dengan jumlah
variabel independen 3 (tiga) dan N= 3 yaitu du = 2. 012. Berikut penilaian auto korelasi pada Tabel 4. 6
Dari hasil pengujian statistic
diperoleh nilai Durbin-Watson
sebesar 2. 012. hak ini berarti model regresi diatas tidak terdapat masalah auto korelasi ditunjukkan dengan
angka Durbin-Watson berada
diantara dua tabel, oleh karena itu model regresi ini dinyatakan layak.
Uji Multikolinearitas
Selanjutnya Uji Multikolinearitas adalah pengujian untuk mengetahui apakah model regresi dibentuk memiliki korelasi antara variabel bebas (independen variable). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi tinggi diantara variabel bebas, idealnya korelasi terjadi antar variabel independen dengan variabel dependen. Jika dalam satu model regresi terjadi hubungan linear yang sempurna
diantara beberapa atau semua
variabel bebas atau independen maka dikatakan telah terjadi gangguan data dalam bentuk multikolinearitas. Terjadinya masalah multikolinearitas mengakibatkan adanya kesulitan
untuk dapat melihat pengaruh
yang dijelaskan atau terjadinya pembiasan data atau kemampuan
variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen.
Untuk mendeteksi ada
tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan nilai R-square dari hasil regresi variabel utama yang dalam hal ini akan dibentuk 3 persamaan yaitu
( Winarno, 2009): terjadi multikolineritas, namun R-square1< R-Square 2>R-square3 (Winarno, 2009). Berikut hasil
Persamaan (1) 0. Nilai R21 <
Persamaan (2)
Sumber: data sekunder hasil pengolahan data, tahun 2015
Berdasarkan hasil pengujian Tabel 4. 7 diatas, hasil pengujian dari egresi diatas ditemukan nilai R-square masing-masing persamaan sebesar 0, 716, 0. 822, 0, 105 . Dimana nilai R-square dari persamaan satu lebih kecil dari R-square persamaan dua, tiga atau R2 1 < R2 2 < R2 3. Dengan demikian dapat dikatakan terjadi Multikolinearitas antar variabel independen atau terjadi masalah multikolinearitas yang dibentuk (Gujarati, 2010).
Uji Heterokedasitas
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (ghozali, 2009) . Salah satu cara
Analisis Regresi Liner Berganda
Regresi Linear berganda digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh variabel independen, hasil analisis regresi dapat dilihat pada Tabel 4. 8 berikut
ini:
Tabel 4. 5 Analisi Regresi Liner BergandaCoefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 369.
080
72. 842 1. 821 . 070
Rasio
kemandirian
26. 374 4. 086 . 871 8. 555 . 000
Rasio efektifitas -4. 305 4. 200 -. 205 -1. 792 . 074 1
Rasio efisiensi -66.
742
5. 359 -. 268 -1. 049 . 095
a. Dependent Variable: y
Linear Berganda = 369. 080 + 26. 374 X1– 4. 305X2– 66. 742 X3
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa variabel rasio
kemandirian memilki pengaruh
positif terhadap Realisasi APBD
sedangkan rasio efektifitas memiliki pengaruh negative terhadap realisasi APBD dan rasio
Tabel 4. 6
Analisi Regresi Liner Berganda Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
a. Dependent Variable: Y
LB = 24. 358 + 31. 805 X1 – 2. 952 X2– 3. 583 X3
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa variabel rasio kemandirian memiliki pengaruh positif terhadap Realisasi DAK sedangkan rasio
efektifitas memiliki pengaruh
negative terhadap realisasi DAK dan
rasio Efisiensi memiliki pengaruh Negatif terhadap realisasi DAK.
Uji Koefisien determinasi ( R 2)
Uji koefisien determinasi digunakan
untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam
menerangkan varian variabel
independen terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2009)
Tabel 4. 7
Hasil Ujian Koefisien determinasi Model Summaryb
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-watson
. 755 . 716 41. 5813 2. 012 dapat dijelaskan oleh variabel
faktor-faktor lain diluar yang dianalisis .Tabel 4. 8 Hasil ujian koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .
961a
. 823 . 822 2. 97334
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y (DAK)
c.
Dari Tabel 4. 10 dapat diketahui bahwa adjusted R square ( R2) 82, 3% . Hal ini berarti bahwa 82, 3% variabel realisasi DAK dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu variabel rasio Kemandirian, rasio Efektifitas dan rasio Efisiensi sedangkan sisanya sebesar 17, 7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar yang dianalisis.
Uji signifikansi Simultan (UJi Statistik F) Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen ( Ghozali, 2009). Hasil Uji F dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4. 9
Hasil UJI simultan ( UJi F ) ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 133462. 3 3 33365. 566 19. 298 . 000a
Residual 43225. 011 25 1729. 000
1
Total 176887. 3 29
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1 (APBD)
Dari tabel diketahui bahwa
model persamaan ini memiliki
tingkat signifikansi yaitu 0. 000 lebih
penelitian ini secara simultan dapat
berpengaruh terhadap variabel
dependen
Tabel 4. 10
Hasil UJI simultan ( UJi F )
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 2. 70916 3 9. 02915 21. 315 . 000a
Residual 2. 26315 25
6
8. 84112 1
Total 2. 93516 25
9
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
d. Dependent Variable: Y
Uji Signifikansi Parameter Individual ( Uji Statistik t) Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis ParsialCoefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B
Std.
Error Beta t Sig.
(Constant) 369.
080
72. 842 1. 821 . 070
Rasio
kemandirian
26.
374
4. 086 . 871 8. 555 . 000
Rasio
efektifitas
-4.
305
4. 200 -. 205 -1. 792 -. 074
1
Rasio efisiensi -66.
742
5. 359 -. 268 -1. 049 -. 095
a. Dependent Variable: y
Berdasarkan hasil uji Statistik t menunjukkan bahwa dari 3 variabel
berpengaruh positif signifikan terhadap realisasi APBD, rasio efektifitas berpengaruh negatif signifikan terhadap realisasi APBD
dan rasio efisiensi berpengaruh negatif signifikan terhadap Realisasi APBD.
Tabel 4. 12
Hasil Uji Hipotesis Parsial Coefficientsa
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil uji Statistik t menunjukkan bahwa dari 3 variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi, rasio kemandirian berpengaruh positif signifikan terhadap realisasi DAK, rasio efektifitas berpengaruh negatif signifikan terhadap realisasi DAK dan rasio efisiensi berpengaruh negatif signifikan terhadap Realisasi DAK.
PEMBAHASAN
Hasil hipotesis –hipotesis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
2. Hipotesis kedua (H2) adalah rasio Efektifitas berpengaruh negatif terhadap realisasi APBD. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -1, 792 dengan tingkat signifikan -0, 074 (p < 0. 05 ). 3. Hipotesi ketiga (H3) adalah rasio
Efesiensi berpengaruh negatif terhadap realisasi APBD. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar
-1, 049 dengan tingkat
signifikansi -0, 095 ( p < 0. 05 ). 4. Hipotesis ke empat (H4) adalah
rasio kemandirian berpengaruh positif terhadap realisasi DAK. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 0, 5935 dengan tingkat signifikan 0, 000 ( p < 0. 05 ). 5. Hipotesis kelima (H5) adalah
rasio Efektifitas berpengaruh negatif terhadap realisasi DAK. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -4, 694 dengan tingkat signifikan -0, 18 (p < 0. 05). 6. Hipotesis keenam (H6) adalah
rasio Efesiensi berpengaruh negatif terhadap realisasi DAK.
Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -2, 835 dengan tingkat signifikan -0, 000 (p < 0. 05 ).
PENUTUP KESIMPULAN
Setelah dilakukan Penelitian dan analisis Data dalam Penelitian ini, Maka dapat ditarik beberapa Kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya: 1. Rasio Kemandirian berpengaruh
positif terhadap Anggaran
pendapatan dan Belanja daerah
Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasaman selama Tahun
Anggaran 2010-2014
2. Rasio Efektifitas berpengaruh
negatif terhadap Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasaman selama Tahun
Anggaran 2010-2014
3. Rasio Efisiensi berpengaruh
negatif terhadap Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasaman selama Tahun
4. Rasio Kemandirian berpengaruh positif terhadap DAK Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman selama Tahun Anggaran 2010-2014
5. Rasio Efektifitas berpengaruh negatif terhadap DAK Dinas
KesehatanKabupaten Pasaman
selama Tahun Anggaran 2010-2014
6. Rasio Efisiensi berpengaruh negatif terhadap DAK Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman selama Tahun Anggaran 2010-2014
Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil temuan dan
jawaban dari hasil pengujian
hipotesis yang diuraikan diatas dan dari beberapa penilaian pada masing-masing variabel penelitian, secara keseluruhan ditemukan bahwa unsur-unsur atau factor-faktor dari Realisasi APBD & DAK meliputi Rasio Kemandirian, Rasio Efektfitas dan Rasio Efisiensi memberikan arti
terhadap dukungan pengeluaran
reakisasi APBD dan DAK pada
daerah dalam mengelola dan
menjalankan pemerintahan Daerah
pada Dinas kesehatan Kabupaten Pasaman.
Hasil penelitian ini secara akademis dapat memperkaya dan
meningkatkan pemahaman ilmu
pengetahuan dan riset manajemen serta teori-teori yang mendukung riset tentang pengelolaan keuangan Publik atau Pemerintah Daerah khususnya Realisasi APBD dan
DAK dan faktor-faktor yang
mempengaruhi serta menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya.
Sedangkan bagi Pemerintah Daerah, dari hasil penelitian ini dapat direkomendasikan beberapa implikasi yang dapat dilaksanakan
oleh Pemerintah daerah dalam
pengelolaan Keuangan daerah
terutama dalam penganggaran dan mengoptimalkan realisasi APBD dan DAK antara lain:
1. Untuk meningkatkan kinerja keuangan Pemerintah Daerah,
khusus yang berhubungan
dengan Pendapatan asli daerah (PAD) , Pemerintah Kabupaten
Pasaman harus dapat
meningkatkatkan sumber-sumber
penerimaan PAD, melalui
dan perundang-undangan yang ada kepada masyarakat, perlu
memperbaiki system dan
prosedur-prosedur yang
berhubungan dengan pelaksanaan dan penerimaan PAD seperti pajak daerah dan memperbaiki
birokrasi-birokrasi yang
ditugaskan melaksanakan
pemungutan pajak serta
memberikan sosialisasi dan himbauan kepada masyararakat dan badan –badan usaha dan objek pajak yang lain agar
memiliki kesadaran dalam
membayar pajak. Disamping itu Pemerintah Daerah juga harus
lebih menata dan
mengklarifikasikan
sumber-sumber PAD lain seperti
pungutan pajak yang dipungut langsung oleh Pemerintah Pusat di daerah agar dapat menjadi bagian penerimaan pajak di daerah. Kemudian menghindari
kebocorankebocoran sumber
penerimaan serta menindak
oknum-oknum yang melakukan penggelapan dan kecurangan yang dapat merugikan atas kehilangan penerimaan daerah.
Sehingga dengan cara demikian
akan dapat memaksimalkan
penerimaan daerah yang
direalisasi dalam pelaksanaan Realisasi APBD dan DAK yang maksimal demi pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat
banyak.
2. Pemerintah daerah Dinas
Kesehatan Kabupaten Pasaman hatus dapat meningkatkan kinerja
keuangan dalam bentuk
pelayanan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan Realisasi APBD dan DAK. Pemerintah daerah juga harus
menyiapkan sumber daya
manusia yang berhubungan
dengan kemudahan dan
kelancaran dalam merealisasikan
penerimaan pendistribusian
barang dan jasa, dari sisi deregulasi berupa peraturan
system pelaksaaan maupun
berhubungan dengan sarana dan
Prasarana yang mendukung
pelaksanaan serta menyiapkan dan mengantisipasi hal-hal yang akan dapat menghambat atau
menghalangi pertumbuhan
3. Berhubungan dengan sisa lebih Pembiayaan anggaran (silpa) Pemerintahan daerah harus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia ( pegawai) baik dari segi kemampuan maupun professional kerja melalui peningkatan pendidikan dan
pelatihan secara berkala
berkelanjutan, sehingga
kemampuan pegawai dapat
merealisasikan anggaran belanja modal yang sudah direncanakan dengan baik melalui perencanaan program yang terjadwal dan terstruktur yang selalu dievaluasi
dan diawasi sehingga
keberhasilan pelaksanaannya dapat dikontrol. Sehubungan dengan dana pemerintah Pusat , Pemerintah daerah harus dapat merencanakan kegiatan atau program yang akan dilaksanakan sehingga pada saat dana turun tidak terjadi keterlambatan dalam
proses perencanaan dan
pelaksanaannya. Hal ini juga
akan dapat meminimalkan
terjadinya sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) yang juga
menggambarkan tingkat
efektifitas dan efisiensinya dalam
pelaksanaan anggaran
Pemerintah.
4. Implikasi untuk luas wilayah daerah, Penerimaan daerah Kabupaten Pasaman berupaya melakukan pembangunan secara merata untuk masing-masing
wilayah kerjanya, seperti
melakukan pembangunan dan pengembangan wilayah melalui
kegiatan dan program
pembukaan jalan baru, Prasarana kebutuhan public yang telah dianggarkan melalui belanja modal, melakukan kerjasama dengan pihak-pihak tertentu untuk meningkatkan arus modal dalam investasi-investasi di daerah
5. Dalam upaya peningkatan
daerah yang secara tidak langsung akan meningkatkan PAD.
Keterbatasan dan Saran
Berdasarkan hasil temuan ini, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan kelemahan serta keterbatasan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian ini, dengan demikian
hendaknya keterbatasan dan
kelemahan ini dapat menjadi
perhatian bagi peneliti-peneliti yang akan datang seperti:
1. Pengambilan Populasi dan
sampel penelitian pada wilayah
Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasaman masih belum dapat mengeneralisasi temuan ini secara baik, disamping itu masing-masing daerah memiliki tingkat PAD yang relatif tidak sama, dimana masing-masing
kabupaten dan kota belum
memiliki penerimaan dari unsure PAD yang seimbang atau sama, hal ini berdampak terhadap timbulnya masalah klasik yang ada pada model penelitian yang
secara langsung akan
mempengaruhi model
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Oleh karena itu untuk penelitian yang akan datang perlu
adanya penyesuaian atas
pemilihan daerah yang memiliki PAD relatif sama atau seimbang agar mengklarifikasi temuan penelitian secara baik
2. Populasi dan sampel yang
digunakan masih relatif kecil yaitu wilayah Dinas Kesehatan kabupaten pasaman sehingga data yang ada kurang dapat mewakili hasil penelitian ini
secara keseluruhan, untuk
penelitian yang akan datang perlu memperhitungakan peningkatan jumlah populasi dan sampel
3. Untuk mengukur kinerja
keuangan Pemerintah Daerah
dapat diganti dengan
menggunakan Rasio Derajat
Desentralisasi Fiskal, Rasio Indeks Kemampuan Rutin dan Rasio Keserasian
4. Untuk Dinas Kesehatan
Kabupaten Pasaman agar dapat meningkatkan Pendapatan asli daerah (PAD) dengan tujuan agar
daerahnya sendiri sehingga
mengurangi transfer dana
Alokasi Khusus dari pemerintah
Pusat sebagai wujud
Kemandirian daerah dalam
membiayai belanjanya.
Kemampuan untuk memenuhi belanja daerah membuktikan bahwa pemerintah daerah telah melakukan efisiensi terhadap
kinerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Pasaman itu sendiri.
5. Adapun terkait dengan masalah
interpretasi ekonomi dari
persamaan model yang
digunakan. Untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif sebaiknya jumlah data time series ditambah tidak hanya data 5 tahun. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat menambah jumlah sampel yang digunakan, namun hal ini juga tidak lepas dari permasalahan kemudahan data yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Mariam Abdul, Muzafar Shah Habibullah, W. N. W. Azman-Saini, & M.
Azali, 2000. The Causal Relationship between Tax Revenues and Government Spending in Malaysia . University Putra Malaysia, Working Paper.
Bastian 1. 2006. Akuntansi sektor PublikSuatu Pengantar. Erlangga, Jakarta Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Media Riset Akuntansi, Vol . 1. No. 2:109-124.
Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE. Yogyakarta
Davey, K. , 1989. Keuangan Pemerintah Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Detisa, D. , 2010. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era
Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Nanggroe Aceh Darussalam.
Devas N. , Brian B. , Anne B. Kenneth, D. dan Roy, K. 1989. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Penerjemah Masri Maris. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Doi, Takero. 1998. Is Japanese Local Finance Really Centralized? From Viewpointof The Revenue-Expenditure Nexus. University of Tokyo, Working Paper.
Elmi, B. , 2002. Keuangan Pemerintah Daerah Otonom di Indonesia. Jakarta:
UI- Press.
Fahmi, Irfan. 2011. Artikel ekonomi, http: // fahmi-ekonomi blogspot. com
Florida, A. , 2007. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Darah (PAD) terhadap Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Utara. Tesis. Akuntansi, Fakultas Ekonomi Sumatera Utara, Medan.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro, Semarang.
Gujarati. 2003. Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Prediksi Belanja Daerah.JAAI.Vol. 8 No. 2.
Halim, A. , 2011. Akuntansi Sektor Publik. Edisi 3. Penerbit Salemba Empat.